Pemberdayaan Sumberdaya Wanita Pedesaan kearah Pabaikan Human Capital dalam Pembangunan Ekonomi Wilayah

PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA WANITA PEDESAAN KEARAH
PERBAIKAN HUMAN CAPITAL DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI WILAYAH

OLEH :
EST1 SULlSTlYANl

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
EST1 SULISTIYANI. Pemberdayaan Sumberdaya Wanita Pedesaan kearah
Perbaikan Human Capital dalam Pembangunan Ekonomi Wilayah. Dibimbing oleh
AFFENDI ANWAR, SUNSUN SAEFULHAIUM DAN ERNAN RUSTIADI.
Pemberdavaan wanita dalam ~embanmtnanekonomi meruoakan salah satu
strategi pembanbnan yang strategis &in tepgdalam upaya pengen$san kemiskinan
di wilayah pedesaan terutama pada saat ini, karena upaya tersebut berpotensi dalam
meningkatkan kesejahteraan kdluarga, teru&a dal& ha1 perbaikan human capital
yang merupakan prasyarat utama menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara tingkat

perekonomian dengan kapasitas human capital wilayah, bagaimana permasalahan
dan mekanisme pemberdayaan wanita melalui kredit mikro, dan bagaimana manfaat
pemberdayaan tersebut bagi tingkat kesejahteraan keluarga, terutama dalam ha1
partisipasi pendidikan anak dan tingkat pendapatan.
Untuk memenuhi tujuan tersebut dilakukan analisis secara makro terhadap
tingkat perkembangan wilayah berdasarkan tingkat perekonomian dan kapasitas
human capital wilayah-wilayah Propinsi Indonesia per tahun 1996, dengan
~ a n ~ dengan Analisis Komponen Utama
menggunakan metode C l ~ s t e r i n ~ , 'didahului
dan dilanjutkan dengan Analisis Diskriminan. Selain itu dilakukan analisis deskriptif
terhadap kondisi sosial ekonomi yang berkaitan dengan sumberdaya wanita, analisis
deskriptif terhadap mekanisme pemberdayaan wanita pada program kredit mikro
"Poiu Granieen Bank", yang- diiembatani
oleh Yavasan Bina Insani Bhakti Mulia (di
Kecamatan Ciampea) din Karya Usaha Mandiri jdi Kecamatan Nanggung). ~ n t &
mengetahui manfaat-manfaat pemberdayaan wanita dilakukan Analisis Komparatif
tingkat kesejahteraan keluarga antara keluarga nasabah dan non nasabah. Untuk
mengetahui manfaat kredit mikro terhadap tingkat pendapatan dan mengetahui
faktor-faktor lain yang menentukan tingkat pendapatan dilakukan Analisis
Kuuntijikasi Hayashi I, dan Analisis Regresi Berganda.

Hasil analisis terhadap kondisi makro Indonesia, menunjukkan bahwa tingkat
perekonomian wilayah terkait dengan kualitas sumberdaya manusia (tingkat
kesehatan dan pendidikan), semakin baik kualitas sumberdaya manusia, semakin
baik tingkat perekonomian. Hal ini mendukung perlunya peningkatan kapasitas
human capital untuk diupayakan, terutama terhadap sumberdaya wanita yang masih
kurang diperhatikan. Meskipun fakta menunjukkan bahwa wanita berpotensi dalam
menghasilkan pendapatan, tetapi sumberdaya wanita masih dianggap kurang
produktif dalam pembangunan, karena masih adanya diskriminasi gender dalam
akses terhadap pendidikan, kesempatan bekerja dan perolehan upah. Dengan
pemberdayaan wanita diharapkan produktivitas wanita akan meningkat, dan dapat
diandalkan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pemberdayaan wanita pada
masvarakat miskin melalui Pola Kredit "Grameen BanFZ' mem~unvaimekanisme
khuius, berupa pemberian kredit secara kelompok dan meng&akan pendekatan
agama (ikrar atas nama Allah), yang bertujuan untuk mereduksi penyakit-penyakit
organisasi, yaitu tejadinya salah pilih sasaran dan kerusakan moral dalam
perkreditan. Tingkat kesejahteraan keluarga nasabah kredit mikro "Grameen Bank"
lebih baik dari keluarga non nasabah (dalam ha1 partisipasi sekolah, tingkat
pendapatan, dan alokasi pengeluaran makanan), yang diduga karena adanya manfaat
dari upaya pemberdayaan wanita dalam kegiatan ekonomi.


SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang bejudul :

PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA WANITA PEDESAAN KERAH
PERBAIKAN

CAPlTAL

DALAM

PEMBANGUNAN

EKONOMI

WILAYAE
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri clan belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang drgunakan telah dinyatakan secara jelas dan
&pat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Pebruari 2002


Esti Sulistiyani
NRP.99346tPWD

PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA WANITA PEDESAAN KEARAH
PERBAIKAN HUMAN CAPITAL DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI WILAYAH

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi llmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Tesis

: Pemberdayaan Sumberdaya Wanita Pedesaan kearah Pabaikan


Human Capital dalam Pembangunan Ekonorni Wilayah
Nama

: Esti Sulistiyani

NRP

: 99346

Program Studi

: Ilmu

Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

Meny etujui,
1. Komisi Pembimbing

Prof Dr.Ir.H.A€fendi Anwar. MSc

Ketua

<
+Dr.Ir. H.R Sunsuil Sae u

akim

Anggota

Mengetahui,
\

2. Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan A Z i & I %

ProfDr.Ir.H.Affendi Anwar.
-

MSc

Penulis dilahirkan di Tegal pada tanggal 7 Desember 1963 dari ayah


Machtori

Sumarko (almarhum) dan Ibu Muharini. Penulis merupakan putri kedua dari tujuh
bersaudara
Tahun 1983 penulis lulus dari SMA I Slawi dan pada tahun yang sama lulus
seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Proyek Perintis 11. Penulis memilih
Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian dan lulus pada
bulan Maret 1988.
Pe~mlisbekerja sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian sejak Maret 1989 sampai dengan sekarang.
Pada bulan Desember 1989, penulis menikah dengan Indra Triatmo Adji dan sampai
saat ini telah dikarunia tiga orang putra yang diberi nama Auzan Baiquni, Fajar
Ramadhan dan Rifqi Fardan.
Pada tahun 1999 penulis diterima sebagai mahasiswa pascasarjana Program
Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan di Institut Pertanian
Bogor, atas bantuan dana beasiswa dari PATAAP, Badan Litbang Pertanian.

PRAKATA
Puji syukur kehadlirat Allah SWT penulis panjatkan, karena atas berkat

rakhrnat dan hidayah, serta ridhlo-Nya karya ilmiah ini telah dapat diselesaikan.
Tesis yang merupakan hasil penelitian terhadap Program Pemberdayaan Wanita
melalui Kredit Mikro ini diberi Judul Pemberdayaan Sumberdaya wanita
Pedesaan kearah Perbaikan Human Capital dalam Pembangunan Ekonomi
Wilayah.

Penelitian ini

dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Perencanaan
Pembangyan Wilayah dan Perdesaan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi
tingginya kepada semua pihak yang telah membimfing, membina, membantu dan
menddung penyelesaian tesis ini, yaitu:
1. Ketua Komisi Pembimbing dan anggotanya, yaitu: Bapak Prof. Dr. Ir. H.

Affendi Anwar, MSc. (Ketua), Bapak Dr. 11: H. R Sunsun Saefulhakim
dan Bapak Dr.Ir. Ernan Rustiadi;
2. Manajer dan Pelaksana Lapang


Lembaga "Karya Usaha Mandiri

"

dan

"Yayasan Bina Insani Bhaki Mulia"
3. Atasan. teman-teman dari Instansi Sekretariat Badan Litbang Pertanian;
4. Rekan-rekan mahasiswa PWD, terutama PWD Angkatan 1999;
5. Keluarga penulis, terutama ibu, suami clan anak-anak tercinta;

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempuma .
Untuk itu penulis membuka pintu bagi segala bentuk saran, kritik, serta masukan
yang bersifat membangun yang dapat lebih menyempurnakan h a i l penelitian ini.
Selanjutnya, penulis mengharapkan agar tesis ini dapat bwmanfaat bagi orang
banyak
Bogor, Pebruari 2002

Esti Sulistiyani

DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ...............................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................

xii

PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................. 1
Perumusan Masalah ..........................................................


6

Tujuan dan Manfaat .........................................................

9

Kerangka Pemlk~ran .........................................................

10

Hipotesis .....................................................................

15

..

TINJ AUAN PUSTAKA
Arti dan Tujuan Pembangunan .............................................. 17
Perubahan Paradigma Pembangunan ....................................... 19
Konsep Pembangunan Berkelanjutan ...................................... 22
Potensi Wilayah dalam Pelaksanaan Pembangunan ...................... 24
Peranan Sumberdaya Manusia dalam Pembangunan Berkelanjutan ...

26

Pemberdayaan Wanita Pedesaan dalam Rangka Penyetaraan Gender
&lam Upaya Pembangunan ..................................................

27

Karakteristik Masyarakat Pedesaan: Kendala dalam Pembangunan ...

32

Kelembagaan Keuangan Pedesaan dan Permasalahannya ...............

35

Pola Kredit Grameen Bank dan Penerapannya di Indonesia .............

38

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................

41

Pengumpulan Data dan Sumber Data ....................................... 41
Penentuan Sampel Responden ..............................................

43

Variabel dan Metode Analisis ................................................ 44
Keterkaitan antara Tingkat Perekonomian dengan Kapasitas
Human Capital Wilayah..................................................

44

Analisis Desknptif terhadap Pennasalahan dan Mekanisme
Pemberdayaan Wanita Melalui Kredit Mikio .........................
Analisis Komparatif Alokasi Waktu Wanita dalam Mencari
Naflcah. Kontribusi Pendapatan Wanita. dan Partisipasi Anak
dalam Pendidikan Fonnal/Sekolah ...................................
Analisis Tingkat Pendapatan Keluarga ................................
Definisi Operasional .......................................
GAMBARAN UMUM WLAYAH PENELITIAN
Gambaran Umum Kecamatan Ciampea ....................................
Gambaran Umum Kecamatan Leuwiliang .................................
HASE DAN PEMBAHASAN
Keterkaitan antara Tingkat Perekonomian dengan Kapasitas Human
Capital Wilayah ................................................................
Pendekatan Pennasalahan dalam Upaya Pemberdayaan Wanita
Pada Masyarakat Miskin....................................................
Mekanisme Pemberdayaan Wanita Melalui Kredit Mikro .....
Pengaruh Keterlibatan Wanita dalam Kredit Mikro terhadap Alokasi
Waktu Wanita dalam Mencari N&h,
Kontribusi Pendapatan
Wanita. dan Partisipasi Anak dalam Pendidikan Formal/Sekolah.....
Manfaat Pemberdayaan Wanita terhadap Tingkat Pendapatan
Keluarga ......................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................

Halaman
14. Keragaan Kelompok berdasarkan Hasil Analisis Cluster
Terhadap Tingkat Perkembangan Wilayah-wilayah Propinsi
Indonesia, Tahun 1996 ...............................................

72

15. Ringkasan Parameter Hasil Analisis Diskriminun terhadap
Empat Tipologi Tingkat Perkembangan Wilayah Propinsi
Indonesia, Tahun 1996 .............................................

73

16. Parameter-parameter Fungsi Pembeda Hasil Analisis
Diskriminan Terhadap Empat Tipologi
Tingkat
Perkernbangan Wilayah Propinsilndonesia, Tahun 1996.....

73

17. Ringkasan Kategori dari Tipologi Tingkat Perkembangan
Wilayah Propinsi Indonesia pada Tahun 1996 berdasarkan
Hasil Analisis Diskriminan .......................................
Pendugaan Tingkat Ketepatan Analisis Diskriminan terhadap
Data Contoh .........................................................
Ringkasan Hasil Analisis Regresi terhadap Peubah-peubah
Dugaan yang terkait dengan Upah Pekerja untuk Propinsi
Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yodakarta, dan Jawa Timur,
Tahun 1999 ..........................................................
IZlngkasan Hasil Analisis Regresi terhadap Peubah-peubah
Dugaan yang terkait dengan Upah Pekerja untuk Tingkat
Nasional, Tahun 1999.............................................
Faktor Loading, Akar Ciri dan proporsi ragam Hasil Analisis
Komponen Utama terhadap Peubah-Peubah Sosial Ekonomi
yang diduga terkait dengan Tingkat Kemiskinan untuk
Wilayah Propinsi Jawa Barat, Tahun 1999.....................
Ringkasan Hasil Analisis Regresi terhadap Peubah-peubah
Dugaan yang terkait dengan Indeks Kemiskinan Wilayah
untuk Propinsi Jawa Barat, Tahun 1999 ........................
Maksimum Nilai Nominal Pinjaman Tahap Pertama, Kedua
Dan Seterusnya untuk YBIBM dan KUM, per Tahun 2001..
Rata-rata Indikator Keragaan Responden berdasarkan
Keterlibatan dalam Kredit Mikro ...............................
Hasil Analisis Kuantifikasi Hayashi I : Peubah-Peubah
Dugaan yang terkait dengan Tingkat Pendapatan.. ..............

26.

27.

Faktor Loading,Akar Ciri dan Proporsi Ragam hasil Analisis
Komponen Utama terhadap Peubah-peubah Dugaan yang
Berkaitan dengan Tingkat Pendapatan Keluarga ... . . . . . . . . . .. . .

121

Ringkasan Hasil Analisis Regresi terhadap Peubah -peubah
Dugaan yang terkait dengan Tingkat Pendapatan ... . . . . .. . . . ...

123

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Kerangka Pemikiran Penelitian ...........................................

16

2. Unsur-unsur Pembangunan Ekonomi Pedesaan yang Berkelanjutan
(Sustainable Rural Development) ........................................

23

3. Keberlanjutan dalam arti Peningkatan Kapital per Kapita dan

Pentingnya Peranan Perubahan Komposisi dari keempat Jenis
Kapital dengan memperhatikan Hukum Entropy .....................

25

4. Hubungan - hubungan yang Mempengaruhi Ketidakmerataan
Gender........................................................................

30

5. Flow Chart Alur Analisis ..................................................

53

6. Sebaran Wilayah Propinsi berdasarkan Faktor Penciri Indeks
Indeks
Kesejahteraan Hidup (FK-1) dan Faktor Penciri
Kesetaraan Gender (FK-2) ...............................................

69

7. Sebaran Wilayah Propinsi berdasarkan Faktor Penciri Indeks
Kesejahteraan Ekonomi (FK-1) dan Faktor Penciri Indeks
Melek Huruf dan Sumbangan Pendapatan menurut Gender) .........

69

8. Hasil Analisis Cluster dengan Merode Joining Tree terhadap
Tingkat Perkembangan Wilayah Propinsi di Indonesia, Tahun
1996 .......................................................................

71

9. Tingkat Melek Huruf Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Ciampea,
dan Kab. Bogor untuk: (a) Tahun 1996 dan (b) Tahun 2000.. ....

80

10. Prosentase penduduk berusia 10 th keatas yang: (a) tidak pernah
Sekolah; (b) tidakhelum tamat S D M ; dan (c) lulus S D M
untuk wilayah Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Ciampea, dan
Kabupaten Bogor, Tahun 2000.. ........................................

80

11. Prosentase penduduk berusia 10 tahun keatas yang : (a) lulus SLTP
dan sederajat; (b) lulus SLTA dan sederajat; dan (c) lulus Dl-DIV,
S1, S2 dan S3 untuk wilayah Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan
Ciampea, dan Kabupaten Bogor, Tahun 2000 ...........................

81

12. (a) Tingkat Partisipasi Angkatan

Keja (TPAK) dan
(b) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menuut Jenis Kelamin
di Jawa Barat, Tahun 1996 dan 2000 ..................................

83

I 3. Rata-rata UpahlGaji Pekerja Sebulan (&lam Rupiah) menurut
Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Jawa Barat Tahun
2000 ........................................................................

83

14. Kondisi Wilayah Kabupaten Bogor dan Propinsi Jawa
Barat tentang: (a) Total Fertility Rate, Tahun 1997, 1998 dan
1999; (b) Jumlah Anggota Keluarga, Tahun 1994,1996,1998,
dan 1999 ....................................................................

88

15. Kondisi Wilayah Kabupaten Bogor dan Propinsi Jawa
Barat tentang: ; (a) Umur Perkawinan Pertama, Tahun 1997,
1988 dab 1999; (b) AngkaKematian Bayi, Tahun 1998 dan
1999.................... .
.
.................................................

88

16. Perkembangan PDRB per Kapita wilayah Kabupaten Bogor clan
Propinsi Jawa Barat dari tahun 1996 - 1999..........................

90

17. Perkembangan Prosentase Pengeluaran Rumah tangga untuk
Kelompok Makanan untuk wilayah Kabupaten Bogor dan
Propinsi Jawa Barat dari tahun 1996 - 1999..........................

91

18. Tahapan Pelaksanaan Pemberdayaan Wanita dalam Pola Kredit
Grameen Bank. ............................................................

101

19. Bagan Mekanisme Pencairan Kredit Mikro Pola "Grameen Bank".

105

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Pedoman Pertanyaan dalam Kuisioner .................................

133

Kualitas Sumberdaya Manusia Indeks
2. Keragaan Data
Pembangunan Jender , Indeks Pemberdayaadender, dan PDRB
per Kapita Tahun 1996 ...................................................

142

3. Nilai Akar Ciri Hasil Analisis Komponen Utama terhadap Tingkat

Tingkat Perkembangan Wilayah-wilayah Propinsi Indonesia,
Tahun 1996 ................................................................

143

4. Pengelompokkan Propinsi - propinsi berdasarkan Tipologi
Perkembangan Wilayah Hasil Analisis Diskriminan .................

143

5. Hasil Kuisioner terhadap Responden .........................

6. Matrik Korelasi antara Peubah-peubah bebas dan Peubah Tujuan
Hasil Analisis Kuantifikasi Hayashi I .................................
7. Nilai Akar Ciri Hasil Analisis Komponen Utama terhadap Peubahpeubah yang terkait dengan Tingkat Pendapatan Keluarga
Responden ..................................................................

8. Tingkat Melek Huruf Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Ciampea,
dan Kabupaten Bogor untuk Tahun 1996 dan 2000 ................

9. Prosentase Penduduk Berusia 10 tahun ke atas dan Tingkat
Pendidikan yang Ditamatkan untuk Wilayah
Kecamatan
Leuwiliang, Kecamatan Ciampea dan Kabupaten Bogor,
Tahun 2000 ..................................................................
10. Keragaan Data Sosial Ekonomi Wilayah-wilayah Kabupaten
lingkup Propinsi Jawa Barat ...............................................
1 1. Upah Pekerjal Karyawan per jam (Rupiah) Wilayah Propinsi Jawa
Barat, Jawa Tengah, DI Yogjakarta, dan Jawa Timw Tingkat

Nasional, berdasarkan Type
Wilayah, Jenis Kelamin dan
Tingkat Pendidikan, Tahun 1999 ........................................
12. Upah Pekeja/Karyawan per jam (Rupiah) Tingkat Nasional,
berdasarkan Kelompok Umur, Type Wilayah dan Jenis,
Kelamin Tahun 1999 ......................................................

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pembangunan Nasional Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan
selumh rakyat Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
n~akrnursecara merata materiil dan spirituil. Berdasarkan ha1 tersebut berarti
seluruh masyarakat berhak menjadi pelaku dan berhak mendapat manfaat dari
hasil-llasil pembangunan.

Namun kebijakan pembangunan di masa lalu yang

n~ernprioritaskan pertumbuhan ekonomi sebagai lokomotif pe~nbangman,
cenderung tnengabaikan ha1 tersebut.
pemtmbuhan ekonomi

Pendekatan yang berorientasi pada

berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan

pada sektor-sekor: kelompokiindividu, atau wilayah yang dapat memberi
permmbuhan yang tinggi.

Sebagai

akibat

dari pemusatan perhatian

pembangunan ini adalah terjadinya polarisasi geografis alokasi investasi yang
rnendorong ketirnpangan

pembangunan antar wilayah melalui pengaruh

aglomerasi lokasi industri

di tempat yang merniliki keuntungan kompetitif,

nlisalnya di daerah perkotaan (urban bias).
-rrrbun bias' tersebut

Kebijakan

pembangunan yang

tidak menguntungkan bagi masyarakat pedesaan yang

mempakan bagian terbesar dari masyarakat Indonesia.

Sektor pertanian yang

nlempakan sektor basis di wilayah pedesaan juga ikut dimgikan oleh kebijakan
pembangunan tersebut yang bias kota tersebut.

Kebijakan pembangunan pada masa lalu tersebut telah menyumbang
kepada terjadinya krisis moneter di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang

kemudian menjalar

menjadi krisis ekonomi

yang terburuk yang dialami

sepanjang sejarah pembangunan Indonesia. Krisis ekonomi yang ditandai dengan
lesunya dunia usaha, telah menyebabkan

meningkat tajamnya angka

pengangguran karena banyak pengusaha yang bangkrut dan terpaksa mem-PHK
karyawan-kalyawannya. Kondisi ini terjadi tidak hanya terbatas pada wilayah
juga banyak menimpa di wilayah pedesaaan, sehingga

perkotaan, tetapi

menyebabkan jumlah masyarakat miskin menjadi semakin meningkat tajam.
Krisis ini telah menjalar menjadi h s i s sosial dan politik, karena penurunan
tingkat kesejahteraan disertai dengan tingginya kesenjangan tingkat kehidupan
diantara kelompok-kelompok

masyarakat yang menimbulkan keresahan-

keresahan, sehingga pada akhimya memicu kepada terjadinya peningkatan
angka knminalitas dan kerusuhan-kerusuhan sosial. Jika kondisi ini tidak cepat
ditangani dengan baik, maka akan menimbulkan

dampak-dampak yang lebih

besar dan meluas yang akan mengancam pada stabilitas nasional karena akan
mengarah kepada tejadinya disintegrasi bangsa

Masyarakat kecil yang miskin merupakan
paling

menderita

akibat

Penurunan

lampau, menjadi

masyarakat yang

terkena dampak krisis, karena

sebelum krisis yang miskin akibat kurang
pada masa

lapisan

semakin

tersentuh manfaat

dengan kondisi
pembangunan

miskin dengan terjadinya knsis.

tingkat kesejahteraan bagi masyarakat miskin

adalah

sama

dengan penurunan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu
berupa kebutuhan pangan, sandang dan papan.
rnereka

hanya

Dengan terjadinya krisis,

dapat mengalokasikan pendapata~ya untuk

memenuhi

kebutuhan dasar, sehingga tidak ada yang dapat ditabung untuk kegiatan investasi
yang memungkinkan adanya peningkatan ekonomi.

Untuk itu, upaya

penanganan kondisi krisis perlu diprioritaskan pada upaya pengentasan
kemiskinan, terutama di wilayah pedesaan, dengan memperhatikan permasalahanpermasalahan

dan kendala-kendala masyarakat kecil dalam meningkatkan

kesejahteraamya.

Sektor pertanian mempunyai peran yang besar dalam di wilayah pedesaan,
karena besamya potensi dan ketergantungan yang tinggi masyarakat terhadap
sektor ini. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan di wilayah pedesaan
tidak terlepas dari upaya pencapaian kemajuan pertanian. Untuk mencapai
kemajuan dalam pembangunan pertanian diperlukan identifikasi sumber-sumber
pokok kemajuan pertanian dan menciptakan kondisi-kondisi dasar yang &pat
mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan utama tersebut. Menurut Todaro
(1999), sumber kemajuan pertanian berskala kecil adalah:

(1)

Kemajuan

teknologi dan inovasi; (2) Kebijakan ekonomi yang tepat; dan (3) kelembagaankelembagaan sosial yang tepat. Oleh karena itu, untuk mendukung kemajuan
pertanian tersebut diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai benkut: (1)
Modemisasi struktur usaha tani dalam rangka memenuhi permintaan bahan
pangan yang semakin meningkat; (2) Penciptaan sistem penunjang yang tepat;
dan (3) Perubahan kondisi sosial pedesaan guna memperbaiki taraf hidup
masyarakat pedesaan.

Meskipun sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor ekonomi yang
tidak mengalami depresiasi pada masa krisis, tetapi dengan laju pertumbuhan
penduduk yang relatif tinggi, sektor ini tidak mampu menampung seluruh tenaga
kerja di pedesaan dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
semakin meningkat. Untuk itu, upaya pengentasan kemiskinan di wilayah
pedesaan, selain dilakukan dengan upaya mendorong produktivitas pertanian juga
perlu

dilakukan dengan upaya lain seperti menciptakan

komplementer

lapangan kerja

sektor pertanian clan pemberdayaan wanita dalam kegiatan

ekonomi.

Upaya penciptaan lapangan kerja komplementer bagi sektor pertanian dan
pemberdayaan wanita dalam kegiatan ekonomi sangat diperlukan dalam
meningkatkan pendapatan keluarga masyakat miskin, yang dapat digunakan untuk
perbaikan kesehatan, gizi dan pendidikan anak. Sehingga pada gilirannya, upaya
tersebut dapat memperbaiki human capital

dan social capital

yang akan

menyumbang pada pertumbuhan ekonomi wilayah. Hal ini didasari bahwa kaurn
wanita yang selama ini sering terabaikan dalam proses pembangunan, dapat
berperan ganda sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah.
Kenyataan menunjukkan bahwa pada beberapa wilayah Indonesia, wanita mampu
mencari nafkah dan menghidupi keluarga.

Bahkan jika wanita mempunyai

pendapatan, mereka mampu mengalokasikannya untuk kepentingan keluarga
dalam peningkatan mutu kesehatan, gizi dan pendidikan anak-anak.

Untuk itu,

dalam rangka pembangunan wilayah pedesaaan dipandang penting dan strategis
upaya pemberdayaan wanita pedesaan melalui perbaikan human capital wanita,

sehrngga dapat menunjang pembangunan ekonomi wilayah. Dengan perbaikan
produktivitas kaum wanita akan dapat menyumbang kepada pertunbuhan
ekonomi, meningkatkan efisiensi dan mengurangr jurnlah masyarakat miskin
yang merupakan kunci keberhasilan pembangunan.

Namun disadari, bahwa dalam perwujudan strategi pembangunan
pedesaan tersebut terdapat kendala-kendala, terutama karena petani di wilayah
pedesaan pada umumnya adalah petani dengan kepemilikan lahan yang sempit
(dibawah 0.5 ha) atau bahkan tidak mempunyai lahan sama sekali. Dalam kondisi
tersebut, petani miskin tidak mempunyai akses kepada sumberdaya keuangan
(modal), karena pada umumnya lembaga keuangan mensyaratkan adanya agunan.
Disamping itu, masyarakat miskin pada umumnya mempunyai pendidikan dan
produktivitas yang rendah, sehingga lembaga keuangan menghadapi resiko yang
tinggi jika menyalurkan dananya kepada mereka.

Hal tersebut mendorong

masyakat kecil terpaksa hams terjerat oleh lembaga keuangan non formal seperti
pelepas uang (rentenir) yang mengenakan bunga yang tinggi. Oleh karena itu,
untuk menolong masyarakat kecil dalam meningkatkan kesejahteraannya, perlu
dilakukan dengan membuka akses mereka kepada sumberdaya finansial.
Penelitian Sariwulan (1999) tentang perkreditan di wilayah pedesaan di wilayah
Bogor rnenunjukkan bahwa masyarakat kecillmiskin yang diberi kredit dengan
tingkat bunga pasar (tanpa subsidi) dapat meningkatkan kesejahteraannya dan
mampu mengembalikan kredit yang diberikan, asal dipersiapkan lebih dahulu
melalui sistem pemberdayaan yang sesuai.

Mengingat besarnya potensi pemberdayaan wanita dalam pencapaian
tujuan pembangunan yang merata dan menyumbang pada pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan, maka penelitian ini diarahkan untuk mengdentifikasi
baga~manadan apa manfaat dari pemberdayaan wanita melalui pemberian kredit
mlkro terhadap perbaikan kesejahteraan dan human capital pada masyarakat
miskin di pedesaan.

Perumusan Masalah
Dari uraian dlatas dapat dilihat bahwa pemberdayaan wanita pedesaan
kearah perbaikan human capital sangat penting dan strategis dalam
pengembangan

wilayah pedesaan,

karena dapat menyumbang kepada

pertumbuhan, meningkatkan efisiensi dan mengurangi kemiskinan.

Upaya

pemberdayaan wanita dalam kegiatan ekonomi akan menghadapi kendalakendala karena pada dasamya terdapat diskriminasi gender terhadap peran
wanita baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Dalam

keluarga,

terdapat disknminasi kultural yang mengarahkan wanita hanya sebagai pengurus
rumah dan anak,

sehingga wanita mempunyai peran yang terbatas dalam

pengambilan keputusan keluarga.
menghadapi

Dalam lingkungan masyarakat,

wanita

diskriminasi dalam pasar tenaga keja yang mempersempit

kesempatan keja dan memandang rendah produktifitas tenaga keja wanita.
Adanya diskriminasi gender ini menyebabkan wanita mempunyai akses yang
lebih terbatas terhadap fasilitas pendidikan dan akses terhadap sumberdaya
modal serta kesempatan lainnya, sehingga menyebabkan produktivitas wanita
masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan pria.

Adanya kerangka

pemikiran bahwa perbaikan produktivitas kaum wanita akan dapat menyumbang
kepada pertumbuhan ekonomi, meningkatkan efisiensi dan mengurang jumlah
rnasyarakat miskin, rnenekankan akan perlunya pemberdayaan wanita dalam
pembangunan ekonomi.

Untuk itu,

dalam rangka pembangunan wilayah

pedesaaan dipandang penting dan strategis upaya pemberdayaan wanita pedesaan
rnelalui

perbaikan human capital wanita, sehingga dapat menunjang

pembangunan ekonomi ~vilayah. Dalam ha1 ini, upaya pembangunan perlu
diarahkan pada penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan wanita untuk
menikmati kehidupan yang lebih baik dan sekaligus memperluas pilihan yang
dapat dilakukan, inisalnya

melalui

kesempatan kerja baik dalam sektor

pertanian maupun komplementernya dan perbaikan akses terhadap sumberdaya
modal, lahan garapan, dan input produksi serta penyuluhan bagi wanita.

Menurut Sumodiningrat (1997), pada setiap upaya pemberdayaan baik
yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, maupun pihak yang peduli kepada
masyarakat, upaya itu hams dipandang sebagai sebuah pemacu untuk
menggerakkan kegiatan ekonomi rakyat. Oleh karena itu, upaya -upaya tersebut
paling tidak hams memuat lima ha1 pokok, yaitu: ( I ) bantuan dana sebagai modal
usaha; (2) pembangunan prasarana sebagai pendukung pengembangan kegiatan
sosial ekonomi rakyat; (3) penyediaan sarana untuk memperlancar pemasaran
hasil produksi barang dan jasa masyarakat; dan (5) penguatan kelembagaan
sosial ekonomi masyarakat.

Sehubungan dengan ha1 tersebut, upaya

pemberdayaan wanita perlu dilakukan terutama melalui perbaikan akses kaum
wanita terhadap sumberdaya modal.

Dalam rangka membuka akses kaum wanita terhadap sumberdaya modal,
di wilayah Kabupaten Bogor

telah didirikan kelembagaan-kelembagaan

keuangan Altematif yang merupakan replikasi dari Pola Kredit "Grumeen Bank"
yang memprioritaskan kredit untuk kaum wanita.
adalah 'Karya Usaha Mandiri' yang

Salah satu kelembagaan ini

telah diimplementasikan di Kecamatan

Nanggung atas kejasama Pusat Penelitian Sosial Ekonomi, Badan Litbang
Pertanian, Departemen Pertanian, dengan Asian and Pasific Development Centre

(APDC) dan Institut Bankir Indonesia (IBI).

Sistem Perkreditan KUM

merupakan replikasi dari pola kredit 'Grameen Bank' (berarti Bank Desa, yang
dikembangkan di Bangladesh untuk melayani masyarakat miskin) yang telah
disesuaikan pelaksanaannya di

Indonesia.

Selain KUM, kelembagaan

perkreditan lain di wilayah pedesaan Bogor yang merupakan replikasi dari

Grameen Bank adalah "Yayasan Bina Insani Bhakti Mulia'.

Paket kredit yang

diberikan melalui kelembagaan ini disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan
masyarakat miskin, agar mereka mampu meningkatkan pendapatan dan sekaligus
mampu dipercaya karena dapat mengembalikan kredit dengan disiplin.

Paket

kredit yang diberikan oleh lembaga perkreditan tersebut diutamakan untuk
wanita, karena berdasarkan pengalaman pelaksanaan kredit Grameen Rank baik
di negeri asalnya Bangladesh maupun replikasinya di Malasyia, ternyata nasabah
wanita lebih mampu dalam ha1 kedisiplinan mengembalikan kredit dan secara
nyata dapat meningkatkan pendapatan keluarga yang lebih besar dibandingkan
dengan pria. Dari penelitian Sariwulan (1999) juga menunjukkan ha1 serupa,
yaitu pengembalian kredit nasabah KUM yang didominasi oleh nasabah wanita
mempunyai tingkat kelancaran pengembalian kredit yang tertinggi dibandingkan

nasabah bank perkreditan desa lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa program
pemberdayaan masyarakat khususnya kaum wanita sangat layak dikernbangkan
untltk meningkatkan kesejahteraan keluarga terutama pada kalangan masyarakat
miskin.

Dari

uraian

permasalahan

diatas dapat dirurnuskan

beberapa

petmasalahan-

yang berkaitan dengan pemberdayaan sumberdaya wanita di

pedesaan adalah sebagai berikut:
1. Hagaimana keterkaitan antara tingkat perekonomian dengan kapasitas /zuman

cup~ralwilayah?

2. Bagaimana

petmasalahan-permasalahan

yang

dihadapi

dalam

upaya

pemberdayaan wanita?
3

Bagaimana mekanisme pemberdayaan wanita melalui kredit mikro?

4. Bagaimana manfaat pemberdayaan wanita melalui

kredit mikro terhadap

pendidikan anak, kontribusi pendapatan istri, dan alokasi waktu wanita dalam
mencari nafkah?
5 . Bagaimana pengaruh pemberdayaan terhadap tingkat pendapatan keluarga

dan apa saja yang berperan dalam menentukan tingkat pendapatan tersebut?

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk melihat bagaimana potensi
lembaga keuangan alternatif dalam upaya pemberdayaan wanita kearah perbaikan
Iturnan capital dalam menunjang pengembangan ekonomi wilayah.
khusus penelitian ini bertujuan untuk:

Secara

1. Menggali keterkaitan antara tingkat perekonomian dengan kapasitas human

t:apifalwilayah.
2. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dalam upaya pemberdayaan

wanita.
3. Mengidentifikasi mekanisme pemberdayaan wanita melalui kredit mikro.

4. Menganalisis manfaat pemberdayaan wanita melalui kredlt mikro terhadap

pendidikan anak, kontribusi pendapatan istri, dan alokasi waktu wanita untuk
mencari nafiah.
5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang potensi
pemberdayaan kaum wanita pedesaaan dalam meningkatkan kesejahteraan di
wilayah pedesaan.
masukan

dalam

Selanjutnya hasil penelitian ini dlharapkan dapat menjadi
penentuan kebijakan-kebijakan pembangunan, terutarna

pembangunan di wilayah perdesaan ke arah pembangunan yang berkeadilan
sosial yang menyumbang pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kerangka Pemikiran
Pembangunan Nasional menurut paradigma yang baru bertujuan untuk
mencapai pemerataan yang menyumbang kepada pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Pada masa lalu, kebijakan pembangunan nasional yang dijiwai
oleh paradigma lama mengedepankan pengejaran pertumbuhan ekonomi, dan
cenderung mengabaikan pemerataan sosial. Sebagai akibatnya, masyarakat kecil
dan miskin yang merupakan masyarakat mayoritas penduduk Indonesia tidak

tersentuh oleh inanfaat pembangunan.
perlumbuhan ekonomi

Pada awalnya, strateg pencapaian

dimaksudkan sebagai lokomotif pembangunan, yang

selanjutnya dapat mencapai pemerataan sosial melalui pengaruh penetesan
kebawah (trickle

down effect). Tetapi kenyataannya pengaruh penetesan ke

bawah tidak terjadi. Hal ini melandasi pemikiran Bunch (1991) sampai pada
suatu kesimpulan bahwa untuk mencapai tujuan pemerataan sosial kepada sasaran
yang dituju (masyarakat miskin), maka kita hams

mengarahkan strategi

pembangunan yang menyentuh mereka secara langsung. Artinya, kalau kita ingin
membantu masyarakat yang miskin, kita harus membantunya secara langsung.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembangunan yang merata, strategi
pembangunan yang perlu dilakukan adalah strategi yang menyentuh langsung
masyarakat kecil dan miskin sebagai sasaran pembangunan.

Masyarakat pedesaan pada umumnya terdiri dari petani-petani atau
pedagang-pedagang kecil, yang mempunyai kepemilikan asset lahan yang
terbataslsempit.

Dengan kondisi tersebut, upaya peningkatan kesejahteraan

yang mungkin dapat dilakukan adalah melalui penciptaan lapangan usaha yang
tidak berbasis pada sumberdaya lahan yang disertai perbaikan akses terhadap
sumberdaya modal. Pemberdayaan wanita juga mempakan salah satu bentuk
upaya pengentasan kemiskinan yang sesuai, karena sumberdaya wanita
mempunyai

kemampuan

untuk

menghasilkan

pendapatan

sekaligus

mengalokasikan pendapatan tersebut untuk memperbaiki kesejahteraan keluarga
melalui perbaikan mutu kesehatan dan pendidikan yang pada gilirannya akan
memperbaiki kapasitas human capital.

Mengingat besamya potensi wanita dalam pembangunan, maka dipandang
penting dan strategis upaya pemberdayaan wanita melaui peningkatan peran
sert:mya dalam pelaksanaan pembangunan.

Salah satu wujud pemberdayaan

wanita dalam pembangunan adalah melalui pemberian kredit mikro, yang dapat
meningkatkan partisipasi wanita dalam pembangunan ekonomi.

Dengan

kemudahan wanita terhadap akses wanita terhadap sumberdaya modal, akan
memberi kesempatan wanita untuk dapat meningkatkan kesejahteraan bagi
keluarganya, terutama dalam ha1 perbaikan gizi, kesehatan dan pendidikan anak.
Upaya pemberdayaan wanita melalui pemberian kredit mikro diharapkan akan
berdampak positif dalam perbaikan human capital baik untuk wanita itu sendiri
maupun keluarganya.

Perbaikan human capital ini sangat penting, mengingat

perbaikan ekonomi sangat terkait dengan kualitas sumberdaya manusia sebagai
pelaku pembangunan.

Untuk melihat keterkaitan antara tingkat perekonomian

d e n g n kapasitas human capital suatu wilayah dapat dilakukan dengan melihat

karakteristik-karakteristik wilayah-wilayah propinsi Indonesia berdasarkan
indikator-indikator tingkat perekonomian dan kapasitas human capital wilayah,
seperti angka melek huruf, angka harapan hidup, lamanya sekolah, Indeks
Pembangunan Gender (IPG), Indeks Pemberdayaan Gender (lDG), sumbangan
pendapatan Pna dan Wanita.

Analisis Cluster mempakan metode yang dapat

digunakan untuk mengelompokkan wilayah-wilayah berdasarkan
karakteristiknya.

Dengan

wilayah; akan dapat dilihat

mempelajari

karakteristik

keterkaitan antara

kedekatan

masing-masing

peubah-peubah

Yan&

diamati. Analisis Cluster didahului dengan Analisis Komponen Utama, yang
bertujuan untuk meringkaslmenyederhanakan peubah-peubah yang diamati, dan

dilengkapi dengan Analisis Analisis L)rskrrn2mun, untuk mengetahui faktor
pembeda antar masing-masing kelompok wilayah.

Kelembagaan keuangan pedesaan yang memprioritaskan pemberdayaan
wanita telah dicoba dimplementasikan di Indonesia.

Salah satu wilayah yang

dijadikan sebagai pilot project adalah Kabupaten Bogor. Kelembagaan tersebut
adalah "Karya Usaha Mandiri" yang merupakan kaji tindak (action reseurch)
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Departemen
Pertanian bekejasama dengan Asia Pacific Development Center (APDC) dan
Institut

Bankir Indonesia (IBI).

Selain KUM, kelembagaan serupa adalah

"Yayasan Bina Insan Bhakti Mulia" yang mengimplementasikan pola kredit
"Grameen Bunk".

Skim kredit yang diberikan kedua kelembagaan mempunyai

tiga prinsip utama, yaitu: (1) tidak memerlukan jaminan

dan

penjamin;

(2) peminjam dikenakan biaya administrasi; (3) apabila peminjam meninggal, ahli
waris tidak diwajibkan mengembalikan sisa kredit.
tersebut,

diharapkan

Dengan prinsipprinsip

kelembagaan keuangan tersebut dapat menjangkau

masyarakat miskin, dan menumbuhkan kepercayaan din masyarakat kecil bahwa
mereka mampu dipercaya menerima kredit

dan dapat meningkatkan

kesejahteraan keluarga diatas kemampuan sendiri. Untuk melihat bagaimana
upaya pemberdayaan wanita

melalui Pola Kredit "Grumeen Bunk", dapat

dilakukan dengan studi terhadap mekanisme pemberdayaan wanita

yang

dilaksanakan oleh KUM dan YBIBM, terutama ditekankan pada pendekatanpendekatan yang dilakukan kedua lemhaga tersebut dalam menyalurkan kredit.

Adanya pemberdayaan wanita akan meningkatkan aktivitas wanita dalam
kegiatan mencari nafkah dan meningkatkan kontribusi wanita terhadap
pendapatan keluarga. Oleh karena itu, dalam penelitian ini adanya pemberdayaan
wanita melalui pemberian kredit mikro dilihat dengan membandingkan alokasi
waktu mencari nafiah dan kontribusi pendapatan wanita antara nasabah kredit
mikro dan non nasabah. Dan manfaat program pemberdayaan akan tercermin
dalam pencapaian tujuan program, yang antara lain berupa perbaikan human
capital

yang tercermin dalam partisipasi pendidikan anak dan perbaikan

pendapatan keluarga.

Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pendapatan keluarga dapat dilakukan dengan analisis regresi berganda terhadap
peubah-peubah yang mempengaruhi tingkat pendapataan. Selain keterlibatan
wanita dalam kredit mikro, ada banyak faktor lain yang diduga mempengaruhi
tingkat pendapatan keluarga, diantaranya adalah lokasi kecamatan, urnur suami,
urnur istri, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan suami, pendidikan istri, jenis
usaha yang dijalankan, jumlah anggota keluarga yang mencari nafkah, akses
kepada sarana transportasi, pasar dan ibukota kecamatan, kepemilikan asset lahan
dan sebagainya. Mengingat peubah-peubah

dugaan tersebut banyak yang

bersifat data kuaktatif, maka untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pendapatan dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) Analisis

Kuant~fikasi Hayashi I, yang pada dasamya adalah merupakan analisis regresi

berganda, tetapi dengan peubah terikat berupa data kuantitatif, sedangkan peubah
penjelas berupa data kualitatif; (2) Analisis Regresi Berganda, dengan cara
menjadikan peubah dummy b a g peubah-peubah dugaan yang bersifat kualitatif.
Mengingat indikasi adanya gejala multikolinearitas maka sebelum dilakukan

analis~stersebut, dilakukan lebih dahulu analisis komponen utama terhadap
peubah-peubah yang berupa data non kategori. Nilai skor Komponen uta~nayang
dihasilkan, bersama dengan peubah dummy, digunakan sebagai peubah-peubah
yang diuji dalam anal~sisregresi berganda.

Hipotesis Penelitian
Untuk menzarahkan penelitian dengan tujuannya, maka diajukan
hipotesis-hipotesis sebagai berikut:
I . Ada keterkaitan antara tingkat perekonomian dengan kapasitas lzunzur~cupital.
2. Ada mekanisme khusus dalam upaya pemberdayaan wanita.

3. Prmberdayaan wanita pedesaan melalui kredit mikro memberi peluang bagi
wcanita untuk berpartisipasi dalam upaya pembangunan dan sekaligus dapat
meningkatkan pendapatan keluarga. Adanya pemberdayaan tercermin dari
adanya kegiatan wanita dalam mencari n a W , alokasi waktu wanita &lam
rnencari nafkah dan kontribusi wanita terhadap pendapatan keluarga.

4. T~ngkatkesejahteraan keluarga nasabah kredit mikro lebih baik dibandingkan
keluarga non nasabah, karena adanya kontribusi wanitalibu rumah tangga
terhadap penghasilan keluarga.

Tingkat kesejahteraan tersebut tercermin

dalam partisipasi sekolah anak, alokasi pendapatan terhadap pengeluaran
untuk makanan, dan tingkat pendapatan keluarga.
Secara garis besar, kerangka penelitian ini dapat digambarkan seperti dalam
Gambar 1. berikut:

masyarakat, termasuk

Penin&aran kesempatan
wanita untul. berusaha

r1s Keterhtan antara Tinght
Perekonomian dengan Kesetaraan
jender dan Kualitas SDM
Analisis Deskriptif terhadap
Pennasalahan dan Mekanisrne
Pemberdayaan Wanita pada
\{as\-arkat Miskin
.4n&sis Komparatif Tigliat

Pola Pemberdayaan w-anita
kearah perbaikan Human

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Arti dan Tujuan Pembanguuan

Pembangunan bak sebagai proses maupun sebagai cara perwujudan
mengemban tugas kemanusiaan dan tugas keludupan. Padanya tergantung
harapan-harapan masyarakat untuk mencapai taraf keludupan yang lebih baik
(Winoto,1998). Bagimana menterjemahkan taraf hidup yang lebih baik
mempakan pertanyaan yang sangat sulit, Todaro (1990) sependapat dengan Prof
Goulet dan tokoh ekonomi lainnya menyatakan bahwa paling tidak ada 3 (tiga)
komponen dasar yang dijadikan basis konseph~aldan pedoman praktis untuk
memahami pembangunan yang hakiki, yaitu :
1) Kecukupan (sustainance) yang berarti kemampuan unhk mencukupi

kebutuhan dasar yang meliputi pangan, sandang, papan,kesehatan dan
keamanan.

2) Jati diri (self esteem): dorongan untuk menjadi manusia seutuhnya, berupa
dorongan untuk maju, menghargai diri sendiri dan merasa pantas untuk
mengejar sesuatu.

5 ) Kebebasan dari sikap menghamba (freedom): yang diartikan secara luas
sebagai kemampuan untuk berdiri tegak sehmgga tidak diperbudak.
bleskipun ketiga komponen tersebut berlaku untuk semua tnasyarakat atau negara
dari waktu ke waktu, tetapi pada dasarnya ada perbedaan dalam mengartikan
pembangunan. Menurut Winoto (1998), perbedaan arti pembangunan pada
dasarnya ditentukan oleh :

(I) nilai-nilai dasar yang dianut masyarakat dan bangsa;

(1 ) nilai-nilai dasar yang dianut masyarakat dan bangsa;

(2) asumsi-asumsi dasar tentang telaah dan praktis pembangunan;
(3) tingkat akumulasi pengetahuan masyarakat mengenai kaitan antara alam dan

kehidupan yang terwujud dalam sistem teknologi dan kelembagaan
masyarakat;

(4) perubahan persepsi masyarakat tentang sesuatu yang dipandang ideal dalam
kehidupan bangsa dan negara baik untuk generasi kini maupun generasi
mendatang.
Keselumhan atau sebagian faktor penentu tersebut melahirkan pergeseran arti dan
atau praksis pembangunan yang pada suatu tingkat tertentu juga akan melahirkan
paradigma-paradigma pembangunan untuk masa dan atau untuk suatu negara atau
wilayah . Meskipun pandangan terhadap pembangunan dapat berubah dari waktu
ke waktu, tapi proses pembangunan menurut Winoto (1998) bukanlah suatu
proses yang terputus ,melainkan suatu proses yang berkesinambungan, karena :
(1) Pada dasamya tidak ada perbedaan mendasar antara generasi dalam ha1
aspirasi kehidupannya.

(2) Dampak generasi sebelurnnya terasakan oleh generasi kita dan generasi yang
akan datang.
(3) Lahirnya generasi baru merupakan kejadian alami yang hams diterima

generasi yang bersangkutan beserta social mindscope (struktur dan hubungan
individu-individu

dalam

pemihran,

konsep,

perencanaan dan perancangan pembangunan).

pembuatan

keputusan,

(4) Keterkaitan historis antar generasi merupakan proses alamiah karena adanya
proses pembelajaran (sociul learning process) yang dilakukan oleh
masyarakat.

Adanya pergeseran paradigma pembangunan menurut pengertian tersebut
dapat dipandang sebagai suatu proses akumulasi pengetahuan manusia tentang
pembangunan. Dalam sejarah pembangunan teori pembangunan, kita mengenal
dua teori pembangunan yang memperlihatkan fenomena proses pembelajaran
tersebut, yaitu teori modernisasi (mendasari paradigma lama, lahir sebagai respon
perubahan sistem

ke~nasyarakatan akibat revolusi

industri) dan

teori

pembangunan berkelanjutan sebagai paradigma pembangunan yang dianut akhirakhir ini.

Perubahan Paradigma Pembangunan
Paradigma pembangunan lama yang lahir dari teori modernisasi, dilandasi
oleh "T/ze

F ~ r s t Fundamental Theorem of

Welfare Economics" yang

menbwtamakan efesiensi dalam ekonomi (Anwar, 2000). Menurut pemikiran
tersebut, untuk dapat mencapai kemajuan, diperlukan pemacuan pertumbuhan
ekonomi yang selanjutnya dapat mencapai tujuan pemerataan sosial melalui
pengaruh penetasan ke bawah (trrckle down efect). Paradigma pembangunan
tersebut mengimplikasikan lahirnya kebijakan-kebijakan yang memprioritaskan
pemusatan pembangunan pada sektor-sektor, wilayah-wilayah dan kelompok

-

keloinpok sosial yang berpotensi untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Dalam kerangka pembangunan spasial/wilayah kebijakan-kebijakan

tersebut menciptakan terjadinya polarisasi sumberdaya

melalui aglomerasi

industri pada tempat-tempat yang kompetitif pada kawasan-kawasan kota-kota
besal- yang dari sudut swasta menguntungkan, tapi dari sudut kepentingan publik
banyak menimbulkan biaya-biaya sosial.

Dampak penvujudan pelaksanaan kebijakan yang bias kota (urhun bius)
mengarah pada terciptanya ketimpangan pembangunan antara desa-kota, juga
antar kelompok masyarakat. Prioritas pertumbuhan yang menguntungkan
kelompok masyarakat tertentu, merugikan kelompok masyarakat banyak yang
pada umumnya adalah masyarakat kecil yang lemah. Pengaruh penetesan ke
bawe.h, pada kenyataannya tidak tejadi dari pusat pertumbuhan kota ke wilayah
belakangnya (hinterland) atau dari kelompok masyarakat tertentu yang
diuntungkan ke masyarakat banyak. Sebagai akibamya adalah pengurasan besarbesaran (massive backwash effect) dari wilayah pedesaan ke perkotaan atau dari
kelornpok masyarakat kecil yang miskin ke kelompok masyarakat kaya yang
jumliihnya hanya beberapa gelintir saja. Dampak pembangunan seperti ini tentu
saja tidak sesuaiitelah melenceng dari tujuan pembangunan yang diharapkan.
Men~lrutAnwar (1999) kegagalan konsepsi pemikiran pembangunan yang lama
ini tt:rletak pada asumsi-asumsi yang diteorikan tidak realistik dengan keadaan
dunia nyata (real world situution) .

Merespon kegagalan-kegagalan dalam implementasi konsepsi pemikiran
pemt~angunanmengarahkan pada terjadinya pergeseran pemikiran pembangunan
secara mendasar kepada paradigma pembangunan yang baru. Menurut Anwar dan

Rust iadi (2000),Evolusi perubahan konsep dan strategi pembanbwnan dari konsep
yang menekankan kepada pertumbuhan ekonomi kepada:
1 . Fertumbuhan, kese~npatan kerja dan pertumbuhan,

pertumbuhan dan

pemerataan
2. Strategi kepada penekanan kepada pemenuhan kebutuhan dasar (basic need

upprouch)

3. Ztrategi yang rne~nperhatiklanpertumbuhan dan lingkungan hidup
4. Strategi pembangunan yang berkelanjutan.

Konsep

pemikiran

pembanynan ini

yang

adalah dari

melandasi

teori ekonomi

evolusi

kepada

paradigma

"The Second Eirndamenlul

Tt7eorem r!f' TVeIfure Economics" yang menyatakan bahwa alokasi sumber daya
yang efisien @reto

eficiency) yang mengarah pada keseiinbangan dapat

dilakukan oleh tindakan pemerintah h a n g diinginkan) melalui sistem perpajakan
yang transparan

(subsidi atau grant); sedangkan hal-ha1 lain dalam ekonomi

dapat diarahkan kepada bekerjanya mekanisme pasar yang kompetitif (Anwar,

1999). Dalil

ini mempunyai implikasi yang penting dalam memberi justifikasi

tentang pentingnya pemerataan ekonomi untuk dapat menyumbangkan pada
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan landasan pemikiran ini,
pe1nt:rintah dapat bertindak untuk mencapai tingkat pemerataan tertentu yang
diinginkan: dengan melakukan redistribusi alokasi sumber

daya (kapital,

lahari, dan sumber daya alarn lainnya) secara spasial, selebihnya yang menyangkut
efisiensi sebaiknya pemerintah

membiarkan untuk dapat lnemungkinkan

bekerjanya sistem pasar yang kompetitif, sehingga keseimbangan ekonomi yang
efisicn dapat tercapai.

Kon~epPembangunan Berkelanjutan
Definisi pembangunan berkelanjutan (Pitono, 1998), menurut Komisi
Brundland , adalah pernhungunun yung mencukupi kebu/zilian sekaro~~g
runpu
berkampromi

(kemumpuun) generusi yang akuiz dutung unruk tnetne~zulii

kebutuliu~z tnereku. Definisi tambahan pembangunan berkelanjutan dari Bank

Dunia, WCS (World Conservation Society) dan UNEP serta WWF adalah
penekunun