2.3. Turbin Angin
Sejak permulaan teknologi energi angin, mesin dengan berbagai jenis tipe dan bentuk telah didesain dan dikembangkan hampir diseluruh dunia. Sebagian
dari desain inovatif ini tidak diterima secara komersial. Meskipun beberapa cara menggolongkan turbin angin, maka pada saat ini hanya digolongakan berdasarkan
sumbu rotasi turbin angin tersebut yaitu turbin angi poros horizontal dan turbin angin poros vertikal.
2.3.1. Tubin Angin Sumbu Horizontal TASH
Turbin angin dengan sumbu horizontal mempunyai sudu yang berputar dalam bidang vertikal seperti halnya propeler pesawat terbang. Turbin angin
biasanya mempunyai sudu dengan bentuk irisan melintang khusus di mana aliran udara pada salah satu sisinya dapat bergerak lebih cepat dari aliran udara di sisi
yang lain ketika angin melewatinya. Fenomena ini menimbulkan daerah tekanan rendah pada belakang sudu dan daerah tekanan tinggi di depan sudu. Perbedaan
tekanan ini membentuk gaya yang menyebabkan sudu berputar. Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi di belakangnya, turbin
biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi.
Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan. Karena turbulensi menyebabkan kerusakan struktur
menara, dan realibilitas begitu penting, sebagian besar TASH merupakan mesin upwind melawan arah angin. Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin
downwind menurut arah angin dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena di saat angin
berhembus sangat kencang, bilah-bilahnya bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga mengurangi resintensi angin
dari bilah-bilah itu
Universitas sumatera utara
Gambar 2.3 Turbin angin jenis upwind dan downwind Sumber : Mathew, 2006
Kelebihan Turbin Angin Sumbu Horizontal
— Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat yang memiliki geseran angin perbedaan
antara laju dan arah angin antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfir bumi. Di sejumlah lokasi geseran angin,
setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20.
Kelemahan Turbin Angin Sumbu Horizontal
— Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter sulit diangkut. Diperkirakan besar biaya transportasi bias
mencapai 20 dari seluruh biaya peralatan turbin angin. — TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang sangat
tinggi dan mahal serta para operator yang terampil. — Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-
bilah yang berat, gearbox, dan generator. — TASH yang tinggi bisa memengaruhi radar airport.
— Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu penampilan lansekap.
— Berbagai varian downwind menderita kerusakan struktur yang disebabkan oleh turbulensi.
— TASH membutuhkan mekanisme kontrol yaw tambahan untuk membelokkan turbinke arah angin.
Universitas sumatera utara
2.3.2. Turbin Angin Sumbu Vertikal TASV