11
B. Spesifikasi Teknis
Kebijakan penanaman tanaman nilam dengan menerapkan GAP melalui penerapan teknik
budidaya yang benar mempunyai beberapa spesifikasi teknis.
Spesifikasi teknis yang dibutuhkan untuk: 1.
Pembangunan kebun penangkar benih nilam
a. Lokasi
Lokasi kebun penangkar benih nilam mempunyai spesifikasi teknis sebagai
berikut:
1. Lahan dan iklim sangat mempengaruhi
produksi dan kualitas minyak nilam, terutama ketinggian tempat ketinggian
tempat yang paling sesuai adalah: 400- 700 m dpl.
2. Jenis tanah dan ketersediaan air.
Sumber air yang memadai sangat dibutuhkan untuk penyiraman terutama
pada lahan kering, karena Nilam sangat peka
terhadap kekeringan
heavy drinker, kemarau panjang setelah
panen dapat menyebabkan tanaman mati.
3. Lahan banyak mengandung bahan
organik humus dan bebas dari penyakit layu bakteri dan budok.
12 4.
Dekat dengan lokasi penanaman, akses jalan mudah dilalui kendaraan roda 4.
5. Untuk mengurangi penyakit layu bakteri,
sebaiknya lahan
yang digunakan
merupakan lahan baru, apabila sudah terserang
penyakit tersebut
maka minimal
3 tahun
tidak ditanami
termasuk tidak menanam tanaman inang penyakit layu, seperti: tomat, terong,
kentang, atau tanaman lain dari famili solanaceae.
6. Bebas dari gangguan ternak dan atau
hewan liar, disarankan membuat pagar keliling.
7. Masa pemanfaatan kebun sumber benih
sebaiknya tidak lebih dari 2 tahun, selanjutnya
dilakukan relokasi,
peremajaan serta pemurnian varietas. b.
Benih Pembangunan kebun penangkar benih
nilam selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan benih yang bersifat 5 tepat,
yaitu: tepat waktu, jumlah, tempat, jenis dan
harga, juga
bermaksud untuk
menggantikan benih lokal dengan benih varietas unggul. Benih varietas unggul yang
sudah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai benih bina adalah:
1. Varietas Sidikalang
13 SK Menteri Pertanian No. 319KptsSR.120
82005, tanggal 1 Agustus 2005 2.
Varietas Lhokseumawe SK Menteri Pertanian No. 320KptsSR.120
82005, tanggal 1 Agustus 2005 3.
Varietas Tapak Tuan SK Menteri Pertanian No.321KptsSR.120
82005, tanggal 1 Agustus 2005 Benih yang digunakan untuk pembangunan
kebun penangkar benih adalah salah satu dari benih bina tersebut di atas, disesuaikan dengan
kesesuaian iklim dan lahannya.
Sumber : Balittro Gambar 1. Varietas Unggul Nilam yang sudah dilepas
Sidikalang Lhokseumawe
Tapak Tuan
14 Persyaratan
teknis benih
nilam untuk
pembangunan kebun penangkar adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan benihsetek dari salah satu
varietas unggul yang telah dilepas, seperti pada gambar 1.
2. Bahan tanaman yang digunakan dalam
bentuk setek, baik setek pucuk maupun setek batang, seperti pada gambar 2.
3. Setek yang dipilih adalah setek yang cukup
besar mempunyai diameter 0,5 –0,8 cm,
kekar dan lurus, tampak sehat tanpa gejala kekurangan
hara atau
tanda-tanda serangan hama dan penyakit.
Sumber: Balittro Gambar 2. Setek pucuk, Pangkal
tengahSetek batang
c. Calon PetaniCalon Lahan CPCL 1.
Pembangunan kebun penangkar benih
nilam dilaksanakan
oleh
15 Kelompok Tani terpilih yang sudah
berpengalaman terhadap budidaya tanaman nilam.
2. Sebelum
ditetapkan sebagai
kelompok tani terpilih berdasarkan SK Kuasa Pengguna Anggaran KPA,
calon kelompok
tani terpilih
diverifikasi oleh tim verifikator. Penetapan sebagai kelompok tani
terpilih berdasarkan hasil verifikasi. Apabila terjadi perubahan kelompok
tani yang sudah diverifikasi atau ditetapkan
maka perubahan
kelompok tani
terpilih atas
persetujuan tim verifikator. 3.
Kelompok tani tersebut bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan
pemeliharaan kebun
penangkar benih nilam yang dibangun.
4. Kebun penangkar benih nilam akan
menjadi usaha kelompok tani yang bersangkutan.
d. Pengawasan mutu benih
1. Penetapan kebun penangkar benih
nilam sebagai
sumber benih
dilakukan bila sudah dilaksanakan penilaian
dan pemurnian
oleh BalittroBBP2TPUPTD Provinsi dan
direkomendasikan sebagai
kebun sumber
benih. Selanjutnya
16 ditetapkan sebagai kebun sumber
benih nilam
berdasarkan Surat
Keputusan Penetapan Kebun Sumber Benih Nilam oleh Kepala Dinas
Perkebunan Provinsi terkait.
2. Sebelum benih ditanam di lahan
penanaman dalam
persemaian dilakukan
sertifikasi oleh
BBP2TPUPTD Provinsi
setempat yang
berwenang melakukan
pengawasan mutu benih. e.
Dana pembangunan kebun penangkar benih nilam sepenuhnya difasilitasi oleh
dana APBN TP Tahun Anggaran 2013 oleh karena itu benih yang dihasilkan tidak
dapat diperjual belikan untuk pengem- bangan nilam yang didanai oleh APBN-TP
2013.
f. Hasil penjualan benihsetek kepada
masyarakat untuk pengembangan nilam digunakan untuk pemeliharaan kebun
selanjutnya.
2. Penanaman tanaman nilam a.
Lokasi Spesifikasi teknis untuk lokasi dilihat
dari kesesuaian lahan dan iklim yang dibutuhkan untuk penanaman tanaman
nilam sama dengan spesifikasi teknis
17 yang dibutuhkan untuk pembangunan
kebun penangkar benih nilam. Keuntungan penanaman tanaman nilam
di daerah yg sesuai akan mencegah resiko
kegagalan dan
penerapan teknologi lebih efisien.
Penetapan lokasi pembangunan kebun penanaman berada di sentra-sentra
produksi nilam. Lokasi penanaman hendaknya mempunyai aksesibilitas
yang baik sehingga lokasi mudah dijangkau.
Ketepatan pemilihan lokasi dengan memperhatikan
iklim, ketinggian
tempat, intensitas cahaya matahari, suhu, curah hujan dan kelembaban
udara, jenis tanah, kesuburan, tekstur, kedalaman permukaan air tanah, pH
serta
sifat kimia
tanah sangat
diperlukan karena
hal tersebut
mempengaruhi pertumbuhan
dan kualitas hasil tanaman nilam.
b. Benih
Spesifikasi teknis yang dibutuhkan dalam pengadaan benih nilam yang
akan digunakan untuk penanaman adalah:
1. Benih yang digunakan untuk
penanaman tanaman nilam adalah
18 salah satu dari benih bina, yaitu
varietas Sidikalang,
Lhokseumawe, Tapak
Tuan, disesuaikan
dengan kesesuaian iklim dan lahannya.
2. Benih berupa setek baik setek
batang maupun setek pucuk yang diambil
dari tanaman
induk. Dianjurkan untuk menggunakan setek
pucuk karena pertumbuhannya lebih cepat daripada setek batang.
3. Setek yang digunakan untuk
perbanyakan adalah setek yang cukup besar, kekar dan lurus mempunyai
diameter 0,5 –0,8 cm.
4. Setek sehat tanpa ada gejala
kekurangan hara atau tanda-tanda serangan OPT.
5. Setek bisa berasal dari bagian
pangkal, tengah dan pucuk batang utama atau cabang, memiliki 4-5 buku,
diameter 0,5 –1,0 cm, panjang 20–25
cm. 6.
Bila menggunakan setek pucuk cabang,
buang daun
tua untuk
mengurangi penguapan, sisakan 1-2 pasang daun mudapucuk.
7. Setek nilam segera disemai 3 hari
setelah dipotong, penanaman langsung
19 di lapangan tidak direkomendasikan
karena resiko kematian cukup tinggi. 8.
Sebelum ditanam setek terlebih dahulu direndam dalam air yang
dicampur dengan fungisida benomil 0,2 5
–10 menit untuk mencegah serangan cendawan penyebab penyakit
budok. c.
Calon Petani dan Calon Lahan Spesifikasi teknis yang dibutuhkan
dalam rangka pemilihan Calon Petani dan Calon Lahan CPCL adalah:
1. Dipilih dari petani yang berkemam-
puan dan
mau meningkatkan
produktivitas nilam melalui usaha budidaya yang baik dan benar di atas
sebidang lahan
yang diusahakan
sendiri. 2.
Dipilih dari petani yang bersedia melaksanakan budidaya nilam dengan
menerapkan GAP melalui penerapan teknis budidaya yang baik dan benar.
3. Bersedia mengikuti petunjuk
bimbingan dan ketentuan teknis dari petugas teknis lapangan pendamping
serta sanggup bekerja-sama dengan petani lainnya dalam wadah kelompok
tani.
20 4.
Penetapan petanikelompok tani terpilih
oleh KPA
Satker Dinas
ProvinsiKabupaten berdasarkan atas rekomendasi dari tim verifikator calon
petani dan
calon lahan
harus diverifikasi terlebih dahulu oleh tim
verifikator demikian juga bila terjadi perubahan.
3. Pembekalan penerapan GAP
Spesifikasi teknis untuk pelaksanaan pembekalan penerapan GAP adalah:
a. Kelompok tani terpilih dan ditetapkan
sebagai peserta kegiatan pembangunan kebun penangkar benih nilam dan
penanaman tanaman nilam di daerah penanaman yang sebarannya seperti
pada lampiran 1.
b. Pembekalan penerapan GAP dilakukan
melalui sosialisasi
dan pelatihan
penerapan teknis budidaya yang baik dan benar.
c. Sosialisasi dan pelatihan penerapan
teknis budidaya yang baik dan benar diselenggarakan oleh Dinas Perkebunan
Dinas yang membidangi perkebunan di ProvinsiKabupaten.
d. Materi yang diberikan dalam sosialisasi
dan pelatihan
penerapan teknis
21 budidaya yang baik dan benar adalah
sesuai dengan
Pedoman Teknis
Budidaya Tanaman Nilam yang disusun oleh Direktorat Jendral Perkebunan.
e. Narasumber berasal dari PuslitBalit
terkait dan pelaku usaha minyak nilam.
III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup