3. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi Hankamnas; doktrin bahari dijadikan landasan geo-strategi secara geo-politik di lihat dari aspek statis
dan dinamis.
25
3. Militer Sebagai fungsi Sosial Politik
Secara historis fungsi kedua militer sebagai kekuatan sosial politik, telah melekat sejak awal perang kemerdekaan pada tahun 1945. Militer lahir dari
kebangkitan massa untuk kemerdedekaan. Militer di sebut juga tentara rakyat atau tentara revolusi yang tumbuh menjadi tentara nasional yang profesional. Ciri dari
tentara rakyat adalah kekuatan yang selalu terikat kepada kepentingan politik nasional. kekuatan yang selalu terikat kepada kepentingan nasional ini menjadi
landasan historis bagi lahirnya peranan fungsi kedua atau dwifungsi.
26
Dari awal sejarahnya sebagai tentara gerilya yang memerangi kembalinya kekuasaaan penjajah Belanda sampai konsolidasi kekuatan politiknya di bawah
orde baru. Para perwira angkatan darat senantiasa melibatkan dirinya kedalam masalah-masalah politik. Dengan keikutsertaan sepenuhnya dalam perjuangan
melawan kekuasaan Belanda itu, kebanyakan perwira tersebut menginginkan agar suara mereka di dengar dalam masalah politik semasa sesudah kemerdekaan.
Setelah berlaku undang-undang keadaan darurat pada tahun 1957, hak dan peran serta mereka itu di beri pengakuan resmi melalui pengangkatan beberapa dari
kalangan militer dalam kebinet, parlemen dan administrasi. Semasa zaman demokrasi terpimipin Angkatan Darat merupakan salah satu dari dua kekuatan
politik penting yang terorganisasi dan bersama dengan presiden Soekarno
25
RZ Leirissa dan Zulfikar ed Sejarah Nasional, h. 112-113
26
Ibid h. 141
menguasai politik dewasa itu. Tapi akhirnya setelah pembersihan angkatan darat dari unsur PKI 1965 dan keberhasilannya menurunkan Soekarno dari
kedudukannya, Menjadikan angkatan darat sebagai kekuatan dominan satu- satunya di Indonesia kala itu.
27
Fungsi militer sebagai kekuatan sosial politik merupakan salah satu unsur golongan karya yang secara aktif ikut serta dalam segala usaha dan kegiatan
masyarakat untuk mencapai tujuan nasional yaitu masyarakat yang adil dan makmur, spiritual dan materil. Tugas-tugas kekaryaan militer sama sekali tidak
berarti penyaluran tenaga militer ke dalam kehidupan kemasyarakatan dan pemerintahan. Kekaryaaan militer merupakan sumbangan yang bisa di berikan
oleh militer dari anggota-anggotanya yang terbaik kepada negara dan bangsanya di luar tugas-tugas pokok militer sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan.
28
Ada beberapa sebab yang mendorong militer secara aktif memasuki arena politik dan memainkan peranan politik. Pertama, karena adanya ketidakstabilan
sistem politik. Keadaan seperti ini akan menyebabkan terbukanya kesempatan dan peluang yang sangat besar untuk menggunakan kekerasan dalam kehidupan
politik; kedua, karena kemampuan golongan militer untuk mempengaruhi atmosfir kehidupan politik, bahkan memperoleh peranan-peranan politik yang menentukan.
Yang menarik dalam kaitan ini adalah, dalam beberapa hal dominasi militer justru diundang dan dipermudah oleh golongan sipil. Ini biasanya terjadi sewaktu
pemimipin sipil mengambil keputusan untuk memperbesar personil militer atau
27
Harould Crouch, Militer dan Politik Indonesia Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999, h. 389
28
G. Dwipayana dan Ramadhan KH, Otobiografi Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya Jakarta : Cipta Lantoro Agung Persada, 1989, h.460
meningkatkan persenjataan militer yang diperlukan untuk menghadapi musuh dari luar atau untuk mengatasi pergolakan politik dalam negeri; ketiga, karena political
perspective kaum militer. Yaitu: mengenai peranan dan status mereka di dalam masyarakat dan juga berkenaan dengan persepsi mereka terhadap kepemimpinan
kaum sipil dan terhadap sistem politik secara keseluruhan.
29
Keterlibatan militer dalam bidang sosial politik adalah akibat dari pertikaian partai-partai politik pada masa orde lama. Keterlibatan ini di dasarkan
pada konsep dwifungsi yang secara tersirat dikenalkan oleh A.H. Nasutioan. Konsep dwifungsi dianggap sebagai jaminan dan rujukan oleh orde baru bahwa
Indonesia akan tetap menjadi negara Pancasila dalam pengertian khusus. Doktrin ini telah di gunakan sebagai pembenaran bagi pengangkatan sejumlah besar
anggota militer di MPR dan DPR, di jabatan-jabatan eksklusif tingkat nasional dan daerah serta di dalam perusahaan-perusahaan milik negara.
30
Fungsi sosial militer dalam bidang sosial politik semakin menampakan diri di orde baru, baik secara historis maupun konstitusional , fungsi militer dalam
bidang sosial politik di jadikan sebagai kekuatan dan penopang kekuasaan oleh pemerintahan orde baru guna mempertahankan kekuasannya tersebut. Fungsi
militer di bidang politik era orde baru merupakan sejarah puncak keterlibatan militer dalam perpolitikan Indonesia.
31
Dimana suasana negara Indonesia pada
29
Akhmad Zaini Abar ed, Beberapa Aspek Pembangunan Orde Baru:Esai-Esai dari Fisipol Bulak Sumur, Kumpulan Makalah t.d
30
R. William Liddle, Pemilu-Pemilu Orde Baru Pasang Surut Kekuasaan Politik, Penerjemah Nung Katjasungkana, Jakarta: LP3ES, 1992 h. 45
31
Eep Saipulloh Fatah, Penghianatan Demokrasi Ala Orde Baru Bandung: PT. Remaja Karya Rosida Karya,2000 h. 38
masa reformasi tahun 1999 dalam konteks pandangan masyarakat terhadap TNI yang merupakan salah satu unsur penting militer antara lain :
1. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap TNI, karena pada masa
reformasi TNI dianggap telah begitu banyak melakukan kejahatan- kejahatan yang diantaranya; aksi penculikan dalam setiap peristiwa,
kekerasan-kekerasan yang dilakukan dalam rangka pengawalan pada perjalanan rezim orde baru, operasi DOM di Aceh, Papua, Timor-Timur
dan wilayah lain yang ada di Indonesia. 2.
Apriori dalam bentuk apapun yang dilakukan TNI dan kecenderungannya adalah dipandang negatif oleh masyarakat. Dengan alasan ; adanya
kecurigaan akan lahirnya UU PKB penyelamatan keadaan bahayaDPR tanggal 23 september 1999. dengan intinya TNI ingin tetap berkuasa.
BAB III PROFIL PARTAI KOMUNIS INDONESIA