Dinamika perkembangan ovarium rusa timor (Cervus timorensis)dengan tinjauan khusus pada karakteristik histokimia folikel

Ltt!S-2ID. 0 tl:>
DINAMIKA PERKEMBANGAN OVARIUM
RUSA TIMOR (Cervus timorensis) DENGAN
TINJAUAN KHUSUS PADA GAMBARAN DAN
KARAKTERISTIK HISTOKIMIA FOLIKEL

NAJDA RIFQIYATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
BOGOR

2006

PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Dinamika Perkembangan
Ovarium Rusa Timor (GeNus timorensis) dengan Tinjauan Khusus pada Gambaran dan
Karakteristik Histokimia Folikel adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Dafiar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogar, Mei 2006

Najda Rifqiyati

NIM B651030041

© Hak cipta milik Najda Rifqiyati, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
/nstitut Pertanian Bogor, sebagian atau se/uruhnya da/am
bentuk apapun baik cetak, fotocopi, mikrofilm dan sebagainya

ABSTRAK
NAJDA RIFQIYATI. Dinamika Perkembangan Ovarium Rusa Timor
(GeNus timorensis) dengan Tinjauan Khusus pada Gambaran dan Karakteristik
Histokimia Folikel. Dibimbing oleh MOZES R. TOELIHERE dan SRIHADI
AGUNGPRIYONO.

Rusa timor (GeNus timorensis) adalah salah satu ruminansia asli Idonesia.
Rusa timor merupakan rusa tropik yang belum banyak teliti di Indonesia
termasuk aspek biologi reproduksinya. Data biologi reproduksi sangat penting
untuk mendukung penerapan teknologi
reproduksi
sebagai
upaya
perkembangbiakan rusa untuk mencegah kepunahan populasi dan
meningkatkan pemanfaatan rusa timor sebagai satwa harapan dengan kualitas
maksimal.
Penelitian ini menggunakan dua ekor rusa timor betina dewasa. Ovarium
diambil dari hewan yang telah dikorbankan atau disembelih. Kemudian diukur
morfometri makroskopisnya dalam kondisi segar. Pengamatan mikroskopis
ovarium dilakukan dengan metode pewamaan HE, AB-PAS dan histokimia lektin.
Ovarium rusa timor berbentuk ovoid dengan panjang 0.37-054 cm, Ie bar
0.33-0.46 cm, tebal 0.17-0.33 cm dan berat 0.40-1.28 g. Pada ovarium rusa
timor ditemukan sembilan tipe folikel pad a tahap perkembangannya dan
ditemukan corpus luteum (Cl) serta corpus albikans. Kedelapan tipe folikel ini
dikelompokkan menjadi empat yaitu tipe pertama termasuk pada kelompok folikel
primer, tipe dua sampai empat termasuk dalam folikel sekunder. Tipe lima

sampai tujuh dikelompokkan folikel tersier dan folikel tipe delapan digolongkan
dalam kelompok folikel de Graaf. Diameter folikel de Graaf pada ovarium rusa
timor mencapai 5.4 mm. Karbohidrat asam dan karbohidrat netral ditemukan
pada bagian zona pelusida, liquor folikuli, matriks sel granulosa dan matriks sel
teka dengan intensitasnya bervariasi pada setiap perkembangan folikel. Pada
folikel preantral
ditemukan karbohidrat dengan
residu gula D-Nasetilgalaktosamin, galaktosa dan manosa pad a sitoplasma dan zona pelusida
oosit, sel granulosa dan sel teka. Pada folikel antral sitoplasma oosit mempunyai
D-N-asetilgalaktosamin dan galaktosa tidak mempunyai manosa. Pada zona
pelusida, bagian liquor folikuli, sel granulosa dan sel teka mempunyai D-Nasetilgalaktosamin, galaktosa, manosa dan glukosa.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara morfologi dan struktural,
ovarium rusa timor mirip ovarium domba atau kambing. Ada delapan tipe fOlikel
yang ditemukan pad a tahap perkembangan folikel juga ditemukan Cl dan corpus
albikans. Zona pelusida terbentuk pada folikel sekunder dengan dua lapis sel
granulosa. Folikel ovarium mengandung karbohidrat asam dan netral dengan
distribusi dan intensitas yang berbeda. Distribusi dan intensitas D-Nasetilgalaktosamin, galaktosa, manosa dan glukosa pad a folikel bervariasi dalam
tahap perkembangan folikelnya.

DINAMIKA PERKEMBANGAN OVARIUM

RUSA TIMOR (Cervus timorensis) DENGAN
TINJAUAN KHUSUS PADA GAMBARAN DAN
KARAKTERISTIK HISTOKIMIA FOLIKEL

OLEH
NAJDA RIFQIYATI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Prgram Studi Biologi Reproduksi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
BOGOR

2006

Judul Penelitian


: Dinamika Perkembangan Ovarium Rusa Timor
(Cervus timorensis) dengan Tinjauan Khusus
pada Gambaran dan Karakteristik Histokimia
Folikel.

Nama

: Najda Rifqiyati

NRP

: B651030041

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. drh. Mozes R. Toelihere, M.Se
Ketua

drh. Srihadi Agungpriyono, Ph.D

Anggota

Diketahui
Dekan Sekolah Paseasarjana

Ketua Program Studi
Biologi Reproduksi

../

Dr. drh. Tuty L. Yusuf, M.S.

Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, MSe

Tanggal Lulus:

Tanggal Ujian: 11 April 2006

111


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Rabbul 'Izzati atas semua
anugerah dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 2004 sampai selesai dengan judul "
Dinamika Perkembangan Ovarium Rusa Timor (GeNus timorensis) dengan
Tinjauan Khusus pad a Gambaran dan Karakteristik Histokimia Folikel.
Pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besamya kepada:
1. Prof. Dr. drh. Mozes R. Toelihere (in memori) dan drh. Srihadi Agungpriyono,
Ph.D selaku komisi pembimbing atas bimbingan, masukan, kesabaran dan
semua yang terberi, serta Dr. drh. Ita Djuwita, M.Phil. selaku dosen penguji
luar komisi atas masukan, saran dan arahan yang diberikan.
2. Seluruh staf pengajar di Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi serta
Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi atas pancaran ilmunya.
3. dr. Charles Mesang dan keluarga atas lokasi penelitiannya serta temanteman tim "rusa": Bu WM. Marlen Nalley, Mbak Ristika, Pak Siswanto atas
kebersamaan dan kerja samanya.
4. Ayah Bunda yang teristimewa dalam hid up, atas semangat dan motivasi yang
diberikan dan yang selalu menyertakan penulis dalam doa-doanya. Mas
Najieb, Mbak Nur, Atik dan Fauzi atas perhatian dan kasih sayangnya, serta
untuk si kecil Fairuz, Hanan dan Nadhif atas senyum cerianya.

5. Mas Ketut atas foto preparatnya, teman-teman seperjuanganku Esthi, Mimi,
Mbak Yusfi, Ika, Puji, Nirma, Nur, Santi, Putut atas bantuan dan kerja
samanya serta saudara-saudaraku di Wisma Vaillya 24 : Wike, Wiwit,
Jannah, Oja, lis, Ria atas keceriaan dan kebersamaan yang tercipta.
6. Seseorang yang berarti dalam hidup, yang menyempurnakan separuh dien
dan menemani dalam belajar tentang kehidupan.
7. Teman-teman BRP, Mbak Indira, Hafiz, Pak Maidaswar, Pak Syafriadi dan
teman BRP lainnya atas masukan dan diskusinya. Dan semua pihak yang
telah memberikan kontribusi dalam penelitian ini.
Tesis ini masih jauh dari sempuma, kritik dan saran sangat diharapkan
demi kesempurnaan di masa datang. Semoga tesis ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2006
Najda Rifqiyati

IV

RIWAYAT HIOUP
Penulis dilahirkan di Surakarta pad a tanggal 23 Mei 1979 dari ayah Drs.
Muchlasien dan ibu Ora. Aisyah. Penulis adalah putri kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 1997 penulis lulus dari SMU AI Islam I Surakarta dan pada tahun

yang sama lulus UMPTN di Universitas Sebelas Maret (UNS). Penulis memilih
jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam. Penulis lulus
pada tahun 2002. Pad a tahun 2003 penulis diterima di Program Studi Biologi
Reproduksi FKH IPB.

v

DAFTAR 151

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... .

viii

DAFTAR LAMPI RAN .................................................................................


x

PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................. .

1

Kerangka Pemikiran .........................................................................

3

Tujuan Penelitian ............................................................................ .

4

Manfaat Penelitian ........................................................................... .

4


TINJAUAN PUSTAKA
KI as(Tk
. ) ..................................... .
(as(. Rusa T·(mor (Cervus t·Imorensis

5

Keunggulan Rusa .............................................................................

6

Organ Reproduksi Betina .................................................................

7

Ovarium ...........................................................................................

7

Siklus Estrus ....................................................................................

8

Folikulogenesis .: ............................................................................. .

10

Karbohidrat ......................................................................................

15

Pewarnaan Histokimia AB-PAS ....................................................... .

16

Lektin ...............................................................................................

16

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................

17

Materi Penelitian .... ....... ..... ................. ..... ... ... ... ............. ..................

17

Metode Penelitian ...... ........ .... ... ..... ...... ...... .............. ..... ........ ..... ... ...

17

Analisis Data ....... .... ....... ...... .... ... ...... ..... ...... ... ...... ... ... .... ........ ..........

20

HASIL DAN PEMBAHASAN
Saluran Reproduksi Rusa Timor Betina ...........................................

21

Struktur Makroskopis Ovarium .... ...... ..... ...... .......... ........ ........... ... ....

23

Struktur Mikroskopis Ovarium ... ...... ........ .......... ..... .......... ... ... ..... .....

25

Morfologi Folikel Pad a Berbagai Tahap Perkembangan ...................

27

Karakteristik Histokimia Folikel Ovarium ...........................................

40

SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................

53

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

55

LAMPIRAN ...............................................................................................

59

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kandungan gizi daging rusa dengan hewan ternak lain per 100 gram.

6

2. Jenis, sumber dan dosis lektin yang digunakan dalam penelitian.........

20

3. Beberapa ukuran ovarium rusa timor dibanding ruminansia lain .........

25

4. Jumlah dan diameter folikel (mm) serta diameter oosit (mm) pada
rusa timor, Gervus timorensis ..... ....... ....... ........ ....... ....... ....... .... ....... ...

29

5. Sebaran karbohidrat asam dan karbohidrat netral pada berbagai tipe
folikel ovarium rusa timor, Gervus timorensis .............. ..... ... ................

41

6. Pola distribusi ikatan lektin pada bagian-bagian folikel dari ovarium
rusa timor, Gervus timorensis ............... ......... ...... ... ... ..... .....................

VII

48

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Peta penyebaran rusa di Indonesia ...................................... ................

6

2. Organ reproduksi betina rusa wapiti yang dibuka bagian distalnya .....

7

3. Gambaran skematis potongan ovarium................................................

8

4. Pol a pertumbuhan ranggah pada rusa timor (Cervus timorensis) ........

9

5. Konsentrasi progesteron plasma rusa timor selama 3 bulan ................

10

6. Skema tahap perkembangan folikel .....................................................

12

7. Gambaran folikel sekunder secara umum ...........................................

13

8. Organ reproduksi betina rusa timor (Cervus timorensis) ............ .... .......

21

9. Gambaran permukaan internal mukosa uterus rusa timor

(C.

timorensis) .. ........................ ... ......... .......... ...... ........................... .... ......

23

10. Ovarium rusa timor (C. timorensis)............................................. ..........

24

11. Gambaran umum histologi ovarium rusa timor ... ..... ..... ....... ... ... ...... .....

26

12. Gambaran morfologi berbagai folikel pada tahap awal perkembangan

30

13. Diargam persentase jumlah folikel ovarium rusa timor pada fase
folikuler dan fase luteal. .......................................................................

31

14. Folikel pada ovarium rusa timor ...........................................................

33

15. Folikel antral dan bagian-bagiannya.....................................................

34

16. Tahap perkembangan folikel antral......................................................

35

17. Diagram skema gelombang pertumbuhan folikel selama satu siklus
estrus...................................................................................................

36

18. Diagram diameter folikel ovarium rusa timor pada fase folikuler dan
fase luteal ..........................................................,..... ......... .......... .... .....
19. Diagram diameter oosit rusa timor pada fase folikuler dan fase luteal

37
38

20. Gambaran corpus luteum dan corpus albikans pada ovarium rusa
timor ....................................................................................................

39

21. Diagram intensitas reaksi AS-PAS pada sel-sel granulosa...................

42

22. Distribusi reaksi positif AS yang menunjukkan substansi karbohidrat
asam (warna biru) pada folikel ovarium rusa timor ...............................

43

23. Diagram intensitas reaksi AS-PAS pada zona pelusidal ......................

44

24. Diagram intensitas reaksi AS-PAS pada liquor folikuli .........................

45

25. Distribusi karbohidrat asam (biru panah) pad a corpus luteum dan corpus
albikans ....... .... .... .... ...... ... ............ ....... ...... ... ... ........ ... ........ ... ...... ... .....

viii

46

26. Distribusi karbohidrat netral pad a folikel ovarium rusa timor ...............

46

27. Distribusi ikatan lektin (wama coklat) pad a folikel preantral ..... ..... ......

49

28. Distribusi ikatan lektin pad a folikel antral tahap akhir .......... ...... ..........

IX

51

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Tahapan, bahan dan alat dalam pengamatan anatomi, morfometri
dan proses pembuatan prepararat histologi ........................................

60

2. Prosedur pembuatan preparat dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin
(HE) .....................................................................................................

61

3. Prosedur pewarnaan AS .................... ... .................. ............ ... .............

62

4. Prosedur pewarnaan PAS ...................................................................

63

5. Prosedur pewarnaan histokimia lektin..................................................

64

6. Cara pembuatan larutan pewarnaan Hematoksilin eosin (HE) ..............

65

7. Pembuatan larutan untuk pewarnaan AS dan PAS ...............................

66

8. Pembuatan larutan untuk pewarnaan lektin ............... ... ........ ... ......... ....

67

x

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Rusa merupakan salah satu satwa ruminansia yang dikelompokkan
dalam ordo Artiodactyla dan famili Gervidae. Indonesia mempunyai beberapa
jenis rusa, dari genus Gervus yaitu rusa timor (Gervus timorensis) dan rusa
sambar (Gervus unicolor') , rusa bawean (Axis kuhlil) dari genus Axis dan rusa
muncak atau kijang (Muntiacus muntjak) yang termasuk dalam genus Muntiacus.
Rusa total (Axis axis) seperti yang dipelihara di istana Bogar merupakan jenis
eksotik yang didatangkan dari Srilangka. Di Indonesia penelitian tentang rusa
tropik (rusa timor, rusa sambar, rusa bawean dan rusa totol) belum banyak
dilakukan termasuk bidang biologi reproduksinya, sehingga informasi yang
tersedia pad a umumnya berasal dari hasil-hasil penelitian rusa di daerah
temperate seperti pada fallow deer (Dama dama), wapiti (Gervus canadiensis),
red deer (Gervus elaphus) dan Odocoileus sp (white tailed, black tailed dan mule
Deer) (Masyud 1997).
Rusa timor (Gervus timorensis) merupakan salah satu satwa ruminansia
asli Indonesia yang pada awalnya merupakan satwa liar yang dilindungi.
Undang-Undang no. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya, merupakan landasan hukum bagi perlindungan rusa di
Indonesia. Namun kenyataan menunjukkan bahwa populasi rusa di Indonesia
semakin menu run akibat perburuan liar dan ekspor ke luar negeri secara ilegal,
karena keberadaan rusa di negara empat musim telah diakui sebagai hewan
ternak.
Rusa merupakan salah satu potensi sumber daya alam hayati yang
cukup prospektif untuk dikembangkan di Indonesia, karena merupakan sumber
protein hewani yang rendah kolesterol dan karkasnya mencapai 56.9% (Draw
1985, diacu dalam Teddy 1998). Disamping itu, rusa juga memberi produk
sampingan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, diantaranya adalah velvet,
ekor, otot kaki dan alat reproduksi jantan yang diekspor ke Korea atau Gina
sebagai bahan obat-obatan. Kulit dan tanduknya dapat digunakan sebagai bahan
baku industri (Semiadi dan Nugraha 2004).
Dalam rangka perkembangan sumber protein hewani baru melalui
pemanfaatan hewan yang mempunyai potensi produksi daging tinggi atau
dikenal sebagai satwa harapan, melalui SK Menteri Pertanian No.3621KPTSrrN.

2

12/5/1990 yang diperbaharui dengan SK mentan no. 404/KPTS/OT. 210/6/2002,

rusa telah resmi dimasukkan dalam kelompok hewan ternak yang dapat
dikembangbiakkan sebagaimana hewan ternak lainnya (Semiadi dan Nugraha

2004).
Upaya perkembangbiakan rusa di luar habitatnya melalui penangkaran
dan aplikasi teknologi reproduksi misalnya dengan inseminasi buatan merupakan
salah satu upaya untuk mencegah kepunahan serta meningkatkan pemanfaatan
rusa timor sebagai satwa harapan sumber protein hewani. Untuk penerapan
teknologi reproduksi tersebut, diperlukan data tentang biologi reproduksi rusa
timor di daerah tropis yang belum ban yak dikaji.
Penelitian pad a rusa timor telah dilakukan dalam hal nutrisi, perilaku,
tingkat daya dukung dan keadaan morfologinya. Akan tetapi di bidang reproduksi
belum banyak dikaji. Salah satu ciri dari rusa asal daerah tropik yang hidup di
daerah subtropik atau daerah beriklim sedang ialah kemampuannya untuk
berkembang biak sepanjang tahun (Semiadi 1998). Oi luar negeri telah banyak
dilakukan penelitian tentang biologi reproduksi rusa wapiti dan red deer yang
meliputi anatomi, kajian tingkah laku, fisiologi bahkan sampai teknologi
reproduksi (Haigh dan Hudson 1993). Sedangkan data biologi reproduksi rusa
timor di daerah tropik masih sangat jarang, terutama yang berkaitan dengan
karakteristik morfologi ovarium dan folikel.
Kemampuan bereproduksi merupakan salah satu indikator keberhasilan
dari kehidupan hewan. Organ reproduksi sangat berperan dalam proses
perkembangbiakan makhluk hidup, sehingga merupakan salah satu materi yang
perlu dipelajari untuk keberhasilan penerapan teknologi reproduksi secara efisien
dan efektif dalam rangka peningkatan populasi. Ovarium adalah organ
reproduksi primer yang menghasilkan garnet betina berupa oosit, yang sangat
esensial dalam fertilisasi. Oisamping itu, ovarium juga menghasilkan hormonhormon yang berperan dalam mengatur proses reproduksi diantaranya adalah
estrogen, progesteron, oksitosin, relaksin, inhibin dan aktivin (Senger 1999).
Penentuan status fungsional ovarium yang berlangsung secara siklik (siklus
ovarial) dapat diidentifikasi dengan adanya corpus luteum atau folikel dominan
pad a ovarium.
Ovarium terdiri atas dua bag ian yang berbeda, yaitu medula dan korteks.
Medula terletak di bag ian tengah ovarium dan berisi pembuluh darah, pembuluh
limfatik, jaringan ikat dan syaraf. Korteks berada di bag ian perifer di sekeliling

3

medula dan mengandung folikel-folikel (Ross et al. 1995). Selama siklus estrus,
folikel-folikel akan mengalami beberapa tahap perkembangan (folikulogenesis)
dengan struktur komponen yang berbeda-beda.
Penelitian pad a morfologi ovarium rusa timor sejauh ini belum pernah
dilaporkan. Penelitian ini mengkaji gambaran morfologis ovarium dan siklus
ovarial dengan tinjauan khusus pada tipe-tipe folikel serta karakteristik histokimia
folikel pad a berbagai tahap folikulogenesis rusa timor.

Kerangka Pemikiran

Ovarium merupakan sumber folikel dimana ovum dibentuk. Dalam
perkembangannya, pertumbuhan dan perkembangan folikel yang berlanjut ke
corpus luteum berlangsung secara siklik dalam siklus ovarial yang periodik dan
berkesinambungan selama masa produktif reproduksi pada hewan betina. Folikel
tersebar pada stroma korteks dan mempunyai ukuran yang bervariasi. Masingmasing folikel mengandung satu oosit. Ukuran folikel ini menunjukkan tahap
perkembangan oosit. Berdasarkan tahap perkembangannya, folikel dikategorikan
menjadi tiga tahap yaitu folikel primordial, folikel pertumbuhan (folikel primer,
sekunder dan tersier atau antral) dan folikel matang atau folikel de Graaf (Ross
et al. 1995). Selama perkembangan, foUkel akan mengalami pertumbuhan yang

melibatkan perubahan-perubahan pad a lapisan sel folikel (sel-sel granulosa),
oosit primer dan stroma di sekitar fOlikel. Morfologi folikel pada tahap-tahap
perkembangan telah dilaporkan pada hewan-hewan domestik seperti sapi,
domba dan kambing. Pada rusa timor (Gervus timorensis) , belum ada laporan
yang menggambarkan ciri-ciri morfologi folikel ovarium pad a berbagai tahap
perkembangannya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji gambaran morfologis ovarium dan
folikel

secara

makroskopis dan

mikroskopis dengan

beberapa

metode

pewarnaan yaitu metode pewarnaan standar Hematoksilin eosin (HE), dan
metode pewarnaan histokimia: Alcian Blue-Periodic Acid Schiff (AB-PAS) dan
histokimia lektin. Metode pewarnaan HE digunakan untuk mengetahui morfologi
umum foUkel pada berbagai tahap perkembangan folike!. Dengan perbedaan
morfologi ini maka dapat ditentukan tipe folikelnya. Disamping itu dengan metode
ini dapat ditentukan morfometri folikel dan jumlah folikelnya. Setelah diketahui
ciri-ciri

morfologi

dari

berbagai tipe folikel

pada masing-masing tahap

perkembangan folikel, maka penelitian dilanjutkan untuk mengetahui adanya

4

proses perkembangan secara morfologis dengan karbohidrat dan glikoprotein
sebagai marker. Deteksi unsur karbohidrat dan glikoprotein yang ada pada folikel
ovarium dilakukan dengan memakai metode histokimia.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Mempelajari anatomi dan morfometri ovarium rusa timor (Gervus timorensis).
2. Mempelajari gambaran histologis dan karakteristik histokimia folikel ovarium
rusa timor (Gervus timorensis) pada berbagai tahap perkembangan folikel
dengan metode histokimia AB-PAS dan histokimia lektin.

Manfaat Penelitian

Hasil

penelitian

ini

diharapkan dapat

bermanfaat dalam

rangka

memberikan pengertian yang lebih baik tentang morfologi dan fisiologi ovarium
rusa timor dan lebih jauh dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan
dan kemungkinan aplikasi teknologi reproduksi pada spesies rusa timor (Gervus
timorensis).

TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Rusa Timor (Cervus timorensis)

Rusa adalah salah satu satwa ruminansia yang dikelompokkan dalam
ordo Artiodactyla, famili Cervidae dengan 17 genus dan 42 spesies. Distribusi
rusa sangat luas, spesies yang berasal dari luar negeri diantaranya adalah fallow
deer (Dama dama), chinese water deer, barasingha, thamin, hog deer, wapiti
(Cervus canadiensis), rusa merah (Gervus e/aphus), Pere David's deer, A/cas sp,
Pudu sp, Hippocame/us sp, marsh deer (B/asticerus dchotomus), pampas deer
(Ozotoceras bezoarlicus), brockets (Mazama sp), Rangifer tarandus, sika deer
(Gervus nippon nippon) dan Odocoi/eus sp (white tailed, black tailed dan mule

deer) (Masyud 1997).
Di Indonesia rusa terdistribusi di daerah Sumatera, Jawa, Nusa
Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan beberapa pulau lain (Gambar 1).
berdasarkan jenis pakannya rusa dapat diklasifikasikan sebagai intermediate
feeders, yaitu satwa pemakan tumbuhan jenis campuran antara semak (browse!')

dan rumput (graze!') dan bagian tumbuhan lain seperti daun, batang atau ranting
yang lunak, rumput, umbi-umbian dan buah-buahan (Feriyanto 2002),.
Berdasarkan klasifikasi, rusa timor termasuk dalam :
Filum

: Chordata

Subfilum

: Vertebrata

Class

: Mammalia

Ordo

: Artiodactyla

Subordo

: Ruminansia

Famili

: Cervidae

Subfamilia

: Cervinae

Genus

: Gervus

Species

: Gervus timorensis

6

AUSTRAUA

Gambar 1 Peta penyebaran rusa di Indonesia. (Schroder 1976).
Keunggulan Rusa

Rusa merupakan satwa temak yang dapat diandalkan untuk produksi
daging berkualitas. Persentase karkas rusa lebih tinggi dibanding hewan temak
sapi atau domba. Karkas rusa dapat mencapai 56-58%, sapi 51-55% dan domba
berkisar 40-50% (Subekti 1995, diacu dalam Satria 2001). Dari segi kandungan
gizi, kualitas daging rusa tidak kalah dengan pada hewan temak lainnya (Tabel
1).
Tabel1 Kandungan gizi daging rusa dan hewan temak lain per 100 gram
Kalori (k.k)

Lemak (g)

Kolestrol (mg)

Protein (g)

Red deer

159

3.30

66

25

Sapi

214

9.76

92

31

Babi

219

10.64

101

29

Domba

178

7.62

83

25

Ayam

159

3.42

83

31

Kalkun

154

3.45

68

29

Ikan Salmon

138

5.75

39

20

Hewan

(Sumber : Semiadi dalam Satria 2001)
Selain daging, rusa menghasilkan ranggah velvet yang merupakan ranggah
muda yang masih diselaputi oleh kulit halus berbulu. Di Cina, velvet telah

7

dimanfaatkan untuk pengobatan. Satu batang (stick) velvet mempunyai fungsi
yang berbeda antar bagian. Pada bag ian atas berguna untuk pertumbuhan,
bag ian tengah untuk pengobatan arthritis dan osteomyelitis, bag ian bawah untuk
pengobatan defisiensi kalsium orang dewasa. Selain itu ranggah velvet dapat
memberi efek farmakologi, diantaranya adalah sebagai sumber gonadotropin,
efek hemopoetik, hipotensi, anti stres, penyembuhan dari kerusakan hati,
me rang sang pertumbuhan dan menunda proses penuaan (Fenessy et al. 1985).
Organ Reproduksi Setina

Organ reproduksi betina terdiri atas ovarium, oviduct, uterus, cervix uteri,
vagina dan organ genetalia ekstemal (Gambar 2). Organ reproduksi ini ditahan
oleh ligamen yang menggantung ovarium yaitu mesovarium, mesosalphinx yang
menggantung saluran telur dan mesometrium yang menggantung uterus. Pada
sa pi dan domba, pelekatan ligamen ini adalah dorsolateral bagian ileum
membentuk seperti tanduk domba yang cekung ke dorsal dan ovarium terletak di
dekat pelvis (Hafez dan Hafez 2000).

ᄋセNゥZ@

4

>,,:.: .

Gambar 2 Organ reproduksi betina rusa
yang dibuka bag ian distalnya. 1.
ovarium, 2. oviduct (tuba Faliopii), 3. ligamen, 4. comua uterus, 5.
corpus uterus, 6. cervix, 7. vagina (Haigh dan Hudson 1993).
Ovarium

Ovarium mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai organ eksokrin yang
menghasilkan oosit (sel telur) dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan
hormon steroid yaitu estrogen dan progesteron. Bentuk dan ukuran ovarium
berbeda-beda menurut spesies. Ada yang berbentuk oval dan ada yang

8

berbentuk seperti ginjal atau berbentuk gumpalan anggur. Ovarium merupakan
organ yang berkembang secara siklik (siklus ovarial) yang dimanifestasikan
dalam fase siklus berahinya. Secara histologi, ovarium terdiri atas medula dan
korteks. Medula tersusun atas jaringan ikat fibrio-elastis, sistem syaraf dan
pembuluh darah. Korteks mengandung folikel dan atau corpus luteum (Gambar
3) pada tahap perkembangan dan proses regresi yang berbeda-beda (Hafez dan
Hafez 2000).
Follicle 。ーイッセ」ャオョァ@
mOlturity

. prim;u"y

Germinal
epitheliuTII

Corpus
:llbi(::II''''

Full...- formed
coq;u$lu{(:um

".,,,,,,·,·,i....· tissuc' l
cセァオャ。エ@

.

Youllg

?"

cur pus
lutcum

t'd blood )

Gambar 3 Gambaran skematis potongan ovarium (Ross et al. 1995).
Siklus estrus
Pubertas pada rusa sebagaimana pada ruminansia lainnya, lebih
berhubungan dengan berat badan dan umur. Rusa bunting pada berat badan 5559 kg. Rusa timor mencapai dewasa kelamin pada usia tujuh sampai sembilan
bulan dengan usia awal berreproduksi optimal antara 15 sampai 18 bulan
(Masyud 1997, Takandjandji 1997) dengan masa reproduksi aktif dua sampai 12
tahun (Takandjandji 1997). Rusa timor di habitat alaminya, gejala berahi tertihat
antara bulan Juli dan September (Hoogerwerf 1970, diacu dalam Masyud 1997).
Lama berahi rusa 48 jam (Semiadi 1995). Lama siklus dari ovulasi pertama ke
ovulasi kedua adalah 21±1,3 hari dengan puncak progesteron sebesar 4,5±0,43
nglml sesudah 14,0±0,8 hari (Masyud 1997). Biasanya rusa melahirkan seekor
anak pada setiap kelahiran.
Perbedaan utama antara rusa asal daerah temperate dan rusa asal tropik
adalah kelahiran dan siklus pertumbuhan ranggah hewan jantan pada rusa

9

temperate berhubungan dengan pergantian musim. Sedangkan rusa tropik tidak
tergantung musim. (Semiadi 1995).
Di ling kung an temperate atau sub tropis, aktivitas reproduksi rusa
berhubungan dengan fotoperiode sehingga pola kawinnya bermusim. Namun
demikian, penelitian rusa timor di daerah tropis menunjukkan bahwa aktifitas
reproduksi cenderung tidak berhubungan dengan keadaan fotoperiod (Semiadi
1995). Aktivitas reproduksi pad a rusa jantan dapat dilihat dari siklus ranggah.
Masa aktif reproduksi terjadi pada ranggah keras yang berlangsung pada kisaran
bulan Juni dan Februari (Gambar 4) (Handarini et al. 2004).

'/"'
セ@

LiセM

)
]セMZjiゥA@

, --:11_ _ _ _ __