BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMINDAHTANGANAN BARANG
MILIK DAERAH BERUPA TANAH
2.1 Tinjauan Umum Barang Milik Daerah
Barang milik daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun yang
berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang
dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh- tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya.
1
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah pada Pasal 3 ayat 1
dan 2 disebutkan bahwa Barang Milik Daerah BMD adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau
perolehan lainnya yang sah antara lain:
2
1. barang yang diperoleh dari hibahsumbangan atau yang sejenis; 2. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjiankontrak
3. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau 4. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
1
http:pbmkn.perbendaharaan.go.idArtikel004.htm diakses pada tanggal 5 Januari 2016.
2
Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
46
Mengenai instansi atau lembaga yang bertugas untuk mengelola barang milik daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 43 menyatakan bahwa Gubernurbupatiwalikota diberikan wewenang untuk menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik
daerah. Kemudian yang nantinya melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
gubernurbupatiwalikota dilakukan oleh Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah. Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah Pengguna Barang
bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. Berdasarkan Penjelasan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah, instansi danatau organ yang melakukan tugas dan fungsi dalam rangka pengelolaan barang milik daerah dapat digambarkan
dengan bagan berikut:
Adapun Tugas Dan Fungsi Kepala Daerah, Sekretariat Daerah, Kepala SKPD, Penyimpan Barang dan Pengurus Barang dalam kegiatan berkaitan dengan
Kepala Daerah
Sekretariat Daerah
Kepala SKPD
Penyimpan Barang Pengurus Barang
pengelolaan barang milik daerah yaitu: 1. Tugas Kepala Daerah:
3
a. menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah; b. menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah dan
bangunan; c. menetapkan kebijakan, pengamanan barang milik daerah;
d. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
e. menyetujui usul pemindahtanganan, penghapusan barang milik daerah sesuai batas kewenangannya;
f. menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah danatau bangunan.
Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan barang daerah berwenang dan bertanggung jawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan serta tertib
administrasi barang milik daerah. 2. Tugas Dan Fungsi Sekretaris Daerah Selaku Pengelola Barang:
4
a. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah; b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah;
c. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan perawatan barang milik daerah;
3
Berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
4
Pasal 6 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
d. mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusandan pemindah tanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Kepala Daerah atau DPRD;
e. melakukan koordinasi dalam pelaksaan inventarisasi barang milik daerah; dan;
f. melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah.
3. Tugas dan Tanggungjawab Kepala SKPD:
5
a. mengajukan rencana kebutuhan dan pemeliharaan barang milik daerah bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada pengelola barang;
b. mengajukan permohonan penetapan status untuk penggunaan danatau penguasaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD danatau
perolehan lainnya yang sah kepada Kepala Daerah melalui pengelola barang;
c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;
d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya; e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya;
5
Pasal 6 ayat 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
f. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah danatau bangunan dan selain tanah danatau bangunan yang tidak
memerlukan persetujuan DPRD; g. menyerahkan tanah danatau bangunan dan selain tanah danatau bangunan
yang tidak dimanfaatkan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah melalui pengelola barang;
h. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaan nya; dan
i. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran LBPS dan Laporan Barang Pengguna Tahunan LBPT serta Laporan
Inventarisasi 5 lima tahunan sensus yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola barang.
5. Tugas Penyimpan Barang:
6
a. menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah; b. meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang diterima;
c. meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima sesuai dengan dokumen pengadaan;
d. mencatat barang milik daerah yang diterima ke dalam bukukartu barang; e. mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan; dan
f. membuat laporan penerimaan, penyaluran dan stockpersediaan barang milik daerah kepada Kepala SKPD.
6
Lampiran Bagian V Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
6. Tugas Pengurus Barang:
7
a. mencatat seluruh barang milik daerah yang berada di masingmasing SKPD yang berasal dari APBD maupun perolehan lain yang sah kedalam Kartu
Inventaris Barang KIB, Kartu Inventaris Ruangan KIR, Buku Inventaris BI dan Buku Induk Inventaris BIl, sesuai kodefikasi dan penggolongan
barang milik daerah; b. melakukan pencatatan barang milik daerah yang dipeliharadiperbaiki
kedalam kartu pemeliharaan; c. menyiapkan Laporan Barang Pengguna Semesteran LBPS dan Laporan
Barang Pengguna Tahunan LBPT serta Laporan Inventarisasi 5 lima tahunan yang berada di SKPD kepada pengelola; dan
d. menyiapkan usulan penghapusan barang milik daerah yang rusak atau tidak dipergunakan lagi.
Seperti contoh misalnya di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali instansi danatau organ yang memiliki tugas dan fungsi yang berkaitan dengan
pengelolaan segala barang milik daerah adalah: a.
Gubernur selaku Kepala Daerah Provinsi Bali Gubernur selaku Kepala Daerah memegang kekuasaan terhadap kebijakan
pengelolaan barang milik daerah.
7
Berdasarkan Lampiran Bagian II Pejabat Pengelola Barang Milik Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah
b. Sekretariat Daerah selaku pengelola barang. Pada instansi sekretariat daerah terdapat beberapa asisten yang masing-masing membidangi beberapa bidang.
Seperti Asisten 1 Bidang Pemerintahan, Asisten 2 Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, dan Asisten 3 Bidang Administrasi
Umum. Pada setiap asisten terdiri dari biro-biro yang membidangi beberapa bidang yang berbeda. Biro aset berada pada asisten bidang administrasi umumn
disamping Biro Keuangan, Biro Umum dan Biro Humas dan Protokol. Biro Aset yang berada di bawah naungan Sekretariat Daerah Provinsi Bali. Sebelum
bernama Biro Aset, instansi yang bertugas mengelola barang milik daerah bernama Biro Perbekalan. Kemudian sempat juga berganti nama menjadi Biro
Perlengkapan dan Perawatan. Pada tahun 2001 berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Provinsi Bali, Biro Perlengkapan dan Perawatan diganti lagi dengan nama Biro Perlengkapan. Sebutan Biro Perlengkapan hanya sampai
pada tahun 2008, karena berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali,
Biro Perlengkapan berganti nama menjadi Biro Pengelolaan Aset. Namun sejak Tahun 2011 hingga 2013 berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, Biro yang dulu bernama Biro Pengelolaan Aset diganti menjadi Biro Aset. Biro Aset ini
nantinya bertugas untuk mengelola barang milik daerah secara tertib dan teratur. Kemudian terakhir Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun
2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah ini mengalami
perubahan menjadi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2011
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, khusus mengenai penaamaan bagian pengelolaan aset daerah tidak mengalami perubahan.
Biro Aset sebagai salah satu biro di lingkungan Sekretariat Daerah Bali mempunyai tugas pokok berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 37
Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok Sekretariat Daerah Provinsi Bali. Biro Aset selaku pembantu pengelola Barang Milik Daerah bertanggung jawab
mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah. Pengelolaan barang milik
daerah mencakup kegiatan perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan,
penyaluran, penggunaan,
penatausahaan, pemanfaatan,
pengamanan, pemeliharaan,
penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian,
pembiayaan dan tuntutan ganti rugi.
8
c. Kepala Satuan Perangkat Kerja Daerah;
Misalnya Kepala Dinas, Kepala Kantor, Kepala Badan dan Kepala UPT. d.
Penyimpan Barang;dan e.
Pengurus Barang. Dalam pengelolaan barang milik daerah untuk menjamin terlaksananya
tertib administrasi dan pengelolaan barang milik daerah, diperlukan adanya kesamaan persepsi dan langkah-langkah secara integral dan menyeluruh dari
8
www.pemprov.bali.go.idbiroasetdaerah , diakses pada tanggal 15 Desember 2015.
unsure-unsur yang terkait. Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas sebagai berikut:
9
a. Asas Fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di
bidang pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan oleh penggunakuasa pengguna barang, pengelolaan barang dan Gubernur sesuai
fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing. b.
Asas Kepastian Hukum, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus dilaksanakan berdasarkan peraturan Perundang-undangan.
c. Asas Transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah
harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar.
d. Asas Efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik daerah diarahkan agar sesuai
batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan daerah secara optimal.
e. Asas Akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik daerah
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat. f.
Asas Kepastian Nilai, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi
pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah serta penyusunan neraca pemerintahan daerah.
Pemerintah Daerah mengelola barang milik daerah yang diperoleh dari berbagai sumber, baik dari APBD, APBN maupun sumber lain yang sah untuk
9
Lampiran Bagian Umum Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
digunakan oleh aparat dalam rangka pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Barang milik daerah merupakan kekayaan atau aset daerah yang
harus dikelola dengan baik agar dapat memberikan arti dan manfaat sebanyak- banyaknya, dan tidak hanya sebagai kekayaan daerah yang besar tetapi juga harus
dikelola secara efisien dan efektif agar tidak menimbulkan pemborosan serta harus dapat dipertanggungjawabkan.
2.2 Klasifikasi Tanah sebagai Barang Milik Daerah