STUDI TENTANG KEADAAN TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKSI DAN MOBILITAS PENDUDUK DI KECAMATAN NATAL KABUPATEN MANDAILING NATAL.

(1)

STUDI TENTANG KEADAAN TRANSPORTASI ANGKUTAN

UMUM DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKSI DAN

MOBILITAS PENDUDUK DI KECAMATAN NATAL

KABUPATEN MANDAILING NATAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RIKA ANNISYA

NIM. 3101131219

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDA

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

vi ABSTRAK

Rika Annisya, Nim 3101131219. Studi Tentang Keadaan Transportasi Angkutan

Umum Dan Hubungannya Dengan Hasil Produksi Dan Mobilitas Penduduk Di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan,2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Keadaan prasarana (Panjang jalan berdasarkan konstruksi dan panjang jalan berdasarkan kondisi) dan keadaan sarana transportasi umum (mobil penumpang, bus, truk, pick up, sepeda motor, becak) di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal (2) Kondisi aksesibilitas dalam hubungannya dengan produksi dan mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah Prasarana dan Sarana di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal, produksi, dan penduduk yang melakukan mobititas di kecamatan Natal. teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang bersangkutan. Sesuai dengan data yang diperoleh adalah data sekunder sehingga populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter, observasi, dan komunikasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1). Keadaan prasarana transportasi ditinjau dari panjang jalan berdasarkan konstruksi aspal dengan panjang 18,24 Km (13,05%), panjang jalan batu 7,63 Km (5,45%), panjang jalan berdasarkan kerikil 15,48 Km (11,07%), dan jalan berdasarkan konstruksi tanah adalah 98,5 Km (70,43%).panjang jalan berdasarkan kondisi sebagian besar adalah jalan dalam kondisi rusak berat sepanjang 98,6 Km (70,5%), rusak ringan sepanjang 18,37 Km (13,14%), jalan dalam kondisi sedang, sepanjang 11,00 Km (7,84%), jalan dalam kondisi baik 11,88 Km. Sarana transportasi di Kecamatan Natal yang paling banyak digunakan sepeda motor 1.697 unit (88.47%), Truk 198 unit (10,32%), mobil penumpang 78 unit (0.83%), pick up 5 (0,26%), bus umum 2 unit (0.10%), dan untuk becak bermotor tidak ditemui di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal. (2). Kondisi aksesibilitas dalam hubungannya dengan produksi dan mobilitas penduduk. Hasil produksi di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Masih terhambat dalam proses pemasarannya karena dipengaruhi dari kondisi prasarana dan sarana transportasi yang tidak memadai dan jalan yang rusak baik kualitas maupun kuantitasnya.Sehingga proses pemasaran sangat minim dan lambat. Mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal terhambat karena pengaruh prasarana dan sarana transportasi yang tidak memadai. Tidak tersedianya transportasi umum antar desa di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal sehingga masyarakat antar desa sangat merasa kesulitan, untuk memperoleh angkutan umum terlebih dahulu memesan tiket jauh sebelum hari keberangkatan. Sehingga mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal jauh tertinggal dari kecamatan-kecamatan lain yang prasarana dan sarana transportasinya cukup memadai untuk melakukan aktivitas sehari-hari.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul Studi tentang transportasi angkutan umum dan hubungannya dengan produksi dan mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal. Adapun tujuan skripsi ini dibuat adalah sebagai kelengkapan tugas dalam memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi baik dalam bentuk moral dan material sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk ini dengan sepenuh hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.

2. Bapak Dr. H. Restu, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya. 3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku ketua jurusan Pendidikan Geografi

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si. selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi sekaligus menjadi dosen penguji.

5. Bapak Drs. Mbina Pinem, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan masukan pada penulis mulai dari penulisan proposal sampai akhir skripsi ini dapat terselesaikan

6. Bapak Darwin P.Lubis S.Si M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan selama perkuliahaan.

7. Bapak Drs. W.Lumbantoruan, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini dan juga Bapak/Ibu dosen khususnya di Jurusan Pendidikan.

8. Kepada Bapak Siagian selaku tata usaha Jurusan Pendidikan Geografi.

9. Kepada Bapak Camat Natal, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mandailing Natal, dan Dinas Perhubungan Kabupaten Mandailing Natal, yang telah memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian.


(7)

iv

10.Teristimewa kepada Ayahanda Bahri Nasution dan Ibunda Emmi Efrida S.Sos yang telah memberikan doa, kasih sayang motivasi, dukungan moral serta materi sehingga penulis dapat menjalani pendidikan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan.

11.Keluarga Besar ku tercinta Riza Taufiq Nasution S.Pd, Rizaldy Samsu, dan Akbar Mahendra yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik secara materi maupun moril kepada penulis, serta untuk orang terdekat ku Abdullah Hilman Batara Hsb S.Pd beserta keluarga yang telah memberikan dukungan, serta doa.

12.Buat sahabat terbaikku Anak-Anak RAINBOW GEE ( Suci Hardianti Matondang, Lita Rizkiana Panggabean, Masrani Siregar, Eka Wulandari, Mustawiyah, Basyariahtus Jariah Siregar S.Pd ,Siti Wahyuni S.Pd,) terima kasih buat semangat dan bantuan kalian.

13.Buat Teman-teman Jurusan Pendidikan Geografi terkhusus untuk stambuk 2010 kelas A Reguler ( Dwi, Caya, Daner, Yuni, Apri, Arif, Mastika, Siska, Anju, Ali, Daya, Jenny, Nelvi, Rindu dll) dan rekan-rekan mahasiswa di Jurusan Pendidikan Geografi khususnya stambuk 2010.

14.Buat Teman-teman satu bimbingan ku (Suci, Rahayu, Meduk Berutu, Exsaudita Lumbansiantar, Brema, Hendra, Dan Indra, Ria Pulungan S.Pd)

15.Buat Kakak/Abang PPL SMAN 1 PERBAUNGAN (Yuni, Ranti, Rasyid, Iboy, Syahrul, Irma, Kiki, Elnoviami, Nurul, Putra, Rifzal, Rizka, Zizah, Adi, Andriano, Annisa, Hardo). Terima Kasih buat doa dan dukungan kalian semua untukku.

Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan kebaikan kepada meraka yang telah memberikan bantuan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

Medan, Januari 2015

Penulis

Rika Annisya NIM. 3101131219


(8)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ...ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 10

B. Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berfikir... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 31

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 31

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 33

E. Tehnik Analisis Data ... 34

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Fisik ... 35


(9)

vii

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 53 B. Pembahasan ... 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 70 B. Saran ... 72


(10)

viii

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

1. Luas wilayah menurut desa di Kecamatan Natal ... 36

2. Jenis penggunaan lahan di Kecamatan Natal ... 37

3. Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Natal ... 42

4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Setiap Desa Kecamatan Natal ... 43

5. Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kecamatan Natal ... 43

6. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Nata ... 46

7. Komposisi Penduduk Menurut Agama di Setiap Desa/Kelurahan di Kecamatan Natal ... 47

8. Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Natal ... 48

9. Sarana Kesehatan di kecamatan Natal ... 49

10. Panjang ruas jalan di Kecamatan Natal... 54

11.Panjang jalan berdasarkan kontruksi di Kecamatan Natal ... 55

12.Panjang jalan berdasarkan kondisi di Kecamatan Natal ... 55

13. Lebar jalan di kecamatan Natal... 56

14. Jumlah alat transportasi di Kecamatan Natal ... 57

15. Trayek angkutan umum Kecamatan Natal ... 58

16. Hasil produksi padi berdasarkan kontruksi aspal ... 59

17. Hasil produksi padi berdasarkan kontruksi batu ... 60

18. Hasil produksi padi berdasarkan kontruksi tanah ... 60

19. Hasil produksi padi berdasarkan kontruksi kerikil... 61

20. Frekuensi bepergian responden ... 62

21.Tujuan responden bepergian ... 63

22.Transportasi yang di gunakan responden untuk bepergian ... 64

23.Ketergantungan responden terhadap angkutan umum ... 64

24. Layanan jumlah angkutan umum ... 65

25.Alasan responden tidak menggunakan angkutan ... 66


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1. Skema Kerangka Berpikir ... 30

2. Peta Administrasi Kabupaten Madailing Natal ... 50

4. Peta Kecamatan Natal ... 51


(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Panjang Jalan Menurut Kontruksi Permukaan Jalan

Di Kecamatan Natal ... 75

2. Panjang Jalan Menurut Kondisi Permukaan Jalan Di Kecamatan Natal ... 76

3. Daftar Studi Dokumentasi Di Kecamatan Natal ... 77

4. Lembar Observasi Di Kecamatan Natal ... 78

5. Hasil Produksi Padi Di Kecamatan Natal ... 79

6. Angket Penelitian ... 80

7. Hasil Angket ... 83


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, yang pembangunannya terus mengalami perkembangan yang diwujudkan dalam pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia karena kalau tidak didukung dengan prasarana dan sarana transportasi yang memadai maka akan sulit mencapai peningkatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi serta aksibilitas penduduk. kondisi keadaan transportasi dan pembangunan memperlihatkan arah yang sama atau hubungan yang sangat positif. Masyarakat premitif, Masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan, dan masyarakat global/ internasional, semua (Infrastrukturdansarana) transportasi, yang berbeda adalah jenis dan kareteristik secara gradual. Masyarakat premitif menggunakan fasilitas transportasi yang sangat sederhana.

Masyarakat pedesaan saat ini sudah menggunakan transportasi yang maju di bidang masyarakat premitif. Masyarakat perkotaan membutuhkan tersedianya fasilitas tranportasi yang lebih luas jenisnya dan modern. Dan masyarakat global/ Internasional telah munggunakan fasilitas transportasi yang serba modern dancangih. Meskipun berbeda-beda dalam luas jenisnya, kareteristiknya dan tingkat kemodernya dari fasilitas transportasi yang digunakan, tapi semuanya dimulai dari masyarakat kurang maju sampai masyarakat yang maju dan modern saat ini sangat membutuhkan tersedianya infrastruktur (prasaranan dan sarana)


(14)

2

transportasi untuk melayani perkembangan perekonomian, kepentingan masyarakat dan untuk menunjang pembagunan secara luas.

Transportasi merupakan hal yang penting dalam mendukung pembangunan nasional serta mempunyai kontribusi terbesar dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi komoditas perdagangan dan industri, sehingga prasarana publik memiliki nilai ekonomi, nilai sosial, dan strategis. Transportasi diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi yang handal, berkemampuan tinggi, dan di selengarakan secara efektif dan efisien dalam menggerakan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas penduduk, barang serta jasa, dan mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tersedianya prasarana dan sarana transportasi antar wilayah, dapat mendukung aktivitas perekonomian masyarakat dan pemberdaya nmasyarakat, terutama untuk membangun wilayah yang memiliki potensi sumber daya ekonomi. Aktivitas masyarakat akan terhambat apabila prasarana dan sarana transportasi tidak memadai untuk aksesibilitas. Dengan aksesibilitas yang baik akan melancarkan interaksi masyarakat antar wilayah sampai ke daerah yang tertinggal sehingga terwujud pemerataan pembangunan. Dalam penyediaan prasarana transportasi yakni bangunan-bangunan yang diperlukan tentunya disesuikan dengan jenis sarana yakni kendaraan atau alat angkut yang di gunakan. Penyediaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : kondisi alam, kehidupan manusia, dan teknologi bahan bangunan.


(15)

3

Penyediaan prasarana jalan dan sarana angkutan umum merupakan faktor pendukung utama kelancaran aktivitas masyarakat, baik untuk masyarakat perjalanan yang menggunakan angkutan umum sebagai pilihan yang biasanya tergolong masyarakat menengah kebawah, dan masyarakat yang menggunakan angkutan umum hanya sebagai pilihan biasanya tergolong masyarakat menengah ke atas.

Pada umumnya daerah pinggiran kota atau pedesaan masih ada yang belum terjangkau oleh angkutan umum, ketertinggalan dan keterpencil daerah lain karena alam maupun oleh kurangnya perhatian pemerintah. Oleh karena itu banyak daerah penghasil sumber daya yang tertinggal dan terpencil karena tidak adanya kelancaran perhubungan darat ke pemukiman ataupun pusat kegiatan masyarakat.

Prasarana transportasi meliputi jalan, terminal, Sarana transportasi yang meliputi kendaraan bermotor, mobil, truk. Prasarana dan sarana trasportasi merupakan unsur penting dalam pelayanan trasportasi. Oleh karena itu, peranan dan fungsi prasarana dan sarana transportasi sangatlah penting dalam meningkatkan pembangunan wilayah dan kesejahtraan penduduk.

Pentingnya peranan transportasi dalam kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan tidak dapat disangkal lagi. Dengan tersedianya prasarana dan sarana transportasi maka akan terselenggara pelayanan transportasi yang berkapasitas mencukupi, lancar, aman (selamat), nyaman dan murah. Bagaimana mewujudkan terselenggaranya transportasi yang epektif dan efisien dalam meningkatkan mobilitas manusia, barang, dan jasa serta menunjang pembangunan, agar sesuai dengan sistem transportasi nasional. Dengan demikian


(16)

4

keterpencilan suatu daerah dapat teratasi dan mobilitas penduduk semakin meningkat.

Sistem transportasi nasional (sistranas) dapat di artikan sebagai tatanan yang terorganisasi secara kesisteman, terdiri dari transportasi jalan, transportasi sungai dan danau, transportasi kereta api, transportasi penyeberangan, trasportasi laut, transportasi udara, serta transportasi pipa, yang masing-masing terdiri dari prasarana dan sarana, yang saling berinteraksi suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang, barang yang terus berkembang secara dinamis.

Dalam mencapai tujuan dan sasaran di atas, tersedianya prasarana dan sarana transportasi memegang peranan penting. Namun diakui bahwa tersedianya prasarana dan sarana trasnportasi yang sangat luas tersebar meliputi sub sektor transportasi darat, sub sektor transportasi laut, sub sektor transportasi udara. Sangat luasnya prasarana dan sarana transportasi tersebut harus diupayakan keterpaduannya dalam menyelenggarakan pelayanan transportasi akan membantu mencapai transportasi yang efektif dan efisien (Adisasmita, 2012)

Marlok (1998) mengemukakan bahwa akibat adanya perbedaan tingkat kepemilikan sumber daya dan keterbatasan kemampuan wilayah dalam mencakup kebutuhan penduduk suatu wilayah menyebabkan terjadinya pertukaran barang, pertukaran ini diawali dengan proses penawaran dan permintaan yang perlu di hantarkan menuju wilayah atau daearah lain diperlukan prasarana dan sarana transportasi. Sarana trnsportasi yang memungkinkan untuk membantu mobilitas berupa angkutan umum atau pengangkutan lainnya. Angkutan umum akan


(17)

5

melayani pergerakan penumpang dan barang dari suatu daerah ke daerah lain. Sedangkan untuk prasarana yaitu kondisi prasarana jalan.

Kondisi prasarana jalan yang baik merupakan modal yang sangat penting untuk mendukung pembangunan dalam melayani mobilitas penduduk dan pendistribusian barang. Dalam mewujudkan prasarana transportasi jalan, harus terbentuk wujud jalan yang baik sehingga menyebabkan masyarakat yang melakukan perjalanan maupun pengangkutan barang, dapat dilakukan secepat mungkin dengan biaya perjalanan yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Di samping itu jaringan jalan juga dibutuhkan untuk menjembatani kesenjangan antar daerah dan mendorong pemerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan antar daerah, kota serta pedesaan.

Transportasi diselenggarakan dengan tujuan memberikan kemudahan dalam segala kegiatan masyarakat. Kemudahan (aksesibilitas) diartikan sebagai mudahnya lokasi tujuan itu dicapai. Kemudahan ini dapat menyangkut berbagai asfek, seperti mudahnya faktor-faktor produksi didapatkan, mudahnya informasi menyebar, mudahnya pergerakan. Untuk mewujudkan kemudahan ini semua komponen utama harus ditingkatkan secara serentak.

Daerah kecamatan Natal yang terdiri dari 30 desa yang pada umumnya masyarakat desa pertanian . Kecamatan ini berada di sebelah pesisi barat Kabupaten mandailing Natal selain itu Daerah Kecamatan Natal selain memiliki potensi sumber daya alam. Pada awalnya, Kabupaten Mandailing adalah wilayah bagian administrasi Kabupaten Tapanuli Selatan. Kabupaten Madina resmi berpisah dari Kabupaten Tapanuli Selatan pada tanggal 23 November 1998, yang ditetapkan melalui UU Nomor 12 tahun 1998. Pemekaran wilayah ini ditandai


(18)

6

dengan perbedaan fenomena baik fisik mau pun non fisik, anatara lain tersedianya prasarana dan sarana dasar pemerintah yang layak dan cukup, perubahan penggunaan lahan, aksesibilitas yang mudah dan lancar. Hal ini akan mengubah struktur desa. Sedangkan perubahan fenomena non fisik anatara lain perubahan jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan pendapatan penduduk. Keadaan prasarana dan sarana transportasi yang minim khususnya di daerah Natal tidak merata seperti transportasi untuk kedesa-desa kurang memadai dan masih ada desa yang belum terjangkau oleh angkutan umum sehingga menjangkauinya harus dengan kenderaan dengan jenis tertentu . Di daerah ini hanya terdapat pada jalan lintas atau jalan utama saja yang dilalui angkutan umum. Oleh sebab itu, tidak mengherankan masih banyak daerah penghasil sumber daya yang tertinggal dan terpencil karena tidak lancarnya perhubungan darat ke pemukiman maupun pusat kegiatan masyarakat.

Aktivitas trasportasi berlangsung setiap harinya, dengan populasi penduduknya 27.701 jiwa (kecamatan Natal, 2012) kecamatan ini memeiliki luas mencapai 93.537 ha, atau (6,01 persen dari luas wilayah kabupaten Mandailing Natal. Sehubungan dengan itu, perlu di kaji bagaimana keadaan maupun kondisi prasarana dan sarana transportasi darat di kecamatan Natal pada saat ini. Penduduk di kecamatan ini terus bertambah setiap tahunnya tetapi tidak di imbangi dengan jumlah kendaraan yang tersedia.


(19)

7

B. Identifikasi Masalah

Dengan semakin berkrmbangnya kegiatan perekonomian suatu wilayah maka mengakibatkan mobilitas masyarakat yang banyak bergerak yang harus didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai. Demikian juga dengan Kecamatan Natal dengan aktivitas masyarakat yang umumnya masih bersifat heterogen sehingga membutuhkan praarana dan sarana transportasi yang memadai.perkembangan transportasi di kecamatan Natal yang rendah, mengakibatkan masih adanya daerah yang jauh dari ibu kota kabupaten belum terjangkau oleh sarana transportasi darat khususnya angkutan umum. Perkembangan kegiatan transportasi (jenis dan kualita angkutan umum, kualitas jalan, dan organisasi pemeliharaan dan pengolahan jalan) serta mobilitas penduduk.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat begitu luasnya permasalahan di dalam transportasi maka objek yang akan diteliti, peneliti membatasi masalah yang akan di teliti yaitu:

1) Prasarana transportasi meliputi panjang jalan berdasarkan konstruksi ( jalan aspal, jalan batu, jalan kerikil, jalan tanah) dan panjang jalan berdasarkan kondisi (jalan kondisi baik, jalan kondisi sedang, jalan kondisi rusak ringan, jalan kondisi rusak berat). Dan sarana transportasi umum (Mobil penumpang, bus, truk, pick up) di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal

2) Kondisi aksesibilitas dalam hubungannya dengan produksi dan mobilitas penduduk di kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal


(20)

8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalahnya yaitu:

1. Bagaimana keadaan prasarana (panjang jalan berdasarkan konstruksi dan panjang jalan berdasarkan kondisi), dan sarana transportasi umum (Mobil penumpang, bus, truk, pick up) Di Kecamatan Natal kabupaten Mandailing Natal?

2. Bagaimana aksesibilitas dalam hubungannya dengan produksi dan mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Keadaan prasarana (Panjang jalan berdasarkan konstruksi dan panjang jalan berdasarkan kondisi) dan keadaan sarana transportasi umum (mobil penumpang, bus, truk, pick up) di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal

2. Kondisi aksesibilitas dalam hubungannya dengan produksi dan mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan kepada pemerintah daerah untuk memperhatikan keadaan prasarana dan sarana transportasi di kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal.


(21)

9

2. Sebagai studi kajian pengembangan wilayah di kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal.

3. Sebagai bahan bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian ini lebih lanjut

4. Untuk menambah ilmu penegtahuan peneliti khususnya di bidang transportasi.


(22)

70

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Keadaan prasarana jalan mencakup panjang jalan berdasarkan konstruksi dan kondisi jalan, dan lebar jalan. Panjang jalan di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal adalah 139.84 Km, dengan lebar sepanjang jalan yang ada di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal yaitu 3,00 m dan 5,00 m. Dilihat dari kontruksi permukaan jalan menunjukan panjang jalan aspal 18,24 Km, panjang jalan kerikil 15,48 Km panjang jalan batu adalah 7,63 Km dan panjang jalan tanah 98,5 Km.

Ditinjau dari panjang jalan menurut kondisi, sebagian besar adalah dalam kondisi rusak berat (bergelombang, retak-retak, pondasi amblas) sepanjang 98,6 Km, kondisi sedang 11,00 Km kondisi rusak ringan (mulai terdapat kerusakan, mulai bergelombang, penambalan) sepanjang 8,37 Km dan selanjutnya jalan dalam kondisi baik (rata, tidak bergelombang, tidak terdapat kerusakan) sepanjang 11,88 Km. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi jalan di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal belum memperlancar Mobilitas maupun interaksi sehingga sulit bagi masyarakat bergerak dari Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal.

Keadaan sarana trasnportasi di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal di tinjau dari jumlah angkutan umum (mobil penumpang, pick up, truck,bus, becak, sepeda motor), Telekomunikasi Dan Impormatika


(23)

71

Kabupaten Mandailing Natal yaitu sepeda motor 1.697 unit (88.47%), Truk 198 unit (10,32%), mobil penumpang 78 unit (0.83%), pick up 5 (0,26%), bus umum 2 unit (0.10%), dan untuk becak bermotor tidak ditemui di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa sarana transportasi di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal belum memperlancar pergerakan penduduk menuju kecamatan lain.

2. Kondisi aksesibilitas dalam hubungannya dengan Hasil Produksi dan mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Adapun produksi yang di hasilkan dari Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Hasil produksi pertanian dari kontruksi jalan aspal adalah sebanyak 1081,66 ton/tahun produksi pertanian dari kontruksi jalan tanah adalah 2063,74/tahun produksi pertanian dari kontruksi jalan kerikil adalah 1331,81ton/tahun hasil produksi pertanian dari jalan berkontruksi batu adalah 581,05 ton/tahun. Hasil produksi di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Masih terhambat dalam proses pemasarannya karena dipengaruhi dari kondisi prasarana dan sarana transportasi yang tidak memadai dan jalan yang rusak baik kualitas maupun kuantitasnya.Sehingga proses pemasaran sangat minim dan lambat. Dan mengakibatkan hasil produksi yang dihasilkan dari Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal ke luar daerah masih membutuhkan waktu yang lama untuk proses pemasarannya.

Mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal terhambat karena pengaruh prasarana dan sarana transportasi yang tidak


(24)

72

memadai. Tidak tersedianya transportasi umum antar desa di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal sehingga masyarakat antar desa sangat merasa kesulitan, Sehingga mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal jauh tertinggal dari kecamatan-kecamatan lain yang prasarana dan sarana transportasinya cukup memadai untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

3. Saran

Dalam mengurangi dampak yang lebih luas dari imbas kondisi prasarana dan sarana transportasi di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing natal, berikut saran dalam penangannya.

1. Adanya usaha dan kebijakan pemerintah untuk memperbaiki prasarana jalan dan melarang penyahlahgunaan jalan, khususnya pengguna truk yang melebihi daya tahan jalan, untuk itu perlu kordinasi antar lembaga terkait seperti dinas BINA MARGA dan DINAS PERHUBUNGAN Kabupaten Mandailing Natal untuk merumuskannya bersama.sehingga pergerakan angkutan dan aktivitas menjadi lancar agar dapat menunjang perekonomian daerah dan mendorong pembangunan daerah pedesaan. 2. Adanya subsidi dan kerja sama pemerintah dengan pihak perusahaan

angkutan umum untuk memperluas rute/trayek angkutan ke pedesaan yang tidak terjangkau/terhubung oleh angkutan umum agar perbangunan antar wilayah merata,serta merumuskan jadwal keberangkatan yang baik dan agar masyarakat yang menggunakan jasa angkutan umum dapat tepat waktu sampai tujuan. Masyarakat di harapkan dapat berperan aktif dalam kegiatan pembangunan jalan dan mematuhi peraturan yang di tetapkan sehingga angkutan umum menjadi lancar ke pedesaan.


(25)

73

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih Sri. 1999. Hasil Produksi : Yogyakarta : Graha ilmu

Adisasmita, sakti adji. 2011. jaringan transportasi : teori dan analisis. Yogyakarta: Graha ilmu

Bintarto, R. 1984. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Daljoeni, N. 2003. Geografi Desa dan Kota. Bandung : Alumni.

Dana, D. Jefrey. W. 1990. Ciri Perencanaan Kecamatan Bandung. Jakarta : Gramedia.

Hadisomarno, Surastopo. 1985. Geografi dan Kependudukan. Jakarta : Pustaka Ilmu.

Haloho, Tetty R. 2008. Studi Tentang Keadaan Transportasi Angkutan Umum Di

Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun”. Skripsi. Medan : FIS. Hasibuan Sri Wahyuni, 2010. Studi Tentang Keadaan Transportasi Angkutan

Umum Di Kecamatan hutaraja Kabupaten padang lawas ”. Skripsi. Medan : FIS.

Hensi, Margharetta. 2000. Pembangunan Pedesaan. Jakarta : Gramedia

Kadir, Abdul. 2006. Transportasi : Peran dan Dampaknya Dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah

Wahana Hijau.

http://www.pusjatan.pu.go.id/upload/jurnal/2008/JN2501APR0801.pdf, di akses 16 maret 2011.

Kusnandar, Erwin. 2009. Pengkinian Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Bandung : Pusat Litbang Jalan dan Jembatan.

Lemhamnas. 1997. Sarana dan Prasarana. Bandung : Ilmu Pustaka.

Lubis, Riza, H. 2010. Tinjauan Tentang Transportasi Di Kota Medan. Skripsi. Medan: FIS.

Mantra. 1987. Pola Mobilitas Penduduk Dari Desa ke Kota. Jakarta : YKTI Mantra. 1987. Faktor-faktor terjadinya mobilitas penduduk.Jakarta : YKTI Miro, Fidel. 2012. Pengantar sisitem transportasi. Jakarta : Erlangga

Morlokj, Edward. K. 1998. Pengantar Tehnik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta : Erlangga.

Nasution, M.N. 2008 . Menajemen Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia. Purba, Benny. 2008. Studi Tentang Sarana dan Prasarana Transportasi Angkutan

Umum Terhadap Mobilitas Penduduk di Desa Panombean Hutaurung Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan : FIS. Jurusan pendidikan geografi.


(26)

74

Sagala, Sariman.P. 2003. Studi Tentang Perkembangan Transportasi Angkutan Umum Di Kota Binjai. Skripsi. Medan : FIS. Jurusan pendidikan Geografi. Salim, H.A. Abbas. 2000. Manajemen Transportasi. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Soemargono, K, dkk. 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia. Jakarta : Yayasan Bakti Wawasan Nusantara.

Sugiharto. 2010. Pembangunan dan pengembangan wilayah. Medan : Usu Press. Warpani. S. 1990. Merencanakan Sistem Pengankutan. Bandung : ITB.

Warpani. S. 2002. Pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan. Bandung : ITB. Miro, Fidel. hhtp//:elisa.ugm.ac.id, diakses tanggal 20 feb, 13:15 WIB

http://id.wordprees.com/tag/pengertian-sarana, diakses 11 Oktober 2010, 20.35 Wib

Undang –undang republik indonesia nomor 1980 tentang jalan di akses dari http://www.penataanruang.net/taru/upload/peraturan_perundang-undangan/uu/UU 382004.pdf di akses pada hari kamis tanggaln 10 april 2014 pukul 9:13:10.


(1)

2. Sebagai studi kajian pengembangan wilayah di kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal.

3. Sebagai bahan bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian ini lebih lanjut

4. Untuk menambah ilmu penegtahuan peneliti khususnya di bidang transportasi.


(2)

70

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Keadaan prasarana jalan mencakup panjang jalan berdasarkan konstruksi dan kondisi jalan, dan lebar jalan. Panjang jalan di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal adalah 139.84 Km, dengan lebar sepanjang jalan yang ada di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal yaitu 3,00 m dan 5,00 m. Dilihat dari kontruksi permukaan jalan menunjukan panjang jalan aspal 18,24 Km, panjang jalan kerikil 15,48 Km panjang jalan batu adalah 7,63 Km dan panjang jalan tanah 98,5 Km.

Ditinjau dari panjang jalan menurut kondisi, sebagian besar adalah dalam kondisi rusak berat (bergelombang, retak-retak, pondasi amblas) sepanjang 98,6 Km, kondisi sedang 11,00 Km kondisi rusak ringan (mulai terdapat kerusakan, mulai bergelombang, penambalan) sepanjang 8,37 Km dan selanjutnya jalan dalam kondisi baik (rata, tidak bergelombang, tidak terdapat kerusakan) sepanjang 11,88 Km. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi jalan di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal belum memperlancar Mobilitas maupun interaksi sehingga sulit bagi masyarakat bergerak dari Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal.

Keadaan sarana trasnportasi di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal di tinjau dari jumlah angkutan umum (mobil penumpang, pick up, truck,bus, becak, sepeda motor), Telekomunikasi Dan Impormatika


(3)

Kabupaten Mandailing Natal yaitu sepeda motor 1.697 unit (88.47%), Truk 198 unit (10,32%), mobil penumpang 78 unit (0.83%), pick up 5 (0,26%), bus umum 2 unit (0.10%), dan untuk becak bermotor tidak ditemui di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa sarana transportasi di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal belum memperlancar pergerakan penduduk menuju kecamatan lain.

2. Kondisi aksesibilitas dalam hubungannya dengan Hasil Produksi dan mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Adapun produksi yang di hasilkan dari Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Hasil produksi pertanian dari kontruksi jalan aspal adalah sebanyak 1081,66 ton/tahun produksi pertanian dari kontruksi jalan tanah adalah 2063,74/tahun produksi pertanian dari kontruksi jalan kerikil adalah 1331,81ton/tahun hasil produksi pertanian dari jalan berkontruksi batu adalah 581,05 ton/tahun. Hasil produksi di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Masih terhambat dalam proses pemasarannya karena dipengaruhi dari kondisi prasarana dan sarana transportasi yang tidak memadai dan jalan yang rusak baik kualitas maupun kuantitasnya.Sehingga proses pemasaran sangat minim dan lambat. Dan mengakibatkan hasil produksi yang dihasilkan dari Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal ke luar daerah masih membutuhkan waktu yang lama untuk proses pemasarannya.

Mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal terhambat karena pengaruh prasarana dan sarana transportasi yang tidak


(4)

72

memadai. Tidak tersedianya transportasi umum antar desa di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal sehingga masyarakat antar desa sangat merasa kesulitan, Sehingga mobilitas penduduk di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal jauh tertinggal dari kecamatan-kecamatan lain yang prasarana dan sarana transportasinya cukup memadai untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

3. Saran

Dalam mengurangi dampak yang lebih luas dari imbas kondisi prasarana dan sarana transportasi di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing natal, berikut saran dalam penangannya.

1. Adanya usaha dan kebijakan pemerintah untuk memperbaiki prasarana jalan dan melarang penyahlahgunaan jalan, khususnya pengguna truk yang melebihi daya tahan jalan, untuk itu perlu kordinasi antar lembaga terkait seperti dinas BINA MARGA dan DINAS PERHUBUNGAN Kabupaten Mandailing Natal untuk merumuskannya bersama.sehingga pergerakan angkutan dan aktivitas menjadi lancar agar dapat menunjang perekonomian daerah dan mendorong pembangunan daerah pedesaan. 2. Adanya subsidi dan kerja sama pemerintah dengan pihak perusahaan

angkutan umum untuk memperluas rute/trayek angkutan ke pedesaan yang tidak terjangkau/terhubung oleh angkutan umum agar perbangunan antar wilayah merata,serta merumuskan jadwal keberangkatan yang baik dan agar masyarakat yang menggunakan jasa angkutan umum dapat tepat waktu sampai tujuan. Masyarakat di harapkan dapat berperan aktif dalam kegiatan pembangunan jalan dan mematuhi peraturan yang di tetapkan sehingga angkutan umum menjadi lancar ke pedesaan.


(5)

73

Adisasmita, sakti adji. 2011. jaringan transportasi : teori dan analisis. Yogyakarta: Graha ilmu

Bintarto, R. 1984. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Daljoeni, N. 2003. Geografi Desa dan Kota. Bandung : Alumni.

Dana, D. Jefrey. W. 1990. Ciri Perencanaan Kecamatan Bandung. Jakarta : Gramedia.

Hadisomarno, Surastopo. 1985. Geografi dan Kependudukan. Jakarta : Pustaka Ilmu.

Haloho, Tetty R. 2008. Studi Tentang Keadaan Transportasi Angkutan Umum Di Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun”. Skripsi. Medan : FIS. Hasibuan Sri Wahyuni, 2010. Studi Tentang Keadaan Transportasi Angkutan

Umum Di Kecamatan hutaraja Kabupaten padang lawas ”. Skripsi. Medan : FIS.

Hensi, Margharetta. 2000. Pembangunan Pedesaan. Jakarta : Gramedia

Kadir, Abdul. 2006. Transportasi : Peran dan Dampaknya Dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah

Wahana Hijau.

http://www.pusjatan.pu.go.id/upload/jurnal/2008/JN2501APR0801.pdf, di akses 16 maret 2011.

Kusnandar, Erwin. 2009. Pengkinian Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Bandung : Pusat Litbang Jalan dan Jembatan.

Lemhamnas. 1997. Sarana dan Prasarana. Bandung : Ilmu Pustaka.

Lubis, Riza, H. 2010. Tinjauan Tentang Transportasi Di Kota Medan. Skripsi. Medan: FIS.

Mantra. 1987. Pola Mobilitas Penduduk Dari Desa ke Kota. Jakarta : YKTI Mantra. 1987. Faktor-faktor terjadinya mobilitas penduduk.Jakarta : YKTI Miro, Fidel. 2012. Pengantar sisitem transportasi. Jakarta : Erlangga

Morlokj, Edward. K. 1998. Pengantar Tehnik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta : Erlangga.

Nasution, M.N. 2008 . Menajemen Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia. Purba, Benny. 2008. Studi Tentang Sarana dan Prasarana Transportasi Angkutan

Umum Terhadap Mobilitas Penduduk di Desa Panombean Hutaurung Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan : FIS. Jurusan pendidikan geografi.


(6)

74

Sagala, Sariman.P. 2003. Studi Tentang Perkembangan Transportasi Angkutan Umum Di Kota Binjai. Skripsi. Medan : FIS. Jurusan pendidikan Geografi. Salim, H.A. Abbas. 2000. Manajemen Transportasi. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Soemargono, K, dkk. 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia. Jakarta : Yayasan Bakti Wawasan Nusantara.

Sugiharto. 2010. Pembangunan dan pengembangan wilayah. Medan : Usu Press. Warpani. S. 1990. Merencanakan Sistem Pengankutan. Bandung : ITB.

Warpani. S. 2002. Pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan. Bandung : ITB. Miro, Fidel. hhtp//:elisa.ugm.ac.id, diakses tanggal 20 feb, 13:15 WIB

http://id.wordprees.com/tag/pengertian-sarana, diakses 11 Oktober 2010, 20.35 Wib

Undang –undang republik indonesia nomor 1980 tentang jalan di akses dari http://www.penataanruang.net/taru/upload/peraturan_perundang-undangan/uu/UU 382004.pdf di akses pada hari kamis tanggaln 10 april 2014 pukul 9:13:10.