Analisis Respon Luas Areal dan Produktivitas Cengkeh Rakyat di beberapa Propinsi Kawasan Timur Indonesia

ANALISIS RESPON LUAS AREAL DAN PRODUKTIVITAS
CENGKEH RAKYAT Dl BEBERAPA PROPlNSl
KAWASAN TlMUR INDONESIA

Oleh :

JANTJE J. R. RITAWAEMAHU

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK

JANTJEJONESROBERTH
RITAWAIMAHU.
Analisis Respon Penawaran Cengkeh
Rakyat di Beberapa Propinsi Kawasan Timur Indonesia. Dibimbing oleh
S.M.H. TAMPUBOLON, ANNY RATNAWATI dan HARIANTO.

Cengkeh merupakan salah satu komoditi tanaman tahunan yang

cukup baik untuk ditanam pada daerah tropis di Kawasan Timur Indonesia.
Komoditi cengkeh sangat dipengaruhi oleh luas areal, produktivitas dan
harga. Pengusahaan komoditi cengkeh didominasi oleh perkebunan rakyat
95% dan sisanya 5% oleh perkebunan swasta dan negara.
Respon penawaran diduga secara tidak langsung melalui model
persamaan respon areal dan produktivitas dan diduga dengan metode
Ordinary Least Squares (OLS), Pendugaan menunjukkan hasil yang cukup
baik, yaitu memenuhi kriteria ekonomi, statistik dan ekonometrika. Penelitian
menggunakan taraf nyata 5 sampai 30 persen untuk melihat pengaruh
peubah penjelas terhadap peubah endogen dan koefisien elastisitas jang ka
pendek dan jangka panjang. Tanda parameter dugaan pada masing-masing
persamaan sebagian besar sesuai dengan harapan dan yang tidak sesuai
dengan harapan masih dapat dijelaskan. Model yang dihasilkan adalah model
terbaik setelah dilakukan respesifikasi.
Secara garis besar pendugaan respon areal dan produktivitas dalam
menganalisis respon penawaran cengkeh rakyat yang ada di beberapa
propinsi Kawasan Timur Indonesia, menunjukkan bahwa respon areal dan
produktivitas untuk semua propinsi tidak dipengaruhi oleh harga cengkeh
dan harga kelapa, karena usahatani cengkeh merupakan tanaman tahunan.
Agar usahatani cengkeh petani lebih berkembang maka aksesibilitas petani

terhadap input perlu ditingkatkan.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

"ANALISIS RESPON LUAS AREAL DAN PRODUKTIVITAS
CENGKEH RAKYAT Dl BEBERAPA PROPlNSl KAWASAN
TlMUR INDONESIA"
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah di
publikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor,

Februari 2002

Jantie J. R. Ritawaimahu
NRP. 98008 1 EPN


ANALISIS RESPON LUAS AREAL DAN PRODUKTIVITAS
CENGKEH RAKYAT Dl BEBERAPA PROPlNSl
KAWASAN TlMUR INDONESIA

Oleh :

JANTJE J. R. RITAWAEMAHU

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi llmu Ekonomi Pertanian

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Tesis


: ANALISIS

RESPON LUAS AREAL DAN

PRODUKTIVITAS CENGKEH RAKYAT Dl
BEBERAPA PROPlNSl KAWASAN TlMUR
INDONESIA
Nama Mahasiswa : Jantje. J.R. Ritawaemahu
Nomor Pokok

: 98008

Program Studi

: llmu Ekonomi Pertanian

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Dr.lr. S.M.H. Tampubolon, M.Sc (Alm)

(Ketua)

(Anggota)
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
llmu Ekonomi Pertanian

&4Dr.lr. Bonar M. Sinaaa, MA
Tanggal Lulus : 18 Februari 2002

ram Pascasarjana

Penulis dilahirkan di Ambon Propinsi Maluku pada tanggal, 30 Januari
1966 sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara keluarga Bapak Jonias
Paulus

Ritawaemahu

(Purnawirawan


POLRI)

dan

Ibu

Josina

RitaewaemahulHurseppuny. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi
llmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas
Pattimura dan lulus tahun 1988. Pada tahun 1998, penulis diterima di
Program Studi llmu Ekonomi Pertanian pada Program Pascasarjana, lnstitut
Pertanian Bogor. Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) diperoleh dari
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI).
Pada tahun 1992 penulis diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)
pada Universitas Pattimura Ambon.

PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Bapa di Surga, karena

berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang
berjudul . 'Analisis Respon Penawaran Cengkeh Rakyat di Beberapa Propinsi
Kawasan Timur Indonesia" yang merupakan tahap akhir bagi penyelesaian
studi Magister Sains, pada Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tidak
terhingga kepada Dr. Ir. S. M. H. Tampubolon, M.Sc (Alm), Dr. Ir. Anny
Ratnawati, MS dan Dr. Ir. Harianto, MS selaku ketua dan anggota komisi
pembimbing yang telah memberikan arahan, saran dan koreksi yang
berharga hingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Juga rasa terimaksih penulis sampaikan kepada banyak pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, oleh karena itu pada kesempatan
yang berbahagia ini tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur Program Pascasarjana, Ketua Program Studi llmu Ekonomi

Pertanian beserta seluruh staf pengajar Program Studi EPN atas
bimbingan dan arahannya.
2. Pengelola BPPS Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional yang
pendidikan kepada penulis.


telah

memberikan bantuan beasiswa

3. Yayasan Dana Beasiswa Maluku (YDBM) yang telah memberikan

bantuan dana penelitian kepada penulis.
4. Rekan-rekan seangkatan (EPN 98) atas dorongan dan kebersamaan yang

begitu akrab semasa belajar dan juga kepada teman-teman mahasiswa
Maluku khususnya Universitas Pattimura Ambon yang telah bersamasama membagi rasa suka dan duka semasa belajar lebih khusus lagi
kepada Bung Adolf, Bung Piet, Bung Broeri, Bung Nus dan lain-lain yang
tidak sempat penulis sebutkan satu per satu.
5. Keluarga Besar RitawaemahulHursepuny, Papa Ony, Mama Jos dan

Kakak kakakku serta Adikku bersama keluargaku dan Keluarga Besar
G. L. Ritawaemahu di Negeri Belanda. Penulis sampaikan terima kasih
yang amat mendalam atas segala pengorbanan dan bantuan yang tak
ternilai harganya dalam doa, dorongan dan kesabaran yang diberikannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tesis ini masih jauh
dari sempurna, tetapi semoga hasil penelitian yang telah dicapai ini
bermanfaat bagi semua pihak yang

mengemban misi membangun

masyarakat petani di pedesaan.
Akhirnya hanya kepadaMu kami berharap kepada Bapak di
Surga amin.

Bogor,

Februari 2002

Jantje J. R. Ritawaemahu

DAFTAR IS1

Halaman


I.

DAFTAR TABEL ..............................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................

x

PENDAHULUAN .............................................................

1

1.1. Latar Belakang ..........................................................

1

1.2. Perurnusan Masalah ....................................................


4

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................
1.4. Ruang Lingkup Penelitian ............................................

II.

TlNJAUAN PUSTAKA ......................................................
2.1. Budidaya Komoditi Cengkeh ........................................
2.2. Perkembangan Produksi Cengkeh di Indonesia ..............

10

2.3. Produktivitas dan Mutu Komoditi Cengkeh Perkebunan
Rakyat ....................................................................
2.4. Perkembangan Harga Cengkeh di Kawasan Timur
Indonesia .................................................................

14

2.5. Beberapa Studi Respon Penawaran Komoditi Cengkeh di
Indonesia ..............................................................
Ill.

KERANGKA PEMlKlRAN ...................................................

19

IV.

METODE ANALISIS .........................................................

23

4.1. Respon Luas Areal ....................................................

23

4.2. Respon Produktivitas ..................................................

26

4.3. Respon Penawaran ....................................................
4.4. Perubahan Struktural Respon Areal dan Produktivitas .......
4.5. Metode Pendugaan ....................................................
4.6. Jenis dan Sumber Data .............................................

V.

ANALISIS RESPON AREAL DAN PRODUKTIVITAS ...............
5.1. Gambaran Umum Model Dugaan ...................................
5.2. Respon Areal .........................................................
5.2.1. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Propinsi Bali .....................................................
5.2.2. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Propinsi Sulawesi Utara ......................................
5.2.3. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Propinsi Sulawesi Tengah ...................................
5.2.4. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Propinsi Sulawesi Selatan ...................................
5.2.5. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Propinsi Maluku ............................................
5.2.6. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Kawasan Timur Indonesia ...................................
5.3. Respon Produktivitas ..................................................
5.3.1. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Propinsi Bali .....................................................
5.3.2. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Propinsi Sulawesi Utara ......................................

5.3.3. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Propinsi Sulawesi Tengah ...................................

5.3.4. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Propinsi Sulawesi Selatan ...................................
5.3.5. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Propinsi Maluku ................................................

5.3.6. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di
Kawasan Timur Indonesia ...................................
VI

KESIMPULAN DAN SARAN ..............................
6.1. Kesimpulan .............................................................

6.2. Saran ......................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................

DAFTAR TABEL

Nomor
1.
2.

3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Halaman

Luas Areal dan Produksi Cengkeh di Kawasan Timur lndonesia
Tahun 1998 2000 ......................................................................

2

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Cengkeh di Kawasan
Indonesia Tahun 1998 2000 .....................................................

11

-

-

-

Harga Rata rata Komoditi Cengkeh Rakyat di Kawasan Timur
Indonesia Tahun 1996 - 1999 ....................................................

15

Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan
Rakyat di Propinsi Bali ...............................................................

40

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Propinsi Bali ............................................

44

Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan
Rakyat di Propinsi Sulawesi Utara ............................................

46

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Utara .......................

48

Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan
Rakyat di Propinsi Sulawesi Tengah .........................................

50

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Tengah .......................

52

Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan
Rakyat di Propinsi Sulawesi Selatan ...........................................

53

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Selatan .......................

56

Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan
Rakyat di Propinsi Maluku..........................................................

57

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Propinsi Maluku .....................................
Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan
Rakyat di Kawasan Timur Indonesia ........................................
Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Kawasan Timur lndonesia .......................
Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Propinsi Bali .........................................
Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas
Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Bali ............................
Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Utara ..........................
hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas
Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Utara ...........
Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulewesi Tengah ........................
Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas
Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Tengah ........
Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Selatan ......................
Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas
Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Selatan ........
Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Propinsi Maluku ......................................
Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas
Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Maluku ........................
Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh
Perkebunan Rakyat di Kawasan Timur Indonesia ......................
Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas
Cengkeh Perkebunan Rakyat di Kawasan Timur lndonesia ........

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1.

Prosedur Analisis Data ...................................................

96

2.

Data Aktual Analisis Respon Areal dan Produktivitas Propinsi
Bali ............................................................................

98

Data Aktual Analisis Respon Areal dan Produktivitas Propinsi
Sulawesi Utara ..............................................................

99

Data Aktual Analisis Respon Areal dan Produktivitas Propinsi
Sulawesi Tengah ...........................................................

100

Data Aktual Analisis Respon Areal dan Produktivitas Propinsi
Sulawesi Selatan ...........................................................

101

Data Aktual Analisis Respon Areal dan Produktivitas Propinsi
Maluku ........................................................................

102

Data Aktual Ahalisis Respon Areal dan Produktivitas Kawasan
Timur Indonesia ............................................................

103

8.

Analisis Respon Areal di Propinsi Bali ...............................

107

9.

Analisis Respon Produktivitas di Propinsi Bali ......................

108

10.

Analisis Respon Areal di Propinsi Sulawesi Utara ..................

109

11.

Analisis Respon Produktivitas di Propinsi Sulawesi Utara .......

110

12.

Analisis Respon Areal di Propinsi Sulawesi Tengah ..............

I11

13.

Analisis Respon Produktivitas di Propinsi Sulawesi Tengah ....

112

14.

Analisis Respon Areal di Propinsi Sulawesi Selatan .............

113

15 .

Analisis Respon Produktivitas di Propinsi Sulawesi Selatan ....

114

16.

Analisis Respon Areal di Propinsi Maluku ...........................

115

3.
4.

5.
6.
7.

17.

Analisis Respon Produktivitas di Propinsi Maluku . . . . .. .. . . . . . ... .

116

18.

Analisis Respon Produktivitas di Kawasan Timur Indonesia . . . .

117

19.

Luas Areal dan Produksi Cengkeh Rakyat Per Kabupaten di
Kawasan Timur Indonesia . ... . . .... . ... ... .. . .. . .. . . .. . . . . . . . . . . .. . . ....

118

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia, kons Jmen utama cengkeh adalah industri rokok kretek.
Permintaan industri terst but terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk
memenuhi kebutuhan ya ~gsemakin meningkat ini, sebagian dari cengkeh
tersebut diimpor dari Za izibar dan Malagasi. lndikasinya adalah produksi
dalam negeri belum cuku~memenuhi permintaan di dalam negeri.
Di dalam negeri, ta iaman cengkeh kurang lebih 95 persen diusahakan
dalam bentuk perkebuna I rakyat. Sisanya sebesar lima persen diusahakan
oleh perkebunan swasti

dan negara. Untuk tanaman tahunan seperti

komoditi cengkeh rakyat, berdasarkan pembagian oleh Direktorat Jenderal
Perkebunan Departemen Pertanian dibagi atas dua bagian yaitu Bagian
Kawasan Timur lndones 3 (KTI) dan Kawasan Barat lndonesia (KBI). Di
Kawasan Timur Indone ;ia

perkebunan cengkeh umumnya berbentuk

perkebunan rakyat dan )eberapa propinsi penghasil cengkeh terbesar di
kawasan ini antara lain I Iali, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan dan Maluku.
Jika dibandingkan dengan kawasan barat, produksi cengkeh di
kawasan timur lebih tingg I yakni 37 636 ton pada tahun 1998, 37 935 ton
tahun 1999 dan 37 05 1 ton tahun 2000 (lihat Tabel 1). Begitu juga
produktivitas di Kawasan Timur lndonesia lebih tinggi dari Kawasan Barat

yaitu 0.199 tonlha tahur 1998, 0.183 tonlha tahun 1999 dan 0.174 tonlha
pada tahun 2000. Prc luksi yang lebih tinggi ini diharapkan dapat
meningkatkan pendapatar para petani cengkeh di kawasan tersebut.
Tabel 1. Luas P *eal dan Produksi Cengkeh di Kawasan Indonesia,
Tahun 1998 - 2000
19!

Luas
Areal
(Ha)

vc

178801

26

19515
7 999
7 054
5 319
631
1 700
7 782
20094
0
33 883
50 250
2 268
22306

4
1

188 825

37

14. Bali
15. NTB
16. N ? l
17. Kabar
18. Kalteng
19. Kalsel
20. Kaltim
21. Sulawesi Utara
22. SulawesiTengah
23. Sulawesi S&tan
24. Sulawesi Tenggara
25. Meluku
26. Papua

28 250
1 105
3 205
1 133
911
4 393
752
35509
44321
47 881
4 367
15616
1 382

3

Kawasan Indonesia

367 626

Proprnsi

KAWASAN BARAT
INDONESIA

1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dl.Aceh

Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jarnbi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Larnpung
DKI Jakarta
10. Jawa Barat
11. Jawa Tengah
12. Dl Yogyakarta
13. Jawa Timur
KAWASAN TlMUR
INDONESIA

Prl
dul

2
4

2
6

7
10
7
6

64

L

Sumber : Ditjen Perkebuna I DEPTAN, 1999

Dari Tabel 1 terlit- 3t bahwa luas areal tanaman cengkeh perkebunan
rakyat yang ada di Kawc san Timur lndonesia terus meningkat dari 188 825
ha pada tahun 1998 mer jadi 207 263 ha pada tahun 1999, dan 212 938 ha
pada tahun 2000. Pening ;atan luas areal ini memberi indikasi bahwa prospek
ke depan usaha tersebut )aik.

Dari sisi produks , terjadi ha1 yang sebaliknya. Luas areal yang
meningkat tidak diiringi peningkatan produksi melainkan produksi terus
menurun. Produktivitas 1 er hektar tanaman cengkeh juga menurun. Data
perkembangan produksi :engkeh di beberapa kabupaten di Kawasan Timur
lndonesia (Lampiran 1) , Jga memperlihatkan produksi yang menurun. Dari
data tersebut bisa did^ l a bahwa manajemen produksi petani cengkeh
di kawasan ini masih lem: h.

Untuk mengatasi kelemahan para petani cengkeh di atas, perlu
dilakukan pembinaan mi slalui perbaikan sistemlpola tanam dalam rangka
peningkatan produksi. E sgitu juga sangat diperlukan upaya-upaya untuk
pengembangan usahatan cengkeh rakyat pada kawasan tersebut. Kegiatan
pembinaan yang perlu di! alakan meliputi : mengadakan pelatihan petani dan
penyuluhan secara inte ~sif dan membentuk kelompok-kelompok petani.
Juga diperlukan dukunga 1 dari pemerintah daerah setempat terutama dalam
pembinaan kegiatan tat2 iiaga cengkeh sehingga petani dapat mengambil
manfaat yang lebih besar Pemerintah juga perlu gencar menyadarkan petani
untuk memperbaiki mutu cengkeh yang dihasilkan sehingga harga cengkeh

petani tidak menurun dan merugikan petani sendiri. Petani akan diuntungkan
dengan harga jual cen lkeh yang tinggi sehingga pendapatan mereka
meningkat, dan pada

,isi lain mereka dapat menambah luas areal,

memperbaiki, meningkatl an produksi dan produktivitasnya manajemen.
1.2. Perurnusan Masala I

Tujuan

utama

~engelolaan usahatani cengkeh adalah

untuk

meningkatkan produksi c an untuk menambah penghasilan petani cengkeh.
Oleh karena itu petani ha us mengerti cara mengalokasikan sumberdaya atau
faktor produksi yang dir ~ilikinyasehingga tujuan tersebut dapat tercapai.
Permasalahnnya adalah ~pakahpetani cengkeh telah mengerti dan mampu
mengalokasinya secara ~ptimalsemua faktor produksi yang ada dalam
proses produksi usahat: ninya, faktor-faktor produksi mana yang aplikasi
penggunaannya telah opti num dan mana yang belum.
Umumnya tanam: n komoditi cengkeh rakyat di Kawasan Timur
Indonesia dikelola dalarr perkebunan rakyat. Pola perkebunan seperti ini
masih bersifat tradision, l dan belum menggunakan teknologi budidaya
cengkeh secara baik tan benar. Masalah ini menggambarkan masih
rendahnya pengetahuar

petani tentang teknologi budidaya cengkeh.

Rendahnya pengetahuan tersebut terlihat dari penanaman cengkeh dengan
jarak tanam yang tidal

teratur, tanaman tidak terawat dengan baik,

pemeliharaan kurang sen purna, tidak ada pemberatasan hama dan penyakit

serta pemangkasan har ya dilakukan sekali setahun pada waktu musim
panen. Kekurangan ini lapat menyebabkan produksi menurun, dan bahkan
petani juga kekurangar tenaga kerja menyebabkan produksi terlambat
dipanen. Akumulasi kek irangan ini menyebabkan banyak tanaman cengkeh
tidak menghasilkan sehi lgga panen menjadi terlambat atau gagal panen
artinya musimnya setahl n sekali bisa menjadi dua tahun bahkan sampai
empat tahun sekali. Konc isi seperti ini sangat merugikan petani sendiri.
Selain

permasali han teknis tersebut

di

atas

terdapat

pula

permasalahan lain yang menjadi kendala bagi petani cengkeh rakyat di
Kawasan Timur lndones a ialah kurangnya modal,

rendahnya pendidikan

dan ketrampilan bekerja 1 i kebun cengkeh, minimnya pengalaman mengelola
tanaman cengkeh, rend2 qnya hari kerja keluarga petani di kebun cengkeh
dan tingginya upah tt naga kerja harian pada saat musim panen.
Permasalahan tersebut secara langsung mempengaruhi produksi petani
cengkeh.
Permasalahan yar 3 mendasar dalam pengelolaan usahatani cengkeh
dl Kawasan Timur lndor 3sia adalah rendahnya produktivitas dan mutu biji
cengkeh yang dihasilk, n. Diduga beberapa ha1 yang mempengaruhi
rendahnya mutu cengke 1 di daerah ini antara lain adalah : (I)
rata-rata
tanaman cengkeh sudah Ierumur tua, (2) pemeliharaan secara intensif belum
dilaksanakan secara sen Durna karena rendah pengetahuan dan ketrampilan

petani, dan (3) kesulitar pemetikan karena kurangnya tenaga petik dan
besarnya upah tenaga k e ~a.
Kondisi skala usa la juga merupakan masalah yang mempengaruhi
pengembangan usahatar i cengkeh rakyat di Kawasan Timur Indonesia.
Umumnya petani di daer: h ini mempunyai skala usaha yang kecil yakni luas
lahan di bawah 2 hektar. Terbatasnya luas lahan yang dimiliki menyebabkan
produksi terbatas pula.
Jumlah produksi :engkeh sering berfluktuasi. Hal ini disebabkan
karena banyaknya faktor fang sepenuhnya berada di luar kekuasaan petani
cengkeh, seperti terjadin) 3 perubahan musim, serangan hama penyakit atau
tanaman pohon cengkeh yang sudah terlalu tua. Perubahan faktor alam ini
menyebabkan produksi :engkeh sering mengalami perubahan-perubahan
di luar yang direncanaka I. Semakin bertambahnya jumlah penduduk yang
mengkonsumsi sigaret

retek yang bahan bakunya dari cengkeh dan

meningkatnya pendapat; n masyarakat menuntut perlunya peningkatan
produksi cengkeh yang b irmutu baik, peningkatan penggunaan lahan, modal
dan tenaga kerja.
Permasalahan lair yang menjadi kendala dalam aspek tataniaga
adalah rendahnya mutu dan harga yang berfluktuasi. Rendahnya mutu
cengkeh bersumber dar~ kesalahan penanganan sebelum panen maupun
penanganan pascapanen Mutu bibit yang rendah dengan pemeliharaan dan
s~stem panen yang tid' ~k tepat akan mengakibatkan kualitas komoditi

cengkeh menjadi rendat- Kualitas cengkeh yang rendah akan menurunkan
harganya dan akhirnya a an menurunkan pendapatan petani.
Sejak beberapa ahun terakhir ini terdapat kecenderungan makin
meningkatnya harga cen jkeh. Harga cengkeh Rp. 3 624 per kilogram pada
tahun 1995 meningkat rr mjadi Rp 4 046 per kilogram pada tahun 1997, dan
meningkat lagi menjadi F p. 15 981 per kilogran pada tahun 1999. Kenaikan
harga ini bisa saja tid: k bertahan bahkan dapat juga menurun kembali
tergantung kondisi pasar
Keadaan harga

t

engkeh yang bemuktuasi ini akan mempengaruhi

produksi petani bahka I realokasi faktor-faktor produksi yang dimiliki.
Kegairahan petani untu : memelihara dan memperluas pertanaman akan
menurun bila harga cc ngkeh di tingkat petani menurun. Bahkan ada
kecenderungan tanamar cengkeh yang sudah ada akan dikonversi dengan
tanaman alternatif lainn la. Sebaliknya tingkat harga cengkeh yang terus
meningkat

dapat

me.angsang

petani

meningkatkan

pemeliharaan,

menambah skala usaha lya, meningkatkan produksi yang berlanjut dengan
peningkatkan pendapata I petani.
Berdasarkan uraiz n di atas dirasa perlu melakukan penelitian tentang
respon penawaran unt~k melihat perubahan-perubahan yang ada pada
petani sebagai akibat ~erubahan harga cengkeh. Dengan diketahuinya
perubahan-perubahan te sebut membantu untuk menentukan arah kebijakan

pengembangan usahatani cengkeh rakyat di Kawasan Timur Indonesia untuk
masa-masa yang akan da ang.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar )elakang dan permasalahan di atas, maka secara
sepes~fik tujuan penelitian ni adalah:
1. Menganalisis faktor-fa .tor yang mempengaruhi respon luas areal dan

respon produktivitas ~sahatani komoditi cengkeh rakyat di beberapa
propinsi Kawasan Tim1 r Indonesia.
2. Melakukan pengujian ernpiris terhadap struktural respon areal dan

produktivitas rakyat di t eberapa propinsi Kawasan Timur Indonesia.
1.4. Ruang Lingkup Penc litian

Penelitian ini merr latasi bahasan pada analisis respon penawaran
cengkeh rakyat terhadap harga cengkeh ditingkat petani, kredit usahatani
atau semacamnya dan t arga pupuk. Respon penawaran diperoleh secara
tidak langsung melalui pe ~dugaanterhadap respon areal dan produktivitas.
Fokus penelitian adalah 1 lengaruh harga cengkeh, kredit usahatani, pupuk
dan harga kelapa, atau tanaman perkebunan lainnya sebagai tanaman
alternatiflkompotatif terha lap produksi cengkeh yang ada pada wilayah
daerah produksi di Kawas in Timur lndonesia meliputi : Bali, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawe: i Selatan dan Maluku.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Budidaya Cengkeh
Cengkeh (Eugena :aryopyllus, Sprengel atau Eugena arornatica, Linn)
adalah salah satu tana Ian perkebunan berbentuk pohon. Tanaman ini
banyak kegunaannya, k arena mengandung minyak eugenol yang dapat
dimanfaatkan untuk berl agai keperluan. Selain sebagai rempah-rempah,
has11cengkeh juga digu ~akandalam dunia obat-obatan, kosmetik dan di
lndones~aterutama dipaC ai sebagai bahan periang yang dicampur dengan
tembakau pada rokok kre sk, yaitu rokok khas Indonesia.
Untuk budidaya, ;ecara

alamiah cengkeh merupakan tumbuhan

dataran rendah. Di Indonc sia tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sampai
pada ket~nggian600 me er dari permukaan laut. Agar tanaman cengkeh
dapat memberikan hasil I roduksi yang tinggi, ia menghendaki suatu daerah
yang mempunyai temprat~r harian 25'

- 30'

dengan curah hujan 1500 - 2000

mm per tahun yang ml nyebar merata setiap bulanan karena tanaman
cengkeh tidak tahan terh ~dapmusim kering yang lama. Selain itu tanaman
cengkeh juga mengheni laki tanah yang subur, gembur tidak berbatu,
berdrainase baik dan ail tanah yang paling dangkal tiga meter dibawah
permukaan air tanah (Bint )ro, 1973).
Para ahli berpent apat bahwa cengkeh merupakan tanaman asli
Indonesia yang berasa

dari kepulauan Maluku. Penyebarannya ke

kepulauan lain di lndones a dimulai dari Bengkulu, Sulawesi Utara, tempattempat lain di Sumatera dan Jawa. Cengkeh tipe Zanzibar yang banyak
dikenal di lndonesia seb marnya juga berasal dari kepulauan Maluku. la
dapat berkembang di k e ~lauan
~
Zanzibar dan Madagaskar berkat seorang
kapten Perancis yang me iyelundupkan bibit cengkeh ke kepulauan tersebut
sekitar tahun 1969, se ~agai upaya mengatasi monopoli perdagangan
rempah-rempah yang diku ~saioleh VOC pada zaman itu (Hadiwijaya, 1979).
Dilihat dari segi luas pertanaman, cengkeh sebagai tanaman
perkebunan memegang

[

eranan penting di Indonesia, karena menempati

urutan ke empat setelah [aret, kelapa dan kopi, sebagian besar (lebih dari
95

O/O)

tanaman ini diusah ~kanoleh rakyat dalam bentuk perkebunan rakyat.

Sedangkan sisanya diku: sai oleh perkebunan besar, negara, dan swasta
(Tabel 2).
2.2. Perkembangan Pro( uksi Cengkeh di lndonesia

Menurut Kartasapl ~etra(1988), produksi secara teknis didefenisikan
sebagai proses pendayas Jnaan sumber-sumber yang telah tersedia untuk
mewujudkan hasil yang rn ?lebihi pengorbanan (arti sempit). Secara ekonomi
produksi didefenisikan set agai proses pendayagunaan sumber-sumber yang
telah tersedia untuk mew ~judkan.hasil yang terjamin kwalitasnya, terkelola
dengan baik sehingga me ,upakan komoditi yang dapat diperdagangkan (arti
luas).

Tabel 2. Luas Are2 dan Produksi Perkebunan Cengkeh di lndonesia
Tahun 19 10 - 2000

Sumber: Direktorat Jendera Perkebunan Jakarta Tahun 1999

Produksi cengkeh di lndonesia dilakukan oleh petani cengkeh,
perkebunan negara dan perkebunan swasta. Tetapi sebahagian besar
produksi cengkeh 97 per ;en di lndonesia dihasilkan oleh petani. Produksi
cengkeh ditentukan oleh luas dan produktivitas per hektar. Peningkatan
produksi cengkeh dimul: i sejak tahun 1967 dalam upaya menciptakan
swasembada cengkeh.

Jpaya peningkatan produksi dilakukan melalui

perluasan areal tanaman ( 2kstensifikasi) dan peningkatan sistem penanaman

dan pemeliharaan (intensi ~kasi).Pada tahun 196911970 GAPPRI (Gabungan
Perserikatan

Pabrik

Fokok

Indonesia)

memelopori

pembangunan

perkebunan besar cengkc h. Langkah ini kemudian diikuti oleh perkebunan
negara. Akhirnya, jika pal a tahun 1970 luas areal hanya 82 387 ha, maka
pada tahun 1979 telah rr eningkat sampai puncaknya sebesar 742 269 ha
(lihat Tabel 2).
Pada tahun 1990-: n luas areal mengalami penurunan, akibat harga
cengkeh yang rendah dar adanya upaya dari pemerintah untuk mengurangi
areal pertanaman yang ru! ak akibat serangan hama penyakit.
2.3. Produktivitas dan N utu Komoditi Cengkeh Perkebunan Rakyat

Masalah utama y' lng terdapat pada perkebunan cengkeh rakyat
adalah produktivitasnya elatif masih rendah dan mutu produksi kurang
memenuhi syarat untuk di ?kspor. Sama dengan perkebunan cengkeh rakyat
yang menurut Siswoputra~to (1993), rendahnya produktivitas cengkeh rakyat
disebabkan oleh : ( I ) iklim yang kurang cocok untuk beberapa daerah dan (2)
penggunaan klon bibit yal g tidak unggul dan (3) tanaman sudah terlalu tua
dan tidak diremajakan dan (4) pemeliharaan tidak memadai.
Salah satu cara unl ~k meningkatkan produkstivitas usahatani cengkeh
rakyat adalah memperk(~nal dan mendorong petani pemakai teknologi
budidaya cengkeh seper ; penggunaan pupuk yang tepat dan memadai,
pemakai obat-obatan, per anaman bibit unggul dan pengaturan jarak tanam

yang sesuai antara jumls

I pohon

cengkeh dengan luas lahan (Najiyati dan

Danart~,1995). Namun ~ntukmengadopsi teknologi tersebut petani harus
menghadapi beberapa k ndala antara lain; lemahnya modal, resiko dan
ket~dakpastian.Namun r lenurut Mubyarto (1989) kendala tersebut dapat
dlatas~dengan cara yaitu, (1) membantu mengurangi resiko dan (2) stabilitas
harga dan (3) pengadaan credit dan (4) pengadaan pupuk secara lokal.
Mubyarto (1989) ~erpendapat bahwa keuntungan dicapai apabila
usahatan~ didasari pelzcsanaan yang efisien dan rasional, di mana
keuntungan tersebut san lgup memberi imbalan jasa secara memadai bagi
faktor produksi yang d gunakan. Dengan demikian keuntungan sangat
berkaitan dengan efisien

penggunaan faktor produksi. Pendapat tersebut

sejalan dengan pemikira i Yotopoulus dan Lau (1979) yang mengatakan
bahwa pengukuran efisir bnsi ekonomi dapat memakai pendekatan fungsi
keuntungan yang memilil i beberapa kekuatan dan fleksibilitas, antara lain:
(1) devisa dan tingka lak J maksimisasi keuntungan dapat dibentuk dengan
cara sistematik dalam k~ .angka teoritis dan (2) dapat mengestimasi fungsi
permintaan input dan fun jsi penawaran output secara bersama-sama tanpa
harus membuat fungsi p .oduksi secara eksplisit dan (3) dapat digunakan
untuk menelaan rnasalah efisiensi teknik, harga dan ekonomi dan (4) petani
diasumsikan bereaksi se5 ~ adengan
i
kenyataan empiris yang diestimasi, dan
(5) faktor produksi dalam ungsi keuntungan terdiri atas harga faktor produksi,

harga produksi dan j~ nlah faktor produksi tetap yang kesemuanya

merupakan

variabel

!xogen

terhadap

produksi,

sehingga

dapat

menghindarkan masalah ~endugaanparameter yang tidak konsisten karena
adanya bias secara simull an (simultaneous equation bias).
2.4. Perkembangan Har la Cengkeh di Kawasan Timur Indonesia

Menurut Rosmelis i dan Ermiati, komoditas cengkeh adalah salah
satu komoditas pertani in yang diatur tataniaganya oleh pemerintah.
Tujuannya adalah: (1) a! ar petani sebagai produsen cengkeh menerimah
harga yang wajar, sehin~ja tingkat pendapatan petani dapat meningkat dan
(2) agar dapat menjar in ketersediaan stok rokok kretek. Kemudian
pengaturan tataniaga cen lkeh telah diawali oleh Kepres No. 50176 dan 58177
serta kepres No. 8 tahur 1980. Terakhir lnpres No. 1 tahun 1992 dengan
beberapa peraturan pel; ksanaannya. Adapun isi lnpres No. 1 tahun 1992
adalah penetapan harga dasar bagi pembeli cengkeh oleh KUD dengan
ketentuan sebagai beriki : : (I) pembeli cengkeh oleh KUD Kepada petani
dengan harga Rp. 7900 ~ntukkadar air maksimum 10% dan kadar kotoran
3% dan (2) pembeli cc ngkeh oleh KUD kepada petani dengan harga

Rp. 6 000 untuk kadar ai maksimum 15% dan kadar kotoran 5%.
Untuk mengetahui 7arga komoditas cengkeh di KT1 dapat dilihat pada
Tabel 3. Hampir setiap bulanltahun harga cengkeh mengalami fluktuasi,
karena ternyata harga bang dipatok sesuai dengan kebijakan pemerintah

dalam

merealisasi tata iiaga

cengkeh

khususnya bagi

peningkatan

pendapatan petani di bebc rapa propinsi Kawasan Timur lndonesia ini.
Tabel 3. Harga R i :a-Rata Komoditi Cengkeh Rakyat
di Kawas 3n Timur Indonesia (1996 -1 999)
Bulanl
Tahun

Harga Rab-rata (RplKg) Di KI T
Sulawesi

Januari

3 881,23

Ferbuari

3 967,39

Maret

4 534,33

April

4 534,33

Mei

4 534,33

Juni

6 212,49

Juli

6 613,20

Agustus

6 613,20

September

6 613,20

Oktober

6 878,39

November

6 923,78

Desember

6 923,78

1996

3 478,11

1999

19 656,lO

St awesi
TE lggara

Sulawesi
Tengah

Sulawesi
Selatan

Propinsi
Maluku

Propinsi
lrian Jaya

-

Sumber: BPS Jakarta (E tatistik Harga Produsen Sektor Pertanian), 1999.
Menurunnya hargi cengkeh menyebabkan motivasi petani menjadi
berkurang. Untuk menga .asi penurunan harga dan kelebihan produksi ini
pemerintah membuat sua .u kebijasanaan yang mengatur tataniaga cengkeh
yang tertuang pada KEPF ES No. 8 tahun 1980 bahwa yang termasuk daerah
Kepres yaitu D.I. Acet , Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu,

Lampung, Sulawesi Utar: , Sulawesi Selatan dan Maluku. Sedangkan daerah
sentra produksi lainnya te .masuk dalam non Kepres. Menurut Kemala dan
Wahyudi (1993), tataniag 1 cengkeh ini tidak berjalan sebagaimana mestinya,
terjadinya ha1 tersebut disebabkan adanya distorsi pasar akibat tidak
konsistenan pemerintah sebagai regulator terhadap sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di
antaranya harga yang di erima petani kurang dari harga patokan Rp 6 500
per kg petani menerima t anya harga Rp 3 000 per kg ha1 ini jelas merugikan
petani karena terjadinya persaingan bebas yang menyebabkan ijon dan
sistem tebas.
2.5. Beberapa Studi R tspon Penawaran Komoditi Cengkeh
di Indonesia
Respon penawara 1 (Supply respon) secara umum berarti perubahan
output dan areal akibs. perubahan harga, dengan demikian pengaruh
perubahan harga terha lap areal, produktivitas, dan produksi menjadi
kejadian utama dalam ant ~lisisrespon penawaran.
Sejak Repelita pel .ama hingga Repelita keempat budidaya cengkeh di
dalam negeri secara swa laya berkembang cukup pesat, sehingga dewasa ini
menyebar di 26 provins dengan total areal sekitar 700 000 ha. Sebagai
tanaman tahunan, prod1 ksi dan produktivitas per pohon terus meningkat
menurut umur hingga ba as waktu tertentu, Namun demikian menurut Wahid
et al. (1986) tanaman a ngkeh termasuk yang berbunga terminal dalam arti

dalam mengenal siklus xoduksi dimana setiap tiga sampai empat tahun
terjadi satu kali berbung: sedang dan satu kali berbunga sedikit. Disisi lain
tanaman cengkeh menge ~ akesesuaian
l
lahan dan agroklimat dimana setiap
daerah dapat berbeda : atu sama lain, sehingga jatuh tempo dari siklus
berproduksi dapat berv, riasi atau tidak sama bagi seluruh wilayah di
Indones~a.
Mubyarto dan Flel :her (1975), Nainggolan dan Suprapto (1987) dan
Suryana (1991), mengg ~nakancara tidak langsung dengan mendapat
perhitungan respon penjt alan sebagai penjualan dari respon areal terhadap
harga dan respon prod ~ktivitasterhadap harga. Publikasi Mubiarto dan
Fletcher (1875) merupal an salah sartu studi awal respon penawaran di
Indonesia. Studi terseb~,menemukan bahwa respon terhadap areal dan
produktivitas petani positi rneskipun nilai elastisitasnya rendah.
Menurut Nurung (1997), mengemukakan bahwa dalam model
penawaran komoditi pert; ,nian suatu ha1 yang harus dipertimbangkan adalah
sering terjadi adanya var abel bebas yang berhubungan dengan variabel tak
bebas pada waktu yang I dak sama, seperti terjadi perubahan harga (variabel
bebas) dengan perubah in jumlah yang ditawarkan (variabel tak bebas).
Untuk komoditas pertani In dibutuhkan jangka waktu tertentu dalam rangka
penyesuaian produksi se ~agaiakibat perubahan harga yang dikenal dengan
istilah "time lag". Men rrut Henderson dan Quandt (1980), komoditas
pertanian merupakan cor toh yang baik adanya time lag tersebut. Di sini yang

dijadikan pertimbangan adalah komoditas pertanian dalam proses produksi
yang tergantung iklim rr usim sehingga proses produksinya merupakan fungsi
dari waktu di samping fungsi-fungsi lainnya dan variabel time lag dalam
ekonometrika dikenal dr ngan istilah "lagged variabel'.
Sebagai tanamat tahunan, produksi dan produktivitas perpohon terus
meningkat menurut ur iur hingga batas waktu tertentu, namun demikian
menurut Wahid et a/ (1 386) tanaman cengkeh yang termasuk tanaman yang
berbunga terminal dalz m arti megenai siklus produksi dimana setiap tiga
sampai empat tahun te ladi satu kali berbunga lebat, satu kali berbunga dan
sedang satu kali berbul ga sedikit. Disisi lain tanaman cengkeh mengalami
kesesuaian lahan dan 3groklimat dimana tiap daerah dapat berbeda satu
sama lam, sehingga ja uh tempo dari siklus produksi dapat bervariasiltidak
sama bagi seluruh wilal ah di Indonesia.
Respon penawa an terjadi karena seluruh kegiatan yang ditentukan
oleh produsen sangat ditentukan oleh faktor-faktor tertentu pada waktu
sebelumnya. Misalnya ika penanaman tahunan pada waktu t, maka baru
mendapat hasil pada w tktu t + 3, t + 4, dan seterusnya tergantung dari sifat
tanamnya. Jika lahan t~ naman tersebut dijadikan sebagai variabel bebas dan
hasil dari variabel beb IS tidak bebas, maka pengaruh perubahan variabel
tidak bebas tidak ak: n kelihatan pada waktu yang sama, tetapi akan
disebarkan pada waktu rang akan datang.

I I. KERANGKA PEMlKlRAN

Komoditi cengkei rakyat pada umumnya merupakan tanaman
perkebunan yang mer ~punyaiarti cukup besar dan dapat menghasilkan
peningkatan pendapata I bagi negara dari cukai rokok, walaupun tanaman
tahunan tetapi mempul ~yai potensi di Indonesia walaupun komoditi lain
seperti kelapa, pala, kal ao, karet, kopi dan kelapa sawit. Cengkeh banyak
diusahakan oleh perkel lunan rakyat, komoditi yang sangat diminati oleh
pemerintah dengan met dapatkan penerimaan negara yang sangat berarti
bagi peningkatan pemt angunan fisik maupun non fisik dan juga dapat
bermanfaat sebagai tat iaman rempah dan obat-obatan Pada umumnya
tanaman cengkeh rakyc: ini lebih banyak berada pada perkebunan rakyat
Kawasan Timur Indones a, masyarakat petani cengkeh pedesaaan disetiap
kabupaten.
Tanaman komodi cengkeh rakyat yang ada di beberapa provinsi di
kawasan timur indonesi a seperti Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan dan l laluku merupakan daerah penghasil cengkeh dan
kualitas yang besar ser

3

luas lahan tanaman cengkeh yang sama, pada

tahun 199912000.
Model empiris re ;pan penawaran cengkeh yang digunakan dalam
studi ini pada dasarnya menggunakan model penyesuaian parsial Nerlove

seperti yang telah dila tukan oleh Nainggolan dan Suprapto (1987) dan
Simatupang (1985). Un uk rnemperoleh estimasi respon penawaran, rnaka
dilakukan pendugaan tic ak langsung yang dilakukan kedua penulis tersebut.
Ghatak dan lngersent (1984) rnengemukakan, dalam bentuknya yang
sederhana output (Q) c ispesifikasikan sebagai perkalian antara luas areal
(A) dengan produktivitas (Y), sehingga dapat dituliskan :

Q = A * Y ........................................................................

(3.1)

Diasumsikan luas area (A) dan produktivitas (Y) rnerupakan fungsi dari
harga, sehingga respon .3rhadap perubahan harga (P) :
A = A (P, ...)
Y = Y (P, A, ...)
Maka persarnaan (3.1) d jeferensial totalkan terhadap harga (P) :

Karena produktivitas rc spon terhadap perubahan areal, maka pengaruh
perubahan areal terhat ap produktivitas akibat adanya perubahan harga
dapat diperoleh :

Artinya perubahan pro juktivitas, karena perubahan harga terdiri atas
perubahan produktivita:

secara parsial terhadap harga cengkeh dan

perubahan produktivitas karena terjadinya perubahan areal akibat perubahan
harga cengkeh.
Persamaan (3.3) ni sering diabaikan oleh studi-studi terdahulu dengan
pengecualian Nainggola I dan Suprapto (1987) dan Simatupang (1995). Jika
persamaan (3.3) disubtil ~sikanke dalam (3.1), maka akan diperoleh :

Kedua ruas dikalikan PI( j, maka akan didapat :

Karena Q = A * Y, maka :

Bila dinyatakan dalam el ~stisitasmaka :

Ep.p)= EV.p) + Ey ,p) [ I +E(Y.A)]............................................... (3.8)
Untuk persamaan elastis tas jangka pendek :
SR

SR

E ~ ~ =( E'~(Y.P)
~ . ~ . )'E (A.p)[l+E (YAl] ......................................(3.9)
dimana :

E ~ ~ ( =Q Elastit
. ~ ~itas (Respon) penawaran cengkeh jangka pendek

~ = Elasi
~ sitas
~ (Respon)
.
~produktivitas
~
terhadap harga jangka

E

penc 3k
E ' ~ ( A . ~ ]= Elast sitas (Respon) luas areal terhadap harga jangka

penc 3k

= Elas sitas (Respon) produktivitas terhadap areal jangka

~ ~ ~ ~ . , t , )

penc 3k.
Untuk persamaan elasti ;itas jangka panjang :

ELR(a.p,= ELRw.p1
k ~

..... ..~...)..].. ... ........ ... ... ... . , (3.10)

~ ~ ( +
~ .E~ ~) [~ l ~

dimana :

= Elasti: tas (Respon) penawaran cengkeh jangka panjang
~

~

= ~Elastir
. p tas
) (Respon) produktivitas terhadap harga jangka

~

panjar g

= Elasti: itas (Respon) luas areal terhadap harga jangka
panjar g
E ~ ~ ( Y . A=)

Elastir tas (Respon) produktivitas terhadap areal jangka
panja ~ g .

Dengan demikiar , maka elastisitas (respon) penawaran agregat E(Q.P)
dapat diduga secara t jak langsung dengan melakukan pendugaan lebih
dahulu terhadap ECI,P), $A,P)dan E(Y.A)I
baik untuk jangka pendek (short run)
maupun jangka panjang (long run).

IV. METODE ANALISIS

Secara garis

3esar

model yang

digunakan adalah

model

penyesuaian parsial yan 2 umum digunakan pada berbagai studi respon
penawaran. Model yang c bangun merupakan persamaan tunggal yang terdiri
dari dua persamaan, yz tu respon areal dan respon produktivitas. Cara
pembentukan model dilak rkan seperti pada Nainggolan dan Suprapto (1987),
Simatupang (1995) dan lrawan (1998) yaitu dengan menduga respon
penawaran secara tidak angsung setelah menduga terlebih dahulu respon
areal dan produktivitas.
4.1. Perunlusan Model
4.1.I.Respon Luas Are; I
Propinsi Bali

LnAR = a0 + a1 I nHCG + a2 LnHKL+ a3 LnARt-3+ U1 ... ... ... .... (4.1)
Nilai parameter dugaan ys i g diharapkan : all as > 0, a2 c 0
dimana :
LnAR

= luas a .eal cengkeh rakyat di Bali (ribuan hektar)

LnHCG = harga zengkeh rakyat di Bali (Rplkg)
LnHKL = harga kelapa rakyat di Bali (Rplkg)
LnARt-3 = lag tig 3 tahun luas areal cengkeh rakyat di Bali
(ribus ihektar)

Propinsi Sulawesi Utari
LnAR = bo + bi .nHCG + b2 LnHKL+ b3 LnARt-s+ U2 .............. (4.2)
Nilai parameter dugaan y ing diharapkan : bl, b3> 0,b2 < 0
dimana :
LnAR

= luas areal cengkeh rakyat di Sulawesi Utara
(rib1 an hektar)

LnHCG = h a r ~3 cengkeh rakyat di Sulawesi Utara (Rplkg)
LnHKL = harg 3 kelapa rakyat di Sulawesi Utara (Rplkg)
LnARt-3 = lag t ga tahun luas areal cengkeh rakyat di Sulawesi
Uta a (ribuan hektar)

Propinsi Sulawesi Tens ah
LnAR = QJ + c, I nHCG + c2 LnHKL + c3 LnARt-3+ U3 ............. (4.3)
Nilai parameter dugaan y rng diharapkan : cl, c3 > 0, c;! < 0
dimana :
LnAR

= luas real cengkeh rakyat di Sulawesi Tengah
(ribu an hektar)

LnHCG = hargi cengkeh rakyat di Sulawesi Tangah (Rplkg)
LnHKL = hargi kelapa rakyat di Sulawesi Tengah (Rplkg)
LnARt-3 = lag ti la tahun luas areal cengkeh rakyat di Sulawesi
Teng lh (ribuan hektar)

Propinsi Sulawesi Selai an
LnAR = do + dl I nHCG + dz LnHKL + d3 LnARt-3+ U4 ............. (4.4)
Nilai parameter dugaan y lng diharapkan : dl, d3 > 0,d2 c 0
dimana :
LnAR

= luas real cengkeh rakyat di Sulawesi Selatan
(ribu In hektar)

LnHCG = hargi. cengkeh rakyat di Sulawesi Selatan (Rplkg)
LnHKL = harg; kelapa rakyat di Sulawesi Selatan (Rplkg)
LnARt-3 = lag ti( a tahun luas areal cengkeh rakyat di Sulawesi
Selat In (ribuan hektar)

Propinsi Maluku
LnAR=eo +el I nHCG + e z LnHKL+e3 DKTNC + U5 ............ (4.5)
N I I ~parameter
I
dugaan y 0, e2, e2 c 0
dimana :
LnAR

= luas i real cengkeh rakyat di Maluku (ribuan hektar)

LnHCG = hargz cengkeh rakyat di Maluku (Rplkg)
LnHKL = harg; kelapa rakyat di Maluku (Rplkg)
DKTNC = dumr iy kebijakan tataniaga cengkeh

Kawasan Tlmur Indone! ia
LnAR = fo + fl Lr HCG + f2 LnARt-3 + f3 DWSPP + Us
Nilai parameter dugaan yi ng diharapkan : fll fZ1f3 > 0

dimana :
LnAR

= luas areal cengkeh rakyat di Kawasan Timur lndonesia
(ribui n hektar)

LnHCG = hargcc cengkeh rakyat di Kawasan Timur Indonesia
(RPIE 2)
LnARt-s = lag ti ja tahun luas areal cengkeh rakyat di Kawasan
Timu lndonesia (ribuan hektar)

DWSPP = dumn y wilayah sentra produksi dan pengembangan
4.1.2. Respon Produkti ritas

Respon produkti litas diturunkan melali cara yang sama seperti
respon areal. Produktivitz s cengkeh rakyat diduga sebagai fungsi dari harga
cengjeh, harga tanaman i Iternatif, harga pupuk dan produktivitas pada tahun
sebelumnya. Respon proc uktivitas dispesifikasikan sebagai berikut :

Propinsi Bali
LnY = go + gl Ln KGt-, + g2 LnHPPK + g3 LnQ + U7 ... ... .. ... ... (4.7)
Nilai parameter dugaan yz ng diharapkan : g,, 93 > 0, 92 c 0
dimana :
LnY

= prc juktivitas cengkeh rakyat di Bali (tonlhektar)

LnHCGt-, = lag ;atu tahun harga cengkeh di Bali (Rplkg)
LnHPPK = ha1 aa pupuk di Bali (Rplkg)
LnQ

= prc luksi cengkeh rakyat di Bali (ton)

Propinsi Sulawesi Utar a
LnY = ho + hi 1 nHCGt-1 + h2 LnHKLt-l + h3 LnPPK + h4 LnQ +
h5 DKTI IC + Us ..................................................... (4.8)
Nilai parameter dugaan ! ang diharapkan : hi, ha > 0, h2, h3, hs < 0
dimana :
LnY

= prc luktivitas cengkeh rakyat di Sulawesi Utara
(tor Ihektar)

LnHCGt-1= lag satu tahun harga cengkeh di Sulawesi Utara (Rplkg)
LnHKLt-1 = lag satu tahun harga kelapa di Sulawesi Utara (Rplkg)
LnHPPK = har la pupuk di Sulawesi Utara (Rplkg)
LnQ

= pro luksi cengkeh rakyat di Bali (ton)

DKTNC = dur )my kebijakan tataniaga cengkeh

Propinsi Sulawesi Ten! iah
LnY = io+ il Lnt CGel + i2LnHKLe1+ i3LnPPK + i4LnQ +
i5DKTNC + Us ........................................................(4.9)

Nilai parameter dugaan sng diharapkan : ill i4 > 0, i2, iJ, is< 0
dimana :
LnY

= prc duktivitas cengkeh rakyat di Sulawesi Tengah
(to ~Ihektar)

LnHCGt-l = lag satu tahun harga cengkeh di Sulawesi Tengah

(Rl llkg)

LnHKLt-l = lag s atu tahun harga kelapa di Sulawesi Tengah (Rplkg)
LnHPPK = harg 3 pupuk di Sulawesi Tengah (Rplkg)
LnQ

= prod iksi cengkeh rakyat di Sulawesi Tengah (ton)

DKTNC

= dum ny kebijakan tataniaga cengkeh

Propinsi Sulawesi Selati n

LnY = jo + j, Lnt ICGtql + j2 LnHPPK + js LnQ +
j4 DKTN( ; + Ulo .......................................
Nilai parameter dugaan yz i g diharapkan : jl, js > 0, j2, j4 < O
dimana :
LnY

= prod ~ktivitascengkeh rakyat di Sulawesi Selatan
(ton nektar)

LnHCGt-l = lag s ~ t u
tahun harga cengkeh di Sulawesi Selatan
(RP~(GI)
LnHPPK = harg 3 pupuk di Sulawesi Selatan (Rplkg)
LnQ

= proc uksi cengkeh rakyat di Sulawesi Selatan (ton)

DKTNC

= durr my kebijakan tataniaga cengkeh

Propinsi Maluku

LnY = ko + kl L IHCG~.~+ kz LnHKLt_,+
kSLnQ

k

Ull

....................................................(4.11)

Nilai parameter dugaan ya ?gdiharapkan : kl, ks > 0, kn < 0
dimana :

= produ ~tivitascengkeh rakyat di Maluku (tonlhektar)

LnY

LnHCGt., = lag sa :u tahun harga cengkeh di Maluku (Rplkg)
LnHKLt-l

= lag s: tu tahun harga kelapa di Maluku (Rplkg)

LnQ

= prod1 ksi cengkeh rakyat di Maluku (ton)

Kawasan Timur lndonesi 1
LnY = lo+ I1 LnHc :Gel + l2 LnHPPK + l3LnQ + l4 DKTNC +

l5 DWSPF + Is LnY3+ UI2 .. . .. . .. . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . (4.12)
Nilai parameter dugaan yan 9 diharapkan : Ill 13,Is, l6> 0, I*, l4 < 0
dimana :
LnY

= produ .tivitas cengkeh rakyat di KT1 (tonlhektar)

LnHCGt-I = lag sal J tahun harga cengkeh di KT1 (Rplkg)
LnHPPK = harga ~ p u di
k Kawasan Timur lndonesia (Rplkg)
LnQ

= produi si cengkeh rakyat di Kawasan Timur Indonesia
(ton)

DKTNC = dumm kebijakan tataniaga cengkeh
DWSPP = dumm wilayah sentra produksi dan pengembangan
LnYta3

= lag tig Itahun produktivitas cengkeh rakyat di Kawasan
Timur lndonesia (tonlhektar)

4.2. Metode Pendugaan F lodel

Model yang telah di urnuskan adalah model persamaan tunggal yang
terdiri dari dua persarnaar , yaitu persarnaan areal dan produktivitas dan
diduga dengan Metode OL: (Ordinary Last Squares).
4.3. Jenis dan Sumber Di ta

Data yang digunaka i dalam studi ini adalah data sekunder dari deret
waktu (times series) sejak tahun 1980
Pusat

Statistik

(BPS),

- 2000.

Departernen

Data bersum