Tahap Persiapan Pengujian TINJAUAN PUSTAKA

31 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan awal sebelum dilakukan uji fotokatalis adalah sintesis C-Dots. C-Dots dihasilkan dari proses pemanasan minyak goreng pada temperatur 300 o C selama 2 jam Aji et al., 2015. Hasil proses sintesis C-Dots dari minyak goreng, ditunjukan pada Gambar 4.1. a b Gambar 4.1. a Minyak goreng sebelum pemanasan dan b Minyak goreng setelah pemanasan. Kandungan ikatan rantai karbon yang melimpah pada minyak goreng menjadi dasar dalam pembuatan C-Dots. Ikatan rantai karbon yang melimpah pada minyak goreng mudah putus akibat proses pemanasan dan mengalami penyusunan ulang rantai-rantai karbon hingga membentuk partikel C-Dots Aji et al., 2015. Proses pemanasan yang berulang pada temperatur tinggi mengakibatkan minyak goreng mengalami reaksi degradasi meliputi, 1 Hidrolisis akibat dari bahan moisture dari minyak goreng, menghasilkan asam lemak bebas, mono dan digliserida; 2 Oksidasi akibat dari kontak dengan oksigen, menghasilkan mononeric, dimeric, dan oligomeric trigliserida, serta material volatil seperti aldehida dan ketone; 3 Polimerisasi yang diakibatkan oleh reaksi berulang pada temperatur tinggi. Reaksi ini menghasilkan dimeric dan polymeric trigliserida Sanli et al., 2011. Minyak goreng mengalami perubahan warna setelah proses pemanasan. Perubahan warna tersebut mengindikasikan adanya perubahan struktur dari minyak goreng sehingga dapat dikatakan minyak goreng telah rusak. Proses pemanasan menyebabkan proses hidrasi dimana gugus OH pada gliserol putus. Kemudian rantai karbon mengikat oksigen dari lingkungan hingga membentuk struktur baru saat proses oksidasi. Proses putusnya rantai-rantai molekul dan membentuk susunan baru disebut polimerisasi. Proses pemanasan yang berulang menyebabkan ikatan rantai rangkap karbon pada asam lemak tidak jenuh semakin banyak yang terputus sehingga meningkatkan kejenuhan asam lemak pada minyak Edwar et al., 2011. Asam lemak jenuh memiliki ikatan karbon yang lebih banyak dari asam lemak tak jenuh, maka pada proses pemanasan jumlah rantai karbon yang terputus akan semakin banyak dan partikel C-Dots yang terbentuk juga semakin banyak. Keberadaan C-Dots di dalam minyak jelantah diestimasi dari sifat-sifat unggul yang dimiliki C-Dots, seperti memiliki sifat pendaran fotoluminisensi yang tinggi, memiliki serapan pada daerah UV, tidak mudah larut dalam air, dan tidak beracun. Minyak jelantah yang digunakan merupakan estimasi dari minyak goreng hasil pemanasan dengan temperatur 300 o C selama 2 jam. Hal tersebut karena