Pola dan Siklus Pertumbuhan Ranggah Rusa Timor Jantan (Cervus timorensis) (The Pattern and Antler Development Cycle of Timor Stags [Cervus timorensis])

Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol.2, No.1, April 2006
Pola dan Siklus Pertumbuhan Ranggah Rusa Timor Jantan (Cervus timorensis) (The Pattern and Antler Development Cycle of Timor Stags [Cervus timorensis])
Ristika Handarini* *) Staf Pengajar Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3, Medan 20155. E-mail: ristika@softhome.net

Abstract: The length of every antler developmental stage is very important to be studied because the peak of reproductive activities of timor stags (Cervus timorensis) do not occur at every stage of the antler developmental cycle. The cycling antler is a temporary phenomenon which is casted annualy (annual antler cycle). Timor stags have antler development stages as follows: pedicle (the spot where a new set of antler develops), velvet (young soft hairy coated antler) and hard antler. This research was aimed to study the length of each antler developmental stage in the antler cycle which can be used to determine the active reproductive period of the stag. The research was conducted by analyzing each natural antler developmental stage, i.e the velvet, hard antler and casting stage periods. This research was conducted for 18 months (started from June 2002 until December 2003) on four adult stags (4 to 6 years), morphometry were measured at three weeks intervals. Results of this research showed that those stags had individual variation on each antler developmental stage. The mean length of velvet, hard antler and casting periods were 155.75 ± 7.13 days, 207.25 ± 2.75 days and 16.25 ± 0.88 days respectively. Mean length of the full antler cycle was 379.25 ± 8.88 days. It is concluded that the hard antler development is the longest stage of the antler cycle in which the stag has optimum reproductive activities, started from June to February.
Keywords: Cervus timorensis, antler cycle, velvet, hard antler, casting
Abstrak: Lama setiap tahap pertumbuhan ranggah dalam satu siklus ranggah menjadi sangat penting diketahui mengingat puncak aktivitas reproduksi rusa timor (Cervus timorensis) jantan tidak terjadi pada setiap tahap pertumbuhan ranggah. Ranggah yang bersiklus bersifat temporer dan akan lepas setiap tahunnya (annual antler cycle). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama setiap tahap pertumbuhan ranggah dalam satu siklus ranggah sehingga dapat ditentukan lama masa aktif reproduksi rusa timor jantan. Metode penelitian dengan pengamatan lama setiap tahap pertumbuhan ranggah (velvet, keras, dan tanpa ranggah) dalam satu siklus ranggah secara alamiah dan morfometri ranggah dilakukan interval tiga minggu. Penelitian ini berlangsung selama 18 bulan (Juni 2002 sampai Desember 2003) pada empat ekor rusa jantan (kisaran umur 4 – 6 tahun). Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi individu pada lama setiap tahap pertumbuhan ranggah. Rataan setiap tahap pertumbuhan ranggah masing-masing: ranggah velvet 155.75 ± 7.13 hari, ranggah keras 207.25 ± 2.75 hari dan tanpa ranggah selama 16.25 ± 0.88 hari. Rataan lama siklus ranggah 379.25 ± 8.88 hari. Dapat disimpulkan bahwa periode terlama dari tahap pertumbuhan ranggah dalam satu siklus berada pada tahap ranggah keras, di mana pada periode ini rusa jantan berada pada masa aktif reproduksi antara bulan Juni sampai Februari.
Kata kunci: Cervus timorensis, siklus ranggah, velvet, ranggah keras, tanpa ranggah

Pendahuluan Ranggah merupakan salah satu
tampilan karakter seksual sekunder yang khas pada rusa jantan setelah mencapai pubertas, kecuali pada dua spesies rusa yaitu rusa Chinese Water (Hydropotes inermis) dan rusa Musk (Moschus chrysogaster). Baik rusa jantan maupun betinanya mempunyai ranggah (Grzimek, 1990). Ranggah pada rusa jantan

menjadi suatu karakter spesifik (phenotype performance) karena erat kaitannya dengan masa aktif reproduksi.
Selama pertumbuhan ranggah, terdapat empat tahap pertumbuhan yaitu: tahap pedicle (tempat tunas ranggah), tahap ranggah velvet, tahap ranggah keras, dan tahap tanpa ranggah yaitu tahapan setelah casting. Pertumbuhan selanjutnya, pedicle akan permanen dan

28

Ristika Handarini: Pola dan Siklus Pertumbuhan Ranggah Rusa Timor Jantan (Cervus timorensis)

pertumbuhan ranggah dalam satu siklus diawali dengan ranggah velvet, keras, dan casting (Bubenik, 2002). Tahap ranggah keras pada spesies-spesies rusa temperate, merupakan suatu indikator adanya musim kawin dan berkaitan langsung dengan periodisitas yang mengikuti pola ”short day breeders” (Garcia et al., 1997).

Pada penelitian ini, pengamatan dilakukan secara menyeluruh terhadap setiap tahap pertumbuhan ranggah setelah rusa jantan memasuki pubertas (tahap ranggah velvet, ranggah keras, dan tanpa ranggah). Dengan mengetahui masa aktif reproduksi diharapkan dapat dicapai upaya optimalisasi pemanfaatan rusa jantan terutama pada peternakan yang bertujuan untuk penyediaan bibit dan venison. Juga memudahkan untuk mengatur strategi reproduksi, baik untuk perkawinan alami atau untuk penampungan semen dalam program penerapan teknologi reproduksi. Pertumbuhan dan morfologi ranggah sangat erat kaitannya dengan beberapa parameter reproduksi rusa jantan (Willard dan Randell, 2002). Rusa jantan dengan morfologi ranggah abnormal atau asimetris menunjukkan adanya perbedaan aktivitas pada jaringan testikuler bagian kiri dan kanan, yang pada akhirnya berpengaruh juga pada produksi spermatozoa (Gizejewski et al., 1998).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lama setiap tahap dalam satu siklus ranggah, mendapatkan pola pertumbuhan dan morfometri ranggah dalam satu siklus ranggah, serta menentukan saat optimum pertumbuhan ranggah muda untuk tujuan produksi velvet. Kegunaan penelitian untuk menentukan lama masa aktif reproduksi rusa timor jantan yang dikarakterisasi dengan performa ranggah (karakter fenotip) sehingga mempermudah pengaturan strategi reproduksi rusa jantan, serta untuk menentukan waktu pemanenan ranggah velvet.
Bahan dan Metode
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi
pemeliharaan rusa Pondok Gede, Bekasi, Jakarta Timur. Penelitian berlangsung selama satu siklus ranggah yaitu sekitar 18 bulan, terhitung mulai bulan Juni 2002 sampai Desember 2003.
Hewan Percobaan Pada penelitian ini digunakan empat
ekor rusa timor (Cervus timorensis) jantan dewasa (umur 4 sampai 6 tahun) dari Perum Perhutani Wilayah III KRPH (Kesatuan Resort

Pemangku Hutan) Jonggol. Bobot badan rusa jantan pada awal penelitian berkisar antara 48 sampai 86.9 kg. Kualifikasi rusa yang digunakan untuk penelitian: sehat, tidak cacat, bentuk testis normal dengan konsistensi kenyal dan simetris, bentuk ranggah normal, simetris, dan berada pada tahap ranggah keras serta mempunyai libido tinggi. Rusa ditempatkan pada dua kandang kelompok berukuran 5 x 8 meter2. Pakan yang diberikan terdiri atas: hijauan/rumput lapangan (sekitar 10% dari bobot badan), ubi jalar, dan konsentrat (250 gram/ekor/hari, protein kasar sekitar 16% dari bahan kering).
Metode Penelitian
Pembiusan Prosedur pengukuran ranggah didahului
dengan handling rusa. Rusa dianestesi dengan Xylazine hydrochloride® dan Ketamin® dengan dosis masing-masing 1 mg/kg bobot badan secara intramuskuler (im) menggunakan blow pipe/ sumpit (Dradjat, 2000). Setelah rusa dianestesi, direbahkan dengan posisi miring ke sisi kanan untuk menjaga posisi lambung tetap berada di atas, selanjutnya dilakukan pengukuran ranggah.
Pengamatan Lama Tahap Ranggah Beberapa definisi yang digunakan
sebagai batasan metode pengamatan lama setiap tahap ranggah yaitu: tahap ranggah velvet, dimulai dari pertumbuhan ranggah muda dan berakhir pada awal terjadinya shedding (pengelupasan velvet) pada salah satu atau kedua ujung ranggah. Tahap rangggah keras, dimulai dari shedding velvet sampai lepas ranggah (casting). Tahap tanpa ranggah, dihitung mulai dari casting (lepas ranggah) sampai muncul ranggah baru dari tunas ranggah (pedicle).
Morfometri Ranggah Pengukuran morfologi ranggah dilakukan
selama satu siklus ranggah dengan interval setiap tiga minggu sekali. Pengukuran ranggah meliputi: cabang ranggah utama (main beam) yaitu diukur mulai dari alas cincin pedicle sampai ujung ranggah utama yang merupakan bagian dari ranggah terpanjang), cabang ranggah I; diukur mulai garis alur percabangan ranggah sampai ujung ranggah cabang I, cabang ranggah II; diukur mulai garis alur percabangan ranggah sampai ujung ranggah cabang II, dan cabang ranggah III; diukur mulai garis alur percabangan ranggah sampai ujung ranggah cabang III.

29

Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol.2, No.1, April 2006


Analisis Data Semua data ditabulasi dan ditampilkan
dalam bentuk rataan ± simpangan baku (SB). Analisis varians data (Anova, SPSS Programme) dilakukan untuk membedakan durasi setiap tahap ranggah, terutama tahap ranggah velvet dan keras. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui pola morfometri ranggah berdasarkan umur. Hasil dan Pembahasan Siklus Pertumbuhan Ranggah
Tahap ranggah velvet, tahap ranggah keras, dan tahap tanpa ranggah merupakan tahapan ranggah yang dinamis dan selalu berulang setiap tahun secara berurutan. Dari ketiga tahap ranggah tersebut lama tahapan didominasi oleh dua tahap ranggah yaitu ranggah velvet dan keras yang mewakili kondisi masa aktif dan tidak aktif reproduksi rusa timor jantan (Tabel 1). Rataan siklus ranggah hasil penelitian ini (379.25 ± 8.88 hari), 10 hari lebih lama daripada siklus ranggah rusa roe, yaitu 369 ± 11.52 hari, namun masih berada dalam kisaran siklus ranggah rusa sambar yaitu antara 259 sampai 393 hari (Sempere, et al. 1992). Penelitian pada rusa timor di Indonesia hanya memberikan gambaran sekitar 12 bulan (Ismail, 2002) sampai 14 bulan (Jacob dan Wiryosuhanto, 1994).
Rataan lama tahap ranggah velvet dari empat ekor rusa adalah 155.75 ± 7.13 hari (121 sampai 170 hari) atau sekitar empat sampai enam bulan. Tahap ranggah keras dalam penelitian ini merupakan tahap terpanjang dalam satu siklus pertumbuhan ranggah dengan kisaran waktu 204 sampai 211 hari (6 sampai 7 bulan). Lama tahap ranggah keras rusa timor mendekati hasil penelitian rusa merah yaitu 205 hari dan rusa sambar yaitu 231 ± 40 hari (Semiadi, 1993). Informasi lama tahap ranggah keras di Indonesia hanya memberikan gambaran sekitar enam sampai tujuh bulan (Ismail, 2002).

Secara teori dapat diuraikan proses pembentukan ranggah keras diawali dengan proses osifikasi dari matriks fibrokartilaginosa yang secara visual menunjukkan adanya proses pengelupasan velvet pada bagian ujung ranggah. Proses ini merupakan kombinasi dari osifikasi intramembran dan endokhondral. Osifikasi dimulai dari bagian pangkal menuju ke bagian ujung ranggah. Sel-sel cartilago dan fiber akan membentuk kolom dan mengalami kalsifikasi. Osteoblast akan diubah menjadi osteosit dan tulang ranggah (trabeculae) terbentuk oleh adanya penimbunan garam-garam kalsium dalam matriks sel. Trabeculae akan dipenuhi dengan osteosit dan ukurannya semakin bertambah seiring bertambahnya umur ranggah keras (Hoymork dan Reimers 2002). Beberapa peneliti telah membagi lagi tahap ranggah keras menjadi tahap osifikasi (6 sampai 22 hari dan 52 sampai 73 hari) dan tahap setelah osifikasi (diatas 73 hari sampai casting) setelah membuat preparat histologi dari irisan ranggah secara berseri selama tahap ranggah keras (Li et al., 1995).
Setelah casting (lepas ranggah), rusa memasuki tahap tanpa ranggah. Tahap ini merupakan tahapan yang paling pendek dibandingkan kedua tahap ranggah yang lain, yaitu dengan rataan 16.25 ± 0.88 hari (sekitar 4.28 ± 0.28% dari keseluruhan tahap ranggah). Rataan lama tanpa ranggah lebih cepat dibandingkan pengamatan sebelumnya, yaitu sekitar satu sampai dua bulan (Takandjandji dan Garsetiasih, 2002). Selama proses osifikasi dan kalsifikasi, pembuluh darah yang ada di bagian tengah ranggah mengalami penyempitan mulai dari bagian ujung ranggah menuju pangkal ranggah (Church, 2002). Sedangkan pada bagian pedicle yang tertutupi ranggah keras masih tetap aktif. Tidak banyak peneliti yang mengamati lama tahap tanpa ranggah, bahkan sering diabaikan karena penghitungan tahap ini digabungkan dengan tahap pertumbuhan ranggah velvet (Sempere et al., 1992).

Tabel 1. Lama setiap tahap pertumbuhan ranggah selama satu siklus

Rusa I II III IV
Rataan ± SB Persentase (%)

Umur (tahun)
4 5 5 6

Lama Setiap Tahap Ranggah (hari)

Velvet


Keras

Tanpa Ranggah

151 205 15

154 209 16

148 204 18

170 211 16

155.75 ± 7.13 41.03 ± 0.89a

207.25 ± 2.75 54.70 ± 0.75b

16.25 ± 0.88 4.28 ± 0.28

Lama Siklus (hari) 371 379 370 397

379.25 ± 8.88

Keterangan: huruf yang tidak sama dalam baris menunjukkan beda nyata (P