Hubungan Penempatan Aset dalam Efektivitas Kebijakan Moneter
16
masyarakat sebagai penempatan aset yang cukup aman saat terjadi fluktuasi ekonomi maupun inflasi. Dan ketika memiliki ekses likuiditas, masyarakat rumah
tangga kecenderungan
memiliki preferensi
jenis aset
fisik sebagai
penempatannya. Tak hanya itu, dalam menempatkan dananya di Bank, responden rumah tangga tidak mempertimbangkan kondisi inflasi dalam menempatkan
asetnya, karena responden masyarakat rumah tangga tidak memperhatikan pendapatan dari perubahan suku bunga simpanan di bank.
Penelitian lainnya adalah yang dilakukan di Rusia oleh Nils August Andresen 2005 terkait dengan perilaku keuangan masyarakat rumah tangga dan
persepsinya terhadap keamanan perbankan di Rusia. Nils mengemukakan bahwa adanya ketidakpercayaan masyarakat dalam menempatkan asetnya di sektor
keuangan. Karena ketika masyarakat menempatkan aset dalam di sektor keuangan, namun apabila terjadi devaluasi maka masyarakat akan mengalami
kerugian, dan masyarakat menganggap hal ini sebagai penipuan. Hal ini yang menyebabkan
masyarakat lebih
percaya menempatkan
asetnya untuk
mengembangkan bisnis mereka sendiri. Sedangkan menurut Tuuli Koivu 2010 yang berfokus pada dampak
kebijakan moneter terhadap harga aset dan konsumsi pada masyarakat rumah tangga di Cina menemukan bahwa Kebijakan moneter longgar ease monetary
policy memang membawa harga aset meningkat di Cina. Selanjutnya konsumsi masyarakat rumah tangga di Kota memberi reaksi positif terhadap naiknya harga
17
aset dan perumahan residential, meskipun pengaruhnya sangatlah lemah. Kemungkinan mempengaruhi rumah tangga oleh decision-making melalui
kebijakan moneter sangat terbatas di Cina seperti lemahnya hubungan antara kebijakan moneter terhadap konsumsi. Penyebabnya adalah karena terbatasnya
akses rumah tangga dalam sektor finansial. Sehingga agar kebijakan moeneter menjadi lebih efektif dalam perekonomian, perlunya liberlaisasi dan perbaikan
yang dibutuhkan dalam sektor finansial.
18
METODE PENELITIAN