Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet

(1)

PENINGKATAN PRODUKSI,

PRODUKTIVITAS DAN MUTU

TANAMAN TAHUNAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN TANAMAN KARET

TAHUN 2014


(2)

KATA PENGANTAR

Karet merupakan salah sat u komodit i pent ing di Indonesia, t erut ama kont ribusinya sebagai sumber penghasilan ut ama pet ani, penyedia lapangan kerj a, penghasil devisa negara, mendukung pembangunan wilayah dan pemerat aan pembagunan.

Indonesia sebagai sebagai produsen karet t erbesar kedua dunia dan berpot ensi sebagai produsen ut ama bekerj asama dalam upaya unt uk meningkat kan produksi dan produkt ivit as t anaman melaui kegiat an peremaj aan dan perluasan pada daerah-daerah di Wilayah Perbat asan, Pasca Konf lik dan Bencana Alam, dimaksudkan unt uk mendukung program percepat an perluasan karet rakyat di wilayah perbat asan, pasca konf lik dan bencana alam yang merupakan salah sat u upaya unt uk pengent asan kemiskinan melalui peningkat an pendapat an yang pada gilirannya dapat meningkat kan kesej aht eraan pet ani dan j uga dapat mengamankan wilayah t apal bat as ant ara Indonesia dan Malaysia.

Agar t erwuj udnya pemahaman dan persepsi yang sama unt uk pelaksanaan kegiat an Peremaj aan dan Perluasan Tanaman Karet Rakyat t ahun 2014, maka perlu disusun buku Pedoman Teknis kegiat an t ersebut yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi


(3)

penanggung j awab kegiat an baik di Pusat maupun Daerah. Selanj ut nya pedoman ini dij abarkan lebih rinci dalam Pet unj uk Pelaksanaan (JUKLAK) di t ingkat Provinsi dan Pet unj uk Teknis (JUKNIS) di t ingkat Kabupat en/ Kot a.

Akhir kat a kami ucapkan t erima kasih kepada semua pihak yang t elah membant u t ersusunnya pedoman ini, semoga dapat bermanf aat bagi kit a semua.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

I. PENDAHULUAN 1

A. Lat ar Belakang 1

B. Sasaran Nasional 4

C. Tuj uan 5

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 5 A. Prinsip Pendekat an Pelaksanaan Kegiat an 5

B. Spesif ikasi Teknis 8

III. PELAKSANAAN KEGIATAN 10

A. Ruang Lingkup 10

B. Pelaksana Kegiat an 10

C. Lokasi, Jenis dan Volume 13

D. Simpul Krit is 14

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN

15

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

16

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 17

VII. PEMBIAYAAN 19

VIII. PENUTUP 19


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lokasi Kegiat an Perluasan Tanaman Karet di Wilayah Spesif ik Tahun 2014……… 21 Lampiran 2. Lokasi Kegiat an Peremaj aan Tanaman Karet

Tahun 2014 ………. . 22


(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karet sebagai komodit i ekspor dan bahan baku indust ri berperan st rat egis bagi Indonesia, baik dalam dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan.

Perkebunan karet Indonesia t erluas di dunia. Pada t ahun 2012, luasnya mencapai 3, 4 j ut a Ha, at au 15 % dari luas t ot al perkebunan di Indonesia seluas 22, 76 j ut a ha. Dari t ot al perkebunan karet t ersebut , seluas 2, 9 j ut a Ha at au 85% merupakan Perkebunan

Rakyat (PR). Penyerapan t enaga kerj a lebih

dari 2, 3 j ut a t enaga kerj a yang t ersebar ke 25 propinsi, dengan luasan t erbesar di Sumat era Ut ara, kemudian diikut i oleh Sumat era Selat an, Jambi dan Kalimant an Barat .

Indonesia dengan produksi sebesar 3, 04 j ut a t on merupakan negara produsen karet alam t erbesar ke-2 di dunia. Dengan produksi t ersebut , ekspornya mencapai sebesar 2, 4 j ut a Ton, dengan nilai US $ 7. 861, 9 j ut a at au 5, 14 % t ot al nilai ekspor Non Migas. Tuj uan ekspornya adalah USA, Cina, Jepang, Brazil, Turki, Kanada, India, German, Belgia, Prancis, Singapura, Thailand, Net herland, Argent ina, Inggris, dll


(7)

Tanaman karet merupakan t anaman t ahunan yang mampu memberikan manf aat dalam pelest arian lingkungan, t erut ama dalam hal penyerapan CO2 dan penghasil O2. Bahkan ke depan, t anaman karet merupakan sumber kayu yang pot ensial yang dapat mensubt it usi kebut uhan kayu hut an alam yang dari t ahun ke t ahun ket ersediaannya semakin menurun. Di masa depan, permint aan akan karet alam dan karet sint et ik masih cukup signif ikan, karena didorong oleh pert umbuhan indust ri ot omot if yang t ent unya memerlukan ban yang berbahan baku karet sint et ik dan karet alam.

Dibalik peran st rat egis dimaksud, perkebunan karet Indonesia masih mengalami berbagai t ant angan, ant ara lain: dari t ot al perkebunan karet Indonesia seluas 3, 4 j ut a Ha, seluas 106 ribu Ha at au 3% merupakan Tanaman Tidak Menghasilkan/ Tanaman Rusak (TTM/ TR), yang perlu

diremaj akan. Disamping it u, sebagian

Perkebunan rakyat menggunakan benih asalan, yang j uga perlu diremaj akan.

Rat a-rat a produkt ivit as, khususnya perkebunan rakyat sebesar 0, 98 t on/ ha/ t ahun at au 40 % dari pot ensi produksi karet sebesar 2, 5 t on/ Ha/ t ahun. Produkt ivit as Perkebunan Rakyat di bawah


(8)

pot ensinya, karena penerapan paket t eknologi baku t idak t erj angkau oleh pet ani. Disamping it u, perkebunan rakyat karet j uga mengalami t ant angan sepert i luas lahan pet ani t erbat as, t unt ut an kebut uhan t erus meningkat , penyadapan t idak sesuai baku t eknis, merupakan usaha monokult ur yang rawan t erhadap penurunan harga, kebut uhan pangan di wilayah perkebunan karet didat angkan dari luar wilayah, t eknologi konvensional (penggunaan pupuk anorganik & pest isida) t idak ramah lingkungan, inf rast rukt ur belum memadai (j alan, pelabuhan).

Berkenaan hal t ersebut , dalam rangka meningkat kan produkt ivit as perkebunan rakyat dan sekaligus meningkat kan pendapat an pet ani, set iap t ahun dilakukan kegiat an peremaj aan perkebunan rakyat melalui dana APBN, yang sif at nya menj adi percont ohan dan st imulan, dengan harapan t imbul gerakan secara swadaya. Dalam rangka memberdayakan dan meningkat kan pendapat an pet ani di wilayah khusus, j uga dilakukan kegiat an perluasan perkebunan rakyat karet di wilayah perbat asan, pasca konf lik, pasca bencana, daerah miskin dan t ert inggal.

Sebagai kelanj ut an dan peningkat an t ahun-t ahun sebelumnya, pada ahun-t ahun 2014 melalui dana APBN akan dilsanakan kegiat an


(9)

peremaj aan dan perluasan karet . Unt uk acuan semua pemangku kepent ingan, khususnya pet ugas, maka dipandang perlu disusun Pedoman Teknis Pengembangan Karet .

B. Sasaran Nasional

Pengembangan perkebunan karet , sej at inya adalah pengembangan perkebunan rakyat , yang luasnya sekit ar 85% t ot al luas areal perkebunan karet di Indonesia. Usahanya umumnya monokult ur, sehingga rawan t erhadap penurunan harga. Sehubungan dengan hal t ersebut , dalam rangka meningkat kan kesej aht eraan pet ani perlu dilakukan usaha diversif ikasi int egrat if berbasis karet .

Unt uk kegiat an peremaj aan dan perluasan, pada wakt u Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dapat dilakukan pengembangan t anaman t umpangsari pangan dan pada wakt u Tanaman Menghasilkan (TM), perlu dicari t anaman-t anaman yang t ahan naungan.

Dalam rangka memberikan ruang yang cukup unt uk pengembangan t umpangsari pangan/ hort ikult ura/ t anaman perkebunan lainnya, baik pada wakt u TBM maupun TM, dipandang st rat egis unt uk dilakukan perubahan j arak t anam.


(10)

C. Tuj uan

Tuj uan kegiat an pengembangan karet t ahun 2014 yait u:

a.

Percepat an peremaj aan karet rakyat

didaerah sent ra-sent ra produksi dan pelaksanaan perluasan karet rakyat di wilayah perbat asan, pasca konf lik, pasca bencana, daerah miskin/ t ert inggal.

b.

Penggunaan klon unggul unt uk

peningkat an produksi dan produkt ivit as karet rakyat .

c.

Peningkat an pendapat an masyarakat

melalui pengembangan karet rakyat rakyat , memperluas kesempat an dan peluang kerj a.

d.

Pengat uran j arak t anam dan pemanf aat an

lahan diant ara karet dengan t anaman sela

e.

Menj aga kelest arian lingkungan dan

sumberdaya alam.

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

1. Pelaksanaan kegiat an pengembangan dilakukan melalui pendekat an t eknis sepert i yang dilakukan selama ini dan pendekat an sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku


(11)

dan peran sert a pet ani yang disinergiskan dengan program pembangunan dan pengembangan Pert anian di Kabupat en/ Kot a;

2. Daerah sasaran kegiat an pengembangan karet :

a. Daerah sasaran peremaj aan karet rakyat adalah daerah sent ra produksi karet , yang diut amakan pada kondisi:

1) Tanaman t ua/ rusak/ t idak menggunakan bahan t anaman unggul.

2) Tingkat kerusakan bidang sadap minimal 60%.

3) Produksi per ha dibawah bat as minimum nilai ekonomis;

4) Kerapat an t anaman kurang dari 100 pohon/ ha at au melebihi 800 pohon/ h.

b. Daerah sasaran perluasan karet adalah daerah-daerah yang secara agroklimat sesuai unt uk pengembangan karet , diut amakan di wilayah wilayah perbat asan, pasca konf lik, pasca bencana, daerah miskin/ t ert inggal. c. Proses seleksi kelompok sasaran dan

calon lokasi dilakukan oleh Tim Teknis yang dibent uk Provinsi, j ika Kegiat an merupakan TP Propinsi, sedangkan


(12)

j ika kegiat an merupakan TP Kabupat en/ kot a, dilakukan oleh Tim Teknis yang dibent uk Kabupat en/ Kot a, yang dilakukan secara t erbuka, dit et apkan secara musyawarah at as dasar kepent ingan pengembangan usaha pert anian di daerah dan usulan dari masyarakat .

d. Unt uk TP Provinsi, Calon Pet ani (CP) yang t elah diseleksi dit et apkan oleh Pemerint ah Daerah Propinsi at au Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi set empat , sedangkan unt uk TP Kabupat en/ Kot a, Calon Pet ani (CP) yang t elah diseleksi dit et apkan oleh Pemerint ah Daerah Kabupat en at au Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Kabupat en/ Kot a set empat .

e. Calon Lahan (CL), adalah lahan milik pet ani, yang t idak dalam sengket a dan secara t eknis memenuhi persyarat an agroklimat .

a. Krit eria Calon Pet ani dan Calon Lahan (CP/ CL) dapat diat ur lebih rinci dalam Pet unj uk Pelaksanaan (JUKLAK) yang disusun oleh Provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada.

b. Pelaksanaan kegiat an diat ur secara spesif ik dalam Pet unj uk Teknis


(13)

(JUKNIS) oleh Kabupat en/ Kot a sesuai kondisi pet ani dan budaya set empat . c. Paket bant uan dalam bent uk benih

siap salur, sarana dan prasarana produksi.

3. Paket bant uan merupakan hibah, yang pelaksanaannya mengacu kepada

PEDOMAN PENGADAAN DAN PENGELOLAAN BARANG DAN JASA LINGKUP SATKER DITJEN PERKEBUNAN

TAHUN 2014 yang dikeluarkan oleh

Direkt orat Jenderal Perkebunan Kement erian Pert anian.

B. Spesifikasi Teknis

Spesif ikasi t eknis benih karet yang digunakan sebagai berikut :

1. Berasal dari benih bina, yait u benih yang t elah dilepas oleh Ment eri Pert anian, dengan klon anj uran yait u IRR 104, IRR 112, IRR 118, IRR 220, BPM 24, PB 260, PB 330, PB 340 (klon penghasil lat eks) dan IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 107, IRR 119, RRIC 100 (klon penghasil lat eks-kayu), dengan memperhat ikan kondisi agroekosist em daerah set empat .


(14)

2. Menggunakan polybag sesuai ket ent uan t eknis.

3. Merupakan benih okulasi (bukan

seedl i ng) dan t elah disert if ikasi

C. Metode Pelaksanaan

1. Peremaj aan

a. Kegiat an Peremaj aan t anaman karet merupakan penanaman kembali pada areal t anaman yang sudah ada dengan kondisi t anaman t ua dan t idak ekonomis;

b. Menerapkan inovasi t eknologi t erkini. 2. Perluasan

Perluasan t anaman dilakukan dengan :

a. Menanam t anaman pada lahan kosong, lahan bukaan baru yang sesuai unt uk pengembangan t anaman karet ;

b. Menerapkan inovasi t eknologi t erkini, dan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing;

c. Lokasi pada daerah perbat asan, pasca konf lik, pasca bencana, daerah miskin/ t ert inggal.


(15)

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiat an pengembangan karet meliput i peremaj aan karet rakyat , perluasan karet rakyat di wilayah perbat asan, pasca konf lik dan bencana alam meliput i ident if ikasi, seleksi dan penet apan calon lokasi, calon lahan dan calon kelompok t ani/ pet ani, pemberdayaan pet ani/ kelembagaannya, pengawalan dan pendampingan, Monot oring, evaluasi dan pelaporan yang disusun secara spesif ik lokasi.

B. Pelaksana Kegiatan

1. Kegiatan Pusat

Pelaksanaan kegiat an peremaj aan dan perluasan karet rakyat di Pusat (Direkt orat Jenderal Perkebunan), meliput i :

a Menyiapkan Pedoman Teknis Pengembangan t anaman karet .

b Melakukan Sosialisasi kegiat an bersama Dinas Propinsi dan Dinas Kabupat en yang membidangi perkebunan.

c Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiat an.


(16)

d Melakukan pemant auan, monit oring dan pengendalian kegiat an sert a membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi di t ingkat lapangan. e Menyusun laporan perkembangan hasil

pemant auan dan pengendalian sert a perkembangan kegiat an.

2. Kegiatan Provinsi

1. Menet apkan Tim pembina Provinsi, melalui surat Keput usan Kepala Dinas yang membidangi perkebunan.

2. Menj abarkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet yang dit uangkan dalam bent uk Pet unj uk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah.

3. Melakukan sosialisasi, ident if ikasi dan seleksi CP/ CL, pemant auan, pengendalian pelaksanaan kegiat an dan membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi bersama –

sama Dinas Kabupat en yang membidangi Perkebunan .

4. Jika Kegiat an merupakan TP propinsi: maka penet apan calon pet ani dan calon lahan (CP/ CL) oleh Pemerint ah Daerah Propinsi at au Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.


(17)

5. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiat an Pengembangan Tanaman Karet secara berkala (t riwulan) yang dit uj ukan kepada Direkt ur Jenderal Perkebunan cq Direkt ur Tanaman Tahunan.

3. Kegiatan Kabupat en

a. Menj abarkan Pedoman Teknis kedalam Pet unj uk Teknis (Juknis).

b. Melakukan sosialisasi, ident if ikasi dan seleksi CP/ CL, pemant auan, pengendalian pelaksanaan kegiat an dan membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi.

c. Jika Kegiat an merupakan TP Kabupat en : maka penet apan calon pet ani dan calon lahan (CP/ CL) oleh Pemerint ah Daerah Kabupat en/ Kot a at au Dinas Kabupat en yang membidangi perkebunan.

d. Membuat dan melaporkan hasil kegiat an perkembangan pelaksanaan kegiat an Pengembangan Karet secara berkala (t riwulan) dan t ahunan sesuai f orm yang t elah dit et apkan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Direkt ur Jenderal Perkebunan cq Direkt ur Tanaman Tahunan


(18)

4. Kelompok Tani

a. Persiapan lahan sepert i pembersihan lahan dan penyiapan lubang t anam. b. Penet apan wakt u t anaman yang

disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah.

c. Penanaman dan Pemeliharan t anaman karet ;

d. Melaporkan hal-hal yang yang berhubungan dengan kegiat an peremaj aan dan perluasan karet yang dilakukan kepada Dinas yang membidangi Perkebunan.

C. Lokasi, Jenis dan Volume

a. Peremaj aan karet rakyat t ahun 2014, dilaksanakan di Provinsi dan Kabupat en/ Kot a, dengan bant uan berupa benih siap t anam dan sarana prasarana lainnya dengan luasan masing-masing sepert i pada Lampiran1.

b. Perluasan karet rakyat di wilayah perbat asan, pasca konf lik dan bencana alam t ahun 2014, dengan bant uan benih siap t anaman dan sarana prasarana produksi lainnya, dilaksanakan di 3 Provinsi dan 6 Kabupat en/ Kot a (Lampiran 2);


(19)

D.Simpul kritis

1)Koordinasi ant ara Direkt orat Tanaman Tahunan, pet ugas Dinas Provinsi, Dinas Kabupat en, Puslit / Balit / Inst ansi t erkait , dan pet ugas lapang.

2)Pemilihan lokasi/ CPCL diusahakan lokasi yang mudah dij angkau dan di monit or oleh pet ugas, sehingga memudahkan pengadaan dan penyaluran bahan t anaman dan sarana prasarana produksi sert a evaluasi kegiat an ke daerah t ersebut .

3)Ket epat an bahan t anaman (benih karet ) yang disalurkan merupakan klon unggul, dengan pert imbangan bahwa benih merupakan salah sat u f akt or kunci keberhasilan kegiat an pengembangan t anaman karet ;

4)Ket epat an wakt u pengadaan dan penyaluran bahan t anaman sert a sarana dan prasarana produksi lainnya unt uk pengembangan t anaman t ahunan, sehingga t idak menyebabkan ket erlambat an.

5)Teknologi budidaya yang akan dit erapkan harus sesuai dengan baku t eknis sert a kondisi di lapangan.


(20)

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN.

Proses pengadaan dan penyaluran kegiat an pengembangan karet dilakukan dengan ket ent uan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Keput usan Kepala Dinas Provinsi (TP. Provinsi) at au Pemerint ah Daerah Kabupat en/ Kot a at au Kepala Dinas Kabupat en (TP. Kabupat en) at au pej abat yang dit unj uk t ent ang Penet apan Kelompok Sasaran, dilakukan proses pengadaan benih unggul bermut u bersert if ikat siap t anam sert a sarana dan prasarana.

2. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya (Perpres 70 Tahun 2012) sert a Pedoman Pengadaan dan Penat ausahaan Barang Lingkup Sat ker Dit j en. Perkebunan Tahun 2014.

3. Kont rak pengadaan benih dan sarana dan prasarana t ersebut t elah dit andat angani paling lambat akhir t riwulan I t ahun 2014. 4. Penyaluran benih siap t anam dan at au

sarana prasarana lainnya kepada pet ani paling lambat menj elang awal musim huj an t ahun 2014, dengan berit a acara serah t erima barang sebagaimana f ormat yang t elah dit et apkan.


(21)

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,

PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

1. Pembinaan

Pembinaan dalam kegiat an pengembangan karet dilakukan secara

berkelanj ut an sehingga kelompok t ani/ gapokt an penerima bant uan mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Unt uk it u diperlukan dukungan dana pembinaan yang bersumber dari APBD.

2. Pengendalian

Pengendalian kegiat an Pengembangan Karet Rakyat dilakukan dengan t uj uan

unt uk mencegah t erj adinya penyimpangan (t idak sesuai dengan perencanaan) dalam pelaksanaan. Oleh karena it u, pengendalian dilakukan sej ak perencanaan hingga pelaksanaan.

3. Pengawalan dan Pendampingan

Kegiat an Pengembangan Karet Rakyat t idak hanya menyediakan bant uan benih, namun t ermasuk bimbingan dan

pengawalan/ pendampingan oleh Pemerint ah Pusat , Provinsi dan Kabupat en melalui unit t eknis sepert i Dinas yang membidangi Perkebunan.


(22)

Bimbingan dan pengawalan/ pendampingan meliput i

koordinasi ant ara Dinas yang membidangi Perkebunan Kabupat en ke lokasi, pengawalan di t ingkat pet ani secara periodik dan berkesinambungan oleh pet ugas lapang (sej ak penyiapan benih, penanaman hingga pemeliharaan).

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monit oring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keput usan Ment eri Pert anian Nomor: 31/ Perment an/ OT. 140/ 3/ 2010, t anggal 19 Maret 2010 t ent ang Pedoman sist em pemant auan, evaluasi dan pelaporan pembangunan pert anian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupat en dan provinsi waj ib melakukan monit oring, evaluasi dan pelaporan secara berj enj ang dilaporkan kepada Direkt orat Jenderal Perkebunan, dengan ket ent uan sebagai berikut :

1. Jenis pelaporan

a. SIMONEV yang meliput i:

Kemaj uan pelaksanaan kegiat an sesuai indikat or kinerj a;

Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiat an lapangan berikut realisasi f isik dan keuangan;


(23)

Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di t ingkat Kabupat en dan Provinsi;

Format laporan menggunakan f ormat yang t elah dit ent ukan;

b. Laporan perkembangan f isik yang sesuai t ahapan pelaksanaan kegiat an dengan mat eri meliput i: nama

pet ani/ kelompok t ani, desa/ kecamat an/ kabupat en, luas

areal (t arget dan realisasi), wakt u pelaksanaan, perkembangan, kendala dan permasalahan, upaya pemecahan masalah.

c. Laporan Akhir Kegiat an yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiat an ini.

2. Wakt u penyampaian laporan:

a. SIMONEV dibuat per bulan dengan ket ent uan:

Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupat en dit uj ukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat set iap t anggal 5 bulan laporan.

Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi dit uj ukan kepada Direkt orat Tanaman Tahunan Direkt orat Jenderal


(24)

Perkebunan, disampaikan paling lambat set iap t anggal 7 bulan laporan.

b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per t riwulan, dit uj ukan kepada Direkt orat Tanaman Tahunan Direkt orat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat set iap t anggal 5 bulan laporan.

c. Laporan Akhir dit uj ukan kepada Direkt orat Tanaman Tahunan Direkt orat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat t anggal 31 Desember 2014.

VII. PEMBIAYAAN

Kegiat an Pengembangan Karet Rakyat Tahun anggaran 2014 dibiayai oleh dana APBN melalui DIPA Direkt orat Jenderal Perkebunan Tugas Pembant uan (TP) Provinsi at au Kabupat en.

VIII. PENUTUP

Dengan t erlaksananya kegiat an Pengembangan Karet Rakyat , diharapkan dapat mendorong percepat an pelaksanaan kegiat an peremaj aan karet , meningkat kan kesej aht eraan pet ani,


(25)

t umbuhnya ekonomi wilayah, sert a menj aga wilayah perbat asan.

Diharapkan dukungan semua pihak t erkait , baik pusat maupun daerah unt uk keberhasilan pelaksanaan kegiat an pengembangan t anaman karet .

Jakart a, Desember 2013 Direkt ur Jenderal Perkebunan


(26)

Lampiran 1. Lokasi Pelaksanaan Perluasan Karet Rakyat di Wilayah Spesifik Tahun 2014

PROVINSI KABUPATEN VOLUME

880. 00 Ha

1. Bengkul u 1. Kaur 150 Ha

2. KALBAR 2. Sanggau

200. 00 Ha

3. Kapuas Hul u

200. 00 Ha

4. Bengkayang

100. 00 Ha

5. Sint ang 130, 00 Ha

3 KALTIM 6 Kut ai barat


(27)

Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Peremaj aan Tanaman Karet Rakyat Tahun 2014

PROVINSI KABUPATEN VOLUME

11. 455 Ha

1. ACEH 1 Aceh Ut ara 150 Ha

2 Nagan Raya 200 Ha

3 Aceh Timur 150 Ha

4 Aceh Tamiang 100 Ha

5 Singkil 100 Ha

2. SUMUT 6 Bat ubara 130 Ha

7 Asahan 100 Ha

8 Simalungun 100 Ha

9 Padang lawas

Ut ara 100 Ha

10 Pakpak Barat 100 Ha

11 Serdang Bedagai 100 Ha

3 SUMBAR 12 Pasaman Barat 150 Ha

13 Tanah Dat ar 150 Ha

14 Dharmas Raya 250 Ha

15 Sij unj ung 250 Ha

16 Pasaman 150 Ha

4 RIAU 17 Kampar 250 Ha

18 Rohul 225 Ha

19 Kuant an sengingi 200 Ha

20 Pelalawan 150 Ha


(28)

22 Rohil 100 Ha

23 Siak 200 Ha

5 KEPRI 24 Sarolangun 150 Ha

6 JAMBI 15 Bat ang hari 800 Ha

26 Tebo 800 Ha

27 Bungo 600 Ha

28 Merangin 600 Ha

29 Muaro j ambi 600 Ha

7 SUMSEL 30 Muara Enim 300 Ha

31 OKI 350 Ha

32 OKU 200 Ha

33 Oku t imur 200 Ha

34 Banyuasin 200 Ha

35 Musi Rawas 350 Ha

8 BENGKULU 36 Bengkulu Ut ara 150 Ha

37 Muko Muko 150 Ha

38 Bengkulu Tengah 150 Ha

39 Seluma 200 Ha

9 BABEL 40 Bangka 200 Ha

41 Bangka Tengah 150 Ha

42 Belit ung 100 Ha

10 BANTEN 43 Pandeglang 100 Ha

44 Lebak 200 Ha


(29)

11 JABAR 45 Cianj ur 150 Ha

46 Garut 200 Ha

47 Tasik Malaya 50 Ha

48 Sukabumi 100 Ha

12 JATENG 49 Cilacap 200 Ha

13 KALTENG 50 Kobar 200 Ha

51 Kapuas 100 Ha

52 Pulang Pisau 100 Ha

53 Kot im 200 Ha

14 KALBAR 54 Kot a Singkawang 100 Ha

55 Ket apanh 100 Ha

56 Melawi 100 Ha

15 KALSEL 57 Hulu Sungai

Tengah 200 Ha

58 Tabalong 250 Ha

59 Banj ar 100 Ha

60 Kot abaru 150 Ha

61 Tanah laut 200 Ha

62 Balangan 250 Ha

63 Tapin 100 Ha

64 Tanah Bumbu 150 Ha

65 Hulu Sungai

Selat an 200 Ha


(1)

Perkebunan, disampaikan paling

lambat set iap t anggal 7 bulan

laporan.

b.

Laporan Perkembangan Fisik dibuat

per t riwulan, dit uj ukan kepada

Direkt orat Tanaman Tahunan

Direkt orat Jenderal Perkebunan,

disampaikan paling lambat set iap

t anggal 5 bulan laporan.

c.

Laporan Akhir dit uj ukan kepada

Direkt orat Tanaman Tahunan

Direkt orat Jenderal Perkebunan,

disampaikan paling lambat t anggal 31

Desember 2014.

VII.

PEMBIAYAAN

Kegiat an Pengembangan Karet Rakyat Tahun

anggaran 2014 dibiayai oleh dana APBN melalui

DIPA Direkt orat Jenderal Perkebunan Tugas

Pembant uan (TP) Provinsi at au Kabupat en.

VIII.

PENUTUP

Dengan t erlaksananya kegiat an Pengembangan

Karet Rakyat , diharapkan dapat mendorong

percepat an pelaksanaan kegiat an peremaj aan


(2)

t umbuhnya ekonomi wilayah, sert a menj aga

wilayah perbat asan.

Diharapkan dukungan semua pihak t erkait , baik

pusat maupun daerah unt uk keberhasilan

pelaksanaan kegiat an pengembangan t anaman

karet .

Jakart a, Desember 2013

Direkt ur Jenderal Perkebunan


(3)

Lampiran 1. Lokasi Pelaksanaan Perluasan Karet

Rakyat di Wilayah Spesifik Tahun

2014

PROVINSI KABUPATEN VOLUME

880. 00 Ha

1. Bengkul u 1. Kaur 150 Ha

2. KALBAR 2. Sanggau

200. 00 Ha 3. Kapuas Hul u

200. 00 Ha 4. Bengkayang

100. 00 Ha

5. Sint ang 130, 00 Ha

3 KALTIM 6 Kut ai barat


(4)

Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Peremaj aan Tanaman

Karet Rakyat Tahun 2014

PROVINSI KABUPATEN VOLUME

11. 455 Ha

1. ACEH 1 Aceh Ut ara 150 Ha

2 Nagan Raya 200 Ha

3 Aceh Timur 150 Ha

4 Aceh Tamiang 100 Ha

5 Singkil 100 Ha

2. SUMUT 6 Bat ubara 130 Ha

7 Asahan 100 Ha

8 Simalungun 100 Ha

9 Padang lawas

Ut ara 100 Ha

10 Pakpak Barat 100 Ha

11 Serdang Bedagai 100 Ha

3 SUMBAR 12 Pasaman Barat 150 Ha

13 Tanah Dat ar 150 Ha

14 Dharmas Raya 250 Ha

15 Sij unj ung 250 Ha

16 Pasaman 150 Ha

4 RIAU 17 Kampar 250 Ha

18 Rohul 225 Ha

19 Kuant an sengingi 200 Ha

20 Pelalawan 150 Ha


(5)

22 Rohil 100 Ha

23 Siak 200 Ha

5 KEPRI 24 Sarolangun 150 Ha

6 JAMBI 15 Bat ang hari 800 Ha

26 Tebo 800 Ha

27 Bungo 600 Ha

28 Merangin 600 Ha

29 Muaro j ambi 600 Ha

7 SUMSEL 30 Muara Enim 300 Ha

31 OKI 350 Ha

32 OKU 200 Ha

33 Oku t imur 200 Ha

34 Banyuasin 200 Ha

35 Musi Rawas 350 Ha

8 BENGKULU 36 Bengkulu Ut ara 150 Ha

37 Muko Muko 150 Ha

38 Bengkulu Tengah 150 Ha

39 Seluma 200 Ha

9 BABEL 40 Bangka 200 Ha

41 Bangka Tengah 150 Ha

42 Belit ung 100 Ha

10 BANTEN 43 Pandeglang 100 Ha


(6)

11 JABAR 45 Cianj ur 150 Ha

46 Garut 200 Ha

47 Tasik Malaya 50 Ha

48 Sukabumi 100 Ha

12 JATENG 49 Cilacap 200 Ha

13 KALTENG 50 Kobar 200 Ha

51 Kapuas 100 Ha

52 Pulang Pisau 100 Ha

53 Kot im 200 Ha

14 KALBAR 54 Kot a Singkawang 100 Ha

55 Ket apanh 100 Ha

56 Melawi 100 Ha

15 KALSEL 57 Hulu Sungai

Tengah 200 Ha

58 Tabalong 250 Ha

59 Banj ar 100 Ha

60 Kot abaru 150 Ha

61 Tanah laut 200 Ha

62 Balangan 250 Ha

63 Tapin 100 Ha

64 Tanah Bumbu 150 Ha

65 Hulu Sungai

Selat an 200 Ha