Manajemen Pengetahuan Dan Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung

(1)

Oleh:

Chandra Ramadhan

21208026


(2)

Latar Belakang Peneltian

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung adalah

perusahaan BUMD yang bergerak di bidang penyediaan air minum bagi

masyarakat yang telah terbentuk sejak tahun 1977.

Manajemen pengetahuan merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan

kualitas perusahaan dalam menghadapi era serba tekhnologi sekarang ini.

Hal ini yang sedang menjadi fokus dari PDAM Tirta Raharja Kabupaten

Bandung.

Pengembangan karier merupakan kebutuhan organisasi yang menyatakan

bahwa karyawan mereka adalah aset yang berharga untuk perusahaan.

Jika perusahaan mampu mengelola kedua hal tersebut diharapkan akan

mampu mendongkrak kinerja untuk kemajuan perusahaan.


(3)

Hasil Survey Awal Manajemen Pengetahuan

No Peryataan Jawaban Responden

SS S C TS STS

1 Anda memberikan masukan mengenai pekerjaan

untuk membantu yang lain 27% 60% 13% 0% 0%

2 Anda senang jika ada yang memberikan masukan

sehubungan pekerjaan yang anda lakukan 20% 67% 13% 0% 0%

3 Sistem kearsipan di unit kerja sudah tersedia

sehubungan dengan pekerjaan anda 33% 47% 20% 0% 0%

4 Sistem kearsipan di unit kerja sudah mendukung anda

sehubungan dengan pekerjaan anda 27% 13% 53% 7% 0%

5 Pengetahuan yang anda miliki mempermudah anda

untuk menjalankan sistem yang baru. 20% 13% 0% 67% 0%


(4)

Hasil Survey Awal Pengembangan Karier

No Peryataan Jawaban

SS S C TS STS

1 Kebijakan perusahaan tentang alih tugas membuat

anda bekerja lebih giat 20% 53% 20% 7% 0%

2 Latar belakang pendidikan mempengaruhi

pengembangan karir anda 13% 20% 13% 53% 0%

3 Pengalaman kerja mempengaruhi pengembangan

karir anda 13% 47% 33% 7% 0%

4 Masa kerja di perusahaan mempengaruhi

pengembangan karir anda 7% 13% 7% 60% 13%

5 Pelatihan yang anda ikuti mempengaruhi

pengembangan karir anda 13% 20% 40% 13% 13%

6 Loyalitas pada perusahaan mempengaruhi

pengembangan karir anda 7% 7% 47% 27% 13%


(5)

Penilaian Kinerja Karyawan

PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

(Sumber : Bagian SDM PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung)

Masa Kerja

Total Persentase Kinerja tahun 2011

(%)

Kurang dari 10 Tahun

90,03

10

20 tahun

90,05


(6)

Identifikasi Masalah

Karyawan dengan usia diatas 40 tahun bisa dibilang kurang tertarik untuk

mempelajari sistem baru karena sudah nyaman dan hafal betul dengan

sistem yang lama serta sedikit sulit untuk beradaptasi dengan sistem baru

yang akan diterapkan, berdampak pada persentase kinerja (penilaian

prestasi kerja) yang cenderung stagnan pada PDAM Tirta Raharja

Kabupaten Bandung

Harapan pencapaian karier karyawan yang memakan waktu lama dengan

tolak ukur masa kerja, berdampak pada persentase kinerja (penilaian

prestasi kerja) yang cenderung stagnan pada PDAM Tirta Raharja

Kabupaten Bandung


(7)

Rumusan Masalah

1. Bagaimana manajemen pengetahuan di PDAM Tirta Raharja

Kabupaten Bandung.

2. Bagaimana pengembangan karier karyawan di PDAM Tirta Raharja

Kabupaten Bandung.

3. Bagaimana kinerja karyawan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten

Bandung.

4. Seberapa besar pengaruh manajemen pengetahuan terhadap

kinerja karyawan pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

5. Seberapa besar pengaruh pengembangan karier terhadap kinerja


(8)

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui manajemen pengetahuan di PDAM Tirta Raharja

Kabupaten Bandung.

2. Mengetahui pengembangan karier karyawan di PDAM Tirta Raharja

Kabupaten Bandung.

3. Mengetahui kinerja karyawan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten

Bandung.

4. Mengetahui besarnya pengaruh dari manajemen pengetahuan

terhadap kinerja karyawan pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten

Bandung.

5. Mengetahui besarnya pengaruh dari manajemen pengetahuan

terhadap kinerja karyawan pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten

Bandung.


(9)

Keterkaitan Antar Variabel

Hubungan Manajemen Pengetahuan dengan Kinerja

Menurut Honeycutt (2002) dalam (Natalie Kosasih, 2008: 3) Untuk

menghasilkan kinerja yang baik, maka perusahaan membutuhkan sistem

yang baik pula. Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang ada

melainkan juga melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung yaitu sumber

daya manusianya. Salah satu sistem manajemen yang menawarkan suatu

disiplin yang memperlakukan intelektual sebagai aset yang dikelola adalah

manajemen pengetahuan

.

Hubungan Pengembangan Karier dengan Kinerja

Menurut Veithzal Rivai (2011:274) ”Kinerja, pengalaman, pendidikan, dan

kadang

kadanag keberuntungan berpengaruh dalam pencapaian karier

individu. Dengan demikian, pengembangan karier merupakan tindakan

seseorang karyawan untuk mencapai tujuan karier nya”.


(10)

Gambar Paradigma Penelitian

Manajemen pengetahuan

:

Human

Process

IT

Shannak (2009) dalam Ridho

Nur (2010:16)

Pengembangan Karier

:

Kebijakan perusahaan

Latar belakang pendidikan

Pengalaman kerja

Pelatihan

Kesetiaan pada organisasi

Keluwesan bergaul dan

hubungan antar manusia

Gouzali Saydam (2005:575)

Kinerja

:

Kemampuan Teknis

Kemampuan Konseptual

Kemampuan Hubungan

Interpersonal

Veithzal Rivai (2011:563)

Veithzal Rivai

(2011:274)

Honeycutt dalam

Natalie Kosasih

(2008:3)


(11)

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

Manajemen Pengetahuan

(X1)

Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya untuk perbaikan perusahaan Philip Voss (2002) dalam Ismail Nawawi (2012:2)

Human

Process

IT

 Perilaku knowledge sharing

 Aktivitas knowledge sharing

 Partisipasi dalam aktivitas

 Kualitas pengetahuan

 Efisiensi akibat proses baru

 Kearsipan

 Keterlibatan pengguna

Knowledge Structure

Usability

Ordinal

Pengembangan Karier (X2)

Proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karier yang diinginkan

Veithzal Rivai (2011:274)

 Kebijakan perusahaan

 Latar belakang pendidikan

 Pengalaman kerja

 Pelatihan

 Kesetiaan pada organisasi

 Keluwesan bergaul dan hubungan antar manusia

 Kesempatan karier dalam perusahaan

 Peraturan yang berhubungan dengan karier

 Acuan dasar pengembangan karier

 Kontribusi

 Lama bekerja

 Kesempatan mendapat pelatihan

 Kesesuaian pelatihan yang diberikan

 Loyalitas

 Tingkat Turn Over

 Tingkat kerjasama

 Lingkungan kerja

 Aktivitas bersama


(12)

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

Kinerja (Y)

Merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

Veithzal Rivai (2011:548)

 Kemampuan Teknis

 Kemampuan Konseptual

 Kemampuan Hubungan Interpersonal

 Pengetahuan tentang pekerjaannya

 Teknik bekerja

 Kualitas

 Kuantitas

 Pemahaman Tugas

 Tanggung jawab

 inisiatif

 Motivasi

 Kerjasama

 Kecerdasan Komunikasi

Ordinal


(13)

Metodologi Penelitian

Unit Penelitian

PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

Objek Penelitian

Manajemen Pengetahuan (X1), Pengembangan Karier (X2), dan

Kinerja Karyawan (Y)

Metode & Desain Penelitian

Deskriptif Verifikatif

Sumber Data

Data Primer dan Data Sekunder

Teknik Penentuan Data

Populasi : Karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

sebanyak 91 orang.

Sampel : Karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

sebanyak 91 orang.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian secara langsung

Wawancara

Study pustaka

Rancangan Analisis

Analisis statistik : Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda,

dan Koefisien Korelasi

Hipotesis Statistik

1.

Terdapat pengaruh manajemen pengetahuan terhadap kinerja

karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

2.

Terdapat pengaruh pengembangan karier terhadap kinerja

karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

Pengujian Hipotesis


(14)

Hasil Analisis Deskriptif Manajemen Pengetahuan

PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

(Sumber : Bagian SDM PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung)

No Indikator Skor Aktual Skor Ideal % Kriteria

1 Human 966 1365 70,7 Baik

2 Process 1000 1365 73,2 Baik

3 IT 819 1365 60 Cukup


(15)

Hasil Analisis Deskriptif Pengembangan Karier

PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

(Sumber : Bagian SDM PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung)

No Indikator Skor Aktual Skor Ideal % Kriteria

1 Kebijakan Perusahaan 612 910 67,2 Cukup

2 Latar belakang Pendidikan 329 455 72,3 Baik

3 Pengalaman Kerja 501 910 55 Cukup

4 Pelatihan 641 910 70,4 Baik

5 Kesetiaan Pada Organisasi 577 910 63,4 Cukup

6 Keluwesan Bergaul dan Hubungan Antar Manusia 903 1365 66,1 Cukup


(16)

Hasil Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan

PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

(Sumber : Bagian SDM PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung)

No Indikator Skor Aktual Skor Ideal % Kriteria

1 Kemampuan Teknis 1016 1365 74,4 Baik

2 Kemampuan Konseptual 893 1365 65,4 Cukup

3 Kemampuan Interpersonal 851 1365 62,3 Cukup


(17)

Hasil Uji Asumsi Klasik :

Uji Normalitas

Uji Multikolinieritas

Uji Heteroskedastisitas

Sig. kolmogorov smirnov

> 0.05

sig. Correlations

> 0.005


(18)

Analisis Regresi Linear Berganda

Korelasi Manajemen Pengetahuan terhadap Kinerja Karyawan

Korelasi Pengembangan Karier terhadap Kinerja Karyawan

Y = 8.200 + 0.226 X

1

+ 0.387 X

2

r = 0.316


(19)

Pengaruh Manajemen Pengetahan terhadap Kinerja Karyawan

Pengaruh Pengembangan Karier terhadap Kinerja Karyawan

t

hitung

> t

tabel

= 3.125 > 1,986


(20)

(21)

(22)

MANAJEMEN PENGETAHUAN DAN PENGEMBANGAN

KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM

TIRTA RAHARJA KABUPATEN BANDUNG

Knowledge Management and Career Development for Worker

Performance PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Manajemen

Oleh :

Chandra Ramadhan 21208026

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(23)

(24)

v

ABSTRAK

CHANDRA RAMADHAN, “Manajemen Pengetahuan dan Pengembangan

Karier Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta

Raharja Kabupaten Bandung,” di bawah bimbingan : Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si

Peningkatan kinerja karyawan dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya meningkatkan pemahaman karyawan terhadap manajemen pengetahuan yang ada di perusahaan dan juga memperhatikan kebutuhan karier dari karyawan itu sendiri.Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh manajemen pengetahuan dan pengembangan karier terhadap kinerja karyawan.

Metode yang digunakan dalam menganalisis adalah deskriptif dan verifikatif. Sample dalam penelitian ini adalah 91 karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung. Pengujian statistik menggunakan analisis regresi berganda, analisis korelasi Person Product Moment, koefisien determinasi dan untuk menguji hipotesis mengggunakan uji t dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen pengetahuan dan pengembangan karier di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung secara keseluruhan termasuk ke dalam kriteria cukup baik.Secara umum, kinerja karyawan masuk dalam kategori cukup baik. Hal ini mengindikasikan bahwa PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung sudah mampu membuat kinerja karyawan sesuai yang diharapkan.Selanjutnya hasil analisis statistikkorelasi antara manajemen pengetahuan dan kinerja karyawan bersifat positif dan signifikan, sertakorelasi antara pengembangan karier dan kinerja karyawan bersifat positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

Kata Kunci: Manajemen Pengetahuan, Pengembangan Karier dan Kinerja Karyawan


(25)

iv

ABSTRACT

CHANDRA RAMADHAN, “Knowledge Management and Career Development for Worker Performance PDAM Tirta Raharja Kabupaten

Bandung” under guidance : Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si.

Employee performance improvement can be achieved in various ways, one of which increase employee understanding of existing knowledge management in companies and also pay attention tothe needs of the employee's own career. The purpos eof this study is determine the effect of knowledge management and career development of employee performance.

The method used in the analyzes are descriptive and verifikatif. Sample in this study were 91 employees at PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung. Statistical testing using multiple regression analysis, Person Product Moment correlation analysis, coefficient of determination and to use traditional hypothesis testing with the t test using statistical software SPSS 17.0 for windows.

The results showed that knowledge management and career development in PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung as a whole including into the criteria quite well. In general, the performance of employees fall into that category quite well. This indicates that the PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung has been able to make the employee's performance as expected. Further statistical analysis of the correlation between knowledge management and employee performance are positive and significant, and the correlation between career development and employee performance are positive and significant impact on employee performance PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

Keywords: Knowledge Management, Career Development and Employee Performance


(26)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Manajemen Pengetahuan dan Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Karyawan Pada PDAM Tirta

Raharja Kabupaten Bandung”.

Adapun skripsi ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi syarat akademis dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Manajemen. Penulis, menyadari betul bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, walaupun demikian penulis berusaha untuk menyajikannya dengan sebaik mungkin.

Penulis sangat mengharapkan koreksi dan saran yang membangun sebagai masukan yang bermanfaat dalam perbaikan dan pengembangan diri di bidang ilmu pengetahuan.

Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si selaku dosen pembimbing serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam membantu menyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia,

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(27)

vii

4. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dalam penyusunan penelitian ini.

5. Lita Wulantika SE., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi penyempurnaan penelitian ini.

6. Isniar Budiarti SE., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi penyempurnaan penelitian ini.

7. Para dosen,staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

8. Bapak Heri Rahendra, SmHk., S.Sos selaku Kepala Bagian SDM di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung sekaligus sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan penelitian ini.

9. Seluruh karyawan dan karyawati di lingkungan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung yang telah menyediakan waktunya selama penelitian dilakukan.

10. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dalam proses pembuatan laporan ini.

11. Rekan – rekan mahasiswa/i MN 1 angkatan 2008 yang telah bersama – sama berjuang dalam melaksanakan bimbingan.

Penulis berharap semoga laporan yang telah dibuat ini dapat sedikit bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk pihak – pihak yang memerlukan.


(28)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...ii MOTTO ...iii ABSTRACT ...iv ABSTRAK ...v KATA PENGANTAR ...vi DAFTAR ISI ... viii DAFTAR GAMBAR ...xii DAFTAR TABEL ... xiii DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Penelitian...1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ...8

1.2.1. Identifikasi Masalah ...8

1.2.2. Rumusan Masalah ...9

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ...10

1.3.1. Maksud Penelitian ...10

1.3.2. Tujuan Penelitian...10

1.4. Kegunaan Penelitian...10

1.4.1. Kegunaan Praktis...10

1.4.2. Kegunaan Akademis ...11


(29)

ix

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ...13

2.1. Kajian Pustaka ...13

2.1.1. Manajemen pengetahuan ...13

2.1.1.1. Pengertian Manajemen pengetahuan ...13

2.1.1.2. Dampak Penerapan Manajemen Pengetahuan ...14

2.1.1.3. TipePengetahuan Dalam Organisasi...15

2.1.1.4. Proses SECI ...15

2.1.1.5. Faktor Pendukung Penerapan Manajemen Pengetahuan ...16

2.1.1.6. Pengukuran Indikator Kinerja Manajemen pengetahuan ...16

2.1.2. Pengembangan Karier ...17

2.1.2.1. Pengertian Pengembangan Karier ...17

2.1.2.2. Tujuan Pengembangan Karier ...19

2.1.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Karier ....20

2.1.1.4. Pengembangan Karier Individu...21

2.1.3. Kinerja ...25

2.1.3.1. Pengertian Kinerja ...25

2.1.3.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ...26

2.1.3.3. Indikator Pengukuran Kinerja ...27

2.1.4. Hasil Penelitian Terdahulu...27

2.2. Kerangka Pemikiran ...30

2.2.1. Keterkaitan Antar Variabel Manajemen pengetahuan dengan Kinerja Karyawan ...31

2.2.2. Keterkaitan Antar Variabel Pengembangan Karier dengan Kinerja Karyawan ...32

2.3. Hipotesis ...34

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ...35

3.1. Objek Penelitian ...35


(30)

x

3.2.1. Desain Penelitian ...36

3.2.2. Operasional Variabel ...41

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data ...44

3.2.3.1. Sumber Data ...44

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data ...45

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data...46

3.2.4.1. Uji Validitas ...48

3.2.4.2. Uji Reliabilitas ...50

3.2.4.3. Uji MSI (data ordinal ke interval) ...51

3.2.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ...52

3.2.5.1. Rancangan Analisis ...52

3.2.5.2. Rancangan Uji Hipotesis ...60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...63

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ...63

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ...63

4.1.1.1.Visi Perusahaan ...65

4.1.1.2. Misi Perusahaan ...65

4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ...66

4.1.3. Deskripsi Jabatan...67

4.1.4. Aktivitas Perusahaan ...82

4.2. Karakteristik Responden ...86

4.3. Analisis Deskriptif Manajemen Pengetahuan, Pengembangan Karier

dan Kinerja Karyawan pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung ...88

4.3.1. Hasil Analisis Deskriptif Manajemen Pengetahuan pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung ...88

4.3.2. Hasil Analisis Deskriptif Pengembangan Karier pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung ...92

4.3.3. Hasil Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan pada PDAM Tirta

Raharja Kabupaten Bandung ...99


(31)

xi

Kinerja Karyawan pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung ... 103

4.4.1. Pengaruh Manajemen Pengetahuan dan Pengembangan Karier terhadap Kinerja Karyawan pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung ... 103

4.4.1.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 103

4.4.1.2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 110

4.4.1.3. Analisis Korelasi ... 111

4.4.1.4. Pengujian Hipotesis ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 119

5.1. Kesimpulan ... 119

5.2. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA KUESIONER


(32)

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah, penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Uraian kajian pustaka diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun tinjauan pustaka pada penelitian ini meliputi konsep mengenai manajemen pengetahuan, pengembangan karier dan kinerja karyawan.

2.1.1. Manajemen pengetahuan

2.1.1.1 Pengertian Manajemen pengetahuan

Pengertian secara bahasa bebasnya adalah metode yang dilakukan dalam upaya mengelola pengetahuan yang ada, agar tidak hilang dan dapat dipergunakan kembali sesuai kebutuhan untuk sesuatu yang lebih baik, diantaranya mencakup menghindari kesalahan yang sama yang pernah terjadi, mempercepat pengambilan keputusan maupun penyelesaian berbagai hal.

Menurut Philip Voss (2002) dalam Ismail Nawawi (2012:2) “Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya untuk perbaikan perusahaan“.

Menurut Batgerson (2003) dalam Ismail Nawawi (2012:2) “Suatu pendekatan yang sistematik untuk mengelola aset intelektual dan informasi lain


(33)

14

Menurut De Long dan Seemann (2002) dalam Ismail Nawawi (2012:2)

“Pengembangan alat, proses, sistem, struktur, dan kultur yang secara implisit

meningkatkan kreasi, penyebaran dan pemanfaatan pengetahuan yang penting

bagi pengambilan keputusan”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa manajemen pengetahuan adalah cara yang dipakai perusahaan untuk mengelola pengetahuan agar tidak hilang begitu saja dan mudah dipakai kembali jika suatu saat diperlukan untuk kemajuan perusahaan.

2.1.1.2. Dampak Penerapan Manajemen Pengetahuan

Menurut Ismail Nawawi (2012:12) Penerapan manajemen pengetahuan di dalam setiap perusahaan yang berbasis pengetahuan akan berdampak kepada :

1. Cara kerja baru berkolaborasi, cara baru dalam merajut keahlian untuk tujuan - tujuan khusus.

2. Cara baru dalam mengelola karyawan.

3. Cara baru melatih dan mendidik dalam perusahaan. 4. Cara dan metode baru dalam mendapatkan pengetahuan

5. Fokkus baru bagi ilmu manajemen atas pengorganisasian pekerjaan dengan perspektif pengetahuan.


(34)

15

2.1.1.3. Tipe KnowledgeDalam Organisasi

Seukuran apapun suatu organisasi pasti memiliki aset knowledge. Aset knowledge tersebut sering tidak digunakan secara maksimal karena organisasi tidak memiliki sistem untuk mengelola knowledge tersebut.

Terdapat dua tipe pengetahuan sebagai berikut :

1. Tacit Knowledge adalah knowledge yang sebagian besar berada dalam organisasi. Tactic knowledge adalah sesuatu yang kita ketahui dan alami namun sulit untuk digunakan secara jelas dan lengkap. Tactic Knowledge sangat sulit dipindahkan kepada orang lain karena knowledge tersebut tersimpan pada masing-masing pikiran (otak) para individu dalam organisasi sesuai dengan kompetensinya.

2. Expilsit knowledge adalah pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana untuk yang diuraikan secara lugas dan sistematis/contoh konkritnya, yakni sebuah buku petunjuk pengoperasian sebuah mesin atau penjelasan yang diberikan oleh seoran instruktur dalam sebuah program pelatihan.

2.1.1.4. Proses SECI

Menurut Nonaka dan Takeuchi (2004) dalam Ismail Nawawi (2012:6) ada 4 tipe konversi pengetahuan yaitu SECI ( Socialization, Externalization, Combination, Internalization.


(35)

16

Socialization itu biasanya berasal dari Tacit ke Tacit sebagai sebuah proses yang berfungsi untuk berbagi pengelaman melalui rapat, diskusi, pertemuan.

Externalization itu biasanya berasal dari Tacit ke Explicit sebagai sebuah proses yang berfungsi untuk sejumlah proses knowledge melalui analisis , konsep dan hipotesis. Contohnya, mendokumentasikan notulen rapat.  Combination itu biasanya berasal dari Explicit ke Explicit sebagai sebuah

proses yang berfungsi untuk mengelola sejumlah informasi yang di peroleh melalui system knowledge dan data.

Internalixation itu biasanya berasal dari Explicit ke Tacit sebagai sebuah proses yang berfungsi untuk melalukan suatu proses dari informasi yang di peroleh dari dokumentasi , prosedur dan operasi.

(Sumber : Ismail Nawawi (2012:7))

Gambar 2.1


(36)

17

2.1.1.5. Faktor Pendukung Penerapan Manajemen Pengetahuan

Dalam aspek penerapan manajemen pengetahuan dalam suatu organisasi bukan hal yang tiba – tiba, sekali jadi, dan dapat dilihat hasilnya, tetapi merupakan usaha yang panjang, mengingat manajemen pengetahuan itu sebuah program yang unik dan sangat terkait dengan krakteristik organisasi dan manajemen pengetahuan yang ingin ditetapkan.

Faktor pendukung penerapan manajemen pengetahuan menurut Sangkala (2007) dalam Ismail Nawawi (2012:110) yaitu sebagai berikut :

1. Kondisi soial dalam organisasi

2. Kondisi organisasi pembelajar (learning organization) 3. Kondisi teknologi yang ada dalam perusahaan

4. Penyelarasan startegi manajemen pengetahuan dengan strategi organisasi

2.1.1.6. Pengukuran Indikator Kinerja Manajemen pengetahuan

Salah satu kategorisasi matriks indikator yang diusulkan Shannak (2009) dalam Ridho Nur (2010:16), yaitu dengan membagi fokus pada 3 macam area, yaitu :

1. Human (People) 2. Process

3. IT (Technology)

2.1.2. Pengembangan Karier

2.1.2.1. Pengertian Pengembangan Karier

Pengembangan karier adalah hal yang sangat penting bagi setiap karyawan yang bekerja di perusahaan. Karier merupakan kebutuhan yang harus terus


(37)

18

ditumbuhkan dalam diri karyawan, sehingga diharapkan karyawan tersebut mampu mendorong kinerjanya. Latar belakang pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, kesetiaan pada perusahaan, keluwesan bergaul dan hubungan antar manusia ini berpengaruh pada pencapaian karier karyawan.

Menurut Casio dalam Bambang Wahyudi (2002:162) mengatakan bahwa karier adalah ”Rangkaian promosi jabatan atau mutasi jabatan yang lebih tinggi dalam jenjang hirarki yang dialami oleh seorang karyawan selama masa

kerjanya”.

Menurut Fubrin dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2001:77) mendefinisikan ”Pengembangan karier adalah aktifitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat

mengembangkan diri secara maksimum”.

Menurut Veithzal Rivai (2011:274) mengemukakan bahwa

”Pengembangan karier adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karier yang diinginkan”.

Dari pendapat para ahli, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pengembangan karier adalah proses kegiatan untuk meningkatkan kemampuan kerja individu karyawan untuk merencanakan karier dimasa sekarang dan masa depan yang diikuti dengan rangkaian kegiatan pelatihan, promosi, dan mutasi jabatan.


(38)

19

2.1.2.2. Tujuan Pengembangan Karier

Tujuan karier adalah posisi dimasa mendatang yang ingin dicapai oleh individu dalam pekerjaannya. Tujuan pengembangan karier yang dikemukakan oleh Fubrin dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2001:77) :

1. Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan

Pengembangan karier membantu dalam pencapaian tujuan individu dan tujuan perusahaan. Apabila seorang pegawai yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti tujuan perusahaan dan tujuan individu tercapai.

2. Menunjukan hubungan kesejahteraan pegawai

Perusahaan merencanakan karier pegawai dengan meningkatkan kesejahteraannya agar pegawai lebih tinggi loyalitasnya.

3. Membantu pegawai menyadari kemampuan potensi mereka

Pengembangan karier membantu pegawai menyadari kemampuan potensi mereka untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahliannya.

4. Memperkuat hubungan antara pegawai dan perusahaan

Pengembangan karier akan memperkuat hubungan dan sikap pegawai terhadap perusahaannya.

5. Membuktikan tanggung jawab sosial

Pengembangan karier suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan pegawai-pegawai menjadi lebih bermental sehat.


(39)

20

Pengembangan karier membantu program-program perusahaan lainnya agar tujuan perusahaan tercapai.

7. Mengurangi turn over dan biaya kepegawaian

Pengembangan karier dapat menjadikan turn over rendah dan begitu pula biaya kepegawaian lebih efektif.

8. Mengurangi keusangan potensi dan manajerial

Pengembangan karier dapat menghindarkan dari keusangan dan kebosanan profesi dan manajerial.

9. Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai

Pengembangan karier dimaksudkan mengintegrasikan perancanaan kerja pegawai.

10. Menggiatkan suatu pemikiran (pandangan) jarak waktu yang panjang Pengembangan karier berhubungan dengan jarak waktu yang panjang. Hal ini karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan kualifikasi yang sesuai dengan porsinya.

2.1.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Karier

Menurut Gouzali Saydam (2000:565) faktor - faktor yang mempengaruhi pengembangan karier seorang pegawai yaitu :

1. Kebijakan perusahaan

Merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pengembangan karier seorang karyawan dan penentu ada tidaknya kesempatan pengembangan dalam perusahaan, berlaku tidaknya kesempatan pengembangan karier untuk


(40)

21

semua orang tanpa pilih kasih dan ada tidaknya pola pengembangan karier yang dapat dipertanggung jawabkan.

2. Latar belakang pendidikan

Merupakan suatu acuan untuk meningkatkan karier seseorang. 3. Pelatihan

Merupakan pelatihan yang dapat diperoleh sepanjang kariernya dan dapat membantu peningkatan kariernya dimasa mendatang dan menambah kemampuan karyawan.

4. Pengalaman kerja

Merupakan bagian penting dari pengembangan manajemen yang memberikan kontribusi dalam berbagai kondisi di berbagai pengembangan.

5. Kesetiaan pada organisasi

Merupakan pemberian loyalitas (dedikasi) pada karier yang besar pada perusahaan untuk mengurangi turn over karyawan.

6. Keluwesan bergaul dan hubungan antar manusia

Merupakan kebutuhan akan perasaan seseorang untuk dihormati dan menghormati sesamanya dengan mencerminkan lingkungan yang aman, nyaman dan tentram.

2.1.1.4. Pengembangan Karier Individu

Menurut Veitzal Riva’i (2011:274) ada beberapa hal yang berkaitan

dengan perkembangan karier individu seorang karyawan adalah : 1. Prestasi Kerja (job performance)


(41)

22

Prestasi kerja merupakan faktor yang paling penting untuk meningkatkan dan mengembangkan karier seorang karyawan. Kemajuan karier sebagian besar tergantung pada prestasi kerja yang baik dan etis. Asumsi kinerja yang baik melandasi seluruh aktivitas pengembangan karier. Ketika kinerjanya dibawah setandar, dengan mengabaikan upaya-upaya pengembangan karier lain,bahkan tujuan karier sederhana sekalipun biasanya tidak bisa dicapai. Kemajuan karier umumnya terletak pada kinerja dan prestasi.

2. Eksposur (exposure)

Kemajuan karier juga dapat dikembangkan melalui eksposur. Eksposur menjadi paham (dan diharapkan dapat dipertahankan setinggi mungkin). Mengetahui apa yang diharapkan dari promosi, pemindahan ataupun kesempatan karier lainnya dengan melakukan kegiatan yang kondusif. Tanpa eksposur, maka karyawan yang baik kemungkinan tidak mendapatkan peluang-peluang yang diperlukan guna mencapai tujuan tujuan karier mereka.manajer memperoleh eksposur utamanya melalui kinerja dan prestasi mereka, laporan tertulis, presentasi lisan,pekerjaan komite dan peningkatan tanggung jawab sosial perusahaan melalui keterlibatan dalam asosiasi profesi dan kelompok komunitas nirlaba, misalnya kadin, dan kelompok-kelompokmyang berintasi sipil lainnya. 3. Jaringan Kerja (net working)

Jaringan kerja berarti perolehan eksposur di luar perusahaan. Kontak pribadi dan professional, utamanya melalui asosiasi profesi akan


(42)

23

memberikan kontak kepada seseorang yang bisa lebih baik. Kemudian apabila karier seorang karyawan mengalami jalan buntu atau pemecatan mendorong seseorang masuk ke dalam kelompok paruh waktu, maka kontak-kontak ini bisa membantu tujuan seseorang menuju pada peluang-peluang pekerjaan.

4. Pengunduran Diri (resignations)

Apabila perusahaan tempat seorang karyawan bekerja tidak memberikan kesempatan berkarier yang banyak dan ternyata di luar perusahaan terbuka kesempatan yang cukup besar untuk berkarier, untuk memenuhi tujuan kariernya karyawan tersebut akan mengundurkan diri.

5. Kesetiaan Pada Organisasi (organizational loyality)

Pada sejumlah perusahaan, orang menempatkan loyalitas pada karier di atas loyalitas perusahaan. Level loyalitas perusahaan rendah merupakan hal yang umum terjadi di kalangan lulusan perguruan tinggi terkini (yang ekspektasi tinnginya seringkali menyebabkan kekecewaan pada perusahaan) dan para professional (yang loyalitas pertamanya seringkali mengarah pada profesi).

6. Pembimbing dan Sponsor (mentors and sponsors)

Banyak karyawan yang segera mempelajari bahwa mentor bisa membantu pengembangan karier mereka. Pembimbing adalah orang yang memberikan nasihat-nasihat atau saran-saran kepada karyawan di dalam upaya mengembangkan kariernya. Pembimbing tersebut berasal dari perusahaan itu sendiri. Sedangkan sponsor adalah seseorang di dalam


(43)

24

perusahaan yang dapat menciptakan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan kariernya.

7. Bawahan Yang Mempunyai Peranan Kunci (key subordinates)

Manajer-manajer yang berhasil bersandarkan pada bawahan-bawahan yang membantu kinerja mereka. Bawahan bisa mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang sangat khusus sehingga manajer bisa belajar darinya, atau bawahan bisa melaksanakan peranan kunci dalam membantu manajer dalam menjalankan tugas-tugasnya.

8. Peluang Untuk Tumbuh (growth oppoetunities)

Karyawan hendaknya diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya, misalnya melalui pelatihan-pelatihan, kursus, dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya. Hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kariernya. Disamping itu, kelompok-kelompok di luar perusahaan bisa membantu karier seseorang.

9. Pengalaman Internasional (international experience)

Untuk orang-orang yang mendekati posisi operasional atau staf senior, maka pengalaman internasional menjadi peluang pertumbuhan yang penting. Boleh jadi, pengalaman intenasional menjadi salah satu prasyarat menduduki beberapa posisi di perusahaan tersebut.


(44)

25

2.1.3. Kinerja

2.1.3.1. Pengertian Kinerja

Perusahaan yang membangun kemampuan bersaing melalui sumber daya manusia sebagai keunggulan kompetitif maka sistem penilaian terhadap kinerja karyawan dalam organisasi harus memiliki daya pembeda untuk menentukan karyawan berprestasi, yang pantas menerima insentif dan yang potensial untuk dikembangkan. Hal ini menunjukan bahwa penilaian terhadap kinerja haruslah dipandang sebagai kegiatan strategsis organisasi untuk mendorong kinerja, pengembangan, melindungi hak-hak (berupa kompensasi), dan pengukuran terhadap kewajiban serta tanggung jawab karyawan dalam menunaikan tugas-tugasnya.

Penilaian kinerja yang efektif berfokus pada hasil kerja yang terkait secara langsung dengan misi dan tujuan organisasi sehingga nantinya dapat menunjang implementasi strategi bisnis. Hal ini terwujud apabila karyawan memahami dimensi-dimensi yang dievaluasi, aspek-aspek yang dinilai dari jabatannya, dan mereka memandang penilaian telah dilakukan secara terbuka dan valid. Dalam hal ini diperlukan adanya interaksi antara penilai dengan individu yang dinilai dalam proses penentuan dimensi kegiatan, standar penilaian, dan metode penilaian memegang peranan yang sangat penting.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001:67) “kinerja adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan


(45)

26

Selanjutnya Veithzal Rivai (2011:548) “kinerja merupakan suatu fungsi

dari motivasi dan kemampuan”. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan

seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Ambar Teguh Sulistiyani (2003:223) “kinerja seseorang merupakan

kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil

kerjanya”.

Berdasarkan bebrapa pengertian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja karyawan yang di ukur dari berbagai aspek sebagai hasil kemampuan yang dimiliki untuk pencapaian tujuan perusahaan.

2.1.3.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001:67) hal yang perlu diperhatikan oleh manajer sumber daya manusia dalam kinerja karyawan antara lain meliputi:

1. Kualitas kerja, menunjukan hasil yang dicapai dari segi ketepatan, ketelitian dan kerapihan.

2. Kuantitas kerja, menunjukan jumlah hasil kerja yang dicapai dari segi keluaran atau hasil tugas-tugas rutinitas dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas itu sendiri.

3. Tanggung jawab, menyatakan seberapa besar karyawan dalam menerima dan melaksanakan pekerjaannya.


(46)

27

4. Sikap, cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.

2.1.3.3. Indikator Pengukuran Kinerja

Indikator – indikator kinerja menurut Veithzal Rivai (2011:563) :

1. Kemanpuan Teknis

Kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.

2. Kemampuan Konseptual

Kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing – masing ke dalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, yang pada intinya individual tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan.

3. Kemampuan Hubungan Interpersonal

Kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakukan negosiasi, dan lain - lain.

2.1.4. Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti melampirkan penelitian – penelitian terdahulu sebagai acuan referensi dalam penelitian ini serta sebagai bukti orisinalitas dari penelitian yang akan dilakukan peneliti.


(47)

28

Tabel 2.1

Tabel Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel peneliti

No Judul Penelitian/Judul

Referensi

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Pengaruh Manajemen pengetahuan Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus Departemen Front Office Surabaya Plaza Hotel (Natalie Kosasih,2007) Pengaruh manajemen pengetahuan terhadap kinerja terbukti bersifat positif dengan nilai 0.555 Variable X1 dan Y yang diteliti sama, yaitu manajemen pengetahuan (X1) dan kinerja (Y) Perbedaan terletak pada variabel X2 peneliti meneliti pengembangan karier

2 Pengaruh

Lingkungan Kerja dan Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Karyawan PT Alandick Indonesia (Hastuti Naibaho,2007) Pengembangan karier memberikan pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan Variabel X2 dan variabel Y sama, yaitu pengembanga n karier (X2) dan kinerja (Y) Perbedaan terletak pada variabel X1 peneliti meneliti manajemen pengetahuan

3 Employee

Performance and Career

Development Practices : A Comparative Study of Indian and Foreign MNC BPO Firms (Sri. Herald Monis,2011) Pengembangan karier memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Variabel X2 dan variabel Y sama, yaitu seleksi (X2) dan kinerja (Y) Perbedaan terletak pada variabel X1 peneliti meneliti seleksi karyawan


(48)

29

4 Pengaruh

Penilaian Kinerja Karyawan

Terhadap Pengembangan karier : Studi Kasus pada Kantor Surat Kabar Mingguan BOM Bandung (Ruslan Sutaryan,2010) Terdapat pengaruh yang signifikan antara penilaian kinerja terhadap pengembangan karier pada Kantor SKM BOM Bandung Variable X dan Y yang diteliti sama, yaitu

pengembanga n karier (X1) dan kinerja (Y) Peneliti menggunakan 3 variabel penelitian yaitu manajemen pengetahuan (X1), pengembangan karier (X2), dan kinerja (Y)

5 Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Politeknik Telkom Bandung (Lina Mardani,2010) Pengembangan karier memberikan pengaruh sebesar 54.9% terhadap kepuasan kerja karyawan Variabel X sama, yaitu pengembanga n karier (X2)

Peneliti menggunakan 3 variabel penelitian yaitu manajemen pengetahuan (X1), pengembangan karier (X2), dan kinerja (Y) 6 Pengaruh

Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Subang (Sri Nurhayatin,2010) Pengembangan Karier berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan, dibuktikan dengan tingkat hubungan yang kuat dengan besarnya pengaruh 41,1%. Variabel X dan variabel Y sama, yaitu pengembanga n karier (X2) dan kinerja (Y) Peneliti menggunakan 3 variabel penelitian yaitu manajemen pengetahuan (X1), pengembangan karier (X2), dan kinerja (Y)


(49)

30

7 Pengaruh Knowledge Management dan Absorptive Capacity Terhadap Kinerja Karyawan pada Direktorat Corporate Services di PT Indosat Tbk (Tiurma Gitanauli,2010) Knowledge Management berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Variabel X1 dan variabel Y sama, yaitu Knowledge Management dan kinerja (Y) Terletak pada (X2) peneliti meneliti pengembangan karier

8 Hubungan antara Knowledge Management dan Organizational Learning serta dampaknya pada Organizational Effectiveness : Studi Pada Telkom Malang (Bayu Ilham Pradana,2009) Melalui chase study di dua perusahaan tersebut didapat gambaran bahwa manajemen pengetahuan mendorong peningkatan kinerja karyawan Variabel X1 dan variabel Y sama, yaitu manajemen pengetahuan dan kinerja (Y) Terletak pada (X2) peneliti meneliti pengembangan karier

2.2. Kerangka Pemikiran

Pada hakikatnya modal terbesar yang dimiliki perusahaan adalah sumber daya manusia yakni karyawan yang berada di dalam perusahaan tersebut yang merupakan penggerak utama dari sumber daya lainnya. Oleh karena besarnya peranan karyawan tersebut, perusahaan harus dapat mengoptimalkan kinerja karyawannya sehingga memberikan kontribusi optimal dalam peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan.


(50)

31

Manajemen pengetahuan merupakan aset yang harus dipelihara oleh karyawan, karena dengan pengelolaan manajemen pengetahuan yang baik akan mempengaruhi kinerja para karyawannya. Karyawan dengan pengetahuan yang mendukung dalam pekerjaannya senantiasa akan memberikan kontribusi optimal demi kemajuan perusahaan.

Pengembangan karier tentu saja menjadi tujuan dari mengapa karaywan terus bekerja dalam suatu perusahaan. Setiap karyawan tentu saja mengharapkan impian kariernya dapat terpenuhi dengan menunjukan totalitas dan dedikasinya untuk perusahaan. Dan dari pihak perusahaan pun akan menilai dari sisi kinerja karyawan tersebut untuk merencanakan pengembngan kariernya. Dengan pengembangan karier yang sesuai harapan karyawan, hal ini dapat meningkatkan kinerja karyawan agar terus meningkat untuk menegjar karier yang dicita – citakannya.

2.2.1. Keterkaitan Variabel Manajemen Pengetahuan dengan Kinerja Karyawan

Menurut Honeycutt (2002) dalam (Natalie Kosasih, 2008: 3) Untuk menghasilkan kinerja yang baik, maka perusahaan membutuhkan sistem yang baik pula. Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang ada melainkan juga melibatkan pihak - pihak yang terkait langsung yaitu sumber daya manusianya. Salah satu sistem manajemen yang menawarkan suatu disiplin yang memperlakukan intelektual sebagai aset yang dikelola adalah manajemen pengetahuan .


(51)

32

2.2.2. Keterkaitan Variabel Pengembangan Karier dengan Kinerja Karyawan

Menurut John L. Holland, Gary D. Gottfredson (1991) ”Kinerja karyawan

banyak dipengaruhi oleh perhatian manajemen terhadap kebutuhan karyawan, salah satu diantaranya adalah dengan diperolehnya posisi pekerjaan yang sesuai

dengan bakat, minat dan kemampuannya”.

Dengan adanya pengembangan karier akan mendorong karyawan dalam meningkatkan kinerjanya dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya, sehingga karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Menurut Veithzal Rivai (2011:274) ”Kinerja, pengalaman, pendidikan, dan kadang – kadanag keberuntungan berpengaruh dalam pencapaian karier individu. Dengan demikian, pengembangan karier merupakan tindakan seseorang karyawan untuk mencapai tujuan karier nya”.

Dari uraian diatas, tampak jelas bahwa pengembangan karier mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Setelah melihat kerangka pemikiran, peneliti meurumuskan paradigma penilitian seperti pada gambar :


(52)

33

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

Manajemen pengetahuan : 1. Human

2. Process 3. IT

Shannak (2009)

Kinerja :

1. Kemampuan Teknis 2. Kemampuan Konseptual 3. Kemampuan Hubungan

Interpersonal

Veithzal Rivai (2011:563)

Pengembangan Karier : 1. Kebijakan perusahaan 2. Latar belakang

pendidikan 3. Pengalaman kerja 4. Pelatihan

5. Kesetiaan pada organisasi 6. Keluwesan bergaul dan

hubungan antar manusia Gouzali Saydam (2005:575)

Veithzal Rivai (2011:274) Honeycutt dalam

Natalie Kosasih (2008:3)

Manajemen pengetahuan : 1.Human

2.Process 3.IT

Shannak (2009) dalam Ridho Nur (2010:16)


(53)

34

2.3. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009:93) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian

biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diberikan peneliti yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diteliti. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan, hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :

1. PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung telah menerapkan manajemen pengetahuan dengan baik.

2. Kebijakan pengembangan karier di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung telah dilaksanakan dengan tepat.

3. Kinerja karyawan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung sudah baik.

4. Terdapat pengaruh manajemen pengetahuan terhadap kinerja karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

5. Terdapat pengaruh pengembangan karier terhadap kinerja karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.


(54)

35

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.Objek Penelitian menurut Husein Umar (2005:303) dalam Umi Narimawati et all (2010:29) “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Berdasarkan latar belakang penelitian dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang menjadi objek penelitian adalah manajemen pengetahuan (X1), pengembangan karier (X2), dan kinerja karyawan (Y) PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati (2008:127) “Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan

tertentu”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.


(55)

36

Menurut Sugiyono (2005:21) dalam Umi Narimawati et all (2010:29)

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) dalam Umi Narimawati et all (2010:29) :

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”

Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif verifikatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta - fakta yang ada serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik. Verifikatif tersebut digunakan untuk menguji manajemen pengetahuan dan pengembangan karierterhadap kinerja karyawan serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2.1. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancanagn penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Desain penelitian menurut UmiNarimawati (2008:21)

“Desain penelitian adalah suatu rencana, struktur, dan strategi untuk menjawab


(56)

37

Menurut Jonathan Sarwono (2006:27) bahwa “Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses penentuan instrumen

pengambilan data, penentuan sampel, koleksi data dan analisisnya.”

Gambar 3.1 Desain Penlitian

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desainpada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Menetapkan masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah diperoleh dari manajemen pengetahuan dan pengembangan karier yang nantinya mempunyai efek pada kinerja karyawan.

Manajemen pengetahuan (X1) Variabel Independen

Pengembangan Karier(X2) Variabel Independen

Kinerja (Y) Variabel Dependen


(57)

38

2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung khususnya mengenai manajemen pengetahuan, pengembangan karier dan kinerja karyawan.

3. Rumusan masalah merupakan pertanyaan – pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini, masalah-masalah dirumuskan melalui beberapa pertanyaan yang akan diuji dengan cara menguji hipotesis, yaitu:

1. Bagaimana manajemen pengetahuan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

2. Bagaimana pengembangan karier karyawan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

3. Bagaimana kinerja karyawan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

4. Seberapa jauh pengaruh manajemen pengetahuan terhadap kinerja karyawan pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

5. Seberapa jauh pengaruh pengembangan karier terhadap kinerja karyawan pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

4. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui manajemen pengetahuan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

2. Mengetahui pengembangan karier karyawan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.


(58)

39

3. Mengetahui kinerja karyawan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

4. Mengetahui besarnya pengaruh dari manajemen pengetahuan terhadap kinerja karyawan pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

5. Mengetahui besarnya pengaruh dari manajemen pengetahuan terhadap kinerja karyawan pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

5. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan, hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :

1. PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung telah menerapkan manajemen pengetahuan dengan cukup baik.

2. Kebijakan pengembangan karier di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung telah dilaksanakan dengan tepat.

3. Kinerja karyawan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung sudah cukup baik.

4. Terdapat pengaruh manajemen pengetahuan terhadap kinerja karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

5. Terdapat pengaruh pengembangan karier terhadap kinerja karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

6. Mengumpulkan data – data yang berhubungan dengan manajemen pengetahuan, pengembangan karier dan kinerja karyawan.

7. Melakukan uji statistik untuk mengolah data yang sudah didapat. 8. Membuat kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis.


(59)

40

9. Menyusun laporan hasil penelitian. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan dua variabel bebas masing-masing dengan satu variabel tergantung.

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang didalamnya merupakan kerangka kerja dalam suatu studi tertentu yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1

Tabel Desain Penelitian

Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon T-1 Descriptive Descriptive &

Survey Karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Cross Sectional

T-2 Descriptive Descriptive & Survey Karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Cross Sectional

T-3 Descriptive Descriptive & Survey Karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Cross Sectional

T-4 Descriptive & Verificative Descriptive & Explanatory Survey Karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Cross Sectional


(60)

41

3.2.2. Operasional Variabel

Menurut Umi Narimawati (2007:61) “Operasional Variabel adalah proses penguraian variabel penelitian kedalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran.”

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis indikator, serta skala dari variabel – variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengajuan hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh manajemen pengetahuan dan pengembangan karier terhadap kinerja karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel independen (X)

Menurut Umi Narimawati dalam (2008:40) “Variabel bebas merupakan variable

stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lainnya.”

Yang menjadi variabel bebas (variabel X) pada penelitian ini adalah manajemen pengetahuan(X1) pengembangan karier (X2).

2. Variabel dependen (Y)

Menurut Umi Narimawati dalam (2008:41) “Variabel tergantung adalah variabel

yang memberikan reaksi / respon jika dihubungkan dengan variabel bebas.”

Dan yang menjadi variabel bebas (variabel Y) pada penelitian ini adalah kinerja karyawan (Y).


(61)

42

Tabel 3.2

Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep

Variabel

Indikator Ukuran Skala

Manajemen Pengetahuan (X1) Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya untuk perbaikan perusahaan Philip Voss (2002) dalam Ismail Nawawi (2012:2) Human Perilaku knowledge sharing Ordinal Aktivitas knowledge sharing Partisipasi dalam aktivitas Proccess Efisiensi akibat proses baru Ordinal Kearsipan Keterlibatan pengguna IT Knowledge Ordinal Structure Usability Pengembangan Karier (X2) Proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karier yang diinginkan Veithzal Rivai (2011:274) Kebijakan perusahaan Kesempatan karier dalam perusahaan Ordinal Peraturan yang berhubungan dengan karier Latar belakang pendidikan Acuan dasar pengembangan karier Ordinal Pengalaman kerja Kontribusi Ordinal Lama bekerja Pelatihan Kesempatan mendapat pelatihan Ordinal Kesesuaian pelatihan yang diberikan Kesetiaan pada organisasi Loyalitas Ordinal Tingkat Turn Over Keluwesan bergaul dan hubungan Tingkat

kerjasama Ordinal Lingkungan


(62)

43

antar manusia kerja Aktivitas bersama Kinerja (Y) Merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan Veithzal Rivai (2011:548) Kemampuan Teknis Pengetahuan tentang

pekerjaannya Ordinal Kualitas Kuantitas Kemampuan Konseptual Pemahaman Tugas Ordinal Inisiatif Tanggung jawab Kemampuan Hubungan Interpersonal Motivasi Ordinal Kecerdasan Komunikasi

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data

Dalam penelitian ini terdapat sumber data dan teknik pengumpulan data, berikut ini adalah penjelasannya.

3.2.3.1. Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang diambil adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Pengertian data primer menurut Umi Narimawati (2008:98) :

“Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data

ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang

kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data”.

Data primer dalam penelitian ini adalah variabel manajemen pengetahuan karyawan diperoleh melalui wawancara kepada Kepala Bagian SDM PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.


(63)

44

Pengertian data sekunder menurut Umi Narimawati (2008:94) “Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan

mengumpulkan data”.

Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.Data sekunder dalam penelitian ini adalah variabel pengembangan karier diperoleh melalui data yang di dapat dari bagian SDM, dan kinerja karyawan yang didapat melalui data penilaian prestasi kerja karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data

a. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:161) “Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.”

Menurut Sugiyono (2011:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan olehpeneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian populasi diatas, maka yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung sebanyak 91 orang.


(64)

45

b. Sampel

Pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2008:73) “Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi unit pengamatan sebuah

penelitian”.

Menurut Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Teknik sampling yang digunakan adalah dengan menggunakan sampling

jenuh (sensus). Menurut Sugiyono (2011:85) “Sampling jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua amggota populasi digunakan sebagai sampel”. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006:134), yang menyatakan bahwa “jika jumlah populasi penelitiandibawah 100 maka sebaiknya diambil semua, tetapi jika jumlahpopulasinya diatas 100 maka jumlah sampelnya dapat diambil 10 - 15%atau 20 – 25 % atau lebih tergantung dari ketersediaan waktu, tenaga, dan dana serta kemampuan peneliti termasuk sempit luasnya wilayah penelitian. Sampel dalam penelitian adalah semua anggota populasi yaitu sebanyak 91 orang karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data Primer

Merupakan sejumlah data yang di peroleh dengan cara studi lapangan (Field Research) yaitu langsung terjun ke lapangan yang menjadi objek penelitian


(65)

46

untuk mendapatkan data yang diperlukan, dalam hal ini data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

a. Observasi

Menurut Umi Narimawati (2007:63) “Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan oleh pengumpul data terhadap gejala / peristiwa yang diselidiki pada objek penelitian.”

Melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan kerja PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung yang berhubungan dengan variabel penelitian. Hasil dari observasi dapat dijadikan pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

b. Wawancara

Menurut Sugiyono (2011:137) :

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondenya sedikit.”

Penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi yang berkaitan dengan manajemen pengetahuan. Narasumber yang penulis wawancarai adalah Kepala Bagian SDM PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.


(66)

47

c. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2011:142) “Teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataantertulis kepada

responden untuk dijawabnya.”

Untuk mendapatkan data yang diperoleh bagi pencapaian sasaran penelitian ini maka digunakan pengukuran melalui sejumlah kuesioner yang disebar kepada karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

2. Data Sekunder

Data sekunder ini didapatkan melalui dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan menelaah dokumen – dokumen yang terdapat pada perusahaan. Mulai dari literatur, buku – buku yang ada. Adapun data – data yang mendunkung penelitian ini adalah data alih tugas dan data hasil penilaian perstasi kerja karyawan yang didapat dari bagian SDM PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

3.2.4.1. Uji Validitas

Menurut Iyan Andriana (2009:71) “Validitas adalah sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”.

Berdasarkan definisi diatas, validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.


(67)

48

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Kuesioner Manajemen Pengetahuan, Pengembangan Karier dan Kinerja Karyawan

Butir Pertanyaan

Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

1 0,430 0,377 Valid

2 0,498 0,377 Valid

3 0,459 0,377 Valid

4 0,524 0,377 Valid

5 0,529 0,377 Valid

6 0,741 0,377 Valid

7 0,682 0,377 Valid

8 0,751 0,377 Valid

9 0,526 0,377 Valid

10 0,658 0,377 Valid

11 0,735 0,377 Valid

12 0,696 0,377 Valid

13 0,619 0,377 Valid

14 0,432 0,377 Valid

15 0,607 0,377 Valid

16 0,440 0,377 Valid

17 0,468 0,377 Valid

18 0,461 0,377 Valid

19 0,746 0,377 Valid

20 0,492 0,377 Valid

21 0,585 0,377 Valid

22 0,528 0,377 Valid

23 0,667 0,377 Valid

24 0,571 0,377 Valid

25 0,777 0,377 Valid

26 0,471 0,377 Valid

27 0,669 0,377 Valid

28 0,757 0,377 Valid

29 0,667 0,377 Valid

30 0,700 0,377 Valid


(68)

49

Pendekatan secara statistika digunakan untuk menguji valid atau tidaknya suatu alat ukur, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total = 0,377 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,377 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (r).

Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows dengan metode korelasi pearson product moment yang rumusnya sebagai berikut:

n(∑XY) –(∑X ∑Y)

r =

[n∑X2(∑X)2][n∑Y2 (∑Y)2

]

Sumber: Sugiyono (2010:248)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson product moment

X1 dan X2 = Manajemen Pengetahuan dan Pengembangan Karier

Y = Kinerja Karyawan

N = Ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 17.0 for windows diperoleh hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner kedua variabel.

3.2.4.2. Uji Reliabilitas

Menurut Iyan Andriana (2009: 78) “Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya”.

Berdasarkan definisi tersebut, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Suatu


(69)

50

alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif samaberarti tetap adanya toleransi perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

Pengujian ini dilakukan terhadap butir pernyataan yang termasuk dalam kategori valid. Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan internal consistency, yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan suatu teknik perhitungan reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menguji keandalan kuesioner pada penelitian ini adalah metode alpha. Nilai koefisien reliabilitas dikatakan reliable apabila bernilai positif dan lebih besar dari pada 0,70. Hasil dari uji reliabilitas berdasarkan pada rumus alpha diperoleh sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Indeks Reliabilitas

Nilai Kritis Keterangan

Manajemen Pengetahuan 0,746 0,700 Reliabel Pengembangan Karier 0,750 0,700 Reliabel Kinerja Karyawan 0,763 0,700 Reliabel Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Dari hasil pengolahan diperoleh hasil sebesar 0,746 pada variabel manajemen


(70)

51

karyawan dimana nilai reliabilitas butir pertanyaan pada kuesioner yang diuji lebih besar dari 0,70. Hal menunjukan bahwa butir kuesioner memiliki keandalan yang tinggi.

Selain valid instrumen penelitian juga harus andal, keandalan instrumen menjadi indikasi bahwa responden konsisten dalam memberikan tanggapan atas pernyataan yang diajukan. Seperti yang dikemukakan Barker et al (2002: 70)

“sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima jika memiliki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70.”

3.2.4.3. Uji MSI (data ordinal ke interval)

Untuk dapat diolah menjadi analisis regresi, data ordinal yang biasanya didapat dengan menggunakan skala likert, dll (skor kuesioner), maka terlebih dahulu data ini harus ditransformasikan menjadi data interval salah satu cara yang dapat digunakan adalah Method of Succesive Interval (MSI).

Langkah - langkah Method of Succesive Interval (MSI) sebagai berikut: 1. Ambil data ordinal hasil kuesioner

2. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya.

3. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk data > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal. 4. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan

Z pada rumus distribusi normal


(71)

52

Means of Interval = � � � � � � � � � � � �

� �� � � � � �� � � � �

Dimana :

Means of Interval : Rata-rata Interval

Density of lower limits : Kepadatan batas bawah Density of Upper limits : Kepadatan batas atas

Area Under Upper limits : Daerah di bawah batas atas Area Under Lower limits : Daerah di bawah batas bawah

6. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan mengunakan rumus :

Nilai Transformasi = Nilai skala + [ Nilai Skala Minimum] + 1

3.2.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1. Rancangan Analisis

Menganalisis dan menginterpretasikan data, digunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis verifikatif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden dan variabel penelitian, sedangkan metode verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji statistik yang relevan.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk kategori : sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik, dan sangat tidak baik. Untuk itu dibuat criteria


(72)

53

pengklasifikasian yang memacu pada ketentuan yang dikemukakan oleh Husein Umar (2000:225) dimana rentang skor diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

Rentang Skor = skor tertinggi – skor terendah Jumlah spesifikasi Keterangan :

Skor tertinggi = jumlah responden x bobot tertinggi Skor terendah = jumlah responden x bobot terendah

Tabel 3.5

Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Persentase Skor Aktual

No Persentase Skor Kategori Skor

1 20,00 – 36,00 Sangat Rendah/Tidak Baik 2 36,01 – 52,00 Rendah/Kurang Baik 3 52,01 – 68,00 Cukup Tinggi/Cukup Baik 4 68,01 – 84,00 Tinggi/Baik

5 84,01 – 100 Sangat Tinggi/Sangat Baik

Sumber : Umi Narimawati (2007: 85)

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan/pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.


(73)

54

2. Analisis Verifikatif

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Terlebih dahulu dilakukan tabulasi dan memberikan nilai sesuai dengan sistem yang ditetapkan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan menggunakan skala ordinal. Untuk teknik perhitungan data kuesioner yang telah diisi oleh responden digunakan skala likert dengan langkah-langkah : yaitu, memberikan nilai pembobotan 5-4-3-2-1 untuk jenis pertanyaan positif.

Keseluruhan nilai atau skor yang didapat lalu dianalisis dengan cara:

a. Mengolah setiap jawaban dan pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan untuk dihitung frekuensi dan persentasenya.

b. Nilai yang diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel independen (X) yaitu X1, X2, .Xn dan variabel dependen (Y) sebagai berikut (X1,Y), (X2,Y), (Xn,Y) dan asumsikan sebagai hubungan linear.

c. Menentukan skala atau bobot dari masing-masing alternatif jawaban seperti diuraikan diatas. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala interval melalui Methode of Successive Interval (hays, 1969:39).

d. Menentukan struktur hubungan

Menentukan stuktur hubungan antar variabel berdasarkan pada diagram pemikiran. Didalam melakukan analisis jalur harus dijelaskan hubungan antar


(74)

55

variabel secara diagram jalur yang bentuknya ditentukan oleh proporsi teoritik yang berasal dari kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis penelitian (Nirmana SK Sitepu 1994:15).

Hasil data tersebut selanjutnya diolah menggunakan analisis berikut :

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2010:149) menjelaskan bahwa:

“Analisis linier regresi digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana

perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen

dinaikan/diturunkan”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana manajemen pengetahuan dan pengembangan karier terhadap kinerja karyawan.

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1

dan X2 ).

Persamaan regresinya sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2010 : 149)


(1)

121

1. Manajemen pengetahuan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung sudah

dapat diterapkan oleh para karyawan, oleh karenanya pihak manajeman

perusahaan dapat harus mempertahankan hasil dari manajemen pengetahuan

tersebut. Namun dilihat secara keseluruhan, IT merupakan indikator dengan nilai paling rendah. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih mempermudah cara

mengoperasikan sistem yang baru dan juga melaksanakan penyuluhan agar

seluruh karyawan mampu menerapkan sistem baru secara optimal.

2. Pengembangan karier di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung sudah cukup,

hal ini ditunjukkan dengan adanya rasa puas karyawan mengenai karier mereka.

Namun untuk jangka panjangnya pihak manajemen perusahaan harus melakukan

kebijakan lain semisal pertimbangan jangka waktu promosi dan juga penetapan

penilaian kinerja sebagai acuan pengembangan karier.

3. Kinerja karyawan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung secara umum sudah

baik, hal ini didukung dengan terpenuhinya target kinerja perusahaan. Untuk terus

mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja karyawan pihak manajemen

perusahaan harus selalu memberikan motivasi dari segala aspek dan memberikan

pelatihan kepada karyawan baru ataupun karyawan yang sudah lama bekerja yang

dinilai kemampuannya masih rendah.

4. Manajemen pengetahuan di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung telah

berhasil untuk meningkatkan kinerja karyawan. Untuk terus mempertahankan


(2)

122

berusaha mendukung pengetahuan yang dibutuhkan karyawan akan kinerja nya

terus meningkat.

5. Pengembangan karier di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung telah berhasil

untuk meningkatkan kinerja karyawan. Untuk terus mempertahankan bahkan

meningkatkan kinerja karyawan pihak manajemen perusahaan harus berusaha


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ambar Teguh Sulistiyani, & Rosidah. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu : Yogyakarta.

Anwar Parabu Mangkunegara. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Bambang Wahyudi. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Sulita.

Bayu Ilham Pradana. (2009). Hubungan antara Knowledge Management dan Organizational Learning serta dampaknya pada Organizational Effectiveness : Studi Pada Telkom Malang.

Gottfredson, Gary D., Holland,J.L. (1991). The Position Classification Inventory, Psychological Assessment Resources, Inc, Florida, USA.

Gouzali Saydam. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource) Suatu Pendekatan Mikro, Djanbatan: Jakarta.

Husein Umar. (2005). Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.

Imaniar Naufal. (2011). Analisis Pemeriksaan Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badanpada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

Iyan Andriana. (2009). Diktat SPSS. Bandung.

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta : Andi.

Maimunah ; Auguri El Rayeb ; Siti Salbiah. (2008). Knowledge Management Sebagai Salah Satu Jembatan Pengembangan Institusi Unggulan.

Mardani, Lina. (2010). Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Politeknik Telkom Bandung.


(4)

Natali Kosasih ; Sri Budiani. (2008). Pengaruh Knowledge Management terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus Departemen Front Office Surabaya Plaza Hotel.

Nawawi, Ismail. (2012). Manajemen Pengetahuan. Bogor : Ghalia Indonesia.

Shannak, Rifat O. (2009). Measuring Knowledge Management Performance. European Journal of Scientific Research.

Sutaryan, Ruslan. (2010). Pengaruh Penilaian Kinerja Karyawan Terhadap Pengembangan karier : Studi Kasus pada Kantor Surat Kabar Mingguan BOM Bandung.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Cetakan ke-6). Bandung : CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Cetakan ke-8). Bandung : CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Cetakan ke-12). Bandung : CV. Alfabeta.

Umi Narimawati. (2007). Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Agung Media

Umi Narimawati. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi.Bandung : Agung Media.

Umi Narimawati. (2008). Teknik – Teknik Analisis Multivariat Untuk Riset Ekonomi. Bekasi : Genesis.

Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini, & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Unikom. Yogyakarta : Graha Ilmu.


(5)

Veithzal Rivai. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan (Edisi ke-satu). Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Veithzal Rivai. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan (Edisi ke-empat). Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Chandra Ramadhan

Jenis Kelamin : Pria

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 02 April 1990 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Komplek Bumi Asri Blok F 82 Bandung 40216 Telepon : (022) 86066627/081312800068

E-mail : chndr.rmdhn@gmail.com

Pendidikan :

1995 – 1996 : TK Bandung Raya 1996 – 2002 : SD YWKA

2002 – 2005 : SMP Negeri 1 Bandung 2005 – 2008 : SMA BPI 1 Bandung

2008 – 2012 : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen 2008

Pengalaman Bekerja :

1. Kerja Praktek di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung 2. Supervisi Produksi CV. Kelir Gagas Rupa