Uji Kinerja Fotokatalis TINJAUAN PUSTAKA

moisture dari minyak goreng, menghasilkan asam lemak bebas, mono dan digliserida; 2 Oksidasi akibat dari kontak dengan oksigen, menghasilkan mononeric, dimeric, dan oligomeric trigliserida, serta material volatil seperti aldehida dan ketone; 3 Polimerisasi yang diakibatkan oleh reaksi berulang pada temperatur tinggi. Reaksi ini menghasilkan dimeric dan polymeric trigliserida Sanli et al., 2011. Minyak goreng mengalami perubahan warna setelah proses pemanasan. Perubahan warna tersebut mengindikasikan adanya perubahan struktur dari minyak goreng sehingga dapat dikatakan minyak goreng telah rusak. Proses pemanasan menyebabkan proses hidrasi dimana gugus OH pada gliserol putus. Kemudian rantai karbon mengikat oksigen dari lingkungan hingga membentuk struktur baru saat proses oksidasi. Proses putusnya rantai-rantai molekul dan membentuk susunan baru disebut polimerisasi. Proses pemanasan yang berulang menyebabkan ikatan rantai rangkap karbon pada asam lemak tidak jenuh semakin banyak yang terputus sehingga meningkatkan kejenuhan asam lemak pada minyak Edwar et al., 2011. Asam lemak jenuh memiliki ikatan karbon yang lebih banyak dari asam lemak tak jenuh, maka pada proses pemanasan jumlah rantai karbon yang terputus akan semakin banyak dan partikel C-Dots yang terbentuk juga semakin banyak. Keberadaan C-Dots di dalam minyak jelantah diestimasi dari sifat-sifat unggul yang dimiliki C-Dots, seperti memiliki sifat pendaran fotoluminisensi yang tinggi, memiliki serapan pada daerah UV, tidak mudah larut dalam air, dan tidak beracun. Minyak jelantah yang digunakan merupakan estimasi dari minyak goreng hasil pemanasan dengan temperatur 300 o C selama 2 jam. Hal tersebut karena minyak goreng hasil pemanasan ini telah mengalami proses degradasi yang sama halnya dengan minyak jelantah. Banyak variabel yang belum terkontrol dari minyak jelantah yang berada dilingkungan sehingga pada proses uji fotokatalis ini digunakan minyak jelantah dari hasil pemanasan minyak goreng pada temperatur 300 o C selama 2 jam.

4.1 Uji Kinerja Fotokatalis

Proses uji fotokatalis pada limbah sintetik methylene blue menggunakan material fotokatalis C-Dots dilakukan dengan bantuan pancaran sinar matahari, seperti tampak pada Gambar 4.2. Gambar 4.2. Uji kinerja fotokatalis C-Dots terhadap limbah sintetik methylene blue dengan variasi fraksi C-Dots. Proses uji fotokatalis dimulai dengan melarutkan 200 mg serbuk methylene blue pada 5 liter aquades sehingga menghasilkan larutan limbah sintetik methylene blue dengan konsentrasi 40 ppm. Larutan ini kemudian dimasukkan dalam botol- botol plastik dengan volume larutan 500 ml. Pada permukaan larutan methylene blue dilapisi material fotokatalis C-Dots dengan variasi fraksi yang menunjukan A B C D E F G