Prinsip Manajemen Kesehatan PEMBAHASAN

pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Notoatmodjo, 2003 2.1.2 Fungsi Manajemen Kesehatan Menurut Goerge R. Terry dalam bukunya Prinsip – Prinsip Manajemen, fungsi manajemen dalam suatu organisasi meliputi: 1. Planning perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk pencapaiannya. 2. Organizing pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk menghimpun semua sumber daya potensi yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi. 3. Actuating directing, commanding, motivating, staffing, coordinating atau fungsi penggerakan pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia. 4. Controlling monitoring atau pengawasan dan pengendalian wasdal adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.

2.2 Prinsip Manajemen Kesehatan

2.2.1 Planning Perencanaan Perencanaan planning adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer 4 mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Stephen Robbins dan Mary Coulter dalam buku berjudul Management mengemukakan beberapa tujuan perencanaan. a. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non manajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien. b. Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya. c. Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan.Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan.Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan. Perencanaan menurut Santoso, 2013 terbagi menjadi 3 jenis yaitu perencanaan dilihat dari jangka waktu, perencanaan dilihat dari tingkatannya dan perencanaan dilihat dari ruang lingkupnya. Perencanaan dilihat dari jangka 5 waktu adalah perencanaan yang disesuaikan jangka waktu pencapaian suatu tujuan organisasi. Terbagi menjadi tiga tingkatan jangka waktu yaitu: 1. Rencana Jangka Panjang long term planning adalah perencanaan yang berlaku antara 10-25 tahun. 2. Rencana Jangka Menengah medium range planning adalah perencanaan yang berlaku antara 5-7 tahun. 3. Rencana Jangka Pendek short range planning adalah perencanaan umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun. Perencanaan dilihat dari tingkatannya terbagi menjadi dua tingkatan yaitu: 1. Rencana Induk masterplan, adalah perencanaan yang menitik beratkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas. 2. Rencana Harian day to day planningadalah perencanaan harian yang bersifat rutin. Sedangkan perencanaan dilihat dari ruang lingkupnya yaitu: 1. Rencana Strategis strategic planning adalah perencanaan yang berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model perencanaan ini sulit untuk dirubah. 2. Rencana Taktis tatical planning adalah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah. 3. Rencana menyeluruh comprehensive planning adalah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap. 6 4. Rencana Terintegrasi integrated planning adalah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu. Menurut Nugroho 2010 syarat perencanaan yang baik adalah: a. Rencana harus mempermudah pencapaian tujuan organisasi dari pemikiran pelaksanaan. b. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang benar-benar memahami tujuan organisasi. c. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang benar-benar mendalami teknik perencanaan. d. Rencana harus diteliti secara merinci. e. Rencana tidak boleh lepas. 2.2.2 Organizing Pengorganisasian Pengorganisasian adalah Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses. Goerge Terry, 2003 Langkah-langkah Pengorganisasian:Goerge Terry, 2003 1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan organisasi yang harus dicapai 2. Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. Mendudukan orang-orang yang berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi 3. Menentukan prosedural staf. Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga 7 menjelaskan tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan organisasi 4. Mendelegasikan wewenang. Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff Proses Pengorganisasian Menurut Stoner 1996 langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah: 1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi 2. Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. 3. Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien 4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis 5. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas. Menurut T Hani Handoko 1999 proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut: 1. Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. 8 2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat juga tidak terlalu ringan. 3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. 2.2.3 Actuating Penggerakan George R. Terry 2003 mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan actuating tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Fungsi aktuasi actuating merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerja sama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi aktuasi tidak terlepas dari fungsi manajemn lainnya. Fungsi penggerak dan pelaksanaan dalam istilah lainnya yaitu actuating member bimbingan, motivating membangkitkan motivasi, directing memberikan arah, influencing mempengaruhi dan commanding memberikan komando atau perintah. Muninjaya, G, A, A. 2004. Menurut Kurniawan 2009 prinsip-prinsip dalam penggerakan atau actuating antara lain: 9 1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya 2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia 3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi 4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna 5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih 6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup 7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya 2.2.4 Controlling Pengawasan T. Hani Handoko 1999 mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan- penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.” Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu: 1. Penetapan standar pelaksanaan 10 2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan 3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata 4. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan- penyimpangan 5. Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan. 2.2.5 Evaluation Penilaian Penilaian merupakan fungsi organik terakhir dalam administrasi. Dimana penilaian adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Sondang P. Siagian, 2003 Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Penilaian merupakan fungsi organik karena pelaksanaan fungsi tersebut turut menentukan matihidupnya suatu perusahaan. 2. Penilaian merupakan suatu proses dimana penilaian adalah kegiatan yang terus-menerus dilakukan oleh administrasi. 3. Penilaian menunjukkan kesenjanagan antara hasil pelaksanaan yang sesungguhnya dicapai dengan hasil yang seharusnya dicapai. 4. Penilaian merupakan bagian penting dari suatu organisasi, karena berpengaruh terhadap manajemen pengembangan sumber daya manusia. 11 Sihotang 2007 mengatakan bahwa penilaian memiliki 2 dua kepentingan yaitu kepentingan bagi karyawan dan bagi organisasi. Bagi karyawan dapat memberikan umpan balik tentang kemampuan, kekurangan-kekurangan dan potensi-potensi yang ada, yang pada gilirannya nanti dapat dikembangkan untuk meningkatkan kinerja, sedang bagi organisasi sangat penting arti dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan karyawan, promosi, pemberian imbalan, dan berbagai aspek lain.

2.3 Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat