UJI KEEFEKTIFAN PUPUK BIO-SLURRY CAIR DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

ABSTRAK

UJI KEEFEKTIFAN PUPUK BIO-SLURRY CAIR DAN KOMBINASINYA
DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.)
oleh
Dwi Kurnia Besari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk bio-slurry cair dan
kombinasinya dengan pupuk anorganik yang terbaik dalam meningkatkan
pertumbuhan, serapan hara, dan produksi tanaman kacang tanah. Selain itu untuk
mengetahui efektivitas pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk
anorganik secara agronomis maupun ekonomis pada tanaman kacang tanah.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung
Selatan dari bulan November 2014 – Januari 2015. Penelitian ini disusun dalam
rancangan acak kelompok (RAK) sebanyak tiga kali ulangan yang terdiri atas satu
perlakuan dengan 6 (enam) taraf perlakuan yaitu A (Kontrol); B (Urea 50 kg/ha,
SP-36 60 kg/ha, KCl 50 kg/ha); C (Urea 37,5 kg/ha, SP-36 45 kg/ha, KCl 37,5
kg/ha dan bio-slurry 1 liter/ha); D (Urea 25 kg/ha, SP-36 30 kg/ha, KCl 25 kg/ha
dan bio-slurry 1,5 liter/ha); E Urea 12,5 kg/ha, SP-36 15 kg/ha, KCl 12,5 kg/ha

dan bio-slurry 2 liter/ha); dan F (Bio-slurry 2,5 liter/ha). Data yang dihasilkan
dirata-rata berdasarkan kelompok masing-masing, kemudian diuji homogenitas
dengan uji Barllet dan aditivitas dengan uji Tukey. Selanjutnya dianalisis dengan

sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perlakuan D (Urea 25 kg/ha, SP-36 30 kg/ha, KCl 25 kg/ha
dan bio-slurry 1,5 liter/ha) memberikan produksi tanaman kacang tanah sebesar
2,92 kg/petak sedangkan perlakuan kontrol memberikan produksi sebanyak 2,34
kg/petak, sehingga perlakuan D lebih baik 0,58 kg/petak bila dibandingkan
dengan perlakuan kontrol. Hal tersebut juga menjadikan kombinasi perlakuan ini
lebih dianjurkan untuk diterapkan petani karena lebih berpotensi dalam
meningkatkan produksi kacang tanah.

Kata kunci: Kacang tanah, bio-slurry, pupuk anorganik.

ABSTRACT

EFFECTIVENESS TEST BIO-SLURRY LIQUID FERTILIZER AND
COMBINATIONS INORGANIC FERTILIZER TO THE GROWTH
AND PLANT PRODUCTION ON PEANUTS

(Arachis hypogaea L.)
by
Dwi Kurnia Besari

The research aims to determine the best dose in promoting growth, nutrient
uptake, and the production of peanut plants. In addition, to determine the
effectiveness of bio-slurry liquid fertilizer and its combination with inorganic
fertilizers agronomically and economically on peanut plants. The research was
conducted in Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan from
November 2014 - January 2015. The research was arranged in a randomized block
design (RAK) three replications consisting of a single treatment with 6 (six) the
level of treatment that A (Control); B (Urea 50 kg/ha, SP-36 60 kg/ha, KCl 50
kg/ha); C (Urea 37.5 kg/ha, SP-36 45 kg/ha, KCl 37.5 kg/ha and bio-slurry 1
liter/ha); D (Urea 25 kg/ha, SP-36 30 kg/ha, KCl 25 kg/ha and bio-slurry of 1.5
liters/ha); E Urea 12.5 kg/ha , SP-36 15 kg/ha, KCl 12.5 kg/ha and bio-slurry 2
liters/ha); and F (Bio-slurry of 2.5 liters/ha). Data generated on average by each
group, and then tested with the test Barllet homogeneity and additivity by Tukey's
test. Then analyzed by analysis of variance followed by LSD at 5% level. These
results indicate that treatment D (Urea 25 kg/ha, SP-36 30 kg/ha, KCl 25 kg/ha


and bio-slurry of 1.5 liters/ha) giving peanut production at 2.92 kg/cabin whereas
the control treatment gives a production of 2,34 kg/cabin, so that better treatment
D of 0.58 kg/cabin compared to the control treatment. It also makes the
combination treatment is more advisable to apply the farmers because it has the
potential to increase the production of peanuts.

Keywords: Peanuts, bio-slurry liquid, inorganic fertilizer .

UJI KEEFEKTIFAN PUPUK BIO-SLURRY CAIR DAN KOMBINASINYA
DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.)

oleh
Dwi Kurnia Besari

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mancapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada

Jurusan Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Handoyo
(Alm) dan Ibu Halimatus. Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada 29 Mei
1993. Penulis menjalani pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Pertiwi Liwa
sebelum melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Liwa Lampung Barat dan
menyelesaikannya pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama ditempuh di
SMP Negeri 1 Liwa dan diselesaikan pada tahun 2008, kemudian dilanjutkan di
SMA Negeri 1 Liwa dan diselesaikannya pada tahun 2011.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Lampung pada tahun 2011. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif
dalam kegiatan akademik dan organisasi. Penulis pernah terdaftar sebagai
anggota bidang pengembangan minat dan bakat di Perhimpunan Mahasiswa

Agroteknologi (PERMA AGT). Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten
dosen untuk mata kuliah Teknologi benih.
Pada Bulan Juli 2014, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Umum (PU) yang
merupakan kegiatan wajib pada semua jurusan di Fakultas Pertanian di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Bogor.

Kemudian pada bulan Januari - Februari 2015 penulis melaksanakan program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) POSDAYA Universitas Lampung di Kecamatan
Simpang Pematang, Mesuji.

Bismillahhirohmanirrohim,
Dengan penuh rasa syukur, aku persembahkan karya kecilku ini kepada :

Bapak ibuku tersayang. Kakak dan adikku tercinta

Sebagai tanda bukti dan terima kasihku atas doa yang selalu terucap untuk kesuksesanku
dan semua pengorbanan yang telah diberikan kepada diriku selama ini

Serta untuk almamaterku tercinta


Manusia yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu mencari
teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang
mendapatkan teman tetapi menyia-nyiakannya
( Ali bin Abi Thalib )

“Mulai” adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menyelesaikan
sesuatu adalah, “mulai”. Tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat
kita selesaikan kalau kita hanya memulainya
( Clifford Warten)

Hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk orang lain bukanlah membagikan
kekayaan Anda, tetapi membantu Ia untuk memiliki kekayaannya sendiri
(Benjamin Disraeli)

SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi. Selama melaksanakan penelitian, sampai tersusunya Skripsi ini penulis
banyak mendapatkan bimbingan, arahan, petunjuk dan saran serta bantuan moril

maupun materil dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih
kepada:
1.

Bapak Dr. Ir. Yafizham, M. S., selaku pembimbing utama yang telah
memberikan kesempatan dan dengan sabarnya memberikan pengarahan dan
bimbingan selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini.

2.

Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M. Sc., selaku pembimbing kedua
yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran serta kesabaran selama
menyelesaikan skripsi ini.

3.

Bapak Akari Edy, S.P., M.Si., selaku pembahas atas saran, nasihat,
bimbingan dan kritik yang membangun dalam penulisan skripsi ini.


4.

Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.

i

5.

Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M. P., selaku Ketua Jurusan
Agroteknologi.

6.

Bapak Ir. Herry Susanto, M.P., selaku Pembimbing Akademik (PA) atas
saran dan bimbingannya selama perkuliahan.

7.

Ibu dan keluarga penulis terimakasih atas nasihat, semangat, perhatian, segala

bentuk bantuan serta cinta dan kasih sayang kepada penulis, kakakku
tersayang Dyta Ciendra Asmara dan adikku tersayang Aji Yudha Pangestu.

8.

Sahabat – sahabat tercinta: Lita, Malida, Risa, Lilis, Putri, Defika, Nikmatul,
Daus, Dedi, Wiwid, Fransiskus terimakasih atas semangat, pengalaman,
keceriaan dan kerjasama yang baik yang telah diberikan dari awal
perkuliahan hingga saat ini.

9.

Teman-teman Agroteknologi 2011 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu
yang telah memberikan saran dan bantuan selama ini.

Penulis menyadari karya tulis ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis
akan menerima saran dan kritik yang bersifat membangun agar skripsi ini dapat
menjadi lebih baik. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung,


November 2015

Penulis,

Dwi Kurnia Besari

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

......................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR


..................................................................................

viii

I. PENDAHULUAN

..................................................................................

1

1.1 Latar Belakang dan Masalah

............................................................

1

.............................................................................

4

.................................................................................

5

1.2 Tujuan Penelitian
1.3 Landasan Teori

1.4 Kerangka Pemikiran
1.5 Hipotesis

.........................................................................

7

...........................................................................................

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

........................................................................

2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah
2.2 Pupuk Organik
2.3 Pupuk Anorganik

.....................................................

11

...............................................................................

13

...........................................................................

17

III. BAHAN DAN METODE

....................................................................

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2 Bahan dan Alat
3.3 Metode Penelitian

11

18

.......................................................

18

..............................................................................

18

..........................................................................

18

3.4 Pelaksanaan Penelitian

..................................................................

20

3.5 Variabel yang diamati

...................................................................

22

iii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

............................................................

27

.............................................................................

27

4.1.1 Pengaruh Pupuk Bio-slurry Cair dan Kombinasinya
dengan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan
Vegetatif Tanaman Kacang Tanah ....................................
4.1.2 Pengaruh Pupuk Bio-slurry Cair dan Kombinasinya
dengan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan
Generatif dan Produksi Tanaman Kacang Tamah ............
4.1.3 Pengaruh Pupuk Bio-slurry Cair dan Kombinasinya dengan
Pupuk Anorganik Terhadap Serapan Hara Tanaman
KacangTanah .....................................................................
4.1.4 Relative Agronomic Effectivenes (RAE) .........................
4.1.5 Uji Ekonomis Pupuk Bio-slurry Cair ...............................
4.2. Pembahasan

..................................................................................

4.2.1 Pengaruh Pupuk Bio-slurry Cair dan Kombinasinya dengan
Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Vegetatif
Tanaman Kacang Tanah ....................................................
4.2.2 Pengaruh Pupuk Bio-slurry Cair dan Kombinasinya dengan
Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Generatif
dan produksi Tanaman Kacang Tanah ..............................
4.2.3 Pengaruh Pupuk Bio-slurry Cair dan Kombinasinya dengan
Pupuk Anorganik Terhadap Serapan Hara
Tanaman Kacang Tanah ....................................................
4.2.4 Relative Agronomic Effectivenes (RAE) .........................
4.2.5 Uji Ekonomis Pupuk Bio-slurry Cair ...............................
V. KESIMPULAN DAN SARAN

36
37
39
40

42

46

50
51
52
55

....................................................................................

55

...............................................................................................

56

PUSTAKA ACUAN
LAMPIRAN

34

.............................................................

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

28

...................................................................................

57

................................................................................................

60

iv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Kandungan nutrisi dalam pupuk bio-slurry cair.

2.

Kombinasi perlakuan dosis pupuk organik dan anorganik.

......................

19

3.

Hasil analisis kimia tanah sebelum penanaman dan aplikasi pupuk
bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk anorganik. ...................

27

Hasil analisis kimia tanah sesudah penanaman dan aplikasi pupuk
bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk anorganik. ....................

28

Uji beda nyata terkecil pengaruh pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya
dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman
kacang tanah. ..............................................................................................

31

Uji beda nyata terkecil pengaruh pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya
dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan generatif dan produksi
tanaman kacang tanah. ..............................................................................

35

Hasil penelitian pengaruh pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya
dengan pupuk anorganik terhadap serapan hara
kacang tanah ..............................................................................................

37

RAE pengaruh pemberian pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya
dengan pupuk anorganik terhadap bobot total polong
kacang tanah. .............................................................................................

38

Indeks rasio pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk
Anorganik.
................................................................................................

39

4.

5.

6.

7.

8.

9.

......................................

10. Harga asumsi pupuk subsidi dan pupuk non subsidi.

...............................

15

39

v

11. Tinggi tanaman pada 3 MST.

....................................................................

12. Analisis ragam tinggi tanaman pada 3 MST.
13. Tinggi tanaman pada 4 MST.

...........................................

61

....................................................................

61

14. Analisis ragam tinggi tanaman pada 4 MST.
15. Tinggi tanaman pada 5 MST.

61

............................................

62

...................................................................

62

16. Analisis ragam tinggi tanaman 5 MST.

.....................................................

62

17. Jumlah daun pada pengamatan 3 MST.

....................................................

63

18. Analisis ragam jumlah daun pada pengamatan 3 MST.
19. Jumlah daun 4 MST.

............................

63

.................................................................................

63

20. Analisis ragam jumlah daun pada pengamatan 4 MST.
21. Jumlah daun 5 MST.

............................

64

.................................................................................

64

22. Analisis ragam jumlah daun pada 5 MST.
23. Jumlah cabang tanaman kacang tanah.

................................................

64

.....................................................

65

24. Analisis ragam jumlah cabang tanaman kacang tanah.

.............................

65

................................................

65

............................................................

66

25. Jumlah bintil akar tanaman kacang tanah.
26. Analisis ragam jumlah bintil akar.

27. Bobot bintil akar tanaman kacang tanah.

..................................................

28. Analisis ragam bobot bintil akar tanaman kacang tanah.
29. Jumlah polong tanaman kacang tanah.

..........................

66

......................................................

67

30. Analisis ragam jumlah polong tanaman kacang tanah.
31. Bobot berangkasan kering tanaman kacang tanah.

.............................

67

...................................

67

32. Analisis ragam bobot berangkasan kering tanaman kacang tanah.
33. Bobot polong tanaman kacang tanah.

66

...........

68

.......................................................

68
vi

34. Analisis ragam bobot polong tanaman kacang tanah.
35. Indeks panen tanaman kacang tanah.

...............................

68

........................................................

69

36. Analisis ragam indeks panen tanaman kacang tanah.
37. Data % serapan hara N, P dan K tanaman.

...............................

69

...............................................

69

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Tata Letak Penelitian.

Halaman

......................................................................

20

2. Perbandingan pertumbuhan tanaman kacang tanah (a) 3 minggu
setelah tanam, (b) 4 minggu setelah tanam, (c) 5 minggu
setelah tanam. ..................................................................................

33

3. Jumlah polong tanaman kacang tanah berurutan dari sebelah kiri
perlakuan A hingga sebelah kanan perlakuan F. .............................

36

4. Indeks rasio uji ekonomis pupuk bio-slurry dengan asumsi harga
mulai dari Rp 5000,00 hingga Rp 10.000,00. .................................

40

5. Proses pembuatan bio-slurry.

72

..........................................................

6. Pertumbuhan tanaman kacang tanah 1 minggu setelah tanam.

.......

72

7. Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun pada 3 minggu
setelah tanam. .................................................................................

73

8. Tanaman kacang tanah mulai berbunga pada 4 minggu
setelah tanam. .................................................................................

73

9.

.....................................................

74

.......................................................

74

Pengamatan jumlah bintil akar.

10. Pengamatan bobot bintil akar.

viii

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk
diusahakan karena kandungan gizinya terutama protein dan lemak yang tinggi.
Kacang tanah juga sangat menguntungkan untuk diusahakan karena kacang tanah
mempunyai bintil akar sebagai organ simbiosis yang mampu melakukan fiksasi
nitrogen untuk pertumbuhannya, sehingga ketersediaan sumber nitrogen yang
murah akan sangat membantu mengurangi biaya produksi (Hayati dkk., 2012).
Kacang tanah banyak digunakan sebagai bahan makanan dan bahan baku industri.
Kacang tanah juga termasuk salah satu tanaman legum terpenting kedua setelah
tanaman kedelai (Raja dkk., 2013). Di Indonesia kacang tanah menjadi salah satu
sumber pangan yang cukup penting, karena penghasil sumber protein dan lemak
nabati yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Permintaan produksi kacang tanah terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Tetapi di Indonesia produksi kacang tanah tiap
tahunnya menurun dan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen, sehingga
harus dilakukan impor. Penurunan produksi kacang tanah dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya yaitu penggunaan benih yang bermutu rendah, teknik

2
budidaya yang kurang sempurna, penurunan luasan lahan yang digunakan,
produktivitas lahan yang terus menurun, pemeliharaan tanaman yang kurang
optimal, adanya serangan hama dan penyakit.
Produksi kacang tanah pada tahun 2013 yaitu 701.680 ton dengan lahan seluas
519.056 ha dengan produktivitas lahan 13,52 kuintal per ha. Di Lampung pada
tahun 2009 luas panen kacang tanah 8.667 ha dengan produktivitas 12,8 kuintal
per ha menghasilkan 11.090 ton kacang tanah. Pada tahun 2010 luas panen
13.967 dengan produktivitas 12,6 kuintal per ha menghasilkan 17.671 ton. Tahun
berikutnya yaitu 2011 luas lahan menurun menjadi 10.148 ha dengan
produktivitas 12,7 kuintal per ha dapat menghasilkan 12.911 ton. Tahun 2012
luas lahan terus menurun menjadi 8.420 dengan produktivitas tetap yaitu 12,7 dan
menghasilkan 10.694 ton. Pada tahun 2013 luas lahan menurun menjadi 8.305
dengan produktivitas 12,8 dapat mengahsilkan 10,676 ton kacang tanah. Produksi
kacang tanah dapat terus menurun jika tidak dilakukan upaya perbaikan dalam
proses budidaya tanaman kacang tanah (BPS, 2013).
Dalam upaya meningkatkan produksi kacang tanah dapat dilakukan dengan
banyak cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian pupuk
pada tanaman kacang tanah. Pupuk yang diberikan dapat menggunakan pupuk
organik maupun anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari
bahan alami yang dihasilkan oleh makhluk hidup, sedangkan pupuk anorganik
merupakan pupuk buatan yang berisi unsur dengan kandungan hara tinggi
sehingga nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhan dan

3
perkembangan tanaman dapat terpenuhi. Contoh pupuk organik yaitu kompos dan
pupuk kandang, contoh pupuk anorganik yaitu urea, KCl, dan SP-36.
Tanaman kacang tanah membutuhkan unsur hara esensial seperti N, P, dan K.
Dalam budidaya pertanian banyak menggunakan pupuk dan pestisida kimia.
Penggunaan bahan-bahan kimia yang terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan
tanah, pencemaran lingkungan, dapat membahayakan organisme-organisme tanah
alami dan menyebabkan ketidakseimbangan kandungan hara dalam tanah. Pupuk
organik mengandung berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman, tetapi
dalam jumlah yang rendah dan tidak mudah larut. Pemberian pupuk organik
dapat menyehatkan kehidupan organisme-organisme tanah alami serta dapat
meningkatkan dan memelihara produktivitas tanah (Utami dkk., 2003).
Penggunaan pupuk organik dalam bentuk cair dapat lebih efisien dibandingkan
dengan pengunaan pupuk organik dalam bentuk padat. Hal ini dikarenakan pupuk
organik cair diaplikasikan langsung dengan cara disiram pada tanaman sehingga
hara yang terkandung dapat dengan langsung masuk ke dalam jaringan tanaman.
Ampas dari biogas (slurry) sangat baik untuk dijadikan pupuk organik. Bio-slurry
mengandung nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Nutrisi
makro yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak seperti Nitrogen (N),
Phosphor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S), serta
nutrisi mikro yang hanya diperlukan dalam jumlah sedikit seperti Besi (Fe),
Mangan (Mn), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Bio-slurry atau ampas biogas merupakan produk dari hasil pengolahan biogas
berbahan kotoran ternak dan air melalui proses fermentasi tanpa oksigen

4
(anaerobik) di dalam ruang tertutup. Bio-slurry cair maupun padat
dikelompokkan sebagai pupuk organik karena seluruh bahan penyusunnya berasal
dari bahan organik. Dengan adanya pupuk slurry cair maka pupuk ini dapat
dijadikan sebagai pupuk organik alternatif yang dapat dikombinasikan dengan
pupuk anorganik sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman kacang tanah.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka diperlukan penelitian
untuk menjawab permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat dosis kombinasi pupuk bio-slurry cair dengan pupuk
anorganik terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
kacang tanah.
2. Bagaimanakah efektivitas pemberian pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya
dengan pupuk anorganik secara agronomis terhadap pertumbuhan dan
produksi kacang tanah.
3. Bagaimanakah efektivitas pemberian pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya
dengan pupuk anorganik secara ekonomis terhadap pertumbuhan dan produksi
kacang tanah.
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dosis kombinasi pupuk bio-slurry cair dengan pupuk anorganik
terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kacang
tanah.
2. Mengetahui efektivitas pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk
anorganik secara agronomis pada tanaman kacang tanah.

5
3. Mengetahui efektivitas pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk
anorganik secara ekonomis pada tanaman kacang tanah.

1.3 Landasan Teori

Kacang tanah merupakan salah satu sumber pangan yang cukup penting di
Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati. Kacang tanah juga sangat penting
untuk dikembangkan karena dari segi produktivitasnya, kacang tanah yang
dibudidayakan di Indonesia masih rendah, yaitu hanya sekitar 1 ton/ha. Tingkat
produktivitas hasil yang dicapai ini baru setengah dari potensi hasil apabila
dibandingkan dengan USA, China, dan Argentina yang sudah mencapai lebih dari
2.0 ton/ha (Adisarwanto, 2000).
Kebutuhan kacang tanah domestik belum bisa dipenuhi dari produksi dalam
negeri pada saat ini. Indonesia masih memerlukan substitusi impor dari luar
Negeri, untuk mengatasi permasalahan tersebut maka produksi kacang tanah
nasional harus ditingkatkan. Dalam rangka mencukupi kebutuhan kacang tanah
tersebut, pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah produksi melalui
intensifikasi, perluasan areal tanaman, dan peningkatan produktivitas per satuan
lahan (Pitojo, 2005).
Peningkatan produktivitas per satuan lahan dapat dilakukan dengan banyak cara,
salah satu usaha intensifikasi yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian pupuk
pada tanaman kacang tanah. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman yang
memerlukan unsur hara yang cukup banyak untuk memperoleh produksi tertentu.
Agar hasil polong mencapai sekitar 1,0 ton/ha, dipelukan sekitar 7,9 kg N, 6 kg P,

6
43 kg K untuk setiap hektarnya (Adisarwanto, 2000). Pada dasarnya pupuk dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik atau pupuk
buatan. Pupuk organik adalah bahan yang dihasilkan dari makhluk hidup dan
diberikan kepada tanaman untuk dapat memberikan suplai hara terhadap tanaman.
pada saat ini teknik budidaya masih banyak menggunakan pupuk kimia maupun
pestisida kimia. Penggunaan bahan-bahan kimia dalam jangka waktu yang cukup
panjang dapat menimbulkan dampak negatif, diantaranya yaitu dapat merusak
tanah, menurunkan kesuburuan dan kesehatan tanah sehingga menurunkan
produksi tanaman.
Sugito dkk. (1995) menyatakan bahwa penggunaan pupuk organik dalam sistem
pertanian organik memberikan beberapa manfaat seperti suplai hara makro dan
mikro, meningkatkan kandungan bahan organik tanah sehingga memperbaiki
kemampuan tanah menahan air serta menambah porositas tanah dan
meningkatkan kegiatan jasad renik dalam tanah. Penambahan bahan organik
selain menambah unsur hara tanah juga akan mempengaruhi sifat tanah lainnya
seperti perubahan pH dan kemampuan tanah mempertukarkan kation (KTK).
Bio-slurry mengandung nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Nutrisi makro yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak seperti Nitrogen (N),
Phosphor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S), serta
nutrisi mikro yang hanya diperlukan dalam jumlah sedikit seperti Besi (Fe),
Mangan (Mn), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn). Bio-slurry juga mengandung asam
amino, nutrisi mikro, vitamin B, macam-macam enzim hidrolase, asam organik,
hormon tanaman, antibiotik dan asam humat. Produk-produk yang terdapat di

7
dalam bio-slurry yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
adalah nutrisi mikro, vitamin B, asam organik hormon pertumbuhan dan asam
humat (BIRU, 2013).
Bio-slurry juga mengandung mikroba “probiotik” yang membantu menyuburkan
lahan dan menambah nutrisi serta mengendalikan penyakit pada tanah. Tanah
menjadi lebih subur dan sehat sehingga produktifitas tanaman lebih baik.
1.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, berikut ini disusun kerangka
pemikiran untuk memberikan penjelasan terhadap perumusan masalah. Tingginya
permintaan produksi kacang tanah tiap tahunnya tidak dapat dipenuhi karena
rendahnya produksi kacang tanah. Salah satu upaya yang sangat mempengaruhi
untuk meningkatkan produksi kacang tanah yaitu dengan teknik budidaya melalui
pemupukan. Teknik budidaya dengan cara pemupukan diharapkan dapat
memenuhi nutrisi tanaman yang dibutuhkan selama proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
berproduksi optimal.
Hasil penelitian Hulopi (2008) menyatakan bahwa pemberian pupuk anorganik
yang disertai dengan pemberian pupuk organik selama fase vegetatif maupun
generatif tanaman kacang tanah memberikan interaksi nyata terhadap variabel
yang diamati. Hal ini memberikan gambaran bahwa pupuk organik yang disertai
dengan pupuk anorganik yang diberikan pada tanaman sudah mampu memenuhi
kebutuhan tanaman akan unsur hara terhadap pertumbuhan dan hasil kacang
tanah.

8
Pemupukan dengan pupuk anorganik yang dilakukan secara terus-menerus dapat
menyebabkan berbagai kerugian. Diantaranya yaitu dapat merusak tanah,
menurunkan kesuburan tanah, membunuh flora dan fauna alami tanah yang
bermanfaat bagi perumbuhan dan perkembangan tanaman, mencemari
lingkungan, membuat kandungan hara di dalam tanah tidak seimbang. Sehingga
diperlukan pupuk organik sebagai pupuk alternatif yang dapat memberikan
dampak positif bagi pertumbuhan tanaman dan tidak merusak lingkungan.
Keberhasilan peningkatan produksi dan produktivitas karena penggunaan pupuk
kimia berdampak pada perusakan lahan serta lingkungan biotik maupun abiotik
sehingga meluasnya lahan krisis, oleh sebab itu diupayakan bentuk-bentuk
teknologi alternatif untuk menekan penggunaan pupuk kimia dengan
memanfaatkan pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang bahan bakunya
berasal dari tumbuhan dan hewan. Pupuk organik sangat ramah lingkungan
sehingga tidak akan mengakibatkan kerusakan daya dukung lingkungan dan juga
aman bagi pengguna (Nasaruddin, 2011).
Selain unsur hara makro pupuk organik juga mengandung unsur hara mikro yang
dibutuhkan tanaman. Pupuk organik cair merupakan pupuk yang berasal dari
bahan-bahan organik berbentuk cair. Pupuk organik cair dihasilkan melalui
proses pengomposan yang diberi aktivator, sehingga didapatkan pupuk organik
cair yang memiliki kandungan hara lengkap.
Pupuk organik cair dapat memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan
tanaman, karena pupuk organik cair dapat meningkatkan pembentukan klorofil,
membantu proses metabolisme, meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman

9
dapat tumbuh dengan sehat dan kokoh, meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap kekeringan dan terhindar dari serangan hama penyakit tanaman. Maka
diharapkan dengan pemberian pupuk organik cair terhadap tanaman kacang tanah
dapat meningkatkan pertumbuhan sehingga produksi kacang tanah juga dapat
meningkat.
Bio-slurry adalah lumpur yang dihasilkan dari campuran kotoran dan air yang
mengalami proses fermentasi anaerob di reaktor. Bio-slurry sebagian besar
berupa cairan. Terdapat dua jenis bio slurry yaitu cair dan padat, bio-slurry cair
berwarna coklat/hijau gelap, tidak mengeluarkan gelembung, tidak berbau, dan
tidak mengundang lalat. Bio-slurry padat berwarna coklat gelap dengan ukuran
yang tidak seragam dan bertekstur lengket, tidak berbau serta tidak mengundang
lalat ataupun hama serangga seperti rayap. Bio-slurry aman digunakan dalam
teknik budidaya karena mangadung sedikit bakteri patogen, mengandung
beberapa mikroba pro biotik yang dapat membantu mempertahankan kesehatan
dan kesuburan tanah, memiliki kandungan hara yang lengkap sehingga diharapkan
dapat membantu meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah dan produksi
kacang tanah.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
1.

Terdapat kombinasi pupuk bio-slurry cair dan pupuk anorganik yang terbaik
dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah.

10
2.

Terdapat kombinasi pupuk bio-slurry cair dan pupuk anorganik yang paling
efektif secara agronomis pada tanaman kacang tanah.

3.

Terdapat kombinasi pupuk bio-slurry cair dan pupuk anorganik yang paling
efektif secara ekonomis pada tanaman kacang tanah.

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah
Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil.
Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun
majemuk dengan empat helai daun. Setelah penyerbukan, ginofor akan tumbuh
dari dasar bunga hingga 15 cm. Ginofor ini akan terus tumbuh secara
geotropisme. Setelah menembus tanah dan mencapai kedalaman 2 – 7 cm,
ginoforakan tumbuh mendatar, membengkak, dan membentuk polong (Purwono
dan Purnamawati, 2007).
Tanaman kacang tanah termasuk ke dalam tanaman legum, berikut adalah
taksonomi tanaman kacang tanah:
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Rosales

Famili

: Papilionaceae

Genus

: Arachis

Spesies

: Arachis hypogaea, L.

12
Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun
dengan tangkai daun agak panjang. Menurut Suprapto (2004) helaian anak daun
ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Pitojo (2005)
melaporkan bahwa batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus,
ada yang tumbuh menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50
cm, namun ada yang mencapai 80 cm. Kacang tanah berakar tunggang yang
tumbuh lurus ke dalam tanah hingga kedalaman 40 cm.

Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang dan diikuti oleh akar serabut.
Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap
air dan zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah. Biji kacang tanah terdapat di
dalam polong. Contoh biji kacang tanah dapat dilihat pada kulit luar (testa)
bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada di dalamnya. Biji
berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar karena
berhimpitan dengan butir biji yang lain selagi di dalam polong (Pitojo, 2005).

Kemasaman (pH) tanah yang cocok untuk kacang tanah adalah 6.5 - 7.0. Tanah
yang baik sistem drainasenya akan menciptakan aerasi yang lebih baik, sehingga
akar tanaman akan lebih mudah menyerap air, hara. Drainase yang kurang baik
akan berpengaruh buruk terhadap respirasi akar tanaman, karena persediaan
oksigen dalam tanah rendah (Kasno, dkk., 1993). Selain tanah, faktor iklim
memiliki pengaruh besar terhadap pertanaman kacang tanah. Faktor iklim terdiri
atas suhu, cahaya, dan curah hujan.
Secara umum, tanaman ini tumbuh paling baik dalam kisaran suhu udara 25-35 C
dan tidak tahan terhadap embun dingin. Suhu tanah merupakan faktor penentu

13
dalam perkecambahan biji dan pertumbuhan awal tanaman. Suhu tanah yang
ideal untuk perkembangan ginofor adalah 30-34C, sementara suhu optimal untuk
perkecambahan benih berkisar antara 20-30 C. Kacang tanah termasuk tanaman
yang memerlukan sinar matahari penuh. Adanya keterbatasan cahaya matahari
akibat adanya naungan atau terhalang oleh tanaman dan atau awan lebih dari 30%
akan menurunkan hasil kacang tanah, karena cahaya mempengaruhi fotosintesis
dan respirasi (Pitojo. 2005).
Menurut Suprapto (2004), curah hujan berpengaruh terhadap kelembaban udara
maupun tanah. Kelembaban tanah yang cukup pada awal pertumbuhan, saat
berbunga dan saat pembentukan polong sangat penting untuk mendapatkan
produksi yang tinggi. Curah hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan
agar kacang tanah dapat berkecambah dengan baik, dan apabila distribusi curah
hujan merata selama curah hujan optimal selama pertumbuhan sampai panen
adalah 300-500 mm.
2.2 Pupuk Organik
Pupuk organik menurut Barbarick (2006) merupakan sisa tanaman, hewan dan
sampah organik lainnya yang biasa ditambahkan kedalam tanah sebagai sumber
hara tanaman dan juga untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Pupuk organik ini
tidak mengandung unsur hara dalam jumlah yang besar namun penambahan bahan
organik kedalam tanah dapat menurunkan defisiensi Nitrogen pada tanaman.
Beberapa peran pupuk organik di dalam tanah antara lain adalah (1) Memperbaiki
struktur tanah; pengolahan tanah menjadi lebih mudah karena tanah menjadi lebih
ringan dan gembur. (2) Pupuk organik mengandung unsur hara makro dan mikro

14
yang dibutuhkan oleh tanaman. (3) Mikrobia – mikrobia yang terdapat dalam
pupuk organik membantu meningkatkan kesuburan tanah melalui pengikatan
Nitrogen, dan juga membantu dalam proses mineralisasi senyawa-senyawa kimia
dalam tanah. (4) Pupuk organik juga mengandung hormon-hormon dan zat
antibiotik yang penting bagi pertumbuhan tanaman.
2.2.1 Bio-slurry
Pupuk organik cair merupakan hasil dari fermentasi bahan-bahan organik
berbentuk cair. Pupuk cair dapat diproduksi dari limbah industri perternakan
(limbah cair dan setengah padat/slurry) melalui proses pengomposan dan aerasi
(Oman, 2003).
Bio-slurry murni ataupun kompos bio-slurry sebagai pupuk organik mempunyai
kandungan bahan organik yang cukup tinggi, dimana mempunyai manfaat untuk
memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah, mudah mengikat nutrisi dan air
serta meningkatkan populasi dan aktifitas mikroorganisme tanah. Berdasarkan
hasil analisa, kandungan rata-rata nitrogen bio-slurry dalam bentuk cair lebih
tinggi dibandingan dalam bentuk padat, sedangkan perbandingan antar nutrisi
menunjukkan kandungan nitrogen cenderung lebih tinggi dibandingan fosfor dan
kalium kecuali pada bio-slurry babi dalam bentuk padatan.
Indikator bio-slurry sebagai pupuk organik yang berkualitas bagus ditunjukkan
oleh kedua bentuk bio-slurry dengan rata-rata kandungan C-organik yang lebih
tinggi dari standar pupuk organik yang dikeluarkan dari Standar Mutu Pupuk
Organik, No.28/Permentan/OT.140/2/2009 yaitu lebih besar dari 12. Selain itu

15
kandungan nutrisi NPK nya juga sesuai dengan Standar Mutu Pupuk Organik
untuk kandungan NPK rata-rata di bawah 6% (BIRU, 2011)
Bio-slurry mengandung nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Nutrisi makro yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak seperti Nitrogen (N),
Phosphor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S), serta
nutrisi mikro yang hanya diperlukan dalam jumlah sedikit seperti Besi (Fe),
Mangan (Mn), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn) (Tabel 1). Bio-slurry juga
mengandung asam amino, nutrisi mikro, vitamin B, macam-macam enzim
hidrolase, asam organik, hormon tanaman, antibiotik dan asam humat. Produkproduk yang terdapat di dalam bio-slurry yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah nutrisi mikro, vitamin B, asam organik hormon
pertumbuhan dan asam humat (BIRU, 2013).
Tabel 1. Kandungan nutrisi dalam pupuk bio-slurry cair.
Jenis Analisa
C-Organik
c/n
Ph
N
P
K
Ca
Mg
S
Fe
Mn
Cu
Zn
Co
Mo
B

Satuan
%

%
%
%
Ppm
Ppm
%
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm

Pupuk bio-slurry cair
0,11 - 0,46
0,14 - 6,00
7,5 - 8,4
0,03 – 1,47
0,02 – 0,035
0,07 – 0,58
1.402,26
1.544,41
0,50
100% (Suswono, 2011). Relative
Agronomis Effectiviness dihitung berdasarkan rumus berikut :
RAE =
Keterangan: U
S
K

U – K x 100%
S –K

: Hasil kacang tanah pada perlakuan pupuk yang diuji (kg/ha)
: Hasil kacang tanah pada perlakuan pupuk anorganik
rekomendasi (kg/ha)
: Hasil kacang tanah pada perlakuan kontrol (kg/ha)

12. Uji ekonomis pupuk Bio-slurry cair
Uji ekonomis pupuk dilakukan untuk mengetahui apakah pupuk yang digunakan
memiliki nilai ekonomis yang menguntungkan. Jika nilai IBCR > 1 maka pupuk
tersebut memiliki nilai ekonomis yang baik. Uji ekonomis pupuk dapat dihitung
menggunakan rumus berikut :

26

Efektivitas Ekonomis =

PxQ
C

Keterangan : P = Harga kacang tanah (Rp/kg)
Q = Produksi kacang tanah (kg/ha)
C = Harga pupuk × Dosis pupuk (Rp/ha)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan

Dokumen yang terkait

Pendugaan Faktor-Faktor Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L) Pada Lahan Sawah di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

0 31 72

Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Varietas Gajah Terhadap Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Atonik dan Pupuk SP 36

0 54 97

Respons Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Kompos Jerami Padi, Rhizobium Serta Pupuk Ca (Kalsium) pada Lahan Pasang Surut di Desa Selotong Kabupaten Langkat

2 89 112

Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hipogea L) Terhadap Pemberian Pupuk Posfat dan Paklobutrazol.

10 43 76

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis Hypogaea. L.) Terhadap Waktu Pemangkasan Dan Perebahan

1 19 145

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hypogaeal.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayamdan Pupuk Npk (15: 15: 15)

0 51 115

PENGARUH APLIKASI PUPUK BIO-SLURRY PADAT DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DI TANAH ULTISOL

10 41 49

Pengaruh aplikasi pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan, produksi serta mutu benih kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

0 34 154

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

0 3 84

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol dan Pupuk Kalium

0 0 13