Meningkatkan Semangat Bhinneka Tunggal Ika Mengembangkan Semangat Kekeluargaan
Kelas VII SMPMTs Edisi Revisi 150
2. Amati gambar tersebut, jelaskan 3 makna dari gambar tersebut : a ..............................................................................................
b ............................................................................................. c ..............................................................................................
Bagi bangsa Indonesia semangat persatuan dan kesatuan merupakan modal dasar dalam membentuk negara dan menjalankan kehidupan bernegara. Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan tonggak awal dan pertama bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan. Manfaat
persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia adalah: 1. memperkuat jati diri Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. memperkuat ketahanan nasional dalam menghadapi segala ancaman dan
gangguan dalam bernegara; 3. memudahkan mencapai tujuan nasional yaitu, tujuan nasional yang tertuang
dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hanya akan tercapai apabila semua warga negara terlibat mewujudkan tujuan nasional
tersebut serta.
4. menciptakan suasana yang tentram, aman, dan damai karena semua orang menunjukkan sikap setia kawan, toleran, dan solidaritas dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3 Masyarakat
4 Bangsa dan
Negara
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 151
Aktivitas 7.5
1. Deklamasikan puisi “Karawan – Bekasi” karya Chairil Anwar di bawah ini. 2. Jelaskan makna kalimat “Berilah kami arti, Berjaga terus di garis batas
pernyataan dan impian”, apabila dihubungkan dengan keadaan bangsa dan negara saat ini
3. Apakah kekuatan persatuan dan kesatuan dapat mengubah nsib suatu bangsa ? jelaskan
4. Bagaimana keadaan remaja sekarang dalam menjunjung persatuan dan kesatuan ?
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
Gambar 7.8 Chairil Anwar
Praktik Kewarganegaraan “Krawang – Bekasi”
karya: Chairil Anwar Kami yang kini terbaring antara Krawang–Bekasi
Tidak bisa teriak “merdeka” dan angkat senjata lagi. Tapi, siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami.
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi. Jika dada hampa dan jam dinding yang berdetak.
Kami mati muda, yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi, kerja belum selesai, belum apa-apa.
Tapi, kerja belum selesai, belum apa-apa. Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja kami belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4–5 ribu nyawa.
Kami cuma tulang-tulang berserakan. Tapi, adalah kepunyaanmu.
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang yang berserakan. Ataukah jiwa kami yang melayang untuk kemerdekaan, kemenangan, dan
harapan. Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata Kaulah sekarang yang berkata.