Aspek - Aspek Intensi Masturbasi

kemampuannya untuk mengendalikan hambatan atau rintangan dalam melakukan perilaku yang akan dilakukan. Keyakinan ini dapat berasal dari pengalaman dengan perilaku yang bersangkutan di masa lalu, dapat juga dipengaruhi oleh informasi tidak langsung mengenai perilaku itu misalkan dengan melihat pengalaman teman atau orang lain yang pernah melakukannya, dan dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mengurangi atau menambah kesan kesukaran untuk melakukan perbuatan yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku masturbasi ditentukan oleh seberapa besar niat atau intensi pada remaja untuk melakukan masturbasi. Intensi masturbasi ialah niat seseorang merangsang alat kelamin yang bersifat segera untuk mencapai orgasme atau kepuasan seksual melalui rangsangan manual dengan tangan dan atau alat-alat mekanik. Semakin besar intensitas niat seseorang untuk masturbasi maka semakin besar pula kemungkinan individu untuk melakukannya.

2. Aspek - Aspek Intensi Masturbasi

Menurut Ajzen Fishben 1975, h.292 dan Ajzen 2005, h. 95, intensi mengandung empat elemen yang berbeda yaitu : a. Tindakan action, tindakan apa yang dilakukan oleh seseorang terhadap suatu objek. Chaplin 2005, h.8 menambahkan bahwa tindakan adalah hasil perbuatan atau tingkah laku yang bertujuan. b. Sasaran target, yaitu apa yang ingin dituju atau sasaran apa yang ingin dicapai, merupakan sasaran yang hendak dicapai dari perilaku spesifik tersebut. c. Konteks context, adalah situasi atau keadaan yang dikehendaki untuk manampilkan perilaku tertentu, meliputi tempat, situasi atau keadaan pada individu itu sendiri. d. Waktu time, meliputi waktu yang diperlukan untuk mewujudkan perilaku tertentu. Intensi untuk berperilaku dapat muncul dengan mempertimbangkan suatu waktu tertentu jam, suatu periode tertentu bulan atau sebuah waktu yang tidak terbatas masa yang akan datang. Smet 1994, h.166 menyebutkan bahwa aspek-aspek yang terdapat dalam intensi yaitu : a. Perilaku, artinya yang akan dilakukan seseorang terhadap suatu objek tertentu. Intensi akan menghasilkan suatu tindakan tertentu, merupakan perilaku spesifik yang nantinya akan diwujudkan. Perilaku merupakan tindakan manusia yang dapat dilihat. b. Sasaran target intensi untuk berperilaku memiliki sasaran tertentu yang ingin dicapai. c. Konteks, artinya terdapat suatu situasi tertentu yang memunculkan intensi untuk berperilaku. d. Waktu, artinya perbedaan waktu dapat memunculkan intensi. Masturbasi merupakan salah satu bentuk perilaku seksual, maka aspek- aspek masturbasi dapat digolongkan sebagai aspek-aspek perilaku seksual. Thornburg 1982, h.59; Kartono 1989, h.258; Sarwono 1989, h.164; dan Mappiere 1982, h.77 menyatakan bahwa aspek-aspek perilaku seksual adalah : a. Aspek biologis. Berhubungan dengan hasrat untuk memuaskan dorongan seksual. b. Aspek psikologis. Berhubungan dengan ekspresi dorongan seksual melalui pikiran, perasaan dan tingkah laku. c. Aspek sosial. Berhubungan dengan dorongan seksual yang muncul atau timbul mendapatkan pengaruh kuat dari minat seseorang terhadap lawan jenis atau pasangannya. d. Aspek moral. Dorongan seksual dimanifestasikan dengan berdasarkan norma agama dan masyarakat yang berlaku, yaitu sebelum ada ikatan perkawinan tidak boleh melakukan senggamacoitus. Aspek intensi masturbasi berdasarkan aspek-aspek dari Ajzen Fishben 1975, h.292 dan Ajzen 2005, h.95 dikombinasikan dengan aspek-aspek perilaku masturbasi dari Thornburg 1982, h.59; Kartono 1989, h.258; Sarwono 1989, h.164; dan Mappiere 1982, h.77. Aspek-aspek intensi antara lain: tindakan, sasaran, konteks, dan waktu. Aspek-aspek masturbasi antara lain: biologis, psikologis, sosial, dan moral. Aspek intensi masturbasi dapat diuraikan sebagai berikut : a. Aspek Tindakan action Tindakan merupakan bentuk perilaku spesifik yang nantinya akan diwujudkan karena dihasilkan oleh adanya intensi. Aspek tindakan apabila dikaitkan dengan intensi masturbasi, maka aspek tindakan merupakan perilaku masturbasi yang nantinya akan dilakukan oleh individu untuk mencapai kepuasan seksual. b. Aspek Sasaran target Aspek sasaran merupakan tujuan atau target yang ingin dikenai suatu perilaku tertentu. Aspek sasaran apabila dikaitkan dengan intensi masturbasi, maka aspek sasaran merupakan alasan individu secara biologis, psikologis, sosial dan moral ketika hendak melakukan perilaku masturbasi. c. Aspek Konteks context Aspek konteks merupakan suatu situasi tertentu yang memunculkan intensi untuk berperilaku, meliputi tempat tertentu dan keadaan dalam individu itu sendiri. Aspek konteks apabila dikaitkan dengan intensi masturbasi, maka aspek konteks merupakan deskripsi pilihan tempat, dan keadaan diri individu baik secara biologis, psikologis, sosial dan moral yang dapat menampilkan perilaku masturbasi. d. Aspek Waktu time Aspek waktu merupakan deskripsi waktu yang dikehendaki individu berdasarkan pertimbangan biologis, psikologis, sosial dan moral untuk melakukan perilaku masturbasi, misalnya waktu yang spesifik hari tertentu, tanggal tertentu, dan jam tertentu, periode tertentu bulan tertentu, dan waktu yang tidak terbatas waktu yang akan datang ketika ingin melakukan perilaku masturbasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek intensi masturbasi meliputi tindakan masturbasi yang dilakukan oleh individu, sasaran individu dalam melakukan masturbasi, konteks individu dalam melakukan masturbasi dan waktu individu dalam melakukan masturbasi.

3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Intensi Masturbasi