Nursanda Rizki Adhari, 2015 Implementasi Program Kerja Pembinaan Kompi Remaja BINKIJA Dalam Pembentukan
Karakter Kewarganegaraan Studi Kasus di Resimen Mahasiswa Batalyon XI UPI Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pendapat Nasution di atas, dijelaskan bahwa subjek penelitian kulitatif adalah pihak-pihak yang memberikan informasi yang jelas terhadapan
tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Hal senadadiungkapanolehMoleong 2000,
hlm. 165
yang menyatakanbahwa
“padapenelitiankualitatiftidakadasampelacaktetapisampelbertujuan
purpose sample
”.
Berikut ini subyek penelitian di Menwa Batalyon XI UPI Bandung seperti yang tertuang dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Subyek Penelitian
No Subyek Penelitian
Jumlah
1 Dosen Pembina
1 orang 2
Komandan Batalyon 1 orang
3 Kepala Staf Operasi
1 orang 4
Pelatih BINKIJA 3 orang
5 Anggota Menwa
6 orang
Jumlah 12 orang
Sumber: diolah oleh peneliti tahun 2015
3.3 Definisi Oprasional
3.3.1 BINKIJA
BINKIJA adalah Pembinaan Kompi Remaja yang merupakan salah satu program pembinaan bagi anggota muda remaja dalam membina, fisik, mental,
karakter, dan kepribadian setiap anggota remaja. Dalam program ini dikhususkan kepada anggota remaja untuk mengasah kemampuan yang dimiliki oleh setiap
anggota remaja. Adapun program kerja BINKIJA ini di
output
yang didapat nanti adalah ketika menjadi seorang senior muda dapat melatih dan membina adil
letingnya dengan pembinaan yang sudah anggota remaja lakukan sebelumnya. Maka dari itu program kerja BINKIJA sangat dibutuhkan oleh setiap kemampuan
Nursanda Rizki Adhari, 2015 Implementasi Program Kerja Pembinaan Kompi Remaja BINKIJA Dalam Pembentukan
Karakter Kewarganegaraan Studi Kasus di Resimen Mahasiswa Batalyon XI UPI Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
anggota guna untuk pengkaderan yang akan terus berjalan di Menwa Batalyon XI UPI mendatang.
3.3.2 Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter Menurut Budimansyah 2011, hlm. 3 “kata karakter
berasal dari
bahasa Yunani
yang berati
sebuah instrumen
untuk menilai,mengesankan, memberikan tanda khusus, dan watak khusus
Oxford Englisnh Dictionery
.Selanjutnya Samani dan Hariyanto 2012, hlm. 41 menjelaskan bahwa “karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang
khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara”.
Dalam pendapat di atas karakter adalah nilai-nilai yang di maknai oleh cara berfikir manusia atas prilaku yang khas oleh setiap individu untuk hidup
bekerjasama dengan lingkungan, masyarakata, bangsa, dan negara dengan baik. Pendidikan karakter ini juga tidak semata-mata lahir lewat masyarakat saja, tetapi
penerapan pendidikan karakter juga harus diterapkan di sekolah maupun perguruan tinggi guna bertujuan membentuk manusia yang baik seperti pendapat
Aristoteles Licona, 2012, hlm. 80 menjelaskan bahwa karakter baik adalah sebagai berikut :
Kehidupan yang berbudi luhur termasuk kebaikan yang berorientasi pada diri sendiri seperti kontrol diri dan moderasi sebagaimana halnya dengan
kebaikan yang berorientasi kepada hal lainnya seperti kemurahan hati dan belas kasihan, dan kedua jenis kebaikan ini berhubungan.
3.3.3 Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan
dapat didefinisikan
mengenai kewarganegaraan dikemukaan oleh Kalidjernih 2010, hlm. 177 yaitu “bentuk
identitas yang memungkinkan individu-individu merasakan makna kepemilikan, hak dan kewajiban sosial dalam komunitas politik negara; hubungan antara
rakyat dan negara berd asarkan resiprokralitas hak dan kewajiban”.
Dengan adanya pendapat di atas pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang fundamental dalam berwarganegara yang sejatinya mengisi atas
Nursanda Rizki Adhari, 2015 Implementasi Program Kerja Pembinaan Kompi Remaja BINKIJA Dalam Pembentukan
Karakter Kewarganegaraan Studi Kasus di Resimen Mahasiswa Batalyon XI UPI Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
negaranya sendiri. Selaras denganWuryan dan Syaifullah 2008, hlm. 9 pendidikan kewarganegaraan merupakan “ sarana untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warganegara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar
menjadi warganegara yang dapat di andalkan oleh bangsa dan negara”.
Dengan adanya pendapat di atas pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan untuk warga negara dalam menjalani sebuah organisasi besar negara
yang ditanamkan dari sejak dini melalui keluarga, pendidikan formal, masyarakat, serta lingkungan yang ada di dalam suatu negara tersebut.
3.4 Teknik Pengumpulan Data