Data Base Konservasi Bimbingan Teknis Konservasi Sumber Daya Bimbingan teknis konservasi sumber daya

negara melalui mekanisme pajak, retribusi dan bagi hasil yang jelas dan adil serta perlindungan dari bencana ekologis. Kegiatan penyusunan regulasi dimaksudkan untuk menyusun suatu peraturan sebagai acuan atau petunjuk baik pemerintah maupun perusahaan pertambangan dalam pengelolalaan dan pemanfaatan bahan galian, terutama pihak pemerintah berkeinginan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan kaidah penambangan dan konservasi. Sebagai contoh : konsep RPP tentang Konser- vasi Bahan Galian, Tata Cara Penetapan dan Penga- wasan Sumberdaya dan Cadangan, dan Pedoman Teknis Tata Cara Pengawasan Recovery Penam- bangan. Sub Dit Konservasi, selain melaksanakan tugas pokoknya, juga telah ikut berperan aktif dalam kegiatan regulasi dengan instansi lain dan bekerja sama seperti pembahasan masalah kehutanan, pembuatan regulasi di lingkungan DJGSM, pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya beberapa perusahaan KK dan PKP2B, serta kegiatan evaluasi Laporan Studi Kelayakan usaha pertambangan dan Rencana Penutupan Tambang. Kegiatan lainnya berupa penyebarluasan informasi di bidang konservasi kepada Pemerintah Daerah dan melakukan perbantuan tenaga pengajar untuk pendidikan konservasi yang diselenggarakan oleh PPTP. 4.2 Kegiatan Evaluasi Teknis Menurut UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Kepmen Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1453K29MEM 2000, evaluasi teknis laporan Kuasa Pertambangan, Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Barubara PKP2B yang diterbitkan sebelum tanggal 31 Desember 2000 masih menjadi kewenangan pusat. Ijin usaha pertambangan KP Penyelidikan Umum dan KP Eksplorasi berlaku 2-3 tahun, sedangkan perijinan dalam bentuk KK dan PKP2B berlaku sampai 30 tahun. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral memprioritaskan evaluasi teknis laporan Kontrak Karya Pertambangan Umum KK dan Perjanjian Karya Pengembangan Pertambangan Batubara PKP2B. Pada tahun anggaran 2001 jumlah laporan yang telah dievaluasi berjumlah 432 laporan, terdiri dari 79 laporan KP, 106 laporan KK dan 247 laporan PKP2B. Pada tahun 2002, dari laporan yang diterima sebanyak 257 laporan, telah dievaluasi 178 laporan, terdiri dari 6 laporan KP Kerjasama dengan KK, 55 laporan KK dan 117 laporan PKP2B.

4.3 Data Base Konservasi

Kegiatan database konservasi, yang bertujuan untuk menyediakan informasi tentang bahan galian, mencakup pengumpulan data sekunder, inventarisasi hasil kegiatan pertambangan dari tahap penyelidikan umum, eksplorasi, penambangan, pengangkutan, pengolahanpemurnian, penanganan lingkungan, sampai pada penutupan tambang. Dengan tersedianya database konservasi bahan galian dapat dilakukan evaluasi dan penentuan kebijakan terhadap bahan galian baik yang sedang diusahakan maupun yang sudah tidak diusahakan. Pemasukan, pembetulan, penambahan, dan pembaharuan data akan dilakukan setiap saat, apabila diperoleh data atau laporan terbaru yang lebih akurat. Pada tahun anggaran 2002, pembentukan, dan penyusunan basis data bahan galian hanya dilakukan terhadap bahan galian mineral logam, dan batubara.

4.4 Bimbingan Teknis Konservasi Sumber Daya

Mineral Kegiatan bimbingan teknis dilakukan di tiga lokasi yaitu; a. Bimbingan teknis konservasi sumber daya mineral di daerah Kecamatan Cineam, Kab. Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Di wilayah Cineam masyarakat melakukan penambangan emas skala kecil dengan sistem gali dan isi cut and fill dengan cara sederhana. Hasil pengamatan di lokasi penambangan memberikan gambaran bahwa aspek konservasi di daerah wilayah pertambangan rakyat Cineam ini perlu diterapkan, diantaranya menyangkut teknik eksplorasi, penambangan dan pengolahan, manajemen tambang serta aspek lingkungan hidup. Bimbingan teknis konservasi dilakukan dalam bentuk penerapan teknik eksplorasi, teknik pemercontohan, teknik pengolahan yang dapat memperkecil dampak negatif terhadap lingkungan.

b. Bimbingan teknis konservasi sumber daya

mineral di daerah Cipatujah Dan Karang- nunggal, Kabupaten Tasilmalaya, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan penambangan bahan galian non logam bersekala kecil yang ada di daerah Kecamatan Cipatujah dan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, pada umumnya menambang bahan galian , bentonit, zeolit dan gypsum. Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral DIM TA. 2002 3 - 5 Pelaksanaan penambangan dilakukan dengan tidak menggunakan perencanaan yang benar, sebagai contoh para penambang menyewa tanah desa atau tanah milik per hektar sekitar Rp. 3.000.000,-tahun. Kemudian dilakukan pengga-lian secara manual dijual ke pada pengumpul seharga Rp. 60.000,- truk atau sekitar 15 ton , terhitung harga sampai di atas truk, sehingga harga jual bahan galian termasuk ongkos gali hanya sekitar Rp.4,- kg., kemudian diangkut ke pabrik pengolahan di Padalarang dan Tangerang. Dengan demikian bahan galian tersebut tidak dinilai dengan harga jual yang layak . Menurut aspek konservasi hal ini tidak boleh terjadi, karena kontribusi bahan galian untuk perbaikan sarana seperti perbaikan jalan, reklamasi dan pembangunan daerah serta kesejahteraan masyarakat tidak ada. Disamping itu dari hasil peninjauan lapangan di lokasi-lokasi penambangan dijumpai bahan galian yang dibiarkan terserak tidak dimanfaatkan terutama yang berupa bongkahan berukuran kecil – kecil dalam jumlah cukup besar , diperkirakan mencapai 20 – 30 dari produksi penggalian, rata- rata produksi mencapai 15-20 tonhari . Begitu pula masalah lahan bekas penambangan ditelantarkan karena penanganan reklamasi dan lingkungan pasca penambangan hampir di semua lokasi belum dilakukan. Bimbingan teknis konservasi diberikan menyangkut penerapan teknis eksplorasi dan penambangan yang efisien dan memadai seperti ; perencanaan yang benar, pembuatan zonasi kualitas, cara-cara mengurangi menghindari penyia-nyiaan bahan galian . c. Bimbingan teknis konservasi sumber daya mineral di daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan bimbingan konservasi penambangan batubara ini dimaksudkan untuk melaksanakan pembinaan konservasi pada Kuasa Pertambangan sekala kecil Koperasi Unit Desa . Pembinaan ini berupa bimbingan teknis penambangan, dilakukan pada KUD Karya Murni dan KUD Bina Iya di kabupaten Hulu Sungai Selatan, provinsi Kalimantan Selatan. Selain itu dilakukan juga pemantauan konservasi pada PT. Antang Gunung Meratus dimana daerah kontrak karyanya sebagian besar terletak di daerah kabupaten Hulu Sungai Selatan dan kantor administrasi terletak di kabupaten Tapin. Penambangan batubara di KUD Karya Murni dilakukan dengan cara tambang terbuka. Cadangansumberdaya batubara terbukti berjumlah 4.891.142,1 ton, terkira 6.482.341 ton, terukur 338.838,63 ton dan sumberdaya terindikasi 1.483.514,78 ton. Recovery penambangan tidak optimal, mengingat pengusaha KUD ini tidak melakukan penambangan yang benar, akibatnya sisa sumberdayacadangan masih sangat besar. Dalam hal ini bimbingan teknis tata cara penambangan yang efektif dan efisien telah dilakukan agar KUD dapat meningkatkan recovery penambangannya. Di dalam wilayah PT Antang Gunung Meratus daerah Pipi’E terdapat banyak penambangan tanpa izin PETI. Masalah PETI di wilayah perusahaan ini seharusnya dapat diselesaikan dengan baik dengan cara membentuk kemitraan yang dikoordinasikan oleh pemeritah daerah dengan Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Hulu Sungai Selatan.

4.5 Pengawasan, Pemantauan dan Evaluasi APBN melalui PKSDM 2002