pada jarak yang panjang disebut aliran berubah tidak beraturan. Aliran disebut mantap apabila variabel aliran di suatu titik seperti kedalaman dan kecepatan tidak
berubah terhadap waktu, dan apabila berubah terhadap waktu disebut aliran tidak mantap. Selain itu aliran melalui saluran terbuka juga dapat dibedakan menjadi
aliran sub kritis mengalir jika Fr 1, dan super kritis meluncur jika Fr 1. Di antara kedua tipe tersebut aliran adalah kritis Fr =1.
Klasifikasi aliran menurut Chow 1996 dalam Gunawan 2006:9 dapat digolongkan sebagai berikut :
Gambar 1 . Klasifikasi aliran
2.1.2. Gerusan
Proses erosi dan deposisi umumnya terjadi karena perubahan pola aliran terutama pada sungai alluvial. Perubahan pola aliran terjadi karena adanya
halangan pada aliran sungai tersebut, berupa bangunan sungai seperti pilar jembatan dan abutmen. Bangunan semacam ini dipandang dapat merubah
Aliran berubah lambat laun
Grandually varied Aliran berubah
tiba-tiba Rapidly flow
Aliran tak tetap berubah
lambat laun Aliran tak
tetap berubah tiba-tiba
Aliran saluran terbuka Open channel flow
Aliran tetap Steady flow
Aliran tak tetap Unsteady flow
Aliran seragam Uniform flow
Aliran berubah Varied flow
Aliran seragam Aliran tak tentu
geometri alur dan pola aliran yang selanjutnya diikuti geruasan lokal di sekitar bangunan Legono,1990 dalam Sucipto, 2004:33.
Raudkivi dan Ettema 1982 dalam Gunawan 2006:10 membedakan tipe gerusan adalah sebagai berikut :
1. Gerusan umum dialur sungai, tidak berkaitan sama sekali dengan ada atau
tidak adanya bangunan sungai. 2.
Gerusan di lokalisir di alur sungai, terjadi karena penyempitan aliran sungai menjadi terpusat.
3. Gerusan lokal di sekitar bangunan, terjadi karena pola aliran lokal di sekitar
bangunan sungai. Ketiga jenis peristiwa gerusan tersebut dapat terjadi bersamaan namun
pada tempat yang berbeda. Gerusan dari jenis 2 dan 3 selanjutnya dapat dibedakan menjadi gerusan dengan air bersih clear water scour maupun gerusan
dengan air bersedimen live bed scour. Gerusan dengan air bersih berkaitan dengan suatu keadaan dimana dasar sungai di sebelah hulu bangunan dalam
keadaan diam tidak ada material yang terangkut atau secara teoritik
o c
. Sedangkan gerusan dengan air bersedimen terjadi ketika kondisi aliran dalam
saluran menyebabkan material dasar bergerak. Peristiwa ini menunjukan bahwa tegangan geser pada saluran lebih besar dari nilai kritiknya atau secara teoritik
o c
. Laursen 1952 dalam Hanwar 1999:4 mendefinisikan gerusan sebagai
pembesaran dari suatu aliran yang disertai pemindahan material melalui aksi
gerakan fluida. Gerusan lokal lokal scouring terjadi pada suatu kecepatan aliran di mana sedimen yang ditransfor lebih besar dari sedimen yang disuplai.
Menurut Laursen 1952 dalam Sucipto 2004:34, sifat alami gerusan mempunyai fenomena sebagai berikut :
1. Besar gerusan akan sama selisihnya antara jumlah material yang ditranspor
keluar daerah gerusan dengan jumlah ma terial yang ditranspor masuk ke dalam daerah gerusan.
2. Besar gerusan akan berkurang apabila penampang basah di daerah gerusan
bertambah misal karena erosi. 3.
Untuk kondisi aliran akan terjadi suatu keadaan gerusan yang disebut gerusan batas, besarnya akan asimtotik terhadap waktu.
2.1.3. Mekanisme Gerusan