PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup j elas.

Pasal 2 Cukup j elas.

Pasal 3 Ayat (1) Prinsip ket erpaduan ant ara air t anah dan air permukaan dalam ket ent uan ini meliput i penyelenggaraan konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air t anah yang dilaksanakan dengan memperhat ikan wewenang dan t anggung j awab inst ansi sesuai dengan t ugas pokok dan f ungsinya.

Ayat (2) Cukup j elas.

Pasal 4 Cukup j elas.

Pasal 5 Ayat (1) Kebij akan pengel ol aan air t anah merupakan keput usan yang bersif at mendasar unt uk mencapai t uj uan, melakukan kegiat an at au mengat asi masalah t ert ent u dalam rangka penyelenggaraan pengel olaan air t anah.

Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Termasuk yang diat ur dalam perat uran pemerint ah mengenai pengel olaan sumber daya air, ant ara lain, proses penyusunan dan penet apan kebij akan, pola, dan rencana pengelolaan sumber daya air sebagai acuan dalam proses penyusunan dan penet apan kebij akan, st rat egi, dan rencana pengel olaan air t anah

Pasal 6 Cukup j elas.

t idak lulus air, bat as pemisah air t anah, dan bat as yang t erbent uk oleh st rukt ur geologi yang meliput i, ant ara lain, kemiringan lapisan bat uan, lipat an, dan pat ahan.

Huruf b Daerah “ imbuhan air t anah” merupakan kawasan lindung air t anah, di daerah t ersebut air t anah t idak unt uk didayagunakan, sedangkan daerah lepasan air t anah yang secara umum dapat didayagunakan.

Huruf c Yang dimaksud dengan “ sist em akuif er” adalah kesat uan susunan akuif er, t ermasuk lapisan bat uan kedap air yang berada di dalamnya. Akuif er dapat berada pada kondisi t idak t ert ekan ( unconf ined ) dan/ at au t ert ekan ( conf ined ).

Pasal 9 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Huruf a Ident if ikasi cekungan air t anah, ant ara lain, meliput i kegiat an survei dan evaluasi dat a hidrogeologi.

Huruf b Penent uan bat as cekungan air t anah, ant ara lain, meliput i kegiat an deliniasi bat as cekungan air t anah, pembuat an legenda cekungan air t anah, penamaan cekungan air t anah, dan penent uan geomet ri.

Huruf c

Cukup j elas.

Ayat (3) Cukup j elas.

Pasal 10 Cukup j elas.

Pasal 11 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “ kewenangannya” adalah unt uk:

a. cekungan air t anah l int as provinsi at au lint as negara sebagai kewenangan Ment eri;

b. cekungan air t anah lint as kabupat en/ kot a sebagai kewenangan gubernur; dan

c. cekungan air t anah dalam sat u kabupat en/ kot a sebagai kewenangan bupat i/ walikot a.

Ayat (4) Cukup j elas.

Pasal 12 Perubahan f isik cekungan air t anah, ant ara lain, dapat berupa perubahan bat as cekungan air t anah dan perubahan bat as administ rasi pemerint ahan.

Cukup j elas. Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Cukup j elas.

Pasal 14 Cukup j elas.

Pasal 15 Cukup j elas.

Pasal 16 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “ wilayah sungai yang bersangkut an” adalah merupakan t empat cekungan air t anah berada.

Ayat (2) Yang dimaksud dengan “ wilayah sungai yang bersangkut an” adalah merupakan t empat cekungan air t anah berada.

Ayat (3) Yang dimaksud dengan “ wilayah sungai yang bersangkut an” adalah merupakan t empat cekungan air t anah berada.

Ayat (4) Cukup j elas.

Pasal 17 Huruf a Cukup j elas. Huruf b Peninj auan kembali st rat egi pengelolaan air t anah dapat dilakukan dalam hal, ant ara lain:

1. t erj adi perubahan f isik cekungan air t anah

2. dit emukan dat a baru cekungan air t anah

3. t erj adi perubahan sosial ekonomi

Pasal 18 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Air t anah yang dikelol a meliput i air t anah pada lapisan j enuh air (sat urat ed zone) , lapisan t idak j enuh air (unsat urat ed zone) , dan sungai bawah t anah di daerah bat ugamping.

Ayat (3) Cukup j elas.

Pasal 19 Cukup j elas.

Pasal 20 Cukup j elas.

Pasal 21 Ayat (1) Cukup j elas.

kondisi keberadaan air t anah yang disaj ikan dalam bent uk pet a.

Huruf b Penyelidikan air t anah bert uj uan unt uk memperoleh dat a kondisi dan lingkungan air t anah, ant ara lain, konf igurasi dan paramet er akuif er, sebaran daerah imbuhan dan lepasan air t anah, kuant it as dan kualit as air t anah, dan/ at au dampak pengambil an air t anah.

Huruf c Penelit ian air t anah bert uj uan unt uk memperoleh dat a yang lebih rinci dari penyel idikan air t anah.

Huruf d Eksplorasi air t anah bert uj uan unt uk memperoleh dat a air t anah mencakup, ant ara lain, sebaran dan sif at f isik bat uan yang mengandung air t anah, kedalaman akuif er, konst ruksi sumur, debit opt imum, kualit as air t anah, dan lain-lain, melalui kegiat an survei geof isika, pengeboran, penampangan sumur, uj i pemompaan, dan pemeriksaan laborat orium.

Huruf e Evaluasi dat a air t anah bert uj uan unt uk menget ahui sebaran, kuant it as, dan kualit as air t anah.

Ayat (5) Cukup j elas.

Pasal 22 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan "pihak lain" adalah inst ansi at au lembaga, baik pemerint ah maupun swast a sepert i Lembaga Il mu Penget ahuan Indonesia (LIPI), perguruan t inggi at au badan usaha yang mempunyai kompet ensi di bidang air t anah. Penugasan kepada pihak l ain dilaksanakan sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan.

Pasal 23 Cukup j elas.

Pasal 24 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Huruf a Yang dimaksud dengan “ zona perlindungan air t anah” adalah daerah yang karena f ungsinya t erhadap air t anah sangat pent ing sehingga dilindungi sepert i kawasan lindung.

Huruf b Yang dimaksud dengan “ zona pemanf aat an air t anah” adalah daerah yang air t anahnya dapat dimanf aat kan sepert i kawasan budi daya.

Pasal 26 Cukup j elas.

Pasal 27 Huruf a Cukup j elas. Huruf b Rencana j angka panj ang pengelolaan air t anah dapat disusun unt uk j angka wakt u paling lama 25 (dua pul uh lima) t ahun. Rencana j angka menengah pengelolaan air t anah dapat disusun unt uk j angka wakt u paling lama 10 (sepuluh) t ahun. Rencana j angka pendek pengelolaan air t anah dapat disusun unt uk j angka wakt u paling lama 5 (lima) t ahun.

Huruf c Cukup j elas.

Pasal 28 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan "pihak lain" adalah inst ansi at au lembaga, baik pemerint ah maupun swast a sepert i Lembaga Ilmu Penget ahuan Indonesia (LIPI), perguruan t inggi at au badan usaha yang mempunyai kompet ensi di bidang air t anah.

Penugasan kepada pihak l ain dilaksanakan sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan.

Ayat (4) Yang dimaksud dengan “ pemegang izin” adalah perseorangan, badan usaha, inst ansi pemerint ah at au badan sosial yang memiliki izin pemakaian air t anah at au izin pengusahaan air t anah.

Ayat (5) Cukup j elas.

Pasal 29 Ayat (1) Penyediaan sarana dan prasarana dilakukan, ant ara lain, dengan pengeboran, penggalian, pengadaan alat pant au air t anah.

Ayat (2) Cukup j elas.

Pasal 30 Cukup j elas.

Pasal 31 Cukup j elas.

Pasal 32 Ayat (1) Cukup j elas.

Cukup j elas.

Ayat (4) Yang dimaksud dengan ” secara berkala sesuai dengan kebut uhan” misalnya dilakukan set iap awal dan pert engahan t ahun unt uk menget ahui perkembangan pada t ahap persiapan dan pelaksanaan pengel olaan air t anah.

Ayat (5) Cukup j elas.

Pasal 33 Cukup j elas.

Pasal 34 Cukup j elas.

Pasal 35 Cukup j elas.

Pasal 36 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan “ sumur pant au” adalah sumur yang dilengkapi dengan alat pant au yang berf ungsi unt uk merekam perubahan kondisi dan lingkungan air t anah. Huruf a

Yang dimaksud dengan “ kedudukan muka air t anah” adalah kedalaman at au ket inggian muka air t anah diukur dari permukaan t anah.

Huruf b

Cukup j elas Huruf c

Cukup j elas Huruf d Yang dimaksud ” amblesan t anah” merupakan gej ala perubahan lingkungan air t anah yang t erj adi karena kosongnya kandungan air t anah pada lapisan penut up akuif er ( conf ining l ayer ) yang umumnya berupa lapisan lempung.

Ayat (4) Yang dimaksud dengan “ sumur produksi” adalah sumur yang berf ungsi unt uk mengambil air t anah. Unt uk keperluan pemant auan air t anah dapat dif ungsikan sekaligus sebagai sumur pant au.

Ayat (5) Cukup j elas. Ayat (6) Cukup j elas.

Pasal 37 Cukup j elas.

Cukup j elas.

Pasal 39 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Huruf a Termasuk daerah imbuhan air t anah adalah daerah imbuhan mat a air.

Huruf b Daya dukung akuif er t erhadap suat u kegiat an ant ara lain unt uk pert ambangan dan energi sert a konst ruksi sipil bawah permukaan t anah dit unj ukkan dari hasil analisis mengenai dampak lingkungan, baik upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemant uan lingkungan (UPL) maupun analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).

Huruf c

Cukup j elas.

Pasal 40 Ayat (1) Huruf a Imbuhan air t anah dapat dipert ahankan, baik secara alami maupun dengan buat an manusia.

Huruf b Pelarangan pengeboran, penggalian at au kegiat an lain pada areal radius 200 (dua rat us) met er dari lokasi pemunculan mat a air dimaksudkan unt uk mengamankan aliran air t anah pada sist em akuif er yang mengisi at au dapat mempengaruhi pemunculan mat a air. Yang t ermasuk “ kegiat an lain” , ant ara lain, penambangan bat uan.

Huruf c

Cukup j elas.

Ayat (2) Yang dimaksud dengan “ kegiat an yang dapat mengganggu sist em akuif er” adalah, ant ara lain, pembuat an t erowongan at au penambangan bat uan.

Ayat (3) Cukup j elas.

Pasal 41 Cukup j elas.

Pasal 42 Cukup j elas.

Pasal 43 Cukup j elas.

Huruf d

Cukup j elas. Huruf e

Cukup j elas. Huruf f

Cukup j elas. Huruf g Pengat uran j arak ant ar sumur pengeboran at au penggalian. air t anah didasarkan pada kondisi hidrogeologis set empat .

Ayat (2) Huruf a

Cukup j elas. Huruf b Degradasi at au penurunan kondisi air t anah dit unj ukkan oleh penurunan muka air t anah yang sangat cepat , pencemaran air t anah, int rusi air asin, dan amblesan t anah.

Huruf c

Cukup j elas.

Ayat (3) Cukup j elas.

Pasal 45 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Huruf a

Cukup j elas. Huruf b

Cukup j elas. Huruf c Pemulihan kualit as air t anah yang t elah t ercemar dapat dilakukan dengan:

1. mengisolasi sumber pencemaran;

2. menguras air t anah yang t elah t ercemar; at au

3. membilas ( f l ushing ) air t anah yang t elah t ercemar. Ayat (3) Yang dimaksud dengan “ ket ent uan perat uran perundang- undangan di bidang lingkungan hidup” adal ah Perat uran Pemerint ah t ent ang Pengelolaan Kualit as Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Pasal 46 Pengguna air t anah merupakan inst ansi pemerint ah, perseorangan, badan sosial, at au badan usaha yang menggunakan air t anah baik dengan izin maupun yang t idak memerlukan izin. Penut upan sumur bor at au sumur gali yang kualit as air t anahnya t elah t ercemar dapat dilakukan ant ara lain dengan cor semen. Kegiat an ini dilakukan unt uk mencegah meluasnya pencemaran t erhadap air t anah.

Pasal 47 Cukup j elas.

Yang dimaksud dengan “ kondisi hidrogeol ogis” , ant ara lain, meliput i sist em akuif er, pola aliran air t anah.

Huruf c Yang dimaksud dengan “ kondisi dan lingkungan air t anah” , ant ara lain, adalah kuant it as, kualit as, lapisan bat uan yang mengandung air t anah.

Huruf d Yang dimaksud dengan “ kawasan lindung air t anah” , ant ara lain, daerah imbuhan air t anah ( recharge area), zona krit is dan zona rusak.

Huruf e

Cukup j elas. Huruf f

Cukup j elas. Huruf g

Cukup j elas.

Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Cukup j elas. Ayat (5) Cukup j elas. Ayat (6) Cukup j elas. Ayat (7) Cukup j elas.

Pasal 49 Cukup j elas. Pasal 50 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan “ kebut uhan pokok sehari-hari” mencakup keperluan air minum, masak, mandi, cuci, pet urasan, dan ibadah.

Huruf b Yang dimaksud dengan “ pert anian rakyat ” adalah merupakan budi daya pert anian yang meliput i berbagai komodit i, yait u pert anian t anaman pangan, hort ikult ura, perikanan, pet ernakan, perkebunan, dan kehut anan yang dikelola oleh rakyat dengan luas t ert ent u yang kebut uhan airnya t idak lebih dari 2 (dua) lit er per det ik per kepala keluarga. Pert anian t anaman pangan adalah t anaman yang t idak membut uhkan air t anah dalam j umlah banyak, ant ara lain, palawij a dan j agung.

Huruf c

Cukup j elas. Huruf d

Cukup j elas. Huruf e

Cukup j elas.

ada merupakan priorit as ut ama penyediaan sumber daya air di at as semua kebut uhan. Akan t et api, unt uk daerah yang sangat sulit air, penyediaan air t anah diut amakan unt uk memenuhi kebut uhan pokok sehari-hari.

Ayat (4) Cukup j elas. Ayat (5) Cukup j elas.

Pasal 51 Cukup j elas.

Pasal 52 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Yang dimaksud dengan ” akuif er dalam” adalah akuif er yang pada umumnya bersif at t ert ekan.

Ayat (5) Huruf a

Cukup j elas. Huruf b

Cukup j elas. Huruf c Yang dimaksud dengan ” alokasi penggunaan air t anah” merupakan j umlah dan j angka wakt u pengambil an dan pengusahaan air t anah.

Huruf d

Cukup j elas.

Ayat (6) Cukup j elas. Pasal 53 Ayat (1) Pengeboran at au penggalian air t anah dit uj ukan unt uk mengeluarkan air t anah dari akuif er melalui sumur bor, sumur gali at au dengan cara lainnya.

Ayat (2) Jenis dan sif at f isik bat uan, ant ara lain, bat u gamping berrongga memiliki sif at berpot ensi kehilangan air ( wat er l oss ), pasir lepas memiliki sif at mudah runt uh, lempung memiliki sif at mudah mengembang. Kondisi hidrogeol ogis disaj ikan dalam pet a zona konservasi air t anah dan zona pemanf aat an air t anah, ant ara l ain, meliput i sebaran dan karakt erist ik akuif er, pola aliran air t anah, pot ensi air t anah, dan kedudukan muka air t anah.

Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Cukup j elas.

Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Yang t ermasuk dalam izin pemakaian air t anah, ant ara lain, meliput i penyediaan dan perunt ukan melalui kegiat an pengeboran at au penggalian, pengambilan, dan pemakaian air t anah. Izin pemakaian air t anah perlu dimil iki mengingat :

a. cara pengeboran at au penggalian air t anah at au penggunaannya mengubah kondisi dan lingkungan air t anah ant ara lain berupa penyusut an ket ersediaan air t anah, penurunan muka air t anah, perubahan pol a aliran air t anah, penurunan kualit as air t anah, mengganggu sist em akuif er; at au

b. penggunaannya unt uk memenuhi kebut uhan yang memerlukan air t anah dalam j umlah besar melebihi ket ent uan

Ayat (5) Yang dimaksud dengan “ badan sosial” , ant ara lain, yayasan, rumah ibadah, dan sekolah.

Pasal 55 Cukup j elas.

Pasal 56 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Cukup j elas. Ayat (5) Cukup j elas. Ayat (6) Huruf a

Cukup j elas. Huruf b

Cukup j elas. Huruf c

Cukup j elas. Huruf d Dalam pembangunan kelengkapan sarana pemanf aat an air t anah apabila kualit as air t anah kurang memenuhi syarat , maka dilengkapi dengan inst alasi pengolah air.

Ayat (7) Cukup j elas.

Pasal 57 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan ” bahan baku produksi” , ant ara lain, air minum dalam kemasan, air bersih, makanan, minuman, dan obat -obat an.

indust ri, pert ambangan, pariwisat a.

Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Huruf a Yang dimaksud dengan ” lokasi t ert ent u” merupakan lokasi sesuai dengan izin.

Huruf b

Cukup j elas. Huruf c

Cukup j elas.

Ayat (4) Huruf a

Cukup j elas. Huruf b Cukup j elas.

Huruf c Cukup j elas. Huruf d Cukup j elas. Huruf e

Yang dimaksud dengan ” ket ent uan perat uran perundang- undangan” , ant ara lain, perat uran yang t erkait dengan ket ent uan mengenai gangguan (HO).

Pasal 58 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Yang t ermasuk dalam izin pengusahaan air t anah, ant ara l ain, meliput i penyediaan dan perunt ukan melalui kegiat an pengeboran at au penggalian, pengambilan, dan pengusahaan air t anah.

Ayat (3) Cukup j elas.

Pasal 59 Yang dimaksud dengan “ air ikut an” adal ah air t anah yang keluar dengan sendirinya pada kegiat an eksplorasi dan eksploit asi di bidang pert ambangan dan energi. Yang dimaksud dengan “ pengeringan ( dewat ering )” adalah proses penurunan muka air t anah unt uk kegiat an t ert ent u, sepert i pengusahaan gas met ana bat u bara ( Coal bed Met hane ). Pengusahaan gas met ana bat u bara pada t ahap awal perlu dilakukan kegiat an pengeringan ( dewat ering) t erhadap lapisan bat u bara di bawah permukaan t anah yang t uj uannya adalah agar lapisan bat ubara t ersebut dapat merekah ( permeabl e) sehingga gas met ana dapat mengalir . Lapisan bat ubara dimaksud t idak dapat dilepaskan dari kegiat an pengeringan (dewat ering ) yang akan sangat menent ukan t erhadap volume gas met ana bat u bara yang dapat diproduksi. Penggunaan dan pemanf aat an air ikut an dan/ at au pengeringan ( dewat ering) unt uk kegiat an yang t erkait langsung dengan ekplorasi dan eksploit asi pert ambangan, minyak dan gas bumi, sert a panas bumi t idak memerlukan izin.

Tahun 2004 t ent ang Sumber Daya Air. Yang dimaksud dengan “ int rusi air asin” ( sal t wat er encroachment ) adalah penyusupan air asin ( sal t wat er), baik berupa air t anah asin ( sal ine groundwat er ) maupun air laut t erhadap air t anah t awar dalam suat u sist em akuif er.

Ayat (2) Penurunan muka air t anah menyebabkan ket idakseimbangan kondisi hidrogeol ogi, apabila t erj adi t erus menerus dapat mengakibat kan t erj adinya int rusi air asin dan/ at au amblesan t anah.

Ayat (3) Cukup j elas.

Pasal 62 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “ imbuhan buat an” ( art if icial recharge ) adalah resapan yang dibuat unt uk meningkat kan kapasit as pengisian air t anah pada akuif er dalam suat u cekungan air t anah melalui, ant ara lain, sumur resapan, parit resapan, dan/ at au kolam resapan.

Pasal 63 Cukup j elas.

Pasal 64 Cukup j elas.

Pasal 65 Yang dimaksud dengan “ keadaan yang membahayakan lingkungan” adalah keadaan yang menimbulkan kerusakan lingkungan sepert i semburan lumpur, gas, zat yang berbahaya dari dalam t anah, at au merusak f asilit as umum.

Yang dimaksud dengan “ t indakan darurat ” , ant ara lain, menghent ikan pengeboran at au penggalian yang dapat menimbul kan keadaan yang membahayakan lingkungan t ersebut .

Pasal 66 Cukup j elas.

Pasal 67 Ayat (1) Set iap sat u izin pemakaian air t anah at au izin pengusahaan air t anah diberikan hanya unt uk sat u t it ik sumur produksi.

Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Cukup j elas.

penggunaan air t anah. Huruf b

Cukup j elas. Huruf c

Cukup j elas.

Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Cukup j elas.

Pasal 69 Cukup j elas.

Pasal 70 Ayat (1) Pengambil an air t anah dikat egorikan dalam j umlah besar apabila pengambil an at au pemakaian air t anah lebih dari 2 (dua) lit er per det ik.

Ayat (2) Cukup j elas.

Pasal 71 Cukup j elas.

Pasal 72 Cukup j elas.

Pasal 73 Cukup j elas.

Pasal 74 Ayat (1) Evaluasi dilakukan unt uk menget ahui perubahan ket ersediaan air t anah pada cekungan air t anah.

Ayat (2) Cukup j elas.

Pasal 75 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Huruf a Penampangan sumur ( wel l l ogging ) akan menunj ukkan j enis, sif at f isik, dan kedalaman bat uan yang mengandung air t anah sehingga dapat dit ent ukan j enis dan posisi saringan.

Huruf b. Hasil analisis f isika dan kimia akan menunj ukkan kualit as at au mut u air t anah.

Pasal 76 Cukup j elas.

Pasal 77 Huruf a Cukup j elas.

Huruf b Cukup j elas. Huruf c Cukup j elas. Huruf d Cukup j elas. Huruf e Yang dimaksud dengan “ berperan sert a” , ant ara lain, kewaj iban pemegang izin guna memberikan t empat unt uk pembuat an sumur pant au di l okasi lahannya.

Huruf f Yang dimaksud dengan “ biaya j asa pengelol aan air t anah” adalah biaya j asa pengel olaan sumber daya air pada cekungan air t anah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (7) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 t ent ang Sumber Daya Air.

Huruf g Cukup j elas.

Pasal 78 Ayat (1) Yang dimaksud dengan ” paling sedikit 10% (sepuluh persen)” adalah bat as minimal yang diberikan kepada masyarakat set empat yang dit ent ukan oleh pihak pemegang izin.

Yang dimaksud dengan “ masyarakat set empat ” adalah masyarakat set empat di lokasi pengusahaan air t anah.

Ayat (2) Cukup j elas.

Pasal 79 Ayat (1) Huruf a

Cukup j elas. Huruf b Izin dikembalikan karena t idak l agi menggunakan air t anah. Huruf c Izin dicabut apabil a t idak memat uhi ket ent uan yang dit et apkan di dalam izin dan t idak memenuhi ket ent uan perat uran perundang-undangan sert a t idak mampu memperbaiki kinerj anya sesuai dengan bat as wakt u yang diberikan set elah ada peringat an t ert ulis, dan penghent ian sement ara semua kegiat an dari pemberi izin.

Ayat (2) Cukup j elas.

Pasal 80 Ayat (1) Cukup j elas.

Pasal 82 Cukup j elas.

Pasal 83 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “ kebut uhan nyat a” adalah dana yang dibut uhkan semat a-mat a unt uk membiayai pengelol aan air t anah agar pelaksanaannya dapat dilakukan secara waj ar unt uk menj amin keberlanj ut an f ungsi air t anah.

Ayat (2) Set iap j enis pembiayaan dimaksud mencakup t iga aspek pengel olaan air t anah yait u konservasi air t anah, pendayagunaan air t anah, dan pengendalian daya rusak air t anah.

Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Cukup j elas. Ayat (5) Cukup j elas.

Ayat (6) Cukup j elas. Ayat (7) Cukup j elas.

Pasal 84 Ayat (1) Huruf a

Cukup j elas. Huruf b

Cukup j elas.

Huruf c Yang dimaksud dengan “ hasil penerimaan biaya j asa pengel olaan air t anah” adalah hasil penerimaan biaya j asa pengel olaan sumber daya air pada cekungan air t anah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 t ent ang Sumber Daya Air.

Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Cukup j elas. Ayat (5) Cukup j elas.

Ayat (6) Cukup j elas. Ayat (7) Cukup j elas.

Ayat (1) Yang dimaksud “ para pemilik kepent ingan” , ant ara l ain, aparat pengel ola air t anah, pemegang hak guna pakai dan hak guna usaha air dari pemanf aat an air t anah, asosiasi prof esi, asosiasi perusahaan pengeboran air t anah, dan kelompok masyarakat .

Ayat (2) Cukup j elas. Ayat (3) Cukup j elas. Ayat (4) Cukup j elas.

Pasal 87 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Laporan penyelenggaraan pengendalian penggunaan air t anah, ant ara lain, berisi j umlah dan lokasi sumur bor, j umlah pengguna air t anah, j umlah pengambilan air t anah, perunt ukan penggunaan air t anah, dan j umlah paj ak pemanf aat an air t anah.

Ayat (3) Cukup j elas.

Pasal 88 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Keikut sert aan masyarakat dalam pengawasan pengelolaan air t anah dapat dilakukan dengan menyampaikan laporan dan/ at au pengaduan.

Pasal 89 Cukup j elas.

Pasal 90 Ayat (1) Cukup j elas. Ayat (2) Huruf a Pengawasan t erhadap pelaksanaan pengeboran, penggalian air t anah, pemakaian dan/ at au pengusahaan air t anah, ant ara lain, meliput i:

1. lokasi dan kedalaman pengeboran at au penggalian air t anah;

2. pemasangan konst ruksi sumur;

3. pelaksanaan uj i pemompaan air t anah;

4. analisis kualit as air t anah;

4. j umlah pengambilan air t anah;

5. perunt ukan pemanf aat an air t anah;

6. kewaj iban membangun sumur resapan; dan

7. paj ak pemanf aat an air t anah.

Huruf b

Cukup j elas.

Pasal 93 Cukup j elas.

Pasal 94 Cukup j elas.

Pasal 95 Cukup j elas.

Pasal 96 Cukup j elas.

Pasal 97 Cukup j elas.