IMPLEMENTASI SEQUENTIAL ALGORITHM UNTUK PERCARIAN KATA DALAM APLIKASI PEMBELAJARAN JAPANESE GRAMMAR (THE IMPLEMENTATION OF SEQUENTIAL ALGORITHM FOR FINDING TEXT ON APPLICATION OF EDUCATION OF JAPANESE GRAMMAR)
IMPLEMENTASI SEQUENTIAL ALGORITHM
UNTUK PENCARIAN KATA DALAM APLIKASI PEMBELAJARAN
JAPANESE GRAMMAR
Oleh
Dyan Shandy Utama
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
SARJANA KOMPUTER
Pada
Program Studi Ilmu Komputer
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF SEQUENTIAL ALGORITHM
FOR FINDING TEXT ON APPLICATION OF EDUCATION OF
JAPANESE GRAMMAR
By
DYAN SHANDY UTAMA
According to a research conducted by language-learning-advisor.com, Japanese is
the ninth most beautiful spoken language after Russian and Finnish and the fourth
most beautiful writing language after Arabic, Chinese, and French. According to
Masaki Tani, the Public Relation of Japan Embassy for Indonesia in 2010,
Indonesia is the third country in the world that learns Japanese after China and
South Korea. Learning Japanese, or the other foreign languages, can be done in
the formal institutions, such as lectures and or courses, and also can be done at
home using book or internet.
Generally, Japanese is devided into two categories, formal and informal language.
Formal language is widely applicable, includes the usage to close people and
foreigners. Informal language only used to close people, including family.
In this research, we made an application for Japanese learning based on web using
PHP of Macromedia Dreamweaver. We hope that this application can be used
easily for people who don’t know Japanese. Sequential Algorithm is used in this
application to find sub-string.
Keywords:
Grammar, Japanese, Macromedia Dreamweaver, PHP, Sequential
Algorithm
ABSTRAK
IMPLEMENTASI SEQUENTIAL ALGORITHM
UNTUK PERCARIAN KATA DALAM APLIKASI PEMBELAJARAN
JAPANESE GRAMMAR
Oleh
DYAN SHANDY UTAMA
Menurut penelitian yang dilakukan oleh language-learning-advisor.com Bahasa
Jepang adalah bahasa ke-9 untuk bahasa dengan pengucapan terindah di bawah
Rusia dan Finisia dan menempati urutan ke-4 untuk bahasa dengan aksara
terindah setelah Arab, Cina, dan Perancis. Sedangkan menurut Masaki Tani,
Humas Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia tahun 2010, Indonesia sendiri
merupakan negara ketiga terbanyak di dunia yang mempelajari Bahasa Jepang
setelah Cina dan Korea Selatan. Mempelajari Bahasa Jepang, maupun bahasa lain,
dapat dilakukan di lembaga formal seperti perkuliahan dan kursus, maupun dapat
dipelajari sendiri di rumah melalui media buku dan internet.
Secara umum, Bahasa Jepang dibagi menjadi dua, bahasa formal dan informal.
Penggunaan Bahasa Jepang formal lebih luas dibandingkan Bahasa Jepang
informal, meliputi penggunaan terhadap orang yang sudah akrab maupun tidak.
Sedangkan Bahasa Jepang informal hanya digunakan terhadap orang yang sudah
akrab, termasuk keluarga.
Pada penelitian ini akan dibuat sebuah aplikasi pembelajaran Bahasa Jepang
berbasis web dengan bahasa pemrograman PHP dari Macromedia Dreamweaver
yang diharapkan dapat memudahkan pengguna awam dalam mempelajari Bahasa
Jepang. Dalam pembuatan aplikasi pembelajaran Japanese grammar ini,
diterapkan pula sequential algorithm yang dapat melakukan pencarian substring.
Kata Kunci: Algoritma Sequensial, Bahasa Jepang, Grammar, Macomedia
Dreamweaver, PHP
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..
i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………..
ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………...
iii
LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………..
iv
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………...
v
PERSEMBAHAN……………………………………………………….
vi
MOTTO………………………………………………………………….
vii
SANWACANA…………………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
x
DAFTAR TABLE……………………………………………………......
xiii
DAFTAR GAMBAR..…………………………………………………...
xiv
I.
PENDAHULUAN…………………………………………………
1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………
1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………..
3
1.3. Batasan Masalah………………………………………………
3
1.4. Tujuan…………………………………………………………
3
1.5. Manfaat………………………………………………………..
4
xi
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….
5
2.1. Aplikasi Pembelajaran Berbasis Komputer…………………..
5
2.2. Grammar……………………………………………………..
5
2.3. PHP……………………………………………………………
6
2.4. Sequential Algorithm………………………………………...
7
2.5. Bahasa Jepang………………………………………………..
9
III. METODE PENELITIAN……………………………………….
79
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………..
79
3.2. Perangkat Pendukung Penelitian…………………………….
79
3.3. Tahapan Penelitian…………………………………………..
80
3.4. Pseudo Code Sequential Algorithm …………………………
82
3.5. Flowchart Sequential Algorithm ……………………………
83
3.6. Flowchart Aplikasi Pembelajaran Japanese Grammar…….
84
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………
85
4.1. Analisis Kebutuhan…………………………………………
85
4.1.1. Kebutuhan Fungsional………………………………
85
4.1.2. Kebutuhan Nonfungsional………………………….
86
4.1.3. Deskripsi Sistem……………………………………
87
4.2. Perancangan Sistem………………………………………..
88
4.2.1. Use Case Diagram…………………………………
88
4.2.2. Flowchart…………………………………………..
89
4.2.3. Perancangan Desain Sistem………………………..
90
4.3. Penulisan Kode Program (Coding).………………………..
91
4.3.1. Pemanggilan File Text……………………………..
92
II.
IV.
xii
V.
4.3.2. Pencarian Kata……………………………………...
92
4.4. Implementasi Sistem……………………………………….
93
4.4.1. Halaman Utama…………………………………….
93
4.4.2. Kana………………………………………………..
94
4.4.3. Pola Kalimat……………………………………….
103
4.4.4. Kata Kerja………………………………………….
105
4.4.5. Kata Sifat…………………………………………..
109
4.4.6. Partikel……………………………………………..
112
4.4.7. Pengetahuan+……………………………………...
115
4.4.8. Petunjuk……………………………………………
118
4.4.9. Tentang…………………………………………….
119
4.4.10. Pencarian Kata……………………………………..
121
4.5. Pengujian Sistem…………………………………………..
123
4.5.1. Tahapan Pengujian…………………………………
124
4.5.2. Analisis Hasil Pengujian…………………………...
129
4.6. Pemeliharaan……………………………………….………
130
4.7. Insersi Aksara Jepang……………………………………...
130
KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………
136
5.1. Kesimpulan……..………………………………………….
136
5.2. Saran……………..…………………………………...……
136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada abad ke-21 ini, penguasaan bahasa asing tidak hanya terbatas pada bahasa
internasional yaitu Bahasa Inggris. Masyarakat mulai tertarik untuk mempelajari
berbagai bahasa seperti Jepang, Perancis, Jerman, dan lain-lain. Ketertarikan
mereka mempelajari bahasa-bahasa tersebut bukan karena tidak memiliki
ketertarikan terhadap Bahasa Inggris, melainkan terdapat keunikan tersendiri pada
bahasa asing selain Bahasa Inggris.
Keunikan bahasa dan budaya menjadi daya tarik tersendiri bagi para peminat
bahasa asing atau Bahasa Jepang pada khususnya. Akan tetapi, terdapat beberapa
kendala dalam mempelajari bahasa Jepang, misalnya penyusunan pola kalimat
dan pemahaman terhadap vocabulary yang bila diterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia memiliki banyak arti. Hal ini karena terdapat perbedaan pada
penyusunan kalimat pada bahasa Jepang dan Indonesia.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibuat aplikasi pembelajaran Japanese
Grammar yang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memahami bahasa
Jepang sehingga memudahkan mereka untuk mempelajarinya dan menerapkannya
dalam berkomunikasi.
Aplikasi ini ditujukan pada setiap orang yang memerlukan dengan segera belajar
berkomunikasi dalam Bahasa Jepang pada situasi yang bagaimanapun seperti di
tempat kerja, di rumah, di lingkungan pendidikan dan di masyarakat setempat.
Meskipun ini adalah aplikasi untuk pemula, isinya sedapat mungkin dibuat
dengan situasi keadaan, berbagai macam kehidupan sehari-hari masyarakat di
Jepang. Aplikasi ini dimaksudkan umumnya untuk orang-orang yang sudah
selesai dalam pendidikan resmi dan juga untuk orang-orang yang belajar untuk
masuk universitas dan belajar intensif di sekolah-sekolah dan kejuruan dan
universitas.
Sebenarnya ada banyak cara yang dapat dilakukan agar dapat menguasai bahasa
Jepang, di antaranya mengikuti les atau private, belajar langsung ke Jepang
dengan program homestay, atau melalui media internet. Namun, semua metode
pembelajaran bahasa asing adalah dapat berkomunikasi. Seseorang dikatakan
menguasai bahasa asing ketika dapat berkomunikasi. Aplikasi pembelajaran ini
dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP yang lisensinya dapat
diunduh secara gratis di situs resminya.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat aplikasi Japanese Grammar dengan menerapkan
Sequential Algorithm pada larik tidak terurut.
2. Bagaimana membuat aplikasi Japanese Grammar yang menarik dan
mudah digunakan.
3. Bagaimana membuat aplikasi Japanese Grammar berbasis web.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai input yang digunakan adalah file text.
2. Materi pembelajaran yang dipakai hanya pola kalimat bahasa hormat yang
mengacu pada buku Minna no Nihongo I.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat aplikasi pembelajaran Japanese
Grammar dengan menggunakan algoritma Sequential sebagai media pembelajaran
dan mempermudah masyarakat dalam mempelajarinya.
3
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara kerja algoritma Sequential dalam menemukan karakter.
2. Menciptakan media pembelajaran bahasa Jepang yang baru.
3. Mempermudah masyarakat dalam mempelajari dan memahami bahasa
Jepang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Aplikasi Pembelajaran Berbasis Komputer
Metode pembelajaran berbasis komputer merupakan cara menyampaikan materi
dengan sumber-sumber yang berbasis micro-processor, dimana informasi atau
materi yang disampaikan disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk
cetakan. Berbagai jenis aplikasi pendidikan umumnya dikenal dengan istilah
Komputer Asissted instruction (CAI) atau Pembelajaran Berbantuan Komputer
(PBK) (Lili dan Mariono, 2010).
2.2
Grammar
Banyak ahli grammar di dunia yang mendeskripsikan makna grammar dan
berikut ini adalah beberapa keterangan mengenai definisi, makna, ataupun
pengertian grammar yang diungkapkan oleh beberapa pakar grammar dunia :
Dalam Oxford Pocket Dictionary (Anonim, 2000b) disebutkan bahwa grammar
adalah aturan yang digunakan untuk menyusun kata dan membuat kalmiat
(Grammar is rules for forming words and making sentences).
Grammar suatu bahasa adalah satu kumpulan aturan yang menata bagian
susunannya. Grammar menentukan bagaimana kata-kata disusun dalam
membentuk unit-unit bahasa yang bermakna (Coghill dan Magendanz, 2003).
Menurut Swan (2005) grammar adalah aturan yang menerangkan bagaimana
kata digabungkan, disusun, atau diubah untuk menunjukkan beberapa jenis
makna.
Makna grammar adalah referensi mekanisme menurut fungsi bahasa ketika
digunakan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Grammar adalah aturan
untuk menggabungkan kata, ataupun aturan penggabungan bunyi suatu makna
(Leech, 1985).
2.3
PHP
PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Prepocessor. PHP digunakan
sebagai bahasa script dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen
HTML. PHP mempermudah maintenance web karena penggunaan PHP
memungkinkan web dibuat dinamis. PHP bersifat open source, disebarkan secara
luas, dan dilisensikan secara gratis serta dapat diunduh secara bebas di situs
resminya.
Kelebihan PHP antara lain dapat melakukan apa yang dapat dilakukan oleh CGI,
seperti mengumpulkan form, menerima dan mengirim cookies, menghasilkan
6
halaman web yang lebih dinamis, bahkan lebih baik dari pada yang dapat
dilakukan CGI.
PHP dapat dijalankan pada semua sisterm operasi, antara lain Linux, Unix dan
variannya, Microsoft Windows, Mac OS, dan RISC OS. Selain itu, PHP juga
mendukung banyak web server, seperti Apache, Netscape and iPlanet servers,
Microsoft Internet Information Servers (MIIS), dan lainnya. Bahkan PHP juga
dapat menjadi sebuah CGI processor.
Kelebihan lain yang dimiliki PHP adalah PHP dapat dipakai dengan
menggunakan banyak database, antara lain Adabas D, dBase, Empress, IBM DB2,
MySQL, Oracle, dan lainnya (Peranginangin, 2006).
Dalam pengerjaan aplikasi ini, digunakan Adobe Dreamweaver CS4 dan
Notepad++ untuk melakukan coding program.
2.4
Sequential Algorithm
Sequential Algorithm disebut juga pencarian beruntun atau pencarian linear,
merupakan algoritma yang sangat sederhana. Algoritma ini dapat melakukan
pencarian pada data yang belum berurutan maupun yang sudah berurutan. Proses
pencarian dilakukan dari mulai elemen array pertama sampai dengan elemen
array terakhir.
7
Kelebihan dari algoritma ini adalah jika data yang dicari terdapat pada elemen
array bagian awal karena lebih cepat mencarinya. Sedangkan jika data yang dicari
berada pada elemen array bagian akhir, akan menjadi sebuah kekurangan karena
memerlukan waktu yang lama dalam proses pencariannya, terutama pada data
yang banyak.
Algoritma sequensial ini dibagi menjadi dua:
1. Pencarian beruntun pada larik tidak terurut.
Pencarian dilakukan dengan memeriksa setiap elemen dari mulai elemen
pertama sampai dengan elemen yang dicari ditemukan atau sampai seluruh
elemen diperiksa. Contoh pada baris angka berikut:
6
4
75
19
41
63
Misalkan nilai yang dicari adalah x=19, maka elemen yang akan
diperikasa adalah: 6, 4, 75, 19 (data ditemukan). Sedangkan jika nilai yang
dicari adalah x=20, maka elemen yang akan deperiksa adalah: 6, 4, 75, 19,
41, 63 (data tidak ditemukan).
2. Pencarian beruntun pada larik berurut.
Jika elemen sudah berurutan (1..n+1 atau n..n-1), maka proses pencarian
akan lebih singkat dibandingkan pada pencarian data yang tidak berurutan.
Berikut ini adalah contoh perbandingan pencarian pada larik terurut dan
tidak terurut:
8
Larik tidak terurut:
6
4
75
19
41
63
Untuk mencari x=63 dibutuhkan perbandingan sebanyak 6 kali.
Larik terurut:
4
6
19
41
63
75
Sedangkan dalam larik terurut, untuk mencari x=63 hanya dibutuhkan
perbandingan sebanyak 5 kali.
Apikasi ini menggunakan tipe data string, sehingga algoritma sekuensial
yang cocok digunakan adalah algoritma sekuensial pada larik tidak terurut
(Nurhayati, 2012).
2.5
Bahasa Jepang
Bahasa Jepang adalah bahasa yang diturunkan dari bahasa-bahasa Asia Tenggara
dan Polinesia, sedangkan penulisannya berasal dari Cina yang saat itu sedang
menyebarkan agama Budha di Jepang.
2.5.1 Sistem Penulisan Bahasa Jepang
Pada Bahasa Jepang tertulis modern, digunakan 5 jenis simbol, yaitu :
a. Hiragana, yang setiap simbolnya melambangkan suku kata.
b. Katakana, melambangkan suku kata yang sama seperti Hiragana
(Hiragana dan Katakana secara kolektif disebut kana).
9
c. Kanji, logogram yang berasal dari Cina.
d. Alfabet Latin (a-z. A-Z).
e. Bilangan Arab (0-9).
(Anonimus, 2011).
Huruf Latin hanya digunakan untuk kasus-kasus tertentu, misalnya pada singkatan
seperti “CD” dan “DVD”, serta yang biasa tertera pada papan reklame. Bilangan
Arab digunakan seperti penggunaannya di Indonesia maupun dunia barat.
Hiragana, Katakana, dan Kanji adalah simbol yang paling banyak muncul pada
Bahasa Jepang tertulis dan akan dibahas lebih kanjut.
2.5.1.1 Hiragana
Hiragana merupakan karakter fonetis yang tiap simbolnya melambangkan suku
kata (Seeley, 1991).
Contohnya adalah
yang melambangkan suku kata hi. Ini bisa dikontraskan
dengan alfabet Latin pada bahasa Indonesia, yang merupakan gabungan dari huruf
“h” dan “i” untuk melambangkan bunyi yang sama.
a. Simbol-Simbol Hiragana
Simbol-simbol dasar Hiragana melambangkan vokal (misal あ = a),
konsonan + vokal (misal
= sa), atau n (
). Suara yang rumit seperti
“tran” dan “pra” tidak dikenal dalam Bahasa Jepang. Daftar simbol-simbol
dasar Hiragana adalah sebagai berikut :
10
Tabel 2.1 Hiragana Dasar
あa
いi
うu
えe
o
ka
ki
ku
ke
ko
sa
shi
su
se
so
ta
chi
tsu
te
to
na
ni
nu
ne
no
ha
hi
fu
he
ho
ma
mi
mu
me
mo
ya
yu
ra
ri
wa
wi*
yo
ru
re
ro
we*
wo
n
*
(wi) dan
(we) adalah Hiragana kuno yang saai ini hampir tidak
digunakan lagi.
Contoh kata yang dapat ditulis dengan menggunakan Hiragana :
(Watashi. Saya)
う (Kinou. Kemarin)
Beberapa baris pada tabel di atas dapat diberi tanda Dakuten (“) untuk
mengubah bunyi. Baris huruf tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Hiragana Dengan Dakuten
Bunyi
asli
k
Bunyi baru
ga
gi
gu
ge
go
11
s
za
ji
zu
ze
zo
t
da
ji*
zu*
de
do
h
ba
bi
bu
be
bo
*Untuk menuliskan ji pada umumnya digunakan “
” dan bukan “ ”.
Untuk menuliskan bunyi zu umumnya menggunakan “
” dan bukan “
“. Contoh, penulisan mizu (air) menggunakan Hiragana
sedangkan
dan
bukan
,
hanya digunakan saat terjadi dalam perubahan bunyi
dalam penggabungan kata. Sebagai contoh penulisan kanzume (makanan
kaleng) berasal dari kata kan (
, kaleng) dan tsume (
, pengisian).
Karena zume dalam kata kanzume berasal dari tsume yang berubah bunyi,
maka penulisan kanzume adalah
.
Contoh kata yang dapat ditulis dengan Hiragana yang memiliki Dakuten
adalah :
い
う
(Daigaku. Universitas)
(Boushi. Topi)
Terdapat pula tanda HanDakuten ( ) yang mengubah bunyi “h” menjadi
“p”.
Tabel 2.3 Hiragana Dengan HanDakuten
Pa
Pi
Pu
Pe
Po
12
Contoh kata yang dapat ditulis dengan Hiragana dengan HanDakuten
adalah :
い (Senpai. Senior)
え
(Enpitsu. Pensil)
Suku kata baru bisa dibentuk dengan menyisipkan bunyi “y” ke dalam
struktur konsonan + vocal. Suku kata yang dapat disisipi bunyi “y” hanya
suku kata pada baris “i”. Contoh bunyi kya. Bunyi seperti demikian
desibut Youon. Dengan huruf Hiragana, kya dapat ditulis dengan
menggabungkan suku kata
menjadi
(ki) dan Hiragana
(ya) kecil setelahnya
(kya). Bunyi kya yang ditulis dengan
dengan yang ditulis menggunakan
besar (normal),
kecil berbeda
(kiya).
Hiragana yang ditulis kecil dan mengubah bunyi ada tiga suku kata,
(ya),
(yu),
(yo) seperti berikut :
Tabel 2.4 Hiragana Dengan Youon
Ya
Yu
Yo
Ki
Kya
Kyu
Kyo
Shi
Sha
Shu
Sho
Chi
Cha
Chu
Cho
Ni
Nya
Nyu
Nyo
Hi
Hya
Hyu
Hyo
Mi
Mya
Myu
Myo
13
Ri
Rya
Ryu
Ryo
Gi
Gya
Gyu
Gyo
Ji
Jya
Jyu
Jyo
Bi
Bya
Byu
Byo
Pi
Pya
Pyu
Pyo
Contoh kata yang dapat ditulis dengan Hiragana dengan Youon adalah :
う (Senshuu. Minggu lalu)
う (Kyou. Hari ini)
Selain Youon ada pula yang disebut sokuon. Sokuon adalah
tsu kecil
yang digunakan untuk menggandakan konsonan setelahnya. Misal kata
dibaca kite, sedangkan
dibaca kitte. Sokuon tidak dapat
diletakkan sebelum huruf vocal “a”, “i”, “u”, “e”, maupun “o”.
Contoh kata yang dapat ditulis dengan Sokuon adalah :
(Kitte. Perangko)
(Zasshi. Majalah)
(Rachmatullah, 2007).
Dalam Bahasa Jepang terdapat 2 macam pelafalan vokal, yaitu pelafalan
vokal pendek dan pelafalan vokal panjang. Cara melafalkan kata bervokal
pendek dalam Bahasa Jepang sama seperti pelafalan kata dalam bahasa
Indonesia. Bunyi pelafalannya pun perlu disesuaikan dengan bunyi suku
katanya. Contoh :
(Watashi. Saya)
14
(Hana. Bunga/hidung)
あ
い (Akarui. Terang)
Sedangkan kata yang memiliki vokal panjang dilafalkan dengan
memanjangkan bagian vokalnya. Panjang dan pendeknya vokal dapat
mempengaruhi arti sebuah kata. Karenanya, pelafalan yang tepat panjang
dan pendeknya vokal sangat penting dilakukan dalam percakapan. Contoh
kata dengan bunyi vokal panjang :
あ
う
(Okaasan. Ibu)
(Touka. Tanggal 10)
Contoh kata yang mungkin terjadi kesalahan arti jika terjadi kesalahan
dalam pelafalan vokal adalah :
い
(Ojiisan. Kakek) dengan
(Ojisan. Paman)
(Sugiyanto dan Djamaludin, 2010)
Penulisan vokal panjang dalam Hiragana ada 5 macam :
a. Bunyi vokal panjang dalam kolom あ (a)
あditambahkan ke kana dalam kolom あ. Contoh :
あ
(Okaasan. Ibu).
b. Bunyi vokal panjang dalam kolom い (i)
いditambahkan ke kana dalam kolom い. Contoh : いい
(Iimasu.
Mengatakan).
c. Bunyi vokal panjang dalam kolom う (u)
15
う ditambahkan ke kana dalam kolom う. Contoh :
う
(Senshuu. Minggu lalu).
d. Bunyi vokal panjang dalam kolom え (e)
い ditambahkan ke kana dalam kolom え. Contoh : えい
(Eiga.
Film).
え
(Pengecualian : ええ (Ee. Ya),
(Oneesan. Kakak
perempuan)).
e. Bunyi vokal panjang dalam kolom
(o)
う ditambahkan ke kana dalam kolom
. Contoh :
う (Kyou. Hari
ini).
(Pengecualian :
い (Ookii. Besar),
い (Ooi. Banyak),
い (Tooi. Jauh),dan lainnya).
(Anonimus, 2000a).
2.5.1.2 Penggunaan Hiragana
Secara khusus penggunaan Hiragana mencakup :
a)
Kata yang tidak memiliki Kanji, termasuk partikel seperti
(Ga),
(Ni), dan lainnya.
b)
Kata yang Kanjinya tidak diketahui penulisnya.
c)
Kata yang memiliki Kanji namun dalam Bahasa Jepang modern
hampir selalu ditulis dengan menggunakan Hiragana. Misal kata
(Suru. Melakukan).
16
d)
Pembeda bacaan pada Kanji yang memiliki lebih dari satu cara
membaca. Sebagai contoh ― dan -
. Diawali dengan Kanji
angka yang sama, namun yang pertama dibaca ichi (satu) Karena
tidak diikuti Hiragana apapun, sedangkan yang kedua dibaca
hitotsu (satu buah) karena diakhiri Hiragana tsu. Dalam hal ini,
Hiragana tersebut disebut sebagai okurigana.
e)
Akhiran infleksional dari verba dan adjektiva. Sebagai contoh, iku
(pergi), jika ditulis dengan Kanji menjadi 行
kata tidak berubah dengan alasan
lain, seperti 行
.
(Ku) diakhir
dapat berubah menjadi bentuk
い (Ikanai. Tidak pergi) bentuk negatif.
Hiragana ini juga disebut okurigana.
f)
Sebagai Furigana, yaitu penulisan Hiragana kecil di atas huruf
Kanji sebagai bantuan membaca.
(Aditama dan Yuli, 2001).
2.5.2 Katakana
Katakana melambangkan suku kata sama seperti Hiragana (Seeley, 1991).
Untuk setiap Hiragana, ada padanannya dalam Katakana. Misal あ (A) pada
Hiragana dan
(A) pada Katakana. Katakana adalah alfabet lain yang pada
zaman dahulu digunakan hanya oleh laki-laki, sedangkan Hiragana digunakan
oleh perempuan. Tetapi saat ini, Katakana lebih ditekankan pada penulisan kata
serapan asing.
17
2.5.2.1 Simbol-Simbol Katakana
Secara visual, guratan pada Katakana lurus dan pendek seperti
terdapat sudut lancip seperti
(Na) dan
(Ka). Seperti halnya Hiragana, Katakana juga
melambangkan vokal (misal
A), konsonan + vokal (misal
Sa), atau N (
).
Berikut ini adalah simbol-simbol Katakana dasar.:
Tabel 2.5 Katakana Dasar
A
I
U
E
O
Ka
Ki
Ku
Ke
Ko
Sa
Shi
Su
Se
So
Ta
Chi
Tsu
Te
To
Na
Ni
Nu
. Ne
No
Ha
Hi
Fu
He
Ho
Ma
Mi
Mu
Me
Mo
Ya
Yu
Ra
Ri
Wa
Wi*
Yo
Ru
Re
Ro
We*
Wo
N
*
(wi) dan
(we) adalah Katakana kuno yang saat ini sudah hampir
tidak digunakan lagi.
2.6 Katakana Dengan Dakuten
Bunyi asli
k
Bunyi baru
ga
gi
gu
ge
go
18
s
za
ji
zu
ze
zo
t
da
ji*
zu*
de
do
h
ba
bi
bu
be
bo
2.7 Katakana Dengan HanDakuten
Pa
Pi
Pu
Pe
Po
2.8 Katakana Dengan Youon
Ya
Yu
Yo
Ki
Kya
Kyu
Kyo
Shi
Sha
Shu
Sho
Chi
Cha
Chu
Cho
Ni
Nya
Nyu
Nyo
Hi
Hya
Hyu
Hyo
Mi
Mya
Myu
Myo
Ri
Rya
Ryu
Ryo
Gi
Gya
Gyu
Gyo
Ji
Jya
Jyu
Jyo
Bi
Bya
Byu
Byo
Pi
Pya
Pyu
Pyo
(Rachmatullah, 2007).
Selain huruf-huruf tersebut di atas, Katakana juga memiliki huruf yang
digunakan untuk menulis nama-nama dan kata-kata asing yang dahulu
tidak ada dalam Bahasa Jepang.
19
Tabel 2.9 Katakana Bahasa Asing
Wi
We
Wo
She
Che
Tsa
Ti
Fa
Che
Tso
Fe
Fo
ウ Tu
Fi
Je
Di
ウ Du
Dyu
Contoh kata yang dapat ditulis menggunakan Katakana di atas adalah :
(Firumu. Film)
(Suraweshi. Selawesi)
Cara pengucapan vokal panjang dalam Katakana berbeda dengan
Hiragana.
Bunyi
panjang
Katakana
semuanya
ditulis
menambahkan tanda “―” (Chouon) setelah vokal. Contoh :
Bir),
ー
ー
dengan
(Biiru.
(Fooku. Garpu), dan lainnya (Anonimus, 2000a).
2.5.2.2 Penggunaan Katakana
Berikut ini adalah penggunaan Katakana :
a)
Kata-kata serapan dari luar negeri pada umumnya ditulis
menggunakan Katakana. Contohnya, taksi dalam Bahasa Jepang
20
adalah “takushii”) dan ditulis menggunakan Katakana
ー.
Contoh lainnya :
(Arubaito. Kerja paruh waktu (dari bahasa
Jerman, arbeit))
b)
(Akushon. Aksi (dari bahasa Inggris, action))
Nama luar negeri, misalnya nama orang dan nama tempat, ditulis
dengan menggunakan Katakana. Contoh :
ー (Miraa. Miller)
c)
(Kanada. Kanada)
Onomatopia, yaitu kata yang melambangkan suatu bunyi, ditulis
menggunakan Katakana. Contoh :
d)
(Nya nya. Meong meong)
(Ping pong. Ding dong)
Istilah teknis seperti nama spesies pada umumnya ditulis dengan
Katakana. Contoh :
(Sumire. Suatu spesies bunga Violet)
(Hane. Nama suatu gerakan pada permainan papan
igo)
e)
Katakana dapat juga digunakan untuk memberi tekanan pada katakata yang biasanya ditulis dengan Hiragana atau Kanji. Ini sebagai
penggunaan huruf besar pada bahasa Indonesia, misal “DISKON”.
(Rachmatullah, 2007).
21
Sama
halnya dengan Hiragana, dalam Katakana
penggandaan konsonan menggunakan
seperti
juga terdapat
(tsu) kecil. Fungsinya sama
(tsu) kecil dalam Hiragana. Contoh :
(Chiketto. Tiket)
(Yunitto. Unit)
2.5.3 Kanji
Kanji merupakan logogram yang berasal dari Cina (Seeley, 1991).
Tiap simbol Kanji menyatakan benda atau ide tertentu. Misalkan 日 (Hi.
Matahari), 木 (Ki. Pohon). Terdapat puluhan ribu Kanji, namun kebanyakan Kanji
kuno dan sudah tidak digunakan lagi. Pada Bahasa Jepang modern, Kanji yang
umum digunakan sampai saat ini berjumlah sekitar 2000 Kanji.
Beberapa kata dapat ditulis hanya dengan Kanji tanpa diikuti Hiragana. Sebagai
contoh Kanji haha yang berarti “ibu”. Jika ingin menuliskannya dalam Kanji,
maka cukup menuliskan Kanji ibu yaitu 母. Terdapat juga Kanji yang
penulisannya diikuti oleh Hiragana. Contoh Kanji “ー” yang berarti “satu”. Kanji
tersebut memiliki banyak arti, sehingga penulisannya diikuti hiragan tergantung
dari makna yang akan dimaksudkan. Contohnya -
(hitotsu. Satu buah), 一番
(ichiban. Urutan pertama), dan lainnya.
22
Selain itu, penyertaan Hiragana dibelakang sebuah Kanji memberitahu bentuk
katanya, apakan sebuah kata berbentuk positif, negatif, lampau, dan lainnya.
Perbedaan kata-kata tersebut dapat dilihat pada akhir kata. Misalnya kata minum
yang dalam Bahasa Jepang ditulis dengan Kanji adalah 飲
berubah menjadi 飲
(Nonde. Sedang minum), 飲
(Nomu) dapat
い(Nomanai. Tidak
minum), dan lainnya (Rachmatullah, 2007).
Sebagian besar Kanji memiliki lebih dari satu cara membaca. Sebagai contoh
Kanji 年 (tahun). Kanji tersebut akan dibaca toshi jika berdiri sendiri atau diikuti
Kanji lain. Namun, akan dibaca nen jika mengikuti Kanji lain. Contoh :
年 (Toshi. Tahun)
年上 (Toshiue. Lebih tua)
去年 (Kyonen. Tahun lalu)
Selain itu, beberapa Kanji dengan bacaan yang sama ada yang memiliki lebih dari
satu bentuk Kanji. Contoh Kanji あ
い (Atsui. Panas) memiliki dua bentuk
Kanji, yaitu 暑い dan 熱い.
2.5.3.1 Bacaan Onyomi
Bacaan Onyomi adalah bacaan berdasarkan kata bahasa aslinya di Cina. Sebuah
Kanji memiliki lebih dari satu bacaan Onyomi. Contoh Kanji dengan Onyomi
adalah sebagai berikut:
23
Table 2.10 Bacaan Onyomi
Kanji
Arti
Onyomi
行
Pergi
Kou, gyou
言
mengatakan
Gen, gon
目
Mata
Moku
2.5.3.2 Bacaan Kunyomi
Bacaan Kunyomi adalah bacaan yang berdasarkan kata Bahasa Jepang asli. Seperti
halnya bacaan Onyomi, Kanji tertentu ada yang memiliki lebih dari satu bacaan
Kunyomi bahkan ada juga yang tidak memiliki bacaan Kunyomi.
Berikut ini adalah contoh beberapa Kanji dengan bacaan Kunyomi.
Tabel 2.11 Bacaan Kunyomi
Kanji
Arti
Kunyomi
百
Seratus
-
休
Istirahat
Yasu-mu
多
Banyak
Oo-i
Pada umumnya, Kanji yang berdiri sendiri atau hanya diikuti Hiragana dibaca
dengan bacaan Kunyomi. Contoh 少
(Sukoshi. Sedikit). Suko adalah Kunyomi
dari Kanji少 yang diikuti oleh Hiragana
(shi), dan 体 (Karada. Badan).
Karada adalah Kunyomi dari Kanji 体 (Kano, dkk, 1990).
24
Selain itu ada juga gabungan Kanji yang dibaca menggunakan bacaan Kunyomi.
Contohnya 手紙 (Tegami. Surat). 手 (Te) merupakan Kunyomi yang diikuti oleh
Kanji lain 紙 (kami yang berubah bunyi menjadi gami).
Di pihak lain, beberapa Kanji dibaca menggunakan Onyomi walaupun berdiri
sendiri karena tidak memiliki bacaan Kunyomi. Sebagai contoh Kanji 愛 (Ai.
Cinta).
Selain itu, terdapat juga bacaan gikun, yaitu bacaan dari gabungan Kanji yang
tidak berhubungan dengan bacaan Onyomi maupun Kunyomi. Contoh 明日
(Ashita. Besok). Kata ashita tidak diambil dari Onyomi maupun kunyoni dar
kedua Kanji tersebut (Rachmatullah, 2007).
2.6
Transliterasi Bahasa Jepang Menggunakan Huruf Latin
Transliterasi Bahasa Jepang menggunakan huruf Latin disebut Romaji (
ー
)
(Seeley, 1991).
Romaji biasa digunakan untuk tanda jalan agar demengerti orang asing, penulisan
nama perusahaan atau nama orang untuk keperluan internasional, dan lainnya
(Rachmatullah, 2007).
25
Modifikasi Kata Dasar pada Bahasa Jepang
2.7
Perubahan bentuk kata dalam Bahasa Jepang lebih kompleks dibandingkan
dengan perubahan kata dalam Bahasa Indonesia. Dalam Bahasa Jepang, bentuk
dasar sebuah kata dapat berubah menjadi berbagai bentuk.
Contoh kata yang mengalami perubahan bentuk dari kata taberu yang berarti
“makan”:
Tabel 2.12 Pemaknaan Perubahan Bentuk Kata
Bentuk
Bahasa Jepang
Bahasa Indonesia
Dasar
Taberu
Makan
Negatif
Tabenai
Tidak makan
Lampau
Tabeta
Telah makan
Sedang/perintah
Tabete
Sedang makan
Keinginan
Tabetai
Ingin makan
Ajakan
Tabemashou
Ayo makan
Sopan
Tabemasu
Makan
Penulisan dalam Kanji, bentuk dasarnya akan tetap sama yaitu 食 (dibaca ta),
yang berbeda hanya bagian belakangnya, apakah 食
い (ta+benai), 食
(ta+beta), atau lainnya.
Selain itu, terdapat perubahan bentuk kata yang lebih rumit dengan
pengklasifikasian bentuk dasarnya. Contoh perubahan bentuk kata kerja ke bentuk
sedang :
26
Table 2.13 Perubahan Bentuk Sedang
Bentuk verba
Contoh
Bentuk sedang
Dasar
Taberu (makan)
Tabete
Baris –su
Hanasu (berbicara)
Hanashite
Baris –ku
Aruku (berjalan)
Aruite
Baris –gu
Oyogu (berenang)
Oyoide
Baris –mu, -bu, -nu
Yobu (memanggil)
Yonde
Baris –ru, -u, -tsu
Iu (mengatakan)
Itte
Baris
pengecualian
–ku Iku (pergi)
Itte
Suru
Suru (melakukan)
Shite
Kuru
Kuru (datang)
Kita
Untuk membentuk kalimat negatif lampau, digunakan kalimat negatif biasa
bentuk
い (Nai) dengan mengganti い (I) menjadi
lampau negatif dari kata
(Katta). Contoh kata
い (Nomanai. Tidak minum) adalah
(Nomanakatta. Tidak minum).
Dalam Bahasa Jepang, kata kerja dibagi dalam 3 kelompok. Berikut ini adalah
perubahan dari beberapa kata kerja dalam Bahasa Jepang (Rachmatullah, 2007):
Table 2.14 Perubahan Kata Kerja kelompok 1
Kata Kerja Kata
Kerja
Kamus
(Sopan)
Kata
Kata
Kerja - Kerja
あい
(Aimasu)
あ
(Atte)
あう
(Au)
Kata
Kata Kerja - Arti
- Kerja
い
(ingkar
(sedang) (lampau) (ingkar)
lampau)
あ
(Atta)
あ
い
(Awanai)
あ
(Awanakatta)
Bertemu
27
あ
(Asobimasu)
あ
あ
あ
(Asobu)
(Asonde) (Asonda)
Bermain
あ
あ
い
(Asobanai) (Asobanakatta)
い
(Isogimasu)
い
(Isogu)
い
い
(Isoganai)
え
(Kaerimasu)
え
(Kaeru)
い
い
(Nomimasu)
(Nomu)
い
(isoide)
(Isoida)
え
え
(kaette)
(Kachimasu) (Katsu)
い
(Katte)
(Nonde)
え
い
Terburuburu
(Isoganakatta)
え
Pulang
(Kaetta)
い
(Kaeranai) (Kaeranakatta)
(Katta)
い
(Katanai)
(Nonda)
い
(Nomanai)
Menang
(Katanakatta)
Minum
(Nomanakatta)
Kata kerja kelompok satu adalah kata kerja dengan suku kata sebelum
(Masu) berakhir dengan bunyi pada kolom い (I).
Table 2.15 Perubahan Kata Kerja kelompok 2
Kata Kerja Kata
Kerja
Kamus
(sopan)
Kata
Kata
Kerja - Kerja
(sedang)
Kata
Kata Kerja - Arti
- Kerja い
(ingkar
lampau)
(lampau) (ingkar)
あ
(Akemasu)
あ
(Akeru)
あ
(Akete)
あ
(Aketa)
あ
い
(Akenai)
あ
(Akenakatta)
Membuka
い
(Imasu)
い
(Iru)
い
(Ite)
い
(Ita)
い い
(Inai)
い
(Inakatta)
Ada
え
(Oshiemasu)
(Tabemasu)
え
え
え
え
え
(Oshieru) (Oshiete) (Oshieta)
い
(Oshienai) (Oshienakatta)
(Taberu)
い
(Tabenai)
(Tabete)
(Tabete)
い
Mengajar
Makan
(Tabenakatta)
Bisa
28
(Dekimasu)
(Dekiru)
(Tomemasu)
(Tomeru)
(Dekite)
(Tomete)
(Dekita)
(Dekinai)
(Tometa)
い
(Tomenai)
(Dekinakatta)
Berhenti
(Tomenakatta)
Kata kerja kelompok dua adalah kata kerja dengan suku kata sebelum
(Masu) berakhir dengan bunyi pada kolom え (E), namun ada juga sebagian yang
berakhir dengan bunyi pada kolom い (I).
Table 2.16 Perubahan Kata Kerja kelompok 3
Kata
Kerja
Kata
Kerja
Kamus
Kata
Kerja (sedang)
Kata
Kerja (lampau)
Kata
Kata Kerja Arti
Kerja - い
(ingkar
lampau)
(ingkar)
う
う
う
う
う
(Untenshite)
(Untenshita)
い
(Untenshinai)
(Untenshinakatta)
(Kita)
い
(Konai)
(sopan)
う
(Untenshimasu)
(Kimasu)
(Unt
en-suru)
(Kuru)
(Kite)
Menyetir
Datang
(Konakatta)
Menikah
(Kekkonshimasu)
(Kek
kon-suru)
(Shimasu) (Suru)
(Kekkonshite)
(Shite)
(Kek
い
kon-shita) (Kekkonshinai)
(Shita)
(Kekkonshinakatta)
い
(Shinai)
Melakukan
(Shinakatta)
Mencuci
(Sentakushimau)
(Sentakusuru)
(Sentakushite)
(Sentakushita)
い
(Sentakushinai)
(Sentakushinakatta)
29
Belajar
う
う
う
う
う
い う
(Benkyou- (Benkyou- (Benkyou- (Benkyou- (Benkyoushimasu) suru)
shite)
shita)
shinai)
(Benkyoushinakatta)
Kelompok kata kerja ke-3 adalah kata kerja dengan suku kata akhir (-shimasu) dan kata benda yang menunjukkan kegiatan +
Juga
(Shimasu).
(Kimasu. Datang) sebagai pengecualian.
Dalam bahasa formal, Kata Kerja menjadi –
い (-nai) yang terletak diakhir kalimat
(-masen). Sedangkan kata kerja Kerja -
menjadi –
(-nakatta)
(-masendeshita) (Anonimus, 2000a).
Kata benda dalam Bahasa Jepang dapat diubah menjadi kata kerja dengan pola
berikut :
Kata benda +
(Wo) +
(Shimasu)
Contoh :
-
ー (Sakkaa. Sepak bola) =
ー
(Sakkaa wo
う
(Benkyou wo
shimasu. Bermain sepak bola)
-
う (Benkyou. Pelajaran) =
shimasu. Mempelajari)
(Anonimus, 2010).
30
Perubahan bentuk lainnya adalah dengan menambahkan awalan
(go-) sebagai penunjuk kesopanan. Contoh
(Okane) dan
(o-) atau
(Kane. Uang) menjadi
(Kazoku. Keluarga) menjadi
(Gokazoku)
(Rachmatullah, 2007).
2.8
Perubahan Kata sifat
Kata sifat dalam Bahasa Jepang ada 2 macam, yaitu kata sifat い (I) dan kata sifat
(Na).
a. Kata sifat い (い -
う
. I keyoushi)
Kata sifat ini pada umumnya berakhiran -い (-i), seperti
Lucu), あ
い (Atarashii. Baru),
い (Kawai.
い (Warui. Buruk), dan
lainnya.
Bukan hanya kata kerja yang dapat diubah ke dalam bentuk lampau, kata
sifat pun dapat diubah ke dalam bentuk lampau, yaitu dengan mengganti
akhiran -い (-i) menjadi -
あ
(-katta). Contoh :
い(Atarashii.
Baru)menjadi
あ
(Atarashikatta. Baru)
-
い (Warui. Buruk) menjadi
(Warukatta. Baru)
Untuk mengubah kata sifat い ke dalam bentuk ingkar, yaitu dengan
mengubah akhiran -い (-i) menjadi -
い (-kunai). Pengecualian terjadi
31
pada kata sifat いい (Ii. Baik) berubah menjadi
い (Yokunai. Tidak
baik). Contoh :
い (Kawai. Lucu) menjadi
-
い (Kawakunai. Tidak
lucu)
あ
-
い
(Atarashii.
Baru)
menjadi
あ
い
(Atarashikunai. Tidak baru)
Untuk mengubah ke dalam bentuk lampau ingkar dengan mengganti
akhiran -い (-i) pada -
い (-kunai) menjadi -
(-kunakatta).
Contoh :
い (Kawakunai. Tidak lucu) menjadi
-
(Kawakunakatta. Tidak lucu)
い (Warukunai. Tidak buruk) menjadi
-
(Warukunakatta. Tidak buruk)
b. Kata Sifat
-
う
(
-
う . Na keyoushi)
adalah bentuk kata sifat yang sebagian besar tidak memiliki
akhiran -い (-i), seperti
Tenang),
う
(Jouzu. Pintar),
(Shizuka.
(Hima. Santai), dan lainnya. Namun ada beberapa kata sifat
yang memiliki akhiran -い (-i), seperti
い (Kirei. Cantik),
(Genki. Sehat), dan lainnya.
Untuk mengubah kata sifat
ke dalam bentuk lampau, ingkar, dan
lampau ingkar menggunakan pola berikut ini :
32
Lampau = kata sifat
Ingkar = kata sifat
あ
+
+
/
(deshita)
あ
(dewa arimasen/jya
arimasen)
Ingkar lampau = kata sifat
あ
あ
/
+
(dewa arimasen deshita/jya
arimasen deshita)
(Anonimus, 2010).
2.9
Partikel dan Gobi
Partikel digunakan untuk menandai fungsi kata yang mendahuluinya. Sebagai
contoh pada kalimat berikut :
ー
(Watashi wa Amerika no Miraa desu. Saya
Miller dari Amerika) (Chandra, 2009).
Desu menjadikan sebuah kalimat terasa hormat dan benar. Pada umumnya kata
Desu diucapkan Des, namun ada juga yang mengucapkan Desu. Demikian juga
akhiran
(Su) lain pada sebuah kata. Pengucapan yang umum adalah dengan
menghilangkan bunyi U. Contohnya adalah tabemasu (Tabemas), hatarakimasu
(Hatarakimas), dan lain sebagainya. Lain halnya jika
tengah kata.
(Su) terdapat di awal atau
(Su) tetap diucapkan sebagaimana bunyi aslinya yaitu Su (Maeda).
Pada kalimat tersebut terdapat 2 partikel yaitu
(Ha yang jika menjadi patikel
berubah bunyi menjadi wa) yang menunjukkan subjek pembicaraan atau pokok
33
kalimat yang dalam hal ini adalah
(Watashi. Saya) dan partikel
(No)
yang menunjukkan kepemilikan, dalam hal ini dimaksudkan bahwa Miller orang
Amerika.
Selain 2 partikel tersebut masih terdapat partikel lain dengan fungsinya masingmasing.
a. Partikel
(Ga) yang menyatakan subjek dari verba intransitif,
menunjukkan keberadaan sesuatu, menunjukkan kata ganti tanya
berfungsi
sebagai
subjek,
memberi
penegasan
pada
subjek,
menunjukkan benda yang menjadi objek dari kata-kata mempunyai,
memerlukan, bisa, mengerti, ingin, suka, tidak suka, dan lain-lain.
Contoh :
- あ
(Ame ga furimasu. Hujan turun)
-
い
あい
う
(Kanojo wa kirei
desu ga, fuaisou desu. Dia cantik, tetapi tidak ramah)
b. Partikel
(Wo saat menjadi pertikel berubah bunyi menjadi o) yang
menyatakan objek dari suatu perbuatan, menunjukkan isi dari
perbuatan dalam bentuk “…
” (… wo suru), menunjukkan
tempat dilalui/dilewati dari verba intransitif, menunjukkan tempat titik
tolak dari verba intransitif, “…
” (… wo suru) menunjukkan
bekerja atau menjabat suatu jabatan khusus, “…
” (… wo suru)
menunjukkan bekerja atau menjabat suatu jabatan khusus.
34
- あ
い
え
(Anata wa itsu Indoneshia wo tatte, Nihon he karimasuka. Kapan
anda meninggalkan Indonesia, pulang ke Jepang?)
う
-
(Nihongo no benkyou wo
shimasu. Belajar Bahasa Jepang)
c. Partikel
(Mo) menunjukkan hal yang sama seperti yang lain, bentuk
“…
” (… mo … mo) menunjukkan beberapa hal semuanya
…
sama, digunakan dalam bentuk ingkar …
+ bentuk negatif,
mengikuti derajat atau jumlah yang besar atau banyak, menunjukkan
sesuatu derajat atau tingkatannya rendah, dan dalam bentuk kata kerja
–
+
menunjukkan arti meskipun. Contoh :
あ
-
(Kono hako no naka ni
nani mo arimasen. Di dalam kotak ini tidak apa apa pun)
- い
い
(Ikura
takakute
mo
kaimasu.
Meskipun harganya mahal saya akan membelinya.)
Dalam berkomunikasi, Bahasa Jepang sering tidak menyebutkan subjek dan
biasanya lawan bicara sudah mengerti apa yang dimaksudkan oleh pembicara.
d. Partikel
(To) menunjukkan lebih dari satu benda atau sejenisnya,
dan lainnya, menunjukkan pihak lain yang dipelukan atau sebagai
35
lawan dalam melakukan sesuatu, menunjukkan objek berbandingan.
Contoh :
い
-
(Maria san
wa Santosu san to kekkon shite imasu. Maria telah menikah dengan
Santos)
あ
う
-
(Kyou to ashita
wa kokumin no shokujitsu desu. Hari ini dan besok adalah hari raya
nasional).
e. Partikel
(He berubah bunyi menjadi e jika menjadi partikel)
memiliki fungsi menunjukkan arah. Contoh :
- い
い
(Itsu Bari he ikimasuka. Kapan anda akan
pergi ke Bali?)
f. Partikel
(Ni) berfungsi untuk menunjukkan letak atau keberadaan
sesuatu, menunjukkan waktu, menuju ke suatu tempat, dan
menunjukkan objek yang dituju. Contoh :
-
え
うえ
あ
(Tsukue no ue ni hon ga
arimasu. Di atas meja ada buku)
-
い
(Shibai wa hachi ji
kikkari ni hajimarimashita. Pertunjukan telah dimulai pada pukul
delapan tepat)
36
い
-
(Baketsu
ni
mizu
wo
iremasu.
Memasukkan air ke dalam ember)
い
-
い
(Nihon no
seikatsu ni tsuite tomodachi ni kikimashita. Saya telah bertanya
kepada teman tentang kehidupan di Jepang)
g. Partikel
(De) adalah pertikel yang digunakan untuk menunjukkan
alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu, tempat terjadinya
sesuatu, karena, dan lainnya. Contoh :
(Watashi wa hashi de gohan
-
wo tabemasu. Saya makan menggunakan sumpit)
え
-
え
いい
う
(Dono
eki
de
norikaetara ii deshouka. Di stasiun mana sebaiknya saya ganti
kereta?)
h. Partikel
(Ya) digunakan untuk menyebutkan sebagian dari benda
yang digunakan sebagai contoh dengan arti “dan”. Biasanya partikel
diikuti oleh
(Nado) sebagai pengganti benda-benda yang tidak
disebutkan. Contoh :
い
-
(Fuku ya kutsu ya kaban
nado o kaimashita. Saya telah membeli pakaian, sepatu, tas, dan
lain-lain)
(Chandra, 2009).
37
Gobi adalah akhiran kalimat yang memberikan suasana tertentu pada kalimatnya
(Rachmatullah, 2012).
Gobi yang sering terdengar dalam percakapan maupun tertera dalam tulisan
adalah gobi
(Ne) dan gobi
(Yo). Gobi
berfungsi menghadirkan suasana
meminta persetujuan lawan bicara atas pernyataan yang baru saja diajukan
(Rachmatullah, 2007).
Sedangkan gobi
dipakai untuk memberitahukan kepada lawan bicara yang
belum mengetahui, menekankan penilaian atau pendapat pembicara kepada lawan
bicara untuk mempertegas. Contoh penggunaan gobi
-
いい
dan gobi:
(Ii otenki desu ne. Cuacanya bagus, ya.)
い
-
(Muri na daietto wa
karada ni yokunai desu yo. Diet yang berlebihan tidak baik untuk
tubuh, lho)
(Anonimus, 2000a).
2.10
Kata Ganti dan Kata Bantu
Kata ganti dan kata bantú dalam penggunaan Bahasa Jepang yaitu :
a.
(Kore. Ini),
((Sore. Itu), menunjukkan letak benda yang
dekat dengan lawan bicara dan jauh dari pembicara), あ
((Are. Itu),
menunjukkan letak benda yang jauh dari pembicara maupun lawan
38
bicara). Penggunaan kata ganti kelompok ini dapat langsung
digunakan tanpa menyebutkan kata bendanya. Contoh:
-
(Kore wa hon desu. Ini adalah buku).
(Kono. Ini),
b.
((Sore. Itu), menunjukkan letak benda yang
dekat dengan lawan bicara dan jauh dari pembicara), あ
((Are. Itu),
menunjukkan letak benda yang jauh dari pembicara maupun lawan
bicara). Penggunaannya harus diikuti oleh benda yang ditunjuk.
Contoh :
-
(Sore kaban wa watashi no desu.
Tas itu milik saya).
(Koko. Di sini),
c.
((Soko. Di sana), menunjukkan tempat
yang dekat dengan lawan bicara), あ
((Asoko. Di sana),
menunjukkan tempat yang jauh dari pembicara maupun lawan bicara).
Contoh dalam kalimat :
-
(Koko wa Jyakaruta desu. Di sini adalah
Jakarta).
d.
(Kochira. Di sebelah sini),
((Sochira. Di sebelah
sana), menunjukkan tempat yang dekat dengan lawan bicara), あ
(Achira. Di sana), menunjukkan tempat yang jauh dari pembicara dan
lawan bicara). Selain menunjukkan arah, kata ganti
,
,
39
あ
juga dipakai menggantikan
, あ
,
sebagai
tempat yang dapat dilihat. Dalam hal ini, kata ganti
あ
e.
,
,
dirasa lebih sopan.
(Doko. Dimana) adalah kata tanya untuk menanyakan tempat,
(Dochira. Di sebelah mana) adalah kata tanya untuk
menanyakan arah.
juga dapat digunakan untuk menanyakan
tempat dan sifatnya lebih sopan daripada
あ
-
い
. Contoh :
(Otearai wa dochira desuka. Kamar
kecil dimana?)
ー
-
ー
(Erebeetaa
wa
dochira
desuka. Di sebelah manakah lift?)
(Anonimus, 2000a).
Rumus untuk menggunakan kata tanya
Kata benda +
Penambahan -
+
/
dan
+
adalah sebagai berikut :
(Desuka) (Anonimus, 2010)
(-ka) di akhir kalimat dapat disamakan dengan menambahkan
tanda tanya di akhir kalimat dan menjadi sebuah kalimat tanya (Maeda).
f.
い (Gurai. Kira-kira), yang diletakkan setelah kata bilangan.
Contoh :
40
- 一
い
い
(1 ji kan gurai ofuro ni
hairimashita. Kira-kira sudah 1 jam lamanya saya berendam di
dalam bak)
Sedangkan untuk menyatakan jangka waktu yang berarti “kira-kira berapa lama”
い (Dono gurai). Contoh :
digunakan kata bantú
い
- あ
う
(Anata
wa dono gurai Nihongo o benkyoushimashitaka. Kira-kira sudah
berapa lama anda belajar Bahasa Jepang?)
(Anonimus, 2010).
g.
(Dake. Hanya), adalah kata bantú yang penggunaannya
diletakkan setelah kata benda atau kata bilangan. Kata bantú ini
digunakan untuk kalimat dengan makna positif. Contoh :
ー
-
ー
(Kare dake koohii o nomimasu.
Hanya dia yang minum kopi).
Sedangkan untuk pemaknaan negatif, digunakan kata
(Shika.
Hanya… saja). Contoh :
い
-
一
あ
(Kono heya ni wa isu
ga hitotsu shika arimasen. Di dalam ruangan ini hanya ada satu
buah kursi saja).
(Thian, 2008).
41
(Yori. Lebih… daripada) adalah kata bantú yang menunjukkan
h.
perbandingan. Rumus yang digunakan :
Kata 1 +
+ kata 2 +
+ kata sifat +
Contoh :
う
-
あ
い
(Hachimitsu wa satou yori
amai desu. Madu lebih manis daripada gula).
(Chandra, 2009).
i.
い
(Ichiban. Paling). Kata bantú ini merupakan kata bantú
perbandingan. Rumus kalimat yang digunakan adalah :
Subjek +
+い
+ keterangan tempat +
Keterangan kempat +
+ subjek +
+い
+ kata sifat +
+ kata sifat +
Contoh :
う
-
い
う
(Suzuki san
wa kyoushitsu de ichiban jouzu desu. Suzuki adalah orang paling
pintar di kelasnya)
-
ー
ー
い
い
い
(Suupaa de kono
yasai ga ichiban takai desu. Di supermarket ini sayuran inilah yang
paling mahal)
(Anonimus, 2010).
42
Sedangkan pola kalimat yang dipakai untuk memilih salah satu dari
suatu kelompok yang menyatakan tingkatan paling menggunakan pola
kalimat berikut :
Untuk pertanyaan :
Kata benda + [
no naka]
い/
+
/
/い
/+
+い
+
kata sifat +
Untuk menjawab digunakan pola berikut :
+い
Kata benda 2 +
*
+ kata sifat +
(No naka. Di antara) dapat dipakai dapat pula tidak.
Contoh kalimat :
-
う
[
い
]
(Nihon
ryouri (no naka) de nani ga ichiban suki desuka. Di antara masakan
Jepang apa yang paling anda suka?).
-
い
(Tenpura ga ichiban suki desu.
Tempura yang paling saya suka).
(Anonimus, 2000a).
j.
(Nagara. Sambil). Kata bantu ini menunjukkan 2 pekerjaan
yang dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Rumus kalimat yang
digunakan adalah :
43
Kata kerja –
+
Dalam penggunaannya, kata kerja depannya saja. Misal kata
hanya dipakai kata
hanya dipakai kata bagian
(Kikimasu. Mendengar/bertanya)
saja. Contoh :
う
-
(Ongaku
o
kiki
nagara benkyoushimasu. Saya belajar sambil mendengarkan
musik)
(Anonimus, 2010).
k. あ
(Atode. Sesudah). Kata bantú ini menunjukkan suatu
pekerjaan akan dilakukan setelah pekerjaan lain dikerjakan. Rumus
kalimat yang berlaku adalah :
Kata kerja bentuk -
+あ
Contoh kalimat :
-
い
あ
(Mai ban terebi wo mita
atode nemasu. Setiap malam setelah nonton TV saya tidur)
(Thian, 2008).
2.11
Pola Kalimat
1) Penawaran
Penggunaan pola kalimat ini mempunyai arti “maukah”. Rumus
penyusunan kalimat dalam menawarkan sesuatu adalah :
44
Kata kerja +
(masenka)
Contoh kalimatnya adalah :
-
い
えい
(Isshoni eiga wo mimasenka.
Maukah menonton film bersama)
-
あ
い
(Ashita isshoni gohan
wo tabemasenka. Besok maukah makan bersama?)
い
(Isshoni) dipakai saat mengajak seseorang untuk melakukan
sesuatu dengan arti “bersama-sama”.
Penggunaan kata kerja +
adalah penawaran dengan nada sopan.
Dalam menawarkan sesuatu kepada seseorang dengan arti “maukah…
bersama” tidak diperbolehkan menggunakan kata kerja +
い
(-tai
desu). Walaupun dalam pemaknaan sama, tetapi tidak sopan dan tidak
dipergunakan di Jepang.
Sedangkan untuk menawarkan bantuan kepada lawan bicara digunakan
pola kalimat berikut:
Kata kerja (–
)+
う
(mashouka)
Ungkapan tersebut menunjukkan arti “bagaimana kalau…” dengan
penawaran
yang
sopan
kepada
lawan
bicara,
memohon
atau
memerintahkan untuk melakukan sesuatu. Contoh:
45
う
-
(Kasa wo kashimashouka. Bagaimana
kalau saya pinjamkan payung?).
う
-
(Nimotsu
wo
mochimashouka.
Bagaimana kalau saya bantú membawakan barang bawaan anda?).
Untuk menerima dan menolak tawaran dengan sopan dapat menggunakan
ungkapan berikut :
い
-
(Sumimasen.
onegaishimasu.
Terima kasih. Tolong pinjamkan) = jawaban menerima.
-
いいえ
う
(Iie, kekkou desu. Tidak, terima kasih) =
ja
UNTUK PENCARIAN KATA DALAM APLIKASI PEMBELAJARAN
JAPANESE GRAMMAR
Oleh
Dyan Shandy Utama
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
SARJANA KOMPUTER
Pada
Program Studi Ilmu Komputer
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF SEQUENTIAL ALGORITHM
FOR FINDING TEXT ON APPLICATION OF EDUCATION OF
JAPANESE GRAMMAR
By
DYAN SHANDY UTAMA
According to a research conducted by language-learning-advisor.com, Japanese is
the ninth most beautiful spoken language after Russian and Finnish and the fourth
most beautiful writing language after Arabic, Chinese, and French. According to
Masaki Tani, the Public Relation of Japan Embassy for Indonesia in 2010,
Indonesia is the third country in the world that learns Japanese after China and
South Korea. Learning Japanese, or the other foreign languages, can be done in
the formal institutions, such as lectures and or courses, and also can be done at
home using book or internet.
Generally, Japanese is devided into two categories, formal and informal language.
Formal language is widely applicable, includes the usage to close people and
foreigners. Informal language only used to close people, including family.
In this research, we made an application for Japanese learning based on web using
PHP of Macromedia Dreamweaver. We hope that this application can be used
easily for people who don’t know Japanese. Sequential Algorithm is used in this
application to find sub-string.
Keywords:
Grammar, Japanese, Macromedia Dreamweaver, PHP, Sequential
Algorithm
ABSTRAK
IMPLEMENTASI SEQUENTIAL ALGORITHM
UNTUK PERCARIAN KATA DALAM APLIKASI PEMBELAJARAN
JAPANESE GRAMMAR
Oleh
DYAN SHANDY UTAMA
Menurut penelitian yang dilakukan oleh language-learning-advisor.com Bahasa
Jepang adalah bahasa ke-9 untuk bahasa dengan pengucapan terindah di bawah
Rusia dan Finisia dan menempati urutan ke-4 untuk bahasa dengan aksara
terindah setelah Arab, Cina, dan Perancis. Sedangkan menurut Masaki Tani,
Humas Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia tahun 2010, Indonesia sendiri
merupakan negara ketiga terbanyak di dunia yang mempelajari Bahasa Jepang
setelah Cina dan Korea Selatan. Mempelajari Bahasa Jepang, maupun bahasa lain,
dapat dilakukan di lembaga formal seperti perkuliahan dan kursus, maupun dapat
dipelajari sendiri di rumah melalui media buku dan internet.
Secara umum, Bahasa Jepang dibagi menjadi dua, bahasa formal dan informal.
Penggunaan Bahasa Jepang formal lebih luas dibandingkan Bahasa Jepang
informal, meliputi penggunaan terhadap orang yang sudah akrab maupun tidak.
Sedangkan Bahasa Jepang informal hanya digunakan terhadap orang yang sudah
akrab, termasuk keluarga.
Pada penelitian ini akan dibuat sebuah aplikasi pembelajaran Bahasa Jepang
berbasis web dengan bahasa pemrograman PHP dari Macromedia Dreamweaver
yang diharapkan dapat memudahkan pengguna awam dalam mempelajari Bahasa
Jepang. Dalam pembuatan aplikasi pembelajaran Japanese grammar ini,
diterapkan pula sequential algorithm yang dapat melakukan pencarian substring.
Kata Kunci: Algoritma Sequensial, Bahasa Jepang, Grammar, Macomedia
Dreamweaver, PHP
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..
i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………..
ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………...
iii
LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………..
iv
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………...
v
PERSEMBAHAN……………………………………………………….
vi
MOTTO………………………………………………………………….
vii
SANWACANA…………………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
x
DAFTAR TABLE……………………………………………………......
xiii
DAFTAR GAMBAR..…………………………………………………...
xiv
I.
PENDAHULUAN…………………………………………………
1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………
1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………..
3
1.3. Batasan Masalah………………………………………………
3
1.4. Tujuan…………………………………………………………
3
1.5. Manfaat………………………………………………………..
4
xi
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….
5
2.1. Aplikasi Pembelajaran Berbasis Komputer…………………..
5
2.2. Grammar……………………………………………………..
5
2.3. PHP……………………………………………………………
6
2.4. Sequential Algorithm………………………………………...
7
2.5. Bahasa Jepang………………………………………………..
9
III. METODE PENELITIAN……………………………………….
79
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………..
79
3.2. Perangkat Pendukung Penelitian…………………………….
79
3.3. Tahapan Penelitian…………………………………………..
80
3.4. Pseudo Code Sequential Algorithm …………………………
82
3.5. Flowchart Sequential Algorithm ……………………………
83
3.6. Flowchart Aplikasi Pembelajaran Japanese Grammar…….
84
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………
85
4.1. Analisis Kebutuhan…………………………………………
85
4.1.1. Kebutuhan Fungsional………………………………
85
4.1.2. Kebutuhan Nonfungsional………………………….
86
4.1.3. Deskripsi Sistem……………………………………
87
4.2. Perancangan Sistem………………………………………..
88
4.2.1. Use Case Diagram…………………………………
88
4.2.2. Flowchart…………………………………………..
89
4.2.3. Perancangan Desain Sistem………………………..
90
4.3. Penulisan Kode Program (Coding).………………………..
91
4.3.1. Pemanggilan File Text……………………………..
92
II.
IV.
xii
V.
4.3.2. Pencarian Kata……………………………………...
92
4.4. Implementasi Sistem……………………………………….
93
4.4.1. Halaman Utama…………………………………….
93
4.4.2. Kana………………………………………………..
94
4.4.3. Pola Kalimat……………………………………….
103
4.4.4. Kata Kerja………………………………………….
105
4.4.5. Kata Sifat…………………………………………..
109
4.4.6. Partikel……………………………………………..
112
4.4.7. Pengetahuan+……………………………………...
115
4.4.8. Petunjuk……………………………………………
118
4.4.9. Tentang…………………………………………….
119
4.4.10. Pencarian Kata……………………………………..
121
4.5. Pengujian Sistem…………………………………………..
123
4.5.1. Tahapan Pengujian…………………………………
124
4.5.2. Analisis Hasil Pengujian…………………………...
129
4.6. Pemeliharaan……………………………………….………
130
4.7. Insersi Aksara Jepang……………………………………...
130
KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………
136
5.1. Kesimpulan……..………………………………………….
136
5.2. Saran……………..…………………………………...……
136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada abad ke-21 ini, penguasaan bahasa asing tidak hanya terbatas pada bahasa
internasional yaitu Bahasa Inggris. Masyarakat mulai tertarik untuk mempelajari
berbagai bahasa seperti Jepang, Perancis, Jerman, dan lain-lain. Ketertarikan
mereka mempelajari bahasa-bahasa tersebut bukan karena tidak memiliki
ketertarikan terhadap Bahasa Inggris, melainkan terdapat keunikan tersendiri pada
bahasa asing selain Bahasa Inggris.
Keunikan bahasa dan budaya menjadi daya tarik tersendiri bagi para peminat
bahasa asing atau Bahasa Jepang pada khususnya. Akan tetapi, terdapat beberapa
kendala dalam mempelajari bahasa Jepang, misalnya penyusunan pola kalimat
dan pemahaman terhadap vocabulary yang bila diterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia memiliki banyak arti. Hal ini karena terdapat perbedaan pada
penyusunan kalimat pada bahasa Jepang dan Indonesia.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibuat aplikasi pembelajaran Japanese
Grammar yang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memahami bahasa
Jepang sehingga memudahkan mereka untuk mempelajarinya dan menerapkannya
dalam berkomunikasi.
Aplikasi ini ditujukan pada setiap orang yang memerlukan dengan segera belajar
berkomunikasi dalam Bahasa Jepang pada situasi yang bagaimanapun seperti di
tempat kerja, di rumah, di lingkungan pendidikan dan di masyarakat setempat.
Meskipun ini adalah aplikasi untuk pemula, isinya sedapat mungkin dibuat
dengan situasi keadaan, berbagai macam kehidupan sehari-hari masyarakat di
Jepang. Aplikasi ini dimaksudkan umumnya untuk orang-orang yang sudah
selesai dalam pendidikan resmi dan juga untuk orang-orang yang belajar untuk
masuk universitas dan belajar intensif di sekolah-sekolah dan kejuruan dan
universitas.
Sebenarnya ada banyak cara yang dapat dilakukan agar dapat menguasai bahasa
Jepang, di antaranya mengikuti les atau private, belajar langsung ke Jepang
dengan program homestay, atau melalui media internet. Namun, semua metode
pembelajaran bahasa asing adalah dapat berkomunikasi. Seseorang dikatakan
menguasai bahasa asing ketika dapat berkomunikasi. Aplikasi pembelajaran ini
dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP yang lisensinya dapat
diunduh secara gratis di situs resminya.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat aplikasi Japanese Grammar dengan menerapkan
Sequential Algorithm pada larik tidak terurut.
2. Bagaimana membuat aplikasi Japanese Grammar yang menarik dan
mudah digunakan.
3. Bagaimana membuat aplikasi Japanese Grammar berbasis web.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai input yang digunakan adalah file text.
2. Materi pembelajaran yang dipakai hanya pola kalimat bahasa hormat yang
mengacu pada buku Minna no Nihongo I.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat aplikasi pembelajaran Japanese
Grammar dengan menggunakan algoritma Sequential sebagai media pembelajaran
dan mempermudah masyarakat dalam mempelajarinya.
3
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara kerja algoritma Sequential dalam menemukan karakter.
2. Menciptakan media pembelajaran bahasa Jepang yang baru.
3. Mempermudah masyarakat dalam mempelajari dan memahami bahasa
Jepang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Aplikasi Pembelajaran Berbasis Komputer
Metode pembelajaran berbasis komputer merupakan cara menyampaikan materi
dengan sumber-sumber yang berbasis micro-processor, dimana informasi atau
materi yang disampaikan disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk
cetakan. Berbagai jenis aplikasi pendidikan umumnya dikenal dengan istilah
Komputer Asissted instruction (CAI) atau Pembelajaran Berbantuan Komputer
(PBK) (Lili dan Mariono, 2010).
2.2
Grammar
Banyak ahli grammar di dunia yang mendeskripsikan makna grammar dan
berikut ini adalah beberapa keterangan mengenai definisi, makna, ataupun
pengertian grammar yang diungkapkan oleh beberapa pakar grammar dunia :
Dalam Oxford Pocket Dictionary (Anonim, 2000b) disebutkan bahwa grammar
adalah aturan yang digunakan untuk menyusun kata dan membuat kalmiat
(Grammar is rules for forming words and making sentences).
Grammar suatu bahasa adalah satu kumpulan aturan yang menata bagian
susunannya. Grammar menentukan bagaimana kata-kata disusun dalam
membentuk unit-unit bahasa yang bermakna (Coghill dan Magendanz, 2003).
Menurut Swan (2005) grammar adalah aturan yang menerangkan bagaimana
kata digabungkan, disusun, atau diubah untuk menunjukkan beberapa jenis
makna.
Makna grammar adalah referensi mekanisme menurut fungsi bahasa ketika
digunakan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Grammar adalah aturan
untuk menggabungkan kata, ataupun aturan penggabungan bunyi suatu makna
(Leech, 1985).
2.3
PHP
PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Prepocessor. PHP digunakan
sebagai bahasa script dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen
HTML. PHP mempermudah maintenance web karena penggunaan PHP
memungkinkan web dibuat dinamis. PHP bersifat open source, disebarkan secara
luas, dan dilisensikan secara gratis serta dapat diunduh secara bebas di situs
resminya.
Kelebihan PHP antara lain dapat melakukan apa yang dapat dilakukan oleh CGI,
seperti mengumpulkan form, menerima dan mengirim cookies, menghasilkan
6
halaman web yang lebih dinamis, bahkan lebih baik dari pada yang dapat
dilakukan CGI.
PHP dapat dijalankan pada semua sisterm operasi, antara lain Linux, Unix dan
variannya, Microsoft Windows, Mac OS, dan RISC OS. Selain itu, PHP juga
mendukung banyak web server, seperti Apache, Netscape and iPlanet servers,
Microsoft Internet Information Servers (MIIS), dan lainnya. Bahkan PHP juga
dapat menjadi sebuah CGI processor.
Kelebihan lain yang dimiliki PHP adalah PHP dapat dipakai dengan
menggunakan banyak database, antara lain Adabas D, dBase, Empress, IBM DB2,
MySQL, Oracle, dan lainnya (Peranginangin, 2006).
Dalam pengerjaan aplikasi ini, digunakan Adobe Dreamweaver CS4 dan
Notepad++ untuk melakukan coding program.
2.4
Sequential Algorithm
Sequential Algorithm disebut juga pencarian beruntun atau pencarian linear,
merupakan algoritma yang sangat sederhana. Algoritma ini dapat melakukan
pencarian pada data yang belum berurutan maupun yang sudah berurutan. Proses
pencarian dilakukan dari mulai elemen array pertama sampai dengan elemen
array terakhir.
7
Kelebihan dari algoritma ini adalah jika data yang dicari terdapat pada elemen
array bagian awal karena lebih cepat mencarinya. Sedangkan jika data yang dicari
berada pada elemen array bagian akhir, akan menjadi sebuah kekurangan karena
memerlukan waktu yang lama dalam proses pencariannya, terutama pada data
yang banyak.
Algoritma sequensial ini dibagi menjadi dua:
1. Pencarian beruntun pada larik tidak terurut.
Pencarian dilakukan dengan memeriksa setiap elemen dari mulai elemen
pertama sampai dengan elemen yang dicari ditemukan atau sampai seluruh
elemen diperiksa. Contoh pada baris angka berikut:
6
4
75
19
41
63
Misalkan nilai yang dicari adalah x=19, maka elemen yang akan
diperikasa adalah: 6, 4, 75, 19 (data ditemukan). Sedangkan jika nilai yang
dicari adalah x=20, maka elemen yang akan deperiksa adalah: 6, 4, 75, 19,
41, 63 (data tidak ditemukan).
2. Pencarian beruntun pada larik berurut.
Jika elemen sudah berurutan (1..n+1 atau n..n-1), maka proses pencarian
akan lebih singkat dibandingkan pada pencarian data yang tidak berurutan.
Berikut ini adalah contoh perbandingan pencarian pada larik terurut dan
tidak terurut:
8
Larik tidak terurut:
6
4
75
19
41
63
Untuk mencari x=63 dibutuhkan perbandingan sebanyak 6 kali.
Larik terurut:
4
6
19
41
63
75
Sedangkan dalam larik terurut, untuk mencari x=63 hanya dibutuhkan
perbandingan sebanyak 5 kali.
Apikasi ini menggunakan tipe data string, sehingga algoritma sekuensial
yang cocok digunakan adalah algoritma sekuensial pada larik tidak terurut
(Nurhayati, 2012).
2.5
Bahasa Jepang
Bahasa Jepang adalah bahasa yang diturunkan dari bahasa-bahasa Asia Tenggara
dan Polinesia, sedangkan penulisannya berasal dari Cina yang saat itu sedang
menyebarkan agama Budha di Jepang.
2.5.1 Sistem Penulisan Bahasa Jepang
Pada Bahasa Jepang tertulis modern, digunakan 5 jenis simbol, yaitu :
a. Hiragana, yang setiap simbolnya melambangkan suku kata.
b. Katakana, melambangkan suku kata yang sama seperti Hiragana
(Hiragana dan Katakana secara kolektif disebut kana).
9
c. Kanji, logogram yang berasal dari Cina.
d. Alfabet Latin (a-z. A-Z).
e. Bilangan Arab (0-9).
(Anonimus, 2011).
Huruf Latin hanya digunakan untuk kasus-kasus tertentu, misalnya pada singkatan
seperti “CD” dan “DVD”, serta yang biasa tertera pada papan reklame. Bilangan
Arab digunakan seperti penggunaannya di Indonesia maupun dunia barat.
Hiragana, Katakana, dan Kanji adalah simbol yang paling banyak muncul pada
Bahasa Jepang tertulis dan akan dibahas lebih kanjut.
2.5.1.1 Hiragana
Hiragana merupakan karakter fonetis yang tiap simbolnya melambangkan suku
kata (Seeley, 1991).
Contohnya adalah
yang melambangkan suku kata hi. Ini bisa dikontraskan
dengan alfabet Latin pada bahasa Indonesia, yang merupakan gabungan dari huruf
“h” dan “i” untuk melambangkan bunyi yang sama.
a. Simbol-Simbol Hiragana
Simbol-simbol dasar Hiragana melambangkan vokal (misal あ = a),
konsonan + vokal (misal
= sa), atau n (
). Suara yang rumit seperti
“tran” dan “pra” tidak dikenal dalam Bahasa Jepang. Daftar simbol-simbol
dasar Hiragana adalah sebagai berikut :
10
Tabel 2.1 Hiragana Dasar
あa
いi
うu
えe
o
ka
ki
ku
ke
ko
sa
shi
su
se
so
ta
chi
tsu
te
to
na
ni
nu
ne
no
ha
hi
fu
he
ho
ma
mi
mu
me
mo
ya
yu
ra
ri
wa
wi*
yo
ru
re
ro
we*
wo
n
*
(wi) dan
(we) adalah Hiragana kuno yang saai ini hampir tidak
digunakan lagi.
Contoh kata yang dapat ditulis dengan menggunakan Hiragana :
(Watashi. Saya)
う (Kinou. Kemarin)
Beberapa baris pada tabel di atas dapat diberi tanda Dakuten (“) untuk
mengubah bunyi. Baris huruf tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Hiragana Dengan Dakuten
Bunyi
asli
k
Bunyi baru
ga
gi
gu
ge
go
11
s
za
ji
zu
ze
zo
t
da
ji*
zu*
de
do
h
ba
bi
bu
be
bo
*Untuk menuliskan ji pada umumnya digunakan “
” dan bukan “ ”.
Untuk menuliskan bunyi zu umumnya menggunakan “
” dan bukan “
“. Contoh, penulisan mizu (air) menggunakan Hiragana
sedangkan
dan
bukan
,
hanya digunakan saat terjadi dalam perubahan bunyi
dalam penggabungan kata. Sebagai contoh penulisan kanzume (makanan
kaleng) berasal dari kata kan (
, kaleng) dan tsume (
, pengisian).
Karena zume dalam kata kanzume berasal dari tsume yang berubah bunyi,
maka penulisan kanzume adalah
.
Contoh kata yang dapat ditulis dengan Hiragana yang memiliki Dakuten
adalah :
い
う
(Daigaku. Universitas)
(Boushi. Topi)
Terdapat pula tanda HanDakuten ( ) yang mengubah bunyi “h” menjadi
“p”.
Tabel 2.3 Hiragana Dengan HanDakuten
Pa
Pi
Pu
Pe
Po
12
Contoh kata yang dapat ditulis dengan Hiragana dengan HanDakuten
adalah :
い (Senpai. Senior)
え
(Enpitsu. Pensil)
Suku kata baru bisa dibentuk dengan menyisipkan bunyi “y” ke dalam
struktur konsonan + vocal. Suku kata yang dapat disisipi bunyi “y” hanya
suku kata pada baris “i”. Contoh bunyi kya. Bunyi seperti demikian
desibut Youon. Dengan huruf Hiragana, kya dapat ditulis dengan
menggabungkan suku kata
menjadi
(ki) dan Hiragana
(ya) kecil setelahnya
(kya). Bunyi kya yang ditulis dengan
dengan yang ditulis menggunakan
besar (normal),
kecil berbeda
(kiya).
Hiragana yang ditulis kecil dan mengubah bunyi ada tiga suku kata,
(ya),
(yu),
(yo) seperti berikut :
Tabel 2.4 Hiragana Dengan Youon
Ya
Yu
Yo
Ki
Kya
Kyu
Kyo
Shi
Sha
Shu
Sho
Chi
Cha
Chu
Cho
Ni
Nya
Nyu
Nyo
Hi
Hya
Hyu
Hyo
Mi
Mya
Myu
Myo
13
Ri
Rya
Ryu
Ryo
Gi
Gya
Gyu
Gyo
Ji
Jya
Jyu
Jyo
Bi
Bya
Byu
Byo
Pi
Pya
Pyu
Pyo
Contoh kata yang dapat ditulis dengan Hiragana dengan Youon adalah :
う (Senshuu. Minggu lalu)
う (Kyou. Hari ini)
Selain Youon ada pula yang disebut sokuon. Sokuon adalah
tsu kecil
yang digunakan untuk menggandakan konsonan setelahnya. Misal kata
dibaca kite, sedangkan
dibaca kitte. Sokuon tidak dapat
diletakkan sebelum huruf vocal “a”, “i”, “u”, “e”, maupun “o”.
Contoh kata yang dapat ditulis dengan Sokuon adalah :
(Kitte. Perangko)
(Zasshi. Majalah)
(Rachmatullah, 2007).
Dalam Bahasa Jepang terdapat 2 macam pelafalan vokal, yaitu pelafalan
vokal pendek dan pelafalan vokal panjang. Cara melafalkan kata bervokal
pendek dalam Bahasa Jepang sama seperti pelafalan kata dalam bahasa
Indonesia. Bunyi pelafalannya pun perlu disesuaikan dengan bunyi suku
katanya. Contoh :
(Watashi. Saya)
14
(Hana. Bunga/hidung)
あ
い (Akarui. Terang)
Sedangkan kata yang memiliki vokal panjang dilafalkan dengan
memanjangkan bagian vokalnya. Panjang dan pendeknya vokal dapat
mempengaruhi arti sebuah kata. Karenanya, pelafalan yang tepat panjang
dan pendeknya vokal sangat penting dilakukan dalam percakapan. Contoh
kata dengan bunyi vokal panjang :
あ
う
(Okaasan. Ibu)
(Touka. Tanggal 10)
Contoh kata yang mungkin terjadi kesalahan arti jika terjadi kesalahan
dalam pelafalan vokal adalah :
い
(Ojiisan. Kakek) dengan
(Ojisan. Paman)
(Sugiyanto dan Djamaludin, 2010)
Penulisan vokal panjang dalam Hiragana ada 5 macam :
a. Bunyi vokal panjang dalam kolom あ (a)
あditambahkan ke kana dalam kolom あ. Contoh :
あ
(Okaasan. Ibu).
b. Bunyi vokal panjang dalam kolom い (i)
いditambahkan ke kana dalam kolom い. Contoh : いい
(Iimasu.
Mengatakan).
c. Bunyi vokal panjang dalam kolom う (u)
15
う ditambahkan ke kana dalam kolom う. Contoh :
う
(Senshuu. Minggu lalu).
d. Bunyi vokal panjang dalam kolom え (e)
い ditambahkan ke kana dalam kolom え. Contoh : えい
(Eiga.
Film).
え
(Pengecualian : ええ (Ee. Ya),
(Oneesan. Kakak
perempuan)).
e. Bunyi vokal panjang dalam kolom
(o)
う ditambahkan ke kana dalam kolom
. Contoh :
う (Kyou. Hari
ini).
(Pengecualian :
い (Ookii. Besar),
い (Ooi. Banyak),
い (Tooi. Jauh),dan lainnya).
(Anonimus, 2000a).
2.5.1.2 Penggunaan Hiragana
Secara khusus penggunaan Hiragana mencakup :
a)
Kata yang tidak memiliki Kanji, termasuk partikel seperti
(Ga),
(Ni), dan lainnya.
b)
Kata yang Kanjinya tidak diketahui penulisnya.
c)
Kata yang memiliki Kanji namun dalam Bahasa Jepang modern
hampir selalu ditulis dengan menggunakan Hiragana. Misal kata
(Suru. Melakukan).
16
d)
Pembeda bacaan pada Kanji yang memiliki lebih dari satu cara
membaca. Sebagai contoh ― dan -
. Diawali dengan Kanji
angka yang sama, namun yang pertama dibaca ichi (satu) Karena
tidak diikuti Hiragana apapun, sedangkan yang kedua dibaca
hitotsu (satu buah) karena diakhiri Hiragana tsu. Dalam hal ini,
Hiragana tersebut disebut sebagai okurigana.
e)
Akhiran infleksional dari verba dan adjektiva. Sebagai contoh, iku
(pergi), jika ditulis dengan Kanji menjadi 行
kata tidak berubah dengan alasan
lain, seperti 行
.
(Ku) diakhir
dapat berubah menjadi bentuk
い (Ikanai. Tidak pergi) bentuk negatif.
Hiragana ini juga disebut okurigana.
f)
Sebagai Furigana, yaitu penulisan Hiragana kecil di atas huruf
Kanji sebagai bantuan membaca.
(Aditama dan Yuli, 2001).
2.5.2 Katakana
Katakana melambangkan suku kata sama seperti Hiragana (Seeley, 1991).
Untuk setiap Hiragana, ada padanannya dalam Katakana. Misal あ (A) pada
Hiragana dan
(A) pada Katakana. Katakana adalah alfabet lain yang pada
zaman dahulu digunakan hanya oleh laki-laki, sedangkan Hiragana digunakan
oleh perempuan. Tetapi saat ini, Katakana lebih ditekankan pada penulisan kata
serapan asing.
17
2.5.2.1 Simbol-Simbol Katakana
Secara visual, guratan pada Katakana lurus dan pendek seperti
terdapat sudut lancip seperti
(Na) dan
(Ka). Seperti halnya Hiragana, Katakana juga
melambangkan vokal (misal
A), konsonan + vokal (misal
Sa), atau N (
).
Berikut ini adalah simbol-simbol Katakana dasar.:
Tabel 2.5 Katakana Dasar
A
I
U
E
O
Ka
Ki
Ku
Ke
Ko
Sa
Shi
Su
Se
So
Ta
Chi
Tsu
Te
To
Na
Ni
Nu
. Ne
No
Ha
Hi
Fu
He
Ho
Ma
Mi
Mu
Me
Mo
Ya
Yu
Ra
Ri
Wa
Wi*
Yo
Ru
Re
Ro
We*
Wo
N
*
(wi) dan
(we) adalah Katakana kuno yang saat ini sudah hampir
tidak digunakan lagi.
2.6 Katakana Dengan Dakuten
Bunyi asli
k
Bunyi baru
ga
gi
gu
ge
go
18
s
za
ji
zu
ze
zo
t
da
ji*
zu*
de
do
h
ba
bi
bu
be
bo
2.7 Katakana Dengan HanDakuten
Pa
Pi
Pu
Pe
Po
2.8 Katakana Dengan Youon
Ya
Yu
Yo
Ki
Kya
Kyu
Kyo
Shi
Sha
Shu
Sho
Chi
Cha
Chu
Cho
Ni
Nya
Nyu
Nyo
Hi
Hya
Hyu
Hyo
Mi
Mya
Myu
Myo
Ri
Rya
Ryu
Ryo
Gi
Gya
Gyu
Gyo
Ji
Jya
Jyu
Jyo
Bi
Bya
Byu
Byo
Pi
Pya
Pyu
Pyo
(Rachmatullah, 2007).
Selain huruf-huruf tersebut di atas, Katakana juga memiliki huruf yang
digunakan untuk menulis nama-nama dan kata-kata asing yang dahulu
tidak ada dalam Bahasa Jepang.
19
Tabel 2.9 Katakana Bahasa Asing
Wi
We
Wo
She
Che
Tsa
Ti
Fa
Che
Tso
Fe
Fo
ウ Tu
Fi
Je
Di
ウ Du
Dyu
Contoh kata yang dapat ditulis menggunakan Katakana di atas adalah :
(Firumu. Film)
(Suraweshi. Selawesi)
Cara pengucapan vokal panjang dalam Katakana berbeda dengan
Hiragana.
Bunyi
panjang
Katakana
semuanya
ditulis
menambahkan tanda “―” (Chouon) setelah vokal. Contoh :
Bir),
ー
ー
dengan
(Biiru.
(Fooku. Garpu), dan lainnya (Anonimus, 2000a).
2.5.2.2 Penggunaan Katakana
Berikut ini adalah penggunaan Katakana :
a)
Kata-kata serapan dari luar negeri pada umumnya ditulis
menggunakan Katakana. Contohnya, taksi dalam Bahasa Jepang
20
adalah “takushii”) dan ditulis menggunakan Katakana
ー.
Contoh lainnya :
(Arubaito. Kerja paruh waktu (dari bahasa
Jerman, arbeit))
b)
(Akushon. Aksi (dari bahasa Inggris, action))
Nama luar negeri, misalnya nama orang dan nama tempat, ditulis
dengan menggunakan Katakana. Contoh :
ー (Miraa. Miller)
c)
(Kanada. Kanada)
Onomatopia, yaitu kata yang melambangkan suatu bunyi, ditulis
menggunakan Katakana. Contoh :
d)
(Nya nya. Meong meong)
(Ping pong. Ding dong)
Istilah teknis seperti nama spesies pada umumnya ditulis dengan
Katakana. Contoh :
(Sumire. Suatu spesies bunga Violet)
(Hane. Nama suatu gerakan pada permainan papan
igo)
e)
Katakana dapat juga digunakan untuk memberi tekanan pada katakata yang biasanya ditulis dengan Hiragana atau Kanji. Ini sebagai
penggunaan huruf besar pada bahasa Indonesia, misal “DISKON”.
(Rachmatullah, 2007).
21
Sama
halnya dengan Hiragana, dalam Katakana
penggandaan konsonan menggunakan
seperti
juga terdapat
(tsu) kecil. Fungsinya sama
(tsu) kecil dalam Hiragana. Contoh :
(Chiketto. Tiket)
(Yunitto. Unit)
2.5.3 Kanji
Kanji merupakan logogram yang berasal dari Cina (Seeley, 1991).
Tiap simbol Kanji menyatakan benda atau ide tertentu. Misalkan 日 (Hi.
Matahari), 木 (Ki. Pohon). Terdapat puluhan ribu Kanji, namun kebanyakan Kanji
kuno dan sudah tidak digunakan lagi. Pada Bahasa Jepang modern, Kanji yang
umum digunakan sampai saat ini berjumlah sekitar 2000 Kanji.
Beberapa kata dapat ditulis hanya dengan Kanji tanpa diikuti Hiragana. Sebagai
contoh Kanji haha yang berarti “ibu”. Jika ingin menuliskannya dalam Kanji,
maka cukup menuliskan Kanji ibu yaitu 母. Terdapat juga Kanji yang
penulisannya diikuti oleh Hiragana. Contoh Kanji “ー” yang berarti “satu”. Kanji
tersebut memiliki banyak arti, sehingga penulisannya diikuti hiragan tergantung
dari makna yang akan dimaksudkan. Contohnya -
(hitotsu. Satu buah), 一番
(ichiban. Urutan pertama), dan lainnya.
22
Selain itu, penyertaan Hiragana dibelakang sebuah Kanji memberitahu bentuk
katanya, apakan sebuah kata berbentuk positif, negatif, lampau, dan lainnya.
Perbedaan kata-kata tersebut dapat dilihat pada akhir kata. Misalnya kata minum
yang dalam Bahasa Jepang ditulis dengan Kanji adalah 飲
berubah menjadi 飲
(Nonde. Sedang minum), 飲
(Nomu) dapat
い(Nomanai. Tidak
minum), dan lainnya (Rachmatullah, 2007).
Sebagian besar Kanji memiliki lebih dari satu cara membaca. Sebagai contoh
Kanji 年 (tahun). Kanji tersebut akan dibaca toshi jika berdiri sendiri atau diikuti
Kanji lain. Namun, akan dibaca nen jika mengikuti Kanji lain. Contoh :
年 (Toshi. Tahun)
年上 (Toshiue. Lebih tua)
去年 (Kyonen. Tahun lalu)
Selain itu, beberapa Kanji dengan bacaan yang sama ada yang memiliki lebih dari
satu bentuk Kanji. Contoh Kanji あ
い (Atsui. Panas) memiliki dua bentuk
Kanji, yaitu 暑い dan 熱い.
2.5.3.1 Bacaan Onyomi
Bacaan Onyomi adalah bacaan berdasarkan kata bahasa aslinya di Cina. Sebuah
Kanji memiliki lebih dari satu bacaan Onyomi. Contoh Kanji dengan Onyomi
adalah sebagai berikut:
23
Table 2.10 Bacaan Onyomi
Kanji
Arti
Onyomi
行
Pergi
Kou, gyou
言
mengatakan
Gen, gon
目
Mata
Moku
2.5.3.2 Bacaan Kunyomi
Bacaan Kunyomi adalah bacaan yang berdasarkan kata Bahasa Jepang asli. Seperti
halnya bacaan Onyomi, Kanji tertentu ada yang memiliki lebih dari satu bacaan
Kunyomi bahkan ada juga yang tidak memiliki bacaan Kunyomi.
Berikut ini adalah contoh beberapa Kanji dengan bacaan Kunyomi.
Tabel 2.11 Bacaan Kunyomi
Kanji
Arti
Kunyomi
百
Seratus
-
休
Istirahat
Yasu-mu
多
Banyak
Oo-i
Pada umumnya, Kanji yang berdiri sendiri atau hanya diikuti Hiragana dibaca
dengan bacaan Kunyomi. Contoh 少
(Sukoshi. Sedikit). Suko adalah Kunyomi
dari Kanji少 yang diikuti oleh Hiragana
(shi), dan 体 (Karada. Badan).
Karada adalah Kunyomi dari Kanji 体 (Kano, dkk, 1990).
24
Selain itu ada juga gabungan Kanji yang dibaca menggunakan bacaan Kunyomi.
Contohnya 手紙 (Tegami. Surat). 手 (Te) merupakan Kunyomi yang diikuti oleh
Kanji lain 紙 (kami yang berubah bunyi menjadi gami).
Di pihak lain, beberapa Kanji dibaca menggunakan Onyomi walaupun berdiri
sendiri karena tidak memiliki bacaan Kunyomi. Sebagai contoh Kanji 愛 (Ai.
Cinta).
Selain itu, terdapat juga bacaan gikun, yaitu bacaan dari gabungan Kanji yang
tidak berhubungan dengan bacaan Onyomi maupun Kunyomi. Contoh 明日
(Ashita. Besok). Kata ashita tidak diambil dari Onyomi maupun kunyoni dar
kedua Kanji tersebut (Rachmatullah, 2007).
2.6
Transliterasi Bahasa Jepang Menggunakan Huruf Latin
Transliterasi Bahasa Jepang menggunakan huruf Latin disebut Romaji (
ー
)
(Seeley, 1991).
Romaji biasa digunakan untuk tanda jalan agar demengerti orang asing, penulisan
nama perusahaan atau nama orang untuk keperluan internasional, dan lainnya
(Rachmatullah, 2007).
25
Modifikasi Kata Dasar pada Bahasa Jepang
2.7
Perubahan bentuk kata dalam Bahasa Jepang lebih kompleks dibandingkan
dengan perubahan kata dalam Bahasa Indonesia. Dalam Bahasa Jepang, bentuk
dasar sebuah kata dapat berubah menjadi berbagai bentuk.
Contoh kata yang mengalami perubahan bentuk dari kata taberu yang berarti
“makan”:
Tabel 2.12 Pemaknaan Perubahan Bentuk Kata
Bentuk
Bahasa Jepang
Bahasa Indonesia
Dasar
Taberu
Makan
Negatif
Tabenai
Tidak makan
Lampau
Tabeta
Telah makan
Sedang/perintah
Tabete
Sedang makan
Keinginan
Tabetai
Ingin makan
Ajakan
Tabemashou
Ayo makan
Sopan
Tabemasu
Makan
Penulisan dalam Kanji, bentuk dasarnya akan tetap sama yaitu 食 (dibaca ta),
yang berbeda hanya bagian belakangnya, apakah 食
い (ta+benai), 食
(ta+beta), atau lainnya.
Selain itu, terdapat perubahan bentuk kata yang lebih rumit dengan
pengklasifikasian bentuk dasarnya. Contoh perubahan bentuk kata kerja ke bentuk
sedang :
26
Table 2.13 Perubahan Bentuk Sedang
Bentuk verba
Contoh
Bentuk sedang
Dasar
Taberu (makan)
Tabete
Baris –su
Hanasu (berbicara)
Hanashite
Baris –ku
Aruku (berjalan)
Aruite
Baris –gu
Oyogu (berenang)
Oyoide
Baris –mu, -bu, -nu
Yobu (memanggil)
Yonde
Baris –ru, -u, -tsu
Iu (mengatakan)
Itte
Baris
pengecualian
–ku Iku (pergi)
Itte
Suru
Suru (melakukan)
Shite
Kuru
Kuru (datang)
Kita
Untuk membentuk kalimat negatif lampau, digunakan kalimat negatif biasa
bentuk
い (Nai) dengan mengganti い (I) menjadi
lampau negatif dari kata
(Katta). Contoh kata
い (Nomanai. Tidak minum) adalah
(Nomanakatta. Tidak minum).
Dalam Bahasa Jepang, kata kerja dibagi dalam 3 kelompok. Berikut ini adalah
perubahan dari beberapa kata kerja dalam Bahasa Jepang (Rachmatullah, 2007):
Table 2.14 Perubahan Kata Kerja kelompok 1
Kata Kerja Kata
Kerja
Kamus
(Sopan)
Kata
Kata
Kerja - Kerja
あい
(Aimasu)
あ
(Atte)
あう
(Au)
Kata
Kata Kerja - Arti
- Kerja
い
(ingkar
(sedang) (lampau) (ingkar)
lampau)
あ
(Atta)
あ
い
(Awanai)
あ
(Awanakatta)
Bertemu
27
あ
(Asobimasu)
あ
あ
あ
(Asobu)
(Asonde) (Asonda)
Bermain
あ
あ
い
(Asobanai) (Asobanakatta)
い
(Isogimasu)
い
(Isogu)
い
い
(Isoganai)
え
(Kaerimasu)
え
(Kaeru)
い
い
(Nomimasu)
(Nomu)
い
(isoide)
(Isoida)
え
え
(kaette)
(Kachimasu) (Katsu)
い
(Katte)
(Nonde)
え
い
Terburuburu
(Isoganakatta)
え
Pulang
(Kaetta)
い
(Kaeranai) (Kaeranakatta)
(Katta)
い
(Katanai)
(Nonda)
い
(Nomanai)
Menang
(Katanakatta)
Minum
(Nomanakatta)
Kata kerja kelompok satu adalah kata kerja dengan suku kata sebelum
(Masu) berakhir dengan bunyi pada kolom い (I).
Table 2.15 Perubahan Kata Kerja kelompok 2
Kata Kerja Kata
Kerja
Kamus
(sopan)
Kata
Kata
Kerja - Kerja
(sedang)
Kata
Kata Kerja - Arti
- Kerja い
(ingkar
lampau)
(lampau) (ingkar)
あ
(Akemasu)
あ
(Akeru)
あ
(Akete)
あ
(Aketa)
あ
い
(Akenai)
あ
(Akenakatta)
Membuka
い
(Imasu)
い
(Iru)
い
(Ite)
い
(Ita)
い い
(Inai)
い
(Inakatta)
Ada
え
(Oshiemasu)
(Tabemasu)
え
え
え
え
え
(Oshieru) (Oshiete) (Oshieta)
い
(Oshienai) (Oshienakatta)
(Taberu)
い
(Tabenai)
(Tabete)
(Tabete)
い
Mengajar
Makan
(Tabenakatta)
Bisa
28
(Dekimasu)
(Dekiru)
(Tomemasu)
(Tomeru)
(Dekite)
(Tomete)
(Dekita)
(Dekinai)
(Tometa)
い
(Tomenai)
(Dekinakatta)
Berhenti
(Tomenakatta)
Kata kerja kelompok dua adalah kata kerja dengan suku kata sebelum
(Masu) berakhir dengan bunyi pada kolom え (E), namun ada juga sebagian yang
berakhir dengan bunyi pada kolom い (I).
Table 2.16 Perubahan Kata Kerja kelompok 3
Kata
Kerja
Kata
Kerja
Kamus
Kata
Kerja (sedang)
Kata
Kerja (lampau)
Kata
Kata Kerja Arti
Kerja - い
(ingkar
lampau)
(ingkar)
う
う
う
う
う
(Untenshite)
(Untenshita)
い
(Untenshinai)
(Untenshinakatta)
(Kita)
い
(Konai)
(sopan)
う
(Untenshimasu)
(Kimasu)
(Unt
en-suru)
(Kuru)
(Kite)
Menyetir
Datang
(Konakatta)
Menikah
(Kekkonshimasu)
(Kek
kon-suru)
(Shimasu) (Suru)
(Kekkonshite)
(Shite)
(Kek
い
kon-shita) (Kekkonshinai)
(Shita)
(Kekkonshinakatta)
い
(Shinai)
Melakukan
(Shinakatta)
Mencuci
(Sentakushimau)
(Sentakusuru)
(Sentakushite)
(Sentakushita)
い
(Sentakushinai)
(Sentakushinakatta)
29
Belajar
う
う
う
う
う
い う
(Benkyou- (Benkyou- (Benkyou- (Benkyou- (Benkyoushimasu) suru)
shite)
shita)
shinai)
(Benkyoushinakatta)
Kelompok kata kerja ke-3 adalah kata kerja dengan suku kata akhir (-shimasu) dan kata benda yang menunjukkan kegiatan +
Juga
(Shimasu).
(Kimasu. Datang) sebagai pengecualian.
Dalam bahasa formal, Kata Kerja menjadi –
い (-nai) yang terletak diakhir kalimat
(-masen). Sedangkan kata kerja Kerja -
menjadi –
(-nakatta)
(-masendeshita) (Anonimus, 2000a).
Kata benda dalam Bahasa Jepang dapat diubah menjadi kata kerja dengan pola
berikut :
Kata benda +
(Wo) +
(Shimasu)
Contoh :
-
ー (Sakkaa. Sepak bola) =
ー
(Sakkaa wo
う
(Benkyou wo
shimasu. Bermain sepak bola)
-
う (Benkyou. Pelajaran) =
shimasu. Mempelajari)
(Anonimus, 2010).
30
Perubahan bentuk lainnya adalah dengan menambahkan awalan
(go-) sebagai penunjuk kesopanan. Contoh
(Okane) dan
(o-) atau
(Kane. Uang) menjadi
(Kazoku. Keluarga) menjadi
(Gokazoku)
(Rachmatullah, 2007).
2.8
Perubahan Kata sifat
Kata sifat dalam Bahasa Jepang ada 2 macam, yaitu kata sifat い (I) dan kata sifat
(Na).
a. Kata sifat い (い -
う
. I keyoushi)
Kata sifat ini pada umumnya berakhiran -い (-i), seperti
Lucu), あ
い (Atarashii. Baru),
い (Kawai.
い (Warui. Buruk), dan
lainnya.
Bukan hanya kata kerja yang dapat diubah ke dalam bentuk lampau, kata
sifat pun dapat diubah ke dalam bentuk lampau, yaitu dengan mengganti
akhiran -い (-i) menjadi -
あ
(-katta). Contoh :
い(Atarashii.
Baru)menjadi
あ
(Atarashikatta. Baru)
-
い (Warui. Buruk) menjadi
(Warukatta. Baru)
Untuk mengubah kata sifat い ke dalam bentuk ingkar, yaitu dengan
mengubah akhiran -い (-i) menjadi -
い (-kunai). Pengecualian terjadi
31
pada kata sifat いい (Ii. Baik) berubah menjadi
い (Yokunai. Tidak
baik). Contoh :
い (Kawai. Lucu) menjadi
-
い (Kawakunai. Tidak
lucu)
あ
-
い
(Atarashii.
Baru)
menjadi
あ
い
(Atarashikunai. Tidak baru)
Untuk mengubah ke dalam bentuk lampau ingkar dengan mengganti
akhiran -い (-i) pada -
い (-kunai) menjadi -
(-kunakatta).
Contoh :
い (Kawakunai. Tidak lucu) menjadi
-
(Kawakunakatta. Tidak lucu)
い (Warukunai. Tidak buruk) menjadi
-
(Warukunakatta. Tidak buruk)
b. Kata Sifat
-
う
(
-
う . Na keyoushi)
adalah bentuk kata sifat yang sebagian besar tidak memiliki
akhiran -い (-i), seperti
Tenang),
う
(Jouzu. Pintar),
(Shizuka.
(Hima. Santai), dan lainnya. Namun ada beberapa kata sifat
yang memiliki akhiran -い (-i), seperti
い (Kirei. Cantik),
(Genki. Sehat), dan lainnya.
Untuk mengubah kata sifat
ke dalam bentuk lampau, ingkar, dan
lampau ingkar menggunakan pola berikut ini :
32
Lampau = kata sifat
Ingkar = kata sifat
あ
+
+
/
(deshita)
あ
(dewa arimasen/jya
arimasen)
Ingkar lampau = kata sifat
あ
あ
/
+
(dewa arimasen deshita/jya
arimasen deshita)
(Anonimus, 2010).
2.9
Partikel dan Gobi
Partikel digunakan untuk menandai fungsi kata yang mendahuluinya. Sebagai
contoh pada kalimat berikut :
ー
(Watashi wa Amerika no Miraa desu. Saya
Miller dari Amerika) (Chandra, 2009).
Desu menjadikan sebuah kalimat terasa hormat dan benar. Pada umumnya kata
Desu diucapkan Des, namun ada juga yang mengucapkan Desu. Demikian juga
akhiran
(Su) lain pada sebuah kata. Pengucapan yang umum adalah dengan
menghilangkan bunyi U. Contohnya adalah tabemasu (Tabemas), hatarakimasu
(Hatarakimas), dan lain sebagainya. Lain halnya jika
tengah kata.
(Su) terdapat di awal atau
(Su) tetap diucapkan sebagaimana bunyi aslinya yaitu Su (Maeda).
Pada kalimat tersebut terdapat 2 partikel yaitu
(Ha yang jika menjadi patikel
berubah bunyi menjadi wa) yang menunjukkan subjek pembicaraan atau pokok
33
kalimat yang dalam hal ini adalah
(Watashi. Saya) dan partikel
(No)
yang menunjukkan kepemilikan, dalam hal ini dimaksudkan bahwa Miller orang
Amerika.
Selain 2 partikel tersebut masih terdapat partikel lain dengan fungsinya masingmasing.
a. Partikel
(Ga) yang menyatakan subjek dari verba intransitif,
menunjukkan keberadaan sesuatu, menunjukkan kata ganti tanya
berfungsi
sebagai
subjek,
memberi
penegasan
pada
subjek,
menunjukkan benda yang menjadi objek dari kata-kata mempunyai,
memerlukan, bisa, mengerti, ingin, suka, tidak suka, dan lain-lain.
Contoh :
- あ
(Ame ga furimasu. Hujan turun)
-
い
あい
う
(Kanojo wa kirei
desu ga, fuaisou desu. Dia cantik, tetapi tidak ramah)
b. Partikel
(Wo saat menjadi pertikel berubah bunyi menjadi o) yang
menyatakan objek dari suatu perbuatan, menunjukkan isi dari
perbuatan dalam bentuk “…
” (… wo suru), menunjukkan
tempat dilalui/dilewati dari verba intransitif, menunjukkan tempat titik
tolak dari verba intransitif, “…
” (… wo suru) menunjukkan
bekerja atau menjabat suatu jabatan khusus, “…
” (… wo suru)
menunjukkan bekerja atau menjabat suatu jabatan khusus.
34
- あ
い
え
(Anata wa itsu Indoneshia wo tatte, Nihon he karimasuka. Kapan
anda meninggalkan Indonesia, pulang ke Jepang?)
う
-
(Nihongo no benkyou wo
shimasu. Belajar Bahasa Jepang)
c. Partikel
(Mo) menunjukkan hal yang sama seperti yang lain, bentuk
“…
” (… mo … mo) menunjukkan beberapa hal semuanya
…
sama, digunakan dalam bentuk ingkar …
+ bentuk negatif,
mengikuti derajat atau jumlah yang besar atau banyak, menunjukkan
sesuatu derajat atau tingkatannya rendah, dan dalam bentuk kata kerja
–
+
menunjukkan arti meskipun. Contoh :
あ
-
(Kono hako no naka ni
nani mo arimasen. Di dalam kotak ini tidak apa apa pun)
- い
い
(Ikura
takakute
mo
kaimasu.
Meskipun harganya mahal saya akan membelinya.)
Dalam berkomunikasi, Bahasa Jepang sering tidak menyebutkan subjek dan
biasanya lawan bicara sudah mengerti apa yang dimaksudkan oleh pembicara.
d. Partikel
(To) menunjukkan lebih dari satu benda atau sejenisnya,
dan lainnya, menunjukkan pihak lain yang dipelukan atau sebagai
35
lawan dalam melakukan sesuatu, menunjukkan objek berbandingan.
Contoh :
い
-
(Maria san
wa Santosu san to kekkon shite imasu. Maria telah menikah dengan
Santos)
あ
う
-
(Kyou to ashita
wa kokumin no shokujitsu desu. Hari ini dan besok adalah hari raya
nasional).
e. Partikel
(He berubah bunyi menjadi e jika menjadi partikel)
memiliki fungsi menunjukkan arah. Contoh :
- い
い
(Itsu Bari he ikimasuka. Kapan anda akan
pergi ke Bali?)
f. Partikel
(Ni) berfungsi untuk menunjukkan letak atau keberadaan
sesuatu, menunjukkan waktu, menuju ke suatu tempat, dan
menunjukkan objek yang dituju. Contoh :
-
え
うえ
あ
(Tsukue no ue ni hon ga
arimasu. Di atas meja ada buku)
-
い
(Shibai wa hachi ji
kikkari ni hajimarimashita. Pertunjukan telah dimulai pada pukul
delapan tepat)
36
い
-
(Baketsu
ni
mizu
wo
iremasu.
Memasukkan air ke dalam ember)
い
-
い
(Nihon no
seikatsu ni tsuite tomodachi ni kikimashita. Saya telah bertanya
kepada teman tentang kehidupan di Jepang)
g. Partikel
(De) adalah pertikel yang digunakan untuk menunjukkan
alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu, tempat terjadinya
sesuatu, karena, dan lainnya. Contoh :
(Watashi wa hashi de gohan
-
wo tabemasu. Saya makan menggunakan sumpit)
え
-
え
いい
う
(Dono
eki
de
norikaetara ii deshouka. Di stasiun mana sebaiknya saya ganti
kereta?)
h. Partikel
(Ya) digunakan untuk menyebutkan sebagian dari benda
yang digunakan sebagai contoh dengan arti “dan”. Biasanya partikel
diikuti oleh
(Nado) sebagai pengganti benda-benda yang tidak
disebutkan. Contoh :
い
-
(Fuku ya kutsu ya kaban
nado o kaimashita. Saya telah membeli pakaian, sepatu, tas, dan
lain-lain)
(Chandra, 2009).
37
Gobi adalah akhiran kalimat yang memberikan suasana tertentu pada kalimatnya
(Rachmatullah, 2012).
Gobi yang sering terdengar dalam percakapan maupun tertera dalam tulisan
adalah gobi
(Ne) dan gobi
(Yo). Gobi
berfungsi menghadirkan suasana
meminta persetujuan lawan bicara atas pernyataan yang baru saja diajukan
(Rachmatullah, 2007).
Sedangkan gobi
dipakai untuk memberitahukan kepada lawan bicara yang
belum mengetahui, menekankan penilaian atau pendapat pembicara kepada lawan
bicara untuk mempertegas. Contoh penggunaan gobi
-
いい
dan gobi:
(Ii otenki desu ne. Cuacanya bagus, ya.)
い
-
(Muri na daietto wa
karada ni yokunai desu yo. Diet yang berlebihan tidak baik untuk
tubuh, lho)
(Anonimus, 2000a).
2.10
Kata Ganti dan Kata Bantu
Kata ganti dan kata bantú dalam penggunaan Bahasa Jepang yaitu :
a.
(Kore. Ini),
((Sore. Itu), menunjukkan letak benda yang
dekat dengan lawan bicara dan jauh dari pembicara), あ
((Are. Itu),
menunjukkan letak benda yang jauh dari pembicara maupun lawan
38
bicara). Penggunaan kata ganti kelompok ini dapat langsung
digunakan tanpa menyebutkan kata bendanya. Contoh:
-
(Kore wa hon desu. Ini adalah buku).
(Kono. Ini),
b.
((Sore. Itu), menunjukkan letak benda yang
dekat dengan lawan bicara dan jauh dari pembicara), あ
((Are. Itu),
menunjukkan letak benda yang jauh dari pembicara maupun lawan
bicara). Penggunaannya harus diikuti oleh benda yang ditunjuk.
Contoh :
-
(Sore kaban wa watashi no desu.
Tas itu milik saya).
(Koko. Di sini),
c.
((Soko. Di sana), menunjukkan tempat
yang dekat dengan lawan bicara), あ
((Asoko. Di sana),
menunjukkan tempat yang jauh dari pembicara maupun lawan bicara).
Contoh dalam kalimat :
-
(Koko wa Jyakaruta desu. Di sini adalah
Jakarta).
d.
(Kochira. Di sebelah sini),
((Sochira. Di sebelah
sana), menunjukkan tempat yang dekat dengan lawan bicara), あ
(Achira. Di sana), menunjukkan tempat yang jauh dari pembicara dan
lawan bicara). Selain menunjukkan arah, kata ganti
,
,
39
あ
juga dipakai menggantikan
, あ
,
sebagai
tempat yang dapat dilihat. Dalam hal ini, kata ganti
あ
e.
,
,
dirasa lebih sopan.
(Doko. Dimana) adalah kata tanya untuk menanyakan tempat,
(Dochira. Di sebelah mana) adalah kata tanya untuk
menanyakan arah.
juga dapat digunakan untuk menanyakan
tempat dan sifatnya lebih sopan daripada
あ
-
い
. Contoh :
(Otearai wa dochira desuka. Kamar
kecil dimana?)
ー
-
ー
(Erebeetaa
wa
dochira
desuka. Di sebelah manakah lift?)
(Anonimus, 2000a).
Rumus untuk menggunakan kata tanya
Kata benda +
Penambahan -
+
/
dan
+
adalah sebagai berikut :
(Desuka) (Anonimus, 2010)
(-ka) di akhir kalimat dapat disamakan dengan menambahkan
tanda tanya di akhir kalimat dan menjadi sebuah kalimat tanya (Maeda).
f.
い (Gurai. Kira-kira), yang diletakkan setelah kata bilangan.
Contoh :
40
- 一
い
い
(1 ji kan gurai ofuro ni
hairimashita. Kira-kira sudah 1 jam lamanya saya berendam di
dalam bak)
Sedangkan untuk menyatakan jangka waktu yang berarti “kira-kira berapa lama”
い (Dono gurai). Contoh :
digunakan kata bantú
い
- あ
う
(Anata
wa dono gurai Nihongo o benkyoushimashitaka. Kira-kira sudah
berapa lama anda belajar Bahasa Jepang?)
(Anonimus, 2010).
g.
(Dake. Hanya), adalah kata bantú yang penggunaannya
diletakkan setelah kata benda atau kata bilangan. Kata bantú ini
digunakan untuk kalimat dengan makna positif. Contoh :
ー
-
ー
(Kare dake koohii o nomimasu.
Hanya dia yang minum kopi).
Sedangkan untuk pemaknaan negatif, digunakan kata
(Shika.
Hanya… saja). Contoh :
い
-
一
あ
(Kono heya ni wa isu
ga hitotsu shika arimasen. Di dalam ruangan ini hanya ada satu
buah kursi saja).
(Thian, 2008).
41
(Yori. Lebih… daripada) adalah kata bantú yang menunjukkan
h.
perbandingan. Rumus yang digunakan :
Kata 1 +
+ kata 2 +
+ kata sifat +
Contoh :
う
-
あ
い
(Hachimitsu wa satou yori
amai desu. Madu lebih manis daripada gula).
(Chandra, 2009).
i.
い
(Ichiban. Paling). Kata bantú ini merupakan kata bantú
perbandingan. Rumus kalimat yang digunakan adalah :
Subjek +
+い
+ keterangan tempat +
Keterangan kempat +
+ subjek +
+い
+ kata sifat +
+ kata sifat +
Contoh :
う
-
い
う
(Suzuki san
wa kyoushitsu de ichiban jouzu desu. Suzuki adalah orang paling
pintar di kelasnya)
-
ー
ー
い
い
い
(Suupaa de kono
yasai ga ichiban takai desu. Di supermarket ini sayuran inilah yang
paling mahal)
(Anonimus, 2010).
42
Sedangkan pola kalimat yang dipakai untuk memilih salah satu dari
suatu kelompok yang menyatakan tingkatan paling menggunakan pola
kalimat berikut :
Untuk pertanyaan :
Kata benda + [
no naka]
い/
+
/
/い
/+
+い
+
kata sifat +
Untuk menjawab digunakan pola berikut :
+い
Kata benda 2 +
*
+ kata sifat +
(No naka. Di antara) dapat dipakai dapat pula tidak.
Contoh kalimat :
-
う
[
い
]
(Nihon
ryouri (no naka) de nani ga ichiban suki desuka. Di antara masakan
Jepang apa yang paling anda suka?).
-
い
(Tenpura ga ichiban suki desu.
Tempura yang paling saya suka).
(Anonimus, 2000a).
j.
(Nagara. Sambil). Kata bantu ini menunjukkan 2 pekerjaan
yang dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Rumus kalimat yang
digunakan adalah :
43
Kata kerja –
+
Dalam penggunaannya, kata kerja depannya saja. Misal kata
hanya dipakai kata
hanya dipakai kata bagian
(Kikimasu. Mendengar/bertanya)
saja. Contoh :
う
-
(Ongaku
o
kiki
nagara benkyoushimasu. Saya belajar sambil mendengarkan
musik)
(Anonimus, 2010).
k. あ
(Atode. Sesudah). Kata bantú ini menunjukkan suatu
pekerjaan akan dilakukan setelah pekerjaan lain dikerjakan. Rumus
kalimat yang berlaku adalah :
Kata kerja bentuk -
+あ
Contoh kalimat :
-
い
あ
(Mai ban terebi wo mita
atode nemasu. Setiap malam setelah nonton TV saya tidur)
(Thian, 2008).
2.11
Pola Kalimat
1) Penawaran
Penggunaan pola kalimat ini mempunyai arti “maukah”. Rumus
penyusunan kalimat dalam menawarkan sesuatu adalah :
44
Kata kerja +
(masenka)
Contoh kalimatnya adalah :
-
い
えい
(Isshoni eiga wo mimasenka.
Maukah menonton film bersama)
-
あ
い
(Ashita isshoni gohan
wo tabemasenka. Besok maukah makan bersama?)
い
(Isshoni) dipakai saat mengajak seseorang untuk melakukan
sesuatu dengan arti “bersama-sama”.
Penggunaan kata kerja +
adalah penawaran dengan nada sopan.
Dalam menawarkan sesuatu kepada seseorang dengan arti “maukah…
bersama” tidak diperbolehkan menggunakan kata kerja +
い
(-tai
desu). Walaupun dalam pemaknaan sama, tetapi tidak sopan dan tidak
dipergunakan di Jepang.
Sedangkan untuk menawarkan bantuan kepada lawan bicara digunakan
pola kalimat berikut:
Kata kerja (–
)+
う
(mashouka)
Ungkapan tersebut menunjukkan arti “bagaimana kalau…” dengan
penawaran
yang
sopan
kepada
lawan
bicara,
memohon
atau
memerintahkan untuk melakukan sesuatu. Contoh:
45
う
-
(Kasa wo kashimashouka. Bagaimana
kalau saya pinjamkan payung?).
う
-
(Nimotsu
wo
mochimashouka.
Bagaimana kalau saya bantú membawakan barang bawaan anda?).
Untuk menerima dan menolak tawaran dengan sopan dapat menggunakan
ungkapan berikut :
い
-
(Sumimasen.
onegaishimasu.
Terima kasih. Tolong pinjamkan) = jawaban menerima.
-
いいえ
う
(Iie, kekkou desu. Tidak, terima kasih) =
ja