IMPLEMENTASI Aplikasi Steganografi pada Video dengan Teknik Least Significant Bit dan Gabungan Enkripsi Rivest Chiper 4 | -- | Jurnal Infra 719 1271 1 SM

Figure 1. MSB dan LSB Figure 2. Steganography Flowchart Cara kerja algoritma RC4 yaitu inisialisasi S-Box pertama, S[0],S[1],….S[255], dengan bilangan 0 sampai 255. Pertama isi secara berurutan S[0] = 0, S[1] = 1,….,S[255] = 255. Kemudian inisialisasi array lain S-Box lain, misal array K dengan panjang 256. Isi array K dengan kunci yang diulangi sampai seluruh array K[0],K[1],…,K[255] terisi seluruhnya. Proses selanjutnya adalah pengacakan terhadap S-Box pertama kemudian dilanjutkan dengan pseudo-random untuk menentukan nilai variable yang akan di-XOR-kan dengan plaintext ataupun ciphertext [1]. 2.2 Steganography Steganography adalah seni dan sains untuk menulis pesan tersembunyi dengan cara tertentu sehingga tidak seorangpun selain pengirim dan penerima akan menyadari ada sebuah pesan tersembunyi. Singkatnya, kriptografi mengacak arti dari sebuah pesan, tetapi kriptografi tidak menutupi kenyataan bahwa ada sebuah pesan dalam media tertentu. Kini, menyembunyikan informasi digital di dalam computer file masuk ke dalam ruang lingkup steganografi. Secara umum, sebuah pesan steganografi akan dikenal sebagai sesuatu yang lain, sebuah gambar, sebuah artikel, sebuah daftar belanja, atau bentuk – bentuk pesan yang lain. Bentuk – bentuk pesan ini dikenal dengan nama cover text . Keuntungan steganografi jika dibandingkan dengan kriptografi adalah bahwa pesan – pesan tidak menarik perhatian terhadap pesan itu sendiri, terhadap pengirim, atau terhadap penerima. Sebuah pesan kode yang tidak tersembunyi, tidak peduli serumit apapun pesan tersebut diacak, akan menimbulkan kecurigaan dan keterbatasan karena di beberapa negara kriptografi dicap illegal. Seringkali, steganografi dan kriptografi digunakan secara bersama – sama untuk memastikan keamanan dari sebuah pesan.

2.2.1 Least Significant Bit

Least Significant Bit adalah bit yang memiliki nilai terendah dalam barisan biner. Sedangkan bit yang memiliki nilai tertinggi disebut Most Significant Bit seperti yang terlihat pada Figure 1. Pada file biasanya terdapat bit-bit LSB yang perannya tidak terlalu penting dan dapat diganti dengan informasi lain tanpa merusak file tersebut. Karena memanfaatkan bit-bit LSB, metode ini tidak digunakan pada media yang mengalami kompresi terutama jenis lossy compression karena akan menghilangkan bit- bit LSB tersebut [5]. Penggunaan metode LSB umumnya tidak mengubah ukuran file dan bekerja dengan baik pada file gambaraudio yang memiliki resolusibit rate tinggi. Pada penyisipan pesan dalam berkas bitmap 24-bit, terdapat 3 bit LSB yang dapat kita manfaat dari setiap pixel yaitu komponen Red, Green, dan Blue . Pesan yang akan disisipkan cenderung mempunyai panjang yang dinamis. Oleh karena kita membutuhkan sebuah header untuk menyimpan panjang pesan yang disisipkan [3].

3. IMPLEMENTASI

3.1 Steganography Proses steganography pada flowchart pada Figure 2. terlihat adanya proses next frame . Next frame adalah untuk mendapatkan frame yang akan disisipi file byte dengan metode Least Significant Bit pada pixel yang terpilih secara acak dengan pseudo-random . Tujuan penggunaan pseudo-random adalah agar ketika pengambilan kembali data tersebut pengacakan pada pixel dapat terulang sehingga memungkinkan data yang disembunyikan didapatkan kembali. Byteperframe yang digunakan dalam proses steganografi merupakan batasan sejumlah byte yang dapat di- input -kan dalam sebuah frame . Untuk message bytes merupakan isi dari file message yang disisipkan dengan dirubah menjadi bentuk byte. Start Input video carrier, file message, set byteperframe, It = byteperframe, counter = 0 File message bytes 0 Get message bytes from counter to it Get Next Frame Message bytes it LSB Message bytes++ Counter = it + 1, Message bytes – it, Add frame to new video, Rivest Chiper 4 It = it + byteperframe Output video End True False False True Save info data to frame 3.1.1 Encrypt and Decrypt Rivest Chiper 4 Proses ini merupakan proses untuk memperkuat sekuritas dari data yang akan disembunyikan. Data tersebut akan dienkripsi dengan metode RC4 dengan harapan semakin sulit data tersebut apabila media penyimpanan jatuh ditangan pihak yang tidak diharapkan. Dapat dilihat dari flowchart pada Figure 3. bahwa terdapat 3 hal penting dalam proses enkripsi dengan metode Rivest Chiper 4 . 11010001 MSB LSB Figure 3. Rivest Code 4 Flowchart Figure 4. LSB Flowchart Yakni membuat Sbox array sepanjang 256 data, melakukan pengacakan Sbox serta menggunakan Sbox tersebut untuk melakukan pseudo random terhadap byte data yang akan dienkripsi. Proses ini merupakan bagian dari awal proses keseluruhan steganografi yang berfungsi merusak file yang disisipkan agar mempersulit pihak lain untuk mengambil file tersebut. Kerusakan file tersebut dapat dikembalikan dengan semula dengan menggunakan password yang sama ketika melakukan enkripsi pada file yang disisipkan. Mengubah file kedalam bentuk byte Return Inisialisasi Sbox Random Sbox Pseudo-random RC4 Rivest Chiper 4 3.1.2 Least Significant Bit LSB Proses Least Significant Bit adalah proses dimana byte yang akan disisipkan pada frame diubah menjadi bentuk bit- nya dan disisipkan pada beberapa byte warna pada pixel. Tiap – tiap pixel yang terpilih akan diambil RGB dan disisipkan pada bit terakhir pada warna tersebut. Data yang dibutuhkan untuk memulai proses steganografi adalah adanya frame berbentuk bitmap yang akan disisipi serta sebagian byte dari message yang akan disisipkan pada frame tersebut. Untuk menentukan posisi dari pixel dilakukan suatu proses pseudo-random . Seperti yang terlihat pada Figure 4 proses LSB Least Significant Bit membutuhkan bitmap yang didapat dari mengambil frame pada video, byte yang akan disisipkan serta posisi pixel tempat disisipkan yang didapatkan dari proses pseudo-random . Dari pixel yang terpilih diekstrak value red, green dan blue . Kemudian byte dipecah menjadi bentuk bit . Dan disisipkan pada bit terakhir dari tiap – tiap warna dan dilakukan perubahan byte warna pada pixel tersebut. Kemudian proses dari steganografi dilanjutkan dengan mendapatkan pixel selanjutnya untuk disisipi lagi oleh bit dari message berikutnya hingga byte message tersisipkan semua pada frame. Bitmap frame,1 byte message, iterasi = 0 Pseudo-random pixel Change byte message to bit Bit 0 Extract RGB from pixel If iterasi 2 Set 3 bit to last bit RGB Set 2 bit to last bit RG Bit-- Bit -= 2 Return True True False False Edit pixel with new RGB LSB 3.2 Extracting Data Untuk proses extracting data sebenarnya hanya mengulang proses steganografi dengan beberapa perubahan, yakni yang semula disisipkan menjadi pengambilan data serta tidak membuat video baru melainkan membuat file dari susunan byte yang didapatkan dari antara frame . Pada Figure 5 terdapat proses LSB dan Rivest Chiper 4, yang dilakukan dalam proses ini adalah sama seperti proses yang dilakukan ketika penyembunyian file. Figure 5. Extracting F lowchart Figure 6. Pengujian Video 1 Figure 7. Pengujian Video 2 Start Input video carrier, set byteperframe, current=0, counter = 0 Data length 0 Make byte as long as byteperframe Get Next Frame Data length – current byteperframe LSB Current += byteperframe Make bytes as long as data length – current Rivest Code 4 Output file End True False False Get info data length True Current += data length – current Hanya saja pada proses LSB extracting yang dilakukan adalah mengambil tiap – tiap bit dari warna pixel yang terpilih secara pseudo-random dan mengumpulkannya hingga menjadi sebuah byte . Sedangkan pada proses Rivest Chiper fungsi yang dilakukan sama karena merupakan jenis stream cipher. Sehingga ketika ciphertext di-XOR-kan pada penghitungan Rivest Chiper tersebut akan menghasilkan plaintext dengan kata lain file yang dienkripsi dengan Rivest Chiper 4 sebelumnya akan dikembalikan dalam bentuk semula.

4. PENGUJIAN