Tinjauan Perangkat Lunak TINJAUAN PUSTAKA

2.9.3 Keuntungan Visual C

Ada beberapa keuntungan menggunakan teknologi .NET dalam membangun sebuah aplikasi, baik aplikasi web service maupun aplikasi biasa yang sering digunakan seperti Window Form, diantaranya : 1. Mudah, Visual C yang sangat sederhana mudah digunakan dalam mengimplementasikan pengembangan sebuah aplikasi 2. Effisien, kemudahan saat pembuatan aplikasi sangat berpengaruh pada efisiensi waktu pengerjaan aplikasi dan berdampak pula pada efisiensi biaya 3. Produktivitas, kemudahan pengerjaan aplikasi akan berdampak besar dalam menghasilkan produk yang berupa aplikasi. 4. Konsisten, kemudahan yang dihadirkan oleh Visual C akan berdampak pada konsistensi program. 44

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Program aplikasi ini dapat dibuat dengan adanya suatu analisis terlebih dahulu. Analisis sistem dilakukan dengan mendefinisikan masalah yang ada, menganalisis dan mengamati secara keseluruhan bagaimana program aplikasi ini terbentuk. Dalam pembuatan program aplikasi ini diperlukan suatu analisis yang benar agar dihasilkan suatu program aplikasi yang sesuai dengan yang diharapkan. Secara umum analisis yang akan dilakukan adalah mengenai lingkungan dari sistem dimana program aplikasi ini akan digunakan dan siapa yang menggunakannya. Analisis lingkungan dari sistem menguraikan sejumlah entitas yang ada hubungannya dengan sistem dan berpengaruh terhadap sistem.

3.2 Analisis Masalah

Steganografi bertujuan untuk menyisipkan suatu datapesan rahasia kedalam suatu media penampung agar datapesan rahasia tersebut tidak dapat dibaca atau diketahui oleh orangpihak yang tidak berhak mengetahuinya. Kebanyakan steganografi diterapkan pada media citra yang memiliki format .bmp atau bitmap. Masalah yang timbul adalah bagaimana jika datapesan rahasia tersebut disisipkan pada citra yang berformat .bmp atau bitmap yang memiliki ukuran file yang relative besar sehingga dapat menjadi suatu hambatan 45 apabila kita menggunakan electronic mail e-mail untuk mendistribusikan citra yang berisi datapesan rahasia tersebut. Pada sistem yang akan direalisasikan ini akan mengatasi masalah tersebut, yaitu menyisipkan datapesan rahasia pada media penampung yang berupa citra digital yang memiliki format gif,jpeg,png dan bmp.

3.2.1 Analisis Pengolahan Citra Digital

Citra merupakan fungsi intensitas dalam bidang dua dimensi. Intensitas yang dimaksud berasala dari sumber cahaya. Pada hakekatnya citra yang dilihat oleh mata manusia terdiri atas berkas-berkas cahaya yang dipantulkan oleh benda- benda disekitar kita. Suatu citra digital adalah suatu gambar kontinu yang diubah dalam bentuk diskrit, baik koordinat maupun intensitas cahayanya. Kita dapat menganggap suatu citra digital sebagai suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan koordinat sebuah titik pada citra tersebut dan masing- masing elemennya menyatakan intensitas cahaya pada titik tersebut. Suatu titik pada citra digital sering disebut sebagai elemen citra, elemen gambar ataupun pixel. Untuk mengubah suatu citra kontinu ke dalam suatu representasi numeric dilakukan dengan proses digitalisasi oleh suatu digitizer, misalnya scanner, sehingga citra ini dapat diproses oleh sebuah komputer. Digitalisasi sebuah citra dilakukan baik terhadap ruang koordinasi x,y, maupun terhadap skala keabuannya fx,y. Proses digitalisasi koordinat x,y 46 dikenal sebagai “pencuplikan citra” image sampling, sedangkan proses digitalisasi keabuan fx,y dikenal sebagai “kuantisasi derajat keabuan” grey- level quantization. Sebuah citra kontinu fx,y akan didekati oleh cuplikan-cuplikan yang seragam jaraknya dalam bentuk matriks MxN, dimana M adalah baris dan N adalah kolom. Nilai elemen-elemen matriks menyatakan derajat keabuan citra, sedangkan posisi elemen tersebut dalam baris dan kolom menyatakan koordinat titik-titik x,y dari citra. Bentuk matriks di bawah ini sebagai suatu citra digital : Fx,y =                     − − − − − ⋅ 1 , 1 . . . 1 , 1 1 , ... ... ... ... ... ... . . . . 1 , 1 1 , , 1 . . 1 , , N M f N f N f f f M f f f Matriks di atas dapat disajikan dalam bentuk 2 dimensi dalam system koordinat Cartesius dengan memutar posisi matriks di atas sejauh 90 derajat searah jarum jam. fm,n = n m f = n m 5 2 1 5 4 3 1 2           3 5 5 1 2 2 4 1 Sedangkan derajat keabuan [0,L] dibagi kedalam G selang dengan panjang selang yang sama, yaitu : G=2 m dimana m adalah kedalaman bit dan m bilangan bulat positif, bila hal ini diterapkan pada penyimpanan maka sebuah citra digital membutuhkan sejumlah b bit, dengan :