PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE DAN STUDENT-TEAM-ACHIEVEMENT-DIVISION DI KELAS VII SMP AL-HIDAYAH MEDAN T.A. 2014/2015.

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG
DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE DAN
STUDENT-TEAMS-ACHIEVEMENTS-DIVISIONS DI KELAS VII
S M P S W AS T A AL - H I D AY AH ME D A N T . A 2 01 4/ 2 01 5

Oleh :
Adelina Sari Harahap
NIM 4103111003
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

i


iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah,
rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul ”Perbedaan Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran ThinkPair-Share dan Student-Team-Achievement-Division di Kelas VII SMP ALHidayah Medan T.A. 2014/2015” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Izwita
Dewi, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd. Bapak

Prof. Dr.

Hasratuddin, M.Pd, dan Bapak Pardomuan NJM Sinambela, M.Pd selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan

penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd selaku dosen pembimbing
akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam
perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu
Hajar Damanik, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf
pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak
Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs.
Yasifati Hia, M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh
staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu
penulis.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
Syahdan Harahap dan Ibunda (Almh) Asnawati Hasibuan serta Mama Mariati

v

Siregar yang terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis
menyelesaikan skripsi ini, juga kepada Kakanda Nur Aminah Harahap, A.Md,
Abangda Ismail Saputra Harahap S.H, Abanga Suryadi Saputra Harahap, A.Md,

Adinda Abdul Fadly Harahap dan Resky Mashithoh S. Harahap yang telah banyak
memberikan bantuan dan semangat kepada penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Drs. Pasti Tarigan selaku Kepala SMP Al-Hidayah
Medan dan Ibu Putri Adella Mtd, S.Pd selaku guru bidang studi matematika di
SMP Al-Hidayah yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat-sahabat
terbaik penulis Kak Betty, Adha, Doriyani, Adhe, Tina, Isty, Fathul, Omen, Dian,
Odhi dan teman-teman seperjuangan kelas Reguler A stambuk 2010 yang telah
banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini,
beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi
semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi
maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan,

Maret 2015


Penulis,

Adelina Sari Harahap
NIM. 4103111003

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak


iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

viii

Daftar Tabel

ix

Daftar Lampiran


x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah

7

1.3. Batasan Masalah

7

1.4. Rumusan Masalah

7

1.5. Tujuan Penelitian


7

1.6. Manfaat Penelitian

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis

9

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika

9

2.1.2. Berpikir Matematis

12


2.1.2.1. Kemampuan Berpikir Matematis

12

2.1.3. Komunikasi

14

2.1.4. Komunikasi Matematis

17

2.1.4.1. Kemampuan Komunikasi Matematis

20

2.1.4.2. Membangun Komunikasi Matematis

22


2.1.4.3. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

24

2.1.4.4. Format Kemampuan Komunikasi Matematis

27

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif

30

vii

2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

32

2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student-Teams-Achievement
Divisions


36

2.1.8. Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

42

2.2. Penelitian yang Relevan

43

2.3. Kerangka Konseptual

45

2.4. Hipotesis Tindakan

47

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

48

3.2. Populasi dan Sampel

48

3.3. Defenisi Operasional

48

3.4. Jenis dan Desain Penelitian

49

3.5. Variabel Penelitian

50

3.6. Prosedur Penelitian

50

3.7. Alat Pengumpul Data

52

3.8 Analisis Uji Coba Test

54

3.9. Tekhnik Analisis Data

56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

60

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian

60

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

66

4.1.3. Deskripsi Hasil Penelitian

68

4.1.4. Tekhnik Analisis Data

69

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

75

5.2. Saran

76

DAFTAR PUSTAKA

577

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.1. Rubrik Penskoran Komunikasi Matematis

27

Tabel 2.1.2. Rubrik Penskoran Komunikasi Matematis

28

Tabel 2.1.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

31

Tabel 2.1.4 Pembentukan Kelompok Kreatif

37

Tabel 2.1.5 Prosedur Penentuan Nilai Perkembangan Siswa

39

Tabel 2.1.6 Tingkat Penghargaan Kelompok

40

Tabel 3.1. Desain Penelitian Two-Group (Pre-Test dan Post-Test)

49

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Pretest

60

Tabel 4.2. Tingkat Kesukaran Soal Pretest

61

Tabel 4.3. Daya beda Soal Pretest

62

Tabel 4.4. Hasil Analisis Butir Soal Pretest

62

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Postest

63

Tabel 4.6. Tingkat Kesukaran Soal Postest

65

Tabel 4.7. Daya beda Soal Postest

65

Tabel 4.8. Hasil Analisis Butir Soal Postest

66

Tabel 4.9. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen II dan Kelas Eksperimen I

67

Tabel 4.10. Data Hasil Postest Kelas Eksperimen II dan Kelas Eksperimen I

68

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

69

Tabel 4.12. Hasil Uji Homogenitas Data Penelitian

70

Tabel 4.13. Hasil Uji Hipotesis Data Penelitian

71

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.6.1 Skema Prosedur Penelitian

52

Gambar 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen I (TPS) dan Eksperimen II (STAD) 67
Gambar 4.2. Data Postes Kelas Eksperimen I (TPS) dan Eksperimen II (STAD) 68

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. RPP I k Kelas Eksperimen I

81

Lampiran 2

RPP II Kelas Eksperimen I

86

Lampiran 3

RPP III Kelas Eksperimen I

90

Lampiran 4

RPP I

Kelas Eksperimen II

94

Lampiran 5

RPP II Kelas Eksperimen II

99

Lampiran 6

RPP III Kelas Eksperimen II

103

Lampiran 7

Lembar Kerja Siswa I

107

Lampiran 8

Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I

109

Lampiran 9

Lembar Kerja Siswa II

111

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II

114

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa III

117

Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa III

119

Lampiran 13 Kisi-Kisi Soal Pre-Test

121

Lampiran 14 Soal Pre-Test

122

Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Pre-Test

123

Lampiran 16 Kisi-Kisi Soal Post-Test

125

Lampiran 17 Soal Post-Test

126

Lampiran 18 Alternatif Penyelesaian Post-Test

127

Lampiran 19 Pedoman Penskoran

129

Lampiran 20 Lembar Validasi Soal Pre-Test

131

Lampiran 21 Lembar Validasi Soal Post-Test

134

Lampiran 22 Perhitungan Validitai Soal Pre-Test

137

Lampiran 23 Perhitungan Reliabillitas Soal Pe-Test

139

Lampiran 24 Tabel Bantu Mencari Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Pretest

140

Lampiran 25 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Pretes

142

Lampiran 26 Perhitungan Validitas Soa1 Postest

144

Lampiran 27 Perhitungan Reliabilitas Soal Postest

146

Lampiran 28 Tabel Bantu Mencari Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Postest

147

xi

Lampiran 29 Peritungan Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Postest

149

Lampiran 30 Tabel Skor Siswa

151

Lampiran 31 Selisih Nilai Postest dan Pretes Kelas Eksperimen I

155

Lampiran 32 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Simpangan Baku Selisih Nilai
Postest dan Pretest Kelas Eksperimen I
Lampiran 33 Selisih Nilai Postest dan Pretes Kelas Eksperimen I

156
157

Lampiran 34 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Simpangan Baku Selisih Nilai
Postest dan Pretest Kelas Eksperimen I

158

Lampiran 35 Perhitungan Uji Normalitas

159

Lampiran 36 Perhitungan Uji Homogenitas

164

Lampiran 37 Perhitungan Uji Hipotesis

166

Lampiran 38 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
(Student-Team-Achievement-Divisions)

169

Lampiran 39 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
(Think-Pair-Share)
Lampiran 40 Perhitungan Lembar Observasi
Lampiran 41 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors

1178
187
1188

Lampiran 42 Tabel Wilayah Luas dibawah Kurva 0 ke Z

189

Lampiran 43 Nilai-Nilai untuk Distribusi F

190

Lampiran 44 Nilai-Nilai dalam Distribusi t

194

Lampiran 45 Dokumentasi

195

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern dan penting dalam berbagai disiplin ilmu serta mampu
mengembangkan daya pikir manusia. Bagi dunia keilmuan, matematika memiliki
peran sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi
secara cermat dan tepat. Dapat dikatakan bahwa perkembangan pesat di bidang
teknologi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika.
Penguasaan matematika yang kuat sejak dini diperlukan siswa untuk menguasai
dan menciptakan teknologi masa depan. Oleh karena itu, mata pelajaran
matematika perlu diajarkan di setiap jenjang pendidikan untuk membekali siswa
dengan mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa matematika dalam
mengkomunikasikan ide atau gagasan matematika untuk memperjelas suatu
keadaan atau masalah.
Salah satu isu penting dalam pembelajaran matematika saat ini adalah
pentingnya

pengembangan

kemampuan

komunikasi

matematis

siswa.

Pengembangan komunikasi juga menjadi salah satu tujuan pembelajaran
matematika dan menjadi salah satu standar kompetensi lulusan dalam bidang
matematika. Melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkan dapat
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah sesuai dengan Permendiknas Nomor 20
tahun 2006 tentang Standar Isi (Wijaya, 2012:16).
Pentingnya kemampuan komunikasi dan pemahaman matematika perlu
dilatihkan kepada siswa, didukung oleh visi pendidikan matematika yang
mempunyai dua arah perkembangan yaitu memenuhi kebutuhan masa kini dan
masa yang akan datang (Sumarmo, dalam Tandiling, 2012) yang mengatakan
bahwa:
“Visi pertama untuk kebutuhan masa kini, pembelajaran matematika
mengarah pada pemahaman konsep-konsep yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah matematik dan ilmu pengetahuan lainnya. Visi

2

kedua untuk kebutuhan masa yang akan datang atau mengarah ke masa
depan, mempunyai arti lebih luas yaitu pembelajaran matematika
memberikan kemampuan nalar yang logis, sistematis, kritis, dan cermat
serta berpikir objektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari serta untuk menghadapi masa depan yang selalu
berubah.”
Kemampuan komunikasi matematis (mathematical communication)
dalam pembelajaran matematika sangat perlu untuk dikembangkan. Hal ini karena
melalui

komunikasi

matematis

siswa dapat

mengorganisasikan

berpikir

matematisnya baik secara lisan maupun tulisan, di samping itu siswa juga dapat
memberikan respon yang tepat antar siswa dan media dalam proses pembelajaran.
Bahkan dalam pergaulan masyarakat, seseorang yang mempunyai kemampuan
komunikasi yang baik akan cenderung lebih mudah beradaptasi dengan siapa pun
dimana dia berada dalam suatu komunitas, yang pada gilirannya akan menjadi
seseorang yang berhasil dalam hidupnya (Umar, 2012). Hal senada juga
diungkapkan oleh Lindquist (2010):
“Jika kita sepakat bahwa matematika itu merupakan suatu bahasa dan
bahasa tersebut sebagai bahasa terbaik dalam komunitasnya, maka
mudah dipahami bahwa komunikasi merupakan esensi dari mengajar,
belajar, dan mengakses matematika. Komunikasi merupakan cara berbagi
ide dan memperjelas pemahaman. Melalui komunikasi ide dapat
dicerminkan, diperbaiki, didiskusikan, dan dikembangkan.Proses
komunikasi juga membantu membangun makna dan mempermanenkan
ide.”
Rendahnya kemampuan siswa dalam matematika juga tidak terlepas dari
kemampuan guru dalam mengajar siswanya. Sebagian guru kurang tepat memilih
metode yang digunakan untuk menyampaikan pokok bahasan pelajaran.
Umumnya guru masih menggunakan cara konvensional dalam pembelajaran
dimana guru lebih berperan aktif sebagai pemberi pengetahuan dan siswa hanya
mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru sehingga siswa jarang
berkomunikasi dalam pembelajaran. Kebanyakan guru matematika hanya
menekankan pada penguasaan pokok bahasan semata dan lebih banyak menjalin
komunikasi satu arah dengan siswanya (teacher center). Sunyoto dan Fitriatien
(2011) mengatakan bahwa:

3

“Pelaksanaan pembelajaran pada umumnya guru masih menerapkan
pembelajaran yang bersifat konvensional yang pada tahap pelaksanaan
pembelajarannya dimulai dari menjelaskan pokok bahasan, memberikan
contoh dan dilanjutkan dengan latihan soal, sehingga pembelajaran
cendrung berpusat pada guru. Keadaan demikian mengakibatkan siswa
menjadi pasif karena siswa kurang diberi kebebasan untuk
mengungkapkan ide-ide dan pendapat yang dimilikinya. Jarang sekali
guru mengelompokkan siswa dalam kelompok belajar, sehingga kurang
terjadi interaksi antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru.”
Dari hasil observasi dan wawancara terhadap salah satu guru matematika
di SMP Al-Hidayah Medan, para siswa masih mengalami kesulitan dalam
pembelajaran matematika sehingga jawaban ketika menyelesaikan persoalan tidak
bervariasi, hasil belajar matematika yang diperoleh masih belum memuaskan dan
pada saat ujian dilakukan masih ada hasil ujian siswa yang tidak tuntas bahkan
jauh dari pembelajaran.
Fakta diatas menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang diterapkan
saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Sebagian besar guru
cenderung menggunakan model pembelajaran biasa atau konvensional, yaitu
model pembelajaran yang lebih terfokus pada guru sedangkan siswanya
cenderung pasif. Pembelajaran seperti ini membuat respon siswa menjadi kurang
baik terhadap pembelajaran matematika. Siswa lebih banyak menerima apa saja
yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran seperti ini membuat siswa menjadi
kurang aktif. Hal lain yang berkontribusi menyebabkan rendahnya hasil belajar
matematika adalah masih banyak siswa beranggapan bahwa matematika
merupakan sulit dan membosankan.
Oleh karena itu diperlukan usaha yang lebih keras dari guru mata
pelajaran, yang mampu menciptakan suasana yang menarik dan membuat siswa
lebih aktif dalam belajar dan dalam berkomunikasi yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif. Sehingga suatu proses pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, seperti yang telah mereka
sebutkan bahwa terkadang belajar matematika itu pada saat sendiri akan
menyebabkan kebosanan, oleh karena itu diperlukan teman berbagi ilmu dan
pengetahuan yang mereka miliki. Proses komunikasi yang kurang akan

4

menyebabkan siswa tidak mampu berkomunikasi secara matematika, sehingga
siswa tidak mampu mengungkapkan ide-ide yang ada pada mereka. menurut
Arenawa (2011):
Dominasi guru menyebabkan siswa menjadi pasif karena siswa kurang
dapat mengemukakan pendapat yang dimilikinya bahkan dalam
menyelesaikan sosoal atau masalah Matematika, siswa jarang diminta
untuk mengungkapkan alasannya dan menjelaskan secara lisan dan
tertulis, mengapa mereka memperoleh jawaban tersebut sehingga kurang
terbiasa menyimpulkan pokok bahasan yang telah dipelajari secara
sistematis.
Pembelajaran matematika yang kurang melibatkan siswa secara aktif akan
menyebabakan siswa tidak dapat menggunakan komunikasi matematikanya. Salah
satu pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas intelektual serta kehidupan
yang lebih baik adalah dengan pembelajaran matematika yang bermakna, siswa
tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu tetapi juga belajar memahami
permasalahan yang ada. Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi
informasi (transfer knowledge), tetapi sebagai pendorong siswa belajar
(stimulation learning) agar dapat mengkonstuksi sendiri pengetahuan melalui
berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi.
Salah satu model pembelajaran yang dinilai mampu mendukung
kemampuan komunikasi matematika siswa adalah model pembelajaran kooperatif,
karena salah satu manfaat pembelajaran kooperatif adalah terjadinya sharing
process antara peserta belajar. Bentuk sharing ini dapat meningkatkan
kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan pikirannya baik lisan maupun
tulisan.Selain itu, penting bagi guru untuk menetapkan suatu pendekatan
pembelajaran yang dipandang tepat untuk memudahkan siswa memahami
pelajarannya dan mampu memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Untuk itu peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu
tipe Think-Pair-Share dan Student-Teams-Achievement yang berdasarkan dari
pengamatan peneliti pada saat observasi belum pernah dilaksanakan di SMP AlHidayah Medan.
Dalam proses pembelajaran matematika terdapat beberapa model
pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan, yaitu adalah model pembelajaran

5

Think-Pair-Share dan Students-Teams-Achievement-Divisions. Lyman, F (dalam
Trianto, 2011: 81) menyatakan bahwa:
Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat
variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi
membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan,
dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi
siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.
Sehingga dapat dirumuskan bahwa Think Pair Share adalah pola diskusi
kelas yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam berpikir dan merespon serta
saling membantu. Sedangkan menurut Arends (dalam Ansari, 2009:62):
Strategi pembelajaran Think Pair Share (saling bertukar pikiran secara
berpasangan) merupakan struktur pembelajaran kooperatif yang efektif
untuk meningkatkan daya pikir siswa. Hal ini memungkinkan dapat terjadi
karena prosedurnya telah disusun sedemikian sehingga dapat memberikan
waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, serta merespon
sebagai salah satu cara yang dapat membangkitkan bentuk partisipasi
siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Think
Pair Share adalah model pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam
menemukan dan lebih mudah untuk memahami pokok bahasan-pokok bahasan
pembelajaran matematika dikarenakan oleh kemampuan komunikasi matematika
mereka akan lebih terpacu dalam model pembelajaran ini dan juga karena dengan
penggunaan model pembelajaran ini para siswa akan lebih terbuka untuk
berkomunikasi dengan teman sebayanya. Model Think Pair Share dapat
mengembangkan pemikiran siswa dan menyatukan aspek-aspek kognitif dan
aspek-aspek sosial dalam pembelajaran serta dapat memberikan kesempatan
terbuka kepada siswa untuk berbicara dan mengutarakan gagasannya sendiri dan
memotivasi siswa untuk terlibat percakapan dalam kelas.
Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share
pernah dilakukan oleh:
1. Imelda (2011), memperoleh persentase peningkatan kemampuan komunikasi
matematika siswa sebesar 15%
2. Tini, Afsah (2012) memperoleh persentase peningkatan kemampuan
komunikasi matematika siswa sebesar 21,64 %

6

3. Pakpahan, Meilina (2013) memperoleh persentase peningkatan kemampuan
komunikasi matematika siswa sebesar 51,5 %
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student-Team-AchivementDivisions) adalah model pembelajaran kooperatif yang sederhana dan tepat
digunakan dalam pembelajaran matematika, menurut Rusman (2011:214) bahwa:
“Model STAD (Student-Team-Achievement-Divisons) adalah model yang
paling tepat untuk mengerjakan pokok bahasan-pokok bahasan pelajaran
ilmu pasti, seperti perhitungan dan penerapan matematika, penggunaan
bahsa dan mekanika, geografi dan keterampilan perpetaan dan konsepkonsep sains lainnya.”
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert E. Slavin,
di mana pembelajaran tersebut mengacu pada belajar kelompok peserta didik.
Dalam satu kelas peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan
anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen. Sehingga dalam proses
pembelajaran ditunjukkan adanya kolaborasi antara beberapa pemikiran sehingga
diperoleh pemahaman siswa yang lebih baik.
Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Student-TeamAchievement-Divisions pernah dilakukan oleh:
1. Yamin, Muhammad (2011), memperoleh persentase peningkatan kemampuan
komunikasi matematika siswa sebesar 33,34 %
2. Rahayu, Riska (2014), memperoleh persentase peningkatan kemampuan
komunikasi matematika sebesar 27,77 %
3. Simbolon, Seprina (2013), memperoleh persentase peningkatan kemampuan
komunikasi matematika siswa sebesar 48,28 %
Bertitik tolak dengan hal di atas penulis melakukan penelitian mengenai
Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa yang Diajar dengan Model
Pembelajaran Think-Pair-Share dan Student-Teams-Achievement-Divisions.

7

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa
2. Kegiatan pembelajaran matematika yang umum digunakan guru di kelas
adalah dengan menerapkan metode ekspositori yaitu guru menyampaikan
pokok bahasan pelajaran dengan berceramah.
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif masih jarang diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran termasuk pembelajaran kooperatif Think-PairShare dan Student-Team-Achievement-Divisions

1.3 Batasan Masalah
Mengingat terbatasnya kemampuan peneliti, dana, waktu, serta luasnya
cakupan identifikasi masalah, maka agar pokok permasalahan tidak mengambang
maka masalah dibatasi pada kemampuan komunikasi matematis tertulis yang
rendah, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dan
Student-Team-Achevement-Divisions.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus
permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share dan Student-Teams-Achievement-Divisions pada
pokok bahasan pertidaksamaan linier satu variabel di kelas VII SMP Al-Hidayah
Medan T.A. 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan komunikasi matematis
siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share

8

dan Student-Teams-Achievement-Divisions pada pokok bahasan pertidaksamaan
linier satu variabel kelas VII SMP Al-Hidayah Medan T.A 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti yaitu :
1.

Bagi siswa : siswa diharapkan mampu melaksanakan serta menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share ini guna lebih
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis sehingga siswa dapat
secara aktif mengungkapkan ide-ide mereka dalam bahasa matematika.

2.

Bagi Guru / calon guru : menambah wawasan terhadap model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share

dan Student-Teams-

Achievement-Divisions dan dapat menerapkannya di kelas dalam
pembelajaran matematika.
3.

Bagi Sekolah : meningkatkan mutu pendidikan sekolah terutama di
bidang matematika serta dapat dijadikan salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas guru dan siswa yang lebih aktif, terampil dan
kreatif dalam pembelajaran matematika.

4.

Bagi Peneliti : menambah ilmu dan pengalaman tentang pembelajaran
matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
dan Student-Teams-Achievement-Divisions dan mengimplementasikannya
dikelas-kelas.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan terdapat perbedaan
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas yang diajarkan dengan
model pembelajaran kooperati Think-Pair-Share dan kelas yang diajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif Student-Team-Achievement-Divisions pada materi
pertidaksamaan linear satu variabel di kelas VII SMP Al-Hidayah Medan T.A.
2014/2015.
Dari keempat indikator komunikasi diperoleh:
a. Ekspresi Matematis
Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada aspek
ekspresi matematis pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperati Think-Pair-Share dan kelas yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif Student-Team-Achievement-Divisions pada materi
pertidaksamaan linear satu variabel
b. Membaca Gambar
Tidak Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada
aspek membaca gambar siswa pada kelas yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperati Think-Pair-Share dan kelas yang diajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif Student-Team-Achievement-Divisions pada
materi pertidaksamaan linear satu variabel
c. Menggambar
Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada aspek
menggambar pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperati
Think-Pair-Share dan kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif Student-Team-Achievement-Divisions pada materi pertidaksamaan
linear satu variabel

76

d. Menjelaskan
Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada
aspek menjelaskan pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperati Think-Pair-Share dan kelas yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif Student-Team-Achievement-Divisions pada materi
pertidaksamaan linear satu variabel
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah :
1. Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif
tipe TPS dan STAD sebagai alternatif dalam memilih model pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa.
2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran
kooperatif sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
3. Kepada para siswa agar dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan
tertib agar diperoleh hasil yang diinginkan pada pembelajaran dengan model
kooperatif tipe STADdan TPS
4. Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian yang sama
dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda, serta menyediakan
alokasi waktu yang lebih karena model pembelajaran ini menggunakan
waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang
ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik,
sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan
khususnya pendidikan matematika.

77

DAFTAR PUSTAKA
Aljupri, (2009), Analisis Kemampuan dan Representasi Matematis, Laporan
Penelitian, Bandung
Ambarjaya, B. S., (2012), Psikologi Pendidikan dan Pengajaran Teori dan
Praktik, CAPS, Jakarta
Ansari, B., (2009), Komunikasi Matematik, Yayasan Pena, Banda Aceh
Arenawa, (2011), Strategi Pembelajaran Think Pair Share
http://one.indoskripsi.com/node/2009/12/14 (diakses Agustus-September
2014)
Asmin,Mansyur, A, (2012), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan
Analisis Klasik dan Modern, Larispa Indonesia, Medan
Aunurrahman, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Pontianak
Azizah, S. M.,(2011). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think-Pair-Share Terhadap Komunikasi Matematis Siswa, UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta
Candra, A., (2006), Komponen-Komponen Komunikasi,
http://aurajogja.files.wordpress.com/2006/09/pengantar-ilmu-komunikasia5.PDF (diakses Agustus-September 2014)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Kependidikan FMIPAUniversitas Negeri Medan, FMIPA UNIMED,
Medan
Fitrialdi, (2011), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan
Menggunakan LKS Pada Pokok Bahasan Faktorisasi Suku Aljabar di Kelas
VIII SMP Jaya Krama Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2010/2011, FMIPA
UNIMED,Medan
Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,
UM PRESS, Malang
Husna, dkk., (2013), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Komunikasi Matematik Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran
Koopeartif Tope Think-Pair-Share (TPS), dalam Jurnal Peluang Vol 1 No
2, ISSN 2302-5158
Imelda, 2011, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
(TPS) dengan Media Software Autograph Untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman Matematik Siswa. Tesis tidak
diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Unimed Medan.

78

Isjoni, (2011), Cooperatif Learning, Alfabeta, Bandung
Istarani, (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan
KBBI Online, (2014), Matematis, http://kamusbesarbahasaindonesia.com (diakses
Agustus-September 2014)
Kemdikbud, (2014), Matemati SMP/MTs Kelas VII Semster 1, Kemdikbud,
Jakarta
Kunandar, (2011), Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, PT Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
Lindquist (2010), Komunikasi Mtematika
http://lindquist.wordpress.com/search?q=komunikasi+matematika (diakses
Agustus-September 2014)
Mahmudi, A., (2009), Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal
MIPA UNHALU Vol. 8 No 1, ISSN 1412-2318
Muntazhimah, (2011), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Berbasis Chip Bilangan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Lubuk Pakam T.A. 2011/2012, FMIPA UNIMED, Medan
Nuharini, D., Wahyuni, T., (2008), Matematika dan Aplikasinya untuk Kelas VII
SMP dan MTs, CV. Aranca Pratama, Jakarta
Nurbaidhi’ah, (2010), Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe STAD pada pokok bahasan
Persamaan Kuadrat di kelas X SMA Al-Washliyah 1 Medan Tahun Ajaran
2010/2011, FMIPA Unimed, Medan
Pakpahan, M., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Medan T.A 2012/2013, FMIPA
Unimed, Medan
Pasaribu, L. H., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Berbantuan Software Autoghrap untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi dan Self-Efficacy Siswa di SMP Kota PAdangsidimpuan,
FMIPA Unimed, Medan
Rahayu, R., (2014), Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMP Ar-Rahman Percut Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student-Teams-Achievement-Divisions, Tesis, Medan:
Program Pascasarjana Unimed Medan

79

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung
Saputri, (2013). Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Piar Share (TPS) dan tipe Student
Team Achievement DIvisiaon (STAD) pada materi relasi dan fungsi di
kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan Tahun Ajaran 2013/2014,
FMIPA Unimed, Medan
Sbrrhapsody,
(2014),
Kemampuan
Komunikasi
Matematis,
http://sbrrhapsody.blogspot.com (diakses Agustus-September 2014)
Siahaan, S., (2014), Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika FMIPA Unimed, Medan
Simbolon, S. R., (2013), Perbedaan Komunikasi Matematika Siswa yang
Diajarkan dengan Model Pembelajaran Elaborasi dan Student Team
Achievement Divisions (STAD) pada Materi Bangun Ruang Kubus dan
Balok di Kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok Panribuan T.A. 2013/2014.
FMIPA Unimed, Medan
Sinaga (2009), Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe STAD di
kelas X SMK-BM Raksana Medan T.A 2009/2010. FMIPA Unimed, Medan
Sinuhaji, D. J.,(2014) Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe ThinkPair-Share (TPS) Terhadap Komunikasi Matematika Kelas VII SMP
Negeri 1 Pancur Batu T.A, 2013/2014. FMIPA Unimed, Medan
Sitorus, I. C., (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe ThinkPair-Share untuk Meningkatkan Aktivitas dan Komnunikasi Matematika
Siswa SMP Katolik Tri Sakti 2 Medan Tahun Ajaran 2009/2010. FMIPA
Unimed: Medan
Soekisno, B., (2008) Membangun Keterampilan Komunikasi Matematika dan
Nilai Moral Siswa Melalui Model Pembelajaran Bentang Pengajen,
http://rbryans.wordpress.com (diakses Agustus-September 2014)
Sudjana, N., (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sukertiasih, Ni K., (2010), Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share pada Pokok Bahasan Limit Fungsi untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Saraswati
Mataram Tahun Ajaran 2007/2008. Jurnal GaneC Swara Vol 4. No. 1
Pebruari 2010

80

Sunyoto, Fitriaten, R.,S., (2011), Penerapan Strategi TTW untuk Meningkatkan
Komunikasi Matematik dan Penalaran Siswa pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X TITL SMKN 2 Bangkalan,
Surabaya
Tandiling, E., (2012), Pengembangan Instrumen untuk Mengukur Kemampuan
Komunikasi Matematik, Pemahaman Matematik dan Self-regulated
Learning Siswa dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah
Atas, Vol. 13 No.1, Jurnal Penelitian Pendidikan Untan
Tini, A., (2012), Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi
Matematis Antara Siswa yang Diberi Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Square Dengan Think-Pair-Share. Tesis. Medan: Program
Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
2012.
Trianto, (2011), Mendisain Model Pembelajaran inovatif-Progresif, Kencana,
Jakarta
Turmudi, (2009), Taktik dan Strategi Pembelajaran Matematika(Referensi Untuk
Guru SMA/MA, Mahasiswa, dan Umum Cetakan I), Leuser Cita Pustaka,
Jakarta
Turmudi, (2009), Taktik Dan Strategi Pembelajaran Matematika seri 4(Referensi
Untuk Guru Matematika, Cet II), Leuser Cita Pustaka, Jakarta
Umar, W., (2012), Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam
Pembelajaran Matematika, Vol 1 No.1, Jurnal Ilmiah Prodi STKIP
Siliwangi, Bandung
Wijaya, A., (2012), Pendidikan Matematika Realistik., Graha Ilmu, Yogyakarta
Yamin, M, (2011), Upaya Meningkatkan Komunikasi Matematika Matematika
Melalui Pembelajaraan Kooperatif Tipe STAD. Tesis, Medan: Program
Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2012

ii

RIWAYAT HIDUP
Adelina Sari Harahap dilahirkan di Sosopan pada tanggal 27 April 1992.
Ayah bernama Syahdan Harahap dan Ibu bernama (Almh) Asnawati Hasibuan.
Penulis merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1998, penulis
masuk SD N 200113 Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun
2004, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Swasta Nurul ’Ilmi. Pada tahun
yang sama penulis pindah ke MTs Swasta YPKS dan lulus pada tahun 2007. Pada
tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di MAN 2 Model Padangsidimpuan
dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Dokumen yang terkait

ERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SUB POKOK BAHASAN LAYANG-LAYANG DAN TRAPESIUM KELAS VII SMP MUH

0 7 18

STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN MODEL TTW DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

0 6 80

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS BERDASARKAN SELF ESTEEM SISWA KELAS VII PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING

2 33 404

INTERAKSI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DENGAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIK SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

0 0 6

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BAGI SISWA YANG DIBERI MODEL PBI DAN CORE BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Cici Indarwati

0 0 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS VII SMP

0 1 11

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII SMP NEGERI 7 KUBU RAYA

0 0 8

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. AL-MADANI PONTIANAK

0 0 10

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DI TINJAU DARI SELF-CONCEPT

0 0 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMESTOURNAMENTS

0 3 7