DAMPAK KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK JATENG SEMARANG.
DAMPAK KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN
KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN BANK JATENG SEMARANG
Aldilla Puspita Nagari
Dr. Kusni Ingsih, MM
ABSTRAK Kinerja seseorang dipengaruhi oleh kepemimpinan, lingkungan
kerja dan komitmen organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
kepemimpinan, lingkungan kerja, dan komitmen organisasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Jateng Semarang.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sampel
yang diambil sebanyak 75 karyawan dari total karyawan Bank jateng Semarang
berjumlah 300 karyawan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dengan
metode pengumpulan data kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi
berganda.
Hasil analisis menunjukan bahwa: (1 Kepemimpinan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan (2) Lingkungan Kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
karyawan, (3) Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Variabel kepemimpinan, lingkungan kerja, dan komitmen organisasi mampu
menjelaskan variabel kinerja karyawan sebesar 87,0% dan sisanya 13% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Kata kunci : kepemimpinan, lingkungan kerja, komitmen organisasi, kinerja
karyawan
bagi kesejahteraan
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
kehidupan
kehidupan
banyak
orang
Beragam kemajuan yang di
(Mangunhardjana,
2011).
miliki perusahaan yang bersifat
Pengertian
teknologi maupun
diatas
dapat
di
kebudayaan
definisikan bahwa kepemimpinan
dan keilmuan telah menghasilkan
merupakan
aktifitas
dalam
persaingan antar banyak pihak.
mengarahkan orang-orang agar
Salah satu kemajuan perusahaan
berjalan
bermuara
dari
seperti
tatanan
faktor
semestinya untuk mencapai cita-
kepemimpinan.
Menurut
cita yang lebih baik.
Soegihartono
(2012)
kepemimpinan
adalah
Penciptaan
kemajuan
perusahaan juga perlu adanya
keseluruhan
aktifitas
dalam
lingkungan kerja yang mampu
rangka
mempengaruhi
orangmenciptakan hubungan kerja yang
orang agar mau bekerja sama
mengikat
pekerja
dalam
untuk mencapai suatu tujuan yang
lingkungannya. Lingkungan kerja
memang diinginkan bersama. Inti
yang baik adalah lingkungan yang
kepemimpinan adalah fungsi atau
aman, tenteram, bersih, tidak
tugas, seorang pemimpin ada
bising, terang dan bebas dari
demi sesuatu yang lain bukan
segala
demi
dirinya
sendiri.
macam
ancaman
dan
Titik
gangguan
yang
dapat
perhatiannya adalah tujuan dan
menghambat kinerja karyawan
cita-cita harus tercapai karena
(Vebriana Tri Rahayu, 2013).
berguna, bermanfaat dan penting
Lingkungan
kerja
mempunyai
pengaruh yang besar terhadap
dipengaruhi oleh ketiga unsur
pembentukan
tersebut.
kepribadian
seseorang. Pengaruh lingkungan
Kesimpulan
bahwa
kerja pada umumnya akan sukar
lingkungan kerja yang ada pada
diubah apalagi yang bersangkutan
bank Jateng selama ini belum
lama
dilingkungan
mampu menumbuhkan semangat
tersebut (Vincentius Satu,2012).
kerja karyawan sebagai dampak
Jadi lingkungan kerja merupakan
dari kepemimpinan yang kurang
salah satu faktor yang perlu
mendorong
diperhatikan agar
kenyamanan
Sumber daya pada Bank Jateng
kerja tetap terjaga, sesuatu akan
yang sebenarnya sudah mampu
sulit
menunjang
bekerja
dirubah
akan
semangat
kerja,
pekerjaan
yang
menguntungkan jika lingkungan
tersedia, namun seiring dengan
kerjanya nyaman.
kepemimpinan dan lingkungan
Kepemimpinan,
kerja
yang
mungkin
kurang
lingkungan kerja dan komitmen
mendukung
organisasi merupakan unsur yang
komitmen
sejajar yang mampu mendorong
kurang maksimal, Hanya sebagian
kemajuan perusahaan. Menurut
saja karyawan Bank Jateng yang
Christina
and
(2010)
komitmen
dalam
penelitian
Agung
dikarenakan
Maren
Prihantoro (2012) menyimpulkan
bahwa
kinerja
karyawan
mengakibatkan
terhadap
terhadap
organisasi
pekerjaan
lingkungan
yang
kurang mendukung
Sehingga
dari
berbagai
fenomena dan latar belakang di
atas,
penelitian
dengan
ini
judul
diangkat
a.
Mempunyai
kemampuan
“dampak
melebihi orang lain. Seorang
kepemimpinan, lingkungan, dan
pemimpin tidak mau jadi
komitmen organisasi pada kinerja
nomor dua, juga mempunyai
karyawan di Bank Jateng”.
keinginan
mengatasi
mengungguli
Seorang
Perumusan Masalah
1. Bagaimana
dampak
kepemimpinan
terhadap
kinerja karyawan Bank Jateng
2. Bagaimana
lingkungan
dampak
kerja
terhadap
kinerja karyawan Bank Jateng
3. Bagaimana dampak komitmen
organisasi
terhadap
kinerja
karyawan Bank Jateng
TINJAUAN PUSTAKA
orang
pemimpin
dan
lain.
harus
penuh inisiatif dan sanggup
bekerja keras serta ulet untuk
dapat mencapai tujuan.
b. Mempunyai rasa tanggung
jawab yang besar. Seorang
pemimpin tidak akan pernah
merasa takut untuk memikul
tanggung
jawab
terhadap
orang lain, atau pekerjaan
yang sukar sekalipun.
Pengertian Kepemimpinan
Seorang pemimpin yang baik
harus
mempunyai
sifat-sifat
yang baik dan terpuji sehingga
dapat
menjadi teladan bagi
bawahannya.
kepemimpinan
yang baik harus memiliki sifatsifat yang baik yaitu:
c. Mau bekerja keras. Seorang
pemimpin
akan
selalu
sanggup bekerja keras dan
tidak kenal lelah, mempunyai
daya tahan untuk bekerja
keras dalam jangka waktu
lama. Hal ini untuk dapat
memberi
contoh
atau
Menurut Ahyari (1997) dalam Lewa
motivasi pada bawahan.
d. Pandai bergaul. Seorang
pemimpin yang baik, selalu
pandai bergaul dengan teman
sejawat,
pemimpin
akan
berusaha
mengenal
baik
temannya serta memahami
e. Memberi contoh bekerja
semangat
pada
bawahan. Seorang pemimpin
selalu menjadi pelopor dan
selalu
memberi
contoh
bagaimana cara bekerja keras
dan bersemangat, sehingga
bawahan dengan sendirinya
termotivasi
untuk
ikut
bekerja dengan semangat.
f.
Memiliki
rasa
integritas.
Pemimpin harus mempunyai
rasa bersatu padu dengan
kelompok yang ada dalam
organisasinya.
dan Subowo ( 2005 ) dalam jurnal
Vebriana
Tri
Rahayu
(2013),
lingkungan kerja fisik dan lingkungan
kerja non-fisik.
1. Lingkungan kerja Fisik
lingkungan kerja fisik adalah semua
keadaan
segala persoalannya.
dengan
Lingkungan Kerja
berbentuk
fisik
yang
terdapat di sekitar tempat kerja
yang
dapat
mempengaruhi
karyawan baik secara langsung
maupun
scara
tidak
langsung.
Lingkungan kerja fisik dapat dibagi
dalam dua kategori, yakni : a)
Lingkungan
yang
langsung
berhubungan
dengan
karyawan
Seperti: (pusat kerja, kursi, meja
dan sebagainya); b) Lingkungan
perantara atau lingkungan umum
dapat juga disebut lingkungan kerja
yang
mempengaruhi
kondisi
manusia, misalnya : temperatur,
kelembaban,
sirkulasi
udara,
pencahayaan, kebisingan.
kinerja yang mengasumsikan bahwa
karyawan yang mempunyai komitmen
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
terhadap
perusahaan
cenderung
Lingkungan kerja non fisik yang
mengembangkan upaya yang lebih
meliputi lingkungan sosial, status
besar pada perusahaan.
sosial,
Menurut
hubungan
kantor,
sistem
kerja
dalam
informasi
dan
Soegihartono
komitmen
(2012),
organisasional
dapat
kesempatan. Lingkungan kerja non
dipandang sebagai suatu keadaan yang
fisik adalah semua keadaan yang
mana seorang karyawan atau individu
terjadi
memihak
yang
berkaitan
dengan
pada
suatu
organisasi
hubungan kerja, baik hubungan
tertentu dan tujuan-tujuannya, serta
dengan atasan maupun hubungan
berniat
sesama
ataupun
dalam organisasi tersebut. Dengan
bawahan.
demikian, komitmen organisasional
rekan
hubungan
Kondisi
kerja,
dengan
seperti
inilah
selanjutnya
yang
menciptakan
yang
memelihara
tinggi
kepemihakan
keanggotaan
menunjukkan
seorang
tingkat
karyawan
antusiasme untuk bersatu dalam
terhadap
organisasi
mempekerjakannya. Pada Allen dan
perusahaan
untuk
mencapai tujuan.
Meyer
Komitmen organisasional dianggap
penting bagi perusahaan karena: (1)
terhadap
(1990)
yang
dalam
jurnal
Soegihartono (2012) mengajukan tiga
Komitmen Organisasi
berpengaruh
organisasi
turnover
karyawan, (2) berhubungan dengan
bentuk komitmen organisasi yaitu: (1)
Komitmen
afektif,
(2)
Komitmen
Kontinuan; (3) Komitmen Normatif.
Komitmen organisasi mencerminkan
hubungan dasarnya dengan
tingkatan dimana seseorang mengenali
perusahaan didasarkan
sebuah organisasi dan terikat pada
pada komitmen
tujuan-tujuannya.
berkelanjutan tetap bekerja
Komitmen
organisasi terdiri atas tiga komponen
karena mereka harus
terpisah yang saling berhubungan.
bekerja.
John Meyer dan Nathalie Allen,
3. Komitmen normatif
sepasang ahli komitmen, mengartikan
Mencerminkan rasa
komponen-komponen tersebut sebagai
tanggung jawab untuk terus
berikut (Robert Kreitner, 2014).
bekerja. Pegawai yang
1. Komitmen afektif
memiliki tingkat komitmen
Pelekatan emosi pegawai
normatif yang tinggi
pada identifikasi pegawai
merasa bahwa mereka
dan keterlibatan pegawai
harus tetap berada di
dalam perusahaan. Pegawai
perusahaan.
yang memiliki komitmen
Tiga komponen tersebut
afektif yang kuat terus
bergabung untuk
bekerja untuk perusahaan
menghasilkan sebuah
karena
kekuatan mengikat yang
mereka
menginginkannya.
memengaruhi akibat
2. Komitmen berkelanjutan
perputaran pegawai dan
Kesadaran akan kerugian
perilaku di tempat kerja
karena meninggalkan
seperti kinerja,
perusahaan. Pegawai yang
ketidakhadiran, dan
terhadap kinerja karyawan pada
keanggotaan organisasi.
Bank Jateng.
Kinerja
H2 : Terdapat pengaruh positif dan
Menurut
Kusnadi
(2003;64)
menyatakan bahwa kinerja adalah
setiap
gerakan,
perbuatan,
signifikan
antara
lingkungan
kerja terhadap kinerja karyawan
pada Bank Jateng.
pelaksanaan, kegiatan atau tindakan
yang diarahkan untuk mencapai tujuan
atau
target
(2002;195)
tertentu.
Hariandja
mengemukakan
kinerja
adalah hasil kerja yang dicapai oleh
H3 : Terdapat pengaruh positif dan
signifikan
antara
komitmen
organisasi
terhadap
kinerja
karyawan pada Bank Jateng.
pegawai atau prilaku nyata yang
METODOLOGI PENELITIAN
ditampilkan sesuai dengan perannya
Populasi dan sampel
Pada
dalam organisasi.
ini
adalah
seluruh karyawan yang ada di Bank
Kerangka Pikir
KEPEMIMPINAN
X1
penelitian
Jateng yang berjumlah 300 karyawan.
H1
Sampel merupakan sebagian
H2
LINGKUNGAN
X2
KINERJA
KARYAWAN
dari populasi yang karakteristiknya
hendak diselidiki, dan dianggap bisa
KOMITMEN
X3
H3
mewakili keseluruhan populasi dan
jumlahnya
H1 : Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara kepemimpinan
lebih
sedikit
dari
populasinya. (Djarwanto dan Subagyo,
2010)
Untuk
menentukan
jumlah
meningkat atau positif sebesar
sampel yang akan digunakan, maka
penulis memakai rumus Slovin (Umar,
0,698.
2.
2004) yaitu :
Koefisien regresi kepemimpinan
(X1) sebesar 0,613, menunjukkan
bahwa
Atas dasar perhitungan di atas,
variabel
X1
hubungan
positif
artinya
semakin
memiliki
terhadap
Y
variabel
maka sampel yang diambil adalah
kepemimpinan
mengalami
berjumlah 75 orang. Teknik sampling
kenaikan (kemampuan memimpin
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
simple
metode
yang
random
pimpinan
sampling.
HASIL
mumpuni,
PENELITIAN
DAN
yang
dukungan
cukup
besar,
memberikan kesempatan untuk
PEMBAHASAN
tukar
Analisis Regresi Berganda
tersebut
mempunyai makna sebagai berikut:
1.
Konstanta
(α)
bahwa
bila
variabel
kenaikan.
0,310 X3
regresi
maka
kinerja karyawan juga mengalami
Y = 0,698 + 0,613 X1 + 0,078 X2 +
Persamaan
pikiran)
menunjukkan
3.
Koefisien
kerja
regresi
(X2)
lingkungan
sebesar
0,078,
menunjukkan bahwa variabel X2
variabel
memiliki
kepemimpinan, lingkungan kerja
terhadap
dan komitmen organisasi, bernilai
variabel
0 atau tetap maka arah perubahan
mengalami
variabel dependen kinerja akan
nyaman
hubungan
positif
artinya
semakin
Y
lingkungan
kenaikan
dan
lingkungan
sesuai
yang
kerja
(semakin
dengan
dikehendaki
para karyawan yaitu pencahayaan
Pengujian
yang cukup, suhu udara yang
Simultan (uji F)
Secara
Pengaruh secara bersama-sama
sesuai dengan kondisi tubuh,
4.
Hipotesis
tidak bising, tata ruang yang
antara
indah serta tatanan berkas dan
kerja, komitmen organisasi adalah
peralatan
maka
sebesar 165,714 dengan sig. 0,000 < α
variabel kinerja karyawan juga
= 0,05. Nilai sig. yang lebih kecil α =
mengalami kenaikan.
0,05
yang
Koefisien
rapi)
regresi
komitmen
kepemimpinan,
lingkungan
menunjukkan
hipotesis
diterimanya
yang
menyatakan
organisasi (X3) sebesar 0,310,
kepemimpinan, lingkungan kerja dan
menunjukkan bahwa variabel X3
komitmen
memiliki
signifikan terhadap kinerja karyawan
hubungan
positif
artinya
semakin
terhadap
Y
variabel
komitmen organisasi
mengalami
kenaikan
organisasi
berpengaruh
Bank Jateng secara bersama-sama.
Pengujian Hipotesis Secara Parsial
(uji t)
Hasil
(karakteristik antar personal yang
SPSS
pengujian
pada
statistik
baik, karakteristik organisasi yang
dengan
variabel
X1
memberikan timbal balik yang
(kepemimpinan) diperoleh nilai thitung
baik, pendidikan yang sesuai pada
= 4,693 dan sig = 0,000 < 5% jadi Ho
setiap bagian, pengalaman kerja
ditolak.
Ini
berarti
variabel
yang cukup, serta persaingan
kepemimpinan
secara
statistik
anatar pegawai yang cukup sehat)
berpengaruh
terhadap
variabel
maka variabel kinerja karyawan
dependen kinerja. Pada variabel X2
juga mengalami kenaikan.
(lingkungan kerja) diperoleh nilai
thitung = 0,796 dan sig = 0,429 > 5%
Pengaruh Kepemimpinan terhadap
jadi Ho diterima. Ini berarti variabel
Kinerja Karyawan di Bank Jateng
independen lingkungan kerja secara
Para responden memberikan
statistik tidak berpengaruh terhadap
persepsi yang cukup baik terhadap
variabel
Pada
kepemimpinan yang diterimanya. Hal
variabel X3 (komitmen organisasi)
ini dapat dilihat dari nilai rerata
diperoleh nilai thitung = 2,384 dan sig =
kepemimpinan sebesar 3,55, yang
0,020 < 5% jadi Ho ditolak. Ini berarti
berarti
variabel
termasuk kategori tinggi. Persepsi
dependen
kinerja.
independen
komitmen
berdasarkan
yang
terhadap variabel dependen kinerja.
kepemimpinan ini terbentuk karena
Koefisien Determinasi (R2)
kemampuan memimpin ditunjukkan
dengan
baik
skala
organisasi secara statistik berpengaruh
Besarnya koefisien determinasi
cukup
rentang
terhadap
kemampuannya
dapat dilihat pada adjusted r squre
menyelesaikan masalah dengan tanpa
sebesar 0,870. Angka ini menunjukkan
memperhatikan
kemampuan variabel kepemimpinan,
kinerja pegawai telah sesuai dengan
lingkungan
komitmen
pekerjaan yang dilakukan dengan nilai
organisasi dalam menjelaskan kinerja
rata-rata sebesar 3,49, Support atau
karyawan Bank Jateng adalah sebesar
dukungan
87,0%, sementara sisanya sebesar 13%
berpengaruh pada peningkatan kinerja
(100% - 87,0%), kinerja karyawan
pegawai saat ini dengan rata-rata 3,52,
Bank Jateng dijelaskan oleh variabel
pegawai harus senantiasa dimintai
lain.
kontribusi saran untuk pengambilan
Pembahasan
keputusan yang akan diambil oleh
kerja
dan
penghargaan
pimpinan
atas
sangat
pimpinan
dengan
nilai
rata-rata
lingkungan kerja sebesar 3,02, yang
sebesar 3,45, Sebelum pengerjaan
berarti
project baru hendaknya ada briefing
termasuk kategori cukup atau sedang.
dari pimpinan dengan nilai rata-rata
Persepsi yang cukup baik terhadap
seesar 3,51 dan pengetatan jam kerja
lingkungan kerja ini terbentuk karena
merupakan
pencahayaan
langkah
pengendalian
berdasarkan
rentang
yang
skala
kurang
yang paling efektif dengan nilai rata-
mengakibatkan kinerja yang kurang
rata 3,76. Dapat ditarik kesimpulan
maksimal
bahwa rata-rata tertinggi dari persepsi
sebesar 3,11, suhu udara yang nyaman
karyawan
Bank
dengan
nilai
rata-rata
Jateng
mengenai
akan membuat pegawai lebih fokus
adalah
sebelum
pada pekerjaannya dengan rata-rata
pengerjaan project baru hendaknya
2,68, kebisingan bukan masalah utama
ada briefing dari pimpinan, dan yang
penyebab kinerja pegawai menurun
terendah yaitu pengetatan jam kerja
dengan nilai rata-rata sebesar 2,81,
merupakan
tata ruang yang menarik dan rapi
kepemimpinan
langkah
pengendalian
yang paling efektif.
Pengaruh
terhadap
membuat betah para pegawai untuk
Lingkungan
Kinerja
Kerja
Karyawan
di
Bank Jateng
Para responden memberikan
persepsi yang cukup baik terhadap
lingkungan kerja yang diterimanya.
Hal ini dapat dilihat dari nilai rerata
berada diruangannya
dengan nilai
rata-rata 2,96, dan tatanan berkas dan
peralatan yang rapi menjadikan kerja
pegawai semakin nyaman dengan ratarata 3,5. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa rata-rata tertinggi dari persepsi
karyawan
Bank
Jateng
mengenai
lingkungan kerja adalah tatanan berkas
dan peralatan yang rapi menjadikan
aturan terlalu ketat, sangat mendorong
kerja pegawai semakin nyaman, dan
menurunnya
yang terendah yaitu suhu udara yang
dengan rata-rata 2,72, pendidikan yang
nyaman akan membuat pegawai lebih
sesuai dengan bidang pekerjaan akan
fokus pada pekerjaannya.
sangat
Pengaruh
terhadap
Komitmen
Kinerja
Organisasi
Karyawan
di
karakteristik
terkait
organisasi
dengan
dengan
personal
komitmen
nilai
rata-rata
sebesar 3,08, pengalaman kerja yang
memadai akan menjadikan seorang
Bank Jateng
Para responden memberikan
pegawai
lebih
berkomitmen
pada
persepsi yang cukup baik terhadap
bidang pekerjaan dengan nilai rata-rata
komitmen
3,12, dan persaingan kerja akan
organisasi
yang
dilakukannya. Hal ini dapat dilihat
memacu
dari nilai rerata komitmen organisasi
seorang pegawai
sebesar 3,14, yang berarti berdasarkan
3,44. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
rentang skala termasuk kategori cukup
rata-rata
tertinggi
atau sedang. Persepsi yang cukup baik
karyawan
Bank
terhadap
ini
komitmen
terbentuk karena karakteristik personal
persaingan
kerja
yang menunjukkan etos kerja tinggi
komitmen
berkerja
dari para pegawai sangat mendukung
pegawai dan yang terendah yaitu
organisasi
karakteristik organisasi yang terlalu
komitmen
untuk
organisasi
berkomitmen
komitmen
memberikan reward dengan nilai rata-
memberikan
rata
sangat
sebesar
3,33,
karakteristik
organisasi yang terlalu memberikan
bekerja
bagi
dengan rata-rata
dari
persepsi
Jateng
mengenai
organisasi
adalah
aturan
mendorong
karakteristik personal.
akan
memacu
bagi
terlalu
seorang
ketat,
menurunnya
semakin
PENUTUP
Kesimpulan
sesuai
lingkungan
kerja yang ada, maka belum
Berdasarkan
pembahasan
dari
tentu
kinerja
karyawan
keseluruhan bab, maka dapat diambil
semakin meningkat.
kesimpulan sebagai berikut :
3.
1.
Hipotesis
pertama
kepemimpinan
signifikan
Hipotesis
ketiga
tentang
tentang
komitmen
organisasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
karyawan
berpengaruh
terhadap
kinerja
kinerja
karyawan Bank Jateng telah
Bank Jateng telah terbukti, hal
terbukti,
hal ini ditunjukkan
dengan
semakin
ini
ditunjukkan
dengan
loyalitas
semakin
tinggi
komitmen
yang
diberikan,
kepemimpinan yang diberikan,
organisasi
maka semakin tinggi kinerja
maka
karyawan.
semakin
tinggi
pula
Sebaliknya,
kinerja karyawan. Sebaliknya,
semakin
rendah
loyalitas
semakin
rendah
komitmen
kepemimpinan yang diberikan,
organisasi,
maka
semakin
maka semakin rendah kinerja
rendah kinerja karyawan.
karyawan.
Saran
2.
Hipotesis
kedua
lingkungan
kerja
tentang
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
karyawan
Saran
Bank Jateng telah terbukti, hal
ini
ditunjukkan
dengan
bisa
disampaikan
berdasarkan dari hasil penelitian yang
didapat, yaitu :
1.
kinerja
yang
Faktor
lingkungan
kerja
menunjukkan bahwa tatanan
berkas dan peralatan yang rapi
menjadikan
kerja
pegawai
semakin nyaman menunjukkan
rata-rata terbesar yaitu 3,53
namun
belum
berpengaruh
secara
signifikan terhadap
kinerja.
Berdasarkan hasil
tanggapan tersebut maka perlu
adanya penciptaan sub elemen
lain pada faktor lingkungan
yang mampu mempengaruhi
kinerja pegawai.
2.
Faktor komitmen organisasi
menunjukkan
bahwa
persaingan kerja akan memacu
komitmen bekerja bagi seorang
pegawai menunjukkan rata-rata
terbesar
yaitu
3,44.
Berdasarkan hasil tanggapan
tersebut maka perlu adanya
perhatian
pada
persaingan
kerja yang memacu komitmen
bekerja bagi seorang pegawai.
3.
Faktor
kepemimpinan
menunjukkan
pengetatan
bahwa
jam
kerja
merupakan
pengendalian
langkah
yang
paling
efektif menunjukkan rata-rata
terbesar
yaitu
3,76.
Berdasarkan hasil tanggapan
tersebut maka perlu adanya
perhatian pada disiplin jam
kerja sehingga kinerja pegawai
akan
meningkat
KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN BANK JATENG SEMARANG
Aldilla Puspita Nagari
Dr. Kusni Ingsih, MM
ABSTRAK Kinerja seseorang dipengaruhi oleh kepemimpinan, lingkungan
kerja dan komitmen organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
kepemimpinan, lingkungan kerja, dan komitmen organisasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Jateng Semarang.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sampel
yang diambil sebanyak 75 karyawan dari total karyawan Bank jateng Semarang
berjumlah 300 karyawan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dengan
metode pengumpulan data kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi
berganda.
Hasil analisis menunjukan bahwa: (1 Kepemimpinan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan (2) Lingkungan Kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
karyawan, (3) Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Variabel kepemimpinan, lingkungan kerja, dan komitmen organisasi mampu
menjelaskan variabel kinerja karyawan sebesar 87,0% dan sisanya 13% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Kata kunci : kepemimpinan, lingkungan kerja, komitmen organisasi, kinerja
karyawan
bagi kesejahteraan
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
kehidupan
kehidupan
banyak
orang
Beragam kemajuan yang di
(Mangunhardjana,
2011).
miliki perusahaan yang bersifat
Pengertian
teknologi maupun
diatas
dapat
di
kebudayaan
definisikan bahwa kepemimpinan
dan keilmuan telah menghasilkan
merupakan
aktifitas
dalam
persaingan antar banyak pihak.
mengarahkan orang-orang agar
Salah satu kemajuan perusahaan
berjalan
bermuara
dari
seperti
tatanan
faktor
semestinya untuk mencapai cita-
kepemimpinan.
Menurut
cita yang lebih baik.
Soegihartono
(2012)
kepemimpinan
adalah
Penciptaan
kemajuan
perusahaan juga perlu adanya
keseluruhan
aktifitas
dalam
lingkungan kerja yang mampu
rangka
mempengaruhi
orangmenciptakan hubungan kerja yang
orang agar mau bekerja sama
mengikat
pekerja
dalam
untuk mencapai suatu tujuan yang
lingkungannya. Lingkungan kerja
memang diinginkan bersama. Inti
yang baik adalah lingkungan yang
kepemimpinan adalah fungsi atau
aman, tenteram, bersih, tidak
tugas, seorang pemimpin ada
bising, terang dan bebas dari
demi sesuatu yang lain bukan
segala
demi
dirinya
sendiri.
macam
ancaman
dan
Titik
gangguan
yang
dapat
perhatiannya adalah tujuan dan
menghambat kinerja karyawan
cita-cita harus tercapai karena
(Vebriana Tri Rahayu, 2013).
berguna, bermanfaat dan penting
Lingkungan
kerja
mempunyai
pengaruh yang besar terhadap
dipengaruhi oleh ketiga unsur
pembentukan
tersebut.
kepribadian
seseorang. Pengaruh lingkungan
Kesimpulan
bahwa
kerja pada umumnya akan sukar
lingkungan kerja yang ada pada
diubah apalagi yang bersangkutan
bank Jateng selama ini belum
lama
dilingkungan
mampu menumbuhkan semangat
tersebut (Vincentius Satu,2012).
kerja karyawan sebagai dampak
Jadi lingkungan kerja merupakan
dari kepemimpinan yang kurang
salah satu faktor yang perlu
mendorong
diperhatikan agar
kenyamanan
Sumber daya pada Bank Jateng
kerja tetap terjaga, sesuatu akan
yang sebenarnya sudah mampu
sulit
menunjang
bekerja
dirubah
akan
semangat
kerja,
pekerjaan
yang
menguntungkan jika lingkungan
tersedia, namun seiring dengan
kerjanya nyaman.
kepemimpinan dan lingkungan
Kepemimpinan,
kerja
yang
mungkin
kurang
lingkungan kerja dan komitmen
mendukung
organisasi merupakan unsur yang
komitmen
sejajar yang mampu mendorong
kurang maksimal, Hanya sebagian
kemajuan perusahaan. Menurut
saja karyawan Bank Jateng yang
Christina
and
(2010)
komitmen
dalam
penelitian
Agung
dikarenakan
Maren
Prihantoro (2012) menyimpulkan
bahwa
kinerja
karyawan
mengakibatkan
terhadap
terhadap
organisasi
pekerjaan
lingkungan
yang
kurang mendukung
Sehingga
dari
berbagai
fenomena dan latar belakang di
atas,
penelitian
dengan
ini
judul
diangkat
a.
Mempunyai
kemampuan
“dampak
melebihi orang lain. Seorang
kepemimpinan, lingkungan, dan
pemimpin tidak mau jadi
komitmen organisasi pada kinerja
nomor dua, juga mempunyai
karyawan di Bank Jateng”.
keinginan
mengatasi
mengungguli
Seorang
Perumusan Masalah
1. Bagaimana
dampak
kepemimpinan
terhadap
kinerja karyawan Bank Jateng
2. Bagaimana
lingkungan
dampak
kerja
terhadap
kinerja karyawan Bank Jateng
3. Bagaimana dampak komitmen
organisasi
terhadap
kinerja
karyawan Bank Jateng
TINJAUAN PUSTAKA
orang
pemimpin
dan
lain.
harus
penuh inisiatif dan sanggup
bekerja keras serta ulet untuk
dapat mencapai tujuan.
b. Mempunyai rasa tanggung
jawab yang besar. Seorang
pemimpin tidak akan pernah
merasa takut untuk memikul
tanggung
jawab
terhadap
orang lain, atau pekerjaan
yang sukar sekalipun.
Pengertian Kepemimpinan
Seorang pemimpin yang baik
harus
mempunyai
sifat-sifat
yang baik dan terpuji sehingga
dapat
menjadi teladan bagi
bawahannya.
kepemimpinan
yang baik harus memiliki sifatsifat yang baik yaitu:
c. Mau bekerja keras. Seorang
pemimpin
akan
selalu
sanggup bekerja keras dan
tidak kenal lelah, mempunyai
daya tahan untuk bekerja
keras dalam jangka waktu
lama. Hal ini untuk dapat
memberi
contoh
atau
Menurut Ahyari (1997) dalam Lewa
motivasi pada bawahan.
d. Pandai bergaul. Seorang
pemimpin yang baik, selalu
pandai bergaul dengan teman
sejawat,
pemimpin
akan
berusaha
mengenal
baik
temannya serta memahami
e. Memberi contoh bekerja
semangat
pada
bawahan. Seorang pemimpin
selalu menjadi pelopor dan
selalu
memberi
contoh
bagaimana cara bekerja keras
dan bersemangat, sehingga
bawahan dengan sendirinya
termotivasi
untuk
ikut
bekerja dengan semangat.
f.
Memiliki
rasa
integritas.
Pemimpin harus mempunyai
rasa bersatu padu dengan
kelompok yang ada dalam
organisasinya.
dan Subowo ( 2005 ) dalam jurnal
Vebriana
Tri
Rahayu
(2013),
lingkungan kerja fisik dan lingkungan
kerja non-fisik.
1. Lingkungan kerja Fisik
lingkungan kerja fisik adalah semua
keadaan
segala persoalannya.
dengan
Lingkungan Kerja
berbentuk
fisik
yang
terdapat di sekitar tempat kerja
yang
dapat
mempengaruhi
karyawan baik secara langsung
maupun
scara
tidak
langsung.
Lingkungan kerja fisik dapat dibagi
dalam dua kategori, yakni : a)
Lingkungan
yang
langsung
berhubungan
dengan
karyawan
Seperti: (pusat kerja, kursi, meja
dan sebagainya); b) Lingkungan
perantara atau lingkungan umum
dapat juga disebut lingkungan kerja
yang
mempengaruhi
kondisi
manusia, misalnya : temperatur,
kelembaban,
sirkulasi
udara,
pencahayaan, kebisingan.
kinerja yang mengasumsikan bahwa
karyawan yang mempunyai komitmen
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
terhadap
perusahaan
cenderung
Lingkungan kerja non fisik yang
mengembangkan upaya yang lebih
meliputi lingkungan sosial, status
besar pada perusahaan.
sosial,
Menurut
hubungan
kantor,
sistem
kerja
dalam
informasi
dan
Soegihartono
komitmen
(2012),
organisasional
dapat
kesempatan. Lingkungan kerja non
dipandang sebagai suatu keadaan yang
fisik adalah semua keadaan yang
mana seorang karyawan atau individu
terjadi
memihak
yang
berkaitan
dengan
pada
suatu
organisasi
hubungan kerja, baik hubungan
tertentu dan tujuan-tujuannya, serta
dengan atasan maupun hubungan
berniat
sesama
ataupun
dalam organisasi tersebut. Dengan
bawahan.
demikian, komitmen organisasional
rekan
hubungan
Kondisi
kerja,
dengan
seperti
inilah
selanjutnya
yang
menciptakan
yang
memelihara
tinggi
kepemihakan
keanggotaan
menunjukkan
seorang
tingkat
karyawan
antusiasme untuk bersatu dalam
terhadap
organisasi
mempekerjakannya. Pada Allen dan
perusahaan
untuk
mencapai tujuan.
Meyer
Komitmen organisasional dianggap
penting bagi perusahaan karena: (1)
terhadap
(1990)
yang
dalam
jurnal
Soegihartono (2012) mengajukan tiga
Komitmen Organisasi
berpengaruh
organisasi
turnover
karyawan, (2) berhubungan dengan
bentuk komitmen organisasi yaitu: (1)
Komitmen
afektif,
(2)
Komitmen
Kontinuan; (3) Komitmen Normatif.
Komitmen organisasi mencerminkan
hubungan dasarnya dengan
tingkatan dimana seseorang mengenali
perusahaan didasarkan
sebuah organisasi dan terikat pada
pada komitmen
tujuan-tujuannya.
berkelanjutan tetap bekerja
Komitmen
organisasi terdiri atas tiga komponen
karena mereka harus
terpisah yang saling berhubungan.
bekerja.
John Meyer dan Nathalie Allen,
3. Komitmen normatif
sepasang ahli komitmen, mengartikan
Mencerminkan rasa
komponen-komponen tersebut sebagai
tanggung jawab untuk terus
berikut (Robert Kreitner, 2014).
bekerja. Pegawai yang
1. Komitmen afektif
memiliki tingkat komitmen
Pelekatan emosi pegawai
normatif yang tinggi
pada identifikasi pegawai
merasa bahwa mereka
dan keterlibatan pegawai
harus tetap berada di
dalam perusahaan. Pegawai
perusahaan.
yang memiliki komitmen
Tiga komponen tersebut
afektif yang kuat terus
bergabung untuk
bekerja untuk perusahaan
menghasilkan sebuah
karena
kekuatan mengikat yang
mereka
menginginkannya.
memengaruhi akibat
2. Komitmen berkelanjutan
perputaran pegawai dan
Kesadaran akan kerugian
perilaku di tempat kerja
karena meninggalkan
seperti kinerja,
perusahaan. Pegawai yang
ketidakhadiran, dan
terhadap kinerja karyawan pada
keanggotaan organisasi.
Bank Jateng.
Kinerja
H2 : Terdapat pengaruh positif dan
Menurut
Kusnadi
(2003;64)
menyatakan bahwa kinerja adalah
setiap
gerakan,
perbuatan,
signifikan
antara
lingkungan
kerja terhadap kinerja karyawan
pada Bank Jateng.
pelaksanaan, kegiatan atau tindakan
yang diarahkan untuk mencapai tujuan
atau
target
(2002;195)
tertentu.
Hariandja
mengemukakan
kinerja
adalah hasil kerja yang dicapai oleh
H3 : Terdapat pengaruh positif dan
signifikan
antara
komitmen
organisasi
terhadap
kinerja
karyawan pada Bank Jateng.
pegawai atau prilaku nyata yang
METODOLOGI PENELITIAN
ditampilkan sesuai dengan perannya
Populasi dan sampel
Pada
dalam organisasi.
ini
adalah
seluruh karyawan yang ada di Bank
Kerangka Pikir
KEPEMIMPINAN
X1
penelitian
Jateng yang berjumlah 300 karyawan.
H1
Sampel merupakan sebagian
H2
LINGKUNGAN
X2
KINERJA
KARYAWAN
dari populasi yang karakteristiknya
hendak diselidiki, dan dianggap bisa
KOMITMEN
X3
H3
mewakili keseluruhan populasi dan
jumlahnya
H1 : Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara kepemimpinan
lebih
sedikit
dari
populasinya. (Djarwanto dan Subagyo,
2010)
Untuk
menentukan
jumlah
meningkat atau positif sebesar
sampel yang akan digunakan, maka
penulis memakai rumus Slovin (Umar,
0,698.
2.
2004) yaitu :
Koefisien regresi kepemimpinan
(X1) sebesar 0,613, menunjukkan
bahwa
Atas dasar perhitungan di atas,
variabel
X1
hubungan
positif
artinya
semakin
memiliki
terhadap
Y
variabel
maka sampel yang diambil adalah
kepemimpinan
mengalami
berjumlah 75 orang. Teknik sampling
kenaikan (kemampuan memimpin
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
simple
metode
yang
random
pimpinan
sampling.
HASIL
mumpuni,
PENELITIAN
DAN
yang
dukungan
cukup
besar,
memberikan kesempatan untuk
PEMBAHASAN
tukar
Analisis Regresi Berganda
tersebut
mempunyai makna sebagai berikut:
1.
Konstanta
(α)
bahwa
bila
variabel
kenaikan.
0,310 X3
regresi
maka
kinerja karyawan juga mengalami
Y = 0,698 + 0,613 X1 + 0,078 X2 +
Persamaan
pikiran)
menunjukkan
3.
Koefisien
kerja
regresi
(X2)
lingkungan
sebesar
0,078,
menunjukkan bahwa variabel X2
variabel
memiliki
kepemimpinan, lingkungan kerja
terhadap
dan komitmen organisasi, bernilai
variabel
0 atau tetap maka arah perubahan
mengalami
variabel dependen kinerja akan
nyaman
hubungan
positif
artinya
semakin
Y
lingkungan
kenaikan
dan
lingkungan
sesuai
yang
kerja
(semakin
dengan
dikehendaki
para karyawan yaitu pencahayaan
Pengujian
yang cukup, suhu udara yang
Simultan (uji F)
Secara
Pengaruh secara bersama-sama
sesuai dengan kondisi tubuh,
4.
Hipotesis
tidak bising, tata ruang yang
antara
indah serta tatanan berkas dan
kerja, komitmen organisasi adalah
peralatan
maka
sebesar 165,714 dengan sig. 0,000 < α
variabel kinerja karyawan juga
= 0,05. Nilai sig. yang lebih kecil α =
mengalami kenaikan.
0,05
yang
Koefisien
rapi)
regresi
komitmen
kepemimpinan,
lingkungan
menunjukkan
hipotesis
diterimanya
yang
menyatakan
organisasi (X3) sebesar 0,310,
kepemimpinan, lingkungan kerja dan
menunjukkan bahwa variabel X3
komitmen
memiliki
signifikan terhadap kinerja karyawan
hubungan
positif
artinya
semakin
terhadap
Y
variabel
komitmen organisasi
mengalami
kenaikan
organisasi
berpengaruh
Bank Jateng secara bersama-sama.
Pengujian Hipotesis Secara Parsial
(uji t)
Hasil
(karakteristik antar personal yang
SPSS
pengujian
pada
statistik
baik, karakteristik organisasi yang
dengan
variabel
X1
memberikan timbal balik yang
(kepemimpinan) diperoleh nilai thitung
baik, pendidikan yang sesuai pada
= 4,693 dan sig = 0,000 < 5% jadi Ho
setiap bagian, pengalaman kerja
ditolak.
Ini
berarti
variabel
yang cukup, serta persaingan
kepemimpinan
secara
statistik
anatar pegawai yang cukup sehat)
berpengaruh
terhadap
variabel
maka variabel kinerja karyawan
dependen kinerja. Pada variabel X2
juga mengalami kenaikan.
(lingkungan kerja) diperoleh nilai
thitung = 0,796 dan sig = 0,429 > 5%
Pengaruh Kepemimpinan terhadap
jadi Ho diterima. Ini berarti variabel
Kinerja Karyawan di Bank Jateng
independen lingkungan kerja secara
Para responden memberikan
statistik tidak berpengaruh terhadap
persepsi yang cukup baik terhadap
variabel
Pada
kepemimpinan yang diterimanya. Hal
variabel X3 (komitmen organisasi)
ini dapat dilihat dari nilai rerata
diperoleh nilai thitung = 2,384 dan sig =
kepemimpinan sebesar 3,55, yang
0,020 < 5% jadi Ho ditolak. Ini berarti
berarti
variabel
termasuk kategori tinggi. Persepsi
dependen
kinerja.
independen
komitmen
berdasarkan
yang
terhadap variabel dependen kinerja.
kepemimpinan ini terbentuk karena
Koefisien Determinasi (R2)
kemampuan memimpin ditunjukkan
dengan
baik
skala
organisasi secara statistik berpengaruh
Besarnya koefisien determinasi
cukup
rentang
terhadap
kemampuannya
dapat dilihat pada adjusted r squre
menyelesaikan masalah dengan tanpa
sebesar 0,870. Angka ini menunjukkan
memperhatikan
kemampuan variabel kepemimpinan,
kinerja pegawai telah sesuai dengan
lingkungan
komitmen
pekerjaan yang dilakukan dengan nilai
organisasi dalam menjelaskan kinerja
rata-rata sebesar 3,49, Support atau
karyawan Bank Jateng adalah sebesar
dukungan
87,0%, sementara sisanya sebesar 13%
berpengaruh pada peningkatan kinerja
(100% - 87,0%), kinerja karyawan
pegawai saat ini dengan rata-rata 3,52,
Bank Jateng dijelaskan oleh variabel
pegawai harus senantiasa dimintai
lain.
kontribusi saran untuk pengambilan
Pembahasan
keputusan yang akan diambil oleh
kerja
dan
penghargaan
pimpinan
atas
sangat
pimpinan
dengan
nilai
rata-rata
lingkungan kerja sebesar 3,02, yang
sebesar 3,45, Sebelum pengerjaan
berarti
project baru hendaknya ada briefing
termasuk kategori cukup atau sedang.
dari pimpinan dengan nilai rata-rata
Persepsi yang cukup baik terhadap
seesar 3,51 dan pengetatan jam kerja
lingkungan kerja ini terbentuk karena
merupakan
pencahayaan
langkah
pengendalian
berdasarkan
rentang
yang
skala
kurang
yang paling efektif dengan nilai rata-
mengakibatkan kinerja yang kurang
rata 3,76. Dapat ditarik kesimpulan
maksimal
bahwa rata-rata tertinggi dari persepsi
sebesar 3,11, suhu udara yang nyaman
karyawan
Bank
dengan
nilai
rata-rata
Jateng
mengenai
akan membuat pegawai lebih fokus
adalah
sebelum
pada pekerjaannya dengan rata-rata
pengerjaan project baru hendaknya
2,68, kebisingan bukan masalah utama
ada briefing dari pimpinan, dan yang
penyebab kinerja pegawai menurun
terendah yaitu pengetatan jam kerja
dengan nilai rata-rata sebesar 2,81,
merupakan
tata ruang yang menarik dan rapi
kepemimpinan
langkah
pengendalian
yang paling efektif.
Pengaruh
terhadap
membuat betah para pegawai untuk
Lingkungan
Kinerja
Kerja
Karyawan
di
Bank Jateng
Para responden memberikan
persepsi yang cukup baik terhadap
lingkungan kerja yang diterimanya.
Hal ini dapat dilihat dari nilai rerata
berada diruangannya
dengan nilai
rata-rata 2,96, dan tatanan berkas dan
peralatan yang rapi menjadikan kerja
pegawai semakin nyaman dengan ratarata 3,5. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa rata-rata tertinggi dari persepsi
karyawan
Bank
Jateng
mengenai
lingkungan kerja adalah tatanan berkas
dan peralatan yang rapi menjadikan
aturan terlalu ketat, sangat mendorong
kerja pegawai semakin nyaman, dan
menurunnya
yang terendah yaitu suhu udara yang
dengan rata-rata 2,72, pendidikan yang
nyaman akan membuat pegawai lebih
sesuai dengan bidang pekerjaan akan
fokus pada pekerjaannya.
sangat
Pengaruh
terhadap
Komitmen
Kinerja
Organisasi
Karyawan
di
karakteristik
terkait
organisasi
dengan
dengan
personal
komitmen
nilai
rata-rata
sebesar 3,08, pengalaman kerja yang
memadai akan menjadikan seorang
Bank Jateng
Para responden memberikan
pegawai
lebih
berkomitmen
pada
persepsi yang cukup baik terhadap
bidang pekerjaan dengan nilai rata-rata
komitmen
3,12, dan persaingan kerja akan
organisasi
yang
dilakukannya. Hal ini dapat dilihat
memacu
dari nilai rerata komitmen organisasi
seorang pegawai
sebesar 3,14, yang berarti berdasarkan
3,44. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
rentang skala termasuk kategori cukup
rata-rata
tertinggi
atau sedang. Persepsi yang cukup baik
karyawan
Bank
terhadap
ini
komitmen
terbentuk karena karakteristik personal
persaingan
kerja
yang menunjukkan etos kerja tinggi
komitmen
berkerja
dari para pegawai sangat mendukung
pegawai dan yang terendah yaitu
organisasi
karakteristik organisasi yang terlalu
komitmen
untuk
organisasi
berkomitmen
komitmen
memberikan reward dengan nilai rata-
memberikan
rata
sangat
sebesar
3,33,
karakteristik
organisasi yang terlalu memberikan
bekerja
bagi
dengan rata-rata
dari
persepsi
Jateng
mengenai
organisasi
adalah
aturan
mendorong
karakteristik personal.
akan
memacu
bagi
terlalu
seorang
ketat,
menurunnya
semakin
PENUTUP
Kesimpulan
sesuai
lingkungan
kerja yang ada, maka belum
Berdasarkan
pembahasan
dari
tentu
kinerja
karyawan
keseluruhan bab, maka dapat diambil
semakin meningkat.
kesimpulan sebagai berikut :
3.
1.
Hipotesis
pertama
kepemimpinan
signifikan
Hipotesis
ketiga
tentang
tentang
komitmen
organisasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
karyawan
berpengaruh
terhadap
kinerja
kinerja
karyawan Bank Jateng telah
Bank Jateng telah terbukti, hal
terbukti,
hal ini ditunjukkan
dengan
semakin
ini
ditunjukkan
dengan
loyalitas
semakin
tinggi
komitmen
yang
diberikan,
kepemimpinan yang diberikan,
organisasi
maka semakin tinggi kinerja
maka
karyawan.
semakin
tinggi
pula
Sebaliknya,
kinerja karyawan. Sebaliknya,
semakin
rendah
loyalitas
semakin
rendah
komitmen
kepemimpinan yang diberikan,
organisasi,
maka
semakin
maka semakin rendah kinerja
rendah kinerja karyawan.
karyawan.
Saran
2.
Hipotesis
kedua
lingkungan
kerja
tentang
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
karyawan
Saran
Bank Jateng telah terbukti, hal
ini
ditunjukkan
dengan
bisa
disampaikan
berdasarkan dari hasil penelitian yang
didapat, yaitu :
1.
kinerja
yang
Faktor
lingkungan
kerja
menunjukkan bahwa tatanan
berkas dan peralatan yang rapi
menjadikan
kerja
pegawai
semakin nyaman menunjukkan
rata-rata terbesar yaitu 3,53
namun
belum
berpengaruh
secara
signifikan terhadap
kinerja.
Berdasarkan hasil
tanggapan tersebut maka perlu
adanya penciptaan sub elemen
lain pada faktor lingkungan
yang mampu mempengaruhi
kinerja pegawai.
2.
Faktor komitmen organisasi
menunjukkan
bahwa
persaingan kerja akan memacu
komitmen bekerja bagi seorang
pegawai menunjukkan rata-rata
terbesar
yaitu
3,44.
Berdasarkan hasil tanggapan
tersebut maka perlu adanya
perhatian
pada
persaingan
kerja yang memacu komitmen
bekerja bagi seorang pegawai.
3.
Faktor
kepemimpinan
menunjukkan
pengetatan
bahwa
jam
kerja
merupakan
pengendalian
langkah
yang
paling
efektif menunjukkan rata-rata
terbesar
yaitu
3,76.
Berdasarkan hasil tanggapan
tersebut maka perlu adanya
perhatian pada disiplin jam
kerja sehingga kinerja pegawai
akan
meningkat