Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

4. Kapasitas daya dukung dari data SPT, Resse Wright, 1977 Daya dukung ujung pondasi tiang pada tanah kohesif a. Daya dukung ujung pondasi bored pile end bearing Qp = Ap . qp 2.7 qp = 9 . c u c u = N-SPT x 23 x 10 Dimana : Qp = Daya dukung ujung tiang ton. Ap = Luas penampang bored pile m 2 . qp = Tahanan ujung per satuan luas tonm. c u = Kohesi tanah tonm 2 . b. Daya dukung selimut bored pile skin friction Q s = f . Li . p 2.8 Dimana : f = Tahanan satuan skin friction, tonm 2 . Li = Panjang lapisan tanah, m. P = Keliling tiang, m. Q s = Daya dukung selimut tiang, ton. Pada tanah kohesif : f = α . c u 2.9 dimana : α = Faktor adhesi. - Berdasarkan penelitan Reese Wright 1977 α = 0,55. - Metode Kulhaway 1984, berdasarkan Grafik Undrained Shearing Resistance vs. Adhesion Factor. C u = Kohesi tanah, tonm 2 . Gambar 2.5 . Tahanan geser selimut bored pile pada tanah pasiran Resse Wright, 1977 5. Kapasitas daya dukung dari data SPT, Meyerhof P a = qc x Ap ��1 + Σlifi x Ast ��2 Dimana : P a = daya dukung ijin tekan tiang q c = 20 N, untuk siltclay. 40 N,untuk sand N = nilai N SPT A p = luas penampang tiang A st = keliling penampang tiang l i = panjang segmen tiang yang ditinjau f i = gaya geser pada selimut segmen tiang = N maksimum 12 tonm 2 , untuk siltclay = N5 maksimum 10 tonm 2 , untuk sand FK1, FK2 = faktor keamanan, 3 dan 5 6. Analisis dinding penahan teori rankine a. Tekanan tanah untuk kestabilan eksternal Perhitungan stabilitas untuk dinding dengan permukaan facing vertikal diasumsikan bahwa massa dinding perkuatan tanah berperilaku sebagai struktur kaku dengan tekanan tanah berkerja pada bagian belakang sistem perkuatan tanah. Besarnya koefisien tekanan tanah aktif K a dihitung untuk dinding vertikal didefinisikan sebagai dinding jika kemiringan facingnya kurang dari 8 derajat adalah : K a = tan 2 45 o – � 2 Dimana : K a = koefisien tekanan aktif φ = sudut geser tanah b. Tekanan tanah aktif total P a untuk dinding penahan tanah setinggi H sama dengan luas diagram tekanannya, yaitu : P a = ½ H 2 γ K a Dimana : P a = tekanan tanah aktif total H = tinggi dinding γ = berat volume tanah K a = koefisien tekanan aktif c. Stabilitas terhadap bahaya guling Faktor keamanan yang biasa digunakan untuk melawan guling terhadap tapak adalah 1,5, dengan nilai sebesar 2,0 disarankan untuk tanah kohesif : F guling = � ℎ � � � �� � � ℎ �� � d. Stabilitas terhadap bahaya geser Faktor keamanan untuk melawan geseran paling sedikit harus 1,5 untuk urugan tak berkohesi dan kira-kira 2,0 untuk urugan kohesif, yang dihitung sebagai berikut : F geseran = � ℎ � � −� � � ℎ � � −� � �

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Data Umum

Secara umum data pembangunan POP Hotel Lampung ini adalah sebagai berikut : 1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan POP Hotel Lampung. 2. Lokasi Proyek : Jalan Wolter Monginsidi, Bandar Lampung 3. Pemilik Proyek : PT. Simjaya Indotel Mandiri 4. Kontraktor pelaksana : PT. Caisson Dimensi Kontraktor Pondasi 5. Perencana Struktur : PT. Ekamitra Talentama 6. Perencana Arsitektur : Goutama Partners Design Consultant 7. Perencana MEP : PT. Adhicipta Prajawidya 8. Konsultan Pengawas : PT. Multi Construct Indonesia 9. Quantity Surveyor : PT. Korra Antarbuana 10. Nilai Kontrak : Rp 50.000.000.000,00 11. Sumber Dana : PT. Simjaya Indotel Mandiri 12. Waktu Pelaksanaan : 10 Bulan 300 hari kalender 13. Masa Pemeliharaan : 365 hari setelah serah terima pertama 14. Jenis Pelelangan : Pelelangan Terbatas melalui undangan 15. Jenis Kontrak : Lump sum fixed price contract. 26 16. Cara Pembayaran : - Weekly progress pekerjaan pondasi - Monthly progress pekerjaan Struktur, Arsitektur, dan Plumbing 17. Uang Muka : 10 dari nilai kontrak 18. Bangunan : semi-basement+ ground + 8 Lantai 19. Luas bangunan : 5900 m 2 20. Luas area : 2806 m 2 21. Peta Lokasi : Dapat dilihat pada gambar 3.1 Gambar 3.1 Lokasi Proyek Pembangunan POP HOTEL Lampung 27

B. Metode Penyusunan

Metode penyusunan tugas akhir dengan judul “Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile Pada Proyek Pembangunan Hotel JL. Wolter Monginsidi, Bandar Lampung ” ini meliputi : 1. Pengumpulan data untuk keperluan analisa - Peta Topografi - Data penyelidikan tanah - Gambar Teknis - Analisa Konstruksi Bangunan Gedung 2. Pengumpulan data perencanaan

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses perencanaan, diperlukan analisis yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi maka semakin kompleks pula analisis yang akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan datainformasi, teori konsep dasar dan alat bantu memadai, sehingga kebutuhan data sangat mutlak diperlukan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Metode Literatur Yaitu dengan mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan sebagai input proses perencanaan. 2. Metode Observasi Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi untuk mengetahui kondisi sebenarnya dilapangan. 28 Adapun jenis – jenis data yang digunakan adalah : 1. Data Primer Merupakan data yang didapat dari survey lapangan melalui pengamatan dan pengukuran secara langsung, yaitu foto-foto kondisi proyek, data bor mesin dan data SPT. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait atau literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Peta lokasi menggambarkan situasi di lapangan dan data tanah digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah, jenis tanah, sehingga dapat menentukan jenis dan kedalaman pondasi yang akan dipakai.