Selendang Kopi Laseman Merah
78 2. Aspek Bahan
Karya batik tulis selendang menggunakan kain mori primisima dengan ukuran panjang 250cm dan lebar 50cm. Pembentukan motif menggunakan malam,
proses pewarnaan menggunakan tutup celup naptol merah dan coklat muda. Karya ini menggunkan perwarnaan jeni slaseman, pewarnaan lasem adalah teknik tutup
celup warna bisa menggunakan naptol atau indigosol. Pertama, kain yang sudah di
canting
langsung dicelup kedalam warna merah sebagai dasar karya. Kedua, kain yang sudah diwarnai dasaran merah kemudian dilorod, apabila ingin ada
motif yang ingin dipertahankan warna putihnya kain di
canting
menggunakan malam. Ketiga, kain yang sudah dilorod kemudian dicelup warna yang lebih muda
dari warna dasar yaitu coklat muda agar hasil
canting
an bisa terlihat perbedaannya dengan warna dasar. Terakhir, setelah selesai diwarna karya batik dilorod kembali
untuk menghilangkan malam yang menutupi warna putih kain. 3. Aspek Estetika
Dalam karya batik tulis selendang ini menjelaskan tentang motif buah sekaligus daun kopi dan cangkir yang berisi minuman kopi yang masih menjadi
minuman favorit masyarakat di Indonesia dan akan terus dilestarikan. Motif titik, tumpal dan lingkaran menjadikan motif ini sebagai motif pendukung dekorasi
selendang batik tulis. Disebut kopi laseman merah karena proses pewarnaan selendang ini menggunakan air yang cukup banyak. Sehingga warna merah pada
selendang tidak begitu pekat atau tipis-tipis lasem, sedangkan pada motif bekas
canting
an pertama tidak harus warna putih tetapi bisa menggunakan warna muda lainnya, contohnya warna coklat, sehingga warna merah yang tipis tercampur
79 dengan warna coklat dan menjadi merah kecoklatan. Warna merah diambil dari
warna buah kopi yang sudah matang dan menyimbolkan kesemangatan dan coklat muda adalah warna yang diambil dari warna pohon kopi yang masih muda.