BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

Lakon

BAH
Putu Wijaya.

SATU
SUARA TANGIS BERSAMA YANG ANEH, MERAYAP DALAM TAK HENTI HENTINYA.
DUA ORANG HANSIP MUNCUL TERGOPOHGOPOH BONCENGAN SEPEDA.MENU
BRUK TEMBOK.KEDUANYA JATUH.BERDIRI LAGI GESIT DI SATU SISI PANG GUNG
MEMBIARKAN KENDARAANNYA TERCECER.LALU GANTIAN MEMBERIKAN
LAPORAN DENGAN NAFAS TERSENGAL SENGAL APA YANG SUDAH MEREKA
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

ALAMI
DI
LAPANGAN.LENGKAP,JELAS,SETUNTAS
PENGAMATAN MEREKA.


MUNGKIN

MENURUT

HANSIP
Pagi pagi buta baru saja kami selesai putaran ronda yang terakhir,masuk laporan dari seorang
penduduk desa yang terpencil di pinggiran situ.
HANSIP
Kata mereka,ada yang ganjil terjadi di situ.
HANSIP
Sebagai seorang petugas yang baik dan bertanggung jawab atas keselamatan
lingkungan,sebagaimana yang diwejangkan oleh Bapak lurah kita,kami cepat cepat beraksi.Tak
peduli mengantuk atau capai,karena itu memang sudah menjadi tugas dan kewajiban kami.
HANSIP
Konon penduduk desa yang sedang menggali lubang untuk mengubur warganya yang
mati,kaget,karena ada yang aneh dari dalam tanah. Lubang itu ternyata ada apaapanya
begitu.Aneh memang. Kami juga geleng geleng kepala.Masak ? Di zaman modern ini begitu?
HANSIP
Otomatis mereka menghentikan penggaliannya dan

sebagai warga yang baik,sesuai dengan wejangan Pak lurah,mereka tidak bertindak sendiri,tapi
melapor kan kepada kami.
( tertawa )
Ini bukti bahwa masyarakat sudah mulai bisa menghargai apa yang sepantesnya dihargai.Tidak
seperti duludulu waktu kita para petugas malah dikasih pantat.Ya kan ?!
HANSIP
Cepat saja kami terbang ke situ dengan sepeda.Mereka semua sudah berkumpul di dekat lubang
itu dengan seribu satu pertanyaan. Maklum orang desa.Apa apa mesti takut duluan.
HANSIP
Begitu sampai kami langsung saja mengusut.
HANSIP
Cepat nanti terlambat ! Pisau sama pentungnya mana cepat ambil ! Kata saya pada Semprul yang
suka malas malasan ini.Cepat !
SUARA TANGIS MAKIN JELAS.KEDUA
SEPEDANYA,TAPI BAN SEPEDA KEMPES.
HANSIP
Sial,kempes.Mana pompanya ? Kata saya waktu
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

HANSIP


BERGEGAS

MENDEKATI

melihat ban sepeda berkerenyut.Mana

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

pompanya ?
HANSIP
( menarik pompa dari dalam bajunya )
Inilah susahnya.Kita mau kerja keras,tapi sarana tak
gombal.Payah ! Mohon dicatat ini !

ada.Sarana ada, orangnya yang

MEREKA MEMOMPA BAN SEPEDANYA.PANGGUNG TERANG PENDUDUK DESA
TELAH BERKUMPUL DI SEKITAR LUBANG.KEDUA HANSIP MENAIKI SEPEDANYA
DAN MELUNCUR KE ARAH ORANGORANG ITU. LALU MELONCAT TURUN,

SETENGAH MAIN TUBRUK.SUARA TANGIS BERTAMBAHJELAS.
HANSIP
Mana,mana ?
ORANG ORANG MINGGIR MEMBERI JALAN.
SESEORANG
Waduh kok beginian lagi yang datang !
HANSIP
Mana ?
BEBERAPA ORANG MENUNJUK KE DALAM LUBANG YANG SUDAH DITUTUP
DENGAN TERPAL.SUARA TANGIS MAKIN JELAS.
HANSIP
Apa itu ?
SUARA TANGIS MENGERAS LALU HILANG.
SESEORANG
Ya itu dia.
HANSIP
Siap Min.

( kepada rekannya )


HANSIP
Jangan ceroboh,lihat saja dulu.
HANSIP
Ular bukan ?
SESEORANG
Bukan.
HANSIP
Bagaimana tadi mula mulanya ? Pentungnya bawa Min,jangan ditinggal di sepeda.
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP
O ya
BELARI MELEPAS PENTUNG DARI SEPEDA.
HANSIP
Siapa tadi yang pertama kali melihat ?
SESEORANG
Saya.
( gemetar )

Saya...
HANSIP
Lihat apa ?
SESEORANG
Saya,saya lihat..
( tak bisa melanjutan )
HANSIP
Lihat apa ?
( orang itu tambah gemetar )
HANSIP
Siapa lagi yang lihat ?
SESEORANG
Ini !
( menarik kawannya )
Kamu kok diam saja !
HANSIP
Coba ceritakan. Tenang Min.Siap saja,pisaunya.
HANSIP
Jangan ceroboh.
HANSIP

Bagaimana ?
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

SESEORANG
Hhhhhh,begitu.

( mendengusdengus dengan seram )

HANSIP
Apa itu ? Siap Min.
SESEORANG
Suaranya.
HANSIP
Suara apa ?
SESEORANG
Keluar dari situ.
SESEORANG
Waktu kami separuh gali kemaren suara itu sudah kedengaran,tapi kita tidak pedulikan.Tadi baru

mau mulai lagi,kedengaran lagi hhhhhhh begitu.
HANSIP
Suara apa ya ?
HANSIP
Hhhhhhhh begitu ?
SESEORANG
Ya.
HANSIP
Suara apa ya ?
HANSIP
Ada yang melihat,apa begitu ?
SESEORANG
Tidak.
( pada temannya )
Ada yang melihat apa apa ?
SESEORANG
Tidak.Kami hanya mendengar saja.
HANSIP
Tapi mestinya kalau dengar suara begitu terus dilihat apa begitu.Jadi ketahuan apa begitu.
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya


BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

( kepada kawannya )
Ya kan ?! Siap Min.Kayaknya bahaya.
HANSIP
Mestinya bawa pentung yang besaran tadi.
HANSIP
Ah ? Masak tidak ada yang lihat ?
SESEORANG
Maaf saja,kami lupa melihat.
HANSIP
Ya mestinya dilihat.Lain kali kalau ada apaapa, jangankan suara hhhhh begitu,misal lihat semut
yang kira kira nggak umum,misalnya kepalanya dua, terus diperiksa dulu,jadi tidak bingung. Ya
kan?
SESEORANG
Sebetulnya kami ingin lihatjuga,tapi takut.
HANSIP
Lho,lho jangan cepat takut.Lihat dulu,baru takut Jangan seperti zaman penjajahan,apa apa takut,ya
akhirnya kalah terus.Salah itu !

SESEORANG
Kami tidak takut,soalnya jangan sampai nanti terlanjur salah.
HANSIP
Kalau memang benar,tidak akan salah.Berani karena benar,lho,ya kan ?! Jangan takut !
HANSIP
Takut itu yang meyebabkan kita salah.
SESEORANG
Maaf saja Pak.Maklum.
HANSIP
Jadi lain kali,harus diperiksa yang cermat begitu. Ya kan Min.Kami juga minta maaf, habis
sepedanya !
HANSIP
Dulu juga pernah ada laporan seperti ini.Bantuan dikerahkan,tapi nyatanya tidak ada
apa.Sialan.
HANSIP
Akhirnya kita yang malu sendiri kepada bapakbapak di kantor.Tapi tak apa,tenang saja !
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

apa


BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP
Janganjangan ini juga begitu,takut saya.
HANSIP
O,pasti tidak.Ayo kita lihat sekarang.
SESEORANG
Silakan Pak.
SESEORANG
Itu dari sana itu
( menunjuk ke lubang ).
Hhhhhhh begitu,menakutkan sekali seperti
HANSIP
Seperti apa ?
HANSIP
O mungkin,
( berpikir )
ah masak ah,tidak mungkin.
HANSIP
Mungkin saja. Tapi seperti apa ?
HANSIP
Enggak ah,tak mungkin.Ini hhhhhh begitu kan ?!
SESEORANG
Betul.Hhhhhhhh !
( kepada kawannya )
Ya kan ?!
SESEORANG
Seperti orang menangis.
HANSIP
Apa ? Menangis ? Kenapa menangis ? Bukan hhhhhh begitu ?
SESEORANG
Entah telinga saya yang salah,tapi saya mendengar seperti orang menangis tersedu sedu.
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

Huuuuuu....begitu.
HANSIP
Wah ini lain lagi. Tadi hhhh sekarang ngggggg,yang betul mana ini ?
( tertawa )
Lain lain kan !
HANSIP
Kamu kok ketawa.
HANSIP
Habis lainlain ceritanya.Siapa yang mendengar lagi di sini ? Jangan lainlain !
SESEORANG
Saya tidak mendengar betul,tapi rasanya memang seperti orang menangis.Nggggg begitu.
( kepada kawannya )
Ya kan ? Ngggg
( agak lain )
begitu ?
( berpikir )
Atau nggggggg ?
( lain lagi )
SESEORANG
Ya. Nggggggg
( lain )
begitu,Pak.
HANSIP
Ah
( tersenyum )
masak,kok lainlain ?
SESEORANG
Betul Pak,sumpah mati.Dari situ.
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

MENUNJUK KELUBANG DAN SAJEN DEKAT LUBANG
HANSIP
Dari yang ada kain terpal itu ? Lho ada sajen ?
SESEORANG
Tadinya tidak ada kain terpalnya,itu kami yang taruh di situ untuk pengaman.
HANSIP
Pengaman ? Sajensajen itu apa ?
SESEORANG
Itu sarat.Untuk penawar.Ya kan ?
ORANG TUA
Itu begini,dik,sekedar jaga jaga kalau kalau siapa tahu ada kiriam santet dari situ.Sedia
payung sebelum hujan.Blekmejik kata orangzaman sekarang.
HANSIP
Apa ?
ORANG TUA
Santet.
HANSIP
Santet ? Hhhhhhh santet apa !
HANSIP
Hati hati Min,jangan ceroboh.
HANSIP ( mendekat dan berbisik )
Blac magic ? Siapa yang masang ?
ORANG TUA
Ya pasti ada orangnya.
SESEORANG
Desa sebelah itu memang sirik pada kami,Pak. Soalnya di sini air melimpah terus.Di situ belum
apa apa sudah kering.Padinya gagal terus !
SESEORANG
Jangan mengadu domba !
HANSIP
Apa di sekitar ini sering ada kancil ?
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

SESEORANG
Kancil ? Untuk apa,Pak ?
HANSIP
Ada tidak ?
HANSIP
Kamu kok mau cari kancil,untuk apa ?
HANSIP
Ya barangkali ada,begitu.Ada ?
SESEORANG
Suka ada Pak.Dulu kan panen ketimun gagal gara gara dimakan kancil.
HANSIP
Mungkin ini kancil kalau begitu.Ambil pacul satu,Min.
SESEORANG
Bagaimana Pak ?
HANSIP
Barangkali di situ
( menunjuk kain terpal )
kancil masuk lubang,kalau malam kan kedengarannya seperti orang nangis. Nyatekancilkita
malam ini.
HANSIP
Ah jangan guyonan,Min.
SESEORANG
Masak kancil.Kedengaran menangis,jelas ngggggggg begitu.Kalau kata kancil kan kami sendiri
yang sudah bereskan.
HANSIP
Iya kamu ini kok ? Kancil !
( menarik )
Kamu habis minum ya tadi ?!
( menciumcium )
Nggak itu !
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP ( tertawa )
Guyon ! Maksudnya supaya jangan terlalu tegang.Jangan terlalu ngotot kalau menghadapi
massa.Coba anak anak dan wanita wanita mundur dulu.Yang tuatua juga.
HANSIP
Yang mudamuda ke mari,siapsiap di sini.Bawa paculnya.
HANSIP
Itu yang tua,sini dekatdekat di sini.
ORANG TUA
Saya dari situ saja.
MENJAUH
HANSIP
Bapak di sini !
SESEORANG
Cucu saya sudah lima,biar yang mudamuda saja.
HANSIP
Yang pertama kali mendengar siapa tadi ?
SESEORANG
Sedang semaput Pak.Lagi diurut sekarang.
HANSIP
Yang tadi dengar hhhhhh itu mana ?
SESEORANG
Saya.
HANSIP
Sini !
SESEORANG
Tidak usah Pak.Yang lain saja
HANSIP
Yang lain bagaimana,wong sampeyan yang dengar sendiri begitu.Ini kita mau buktikan sekarang
supaya jangan terusterusan takut. Sini.
SESEORANG
Tidak Pak,yang lain saja.Saya rela.
HANSIP
Tidak bisa dong situ yangdengar,kok orang lain.
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP
Begini ya.Ini kita sekarang mau membuktikan yang katanya ada bunyi hhhh di sana.Benar tidak.
Kalau benar,bunyi apa itu? Kalau tidak,jadi tidak usah takut.Supaya jangan tuman baru dengar
bunyi
begitu saja sudah takut,padahal cuma kancil.Ayo !
ORANG ITU MUNDUR.
SESEORANG
Tidak usah Pak.
HANSIP
Jangan dipaksa.
HANSIP
Ya sudah.Kita lihat saja sekarang samasama apa ini.Masak ada bunyi hhh,ya kalau bukan ular
mungkin binatang lain.Apa beruang ? Babi hutan begitu. Atau
HANSIP
Kancil
HANSIP
( diam )
Jangan guyonan ! Atau anak raksasa.
ORANG ORANG TERTAWA.
HANSIP
Ya namanya hutan,isinya macammacam.
ORANG TUA
Dengar ! Dengar, kedengarannya nangis lagi !
ORANG ORANG MUNDUR.
HANSIP
Apa ?
HANSIP
Jangan ceroboh.
ORANG TUA
Menangis lagi sekarang.Itu,itu jelas, jelas sekali.Seperti
HANSIP
Seperti apa ?
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

ORANG TUA
Sudah berhenti lagi.Hanya sebentarsebentar kok.
HANSIP
Apa ya ? Coba lihat.
( mendekati lubang )
HANSIP
Tunggu ! Yang bawa pacul siapsiap ! Sini.
ORANG ORANG MUNDUR.
HANSIP ( tertawa )
Lho kok malah mundur ? Ngak apaapa kok.
( maju )
Kancil saja,takut !
SESEORANG MELEMPAR BATU KE LUBANG.SEMUA TERSENTAK MUNDUR.
HANSIP
Awas !
TIARAP
HANSIP
Pacul,pacul !
ORANG TUA
Jangan dilempar,jangan dilempar ! Ini yang melempar,Pak.
SESEORANG
Bukan ! Dia !
HANSIP
( tak paham )
Bahaya juga ini.
HANSIP
( tertawa setelah paham )
Jangan bikin kaget.
( mengeluarkan pisaunya ).
Jangan lempar lagi ya !
SESEORANG
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

Dia Pak,bukan saya.
MENUNJUK ANAK KECIL,ANAK ITU LANGSUNG MENANGIS
HANSIP ( tertawa )
Nggak apa apa,nggak apaapa.Kalau kita guyonan kita tidak akan tegang. Kalau kita tidak
tegang,kita akan menghadapi segalasesuatu dengan tenang,anak raksasa sekali pun,pasti menang
HANSIP
Kresekk tadi itu bukan karena dilempar tapi
HANSIP
Tenang !
HANSIP
Tapi di situ seperti ada tangan
HANSIP ( tertawa )
tenang !
( tibatiba diam )
Apa
HANSIP
Ada tangan di situ keluar
MENJULUR KAN TANGANNYA MENGGAPAIGAPAI. ORANG OANG MUNDUR.
HANSIP
Tangan apa ?
HANSIP
Begini.
MENGGERAKGERAKKAN JARI TANGANNYA
HANSIP
Di situ ?
HANSIP
Ya.
HANSIP
Ah masak ?
MEMASUKKAN LAGI PISAUNYA
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

ORANG TUA
Ada apa ?

( maju )

HANSIP
Ada tangan
HANSIP
Sttt ! Tidak ada apaapa.
ORANG TUA
Ada tangan di situ ?
HANSIP
Ya.
ORANG TUA
Betul kan ?!

( Kepada Semua Orang )

( Orang Orang Mendekat )
Tangan begini begini ?
KEPADA HANSIP MENGGERAK GERAKKAN TANGANNYA SEPERTI MEREMAS
HANSIP ( memperbaiki sedikit gerakan itu )
Bukan. Begini lho.
ORANG TUA
Betul kan ! Tangan kok.
SESEORANG
Memang.Saya juga lihat kemaren.Tangan begini.
MENGEPALKAN TANGANNYA
ORANG TUA
Bukan begitu.Begini.
( Menggerakkan Tangannya )
Ya kan,Pak ?
HANSIP ( Berpikir )
Begini
( Menggerakkan Tangan )
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

atau begini ya
( Mengepalkan Tangan )
tadi ?
HANSIP
Tapi tangan siapa ?
SESEORANG
Dulu
(Berpikir ),
dulu
HANSIP
Dulu kenapa ?
HANSIP
Dulu ada yang terbunuh di sini ? Waktu zaman revolusi ?
SESEORANG
Desa di sebelah itu memang banyak akalnya, Pak. Ini pasti gerpol mereka.
SESEORANG MEMBANTAH
SESEORANG
Jangan mengadu domba !
HANSIP
Kalau memang betul,itu bukan adu domba. Betul ? Betul desa sebelah itu memang sirik ?
SESEORANG
Itu fitnah ! Bapak jangan terlalu cepat percaya ! Sebetulnya ini begini sebetulnya.Sebetulnya ini
begini.
( BERBISIK )
HANSIP ( Kepada Kawannya )
Ya kan.
( Tertawa )
Apa aku bilang tadi,inggat nggak.
( Kepada Semua )
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

Saya sejak dapat laporan,lalu waktu naik sepeda kemari memang sudah merasa,ini pasti ada
apaapanya. Sesuatu begitu.Bener kan ? Apa ?
SESEORANG ( Menarik Hansip Agak Jauh Sambil BerbisikBisik )
Begitu.Jadi jangan percaya saja mulut mereka
HANSIP
Ckckck ! Waduh,waduh,berat ini.
HANSIP
Berat ya ?
HANSIP
Bawa rokok ?
HANSIP
Untuk apa ?
TAPI MENGULURKAN
HANSIP
Pusing kalau begini
( lantas menyalakan rokok )
Berat juga. Ini politik.
HANSIP
Bagaimana bagaimana sebetulnya,coba terusterang saja !
SESEORANG
Sebetulnya kami
TAK
JADI
MELANJUTKAN
KARENA
SESEORANG
DATANG
DAN
MERENGUTKANTOPINYA
SEHINGGA MUKANYA YANG TADI TERTUTUP
KELIHATAN.
SEMUA ORANG TERPEKIK MARAH.MEREKA MAU MENYERBU CEPAT DITAHAN
OLEH ORANG TUA.
ORANG TUA
Jangan,sabar,sabar !
SESEORANG
Lihat dia lagi !
SESEORANG
Bunuh sekalian supaya jangan ngaco lagi !
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

SESEORANG
Ayo bunuh kalau berani.
ORANG ORANG MAJU TAPI KEMUDIAN MEREKA MUNDUR KARENA DARI SANA
MUNCUL SEJUMLAH ORANG DARI DESA LAIN MEMBAWA SENJATA SENJATA TA
JAM.SEMUANYA TERPAKSA MUNDUR LAGI.
ORANG TUA
Sabar,sabar,jangan berkelahi.
( Kepada Hansip )
Ini bagaimana,Pak ? Jangan sampai ada pertumpahan darah.
SESEORANG
Kami selalu difitnah ! Kalau memang perlu bunuhbunuhan,sekarang saja !
SESEORANG
Jangan percaya Pak ! Bapak tahu siapa dia ini ?
SESEORANG
Dia orang kampung sebelah.
SESEORANG
Kamu jangan ikut campur di sini !
SESEORANG
Lho bagaimana tidak ikut campur kalau kami difitnah ! Tanah kuburan ini juga tanah kami, bukan
cuma milik kamu !
SESEORANG
Kalau memang orang yang akan dikubur di sini terlalu banyak dosanya,sampai tanah menolak dia
dikubur di sini,kami juga tidak setuju ! Ini bisa bikin sial nanti !
SESEORANG
Orang itu tidak boleh dikubur di sini !
HANSIP ( Menghembuskan Asap Rokok )
Berat kalau begini, ya kan,ini blekmejik dan politik,separoseparo.
SESEORANG
Sumpah Pak ini,ini
( Kepada Orang Tua )
bagaimana?
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

ORANG TUA
Ya jelaskan saja.
SESEORANG
Di situ itu Pak.
( Menunjuk Ke Lubang )
Di situ di dalam lubang yang digali itu
ORANGORANG SEMUANYA MUNDUR.
HANSIP ( Ikut Mundur )
Kenapa mundur ?
SESEORANG
Sebelum digali kemaren saya sudah mimpi malamnya ada orang menangis minta tolong bilang
jangan, jangan,begitu ! Ngeri sekali Pak.
HANSIP
Maksudnya jangan digali ?
ORANG TUA ( Ngomong Dalam Bahasa Daerah Kepada Orang Itu )
SESEORANG ( Menjawab )
HANSIP ( Kepada Kawannya )
Jadi sudah ada seperti wangsit tapi terus digali saja makanya muncul tangan seperti tadi.Ini sudah
black magic bukan urusan pentung atau pisau.Ada dokternya sendiri. Kita pulang saja.
ORANG ORANG ITU RAMAI NGOMONG DALAM BAHASA DAERAH.LAMALAMA
SEPERTI ADA PERTENGKARAN.
HANSIP
Sebentar.Sekarang begini saja. Coba duduk dulu semua biar tertib.Tenang,tenang ! Suruh mereka
Tenang Min !
HANSIP
Bagaimana mereka tenang,kita saja tidak tenang. Tenangggggg !
ORANG ORANG TAMBAH RAMAI BICARA MALAH ADA YANG SEPERTI MAU
BERANTEM.
HANSIP
Jangan gontokgontokan !
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP
Makanya aku bilang berat tadi,begini ini !
( Meniup Sempritan Keras Sehingga OrangOrang Berhenti Ribut Lalu Memberi Perintah )
Jangan gontok gontokan ,ini semua bisa ditangkap satu desa kalau bikin kerusuhan.Mau
ditangkap ?!
(Dalam Bahasa Daerah )
SEMUA TERTIB.
HANSIP
Ayo duduk !
SEMUA DUDUK.TERNYATA ADA DUA KELOMPOK.
HANSIP
Siap Min,kalau ada apa apa lari cepat.Ini namanya massa lagi panik.Pakai taktik waktu kita
gerilya !
HANSIP
Jangan ceroboh.
HANSIP
Sekarang begini.Kita usut dari awal dulu. Bener nggak ?
( Berbisik )
Lebih baik kamu berdiri dekat sepeda,kalau ada apaapa,cepat.
( Hansip Yang Satu Begerak Hendak Ke Sepeda )
Jangan kelihatan takut.Pelan pelan.Ya begitu.
( Menoleh Kepada OrangOrang Itu )
Jadi sebetulnya ini tanah siapa ?
SESEORANG
Tanah kuburan kami,Pak.
SESEORANG
Ini tanah kami !
SESEORANG
Siapa yang berani merebut tanah kami, berarti mau mati !
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

SESEORANG
Itu tanah kami ! Langkahi dulu mayat kami,baru bisa menanam bangkai di sini !
SESEORANG
Kami tidak takut mati !
SESEORANG
Ayo buktikan sekarang ,jangan ngomong saja !
SEMUA BERDIRI.HANSIP MENIUP SEMPRITAN.HANSIP YANG LAIN SUDAH MEME
GANG SEPEDANYA.
HANSIP
Tenang ! Tenang !
DIA SENDIRI GUGUP
ORANG TUA
Sudahsudah jangan berkelahi lagi.Ini ada Pak Hansip,malu kita !
SESEORANG
Kami hanya minta kepatutan,kami tidak suka berkelahi sebetulnya.
SESEORANG
Biar,kalau satusatunya jalan mencari kepatutan dengan berkelahi,kami berani !
SESEORANG
Kami juga berani kalau ditantang !
SESEORANG
Ayo buktikan !
SEMUA BERDIRI LAGI.HANSIP MENIUP SEMPRITAN DAN ORANG TUA BERDIRI DI
TENGAH.HANSIP YANG SATU SUDAH NAIK KE SEPEDANYA SIAP UNTUK NGACIR.
ORANG TUA
Jangan-jangan,malu kita dilihat begini !
HANSIP
Bukan malu lagi,ini mainmain api !
SESEORANG
Daripada malu lebih baik mati !
SESEORANG
Kalau mau cari mati,ayo sudah sekarang ini!
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

SEMUANYA BERDIRI SEPERTI HENDAK BERKELAHI.HANSIP YANG SATU MENGA
YUH SEPEDANYA,TAPI MENUBRUK SESUATU DAN JATUH.
ORANG TUA
Sudah,jangan gontok-gontokan,kita kan masih bertetangga.
SESEORANG
Jangan mentangmentang kami tidak air, langsung dibilang kami sirik.Kamimemang tidak
punya air tapi kami punya harga diri,kami tidak sirik.
SESEORANG
Kami tidak bisa nanam padi,tapi kami bisa makan ketela.Mengapa mesti sirik.Kamu yang
sirik.Kamu kira karena tidak punya padi kami mati.nyatanya pintu gerbang desa kami lebih hebat
dari pintu gerbang kalian.Dan Hansip kami naik motor bukan naik sepeda.Kamu yang sirik,bukan
kami.
SESEORANG
Mereka yang sirik Pak.Biar tidak punya air tapi pemudapemuda kami sudah banyak jadi mahasis
wa sekarang.Mereka apa ? Semua tani dari dulu sampai sekarang.Ya tidak ?! Ngaku saja !
SESEORANG
Kami tidak akan menjawab.Karena kalau kami menjawab mereka akan senang. Tidak jangan,buat
apa kita menyenang nyenangkan hati tukang santet !
SESEORANG
Kami bukan tukang santet !
SESEORANG
Kalau tidak mengapa ada suara orang menangis dari lubang kuburan itu. Mengapa ada tangan
begitu begitu ?
SALAH MENIRUKAN
ORANG TUA
Hee ! Begitu !
( MEMBERIKAN CONTOH GERAKAN TANGAN YANG BETUL )
SESEORANG
Ya ! Mengapa ? Kalau tidak sirik !
SESEORANG
Kami tidak tahu.Barangkali yang mati di situ dosanya banyak,jadi tanah menolak dia dikubur di
sini.Siapa yang mati,coba !
HANSIP
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

Siapa ?
SESEORANG
Itu kan,bromocorah yang kami usir dari desa kami di sini malah dilindungi.Di sini dia menghasut
bi
kin bendungan sampai kami kami tidak dapat air lagi.Karena dia mau balas dendam.Bromocorah
begitu jangan dikubur di sini !
SESEORANG
Lihat,dia memang mau menghalangi kita.
( Kepada Hansip )
Lihat tidak, Pak ? Laporkan semua ini !
HANSIP
Min sini Min,bantu sini !
HANSIP
Tadi katanya
HANSIP
Sini kamu,kok malah pegang sepeda,tidak akan hilang
( Kepada Orang Tua )
Kita ini bingung. Ini mereka siapa ?
HANSIP
Tadi akurakur saja,kok tiba tiba gontok gontokan
ORANG TUA
Sebelah di situ orang orang dari desa itu di sebelah yang tidak punya air.Ini kami semua. Kami
disan
HANSIP
Sengketa ini sudah lama ?
ORANG TUA
Sudah.
SESEORANG
Setiap ada kesempatan mereka pasti mengganggu. Masak ada suara dari dalam lubang,ada tangan
keluar kalau mereka tidak pakai santet.Maksudnya supaya kita kacau . Dasar !
HANSIP
Maaf ya,sekarang saya ini bingung.Benar tidak ini ada suara dari lubang itu ? Ya benar tadi juga
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

mesudah dijawab.Dan ada tangan.Kamu yang lihat kan?
SAMBIL MENOLEH KAWANNYA
HANSIP
Bagaimana ya,tadi mungkin agak bingung begitu jadi
HANSIP
Tangan ! Jangan diubah ubah lagi.Itu kan ? Sekarang ternyata ada dua soal. Kalian sudah
gontokgontoan begitu.Ini membahayakan keamanan ! Catat Min ! Semuanya akan kami laporkan
SESEORANG
Laporkan saja,biar pembagian air adil !
SESEORANG
Boleh laporkan,kami sudah tidak sabar !
SESEORANG
Dasar kampungan !
SESEORANG
Kamu sirik !
ORANG TUA
Dengar ! Dengar,itu kedengaran lagi !
SUARA ORANG MENANGIS.SEMUANYA MUNDUR.
HANSIP
Apa ?
ORANG TUA
Ada yang menangis lagi.Dari situ !
( Menunjuk Ke Lubang )
Keras sekali !
HANSIP
( kepada kawannya )
Kau dengar ?
HANSIP
O ya jelas !
( berbisik )
Aku tidak dengar apa apa.Kau ?
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP
Nggak juga.
( mengeraskan suara )
Di situ ya ?
ORANG TUA
Betul.
HANSIP
Orang menangis ?
ORANG TUA
Ya,menangis.
HANSIP
( kepada kawannya )
Ada yang menangis lagi di situ.Dengar ?
HANSIP
Siapa yang menangis ?
HANSIP
Tidak perlu siapa,tapi ada.Dengar tidak ?
HANSIP
Tidak.
HANSIP
Aku juga tidak.Ini semua orang gila.
KEDENGARAN LAGI SUARA TANGIS ITU.ORANG TUA MENDEKATI LUBANG.
ORANG TUA
Siapa itu,siapa itu yang menangis ? Kenapa kamu menangis ? Kamu mau apa ?
SESEORANG
Bohong ! Tidak ada orang menangis,aku tidak dengar apa apa.Ini fitnah !
MAU MENDEKATI LUBANG
SESEORANG
Jangan dekat dekat !
SESEORANG
Kalau mau mati boleh maju !
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

SESEORANG
( masih mau maju tapi temannya memegang sehingga ia mengurungkan
niatnya ) Kalau kurang pendidikan memang jadi begini.Masak lubang bisa menangis.
SESEORANG
Sudah,sudah,kita pulang saja !
SESEORANG
Ayo pulang sana,jangan rusuh di sini.
ORANG TUA
Jangan ! Jangan nangis terus ! Nanti nenek bilang sama mereka.Nanti semuanya akan dipenuhi.
Jangan terus memangis aku tidak kuat dengar !
SESEORANG
Penipu !
SESEORANG
Apa ?! Bangsat ! Kita dibilang penipu !
MEREKA HAMPIR BERKELAHI.HANSIP MENIUP SEMPRITAN MENENGAHI.
HANSIP
Stop ! Awas,jangan bikin onar !
HANSIP
Ada yang menangis di dalam tanah menandakan kita sudah lalai merawat warisan leluhur kita.Kita
hanya bisa merusak,tidak pernah lagi merawat.Kamu dengar tidak itu ? Mengerti ?!
TAK ADA YANG MENJAWAB KARENA SEGAN.
HANSIP
( berbisik )
Betul kamu dengar ?
HANSIP
Dengar apa ?
HANSIP
Orang nangis.
HANSIP
Di mana ?
HANSIP
Gombal !
SESEORANG
Tapi tidak ada yang menangis,Pak. Siapa mau menangisi bromocorah. Malah bagus mati.
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

SESEORANG
Kalau tidak ada yang nangis masak dia dengar orang nangis ?!
SESEORANG
Untuk memfitnah kami.
SESEORANG
Bangsat !
( melemparkan sesuatu,yang dilempar membalas )
Tukang santet !
SESEORANG
Bromocorah !
KEADAAN HAMPIR KACAU LAGI
HANSIP
( meniup sempritan )
Semua ini akan kami laporkan. Catat Min ! Semua ! Hee dengar ! Kami jadi saksi bahwa di sini di
sini sudah ada gontok gontokan ! Di sini sudah ada fitnah,seperti kata saudara itu,catat Min !
( orang ribut )
Dan,dan,dengar ! Di sini juga sudah digunakan santet seperti kata bapak ini.Itu semua berarti bikin
kerusuhan !
SUARA TANGIS.
ORANG TUA
Dia menangis terus ! Jangan menangis maafkan kami jangan menangis !
HANSIP
Ada lubang kuburan menangis,ada suara hhhhhh,ada tangan beginibegini.Pendeknya di sini
sudah ada yang bukanbukan.Baik ini merupakan kenyataan atau apa begitu,tapi ini semua
pendeknya sudah jadi sumber keonaran.Catat Min ! Ini bias dilaporkan !
HANSIP
Kami jatuh bangun ke mari,padahal kami sebetulnya sibuk dikejarkejar kerjaan lain.Memang kami
cuma mengurus orang ? Lho,kami juga manusia biasa yang
punya
anak
bini
dan
rumahtangga yang harus diurus.
HANSIP
Kalau gajih gede sih boleh.Tapi apa ? Kenyataannya apa ? Tanggungjawabnya yang makin hari
makin gede sampai kami tiap hari kelenger.Bayangkan sepeda saja,barang rongsokan seperti
itu,padahal tugas berat begini.Jadi minta pengertian saudara saudara,minta pengertian.
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

SESEORANG
Tapi kami tidak sirik !
HANSIP
Diam ! Mau diam tidak ? Kalau kita ngomong pasti belum apaapa dicaplok.
SESEORANG
Tapi kami bukan tukang santet !
SESEORANG
Mereka yang memfitnah !
HANSIP
Itu lihat sendiri.Mentangmentang kita Hansip,terus tidak digubris.Kalau kami pulang dan lapor
semua ini,sebentar lagi tentara datang ke mari bawa panser ngobrakngabrik kerusuhan ini. Mau
minta diobrak abrik ya ?! Mau dilaporkan sekarang?
SESEORANG
Jangan Pak.
HANSIP
Makanya diam ! Catat Min !
HANSIP
Bukunya memang tidak ada,tapi kita catat semuanya di sini.
( Menunjuk Kepala )
Semua ini akan kita laporkan !
HANSIP ( Kepada Kawannya Tapi Cukup Didengar Semua Orang Lain )
Sayang kita lupa bawa senjata ya. Coba tidak wah !
HANSIP
( Berbisik )
Senjata apa ?
HANSIP
( Berbisik Membentak )
Gertak sedikit goblok. Ini bahaya.
( Kepada Semua Orang )
Kami ini petugas.Berani pada petugas berarti menentang Pak lurah. Jangan cobacoba minta
dikirim panser ya ! Kami datang ke mari untuk menolong, jangan gontok gontokan terus.Bersatu
teguh bercerai jangan.Mengerti ?
(Tidak Ada Yang Menjawab,Menghampiri Kawannya )
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

Mukanya galak galak,aku ngeri juga ini.
HANSIP
( Berbisik )
Lebih baik kita kembali.
HANSIP
Alasannya apa ?
HANSIP
Bilang saja ada rapat di Kelurahan.
HANSIP
( Maju )
Baiklah.Sesudah kami catat semuanya, kami akan kembali sekarang ke kelurahan untuk memberi
kan laporan.Kebetulan sebentar lagi akan ada rapat.Ayo ! Kehadiran kami di situ mutlak !
HANSIP BERJALAN MENUJU KE SEPEDA.KAWANNYA MENGIKUTI.ORANGORANG
DIAM MEMBISU HANYA MENGAWASI SAJA.HANSIP YANG SATU MELONGO SAJA.
HANSIP
Ayo !

( Mengambil Sepeda )

HANSIP
( Memberi Kedipan )
Aku curiga.Anjing kalau diam berarti mau menggigit.
HANSIP
( Keras )
Tapi nanti sebentar lagi ada rapat di kelurahan,kalau kita tidak ada di situ bisa kacau Ini penting
sekali !
( meninggalkan sepeda dan menghampiri kawannya )
Cepat ayo ini kamu mau runyam di sini ?!
HANSIP
Lalu mereka bagaimana ?
HANSIP
( menoleh kepada orangorang itu yang memperhati kan dengan tegang )
Kami sudah catat semua. Kami kembali sekarang untuk melapor. Harap jangan membuat
kerusuhan.
HANSIP
Mereka tak percaya ! Janganjangan kita nanti yang disantet.
HANSIP ( tibatiba membentak )
Ah semprul !
SUARA TANGIS.
ORANG TUA ( menyingkap dan menjulurkan kepalanya ke lubang)
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

Siapa itu di situ,siapa,jangan menangis, jangan, jangan menangis. Siapa itu di situ jangan
menangis.
HANSIP
( galak sekali )
Diammmmmmmm !
( melempar )
Jangan main fitnah ! Sudah tua tidak tahu malu, masak lubang diajak omong ! Mana ada orang
nangis dalam tanah ! Semua asalnya dari bacot kamu sendiri. Kalau otak sudah becek lubang
pantat juga bisa merengek. Fitnah !
SESEORANG
Betul Pak,mereka pintar memfitnah !
HANSIP
Eeee kamu juga diam.Dari tadi kamu sumber kerusuhan.Kalau tidak ada kamu desa ini aman
tenteram.Menuduh orang main fitnah segala. Pulang sana urus bini kamu
saja.Janganngerongrong !
SESEORANG
Urus lubang kubur kamu sendiri !
HANSIP
Eee siapa itu ngomong.
HANSIP
Itu dia !
HANSIP
Kamu bilang apa ?
SESEORANG
Urus kubur kamu sendiri ! Tukang santet!
HANSIP
Diam !
( berbisik )
Bangsat. Ini akibatnya kalau kebanyakan tinggal di sawah,jadi mapat seperti selokan . Tidak usah
ngomong lagi,main tuduh terus.Tidak ada akibat tanpa sebab.Kalau orang di situ menuduh kalian
memfitnah,jangan balas dengan memfitnah orang itu.Itu namanya main ping pong,ya bagaimana
tidak runyam.
SESEORANG
Tapi,Pak
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP
Diam ! Diam itu emas. Dan kamu
( menunjuk kepada kelompok dari desa lain )
kamu pulang sekarang dengan tenangtenang.Cari kesibukan lain,kerja bhakti apa ,jangan sirik
jangan main santet !
HANSIP
Awas jangan ceroboh !
SESEORANG
Tapi kami bukan
HANSIP
Cukup,aku sudah capai ngomong.
ORANG TUA
Jangan menangis,jangan menangis
HANSIP
Edan,edan ! Apaapaan itu dari tadi,ngintipin lubang terus.Ini semua kurang koordinasi.Brengsek !
Bukannya menolong malah lempeng saja bikin busuk ! Lihat kiri kanan kamu sedikit.Lihat!
Lihat!Egois! Suruh mereka lihat !
HANSIP
Min,kamu galak sekali sekarang.
HANSIP
Lihat !
( semua saling melihat )
Lihat baik baik mata,hidungnya,sama kan ! Kok mau maunya membetot saudara sendiri,yok opo
rek.Memangnya kalau mereka celaka,kamu tidak ikut kelenger ?! Picik !
HANSIP ITU MEMBANTING SESUATU.ORANG MUNDUR.
HANSIP
Ajaib mereka takut
HANSIP
Soal biasa begini jadi urusan panjang.Itu makanya kita kalah sama Jepang kalah sama orang bule !
Mengerti ? Kapan kita bisa maju kalau gontokgontokan terus.Gontokgontokan sama mu
suh.Sama kolonil,jangan sama tetangga kamu. Gontokgontokan sama bini kamu.Gontokan sama
HANSIP
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

Imperalis
HANSIP
Apa ?
HANSIP
Imperealis !
HANSIP
Sudah tadi ! Pendeknya gontok gontokan sama yang pantas digontoki,jangan sirik,jangan
memfitnah saudara sendiri.Itu namanya bukan membangun tetapi menjebol.Musuh boleh
dijebol,bini kamu jebol,kok tetangga ! Memangnya kucing !
HANSIP
( berbisik )
Jangan keenakan.
HANSIP
( tambah keras )
Mengerti tidak ?!
HANSIP
Cukup,sudah bagus.
KEDUANYAMENUNGGU TAPI SEMUA ORANG HANYA MEMBISU BERBAHAYA.
HANSIP
Bagus ! Mulai hari ini semua harus rukun.Ayo salam salaman,maaf maafan tidak peduli salah atau
benar. Pasti ada yang salah ada yang benar,tapi kita tidak mencari siapa salahsiapa benar
HANSIP
Semua salah semua benar
HANSIP
Kita cari damai,itu,itu semua yang di situ,pulang,bereskan urusan kalian sendiri,jangan mengurus
mayat tetangga.Dan kamu di situ teruskan menggali,langsung kubur jangan ditambahi dongeng
macam macam ! San
( tak jadi )
apa itu semua !
HANSIP
( mengalihkan )
Orang menangis,ada tangan begitu begitu,ada suara hhhhhh,apa,tidak lucu !
HANSIP
Ayo kerjakan cepat,jangan dablek terus,sudah merdeka kok malah mundur ! Ora elok mas !
HANSIP
Jadilah warga yang baik.
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP
Berdesiplin !
( kepada kawannya )
Ayo pulang ! Cepetan sedikit,aku takut.
HANSIP YANG SATU LANGSUNG BERJALAN PULANG KEMUDIAN DIIKUTI OLEH
HANSIP YANG LAIN.SEMUA ORANG MEMANDANG DENGAN TAKJUB .CAHAYA RE
DUP.KEDUA HANSIP BERGEGAS KEMBALI KE TEMPAT SEMULA WAKTU BERMU
LA MEMBERIKAN LAPORAN.
HANSIP
Jadi setelah aman dan jelas duduk perkaranya baru kami berani pulang,sambil memperingatkan
kepada mereka,awas hatihati,sekarang kita diuji jadi harus waspada.Musuh dalam selimut ada di
manamana sedikit lengah,setiap saat bisa mampus diterkam.
HANSIP
Mereka minta maaf dan berjanji akan belajar dari pengalaman.Lalu mereka memberikan rokok ini
( mengeluarkan pak rokok dari sakunya )
katanya sebagai tanda mata.
HANSIP
O dikasih itu ya ?
HANSIP
( memasukkan kembali ke sakunya )
Tapi kami tolak karena seperti kata Pak Lurah,jangan mau menerima apa dari siapa pun selama
bertugas.
HANSIP
Betul ! Itu kan seperti anjing yang dilempari tulang.Kita tolak dengan tegas.Tidak !`Kami bukan
anjing,kami sudah dapat latihan mental khusus !
HANSIP
Kami juga dikasih
MENCARI TAPI LAMA TAK KETEMU
HANSIP
Ini.

( cepat mengeluarkan beberapa lembar uang )

HANSIP
Lho,uang ? Dapat di mana itu ?
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP
Tapi ini kami sengaja ambil sebagai barang bukti.
( memasukkan ke dalam sakunya kembali )
Ketika kami datang kami lihat di samping lubang kuburan itu sudah ada sajen,terdiri dari
buahbuahan dan uang yang rupanya dipersembahkan kepada lubang yang menangis itu.Saya ambil
sedikit untuk bukti.
HANSIP
Memang ! Untung kami datang,kalau tidak,wah !
HANSIP
Itulah.Soalnya pengabdian kepada tugas perlu sekali ditunjang oleh sarana.Karena kalau kita bisa
bertindak cepat,segalanya bisa diatasi. Terus-terang umpama kita diperlengkapi dengan sepeda
motor,otomatis gerak kita bisa lincah ,kalau ada apa apa bisa cepat.Motor penting sekali.Sekarang
yang ada cuma sepeda.
TERKEJUT
HANSIP
Cuma satu lagi. Sudah tua,sepeda perempuan lagi.Tambah bannya bunting semua,tiap kali mau
dipakai pasti gembos.
(melihat kawannya )
Kenapa Min ?
HANSIP
Astaga !
HANSIP
Apa?
HANSIP
Sepeda kita ketinggalan di situ !
HANSIP
Lho,rasanya sudah dibawa ?
HANSIP
Masih di situ !
HANSIP
Masak ?!
HANSIP YANG SATU MAU BERLARI MENGAMBIL SEPEDA ( MENYEBRANGI SELU
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

RUH KISAH YANG SUDAH DITUTURKANNYA ) CEPAT DICEGAH OLEH TEMAN
NYA KARENA APA YANG SEBENARNYA TERJADI TIDAK BISA LAGI DITUTUPI.
HANSIP
Awas !
TERDENGAR SORAK KERAS.DALAM KEGELAPAN ORANGORANG DESA ITU BERKE
LAHI.DIAKHIRI DENGAN PEKIK KERAS DAN SESUATU BERAT TERDENGAR
JATUH BERDENTAM.LALU ADA SEMUA ORANG MENANGIS PILU.SEJUMLAH
ORANG TELAH JATUH SEBAGAI KORBAN.CAHAYA PERLAHAN MENERANGI
TUMPUK
AN TUBUH YANG TERHANTAR.LALU ORANG TUA ITU MENGHAMPIRI.
ORANG TUA
Siapa itu ? Siapa ? Siapa ? Jangan menangis, jangan menangis terus,jangan terus menangis.
Siapa.siapa itu.Jangan
CAHAYA PADAM PERLAHANLAHAN.DALAM KEGELAPAN ORANG TUA ITU TERUS
BICARA, MENGATASI SUARA TANGIS.SEMENTARA KEDUA HANSIP ITU GEMETA
KETAKUTAN.
ORANG TUA
Siapa itu,siapa itu ?

20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

DUA
SUARA TANGIS ITU TERUS MENEMBUS WAKTU. MULAMULA SATU. DISUSUL
OLEH SEORANG LAGI. KEMUDIAN SATU LAGI, SATU LAGI.TERDENGAR SUARA BA
NYAK ORANG,SEGEROMBOLAN,SEBARISAN RASA PEDIH DAN PILU YANG MAKIN
LAMA
MAKIN
KENTAL.MENGERASMENGERAS,SEAKANAKAN
HENDAK
MELOMPAT
DARI SEBUAH LUBANG YANG DALAM,MELONTAR KELUAR DAN TERBANG KE CA
KRAWALA
YANG
BEBAS,MEMENUHI
RUANG.SUARA
TANGIS
YANG
GEMURUH.SEMEN TARA DI RUMAH PAK LURAH PAGI.SUARA ITU MASUK
SEHINGGA PAK LURAH YANG SEDANG BERSIAPSIAP MENGHADIRI RAPAT KELUAR
RUMAH,KAGET.
LURAH
Siapa itu ? Siapa itu ? Mat ! Amatttt ! Panggil Pak Amin,panggil Pak Amin di pos !
SUARA TANGIS YANG DAHSYAT ITU BAGAI BENDA YANG BERAT MENGHEMPAS
KE ATAS BUMI KEMBALI DENGAN MENGGELEGAR.LURAH SEMPOYONGAN .
LURAH
Siapa itu ???
BU LURAH KELUAR DAN MEMEGANGI SUAMINYA YANG HAMPIR MASUK GOT.
KEDUA HANSIP MUNCUL HENDAK MEMBERIKAN BANTUAN,TAPI JUMPALITAN SE
PERI DISERAKKAN.LALU KEMBALI SUNYI SEJAHTERA SEPERTI TIDAK A
DA APAAPA YANG TERJADI.
LURAH
Ck-ck-ck ! Coba periksa. Begini ini.Tidak ada apaapa kelihatannya,tapi ada !
BU LURAH
Makanya apaapa jangan dibiar saja,mesti cepat diladeni.
LURAH
Coba periksa lagi ada apa sebetulnya di balik semua ini.Politik atau kriminalitas biasa.
Janganjangan anu lagi.
BU LURAH
Sebelum terlanjur harus cepat ditanggapi, nanti kebacut begitu,susah jadinya.
HANSIP
Betul,Bu.

20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

LURAH
Kalau memang perlu bertindak lebih jauh,nanti kita laporkan
membawa bukti lengkap.

pada

Bupati.Tapi

kita

harus

BU LURAH
Dari dulu kan kita memang apik begitu,apaapa mesti beres,ya kan Dik ? Ini juga jangan karena nila
setitik rusak susu sebelanga.
HANSIP
Betul.Jangan karena nila setetes.
HANSIP
Jangan sampai reputasi kita anjlog.Wong dulu waktu zaman gali-gali itu,kita sendiri yang paling
aman di sini.
BU LURAH
Ya begitu.Dik Min ini yang dulu berjasa itu ya ?
HANSIP
Ya kami berdua Bu.
BU LURAH
Memang.Wong kita pernah terpilih sebagai desa itu kok,ya wajibnya kita jaga terus,sebab itu kan
kebanggaan.Kebanggaan kan namanya Pak.
LURAH
Ya.
BU LURAH
Ya kan Dik ? Sekarang ini kita apa lagi.Yang namanya merdeka sudah.Ya tinggal menjaga nama.
Kalau tidak bisa menjaga nama,kan kemer dekaan itu malah menggerog oti kita sendiri.Ya kan ?
HANSIP
Namanya merdeka,tapi kita harus menghormati kemerdekaan orang lain,Bu.
BU LURAH
Betul.
LURAH
Makanya ada pepatah bebas
HANSIP
tapi bertanggungjawab.
BU LURAH
Ya,begitu.Lha kok ada orang yang maunya cuma be
bas
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP
tapi tidak mau bertanggungjawab.
LURAH
Itu yang harus kita cegah.Ya ?
HANSIP
Siap Pak.Ambil kendaraannya Min !
HANSIP YANG SATU CEPAT MENGAMBIL KENDARAANNYA YANG DIPARKIR DI
LUAR.SUARA TANGIS ITU TERDENGAR LAGI.SEBERKAS CAHAYA MENERANGI DE
SA ITU KEMBALI.SAMARSAMAR TAMPAK ORANGORANG DESA BERKUMPUL DI
SEKITAR LUBANG KUBUR YANG KINI SUDAH DIBANGUN MENJADI TEMPAT
ZIARAH,UNTUK MINTA PERUBAHAN NASIB.SUARA TANGIS KEDENGARAN LAGI.
BU LURAH
Itu,itu lihat sudah mulai lagi.
LURAH
Aneh,ada apa ini ! Apa ini Min ?
HANSIP
Kami periksa sekarang Pak.
(Kepada Kawannya )
Min cepat !
LURAH
( Berteriak )
Apa itu ? Ada apa itu ? Siapa,siapa itu ?
( Sudah Hendak Berteriak Lagi )
Sia
BU LURAH
Sudah,sudah Pak !
( Lurah Hendak Merogoh Pistol Yang Ada Di Balik Baju Jasnya,Tapi Cepat Dipegang Oleh
Istrinya )
Sudah,sudah.
LURAH
( berteriak )
Diam ! Siapa itu ?!
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

SUARA TANGIS ITU BERHENTI.TAPI CAHAYA SEMAKIN TERANG MENIMPA DESA
ITU.TAMPAK ORANGORANG DESA BERKUMPUL DAN MENANGIS BERSAMASAMA
DI SEKITAR TEMPAT BERZIARAH ITU.LURAH TERCENGANG.
LURAH
Apa itu ?
HENDAK MASUK KE DESA ITU,TAPI DITAHAN OLEH ISTRINYA
BU LURAH
Sudah ! Tenang saja. Kan ada Pak Amin.Biar mereka menjajaki dulu.Tidak elok kalau turun tangan
sendiri,seperti tidak ada orang lain.Ya kan Pak Amin ?
HANSIP
Betul.
( berteriak kepada kawannya )
Minnnn ! Cepat !
HANSIP YANG TADI KELUAR KEMUDIAN MASUK MENDORONG SEBUAH SEPEDA
MOTOR TUA.LALU MEMARKIR MOTOR ITU DEKAT LURAH.
HANSIP
Kami titip di sini Bu.Biar kami jalan saja kesitu.
LURAH
Pakai saja .Wong dibelikan motor untuk dipakai bertugas,kok diemaneman.
HANSIP
Tapi bensinnya habis Pak.
LURAH
Ah masak ?
HANSIP
Businya juga sudah kotor.
BU LURAH CEPAT MEROGOH UANG DI BALIK KUTANGNYA.
BU LURAH
Ini,ini ada.
( Mengulurkan Uang )
Ya kalau tidak ada bensin bagaimana bisa.Beli saja apa yang perlu. Peralatan bagus memang
memerlukan perawatan.Ini.
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP YANG SATU RAGURAGU TAPI YANG SATU LAGI MENDORONG.
HANSIP
Ambil Min.TerimakasihBu.
BU LURAH
Sudah sarapan belum ?
HANSIP
Sudah.
HANSIP
Belum Bu.
BU LURAH
Sana ke belakang dulu,sarapan nanti lemes lutut nya.Bagaimana bisa bertugas dengan baik kalau
utut lemes.
HANSIP
Betul.
BU LURAH
Sini !
MEMBERI ISYARAT SUPAYA DIIKUTI SAMBIL KELUAR
HANSIP
Malu ini jadinya.Kamu sih !
( Kepada Lurah )
Maaf Pak.
LURAH
Sudah makan belum ?
HANSIP
Ya belum Pak.
BU LURAH
( muncul lagi )
Sini,jangan malumalu.Seperti sama orang lain saja.Ini kan rumah bapak dan ibu.Apa yang ada di
sini kalau ada ya makan saja.Bagaimana bisa bertugas kalau belum makan.Ayo sini !
HANSIP
Wah malu ini.
( jalan mengikuti )
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

Kalau ada kopinya saja dulu Bu.
HANSIP
Punya vitamin tambah darah Bu ?
TINGGAL LURAH.ORANGORANG DESA ITU MENANGIS LAGI.LURAH MENOLEH
KE ARAH ORANGORANG DESA ITU.ORANGORANG DESA ITU JUGA MELIHAT
KEPADA LURAH.KEDUANYA BERUSAHA SALING MENEMBUS.
LURAH
Ada apa sebenarnya di situ ?
SESEORANG
Kami menangis Pak Lurah.
LURAH
Kenapa ?
SESEORANG
Kami bingung.
LURAH
Kalau ada apaapa cepat laporkan.
SESEORANG
Sudah kami lapor semua.
LURAH
Tapi kok berisik terus ?
SESEORANG
Sudah banyak yang mati Pak.
LURAH
Lho kenapa ?
SESEORANG
Habis kami diserang terpaksa kami serang lagi.Kami berani karena betul Pak.Seperti kata Pak
Amin itu.
LURAH
Tidak boleh gontokgontokan,semua harus ikut menjaga ketertiban.
KEDUA KELOMPOK YANG BERTENGKAR ITU CAMPUR JADI SATU DAN MEMBUAT
PENGADUAN YANG MENYULITKAN,KARENA ISINYA SALING BERTENTANGAN.ME
REKA BEREAKSI TERHADAP KELOMPOK LAIN DENGAN SENGIT,TETAPI MENGA
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

RAHKANNYA PADA LURAH.KADANGKALA SATU ORANG MEWAKILI ISI HATI KE
DUA KELOMPOK.
SESEORANG
Mereka sirik !
SESEORANG
Kami difitnah ! Masak kami dituduh tukang santet !
SESEORANG
Mereka memutar balik soal !
SESEORANG
Panen mereka gagal,kami dituduh nyerobot air. Mereka sudah lama dendam pada kami.Kami
difitnah,masak kami dituduh membuat kekacauan,menghalanghalangi mereka menggali kuburan.
Katanya ada suara menangis dari dalam tanah,katanya kami yang bikin.Masak ! Apa-apa kalau
sudah marah,pasti kami jadi kambing hitam.Mereka menghina kami.Orang yang meninggal ini
sangat kami hormati karenasudah memelopori membuat bendungan, walhasil sawah yang tadinya
kering jadi subur lagi.Beliau mengajak pemuda pemuda bekerja keras,tapi mereka kok bilang
almarhum itu bromocorah.Itu kan namanya tantangan lang sung.
SESEORANG
Lihat sekarang,Pak, mereka pugar lubang kuburan itu jadi tempat berziarah.Coba siapa yang
tukang santet,kami atau mereka.
SESEORANG
Dan lagi,sesudah banyak orang berziarah ke mari mereka tambah sirik lagi,karena kami apaapa
bisa lebih,sedang dia cuma bisa bikin kerusuhan.
SESEORANG
Sekarang sudah terlambat,sudah banyak yang mati.
SESEORANG
Tangkap mereka Pak !
SESEORANG
Tembak saja supaya jangan bikin kerusuhan lagi !
LURAH
Tenangkan pikiran dulu.Tidak gampang nembak orang ! Sabar !
ORANG TUA ITU SEKARANG BICARA.
ORANG TUA
Sabar ? Tapi berapa lama lagi ? Bertahuntahun kami tunggu. Tapi dari dulu sampai sekarang tidak
ada apaapa.Semuanya tambah buruk. Semua sudah dilaporkan.Kami buka semua blakblakan,tidak
ada yang diumpetumpet lagi.Buat apa.Semua dibeber terangterangan.Tidak ada malu lagi,sudah
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

terlalu sakit.Nyatanya melompong ,tidak digubris tidak ada yang datang membantu.Kami dilepas
saja tidak dihitung.Baik.Di situ banyak urusan perang urusan besarbesar yang jauh lebih penting
yang menyangkutan kehormatan bersama.Kami mengerti.Karena itu kami coba atasi sendiri.Kami
tunggui lubang kubur ini,barangkali nantinanti datang gilirannya dilihat.Makanya kami
pugar,supaya bisa jadi bukti nanti,jangan sampai kami dikira menipu.Ini betul betul
terjadi.Mengapa ada suara menangis dari da lam tanah ? Mengapa ? Siapa yang menangis itu ? Me
ngapa dia menangis terus ? mengapa menangis kepada kami,kenapa tidak menangis di kantor
kelurahan saja atau di kota.Mengapa menangis di sini di depan kami yang bodoh yang sibuk
banting tulang di lumpur cari makan ? Ah ? Mengapa ? Bukan kami saja,semua orang yang ziarah
ke mari juga heran.Mereka kasihan pada kami,mereka kasih kami sumbangan dilalah kami bisa
membuat jalan,mendirikan sekolah dan memperbaiki rumah ibadah yang sudah hampir
runtuh.Kami pugar gerbang desa,pagar,rumah ibadah,tugutugu warisan leluhur dari hasil derma
orangorang itu.Tibatiba kok dituduh lagi salah Ada permainan apa ini !
LURAH
Bertahuntahun menunggu ?
ORANG TUA
Bertahuntahun menangis coba, tapi dibiarkan saja.Berapa lama orang kuat menangis ? Apa suara
tangisan ini enak didengar ?
LURAH
Masak ?
ORANG TUA
Masak bagaimana.Sudah banyak yang mati kok masih bilang masak.Gombal.Jangan anggap kami
semua barang mati.Terlalu ! Jangan makan kami seirisseiris.Kalau mau telan saja satukaligus,jadi
orang tidak perlu kesakitan ? Atau kurang keras,belum kedengaran sampai ke situ ?
SEMUA ORANG MENANGIS KERASKERAS.
LURAH
Astaga !
BU LURAH KELUAR.SUARA TANGIS TERUS TETAPI TEMPAT ORANG DESA I
TU GELAP LAGI.
BU LURAH
Apa Pak,kok suka ngelamun sekarang.
LURAH
Gawat,kecolongan,kita harus ke sana sekarang ?
BU LURAH
Ke mana ?
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

LURAH
Coba dengar tidak ?
BU LURAH
Seperti ada bengung,apa suara mesin disel itu barangkali ?
( berseru )
Amatttt,mBok diselnya di matikan,sudah siang,hemat bensin !
HANSIP
( dari dalam dengan mulut penuh makanan )
Pak Amat lagi buang air Bu,sebentarrrr!
LURAH
Mereka perlu pertolongan.Kita sudah kecolongan. Aku harus ke sana sekarang !
BU LURAH
Tapi nanti ada rapat kan ?!
LURAH
Sudah banyak yang mati,ini sudah gawat !
BU LURAH
Ah masak,laporan biasanya ngawur,biar dicek Pak Amin dulu,nanti baru bagaimana begitu.Tak
panggil kan,mereka sudah selesai makan,kok.
LURAH
Tidak.Aku harus ke situ sekarang.Sudah terlambat.
BU LURAH
Ada apa sebetulnya ?
LURAH
Kita kecolongan !
LURAH MENGAMBIL MOTOR DAN NAIK
MENGGENJOT
PEDAL BERKALIKALI TAPI TIDAK HIDUP.
LURAH
Motor baru kok sudah begini.
SUARA TANGIS MAKIN KERAS.
LURAH
Itu dengar !
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

KE

ATAS

MOTOR.LANGSUNG

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

BU LURAH
Amattttt,tolong matikan diselnya,berisik !
HANSIP
( dari dalam dan menggetak )
Amatttt ! Tinggal dulu sebentar,nanti sambung.Diseldisel matikan !
( kepada kawannya )
Disel apa ya ?
LURAH
Kalau aku lama tidak kembali,suruh Amat lapor dan kirim bantuan.Janganjangan ada kerusuhan.
BU LURAH
Ada kerusuhan di mana ?
TERDENGAR SUARA TANGIS ITU KEMBALI.
LURAH
Itu.Kalau orang sudah menangis seperti itu pasti gawat.
BU LURAH
Amatttt !
HANSIP
Amattttttt !

( dari dalam )

TIBATIBA SEMUA LAMPU MATI.GELAP.TERDENGAR SUARA ORANG MENANGIS
JELAS SEKALI.LALU SUARA ORANG TUA.
ORANG TUA
Siapa itu,siapa itu yang menangis ? Jangan menangis terus,jangan menangis saja,berhenti,sudah
berhenti sekarang.Siapa,siapa itu,jangan menangis lagi ! Jangan ganggu kamiterus,berhemtiiiii !
LAMPU HIDUP LAGI MENERANGI PAK LURAH DAN BU LURAH.
LURAH
Ya kan ?!
BU LURAH
Ya betul,ada yang menangis.Kasihan.Siapa Ya ?
LURAH
Makanya ke situ sekarang.
( menggenjot lagi motor tapi tak berhasil )
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

BU LURAH
Aku ikut saja Pak.
( naik ke boncengan )
BU LURAH BERPEGANGAN DI PINGGANG PAK LURAH.
LURAH
Tolong dorong dulu !
BU LURAH TURUN LAGI DAN MENDORONG MOTOR KELUAR,LALU TERDENGAR
BUNYI MESINNYA HIDUP.KEDUA HANSIP MELONCAT DARI DAPUR MASIH MEME
GANG GELAS DAN PIRING MENDENGAR SUARA MOTOR BERDENTAMDENTAM KA
RENA KNALPOTNYA DICOPOT.
HANSIP
Lho,lho siapa itu iseng.
HANSIP
Hee,jangan mainmain ! Kurangajar,tidak bisa lihat motor nganggur ya. Amattttt ! Tak antemi baru
kapok !
HANSIP
Amattt ! Tak lapor Bu Lurah ambrol kamu !
HANSIP
Harus diberi juga kancil satu itu.
HANSIP
Orang kampung memang kalau dikasih hati sedikit dia pikir semuanya oke.
HANSIP
Ini mental dan pendidikan juga.Gombal !
MOTOR MUNCUL LAGI.PAK LURAH MEMBONCENG BU LURAH.BERHENTI DAN
MEMBUNYIKAN KLAKSON .KEDUA HANSIP TERKEJUT.
HANSIP
O pak lurah ! Lancar sekali nyetirnya pak !
BU LURAH
( dari atas boncengan sambil mengatasi bunyi motor )
Tolong Dik ambilkan selendang Ibu.
HANSIP
Apa Bu ?
BU LURAH
Selendang.Selendang !
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

LURAH
Selendang !
HANSIP
Oh ! Baik.
( kepada kawannya )
Apa katanya ?
( terus masuk saja ,sambil meletakkan gelas )
HANSIP
Apa Bu ?
BU LURAH
Selendang ! Tas dan sandal ibu juga !
( sambil menunjuk kakinya )
HANSIP
Tas ? Kaki ibu,apa kaki ibu ?
BU LURAH
Sandal skol,skol,skol !
HANSIP
Apa Bu ?
LURAH
Skol !
HANSIP
Skol apa.Apa Pak ?
LURAH MEMATIKAN MESIN MOTOR,TAPI TEPAT PADAWAKTU ITU BU LURAH BER
TERIAK.
BU LURAH
Skollllllll ! Sandal skollll !
( terkejut mendengar suaranya sendiri,lalu ngeplak pundak suaminya sambil mesem )
Habis nggak bilangbilang.
( Mengubah suaranya jadi lembut )
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

Anu Dik,tolong ambilkan selendang ibu di kamar tengah,tas yang hitam yang ada kacamatanya
dan sandal skol.Ini
( mencopot sandal yang dipakainya )
tidak enak dipakai jalan jauh. Maaf ya.
( melempar sandal itu )
HANSIP MENARUH PIRING DAN MENANGKAP.SATU SATU MENGENAI MUKANYA.
BU LURAH
Oh maaf Dik.
HANSIP
Tak apaBu,baru sandal.
( kemudian masuk )
HANSIP YANG SATU LAGI BURUBURU KELUAR SAMBIL MEMBAWA SENAPAN
ANGIN DAN SAYUR KOL.DIA MENYERAHKAN KEPADA LURAH.
LURAH
Buat apa bawa senjata,tidak perlu !
HANSIP
Katanya ibu tadi senapan dan kol,kol begitu saya dengar dari dalam.
BU LURAH
Bukan senapan,selendang.
( ketawa )
Skol,bukan kol.
HANSIP
Ya ini Bu ! ( memberikan kol )
BU LURAH
Skol !
HANSIP
Ini.
BU LURAH
Bukan kol.Sandal skol.Skol !
20 | Lakon BAH karya Putu Wijaya

BAH || Putu Wijaya || Dunia sastra || DuniaSastra.Net

HANSIP
Oh sandal !
( berteriak )
Skol Min.Skolll !
HANSIP YANG SATU LAGI MUNVCUL MEMBAWA TAS,SANDAL,SELENANG DAN
SEBAGAINYA.
HANSIP
Takut nanti salah,saya bawa semua.
BU LURAH MEMILIH YANG DIPERLUKAN DAN MENGAMBALIKAN SISANYA.
HANSIP
Bapak tidak perlu kacamata ?
LURAH
Tidak usah sudah sembuh.
BU LURAH
Lebih baik pakai,daripada nubruk sapi.Ambil Dik !
HANSIP
( mengeluarkan kaca mata dari sakunya )
Sudah siap,ini kan Pak ?
LURAH
O ya.
( mengambil kacamata dan memasang )
Sudah tua juga rupanya ini.
BU LURAH TIBATIBA TURUN.LALU HENDAK MASUK RUMAH.
BU LURAH
Sebentar,
LURAH
Apa lagi itu,nanti telat.
HANSIP
Perlu apa lagi Bu,biar saya ambil.
BU LURAH
Helem bap