BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asal Tanaman Jagung
Sumber genetik tanaman jagung berasal dari Benua Amerika. Konon, bentuk liar tanaman jagung yang disebut pot maize telah tumbuh 4.500 tahun
yang lalu di pegunungan Andes, Amerika Selatan. Literatur lain menyebutkan bahwa jagung tumbuh subur di kawasan Meksiko, kemudian menyebar ke
Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Christopler Colombus, penemu benua Amerika pada tahun 1942, berjasa
menyebarkan tanaman jagung ke Benua Eropa. Pusat penyebaran pertama di Eropa antara lain : Spanyol, Portugal, Prancis Italia sampai ke Afrika Utara. Pada
abad ke-16, jagung mulai ditanam di daerah pantai Barat Afrika, kemudian masuk ke India dan Cina.
Di Indonesia tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, yang di datangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentrum produksi
jagung di Indonesia pada mulanya terkonsentrasi di Wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura. Selanjutnya lambat laun tanaman jagung meluas ditanam di
pulau Jawa. Dari hasil survey pertanian Biro Pusat Statistik [BPS] tahun 1991, daerah sentrum jagung paling luas di Indonesia antara lain : Jawa Timur, Jawa
Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Lampung dan Jawa Barat. Areal penanaman jagung sekarang sudah terdapat di seluruh Provinsi Indonesia
dengan luas areal bervariasi.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Pemanfaatan Tongkol Jagung
Tanaman jagung sudah lama diusahakan petani Indonesia dan merupakan tanaman pokok kedua setelah padi. Penduduk Indonesia bagian timur sudah biasa
menggunakan jagung sebagai makanan pokok sehari-hari. Konsumen jagung terbesar selama ini adalah untuk pangan dan industri
pakan. Semakin baiknya kehidupan ekonomi, maka konsumsi protein hewani akan semakin meningkat. Hal ini langsung mendorong berkembangnya industri
peternakan khususnya ternak ayam, karena dalam ransum pakan ayam komponen terbesarnya adalah jagung [50] sehingga semakin tumbuhnya industri
penyediaan jagung yang semakin meningkat. Sejak tahun 1973 permintaan jagung mengalami pergeseran dari
pemenuhan kebutuhan pangan manusia menjadi pemenuhan kebutuhan pakan ternak. Ternak yang mengkomsumsi jagung dalam pakannya adalah ternak
unggas, sapi perah dan babi. Industri ternak unggas mulai tumbuh sejak 1975 kemudian diikuti dengan bermunculan industri pembibitan ayam ras dan industri
pakan skala besar. Industri pakan ternak memiliki posisi dan peran yang sangat penting dan
strategis dalam industri perunggasan mengingat 70 biaya produksi hasil ternak dari pakan. Peran yang demikian pada gilirannya akan mendudukkan bahan baku
utamanya ± 75 yakni jagung pada posisi yang sangat penting. Tabel 2.1 menggambarkan produksi jagung per provinsi, jumlah pabrik pakan, kapasitas
produksi, produksi riel dan kebutuhan jagung.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Produksi jagung per Provinsi
No.
Propinsi Produksi
tahun 1999
[ton] Jumlah
pabrik pakan
Kapasitas produksi
[tontahun] Produksi
riel [tontahun]
Kebutuhan jagung
1 NAD
74.449 -
- -
- 2
Sumut 819.667
11 1.103.960
235.227,14 120.906,75 3
Sumbar 60.161
- -
- -
4 Riau
56.317 -
- -
- 5
Jambi 30.533
- -
- -
6 Sumsel
116.020 1
10.000 TAD
TAD 7
Bengkulu 55.178
- -
- -
8 Lampung
1.176.489 5
543.600 117.101
60.190 9
DKI JKt 67
4 690.700
144.571 74.309
10 Jabar
418.314 20
2.643.260 869.647
446.998 11
Jateng 1.525.254
8 768.323
127.763 65.670
12 DIY
147.628 -
- -
- 13
Jatim 3.150.869
17 3.291.400
566.984 291.430
14 Bali
96.342 -
- -
- 15
NTB 71.005
- -
- -
16 NTT
493.535 -
- -
- 17
Kalbar 37.848
- -
- -
18 Kalteng
11.645 -
- -
- 19
Kalsel 34.905
- -
- -
20 Kaltim
13.577 -
- -
- 21
Sulut 202.068
- -
- -
22 Sulteng
- -
- -
- 23
Sulsel 652.225
1 37.800
6.499,75 3.340,87
24 Sultra
77.152 -
- -
- 25
Maluku -
- -
- -
26 Papua
5.443 -
- -
- Jumlah
- 67
9.089.043 2.067.795,1 1.062.846 Sumber : BPS, Direktorat Pengelohan dan Pemasaran Tanaman Pangan [2001],
Catatan Kebutuhan jagung = 51,4 dari produksi riel.
Seiring dengan perkembangan tanaman jagung tersebut sebagai pakan ternak, makanan pokok bagi manusia , maka limbah atau sisa dari pengambilan
butiran jagung tersebut juga dapat diolah sebagai pakan ternak juga, akan tetapi kandungan nutrisi daripada tongkol jagung tersebut sudah berbeda dari pada
butirannya jagung. Pada tabel 2.2 berikut dapat dilihat kandungan kalori, protein,
karbohidrat, dan air dari setiap 100gr bahan makanan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Kandungan kalori, protein, karbohidrat, dan air 100 gr bahan makanan
No
. Bahan
Kalori []
Protein []
Lemak []
Karbohidrat []
Air []
Beras Jagung
Tepung Ubi kayu
Kedelai Kacang hijau
Daging Ikan segar
Telur ayam 360
355 363
330 345
190 113
162 360
6.8 9.2
1.1
35.0 22.0
19.0 19.0
13.0 36.0
0.7 3.9
0.5
18.0 1.0
12.0 5.0
12.0 1.0
78.9 73.3
88.2 35.0
63.0
1.0 52.0
13 12
9 8
10 68
76 74
4 Sumber : Direktur Gizi Departemen Kesehatan RI
Dalam pengolahan tongkol jagung sebagai pakan ternak harus diketahui nutrisi dari tongkol jagung tersebut. Hal ini mutlak diperlukan agar masyarakat
mengetahui kandungan dari tongkol jagung dari segi kimia, vitamin, serta perbandingan gizi.
Pada table 2.3 berikut diasumsikan bahwa komposisi dari tongkol jagung tersebut adalah setengah dari kandungan jagung.
Tabel 2.3 Komposisi dari tongkol jagung Kandungan
Jumlah Air
Protein Minyaklemak
Karbohidrat
• Zat tepung • Gula
• Pentosan • Serat kasar
Abu Zat lain-lain
Vitamin A Tiamin
Ribovlamin Niasin
Asam Pantetonet Vitamin E
13.5 10.0
4.0 61.0
1.4 6.0
2.3 1.4
0.4
1990.00 [mgPound] 2.06 [mgPound]
0.60 [mgPound] 6.40 [mgPound]
3.36 [mgPound]
11.21 [mgPound] Sumber : Jhon H. Martin, 1975
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Perbandingan zat gizi jagung dan beras dalam 100 gr
No
Zat gizi Jagung kuning
pipil Jagung kuning
giling Beras giling
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Energi kal Protein gr
Lemak gr Hidratarang gr
Air gr Kalsium gr
Fosfor gr Besi mg
Vitamin A S.I Vitamin B mg
355.0 9.2
3.9 73.7
12.0 10.0
256.0 2.4
510.0 0.38
361.0 8.7
4.5 72.4
13.1 9.0
380.0 4.6
350.0 0.72
360.0 6.8
0.7 78.9
13.0 6.0
140.0 0.8
- 0.12
Sumber : Direktorat Gizi Departemen kesehatan RI Untuk menghasilkan produk pakan ternak dengan bahan baku tongkol
jagung yang akan digunakan dan, maka pemerintah menetapkan aturan sebagai berikut :
1. Syarat umum : a. Bebas dari hama dan penyakit,
b. Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan. c. Bebas bau busuk, asam atau bau-bau asing lainnya
2. Syarat pokok : Mutu biji jagung dapat digolongkan menjadi dua, yakni mutu I dan mutu
II. Persyaratan pokok ini berlaku untuk jagung kuning maupun jagung putih. Tabel 2.5 Syarat pokok jagung
No. Kriteria
Mutu I Mutu II
1 2
3 4
Kadar air maks bb Butir rusak bb
Butiran warna lain bobot Kotoran benda asing bobot
14 3
5 3
14 6
10 4
Sumber : Departemen pertanian Keterangan :
a. Kadar air ialah kandungan air dalam biji jagung yang dinyatakan dalam
persentase basis basah.
Universitas Sumatera Utara
b. Butir rusak ialah biji jagung yang rusak karena factor-faktor biologis,
fisik, mekanik, atau proses kimia seperti berkecambah, berjamur, busuk, kutuan, berbau, dan berubah rasa.
c. Butir berwarna lain ailah biji jagung yang mempunyai kulit biji berwarna
lain dari normal, seperti pada jagung kuning terdapat warna putih. d.
Kotoran ialaha benda-benda yang bukan biji jagung seperti kerikil, tanah, pasir, batang, daun, pecahan tongkol, kertas, kayu dan sebagainya.
Waktu yang tepat memanen jagung sangat bergantung pada varietasnya. Disini dikenal berbagai jenis varietas jagung, varietas jagung unggul dicirikan
oleh sifat-sifat berikut : 1.
Berumur pendek 2.
Ukuran tanaman pendek,tegap, dan tahan rebah 3.
Biji keras, warna merata, dan kandungan proteinnya cukup tinggi 4.
Kulit jagung menutup tongkol dengan rapat 5.
Responsif terhadap pemupukan 6.
Beradaptasi baik di berbagai lingkungan tumbuhnya 7.
Toleran atau tahan terhadap hama dan penyakit penting 8.
Hasil biji per satuan luas dan perbandingan biji dengan bahan kering cukup tinggi.
Setelah penanaman, hal yang harus diperhatikan adalah pemupukan, pengendalian hama dan penyakit secara intensif, pemeliharaan tanaman dan
irigasi yang tepet, dan pemanenan. Untuk menghindari kehilangan dan kerusakan maka perlu ditetapkan waktu dan cara panen yang tepat serta penangan
pascapanen yang benar.
Universitas Sumatera Utara
Waktu yang tepat untuk melakukan pemanenan jagung berbeda-beda, tergantung varietasnya. Namun, secara umum jagung dapat dipanen kira-kira 7 –
8 minggu sesudah berbunga atau pada kadar air 30 - 35 . Tujuannya dilakukannya pemanenan pada waktu yang tepat adalah sebagai berikut :
1. Menghindari kehilangan di lapangan
2. Memperkecil resiko adanya penurunan temperature
3. Memperkecil resiko penundaan panen karena cuaca hujan
4. Mencegah berkembangnya jamur pada tongkol
5. Menghindari kerusakan akibat serangan serangga pada biji dan
ulat pada tongkol 6.
Menghindari kehilangan pada proses pemipilan dan penangan lebih lanjut.
2.3. Pemipilan