B. Teknik foto yang digunakan di Demata
1. Pemotretan sudut lebar wide angle
Menggunakan wide angle digunakan dalam pengambilan foto 3D, guna untuk mencapai gambar yang merupakan background foto yang digunakan dasar
foto 3D. Soelarko 1995: 95-96 menyatakan bahwa tidak ada lensa yang begitu sukar untuk dipergunakan
dengan berhasil seperti lensa bersudut lebar, dan kekecewaan hanya dapat dielakan jika seorang juru foto telah paham dengan ciri-cirinya;
terutama, harus diketahui hal – hal yang berikut.
a. Pengurangan kuas kesannya ialah imbalan yang harus dikurbankan
untuk memperoleh sudut penglihatan yang meningkat. Jelas sudah, bahwa cara satu
– satunya utuk mengungkapkan daerah subyek yang lebih besar pada negatifnya tanpa memperbesar jarak antara subyek
dan kamera ialah dengan memperlihatkan segala sesuatu dalam perbaningan yang lebih kecil.
b. Memperbesar ketajaman pada kedalamannya. Seperti yang
diutarakan didepan, makin pendek panjang pemusatan lensanya, makin tajam kedalamanya, makin tajam kedalaman daerah yang
diulas oleh bukaan diagfragma tertentu jika diketahui bahwa jarak subyek-kamera sama.
c. Perspktif sudut lebar. Gejalanya elas pada ciri - ciri dimana
menonjolan perbedaan berlebihan antara ukuran subjek yang dekat dan yang jauh. Contoh yang terkenal dari hal ini ialah tagan dan kaki
yang direntangkan kearah kamera, yang diungkapkan tidak sebanding besarnya, sementara kepala dan tubuhnya nampak tidak
sebaanding kecilnya. Pengaruh ini menjadi menonjol sekali, makin lebar sudut pandanganan lensanya, makin besar kedalam subyeknya.
d. Distorsi sudut – lebar yang sesungguhnya dapat diihat dengan jelas
pada gambar kelompok manui yang dibuat dengan lensa bersudut lebar yang berlebihan : kepala
– kepala orang yng dekat dengan pinggir gambar akan keliatan berbentuk bujur
– telur. Ini merupakan akibat yang tidak dapat dielakan dari proyeksi sebuah bentuk yang
berdimensi tiga, permukaan yang rata pada sudut yang rawan.
2. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan hal yang penting digunakan dalam pembuatan foto 3D, karena untuk mendapatkan ruang tajam, foto perlu memperhatikan sudut
pandang yang digunakan, jika sudut pandang yang digunakan salah maka foto 3D tersebut tidak akan terjadi.
3. Pengaturan aperature dalam kamera
Dalam pengaturan aperature sebuah kamera sangat penting diperhatikan, karena untuk mendapatkan keseimbangan antara cahaya yang ditangkap sebuah
kamera, sehingga hal ini perlu dicermati dan dipelajari, aperature sering disebut dengan diafragma berguna untuk mengatur cahaya yang akan masuk ke
dalam kamera. Diafragma dibagi menjadi 3 macam, yaitu 1
Large dengan bukaan 1,4f – 5,6f 2
Medium dengan bukaan 5,6f – 11f 3
Small dengan bukaan 11f - 32f
a. Pengaturan shutter speed
Shutter speed adalah kecepatan atau lamanya shutter membuka sehingga cahaya mengenai sensor. Jadi, shutter speed bisa diibaratkan lamanya apabila
membuka keran untuk mengisi air. Semakin lama keran dibuka, maka akan semakin banyak air yang mengisi ember.
b. Eksternal flash
Flash adalah sumber cahaya yang sangat kuat. Selain itu, flash adalah cahaya yang bersumber dari sumber cahaya yang kecil sempit.
Karenanya, bila cahaya ini dihadapkan langsung pada suatu obyek akan menyebabkan penerangan yang keras hard. Dalam sebagian besar foto
dokumentasi konsumsi pribadi dimana petugas dokumentasi menggunakan kamera analog digital ini bisa diterima.
c. Focal length
Focal Length atau dalam Bahasa Indonesia disebut juga Panjang Focal adalah jarak dari sebuah sensor kamera baik digital ataupun konvensional ke inti
sebuah optik lensa. Atau secara gampang focal length adalah kemampuan sebuah lensa untuk menangkap suatu objek. Baik objek lebar maupun objek sempit
mendetail untuk ditangkap ke sensor diolah oleh kamera. Hal ini berguna untuk mendapatkan foto yang lebih jernih dan detail foto
yang didapat, sehingga dengan memerhatikan focal lengh tersebut mendapatkan foto 3D dengan kedetailan gambar juga komposisi mudah didapatkan.
C. Pengolahan foto proses editing digital