BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun seringkali citra atau gambar yang dimiliki mengalami penurunan mutu degradasi citra yaitu penurunan kualitas citra
dikarenakan mengandung cacat noise. Derau atau noise adalah titik pada citra yang sebenarnya bukan merupakan bagian dari citra, melainkan ikut tercampur pada citra.
Ganguan tersebut biasanya muncul sebagai akibat dari perekaman capture yang tidak sempurna Murinto, 2008.
Manuskrip kuno seringkali mengandung noise termasuk perubahan warna kertas menjadi kekuningan atau kecoklatan karena tersimpan lama. Apabila perubahan
tersebut terjadi pada beberapa tempat disebut sebagai ‘fox’, tulisan tembus karena terkena tumpahan air dan lain-lain. Noise tersebut dapat mengganggu pandangan dan
perubahan tulisan pada naskah. Restorasi biasa secara kimiawi dan fisik tidak dapat mengembalikan keadaan naskah yang demikian menjadi lebih bagus, karena itu
diperlukan restorasi digital yang menggunakan teknik-teknik pengolahan citra Arnia, 2010. Teknik utama dalam restorasi citra adalah pemisahan bagian teks dengan
latarnya. Masing-masing bagian ini diproses dengan teknik pengolahan citra. Bagian teks dipertajam, sedangkan bagian latar yang mengandung noise akan mengalami
proses denoising. Masing-masing bagian ini kemudian disatukan kembali untuk menghasilkan naskah utuh.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah Arnia, Fitri. Munadi, Khairul. Untuk restorasi citra manuskrip kuno berbasis histogram terekualisasi. Pada penelitian
ini, dilakukan teknik restorasi citra pada citra manuskrip berhuruf Arab dengan tujuan menghilangkan fox. Teknik ini lebih sederhana karena tidak memerlukan proses
iterasi ataupun perhitungan statistik. Histogram terekualisasi dianalisis untuk menentukan batas ambang antara teks dan latar yaitu menggunakan satu nilai batas
Universitas Sumatera Utara
ambang untuk keseluruhan manuskrip. Metode usulan diujicobakan pada beberapa lembar citra manuskrip dan terbukti efektif untuk menghilangkan fox.
Penelitian lainnya adalah Rinjani dkk yaitu memperbaiki kualitas citra lontar kuno dengan cara digitalisasi. Proses digitalisasi pada lontar kuno dilakukan dengan
menggunakan alat scanner. Proses restorasi pada lontar kuno tersebut meliputi deteksi tepi edge detection, morphologi dan penghilangan noise reduksi noise dengan hasil
akhir adalah citra biner. Selanjutnya dilakukan deteksi tepi dengan operator Prewitt karena dapat menghasilkan titik-titik tepi yang cukup tebal jelas sehingga dapat
mempermudah dalam mendeteksi citra lontar kuno. Operasi morphologi yang digunakan adalah operasi morphologi black top hat karena operasi morphologi black
top hat dilakukan dengan cara mengurangi hasil operasi closing oleh kernel dengan citra input. Sedangkan untuk menghilangkan noise-nya digunakan median filtering
karena memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengurangi noise.
Sebuah format citra harus dapat menyatukan kualitas citra, ukuran file dan kompatibilitas dengan berbagai aplikasi. Saat ini tersedia banyak format grafik antara
lain Bitmap BMP serta Joint Picture Expert Group JPEG. Setiap program pengolahan citra biasanya memiliki format citra tersendiri. Format dan metode dari
suatu citra yang baik juga sangat bergantung pada jenis citranya. Setiap format file citra memiliki masing-masing kelebihan dan kekurangan dalam hal kualitas serta
ukurannya.
Metode Edges Detection merupakan teknik segmentasi citra yang digunakan untuk memisahkan teks dan latar manuskrip uji bertuliskan huruf latin dengan cara
mempertegas batas tepi objek yaitu teks dengan latar belakang.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas maka penulis berniat membuat penelitian dengan judul Implementasi Algoritma Edge Detection Operator Sobel Pada
Proses Perbaikan Kualitas Citra Teks.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah