Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan Terhadap Perilaku Wirausaha Dan Pilihan Bekerja Mahasiswa.

PENGARUH KOMPETENSI PRAKTEK KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP PERILAKU WIRAUSAHA DAN PILIHAN
BEKERJA MAHASISWA

LANI PUJIASTUTI PRATIWI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kompetensi
Praktek Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja
Mahasiswa adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Lani Pujiastuti Pratiwi
NIM H34124003

ABSTRAK
LANI PUJIASTUTI PRATIWI. Pengaruh Kompetensi Praktek
Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja Mahasiswa.
Dibimbing oleh BURHANUDDIN.
Jumlah pengangguran di Indonesia sangat tinggi. Departemen Agribisnis
mendapatkan mandat dari IPB untuk mengembangkan kewirausahaan. Salah satu
upaya untuk mengembangkan kewirausahaan adalah dengan menyelenggarakan
mata kuliah praktek kewirausahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku
wirausaha dan menganalisis pengaruh perilaku wirausaha mahasiswa terhadap
pilihan bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum responden
memiliki kompetensi yang baik pada praktek kewirausahaan, telah memahami
elemen-elemen kompetensi dengan baik, telah menunjukkan perilaku wirausaha
secara baik, dan telah memahami dengan baik mengenai pilihan bekerja.

Berdasarkan hasil uji Structural Equation Modelling (SEM) menyatakan bahwa
perilaku wirausaha mahasiswa paling kuat dipengaruhi oleh elemen kompetensi
analisis nilai tambah. Elemen kompetensi analisis nilai tambah juga kuat
mempengaruhi pilihan bekerja mahasiswa untuk menjadi job creator
dibandingkan menjadi job seeker.
Kata kunci : Kompetensi, kewirausahaan, perilaku, pilihan bekerja

ABSTRACT
The sum of the Indonesian unemployment is high. Departement of
Agribusiness had has an order from IPB to developed the entrepreneur programs.
One of the program was organized the entrepreneurship experience. The aims of
this study was to analyzed the effect of entrepreneurship experience competency
on entrepreneur characteristics and to analyzed the effect of entrepreneur
characteristics on working choises. The result showed in generally, that the
respondents have good competency on entrepreneurship experience, have good
understanding on the competency’s elements, have shown their entrepreneur
characteristics in good, and have good understanding on working choices. Based
on result of Structural Equation Modelling (SEM), the entrepreneur characteristics
was strong effected by the added value analisys on the competency’s elements.
The added value analisys on competency’s elements was strong effected to

working choices on students to be a job creator than be a job seeker.
Keywords : competency, entrepreneurship, characteristics, dan working choices

ABSTRAK
LANI PUJIASTUTI PRATIWI. Pengaruh Kompetensi Praktek
Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja Mahasiswa.
Dibimbing oleh BURHANUDDIN.
Jumlah pengangguran di Indonesia sangat tinggi. Departemen Agribisnis
mendapatkan mandat dari IPB untuk mengembangkan kewirausahaan. Salah satu
upaya untuk mengembangkan kewirausahaan adalah dengan menyelenggarakan
mata kuliah praktek kewirausahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku
wirausaha dan menganalisis pengaruh perilaku wirausaha mahasiswa terhadap
pilihan bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum responden
memiliki kompetensi yang baik pada praktek kewirausahaan, telah memahami
elemen-elemen kompetensi dengan baik, telah menunjukkan perilaku wirausaha
secara baik, dan telah memahami dengan baik mengenai pilihan bekerja.
Berdasarkan hasil uji Structural Equation Modelling (SEM) menyatakan bahwa
perilaku wirausaha mahasiswa paling kuat dipengaruhi oleh elemen kompetensi
analisis nilai tambah. Elemen kompetensi analisis nilai tambah juga kuat

mempengaruhi pilihan bekerja mahasiswa untuk menjadi job creator
dibandingkan menjadi job seeker.
Kata kunci : Kompetensi, kewirausahaan, perilaku, pilihan bekerja

ABSTRACT
The sum of the Indonesian unemployment is high. Departement of
Agribusiness had has an order from IPB to developed the entrepreneur programs.
One of the program was organized the entrepreneurship experience. The aims of
this study was to analyzed the effect of entrepreneurship experience competency
on entrepreneur characteristics and to analyzed the effect of entrepreneur
characteristics on working choises. The result showed in generally, that the
respondents have good competency on entrepreneurship experience, have good
understanding on the competency’s elements, have shown their entrepreneur
characteristics in good, and have good understanding on working choices. Based
on result of Structural Equation Modelling (SEM), the entrepreneur characteristics
was strong effected by the added value analisys on the competency’s elements.
The added value analisys on competency’s elements was strong effected to
working choices on students to be a job creator than be a job seeker.
Keywords : competency, entrepreneurship, characteristics, dan working choices


PENGARUH KOMPETENSI PRAKTEK KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP PERILAKU WIRAUSAHA DAN PILIHAN
BEKERJA MAHASISWA

LANI PUJIASTUTI PRATIWI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi: Pengaruh Praktek Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan


Pilihan Bekeija Mahasiswa
Nama

: Lani Pujiastuti Pratiwi

NIM

: H34124003

Disetujui oleh

Dr Ir Burhanuddin, MM
Pembimbing

Tanggal Lulus:

1 0 SEP 14

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan
Pilihan Bekerja”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan dan kendala yang
dihadapi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang ikut
membantu dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis
ucapkan kepada:
1. Bapak Dr Ir Burhanuddin, MM selaku pembimbing, atas kontribusi yang
cukup besar dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Ir Popong Nurhayati, MM selaku penguji utama dan ibu Dra Yusalina,
Msi selaku penguji akademik, atas saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna, M.Si selaku evaluator kolokium, atas saran
dan kritik demi perbaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr Amzul Rifin, SP MA selaku pembimbing akademik atas masukan
dan bimbingan yang sangat berharga.
5. Ayahanda Edi Pribadi dan Ibunda Yuyun Yusuf atas doa, kasih sayang, dan
dukungan yang tiada henti.

6. Adik-adik Irma Fitra Khairunnisa dan Rifqi Fauzan Nur atas dukungan dan
bantuan selama proses pengerjaan skripsi.
7. Pihak Direktorat Kemahasiswaan IPB dan Carrier Development Affair
(CDA) IPB atas bantuan yang telah diberikan dalam penelitian ini.
8. Seluruh staf pengajar Departemen Agribisnis IPB atas ilmu-ilmu yang telah
diberikan.
9. Seluruh staf pegawai Departemen Agribisnis IPB atas kontribusinya dalam
mengurus keperluan belajar-mengajar di kampus.
10. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya.
11. Teman-teman Alih Jenis Angkatan 3 atas kerjasama selama kuliah dan
pengalaman-pengalaman luar biasa di luar kampus.
12. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014
Lani Pujiastuti Pratiwi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kompetensi
Perilaku Wirausaha dan Pendidikan Kewirausahaan
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Metode Penentuan Sampel
Data dan Instrumentasi
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan Data

Definisi Operasional
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Sejarah Ringkas Institut Pertanian Bogor
Lokasi Kampus IPB
Visi dan Misi Institut Pertanian Bogor
Motto dan Tujuan Institut Pertanian Bogor
Sejarah Ringkas Departemen Agribisnis
Karakteristik Mahasiswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan
Terhadap Perilaku Wirausaha Mahasiswa
Pengaruh Perilaku Wirausaha Mahasiswa
Terhadap Pilihan Bekerja Mahasiswa
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


vi
vi
vi
1
1
4
5
6
6
7
7
8
9
9
13
15
15
15
15
16
17
21
22
22
23
24
24
25
25
29
29
29
36
36
39
39
40
40
42
48

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan Tertinggi
yang ditamatkan 2011–2013 (persen)
Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
dan Usaha Besar (UB) tahun 2011 – 2012
Perkembangan Jumlah Proposal PKMK (Program Kreatifitas
Mahasiswa
Model tabel analisis tabulasi silang
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik Responden Berdasarkan IPK
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Uang Saku atau
Pendapatan per Bulan
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua (Ayah)
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua (Ibu)
Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Daerah
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti
Pelatihan atau Seminar Kewirausahaan
Penilaian responden mengenai Kompetensi Hasil Didik
Penilaian responden mengenai Elemen-Elemen Kompetensi
Penilaian responden mengenai Perilaku Wirausaha
Hasil Kriteria Kesesuaian Model SEM
Penilaian responden mengenai Pilihan Bekerja
Ringkasan keseluruhan hasil estimasi model

1
2
2
18
26
26
27
27
28
28
29
30
31
32
33
36
37

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

Jumlah Peserta PMW (Program Wirausaha Mahasiswa) IPB tahun
2009-2013
Kerangka Pemikiran Operasional
Model path Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan terhadap
Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja Mahasiswa.
Diagram path t-value model
Diagram path model elemen-elemen kompetensi
Diagram path estimasi model hasil respesifikasi
Diagram path perilaku wirausaha dan pilihan bekerja mahasiswa

3
14
21
33
34
37
38

DAFTAR LAMPIRAN
1 Output SEM dengan program LISREL 8,30

42

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Data BPS tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah pengangguran pada
Februari 2013 mencapai 7.2 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) cenderung menurun, dimana TPT Februari 2013 sebesar 5.92 %, turun dari
TPT Agustus 2012 sebesar 6.14% dan TPT Februari 2012 sebesar 6.32%. Jumlah
TPT di tingkat Universitas cenderung menurun menjadi 5.04% pada Februari
2013.
Tabel 1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan Tertinggi
yang ditamatkan 2011–2013 (persen)
Tingkat Pengangguran Trend Trend
Rata tahun tahun
Pendidikan tertinggi yang
Terbuka (%)
rata
trend
2011- 2012ditamatkan
per tahun
2011
2012 2013 2012
2013
SD ke bawah
3.37
3.69 3.61
0.32
-0.08
0.12
Sekolah Menengah Pertama
7.83
7.80 8.24 -0.03
0.44
0.21
Sekolah Menengah Atas
12.17 10.34 9.39
1.83
0.95
1.39
Sekolah Menengah Kejuruan
10.00
9.51 7.68
0.49
1.83
1.16
Diploma I/II/III
11.59
7.50 5.65 -4.09 -1.85
-2.97
Universitas
9.95
6.95 5.04 -3.00 -1.91
-2.46
Jumlah
6.80
6.32 5.92 -0.48 -0.40
-0.44
Sumber : BPS (2013)
Data diatas menggambarkan bahwa setiap tahun masih terdapat
pengangguran pada lulusan universitas. Jumlah lapangan pekerjaan di Indonesia
tidak sebanding dengan jumlah lulusan universitas, sehingga masih banyak
lulusan universitas yang menganggur. Para lulusan universitas ini diharapkan
dapat menjadi wirausaha agar dapat mengurangi jumlah tingkat pengangguran
terbuka.
Wirausaha merupakan pendorong pembangunan, baik dalam jumlah
maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Pada tahun 2012 jumlah wirausaha di
Indonesia adalah sekitar 1 328 163 pengusaha atau naik sebesar 2.41% dari tahun
2011 (Tabel 2) atau sekitar 0.54% dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah
tersebut masih kurang karena suatu negara dikatakan memiliki perekonomian
yang stabil bila jumlah wirausahanya minimal 2% dari jumlah penduduk.
Data Kementrian Koperasi dan UKM 2013 menunjukkan peningkatan
jumlah pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan usaha besar (UB)
sebesar 2.41% atau sejumlah 1 328 163 pengusaha. Berkembangnya UMKM di
Indonesia dapat membantu menyerap pengangguran yang ada di Indonesia.

2
Tabel 2 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan
Usaha Besar (UB) tahun 2011 – 2012
Perkembangan Tahun 2011–2012
Indikator
Satuan
Persentase (%)
Jumlah
2.41
Unit
1 328 163
Unit Usaha (A+B)
Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM)
Usaha Mikro (Umi)
Usaha Kecil (UK)
Usaha Menengah (UM)

Unit

1 328 147

2.41

Unit
Unit
Unit

1 296 207
27 223
4 717

2.38
4.52
10.65

16

0.32

Unit
Usaha Besar (UB)
Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM (2013)

Data di atas menggambarkan bahwa terjadi peningkatan jumlah unit usaha
baik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maupun usaha besar (UB)
sebesar 2.41%. Peningkatan UMKM maupun UB terjadi karena profesi sebagai
wirausaha sudah mulai diminati oleh masyarakat. Peningkatan jumlah UMKM
maupun UB ini diharapkan juga dapat memicu minat mahasiswa untuk menjadi
wirausaha sehingga angka pengangguran pada tingkat lulusan universitas dapat
terus berkurang.
Universitas–universitas di Indonesia kini telah menyelenggarakan mata
kuliah kewirausahaan untuk mendorong mahasiswanya menjadi sorang wirausaha.
IPB sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia tidak hanya
menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan, tetapi juga mendorong
mahasiswanya untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kewirausahaan. Salah
satu program kewirausahaan yang diminati oleh mahasiswa IPB yaitu Program
Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). PKMK merupakan salah satu
ajang lomba dibidang kewirausahaan dimana dalam PKMK tersebut mahasiswa
juga memperoleh bimbingan mengenai wirausaha. Peserta PKMK merupakan
suatu kelompok yang berjumlah tiga sampai lima orang dan mengirimkan satu
proposal bisnis tiap kelompok. Ajang PKMK selalu menarik minat mahasiswa
namun, terjadi penurunan jumlah peserta secara signifikan pada tahun 2011 dan
2012 (Tabel 3) karena berkurangnya dukungan dari penyelenggara salah satunya
dari segi pendanaan.
Tabel 3 Perkembangan Jumlah Proposal PKMK (Program Kreatifitas Mahasiswa
Kewirausahaan) IPB yang Diajukan dan Didanai tahun 2009-2013
Jumlah Proposal PKM yang Diajukan dan Didanai
Indikator
2009
2010
2011
2012
2013
Proposal yang diajukan
130
341
135
118
266
Proposal yang didanai
9
2
3
6
2
Sumber : Direktorat Kemahasiswaan IPB (2014)

3
Berdasarkan data pada Tabel 3 terlihat bahwa mahasiswa antusias terhadap
program PKMK di IPB. Hal ini dapat terlihat pada banyaknya jumlah proposal
yang diajukan, namun hanya sedikit proposal yang didanai. Kelompok yang gagal
mendapatkan dana, dapat mengajukan proposal kembali pada Program Wirausaha
Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Career Development and Alumni Affair
(CDA) IPB. Pada grafik 1 terlihat perkembangan jumlah peserta PMW IPB pada
tahun 2009-2013. Pada grafik tersebut terlihat adanya penurunan jumlah peserta
yang signifikan pada tahun 2011 dan 2012. Penyebab penurunan jumlah peserta
PMW terjadi akibat dari penurunan jumlah peserta PKMK. Penurunan jumlah
peserta PMW yang terjadi pada tahun 2011 dan 2012, tidak menyurutkan minat
mahasiswa dalam berwirausaha pada tahun berikutnya. Terlihat pada tahun 2013
terdapat peningkatan jumlah peserta PMW maupun PKMK.
Gambar 1 Jumlah Peserta PMW (Program Wirausaha Mahasiswa) IPB tahun
2009-2013
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
2009

2010

2011

2012

2013

Sumber : Career Development and Alumni Affair (CDA) IPB (2014)
Departemen Agribisnis di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
mendapatkan mandat untuk mengembangkan kewirausahaan khususnya pada
mahasiswa melalui pendidikan. Pendidikan kewirausahaan yang diberikan
mengacu pada kurikulum saat ini. Kurikulum saat ini adalah Kurikulum Nasional
Berbasis Kompetensi (KBK) yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI). Kurikulum pada awalnya mengacu pada pencapaian
kompetensi menjadi mengacu pada capaian pembelajaran (learning outcomes).
Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahapan yaitu melalui penetapan Profil Kelulusan,
Merumuskan Learning Outcomes, Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian,
Pemetaan Learning Outcomes (LO) Bahan Kajian, Pengemasan Mata Kuliah,
Penyusunan Kerangka Kurikulum, Penyusuan Rencana Perkuliahan (Dikti 2013).
Pendidikan kewirausahaan yang diselenggarakan antara lain pengantar
kewirausahaan, kewirausahaan, dan praktek kewirausahaan. Mata kuliah
pengantar kewirausahaan dilaksanakan pada mahasiswa agribisnis program
reguler saat tingkat persiapan bersama, sedangkan mahasiswa alih jenis (AJ)
agribisnis tidak mendapatkan mata kuliah tersebut. Mata kuliah pengantar

4
kewirausahaan dilaksanakan dengan bobot sks sebanyak satu sks. Mata kuliah
kewirausahaan pada mahasiswa agribisnis program reguler dilaksanakan pada
semester tiga dengan bobot sks sebanyak tiga sks. Pada program alih jenis
agribisnis mata kuliah kewirausahaan dilaksanakan pada semester satu namun,
tidak dilaksanakan pada seluruh mahasiswa tetapi hanya dilaksanakan pada
mahasiswa yang belum mendapatkan mata kuliah tersebut pada program diploma
sebelumnya. Mata kuliah praktek kewirausahaan pada mahasiswa agribisnis
program reguler dilaksanakan pada semester enam. Mata kuliah praktek
kewirausahaan dilaksanakan pada semester dua atau empat pada mahasiswa
agribisnis program alih jenis bergantung pada jumlah sks dan rencana
pembelajaran yang diberikan oleh pihak departemen pada tiap-tiap mahasiswa.
Praktek kewirausahaan baru berlangsung sebanyak dua angkatan pada Program
alih jenis agribisnis. Angkatan pertama mahasiswa yang telah lulus mata kuliah
praktek kewirusahaan adalah mahasiswa alih jenis agribisnis angkatan 3 yang
terdiri dari 48 orang. Angkatan kedua yang sedang mempelajari praktek
kewirausahaan adalah sebanyak 43 orang yang terdiri dari mahasiswa alih jenis
agribisnis angkatan 3 dan angkatan 4 serta mahasiswa agribisnis program reguler
angkatan 48 sebanyak 106 orang.

Perumusan Masalah
Jumlah wirausaha di suatu negara dapat mengindikasikan kemajuan negara
tersebut. Suatu negara dikatakan sebagai negara maju apabila jumlah
wirausahanya minimal 2 persen dari total penduduk. Sebagai peerbandingan,
Amerika Serikat memiliki wirausaha mencapai 11.5 persen dari jumlah penduduk,
China 10 persen, Jepang 8 persen, Singapura 7.2 persen dan Malaysia 4 persen1.
Jumlah wirausaha di Indonesia sendiri hanya sekitar 0.54 persen dari total
penduduk Indonesia, masih jauh dari jumlah ideal.
Wirausaha memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian
suatu negara. Untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia, maka
pemerintah maupun swasta bekerja sama dalam meningkatkan jumlah wirausaha
ini. Berbagai pelatihan dan seminar diselenggarakan agar jumlah wirausaha dapat
terus bertambah setiap tahunnya. Tidak hanya pihak pemerintah dan swasta saja
yang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah wirausaha di
Indonesia, tetapi juga universitas-universitas di Indonesia melakukan berbagai
upaya agar jumlah wirausaha dapat terus bertambah.
Berdasarkan data BPS 2013 jumlah penduduk yang bekerja menurut
pendidikan didapatkan sebanyak 7.94 juta lulusan universitas yang bekerja atau
sebanyak 6.λ6 persen dari jumlah penduduk usia bekerja (≥15 tahun). Padahal,
universitas-universitas telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan
jumlah wirausaha. Universitas–universitas di Indonesia kini telah
menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan untuk mendorong mahasiswanya
menjadi sorang wirausaha. Universitas–universitas juga menggelar seminar atau
1

Ihsan. 2013. Indonesia Masih Berupaya Tingkatkan Jumlah Wirausaha [Internet]. [2013 Sept 22].
Jakarta (ID): Warta Ekonomi; [diunduh 2013 Nov 23]. Tersedia pada :
http://wartaekonomi.co.id/berita16992/indonesia-masih-berupaya-tingkatkan-jumlahwirausaha.html

5
pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswanya. Departemen Agribisnis di Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB ikut serta dalam upaya meningkatkan jumlah
wirausaha di Indonesia salah satunya melalui pendidikan.
Pendidikan kewirausahaan yang diselenggarakan antara lain pengantar
kewirausahaan, kewirausahaan, dan praktek kewirausahaan. Praktek
kewirausahaan merupakan salah satu mata kuliah yang dapat melatih mahasiswa
untuk menjadi wirausaha karena dalam mata kuliah ini mahasiswa dituntut untuk
menjalankan bisnis secara langsung. Mata kuliah praktek kewirausahaan memiliki
kompetensi yang terdiri dari kompetensi hasil didik (Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002) dan elemen-elemen
kompetensi (Satuan Acara Pembelajaran Praktek Kewirausahaan Departemen
Agribisnis IPB).
Kompetensi hasil didik terdiri dari lima variabel antara lain, mampu
menyusun proposal bisnis yang layak dan dinilai bank, mampu
mengorganisasikan sumberdaya bisnis yang berorientasi pasar, mampu
menerapkan prinsip dan konsep kewirausahan di dalam bisnis praktis, mampu
mengoperasikan bisnis praktis bidang agribisnis tropika, dan mampu membangun
jaringan bisnis bidang agribisnis tropika yang prospektif dan berkelanjutan.
Sedangkan elemen-elemen kompetensi terdiri dari enam variabel antara lain, ide
kreatif dan inovatif, internalisasi dan diseminasi ide, evaluasi dan monitoring,
meramalkan dan mengambil keputusan, analisis risiko, dan analisis nilai tambah.
Mengerjakan tugas dalam mata kuliah ini sebagai wirausaha sesuai dengan
kompetensi dapat memberikan suatu pengalaman yang berharga bagi mahasiswa.
Pengalaman mahasiswa pada saat melakukan usaha dalam mata kuliah praktek
kewirausahaan selama satu semester seharusnya dapat mempengaruhi perilaku
wirausaha mahasiswa. Pambudy et al. (2011), menyatakan komponen perilaku
wirausaha terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam berwirausaha.
Apakah pengalaman dalam mata kuliah ini dapat menambah pengetahuan
wirausaha mahasiswa? Apakah pengalaman dalam mata kuliah praktek
kewirausahaan ini dapat merubah sikap dan tindakan mahasiswa sehingga
menyukai kegiatan berwirausaha? Apakah pengalaman tersebut berpengaruh pada
perilaku wirausaha mahasiswa? Dan apakah mahasiswa dapat menentukan pilihan
bekerja sebagai job seeker (pencari kerja) atau lebih memilih untuk menjadi job
creator (wirausaha).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah:
a. Bagaimana pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku
wirausaha mahasiswa?
b. Bagaimana pengaruh perilaku wirausaha mahasiswa terhadap pilihan bekerja
mahasiswa?

Tujuan Penelitian
a. Menganalisis pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku
wirausaha mahasiswa.
b. Menganalisis pengaruh perilaku wirausaha mahasiswa terhadap pilihan bekerja
mahasiswa.

6
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi :
1. Kegunaan yang bersifat teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan memberikan
sumbangan informasi bagi para akademisi sehingga dapat memperkaya dan
mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang
kewirausahaan.
2. Kegunaan yang bersifat praktis :
a. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian serta menguji
kemampuan analisis masalah berdasarkan teori yang pernah di dapat selama
studi, khususnya yang berhubungan dengan kewirausahaan.
b. Bagi Mahasiswa
Memberikan gambaran mengenai faktor–faktor yang dapat memotivasi
mahasiswa untuk menjadi wirausaha atau berwirausaha sesuai dengan minat
atau bidang keahlian yang ditekuni.
c. Bagi Universitas
Dapat menambah dan memperkaya hasil–hasil penelitian, khususnya yang
berkaitan dengan aspek motivasi dan kewirausahaan.
d. Bagi Masyarakat Luas
Sebagai wacana dan pengetahuan tentang faktor–faktor yang dapat
memotivasi mahasiswa untuk berkeinginan menjadi wirausaha.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengenai pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan
terhadap perilaku wirausaha dan pilihan bekerja mahasiswa. Penelitian ini dibatasi
pada kompetensi praktek kewirausahaan. Kompetensi praktek kewirausahaan
terdiri dari dua yaitu kompetensi hasil didik dan elemen-elemen kompetensi.
Kompetensi hasil didik terdiri dari lima variabel, yaitu mampu mengoperasikan
bisnis praktis bidang agribisnis tropika, mampu menyusun proposal bisnis yang
layak dan dinilai bank, mampu mengorganisasikan sumberdaya bisnis yang
berorientasi pasar, mampu menerapkan prinsip dan konsep kewirausahan di dalam
bisnis praktis, dan mampu membangun jaringan bisnis bidang agribisnis tropika
yang prospektif dan berkelanjutan. Sedangkan elemen-elemen kompetensi terdiri
enam variabel, yaitu ide kreatif dan inovatif, internalisasi dan diseminasi ide,
evaluasi dan monitoring, meramalkan dan mengambil keputusan, analisis risiko,
dan analisis nilai tambah.
Penelitian ini juga untuk menganalisis perilaku wirausaha pada mahasiswa.
Perilaku wirausaha yang akan di analisis yaitu pengetahuan wirausaha, sikap
wirausaha, dan tindakan wirausaha. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis
pilihan bekerja mahasiswa, apakah mahasiswa lebih tertarik untuk menjadi job
seeker (pencari kerja) atau job crerator (wirausaha).

7
Mahasiswa responden pada penelitian ini dibatasi pada mahasiswa Alih
Jenis Agribisnis angkatan 3 di Institut Pertanian Bogor yang telah lulus mata
kuliah praktek pewirausahaan dan mahasiswa Alih Jenis Agribisnis angkatan 3
dan 4 serta mahasiswa Agribisnis angkatan 48 yang sedang mengikuti mata kuliah
praktek kewirausahaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Kompetensi
Indah (2010), menyatakan bahwa kompetensi berkaitan dengan pengalaman
dan pengetahuan yang memadai. Seseorang yang memiliki pengalaman yang
tinggi cenderung memiliki ketelitian dan kemampuan yang baik dalam
menyelesaikan persoalan yang terjadi terutama yang berkaitan dengan urusannya.
Seseorang dengan pengetahuan yang memadai akan memiliki pandangan yang
luas terhadap berbagai hal. Pengetahuan yang luas juga membuat wirausaha
mudah beradaptasi serta dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi.
Arif (2013) menunjukkan bahwa kompetensi terbagi menjadi tiga yaitu
kompetensi pribadi, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi
pribadi terdiri atas penampilan yang sopan, disiplin, bijaksana dalam mengambil
keputusan, sopan dalam bertutur kata, taat beragama dan berbudi pekerti baik,
bertanggung jawab dan bersemangat. Kompetensi profesional berkaitan dengan
kemampuan materi yang dimiliki oleh seorang wirausahawan dalam menjalankan
usahanya. Kompetensi sosial terdiri atas dapat berkomunikasi dengan baik, dapat
bergaul dengan baik, dan mampu bersikap adil. Seorang wirausahawan harus
dapat memenuhi ketiga kriteria kompetensi tersebut dalam menjalankan usahanya.
Lebih lanjut Chasbiansari (2007), menjelaskan bahwa sebesar 67.5%
kewirausahaan ditentukan oleh faktor kompetensi sosial, sedangkan sisanya
32.5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Faktor lain yang diduga turut
berpengaruh terhadap kewirausahaan antara lain kebutuhan berprestasi, internal
locus of control, kebutuhan akan kebebasan, nilai-nilai pribadi, pengalaman, role
model, dukungan keluarga dan teman, serta pendidikan.
Wirausahawan dengan kompetensi sosial akan mampu membaca situasi,
peka terhadap kondisi yang dihadapi serta mampu memanfaatkan keadaan demi
perkembangan usaha yang dimiliki tanpa merugikan pihak lain. Bahkan seorang
wirausahawan dengan kompetensi sosial yang baik dapat melibatkan pihak lain
untuk ikut mengembangkan usaha dalam upaya mencapai tujuannya dan memberi
manfaat atau kesejahteraan bagi pihak yang bekerja sama dengannya. Kompetensi
sosial akan membawa individu untuk mampu mempertahankan hubungan baik
dengan berbagai pihak, seperti rekan bisnis, karyawan, pelanggan dan investor.
Hubungan baik perlu dilakukan demi keberhasilan dan kelangsungan usaha dalam
lingkungan bisnis yang makin kompleks.
Dengan demikian, kompetensi dalam berwirausaha antara lain memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai sehingga memiliki pandangan yang
luas terhadap berbagai hal. Pengalaman dan pengetahuan tersebut dapat berupa
pengalaman dalam mengoperasikan bisnis praktis, menyusun proposal bisnis,

8
mengorganisasikan sumberdaya, membangun jaringan, memiliki kreatifitas dan
inovasi, dsb. Selain itu, seorang wirausaha juga harus dapat meningkatkan
kompetensi sosialnya sehingga dapat berkomunikasi dan mempengaruhi orang
lain untuk mencapai tujuan dan memberi manfaat atau kesejahteraan bagi orang
lain.

Perilaku Wirausaha dan Pendidikan Kewirausahaan
Pambudy et al. (2011) dan Subachtiar (2013), menyatakan komponen
perilaku wirausaha terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam
berwirausaha. Lebih lanjut pengetahuan mahasiswa mengenai kewirausahaan
lebih tinggi dibandingkan dengan sikap dan tindakan dalam berwirausaha.
Pengetahuan wirausaha dapat diperoleh melalui kuliah kewirausahaan, seminar/
pelatihan kewirausahaan, maupun studi literature yang dapat dilakukan secara
mandiri ataupun berkelompok. Sikap wirausaha mencerminkan komponen afektif
seseorang dalam menanggapi peluang usaha yang menyangkut komitmen
terhadap pelaksanaan usaha. Komponen tindakan mencerminkan hal yang
dilakukan oleh seorang wirausaha dalam mencapai tujuannya dalam berwirausaha.
Lebih lanjut Azzahra (2009), menyatakan bahwa perilaku wirausaha dapat dilihat
dari pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan dalam berwirausaha.
Hardian (2011) menjelaskan pengetahuan wirausaha merupakan salah satu
komponen dari perilaku wirausaha yang sangat penting. Pengetahuan wirausaha
yang tinggi dapat menjadikan seseorang sukses dalam berwirausaha, sedangkan
pengetahuan wirausaha yang rendah maka akan mengalami kegagalan dalam
mengelola usahanya. Pengetahuan wirausaha dapat diperoleh dari buku bacaan,
dan pengalaman berdagang. Sikap wirausaha adalah unsur mencirikan respon,
tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap
pedagang atau respon seseorang dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi
didalam wirausaha. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan
terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja. Keterampilan yang
dimaksud adalah kemampuan pengusaha dalam mengatur usahanya, seperti :
pembukuan keuangan, membuat strategi pemasaran, rencana pengembangan
usaha.
Menurut Mulyani (2011), pemerintah telah berupaya untuk
memasyarakatkan kewirausahaan, namun upaya tersebut belum membawa
pengaruh yang signifikan karena masih banyak penduduk yang tidak produktif
setiap tahun. Di samping itu pelaksanaan pendidikan kewirausahaan sesuai
dengan amanah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

9
Lebih lanjut Mulyani (2011) menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia
terdiri atas tiga bagian. Pertama, pendidikan informal (keluarga), formal (sekolah)
dan nonformal (masyarakat). Dilihat dari sasaran yang ingin dicapai, sasaran
pendidikan adalah pembentukan aspek kognitif (intelektual), afektif (sikap mental
atau moral) dan psikomotorik (skill/ keterampilan).
Dengan demikian, perilaku wirausaha terdiri dari pengetahuan, sikap, dan
tindakan dalam berwirausaha. Perilaku wirausaha dapat dipengaruhi oleh
pendidikan kewirausahaan. Pendidikan dapat mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak seorang wirausaha sehingga dapat menjadi wirausaha sesuai
dengan kompetensi.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kompetensi Praktek Kewirausahaan
Buku Panduan Program Pendidikan Sarjana Edisi 2012 Institut Pertanian
Bogor menjelaskan bahwa Praktek Kewirausahaan didesain untuk meningkatkan
kemampuan dan memberikan pengalaman berwirausaha bagi mahasiswa dengan
meningkatkan keterampilan dan perilaku wirausaha mahasiswa melalui penemuan
dan presentasi ide, kreativitas dan inovasi berwirausaha, penyusunan ide
berwirausaha, perencanaan dan pengorganisasian berwirausaha, pelaksanaan dan
pengendalian berwirausaha, serta mentoring dan tindak lanjut dalam berwirausaha.
Pencapaian pembelajaran (learning outcomes) yang diharapkan dari mata kuliah
praktek kewirausahaan antara lain agar mahasiswa mampu menyusun proposal
bisnis yang layak dan dinilai bank mampu mengorganisasikan sumberdaya bisnis
yang berorientasi pasar, mampu menerapkan prinsip dan konsep kewirausahan di
dalam bisnis praktis, mampu mengoperasikan bisnis praktis bidang agribisnis
tropika, mampu membangun jaringan bisnis bidang agribisnis tropika yang
prospektif dan berkelanjutan.
Kompetensi berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 045/U/2002 yang diterapkan pada Praktek Kewirausahaan
terdiri dari kompetensi hasil didik dan elemen-elemen kompetensi. Penyusunan
kompetensi dalam penyelenggaraan mata kuliah praktek kewirausahaan diatur
berdasarkan keputusan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia nomor
045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi. Pasal-pasal yang berkaitan
dengan penyusunan kompetensi antara lain :
1. Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan Kompetensi adalah
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas- tugas di bidang pekerjaan tertentu.
2. Pasal 2 (1) Kompetensi hasil didik suatu program studi terdiri atas :
a. kompetensi utama
b. kompetensi pendukung
c. kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama.

10
3. Pasal 2 (2) Elemen-elemen kompetensi terdiri atas :
a. landasan kepribadian
b. penguasaan ilmu dan keterampilan
c. kemampuan berkarya
d. sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan
ilmu dan keterampilan yang dikuasai
e. pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan
keahlian dalam berkarya.
Sistem pendidikan yang berkaitan dengan kompetensi diatur dalam undangundang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 berisikan tentang sistem
pendidikan nasional. Pasal-pasal yang berkaitan dengan sistem pendidikan
nasional terdapat pada pasal 35 dan pasal 61 mengenai sertifikasi.
1. Pasal 35
(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara
berencana dan berkala.
(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum.
Penjelasan Pasal 35 Ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Standar isi mencakup ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan ke dalam persyaratan tentang kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
b. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati.
2. Pasal 61
(1) Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi.
(2) Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi
belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.
(3) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan
lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai
pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu
setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan sesuatu yang dapat diajarkan.
Beberapa negara mewajibkan mahasiswanya untuk mempelajari mata kuliah
kewirausahaan, bahkan China menghapus salah satu mata kuliah dan
menggantinga dengan mata kuliah kewirausahaan. Indonesia sendiri tidak hanya
menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan di perguruan tinggi, tetapi mulai
dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas
maupun kejuruan mulai mempelajari kewirausahaan. Mereka mulai ditanamkan
sikap-sikap perilaku dalam membuka sebuah usaha sehingga membuat mereka
tertarik menjadi seorang wirausahawan.

11
Alma (2009) menjelaskan bahwa mata kuliah kewirausahaan diberikan
dalam kuliah umum, ataupun dalam bentuk konsentrasi program studi. Beberapa
mata kuliah yang diberikan bertujuan antara lain :
a. Mengerti apa peranan perusahaan dalam sistem perekonomian
b. Keuntungan dan kelemahan berbagai bentuk perusahaan
c. Mengetahui karakteristik dan proses kewirausahaan
d. Mengerti perencanaan produk dan proses pengembangan produk
e. Mampu mengidentifikasi peluang bisnis dan menciptakan kreativitas serta
membentuk organisasi kerjasama
f. Mampu mengidentifikasi dan mencari sumber-sumber
g. Mengerti dasar-dasar : marketing, financial, organisasi, produksi
h. Mampu memimpin bisnis, menghadapi tantangan masa depan
Perilaku Wirausaha
Perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan, atau dengan kata lain pada
umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Satuan
perilaku yang utama adalah aktivitas. Nyatanya, semua perilaku merupakan suatu
rangkaian aktivitas (Hersey dan Blanchard dalam Azzahra 2009). Perilaku
diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku
baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni
yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi
atau perilaku tertentu.
Perilaku wirausaha merupakan aspek-aspek yang terinternalisasi dalam diri
yang ditunjukkan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melakukan
usaha dengan inovatif, inisiatif, berani mengambil risiko dan berdaya saing.
Perilaku wirausaha merupakan sikap mental, gaya hidup dan pola tindak yang
didasarkan atas pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan kebutuhannya dalam
upaya mengkaji peluang dan pertumbuhan bisnis serta tindakannya berusaha
mencari kreatifitas, menunjukkan keuletan, bersikap mandiri, dan berani
mengambil risiko dengan perhitungan yang matang.
a. Pengetahuan Wirausaha
Pambudy dalam Hardian (2011), menjelaskan untuk menjadi seorang
wirausaha tidak hanya sekedar memiliki pengetahuan praktis, tetapi juga pada
gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu yang akan berpengaruh pada bisnis
yang dijalankan. Walaupun secara tak langsung tidak ada hubungan antara
pendidikan dengan semangat kewirausahaan, tetapi dalam menjalankan
usahanya seorang wirausahawan perlu memiliki pengetahuan dasar yang
memadai agar usahanya berhasil.
b. Sikap Wirausaha
Sikap mental yang diperlukan seorang wirausahawan adalah unsur
mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan
pada situasi. Sikap mental berbeda dengan kepribadian. Kepribadian
menunjukkan watak seseorang atau sikap mental yang relatif mantap dan tetap
(Wijandi dalam Hardian 2011).
Pambudy dalam Hardian (2011), menjelaskan sikap dasar seorang
wirausahawan adalah kemauan, kemampuan dan memiliki kesempatan untuk
selalu memperhatikan usahanya.

12
c. Tindakan Wirausaha
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia tindakan didefinisikan sebagai sesuatu
yang dilakukan atau perbuatan seseorang. Ranah psikomotorik adalah ranah yang
berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor
dikemukakan oleh Simpson dalam Azzahra (1956) yang menyatakan bahwa hasil
belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan
bertindak individu. Tindakan wirausaha adalah perbuatan seseorang dalam
mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi
untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya
(Azzahra 2009)
Pilihan Bekerja
Tingkat Pengangguran Terdidik (TPT) di Indonesia memiliki jumlah yang
tinggi. Tingginya jumlah TPT tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan
yang tersedia. Para pengangguran terdidik atau para lulusan universitas memiliki
pilihan-pilihan dalam bekerja, diantara tetap mencari pekerjaan sebagai pegawai
atau menjadi seorang wirausaha.
Para pengangguran terdidik atau para lulusan universitas kebanyakan akan
mencari kerja walaupun telah gagal dalam mendapatkan pekerjaan sebelumnya.
Menurut Adi (2011), Proses mencari kerja memerlukan waktu dan setiap tawaran
pekerjaan perlu dijawab begitu ditawarkan, maka pencari kerja sebelum memulai
proses mencari kerja harus menentukan batas diterima atau tidaknya suatu tawaran
pekerjaan. Batasan ini biasanya berupa reservation wage. Akan ditolaknya suatu
tawaran pekerjaan jika upah yang ditawarkan dibawah reservation wage atau upah
minimum yang diharapkannya, sebaliknya akan diterima suatu tawaran pekerjaan jika
upah yang ditawarkan sama atau di atas reservation wage.
Teori mencari kerja menghipotesiskan bahwa penentu tingkat pengangguran
adalah biaya mencari kerja dan reservation wage, diasumsikan segala sesuatu yang
dapat meningkatkan biaya mencari kerja akan menurunkan reservation wage. Dengan
meningkatnya permintaan tenaga kerja, pencari kerja akan lebih mudah memperoleh
pekerjaan dan berarti turunnya biaya mencari kerja serta meningkatkan reservation
wage (Mulyono dalam Adi 2011). Selain itu juga menghipotesiskan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula upah minimumnya
(reservation wage) sehingga semakin lama pencari kerja mencari kerja berarti
semakin lama pencari kerja tersebut menganggur (Sutomo dalam Adi 2011).
Sebagian dari para pengangguran terdidik memilih untuk menjadi
wirausahawan selain mencari pekerjaan. Wirausahawan (entrepreneur) adalah
orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti (Kashmir 2006).
Schumpeter dalam Alma (2009)
mengungkapkan bahwa entrepreneur adalah orang yang mendobrak sistem yang
ada dengan memperkenalkan barang dan jasa baru, dengan menciptakan bentuk
organisasi baruatau mengolah bahan baku baru. Schumpeter menegaskan bahwa
seorang entrepreneur adalah orang yang mampu melihat adanya peluang
kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.

13
Seorang wirausahawan merupakan orang yang berani untuk mengambil
keputusan dimana keputusan tersebut memiliki risiko yang tinggi untuk usahanya.
Seorang wirausahawan juga berani menghadapi ketidakpastian dalam
menjalankan usahanya. Selain itu, wirausahawan juga memiliki motivasi yang
tinggi untuk mencapai tujuan keberhasilan usahanya dan dapat memegang prinsip
“high risk, high return”. Semakin besar risiko yang dihadapi, semakin besar pula
manfaat atau keuntungan yang didapakan. Mampu melihat dan memanfaatkan
peluang yang datang untuk meningkatkan keuntungan usahanya.

Kerangka Pemikiran Operasional
Jumlah wirausaha di Indonesia kini hanya sebanyak 0.54% dari total
penduduk Indonesia. Suatu negara dikatakan sebagai negara maju apabila jumlah
wirausahanya minimal 2% dari total penduduk. Institut pertanian Bogor sebagai
salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia ikut berperan aktif dalam
menambah jumlah wirausaha di Indonesia. Departemen Agribisnis mendapatkan
mandat untuk meningkatkan jumlah wirausaha dengan menyelenggarakan mata
kuliah kewirausahaan salah satunya adalah praktek kewirausahaan. Praktek
kewirausahaan merupakan mata kuliah yang dapat melatih mahasiswa untuk
menjadi wirausaha, maka dilakukan penelitian yang bertujuan menganalisis
pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku wirausaha
mahasiswa dan untuk menganalisis pengaruh perilaku wirausaha mahasiswa
terhadap pilihan bekerja mahasiswa.
Kompetensi praktek kewirausahaan didasarkan pada Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 045/U/2002. Kompetensi tersebut
dibagi menjadi kompetensi hasil didik dan elemen-elemen kompetensi.
Kompetensi hasil didik terdiri atas kompetensi utama, kompetensi pendukung,
dan kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama.
Kompetensi utama terdiri dari satu variabel, yaitu mampu mengoperasikan bisnis
praktis bidang agribisnis tropika. Kompetensi pendukung terdiri dari tiga variabel,
yaitu mampu menyusun proposal bisnis yang layak dan dinilai bank, mampu
mengorganisasikan sumberdaya bisnis yang berorientasi pasar, dan mampu
menerapkan prinsip dan konsep kewirausahan di dalam bisnis praktis. Kompetensi
lain terdiri dari satu variabel yaitu mampu membangun jaringan bisnis bidang
agribisnis tropika yang prospektif dan berkelanjutan.
Elemen-elemen kompetensi dalam kompetensi praktek kewirausahaan
terdiri enam variabel, yaitu ide kreatif dan inovatif, internalisasi dan diseminasi
ide, evaluasi dan monitoring, meramalkan dan mengambil keputusan, analisis
risiko, dan analisis nilai tambah. Kompetensi-kompetensi yang terdapat dalam
mata kuliah praktek kewirausahaan diharapkan dapat mempengaruhi perilaku
wirausaha dan pilihan bekerja mahasiswa sehingga mahasiswa lebih tertarik untuk
menjadi job creator atau pembuat pekerjaan atau dengan kata lain wirausaha
dibandingkan menjadi job seeker atau pencari kerja.
Penelitian ini menarik untuk dikaji karena tidak banyak peneliti yang
mengkaji hal ini dan untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi praktek
kewirausahaan terhadap perilaku wirausaha. Penelitian ini juga dilakukan untuk
menganalisis pengaruh dari perilaku wirausaha terhadap pilihan bekerja

14
mahasiswa. Perilaku yang akan diteliti yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan
wirausaha. Perilaku tersebut akan diteliti seberapa besar pengaruhnya pada pilihan
bekerja mahasiswa untuk menjadi job seeker atau menjadi job creator. Gambar 1
berikut ini menggambarkan tentang kerangka operasional penelitian.

Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan terhadap
Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja Mahasiswa

Rumusan Masalah :
a. Bagaimana pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku
wirausaha mahasiswa?
b. Bagaimana pengaruh perilaku wirausaha mahasiswa terhadap pilihan bekerja
mahasiswa?

Kompetensi berdasarkan yang diterapkan pada Praktek Kewirausahaan

Kompetensi hasil didik :
a. Mengoperasikan bisnis praktis
b. Menyusun proposal bisnis
c. Mengorganisasikan sumberdaya
bisnis
d. Menerapkan prinsip dan konsep
kewirausahan
e. Membangun jaringan bisnis

Elemen-elemen kompetensi :
Ide kreatif dan inovatif
Internalisasi dan diseminasi ide
Evaluasi dan monitoring
Meramalkan dan mengambil
keputusan
e. Analisis resiko
f. Analisis nilai tambah
a.
b.
c.
d.

Perilaku Wirausaha :
a. Pengetahuan Wirausaha
b. Sikap Wirausaha
c. Tindakan Wirausaha

Pilihan Bekerja :
a. Job Seeker
b. Job Creator

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional

15

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Baranang
Siang Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja
(purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa obyek yang akan diteliti, yaitu
Penelitian ini dilakukan kepada Mahasiswa Alih Jenis Agribisnis Angkatan 3 di
Institut Pertanian Bogor yang telah lulus mata kuliah Praktek Kewirausahaan dan
Mahasiswa Alih Jenis Agribisnis Angkatan 3 dan 4 serta Mahasiswa Agribisnis
Angkatan 48 yang sedang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2014.

Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Alih Jenis Agribisnis
Angkatan 3 di Institut Pertanian Bogor yang telah lulus mata kuliah Praktek
Kewirausahaan dan Mahasiswa Alih Jenis Agribisnis Angkatan 3 dan 4 serta
Mahasiswa Agribisnis Angkatan 48 yang sedang mengikuti mata kuliah praktek
kewirausahaan. Data populasi diperoleh dari basis data sekretariat alih jenis
agribisnis IPB dan sekretariat agribisnis IPB. Pemilihan responden dilakukan
dengan teknik multiple stage sample yang artinya bahwa sampel ditarik dari
kelompok populasi, tetapi tidak semua anggota kelompok populasi menjadi
anggota sampel (Nazir 2003). Kelompok populasi dalam penelitian ini yaitu
mahasiswa alih jenis agribisnis angkatan 3 yang telah lulus mata kuliah praktek
kewirausahaan, mahasiswa alih jenis agribisnis angkatan 3 dan 4 serta mahasiswa
agribisnis angkatan 48 yang sedang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan.
Kelompok tersebut digunakan karena sampel diperkirakan dapat memberikan
informasi terbaik terkait dengan topik penelitian. Jumlah responden yang akan
diteliti berjumlah 197 orang, yang terdiri dari 48 orang mahasiswa alih jenis
agribisnsi angkatan 3 yang telah lulus mata kuliah praktek kewirausahaan, 43
orang mahasiswa alih jenis agribisnsi angkatan 3 dan 4 yang sedang mengikuti
mata kuliah praktek kewirausahaan, serta 106 orang mahasiswa agribisnis
angkatan 48 yang sedang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan.

Data dan Instrumentasi
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui obs

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sikap Kewirausahaan dan Kompetensi Wirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Produsen Sepatu Cibaduyut Kota Bandung

1 6 1

Perilaku Wirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM)

0 19 117

Perilaku Wirausaha Mahasiswa Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa

0 6 18

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DITINJAU DARI PERILAKU BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN PADA Kompetensi Kewirausahaan Ditinjau Dari Perilaku Belajar Dan Motivasi Belajar Praktik Kewirausahaan Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi F

0 3 12

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DITINJAU DARI PERILAKU BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN Kompetensi Kewirausahaan Ditinjau Dari Perilaku Belajar Dan Motivasi Belajar Praktik Kewirausahaan Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakul

0 4 17

PENGARUH FAKTOR KELUARGA DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MENJADI WIRAUSAHA Pengaruh Faktor Keluarga dan Karakyeristik Kewirausahaan Terhadap Minat Menjadi Wirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Universitas muh

0 3 16

PENGARUH EFIKASI DIRI, SIKAP KEWIRAUSAHAAN, DAN MOTIVASI TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN : Survey pada Mahasiswa UPI Pemenang Program Mahasiswa Wirausaha.

0 2 43

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN LANJUT : UPAYA MENCETAK WIRAUSAHA MAHASISWA.

0 0 7

Pengertian wirausaha dan kewirausahaan kewirausahaan

0 2 6

PENGARUH KARAKTERISTIK WIRAUSAHA DAN SIKAP WIRAUSAHA TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN (STUDI KASUS PADA MAHASISWA WIRAUSAHA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA )

0 0 9