BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seni merupakan salah satu bagian yang tidak dapat di jauhkan dari kehidupan manusia karena seni adalah ekspresi dari
hati manusia yang paling dalam. Kesenian yang sudah lama tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, merupakan wujud
salah satu warisan budaya nenek moyang yang meliputi seni rupa, seni tari,seni sastra, seni drama, dan seni musik. Seni sudah ada
di seluruh dunia dan tumbuh sepanjang masa, sejak manusia lahir dan hidup bermasyarakat. Sedangkan seni itu sendiri
merupakan bagian dari kebudayaan yang sudah ada dan berkembang dalam kehidupan masyarakat seperti yang
dirumuskan oleh Rohidi, 2000 : 5 bahwa, kesenian merupakan bagian integral dari kebudayaan secara menyeluruh yang dalam
pengertiannya bahwa kesenian terintegrasi secara struktural dan kejiwaan dalam system kebudayaan yang didukung oleh
masyarakat. Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk
lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama,
1
melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan lebih lanjut dijelaskan bahwa lagu atau komposisi
merupakan hasil karya seni jika diperdengarkan dengan menggunakan suara menyanyi atau dengan alat musik Jamalus,
1988 :1-2. Kita dapat menikmati karya musik melalui berbagai cara, di
antaranya dengan menonton pertunjukan musik secara langsung di tempat pertunjukan ataupun menikmati melelui media audio
serta audio visual. Dalam sajian sebuah karya musik terdapat satu elemen yang sangat penting yaitu medium musikal. Medium
musikal dalam pengertian yang umum adalah sebuah bahan yang dengan perantaranya suatu efek disebarkan Hugh M. Miler, 2001-
64. Dalam musik, yang dimaksud dengan medium adalah alat pengantar atau penyalur antara ide-ide komponis yang tertulis
dalam partitur dan direalisasikan ke dalam bunyi musikal yang aktual, dengan kata lain unsur mekanik atau unsur fisik dari
sebuah sajian karya musik yang dimainkan oleh sebuah instrumen atau dinyanyikan oleh suara manusia. Terdapat lima
kelas atau kelompok instrumen yang pokok, yaitu: a instrumen- instrumen elektrik, b instrumen berdawai string, c instrumen
tiup wind, d instrumen perkusi, dan e Instrumen gesek. Di Indonesia terdapat beraneka ragam seni budaya dari
berbagai suku dan daerah. Sebagian besar masyarakat di
Indonesia masih kurang bisa menjaga kelestariannya. Dan sebagian pula masih terdapat masyarakat di daerah-daerah
tertentu yang dapat melestarikan seni budaya tersebut, salah satunya di daerah Provinsi Jawa Tengah tepatnya di kota Kretek
yaitu kota Kudus. Kesenian-kesenian yang berkembang di kota Kudus ternyata banyak macamnya. Kesenian tersebut meliputi
kesenian musik terbang papat yang asli dari kota Kudus, wujud musikalisasi puisi, teater, pembacaan puisi, dan lain sebagainya.
Wujud dari kesenian-kesenian yang diuraiakan tersebut selalu muncul disekitar masyarakat Kudus. Dan kota Kudus juga
mempunyai wadah untuk melestarikan dan mengembangkan budaya kesenian diatas, yaitu Padepokan Seni Murni Asih.
Kebudayaan jawa adalah kebudayaan yang diakui keberadaannya di mata dunia, kebudayaan yang mengedepankan
“harmonisasi” dalam kehidupan sehari – hari dan untuk menumbuhkan dan kembangkan kembali “ kosmologi “
masyarakat jawa yang hampir hilang di bumi nusantara, maka terlahirlah sebuah wadah yang dinamakan Padepokan Seni Murni
Asih PaSMA. Dimana kebudayaan jawa merupakan bagian dari kebudayaan dunia.
Keberadaan Padepokan Seni Murni Asih PaSMA sebagai lembaga tempat atau sanggar yang digunakan sebagai salah satu
tempat untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian-
kesenian yang berada di kota Kudus. Penelitian, penggalian dan pengembangan dan pelestarian serta sebagai lembaga pendidikan
non formal dengan profesionalismenya dan kapasitas laboratoium seninya akan membantu pemerintah pusat Kabupaten Kudus
dalam mewarisi budaya bangsa Indonesia khususnya serta bangsa bangsa lain yang diapresiasikan ke masyarakat melalui
pertunjukan, mengadakan seminar, penelitian, penggalian, pengkajian, serta pengembangan yang selanjutnya disusun dalam
buku atau literatur. Letak Padepokan Sari Murni Asih PaSMA dapat dibilang
cukup unik, karena tidak hanya berada di ujung sebuah gang buntu di dalam kompleks Perumahan Jember Permai Kudus
sekaligus menjadi satu dengan tempat tinggal pemiliknya yang tergolong cukup mewah. Selain itu juga posisinya yang hanya 3
kilometer dari pusat kota bahkan berjarak kurang dari satu kilometer dari Masjid Menara Kudus yang legendaris. Itulah
perwujudan seni, yang selalu menyesuaikan diri dengan jamannya, tipe masyarakatnya, ataupun posisi geografis dan
sebagainya. Dari hasil wawancara dengan pengurus sekaligus pemilik
Padepokan Seni Murni Asih PaSMA tersebut bahwa setiap malam sabtu pahing dipadepokan tersebut selalu diadakan pentas
kesenian yang berwujud musikalisasi puisi, teater, pembacaan
puisi, dan lain sebagainya. Pentas kesenian tersebut tidak hanya dilakukan oleh kalangan orang tua saja, tetapi dari kalangan
anak-anak sampai dengan kalangan remaja. Selain itu Padepokan Seni Murni Asih PaSMA sering digunakan sebagai tepat untuk
pertemuan dan juga sebagai tempat untuk latihan dari segala komunitas seni.
Karya seni yang sering dipentaskan di Padepokan Sari Murni Asih PaSMA yaitu karya seni dengan wujud musikalisasi puisi.
Musikalisasi puisi merupakan pemberian musik pada puisi
hingga lahir karya kreatif yang disebut lagu. Jenis musik yang
digunakan dalam pentas seni tersebut yaitu kebanyakan musik etnik modern, karena banyak instrumen-instrumen yang
digunakan adalah instrumen elektrik. Oleh karena itu dinamakan musik etnik modern. Sedangkan jenis puisinya bermacam-macam,
tergantung pada tema dalam pementasan sersebut. Ada carita tentang pewayangan, tentang kisah cinta asmara, tentang alam,
tentang politik, dan lain sebagainya. Dalam memainkan musikalisasi puisi, instrumen-instrumen musik yang kerak
digunakan antara lain instrumen elektrik, instrumen berdawai string, instrumen tiup wind, instrumen perkusi tak bernada
dan yang bernada gamelan, kulintang,dll, dan instrumen gesek. Musikalisasi puisi biasanya ditampilkan oleh beberapa orang.
Dalam satu kelompok minimal 5 personil, ada yang 7 personil, adapula yang sampai 15 personil.
Di Padepokan Seni Murni Asih PaSMA sering dibuat tempat untuk pertemuan dari berbagai komunitas kalangan unsur seni.
Hingga seringnya terjadi pertemuan, maka para seniman secara tidak langsung timbul rasa kekeluargaan antara satu dengan yang
lain. Maka dari itu hubungan antara pemilik padepokan dengan panitia dan pemain pentas senipun sangat baik, hal tersebut
terlihat dengan adanya kerjasama yang selalu kompak dan saling melengkapi. Sebelum pementasan pada waktu latihanpun
pengurus Padepokan Seni Murni Asih PaSMA selalu mempersiapkan alat-alat untuk latihan dan juga sekedar
makanan-makanan ringan. Sebelum pentas seni dimulai panitia telah mempersiapkan dari jauh hari mulai dari peralatannya
sampai dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam acara tersebut. Namun yang jelas berbeda adalah ”panitia” dan
penontonnya. Anak-anak muda yang terbilang rapi sibuk mempersiapkan berbagai piranti teknis termasuk menyiapkan
tempat duduk serta parkir motor dan mobil. Demikian juga dengan
penontonnya yang umumnya anak-anak muda pula yang datang berombongan. ”Mereka ini memang kebanyakan mahasiswa yang
mencoba menekuni dunia seni”.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka judul dalam penelitian ini adalah ”Peranan Padepokan Seni Murni Asih
PaSMA Terhadap Kelompok Musikalisasi Puisi Yang Berkembang Di Kota Kudus”
B. Rumusan Masalah