BAHAN GALIAN LOGAM MULIA Dalam ilmu kimia

BAHAN GALIAN LOGAM MULIA
Dalam

ilmu

kimia, logam

mulia adalah

logam

yang

tahan

terhadap korosi maupunoksidasi. Contoh logam mulia adalah emas, perak dan platina.
Umumnya logam-logam mulia memiliki harga yang tinggi, karena sifatnya yang langka
dan tahan korosi. Logam mulia sangat sukar bereaksi dengan asam. Sekalipun begitu,
sebagian logam mulia (misalnya emas) dapat dilarutkan dalam akua regia, yaitu
campuran pekat dari asam nitrat dan asam klorida. Semua logam mulia merupakan
anggota dari logam transisi.

Logam mulia biasa digunakan sebagai perhiasan dan mata uang (emas, perak), bahan
tahan karat (stainless) seperti lapisan perak, ataupun katalis (misalnya platina).

A. PERAK
Perak adalah
lambang Ag dan nomor

suatu unsur

kimia dalam tabel

atom 47. Lambangnya berasal

periodik yang
dari bahasa

memiliki

Latin Argentum.


Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki konduktivitas listrik dan
panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas. Logam
ini digunakan dalam koin, perhiasan, peralatan meja, dan fotografi. Perak termasuk logam
mulia seperti emas.
Perak termasuk logam mulia karena tidak mengalami proses korosif, namun
perak bisa mengalami proses oksidasi. Proses oksidasi pada perak mengakibatkan lapisan
kehitaman pada permukaan perak yang biasa disebut "tarnish". Namun proses oksidasi ini
tidak mengakibatkan kerusakan pada unsur tersebut, beda hal-nya dengan proses korosi
pada logam besi (Fe)
Sejarah
(Anglo-Saxon, Seolfor siolfur; Latin argentum). Perak telah dikenal sejak jaman
purba kala. Unsur ini disebut dalam Alkitab. Beberapa tempat buangan mineral di Asia
Minor dan di pulau-pulau di Laut Aegean mengindikasikan bahwa manusia telah belajar
memisahkan perak dari timah sejak 3000 SM.
Sumber-sumber
Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite (Ag2S) dan horn silver (AgCl).

Bijih-bijih timah, timbal-timah, tembaga, emas dan perunggu-nikel merupakan sumbersumber penting untuk menambang perak. Di dunia belahan barat Meksiko, Kanada, Peru
dan Amerika Serikat merupakan negara-negara penghasil perak.
Sifat-sifat

Perak murni memiliki warna putih yang terang. Unsur ini sedikit lebih keras dibanding
emas dan sangat lunak dan mudah dibentuk, terkalahkan hanya oleh emas dan mungkin
palladium. Perak murni memiliki konduktivitas kalor dan listrik yang sangat tinggi
diantara semua logam dan memiliki resistansi kontak yang sangat kecil. Elemen ini
sangat stabil di udara murni dan air, tetapi langsung ternoda ketika diekspos pada ozon,
hidrogen

sulfida

atau

udara

yang

mengandung

belerang.

Kegunaan

Perak sterling digunakan untuk perhiasan, perabotan perak, dsb. dimana penampakan
sangat penting. Campuran logam ini biasanya mengandung 92.5% perak, dengan sisanya
tembaga atau logam lainnya. Perak juga merupakan unsur penting dalam fotografi,
dimana sekitar 30% konsumsi industri perak digunakan untuk bidang ini. Perak juga
digunakan sebagai campuran logam pengganti gigi, solder, kotak listrik, dan baterai
perak-timah dan perak-cadmium. Cat perak digunakan untuk membuat sirkuit cetak.
Perak juga digunakan untuk produksi kaca dan dapat didepositkan sebagai lapisan pada
gelas atau logam lainnya dengan metodachemical deposition, electrode position atau
dengan cara penguapan. Ketika perak baru saja didepositkan, lapisan ini merupakan
reflektor cahaya paling baik. Tapi lapisan ini juga cepat rusak dan ternoda dan kehilangan
reflektivitasnya. Walau lapisan perak bagus untuk cahaya, ia sangat buruk untuk
memantulkan sinar ultraviolet. Silver fulminate, bahan peledak yang kuat, kadang-kadang
terbentuk saat pembentukan perak. Silver iodide digunakan untuk membuat hujan
buatan.Silver chloride memiliki sifat-sifat optikal yang unik karena bisa dibuat
transparan. Silver nitrate, atau lunar caustic, yang merupakan senyawa perak yang
penting banyak digunakan di bidang fotografi. Selama beratus-ratus tahun, perak telah
digunakan sebagai bentuk pembayaran dalam bentuk koin oleh banyak negara.
Belakangan ini sayangnya, konsumsi perak telah jauh melebihi produksi.
Penanganan
Walau unsur perak itu sendiri tidak beracun, banyak senyawa garamnya sangat


berbahaya. Exposisi pada perak (baik logam maupun senyawa-senyawanya yang dapat
larut) di udara jangan sampai melebihi 0.01 g/m 3 (berdasarkan 8 jam berat rata-rata,
selama 40 jam per minggu). Senyawa-senyawa perak dapat diserap dalam sistim sirkulasi
tubuh dan hasil reduksi perak dapat terdepositkan pada banyak jaringan tubuh. Sebuah
kondisi (argyria) dapat menimbulkan pigmen-pigmen abu-abu pada kulit tubuh dan
selaput-selaput mucous. Perak memiliki sifat-sifat yang dapat membunuh bakteri tanpa
membahayakan binatang-binatang besar.

B. EMAS (Au)

Tentu Kita semua sudah mengetahui apakah emas itu.
Yang paling umumemas biasanya dipakai oleh hampir
semua kaum wanita sebagai perhiasan, namun banyak
diantara

kita

tentu


belum

mengetahui

proses

terbentuknya emas. Disini kita akan belajar sedikit
tentang proses terjadinya emas.
Emas merupakan elemen yang dikenal sebagai logam mulia dan komoditas yang
sangat berharga sepanjang sejarah manusia. Elemen ini memiliki nomor atom 79 dan
nama kimia aurum atau Au. Emas termasuk golongan native element, dengan sedikit
kandungan perak, tembaga, atau besi. Warnanya kuning keemasan dengan kekerasan 2,53 skala Mohs. Bentuk kristal isometric octahedron atau dodecahedron. Specific gravity
15,5-19,3 pada emas murni. Makin besar kandungan perak, makin berwarna keputihputihan.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan
(placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan
plaser.Emas terdapat di alam dalam dua tipe deposit, pertama sebagai urat (vein) dalam
batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa. Lainnya yaitu endapan atau
placer deposit, dimana emas dari batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran sungai

dan terendapkan karena berat jenis yang tinggi. Emas native terbentuk karena adanya
kegiatan vulkanisma, bergerak berdasarkan adanya thermal atau adanya panas di dalam

bumi, tempat tembentukan emas primer, sedangkan sekudernya merupakan hasil
transportasi dari endapan primer umum disebut dengan emas endapan flaser, sedangkan
asosiasi emas atau emas bersamaan hadir dengan mineral silikat, perak, platina, pirit dan
lainnya
Kenampakan fisik bijih emas hampir mirip dengan pirit, markasit, dan kalkopirit
dilihat dari warnanya, namun dapat dibedakan dari sifatnya yang lunak, berat jenis tinggi,
dan ceratnya yang keemasan. Emas berasosiasi dengan kuarsa, pirit, arsenopirit,
dan perak.
Sifat fisik unsur ini sangat stabil, tidak korosif ataupun lapuk dan jarang
bersenyawa dengan unsur kimia lain. Konduktivitas elektrik dan termalnya sangat baik,
malleable sehingga dapat dibentuk dan juga bersifat ductile. Emas adalah logam yang
paling tinggi densitasnya.
Selain itu, emas sering ditemukan dalam penambangan bijih perak dan tembaga.
Penambangan emas dilakukan besar-besaran untuk memenuhi permintaan dunia,
diantaranya ditambang di Afsel, Autralia, USA, Meksiko, Brasil, Indonesia, dan negara
lainnya. Penggunaan utama emas adalah untuk bahan baku perhiasan dan benda-benda
seni. Selain itu, karena konduktif, emas penting dalam aplikasi elektronik. Kegunaan lain

ada di bidang fotografi, pigment, dan pengobatan
Proses Terbentuknya Emas
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa
Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang
lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan
zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak
terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu
logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu
sekitar 1000 derajat celcius.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya
berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan
kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya
berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya
kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral
pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral

pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan
senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum
sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.

Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan
(placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu:
74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yang bebas (free native gold).
Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan,
maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam
dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan
dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap
tertinggal di dalam retort sebagai logam.
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses
pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi
adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering
digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.
Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:

4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Au(CN)2- + 4OH
-4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OHPada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan
pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation). Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
2 Zn + 2 NaAu(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Au + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 +

H2
2 Zn + 2 NaAg(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Ag + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 +
H2

Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang
mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan akan
mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini mendasarkan deret
Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logamlogam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam
yang berada disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam
yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag,
tetapi Cu maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih
baik menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan
menggunakan serbuk Zn ini disebut “Proses Merill Crowe”
sifat fisika dan kimia emas(Au)
Emas adalah logam mulia. Dalam tabel periodik berada di golongan 11, periode 6
dan masuk blok 6 (blok logam). Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah
ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs). Mineral bawaan tersebut
umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam.

Sifat Fisika Emas

Fase : Padat
Massa jenis: (sekitar suhu kamar)19.3 g/cm³
Massa jenis: cair pada titik lebur 17.31 g/cm³
Titik lebur : 1337.33 K (1064.18 °C, 1947.52 °F)
Titik didih : 3129 K (2856 °C, 5173 °F)

Kalor peleburan : 12.55 kJ/mol
Kalor penguapan : 324 kJ/mol
Kapasitas kalor : (25 °C) 25.418 J/(mol·K)
Sifat Kimia Emas
Emas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg (air raksa). Emas
merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan sedikit chalcophile (suka akan
belerang). Karena sifatnya ini maka emas banyak berikatan dengan mineral-mineral besi
atau stabil pada penyangga besi (magnetit/hematit)
Kadar Emas
Kadar emas dinyatakan dalam karat. Istilah karat berasal dari bahasa Yunani
“keration”, suatu buah yang bernama Carob. Benih Carob ini digunakan untuk ketepatan
penimbangan batu permata, dengan anggapan bahwa biji Carob memiliki berat yang
seragam. Sistem karat modern untuk kemurnian emas, emas murni adalah 24 karat atau
24k, 18k adalah 75% murni dan 12k Emas adalah 50% murni. Sistem ini secara bertahap
memberi jalan ke sistem kemurnian seperseribu (millesimal), yaitu kemurnian emas
dalam seribu bagian paduan (alloy). Jadi dengan sistem ini emas 22k ditandai sebagai
91,6% emas, atau 916 bagian emas per seribu paduan (alloy). Lebih sederhana dan bukan
metode yang membingungkan.
C. PLATINA
Platina adalah

suatu unsur

kimia dalam tabel

periodik yang

memiliki

lambang Pt dan nomor atom 78. Sebuah logam transisi yang berat, "malleable", "ductile",
berharga, berwarna putih-keabuan. Platinum tahan karat dan terdapa dalam beberapa
bijih nikel dan tembaga. Platina digunakan dalamperhiasan, peralatan laboratorium, gigi,
dan peralatan kontrol emisi mobil.
Platina atau platinum merupakan unsur berwarna putih – abu-abu. Biasanya
berasosiasi dengan mineral lain emas, tembaga, nikel dan besi. Kebanyakan mengandung
logam berat langka seperti iridium, osmium, rhodium dan palladium.

D. AIR RAKSA

Air Raksa (Hg)
Sifat-sifat Umum
Air raksa (mercury) adalah sejenis logam berbentuk cair dalam kondisi alam normal,
berwarna abu-abu berkilap logam. Berat

jenisnya

13,6,

pemuaian akibat kenaikan temperatur stabil. Mineral komersial air raksa antara
lain cinabar (HgS), kolomel (HgCl), sedikit sebagai logam air raksa (native mercury,
Hg).
Cara Terdapatnya
Hampir semua bijih air raksa terjadi dari larutan hidrothermal suhu rendah sebagai
aktivitas pengisi lobang batu (cavity filling) dan alih tempat
replacement). Bijih

placer (sekunder) terjadi karena pengendapan kembali dari

proses lapukan / erosi / rework) .