PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2 DI SMA NEGERI 2 KOTA METRO

(1)

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2

DI SMA NEGERI 2 KOTA METRO

Oleh

Dwi Saktia Ningrum

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

i

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

PERSETUJUAN ... iv

MENGESAHKAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

RIWATAN HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Pembelajaran ... 11

2.3 Pendekatan Pembelajaran ... 12

2.4 Metode Pembelajaran ... 12

2.5 Strategi Pembelajaran ... 13

2.6 Teknik Pembelajaran ... 13

2.7 Pendekatan Pembelajaran Saintifik ... 14

2.7.1 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 15

2.7.2 Kriteria Pembelajaran Pendekatan Saintifik ... 19

2.7.3 Tujuan Pembelajaran Pendekatan Saintifik ... 20

2.8 Evaluasi Belajar ... 21

2.9 Seni Tari ... 23


(3)

ii

2.9.3.2 Jenis dan Fungsi Tari Sigeh Penguten ... 27

2.9.3.3 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten ... 28

2.9.3.4 Gambar dan Hitungan Gerak Tari Sigeh Penguten ... 28

2.9.3.5 Musik Pengiring dan Property Tari Sigeh Penguten ... 48

III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 56

3.2 Sumber Data ... 57

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.3.1 Observasi ... 59

3.3.2 Dokumentasi ... 59

3.3.3 Wawancara ... 60

3.3.4 Tes Praktik ... 60

3.3.5 Nontes ... 69

3.4 Instrumen Penilaian ... 69

3.5 Teknis Analisis Data ... 70

3.6 Tahap Pendekatan Saintifik ... 73

3.7 Penarikan Kesimpulan ... 75

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Sekolah ... ... 76

4.1.1 Visi dan Misi Sekolah ... 77

4.2 Permohonan Izin ... 79

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 83

4.3.1 Pertemuan Pertama ... 83

4.3.2 Pertemuan Kedua ... 91

4.3.3 Pertemuan Ketiga ... 100

4.3.4 Pertemuan Keempat ... 109

4.3.5 Pertemuan Kelima ... 120

4.3.6 Pertemuan Keenam ... 129

4.3.7 Pertemuan Ketujuh ... 135

4.4 Temuan .. ... ... 147

4.5.Pelaksanaan Pendekatan Saintifik ... 148

4.5.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... .. 155

4.5.2 Pembahsan Pertemuan Tes Praktik ... 159

4.6.Deskriptif Penelitian Pembahasan... 162

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ….. ... 165

5.2 Saran ... ... 167 DAFTAR PUSTAKA


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pendidikan terdapat elemen-elemen yang bertujuan untuk mendukung suatu pendidikan, seperti adanya kurikulum, pembelajaran, model, strategi, teknik dan segala sesuatu yang membantu berlangsungnya suatu pendidikan. Demikan juga dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari mencapai tujuan pendidikan melalui pengenalan terhadap budaya tari dengan penguasan tari-tari lokal ataupun tarian yang ada di Nusantara.Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan kehidupan (Amri, 2013:1).

Pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan sebagai upaya guru untuk memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Bukan proses pemberian pengetahuan, melainkan proses


(5)

pembentukan pengetahuan oleh siswa dan untuk siswa melalui optimalisasi kerja kognitifnya. Suatu pembelajaran dianggap berhasil jika proses pelaksanaanya bisa mengubah pengetahuan, kemampuan, sikap peserta didiknya kearah yang lebih positif. Selain itu, indikator keberhasilan pembelajaranpun ditentukan oleh daya tarik mata pelajaran yang termasuk didalamnya adalah tanggapan peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran. Oleh sebab itu, belajar sendiri dapat dikatakan sebagai proses yang ditempuh siswa untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya (Abidin, 2014 : 1).

Melalui observasi SMA Negeri 2 Kota Metro merupakan salah satu sekolah Negeri di Kota Metro yang melaksanakan pembelajaran seni budaya yang terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, seni tari yang merupakan salah satu cabang seni budaya diajarkan kepada siswa kelas X, XI dan XII. Hal tersebut berkaitan dengan kompetensi dasar untuk tingkat SMA Kelas X sebagai berikut:

3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam meniru ragam gerak dasar tari 3.4 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam pergelaran meniru ragam gerak

dasar tari

4.1 Menirukan ragam gerak dasar tari sesuai dengan hitungan/ketukan

4.2 Menampilkan ragam gerak dasar tari sesuai dengan iringan. (Permendikbud 59 Tahun 2014 seni tari kelas X SMA)


(6)

Tari merupakan bentuk perpaduan gerak dengan cabang-cabang seni yang meliputi seni gerak (tari), seni musik (iringan dan suasana tari), seni rupa (rias dan kostum tari), dan seni teater (tata teknik pentas dan tata lampu). Seni tari sebagai salah satu cabang seni budaya yang diajarkan di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan diri individu, kemampuan berfikir logis dan kemampuan mengembangkan potensi diri yang terus menerus digali dan dikembangkan berdasarkan bakat dan kreativitas peserta didik (setiawati, 2008 : 40).

Proses pembelajaran menerapkan kemampuan dan menggunakan sarana serta mengikuti mekanisme yang telah diatur dengan baik dalam RPP. Proses pembelajaran yang telah direncanakan dengan baik akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain menerapkan proses pembelajaran yang telah ditata dengan baik, juga harus selalu timbal balik dan melakukan kajian untuk terus membenahi proses pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat kurikulum, metode, teknik, pendekatan

pembelajaran (Abidin, 2014 : 13).SMA Negeri 2 Kota Metro merupakan salah satu

sekolah Negeri di kota Metro yang menerapkan kurikulum 2013. Penerapan kurikulum 2013 di sekolah ini baru terlaksana di kelas X, dikarenakan kelas XI dan XII masih menggunakan kurikulum KTSP. Sekolah dapat membedakan hasil belajar siswa yang menerapkan kurikulum 2013, dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pendekatan saintifik termasuk dalam pendekatan kurikulum 2013, sehingga sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 dapat menggunakan pendekatan saintifik sebagai


(7)

pendekatan ilmiah. Pembelajaran seni tari di SMA Negeri 2 Kota Metro dilaksanakan

dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tari yang diajarkan yaitu tari sigeh

penguten, pembelajaran tari tersebut sebagai salah satu upaya untuk melestarikan dan

memperkenalkan budaya Lampung. Melalui pembelajaran tari sigeh penguten

diharapkan siswa memperoleh pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekpresi, berkreasi, dan berapresiasi.

Guru diharapkan mampu memberikan peranannya dengan baik kepada siswa dalam pembelajaran. Peranan guru sebagai korektor, inspirator, informator, fasilitator,

organisator, motivator, dan evaluator dibutuhkan dalam pembelajaran tari sigeh

penguten sehingga siswa mampu mencapai KKM dengan hasil yang baik. Guru seni sangat berperan aktif dalam pembelajaran seni budaya di kelas salah satunya sebagai informator dan fasilitator. Untuk membantu siswa dalam memahami materi, guru memberikan informasi pengetahuan yang berhubungan dengan pelajaran juga menyediakan sarana dan prasana bagi siswa. Dalam proses pembelajaran seni budaya guru menggunakan media pembelajaran seperti memperlihatkan contoh-contoh tarian dalam berapresiasi melalui, LCD, DVD dan internet.

Media pembelajaran berupa LCD dan DVD dapat membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran berlangsung penggunaan LCD untuk menyampaikan materi berupa, gambar, pengertian tari dan materi lainnya, sehingga seluruh siswa dapat melihat dengan jelas materi secara keseluruhan. Selain guru menyampaikan materi berupa teori, guru juga memberikan materi praktik.


(8)

Pengunaan DVD untuk materi praktik ikut serta membantu proses pembelajaran seperti video tarian sehingga tidak hanya guru mata pelajaran yang mempraktikkan tarian di depan kelas, dikarenakan siswa dituntut untuk lebih aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran melalui internet juga mendorong siswa lebih kreatif dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang ada kaitannya dengan internet atau browsing, seperti mencari gambar-gambar contoh tari.

Fasilitas yang tersedia dengan baik dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Seperti ruang praktik yang dimiliki SMA Negeri 2 Kota Metro, ruang yang khusus untuk kegiatan tari dan teater, ruang tersebut dinamakan kelas tari terletak di antara ruang laboratorium dan aula yang luasnya sama dengan lapangan basket. Kelas tersebut dapat digunakan untuk mengembangakan kreativitas berkesenian, dengan adanya kelas tari di SMA Negeri 2 Kota Metro bertujuan agar tidak mengganggu ruang kelas lain. Ruangan tersebut dilengkapai dengan

kelengkapan menari seperti speaker, kipas tari, sampur atau selendang untuk

memfasilitasi siswa yang tidak memiliki perlengkapan tari dan untuk memudahkan proses pembelajaran tari.

Berdasarkan uraian tersebut maka dipilih pembelajaran tari sigeh penguten dengan

menggunakan pendekatan santifik yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyimpulkan dan mengomunikasikan. Penelitian ini mengenai proses pembelajaran tari sigeh penguten pada siswa kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro, judul penelitian yang akan


(9)

diambil adalah “Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Menggunakan Pendekatan

Saintifik Pada Kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut

1. Bagaimana proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan

saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro?

2. Bagaimana langkah-langkah pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA

Negeri 2 Kota Metro pada pembelajaran tari sigeh penguten?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan

pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro

2. Mendeskripsikan langkah-langkah pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di

SMA Negeri 2 Kota Metro pada pembelajaran tari sigeh penguten.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian untuk sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan tinggi

Universitas Lampung khususnya mahasiswa jurusan seni tari untuk lebih mengenal proses pembelajaran yang baik dan benar.


(10)

2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian berikutnya.

3. Hasil penelitian dapat dijadikan informasi kepada guru pengampu mata pelajaran

seni tari dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran yang diajarkan di kelas pada mata pelajaran seni budaya.

4. Hasil penelitian diharapkan berguna bagi siswa disaat pembelajaran seni tari

siswa dapat terdorong untuk belajar lebih aktif dalam suasana yang menyenangkan dan dapat lebih jelas dalam menerima pemahaman materi tari yang disampaikan serta meningkatkan keterampilan dan kreativitas siswa dalam bidang seni tari.

5. Hasil penelitian dapat dijadikan informasi kepada sekolah lain, agar proses

pembelajaran seni budaya khususnya seni tari meningkat dan bertambahnya minat siswa dalam bidang seni tari.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah pembelajaran tari sigeh penguten dengan

menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X.MIA.2 yang berjumlah 33 siswa di SMA Negeri 2 Kota Metro.

3. Tempat Penelitian


(11)

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap selama dua bulan yaitu pada bulan Januari sampai Maret tahun pelajaran 2015/2016.

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan

Bulan

November Januari Febuari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengajuan Izin

Penelitian x

2

Seminar

Proposal x

3 Penelitian xx xx xx xx xx xx xx xx

4

Bimbingan dan

Koreksi x x x

5

Seminar

Hasil

Keterangan:

X = satu kali pertemuan /satu hari X = satu minggu


(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian sebelumnya, yaitu:

1. Novita Sari (2008), penelitian berjudul pembelajaran tari sigeh penguten

menggunakan metode demonstrasi di SMA Negeri 1 Lampung Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti itu sendiri, peneliti sebagai guru dan sebagai sumber data. Hasil pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan metode demontrasi memperoleh nilai 66.8 termasuk kriteria baik, sedangkan untuk proses pembelajaran menggunakan metode tersebut, guru lebih aktif saat proses pembelajaran, siswa hanya mengikuti materi yang diberikan oleh guru. Metode demonstrasi dilengkapi dengan adanya media pembelajaran untuk membantu guru

dalam menyampaikan materi berupa video ragam gerak tari sigeh penguten. Pada

setiap pertemuan guru atau peneliti itu sendiri menerapkan metode demonstrasi sehingga siswa dapat mendemonstrasikan materi yang diberikan. Pada skripsi ini, peneliti kurang konsentrasi jika pusat perhatian yang diamati secara bersamaan yaitu, aktivitas siswa dan materi yang akan disampaikan.


(13)

2. Kartika (2008), penelitian berjudul gerak dasar tari sigeh penguten pada

kegiatan ektrakulikuler di SD Negeri 5 Lampung Selatan. Penelitian ini hanya

memfokuskan gerak dasar yang dilakukan siswa, peniliti sebagai fasilitator secara langsung, metode dan teknik pembelajaran di terapkan langsung oleh peneliti, dapat

dikatakan sebagai partisipan. Hasil pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan

ekstrakulikuler dapat melatih siswa untuk aktif setelah jam pelajaran selesai. Proses pembelajaran yang di pimpin oleh peneliti itu sendiri, setiap pertemuan ada 4 ragam gerak yang diajarkan. Kegiatan ekstrakulikuler hanya diikuti siswa perempuan dengan jumlah 10 orang, dikarenakan siswa laki-laki tidak tertarik pada kegiatan ekstrakulikuler cabang tari. nilai yang diperoleh 10 siswa dikatakan baik sekali karena dapat memeragakan 17 ragam gerak tari sigeh penguten tanpa ada kesalahan. Pada skripsi ini, peneliti kurang konsentrasi jika pusat perhatian yang diamati secara bersamaan yaitu, aktivitas siswa dan materi yang akan disampaikan.

Perbedaan dengan penelitian ini, dengan judul pembelajaran tari sigeh penguten

menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro. Penelitian ini dilakukan saat proses belajar mengajar dengan materi tari sigeh penguten, peneliti hanya mengamati dan mencatat segala sesuatu aktivitas siswa dan guru. Kemudian penelitian ini telah menerapkan kurikulum 2013, sedangkan penelitian terdahulu menerapkan kurikulum KTSP. Pada saat kurikulum KTSP, mata pelajaran seni dilaksanakan di luar jam pelajaran atau pada kegiatan ekstrakurikurer, sedangkan pada kurikulum 2013 mata pelajaran seni budaya dilaksanakan pada jam pelajaran.


(14)

2.2. Pembelajaran

Pembelajaran didefinisikan sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang terhadap materi pelajaran. Pembelajaran dalam definisi ini bukanlah sebuah proses pemberian pengetahuan, melainkan proses pembentukan pengetahuan oleh siswa dan untuk siswa melalui optimalisasi kinerja kognitifnya (Abidin, 2014: 1). Pembelajaran yang baik di SMA Negeri 2 Kota Metro dapat melatih siswa dalam berfikir secara aktif, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide, film, audio, dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya. (Hamalik, 2012 : 57). Pembelajaran di SMA Negeri 2 Kota Metro telah memfasilitasi siswa untuk tercapainya pembelajaran yang maksimal. Elemen-elemen yang terdapat pada pembelajaran juga terdapat pada SMA Negeri 2 Kota Metro, fasilitas lengkap seperti media pembelajaran, sarana dan prasarana menunjang keberhasilan pembelajaran.


(15)

2.3. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan adalah tingkat tertinggi, yang kemudian dijabarkan ke dalam metode-metode, dan metode ini diwujudkan dalam teknik. Pendekatan pembelajaran sebagai seperangkat asumsi yang paling berkaitan dan bersangkutan dengan hakikat belajar, hakikat mengajar, dan hakikat disiplin ilmuyang dipelajari. Pendekatan bisa diartikan sebagai cara pandang filosofis terhadap sebuah objek tertentu yang dipercayai tanpa harus dibuktikan lagi kebenarannya. Pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai panduan dasar tentang mengajarkan sesuatu dan bagaimana sesuatu itu dapat dipelajari dengan mudah. Pendekatan pada kurikulum 2013 ada, pendekatan kontruktivis, penekatan kooperatif, pendekatan pendekatan multisensory, dan pendekatan saintifik (Abidin, 2014 : 109). Pendekatan pembelajaran termasuk dalam kurikulum, pendekatan merupakan dasar pembelajaran yang dapat dikembangkan ke dalam model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.

2.4. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau usaha tertentu yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam proses pembelajaran di kelas untuk menyampaikan materi ajar, yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Ada berbagai metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran (Amri, 2013 : 30). Metode pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran, metode merupakan cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan berbeda pada setiap guru dan mata pelajaran, hal ini disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Guru di SMA Negeri


(16)

2 Kota Metro saat melaksanakan proses pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan model pembelajaran sehingga hasil belajar maksimal. Guru seni budaya di SMA Negeri 2 Kota Metro menggunakan pendekatan saintifik sesuai dengan kurikulum 2013 dalam melaksanakan proses pembelajaran seni budaya.

2.5. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai teknik yang digunakan guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara tepat sasaran. Strategi pembelajaran dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar yakni strategi langsung dan strategi tidak langsung. Strategi langsung merupakan strategi secara langsung berorientasi pada penguasaan materi pembelajaran yang biasanya digunakan guru agar siswa lebih cepat memahami materi pembelajaran. Strategi tidak langsung adalah strategi yang dipilih guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa walaupun jenis kegiatannya tidak langsung menyentuh materi pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat direncanakan sebelum memulai proses belajar mengajar. Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran yang tepat atau sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sehingga proses belajar mengajar terlaksana dengan baik (Abidin, 2014 : 120).

2.6. Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran merupakan cara yang secara langsung diterapkan guru untuk menyampaiakan materi kepada siswanya selama proses pembelajaran terjadi di dalam kelas. Dalam satu kali proses pembelajaran, guru diharuskan menggunakan


(17)

bermacam-macam teknik pembelajaran agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Beberapa teknik pembelajaran yang biasanya digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, curah pendapat, penugasan, latihan, kerja mandiri, demontrasi, simulasi, dan lain-lain. Penggunaan teknik tersebut akan sangat bergantung pada kebutuhan guru sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang hendak dicapai (Abidin, 2014 : 113). Teknik pembelajaran merupakan cara yang secara langsung diterapkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran, teknik dapat dirubah saat proses belajar mengajar berlangsung yang menurut guru tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga dapat menggunakan teknik yang lain.

2.7. Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Salah satu perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran. Model pembelajaran kurikulum 2013 berbasis saintifik dengan enam langkah pembelajaran yaitu mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

Sedangkan metode pembelajaran dalam kurikulum sebelumnya (KTSP)

menggunakan tiga langkah dalam metode pembelajarannya, yaitu elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi.

SMA Negeri 2 Kota Metro menerapkan kurikulum 2013 yang di dalamnya terdapat pendekatan saintifik. Proses pembelajaran yang terlaksana untuk setiap mata pelajaran telah menerapkan kurikulum 2013 dan menggunakan pendekatan saintifik.


(18)

2.7.1. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara procedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non ilmiah (Daryanto, 2014:59).

a. Mengamati

Mengamati merupakan metode pembelajaran, sehingga siswa saat mengamati dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran. Mengamati ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi (Abidin, 2014 : 128). Dalam aspek mengamati terdapat (1) metode observasi, metode observasi merupakan pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa (Hosnan, 2014 : 39).

b. Menanya

Menanya merupakan model questioning, sehingga saat bertanya siswa dapat


(19)

yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya untuk belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itupula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik (Abidin, 2014 : 128). (1) Metode yang dapat digunakan dalam model questioning yaini metode tanya jawab. Metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, siswa kepada guru, atau siswa kepada siswa (Hosnan, 2014 : 50). (2) metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswi dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Djamarah, 2010 : 87).

c. Menalar

Menalar merupakan model pembelajaran, sehingga saat siswa menalar dapat

digunakannya berbagai model pembelajaran. Dalam kurikulum 2013

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dengan cara ini peserta didik akan melakukan peniruan terhadap apa yang nyata diobservasinya dari kinerja guru dan teman sekelasnya (Abidin, 2014 : 128). Pada aspek menalar terdapat (1) metode induktif yaitu metode yang


(20)

digunakan dalam berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. (2) metode deduktif merupakan metode berfikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus (Hosnan, 2014 : 73).

d. Mencoba

Mencoba merupakan metode pembelajaran, saat proses pembelajaran mencoba dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran. Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Agar pelaksanaan percobaan berjalan dengan lancar (1) guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid, (2) guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang digunakan, (3) perlu perhitungan tempat dan waktu, (4) guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6) membagi kertas kerja kepada murid, (7) murid melakukan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal (Abidin, 2014 : 128). (1) metode eksperimen sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis agar mendapat pembuktian data yang diperoleh (Hosnan, 2014 : 59). (2) metode tugas dan resitasi merupakan metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. (3) metode


(21)

demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Djamarah, 2010 : 90).

e. Menyimpulkan

Menyimpulkan merupakan metode pembelajaran. Kemampuan menganalisis data adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian ini, data tersebut selanjutnya dimaknai. Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atas seluruh proses kegiatan penelitian yang dilaksanakan (Abidin, 2014 : 128). Pada aspek menyimpulkan terdapat metode problem solving, yaitu metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode

mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem

solving dapat mencari data samapai kepada menarik kesimpulan (Djamarah, 2010 : 91).

f. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan model pembelajaran. Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. (Abidin, 2014:133). Mata Pelajaran Seni Budaya bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta pendidik secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan serangkaian proses aktivitas berkesenian pada peserta didik. Pada aspek mengkomunikasikan terdapat metode latihan, yakni suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan


(22)

kebiasaan-kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan (Djamarah, 2010 : 95).

2.7.2 Kriteria Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan saintifik akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Pendekatan pembelajaran dikatakan sebagai pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik apabila memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan

dengan logika atau penalaran tertentu bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari

prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat

dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat


(23)

5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik

sistem penyajiannya (Abidin, 2014 : 130).

2.7.3 Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Metode pembelajaran dalam kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pembelajaran berbasis saintifik, karena metode tersebut dipandang mampu memberikan pengalaman tersendiri baik bagi guru maupun siswa. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berfikir tingkat

tinggi siswa.

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara

sistematik.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu

merupakan suatu kebutuhan.

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan siswa dalam ide-ide, khususnya

dalam menulis artikel ilmiah.


(24)

2.8Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementsi kurikulum. Sebagai upaya untuk menciptakan belajar di kelas. Evaluasi belajar siswa adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa (Hamalik, 2012 : 159).

Dalam penelitian ini menggunakan evaluasi belajar dalam pengukuran ranah psikomotor. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar

yang berupa kemampuan gerak tari sigeh penguten yang prosesnya dalam penerapan

kurikulum 2013. Penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas terkait dengan kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah proses penghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar siswa untuk melakukan perbaikan program pembelajaran (Sani, 2014 : 201).

Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian autentik dalam kurikulum 2013 terdapat beberapa macam seperti: portofolio, ulangan, penilaian proses, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan penilaian ceklis


(25)

(Hosnan, 2014 : 393). Penilaian autentik meminta peserta didik untuk menampilkan tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna. Adapun pengertian dari macam-macam penilaian autentik adalah:

1. Portofolio

Portofolio adalah penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan proses belajar peserta didik, termasuk penugasan perseorangan dan/ atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas, khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. Portofolio kumpulan dari berbagai keterampilan ide, minat, dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu.

2. Ulangan

Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

3. Ulangan Akhir

Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan semua kompetensi dasar pada semester tersebut (Hosnan, 2014 : 407).


(26)

2.9Seni Tari 2.9.1 Seni

Seni adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain, dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Jadi, seni adalah bahasa komunikasi antara seniman dan penanggapnya. Seni merupakan suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan kecakapan yang luar biasa sehingga merupakan sesuatu yang elok atau indah. Menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni. Menurut Aristoteles dalam Mulyadi (2014:150), seni adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa seni adalah hasil aktivitas batin yang direfleksikan dalam bentuk karya yang dapat membangkitkan perasaan orang lain. Dalam pengertian ini yang termasuk seni adalah kegiatan yang menghasilkan karya indah.

2.9.2 Tari

Tari tak sekedar gerak-gerak bermakna dan simbolis yang indah. Agar lebih menarik hati yang melihatnya, tari memerlukan unsur pendukung keindahannya (Tim Abdi Guru, 2006 : 114). Untuk memahami dan memaknai nilai seni tari, yang pertama harus ada wujud dan bentuk dari tarian itu sendiri. Tubuh manusia sangat bisa membuat pola gerak pada waktu dan ruang tertentu, namun membuat tarian yang unik


(27)

menggambarkan tarian yang bernilai, secara tradisional maupun modern (Mustika, 2012 : 44).

Tari tradisional merupakan tari yang berasal dari daerah tertentu tanpa belum ada perubahan gerak, gerak banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta imitatif yang telah diperhalus (Tim Abdi Guru, 2006 : 121). Tari kreasi merupakan ungkapan ekspresi yang dituangkan melalui gerak dengan mengutamakan unsur-unsur kebebasan. Tari kreasi memiliki dua macam bentuk, yaitu tari kreasi baru dan tari kreasi non-etnik. Tari kreasi dengan pola tradisi merupakan bentuk tari yang mengutamakan unsur kebebasan dalam mengungkapkannya dan tidak bertumpu pada suatu unsur tari etnik (Wibowo, 2012 : 54).

Tari tradisional maupun tari kreasi, keduanya memiliki akar yang sama, yakni gerak tubuh dan anggota tubuh manusia sebagai media pengungkapan gagasan. Hal yang membedakan kedua jenis tarian ini adalah cara pengutaraan sehingga membentuk gerak-gerak tari. pada jenis tari tradisi yang bersumber dari keraton, gerak-gerak tari dibatasi oleh aturan atau pakem yang tidak boleh dilanggar. Aturan ini biasanya didasarkan kepada nilai-nilai estetika, etika, dan norma yang hidup dan melingkungi jenis tarian tersebut. Pada tari kreasi atau modern, pengaturan gerak lebih luas dan ekspresif. Hal ini disebabkan oleh karakteristik tari modern yang bersifat eksploratif eksperimental (Mulyadi, 2014 : 107).


(28)

Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seorang seniman kepada orang lain (penonton atau penikmat) sebagai alat ekspresi, tari merupakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi disekitamya, sebab tari adalah ungkapan, pernyataan dan ekspresi memuat komunitas realitas kehidupan yang bisa merasuk dibenak penikmatnya setelah pertunjukkan selesai. Tari adalah gerak indah oleh anggota tubuh manusia yang mempunyai maksud dan sesuai dengan iringan musik pengiring. Ruang lingkup mata pelajaran tari meliputi pengetahuan tari, wiraga, wirama, wirasa (Tim abdi guru, 2006:8).

1) Wiraga

Wiraga keterampilan penari diukur melalui indeks yang menentukan kualitas tarinya. Kualitas menyangkut kepada bentuk sikap dan geraknya secara berkisinambungan dan memenuhu standar kualitas penghayatan gerak.

2) Wirama kemampuan penguasaan irama, baik hubungan dengan gerak dan

musiknya. Kepekaan tari menentukan kualitas penghayatan atas gerak dan musiknya.

3) Wirasa

Tari melalui simbol gerak direpresentasikan membawa misi. Misi inilah yang digunakan oleh wirasa untuk disampaikan kepada penonton. Oleh sebab itu, wujud penghayatan atas wirasa lebih ditekankan pada penghayatan karakter peran, gerak yang dilakukan, dan ekspresi yang ditampilkan menjadi bagian dari wirasa tari (Setiawati, 2008 : 87).

Seni tari adalah gerak terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat untur keindahan wiraga/tubuh, wirama/irama,


(29)

wirasa/penghayatan, dan wirupa/wujud. Seni tari adalah karya seni yang disampaikan dengan media gerak, misalnya seni tari, senam irama, dan sendratari. Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan irama, dan ekspresi (Mustika, 2012 : 22).

Tari tidak hanya berfungsi sebagai hiburan atau sarana pertunjukan, tetapi tari juga berfungsi sebagai media pendidikan. Tari menjadi media untuk mendidik siswa, mengembangkan kreatifitas dan sensitifitas yang dalam kegiatan intruksionalnya sangat memperhatikan perkembangan kemampuan siswa yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Saat ini dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga formal, seni tari sangat diminati oleh para guru dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Guru mencoba memperkenalkan tarian-tarian yang ada di Nusantara khususnya tarian Lampung. Namun karena belum terdapat guru yang berlatar belakang seni tari, banyak guru yang mencoba cara alternatif dengan menggunakan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang dapat menunjang kemampuan siswa.

2.9.3 Tari Sigeh Penguten

2.9.3.1 Sejarah tari sigeh penguten

Tari sigeh penguten merupakan tari adat budaya Lampung, semula tarian ini

dipersembahkan untuk penyambutan kedatangan para raja dan tamu-tamu istimewa


(30)

penguten dalam penampilannya sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat Lampung, terutama dalam busana yang dikenakan oleh para penari adalah busana asli daerah seperti yang dikenakan asli suku Lampung.

Sikap masyarakat Lampung bahwa tamu adalah orang yang patut dihormati dan

disuguhi sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup mereka yaitu nemui nyimah

yang artinya suka memberi dan menerima dalam suasana suka dan duka. Prinsip ini

didukung dengan prinsip hidup yang lain yaitu nengah nyappur yang artinya adalah

suka bergaul. Kedua prinsip ini yang mendasari hadirnya tari sigeh pengunten di

acara-acara penyambutan tamu pada upacara adat masyarakat Lampung.

2.9.3.2Jenis dan fungsi tari sigeh penguten

Tari sigeh penguten merupakan tari tradisional dari Provinsi Lampung, tarian ini

biasanya ditampilkan saat menyambut kedatangan tamu istimewa pada acara adat atau pun acara lainnya. Tujuannya adalah memberi penghormatan kepada tamu tersebut. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap dipertunjukkan dalam upacara adat pernikahan masyarakat Lampung. Tari merupakan ekspresi jiwa individu yang pada akhirnya akan menjadi ekspresi dari suatu kelompok budaya yang akan menjadi ciri budaya tersebut yang akan membedakannya dengan budaya lain.

Tari sigeh penguten termasuk jenis tari klasik, dan berfungsi mempersembahkan

sekapur sirih seulas pinang kepada kedua mempelai, Pesirah dan Tamu Agung (Mustika, 2012 : 38).


(31)

2.9.3.3Ragam gerak tari sigeh penguten

Gerak tari sigeh penguten sebagian merupakan pengulangan dari gerak sebelumnya.

Berikut ragam gerak tari sigeh penguten berupa gerak lapah tebeng, seluang mudik,

sembah, jong ippek, kilat mundur, mempan bias, tolak tebeng, sabung melayang, samber melayang, ngiyau bias, kenui melayang, gubuh gakhang, ngerujung level rendah, sedang, dan tinggi (Mustika, 2012 : 41). Pola lantai merupakan jalur garis lantai yang akan dilewati penari, untuk pola lantai yang umum digunakan pada tari sigeh pengunten berbentuk “V”, dengan arah hadap ke pononton (Mustika, 2012 :49). Lampiran video sesuai dengan ragam gerak tari pada gambar.

2.9.3.4Gambar dan hitungan gerak tari sigeh penguten Tabel 2.1 Gambar dan hitungan gerak tari sigeh penguten

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

1 Lapah Tebeng 1 – 2 Posisi badan tegap, tangan

kanan berada di atas tangan kiri di depan dada dengan bentuk tangan ukel. Pada saat melangkah diawali kaki kanan setinggi mata kaki kiri. Gerak jalan ke depan diiringi dengan bentuk iringan gupek, yaitu iringan yang memiliki tempo cepat. Gerakan untuk mengatur posisi penari agar pola lantai berbentuk “V”.

2 Seluang Mudik 1 – 2 Kedua tangan diukel di

sebelah kanan lalu tangan kiri berada di atas tangan kanan dengan posisi badan mendhak


(32)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

3 – 4 Selanjutnya kedua tangan

diukel di sebelah kiri, lalu tangan kanan diukel diatas tangan kiri dengan posisi badan jongkok

5 – 6 Selanjutnya mengalir

tangan kanan diukel di bawah tangan kiri dengan posisi badan level sedang

7 – 8 Tangan kanan diukel

kembali di depan dada dengan tangan kiri berada di bawah tangan kanan dengan posisi badan duduk simpuh dengan sikap sikut diangkat

1 – 2 Sikap badan duduk tegak

dengan bersimpuh di dua kaki, lalu kedua tangan


(33)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan diukel di depan dada dengan tangan kanan berada di atas tangan kiri

3 - 4 Sikap badan mulai

merunduk

5 – 6 Posisi simpuh dan

merundukkan badan dengan posisi tangan diletakkan ke bawah tepat di depan kaki serta kepala menunduk ke bawah

7 – 8 Badan kembali duduk

tegap dengan arah pandang ke depan

3 Jong ippek 1 Diawali dengan sikap

badan duduk tegap, lalu tangan kiri diletakkan di samping kiri dan tangan kanan berada di atas paha


(34)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

2 Kaki kiri menjadi

tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan tubuhnya di sebelah kiri

3 Kaki kanan diangkat

kearah depan

4 Lanjutan proses hitungan

ketiga kaki kiri sedikit diangkat ke depan membelakangi kaki kanan sehingga badan terlihat tegap

5 Kedua tangan berdiri ke

arah depan sejajar dengan dada


(35)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

6 Kedua tangan melakukan

proses ukel diputar ke arah bawah

7 Kedua jari tangan

ditekuk ke dalam

8 Kedua tangan diputar dan

diletakkan di atas lutut

4 Sembah 1 – 2 Diawali dengan posisi

badan duduk tegap Jong silo ratu, lalu kedua tangan diangkat dengan bentuk tangan sembah


(36)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

3 - 4 Tangan melakukan

proses gerak ke arah kanan dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan

5 – 6 Tangan melakukan

proses bergerak ke arah kiri dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan

7 Kedua jari tangan

ditekuk ke dalam

8 Kedua tangan diputar dan


(37)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

5 Kilat Mundur 1 – 2 Posisi penari berdiri

mendhak menghadap ke depan dengan kaki kanan ditarik ke belakang, lalu kedua tangan diayunkan ke arah kanan

3 - 4 Selanjutnya kedua tangan

diayunkan ke arah kiri

5 – 6 Kedua tangan diukel ke

dalam di samping kiri badan

7 – 8 Kedua tangan diayun ke

atas dengan kedua tangan menengadah, tangan kiri berada di atas sejajar dengan kepala dan tangan kanan sejajar dengan dada


(38)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

6 Samber melayang 1 Kedua tangan

disilangkan di depan perut dengan posisi jari ke arah bawah

2 Kedua tangan diukel kearah

atas

3 – 4 Kedua tangan melakukan

proses ayun ke kanan dan kiri

5 – 6 Kedua tangan membuka

selebar dada dengan posisi jari ditekuk


(39)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Kedua tangan berada di

samping kanan dan kiri diangkat setinggi bahu dengan posisi jari berdiri

7 Gubuh Gakhang 1 – 2 Posisi penari menghadap

ke sudut kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan dan kedua tangan ke depan posisi jari menghadap bawah

3 - 4 Kaki kanan melangkah,

kedua tangan

menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi badan ke arah sudut kiri

5 – 6 Kaki kiri kembali

melangkah ke depan dan kedua tangan ke depan posisi jari menghadap bawah


(40)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Kaki kanan melangkah,

kedua tangan

menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi badan ke arah sudut kiri

8 Ngiyau bias 1 – 2 – 3 – 4 Posisi badan penari menghadap ke samping kanan dengan posisi badan mendhak dengan kedua telapak kaki dihadapkan ke arah kanan, lalu kedua tangan diletakkan di atas paha dan melakukan proses ukel. Setelah diukel tangan kembali

diletakkan di atas paha

5 – 6 – 7 – 8 Arah badan berpindah ke

arah kiri dengan sikap badan mendhak dan kedua telapak kaki menghadap ke arah kiri, lalu kedua tangan diletakkan diatas paha dan melakukan proses ukel. Setelah diukel tangan kembali


(41)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

9 Kenui melayang 1 – 2 Posisi badan berdiri

mendhak dan kedua tangan ditarik dari samping pinggang dengan kedua jari tangan ditekuk ke arah dalam

3 - 4 Kaki sedikit dijinjit dan Kedua tangan melakukan proses mengayun ke arah samping

5 – 6 Kedua kaki dijinjit dan

kedua tangan diayun setinggi bahu dengan kedua jari tangan ditekuk ke dalam

7 – 8 Setelah diukel kedua

tangan kembali diangkat setinggi bahu


(42)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

10 Ngerujung level tinggi

1 – 2 Posisi badan penari

berdiri mendhak dengan arah badan menghadap ke sudut kanan, kaki kiri membelakangi kaki kanan. Lalu kedua tangan direntangkan dengan tangan kanan berada di depan dahi dan tangan kiri ditekuk di depan dada

3 - 4 Kedua tangan melakukan

gerak ukel keluar

5 – 6 Kedua tangan melakukan

gerak ukel keluar kembali namun diikuti dengan gerak kepala kesamping kiri bawah


(43)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan ditarik saat melakukan ukel atau sedikit ditekuk dengan diikuti gerakan kepala dengan

mengahadap tangan kanan (gerakan ini dilakukan dengan arah kanan dan kiri)

11 Sabung melayang 1 – 2 Posisi penari menghadap

ke depan dengan sikap badan mendhak, lalu kedua jari tangan saling bertemu di depan dada

3 - 4 Kedua tangan

dibentangkan ke samping dengan kaki kiri

membuka

5 – 6 Kaki kanan melangkah

dengan posisi silang lalu kedua jari tangan

bertemu di depan dada

7 – 8 Kaki kanan berada di

depan dengan kedua tangan dibentangkan ke samping, gerakan dilakukan untuk perpindahan tempat


(44)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

12 Mempan bias 1 – 2 Sikap badan mendhak

menghadap sudut kanan dengan kedua tangan menengadah diatas bahu dan kedua siku dibuka, lalu kaki kanan

membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

3 - 4 Kedua tangan masih

menengadah diatas bahu namun sikap badan menghadap ke samping kanan dengan kaki kanan membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

5 – 6 Kaki kiri melangkah ke

depan membelakangi kaki kanan dengan sikap badan mengahadap ke sudut

7 – 8 Sikap badan kembali

menghadap depan dengan kaki kiri sedikit dijinjit (gerakan ini dilakukan penari sebelah kanan dan kiri)


(45)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

13 Tolak tebeng 1 – 2 Sikap badan mendhak,

kedua tumit kaki saling bertemu dan kedua tangan ditekuk di samping kanan dengan ditekuk ke dalam

3 - 4 Kedua ibu jari kaki

saling bertemu dan kedua tangan mengayun ke bawah dengan gerak kepala mengikuti gerak tangan

5 – 6 Penari melakukan

gerakan menggeser kaki untuk berpindah posisi di mana ibu jari dan tumit kaki saling bertemu

7 – 8 Kedua ibu jari kaki

saling bertemu sambil bergeser dengan gerak kepala menghadap tangan kanan yang direntangkan


(46)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

14 Belah hui 1 – 2 Penari berada pada posisi

saling berhadapan, lalu menarik kaki kanan ke depan dan kedua tangan disilangkan ke depan

3 - 4 Badan kembali ditarik

tegak, dan kedua tangan direntangkan ke samping

5 – 6 Sikap badan kembali

menjorok ke depan dengan kedua tangan kembali disilangkan


(47)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Kaki kanan ditarik

dengan posisi jinjit, dan kedua tangan

menengadah di atas bahu

15 Ngerujung level rendah

1 – 2 Sikap badan duduk

dengan kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan badannya di sebelah kiri. Tangan kiri berada di sebelah kiri dengan posisi jari merapat mengahadap depan, lalu tangan kanan

direntangkan menghadap sudut kanan setinggi dahi dan kepala menghadap ke gerakan tangan kanan

3 - 4 Tangan kanan diukel

dengan telapak tangan menengadah

5 – 6 Tangan kanan kembali

diukel namun kepala digerakkan ke samping bawah kiri


(48)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Tangan kanan kembali

diukel dengan telapak tangan menengadah dan kepala digerakkan mengahadap ke gerakan tangan

16 Ngerujung level sedang

1 – 2 Sikap badan setengah

berdiri dengan lutut kaki menempel di lantai. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada

3 - 4 Kedua tangan melakukan

gerak ukel dengan posisi telapak tangan

menengadah

5 – 6 Saat tangan melakukan

gerak ukel kepala menghadap ke samping bawah


(49)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Tangan melakukan gerak

ukel kepala menghadap ke gerakan tangan

17 Lipetto 1 Sikap badan mendhak

menghadap ke sudut kanan dengan posisi kanan

membelakangi kaki kiri dan kaki kiri dijinjit. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada, kedua tangan ditekuk ke dalam

2 Sikap badan bergerak ke

arah sudut kanan dengan kedua tangan diukel ke luar

3 Sikap badan menghadap

ke samping kanan dengan kaki kiri membelakangi kaki kanan dan kedua tangan menengadah melakukan


(50)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan proses ukel

4 Kedua tangan diukel ke

dalam dan kaki kanan melangkah ke belakang dengan dijinjit

5 Kedua tangan berpindah

ke samping kanan dengan sikap badan menghadap ke sudut kanan belakang dengan kedua tangan ditekuk ke dalam dan berputar keluar, lalu kaki kanan melangkah

membelakangi kaki kiri

6 Kedua tangan diukel ke

dalam dan kaki kanan melangkah membelakangi kaki kiri

7 Kedua tangan berpindah

di kiri dengan tangan kiri diangkat setinggi dahi dan tangan kanan di depan dada tepatnya di samping siku tangan


(51)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan membelakangi kaki kanan

8 Kedua tangan diukel

ditekuk ke dalam dan berputar keluar (gerakan ini diulang dengan arah berputar 180 derajat)

(Foto, Tia : 2008)

2.9.3.5Musik Pengiring dan Busana tari sigeh penguten

a. Musik Pengiring

1.


(52)

2.

Gambar 2.2. Gong (Foto, Tia : 2015)

3.

Gambar 2.3. Rebana (Foto, Tia : 2015)

1) Nama alat musik : Seperangakat Talo balak (Kulintang);

2) Nama tabuhan : Gupek dan tari.

Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat. Tari adalah iringan yang memiliki tempo yang lambat digunakan pada pokok atau inti tari.

Tabuh gupek dengan menggunakan not angka sebagai berikut:

││6.3 6 3 6 36 36 36 │ 55 52 55 52 55 52 53 . ││


(53)

Tabuh tari sigeh penguten dengan menggunakan not angka sebagai berikut: ││:36 66 36 66 │ 36 65 23 5 │ 25 55 25 55 │ 25 53 12 3 ││

││13 33 13 33 │13 33 13 3 │13 33 13 33 │ 13 33 13 3 ││

││13 56 36 66 │ 36 II 56 i │ 5i ii 5i ii │ 5i i6 35 6 :││ 20x

b. Busana tari sigeh penguten

Gambar 2.4. Kostum yang dikenakan penari (Foto, Internet : 2015)

1.


(54)

Arti siger merupakan mahkota perlambang adat budaya dan tingkat kehidupan

terhormat, siger berwarna kuning emas dan dipakai di kepala. Banyaknya gerigi

lancip berlekuk Sembilan, sebagai lambang Sembilan sungai yang mengalir di Lampung yaitu: Way Semangka, Way Sekampung, Way Seputih, Way Pangubuan, Way Abung Sarem, Way Sungkai, Way Kanan, Way Tulang Bawang, dan Way Mesuji.

2.

Gambar 2.6. Kembang Melati (Foto, Tia : 2015)

Kembang melati merupakan aksesoris yang dipakai di bagian kepala yang memiliki fungsi untuk memperindah pada sanggul rambut.

3.


(55)

Anting-anting merupakan aksesoris yang digunakan pada telinga untuk memperindah bagian telinga.

4.

Gambar 2.8. Kain Tapis untuk bagian bawah (Foto, Tia : 2015)

Kain tapis adalah kain yang sering dipakai masyarakat Lampung untuk menghadiri upacara-upacara adat atau acara seremonial lainnya. Kain ini merupakan kain tenun yang salah satu bahannya adalah benang emas. Warna dasar kain ini beraneka ragam seperti, merah, hitam, dan hijau.

5.


(56)

Baju kurung adalah baju yang dikenakan yang bahannya adalah brokat berwarna putih sepertipada baju pengantin adat Lampung.

6.

Gambar 2.10. Bebe usus ayam (Foto, Tia : 2015)

Bebe usus ayam adalah bagian kostum yang dikenakan untuk menutup bagian dada penari. Warna bebe usus ayam sesuai dengan baju yang dikenakan penari, namun jika ingin berbeda seperti warna merah dan putih.

7.


(57)

Gambar 2.12. Kalung papan jajar (Foto, Tia : 2015)

Aksesoris kalung buah jukum dan kalung papan jajar ini dipakai di leher yang

memiliki fungsi untuk memperindah bagian leher.

8.

Gambar 2.13. Gelang kano dan gelang pipih (Foto, Tia : 2015) Aksesoris yang dikenakan di lengan penari.

9.


(58)

Tanggai yang berjumlah 10 buah adalah aksesoris yang dikenakan pada jari kuku tangan penari, pada tanggai Lampung seluruh permukaan tanggai tertutup sehingga kuku penari tidak terlihat dan terdapat rantai-rantai kecil yang menghubungkan kelima tanggai, warna tanggai kuning emas.

c. properti utama

10.

Gambar 2.15. Tepak tempat daun sirih (Foto, Tia : 2015)

Tepak adalah kotak terbuat dari kuningan, digunakan sebagai tempat meletakkan daun sirih dan perlengkapan untuk menginang. Tari sigeh penguten sebagai gambaran sistem sosial dan budaya masyarakat Lampung sistem sosial berkenaan dengan lingkungan sosial, yang muncul akibat adanya hubungan yang kompleks antara manusia dan manusia lainnya. Sistem budaya atau sistem kultur merupakan abtraksi

dari sistem sosial. Sebagai sistem sosial, pada tari sigeh penguten banyak ditemui

gerak menyembah dan merunduk sebagai bentuk tuan rumah menghormati tamu yang datang.


(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Penelitian dengan judul “Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan

saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro”, maka penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 di SMA

Negeri 2 Kota Metro dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Penelitian deskriptif kualitatif berkaitan dengan gejala-gejala informasi atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung mencirikan naturalistik yang menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini terjadi secara ilmiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti (Sugiyono, 2011 : 14). Hal yang dideskripsikan adalah pembelajaran tari sigeh


(60)

penguten dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

Deskriptif kualitatif yang digunakan yaitu:

Gambar 3.1. Diagram pemikiran peneliti (Tia : 2015)

3.2Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran seni tari yaitu guru, sarana prasarana sekolah, ragam gerak tari, dan siswa kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2

Kota Metro yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan

pendekatan saintifik. Sumber data diuraikan seperti di bawah ini : Mengamati kesuaian

rencana pelaksanaan pembelajaran guru pada pembelajaran tari sigeh penguten sebelum memasuki langkah pelaksanaan pembelajaran. Mengamati pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan pendekatan saintifik pada setiap pertemuan.

Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan

pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan berupa foto, video serta catatan lapangan.

Menganalisis nilai dari guru tentang pembelajaran tari sigeh penguten setiap pertemuan. Menganalisis hasil tes tari

sigeh penguten dari guru dengan menggunakan pendekatan saintifik yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan pada instrumen penilaian


(61)

Variabel 1 : Pembelajaran tari sigeh penguten Variabel 2 : Pendekatan saintifik

Variabel 3 : X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro

1. Subjek Penelitian : Guru dan siswa kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro

yang berjumlah 33 siswa yaitu 23 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.

2. Objek Penelitian : Pembelajaran tari sigeh penguten

3. Responden : Kepala sekolah, guru seni budaya dan benda, hal, atau orang

yang dapat memberikan data atau informasi pada penelitian.

4. Sumber data : Guru, ragam gerak tari, fasilitas, sarana dan prasarana,

benda hal, atau tempat dimana peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data.

Sumber data diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

a. Person (orang) : Kepsek, guru seni budaya dan orang yang dapat memberika informasi

b. Paper (kertas) : Surat izin penelitian, surat izin permohonan, dokumen, dan RKH

c. Place (tempat) : Kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan informasi atau fakta-fakta di lapangan (Sugiyono, 2011:208). Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utamanya


(62)

adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik dan nontes. Langkah-langkah pengumpulan data antara lain:

3.3.1 Observasi

Observasi adalah kegiatan yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Kegiatan mengamati dan mencatat semua yang diperlukan atau yang berhubungan dengan

objek yang akan diteliti. Observasi dalam penelitian kualitatif secara esensial adalah

pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, kondisi, konteks, ruang beserta maknanya dalam upaya pengumpulan data penelitian (Sugiyono, 2011:102). Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan analisis aktivitas siswa dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan dan mengkomunikasikan

dalam proses pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2

Kota Metro.

3.3.2 Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah mencari hal-hal atau variabel yang berguna, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda. Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang tujuannya untuk membuktikan penelitian tersebut secara nyata. Maksudnya, data yang diperoleh dapat dibuktikan adanya dalam bentuk

rekaman, gambar, dan olahan data lainnya (Arikunto, 2009:203).Teknik dokumentasi


(63)

penelitian dan proses pembelajaran tari pada kegiatan pembelajaran tari sigeh penguten di SMA Negeri 2 Kota Metro.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu berbentuk tulisan, gambar, dan film. Dalam penelitian ini dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa tulisan, gambar, dan video. Setelah mendapatkan hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih akurat dengan didukung adanya catatan atau data yang

berkaitan dengan proses pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan

pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

3.3.3 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2002:135). Wawancara dalam penelitian ini tergolong dalam wawancara terstruktur karena peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru seni

budaya dan siswa mengenai proses pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas

X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

3.3.4. Tes Praktik

Konsep tujuan pembelajaran yang menitik beratkan pada tingkah laku siswa (perbuatan) sebagai output siswa yang dapat diamati (Sagala, 2011:25). Jenis tes yang


(64)

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menarikan tari sigeh penguten. Perolehan data tentang hasil belajar siswa digunakan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik, seperti yang di bawah ini

3.3.4.1 Pengamatan Tes Praktik

Tabel 3.1. Lembar pengamatan tes praktik No Aspek Keterangan

Skor Skor

Maksimum

1. Hafalan

Urutan Gerak

a. Siswa mampu memeragakan

17 ragam gerak tari sigeh penguten dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan

5

5

b. Siswa memeragakan 17 ragam

gerak tari sigeh penguten akan tetapi mengalami kesalahan 1-2 kali gerakan

4

c. Siswa memeragakan 17 ragam

gerak tari sigeh penguten akan tetapi mengalami kesalahan 3-4 kali gerakan

3

d. Siswa memeragakan 17 ragam

gerak tari sigeh penguten akan tetapi masih mengalami kesalahan 5-6 kali gerakan

2

e. Siswa tidak hafal kurang dari

17 ragam gerak tari sigeh penguten sehingga siswa tidak tertib gerak dan tidak

beraturan.

1

2. Ketepatan

Gerak dengan Musik

a. Siswa memeragakan 17 ragam

gerak tari sigeh penguten dengan ketepatan hitungan gerak dan musik.

5

b. Siswa memeragakan 17 ragam

gerak tari sigeh penguten 1-2 gerakan tidak sesuai dengan


(65)

tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

5

c. Siswa memeragakan 17 ragam

gerak tari sigeh penguten 3-4 gerakan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

3

d. Siswa memeragakan 17 ragam

gerak tari sigeh penguten 5-6 gerakan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

2

e. Siswa memeragakan 17 ragam

gerak tari sigeh penguten tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak.

1

Total skor maksimum 10

Keterangan : 5= Baik Sekali 4= Baik 3= Cukup 2=Kurang 1= Gagal

Hasil belajar gerak tari sigeh penguten siswa dapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik dengan total skor keseluruhan berjumlah 10 sehingga hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan nilai untuk skala lima.


(66)

3.3.4.2 Lembar penilaian aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas X.MIA.2 SMAN 2 Metro

Tabel 3.2 Penilaian siswa dalam aspek pendekatan saintifik (Ilmiah) No Aspek yang

dinilai Rubrik Skor

Keterangan

1 Mengamati Seluruh siswa

memperhatikan materi yang diberikan oleh guru

5 Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Gagal Dari 33 siswa hanya 28

siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru

4 Dari 33 siswa hanya 23

siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru

3 Dari 33 siswa hanya 18

siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru

2 Dari 33 siswa hanya 13

siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru

1

2 Menanya Seluruh siswa mampu

bertanya tentang materi yang diberikan oleh guru

5 Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Gagal Dari 33 siswa hanya 28

siswa yang mampu bertanya tentang materi yang

diberikan oleh guru

4

Dari 33 siswa hanya 23 siswa yang mampu bertanya tentang materi yang

diberikan oleh guru

3

Dari 33 siswa hanya 18 siswa yang mampu bertanya tentang materi yang

diberikan oleh guru

2

Dari 33 siswa hanya 13 siswa yang mampu bertanya tentang materi yang

diberikan oleh guru

1

3 Menalar Seluruh siswa mampu

memahami materi yang diberikan oleh guru


(67)

Dari 33 siswa hanya 28 siswa yang mampu memahami materi yang diberikan oleh guru

4 Baik

Cukup

Kurang

Gagal Dari 33 siswa hanya 23

siswa yang mampu memahami materi yang diberikan oleh guru

3

Dari 33 siswa hanya 18 siswa yang mampu memahami materi yang diberikan oleh guru

2

Dari 33 siswa hanya 13 siswa yang mampu memahami materi yang diberikan oleh guru

1

4 Mencoba Seluruh siswa mampu

mencoba materi yang diberikan oleh guru

5 Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Gagal Dari 33 siswa hanya 28

siswa yang mampu mencoba materi yang diberikan oleh guru

4

Dari 33 siswa hanya 23 siswa yang mampu mencoba materi yang diberikan oleh guru

3

Dari 33 siswa hanya 18 siswa yang mampu mencoba materi yang diberikan oleh guru

2

Dari 33 siswa hanya 13 siswa yang mampu mencoba materi yang diberikan oleh guru

1

5 Menyimpulkan Seluruh siswa mampu

menyimpulkan materi yang diberikan oleh guru

5 Baik Sekali

Baik

Cukup Dari 33 siswa hanya 28

siswa yang mampu

menyimpulkan materi yang diberikan oleh guru

4

Dari 33 siswa hanya 23 siswa yang mampu


(68)

menyimpulkan materi yang diberikan oleh guru

Kurang

Kurang Dari 33 siswa hanya 18

siswa yang mampu

menyimpulkan materi yang diberikan oleh guru

2

Dari 33 siswa hanya 13 siswa yang mampu

menyimpulkan materi yang diberikan oleh guru

1

6

Mengkomuni-kasikan

Seluruh siswa mampu mengkomunikasikan tentang materi yang diberikan oleh guru

5 Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Gagal Dari 33 siswa hanya 28

siswa yang mampu mengkomunikasikan tentang materi yang diberikan oleh guru

4

Dari 33 siswa hanya 23 siswa yang mampu mengkomunikasikan tentang materi yang diberikan oleh guru

3

Dari 33 siswa hanya 18 siswa yang mampu

mengkomunikasikan materi yang diberikan oleh guru

2

Dari 33 siswa hanya 13 siswa yang mampu

mengkomunikasikan materi yang diberikan oleh guru

1

(Hasil Pemikiran dari guru seni budaya SMA Negeri 2 Kota Metro)

Setelah skor didapat, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai berdasarkan enam aspek yang akan dijadikan indikator penilaian pembelajaran dengan pendekatan saintifik bagi siswa yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Pada saat proses pembelajaran di


(69)

kelas dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian pembelajaran menggunkan pendekatan saintifik yang memiliki skor maksimum 30. Selanjutnya, setelah skor pendekatan saintifik diperoleh maka diolah menjadi nilai.

3.3.4.3 Lembar aktivitas guru

Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengecek dan melihat kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru berperan aktif dalam penggunaan pendekatan saintifik pada pembelajaran tari sigeh penguten.

Tabel 3.3. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

I 1. 2. II A. 1. 2. 3. B. 1. 2. PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI

PEMBELAJARAN

Penguasaan materi pelajaran Menunjukkan penguasaan materi pelajaran

Menyampaikan materi dengan jelas Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

Pendekatan/ strategi pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai


(70)

3. 4. C. 1. 2. D. runtut Melaksanakan pembelajaran pendekatan saintifik

a. Mengamati, guru memberikan

pengarahan kepada siswa agar mengamati materi tari sigeh penguten.

b. Menanya, guru memberi

kesempatan siswa untuk bertanya mengenai materi tari sigeh penguten.

c. Menalar, guru memberikan

pengarahan agar siswa berfikir tentang materi tari sigeh penguten.

d. Mencoba, guru

mempersilahkan siswa untuk mencoba ragam gerak materi tari sigeh penguten.

e. Menyimpulkan, guru

mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi tari sigeh penguten.

f. Mengkomunikasikan, guru

memberikan kesempatan bagi siswa untuk

mengkomunikasikan pendapat atau hasil belajar tentang tari sigeh penguten.

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang

direncanakan

Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar


(71)

1. 2. E. 1. 2. F. 1. 2.

Memantau kemajuan belajar selama proses

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan bahasa

Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

Penutup

Melakukan refleksi atau

messsmbuat rangkuman dengan melibatkan siswa

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian

remidi/pengayaan

(Hosnan, 2014: 251) Keterangan :

P.1 = Pertemuan pertama P.4 = Pertemuan keempat

P.2 = Pertemuan kedua P.5 = Pertemuan kelima

P.3 = Pertemuan ketiga P.6 = Pertemuan keenam

P.7 = Pertemuan ketujuh

Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberi chek list sebagai penanda.

3.3.5 Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas siswa


(1)

75

3.7Penarikan Kesimpulan

Analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukaan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro tahun pelajaran 2015/2016 berupa hasil proses pembelajaran, dan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pelajaran seni budaya materi tari sigeh penguten. Proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan saintifik yang terdiri dari enam aspek yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Seluruh aspek saintifik muncul pada tiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran pendahuluan, kegiatan pembelajaran inti, dan kegiatan pembelajaran penutup. Pada kegiatan inti dapat menerapkan berbagai metode, strategi, teknik pembelajaran sesuai dengan proses belajar mengajar.

Langkah-langkah pendekatan saintifik pada pelajaran seni budaya mulai dari aspek mengamati siswa mengamati materi yang diberikan guru tentang objek berupa gambar tari sigeh penguten, video, dan keindahan alam, aspek menanya siswa bertanya jawab dan berdiskusi dengan guru mengenai pengertian gambar, penjelasan video yang ditanyangkan dan bertanya materi yang belum jelas pada tiap pertemuan,


(3)

166

aspek menalar siswa dapat menalar dan berimajinasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan seni budaya, cabang seni, dan tari sigeh penguten, aspek mencoba siswa dapat merespon materi yang disampaikan seperti mencoba memeragakan ragam gerak tari sigeh penguten, mengerjakan perintah yang diberikan oleh guru aspek mencoba dapat menunjang kelas menjadi lebih kondusif, aspek menyimpulkan siswa menyimpulkan dari beberapa pendapat siswa lain mengenai materi yang disampaikan guru bahwa seni budaya memiliki empat cabang seni yakni seni tari, seni rupa, seni musik, seni teater dan kesenian perlu dilestarikan kemudian kesimpulan siswa dapat dipresentasikan secara tertulis maupun lisan, dan aspek mengkomunikasikan siswa mengapresiasi materi pada kehidupan sehari-hari seperti menarikan tari sigeh penguten pada acara tertentu.

Hasil dari aspek mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan mendapat nilai 66,1 kriteria baik. Dari aspek mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan dan mengkomunikasikan termasuk pada tiga ranah pembelajaran yaitu ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Aspek mengamati dan aspek menanya termasuk dalam ranah afektif, aspek menalar dan menyimpulkan termasuk dalam ranah kognitif, kemudian aspek mencoba dan mengkomunikasikan termasuk dalam ranah psikomotor. Penilaian tes praktik tari sigeh penguten mendapat nilai 76,1 masuk dalam kriteria baik dengan aspek hafalan urutan gerak memperoleh nilai 77,3 dengan kriteria baik dan ketepatan gerak dengan musik memperoleh nilai 74,8 dengan kriteria baik.


(4)

167

5.2Saran

1. Guru pada saat proses pembelajaran dapat menegur atau mengingatkan siswa jika siswa melakukan kesalahan atau membuat kelas menjadi tidak kondusif dan memberi pengarahan siswa agar saling menghagai satu sama lain.

2. Sekolah dapat lebih meningkatkan sarana dan prasana pembelajaran agar hasil yang di dapat lebih maksimal.

3. Peneliti berikutnya dapat mengamati rencana pelaksanaan proses pembelajaran di SMA Negeri 2 Kota Metro.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama

Amri, Sofan . 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.

Yogyakarta: GAVA MEDIA.

Djamarah, Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Habsary, Dwiyana. 2003. Fungsi dan Peran Tari Sembah di Daerah Lampung. Skripsi. Yogyakarta: Institut Seni Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaraan. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia. Kurinasih. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan penerapannya.

Surabaya: Kata Pena.

. 2014. Sukses Implementasi Kurikulum 2013 Memahami Berbagai

Aspek Dalam Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.

Madya, Suwarsih. 2009. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.


(6)

Mulyadi, Yadi. 2014. Seni Budaya untuk SMA-MA/SMK Kelas XI. Bandung: Yrama Widya.

Mustika, Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: AURA.

. 2012. Tari Muli Siger. Bandar Lampung: AURA.

Moelong, J. Lexy. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sani, Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum

2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Setiawati, Rahmida. 2008. Seni Budaya 2. Jakarta: Ghalia Indonesia Printing. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Sukimin. 2008. Terampil Berkarya Seni Rupa 1 untuk kelas VII SMP dan MTs. Solo: Tiga Serangkai.

Tim Abdi Guru. 2006. Seni Budaya untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga. Wibowo, Bambang. 2014. Seni Budaya. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Website, SMAN2 Metro. Profil Sekolah. Sch.id. (Online). (http://sman2metro.