Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hipogea L) Terhadap Pemberian Pupuk Posfat dan Paklobutrazol.

(1)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK POSFAT DAN PAKLOBUTRAZOL

SKRIPSI

Oleh :

ANDREAS SIMAMORA 050301031

BDP – AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK POSFAT DAN PAKLOBUTRAZOL

SKRIPSI Oleh :

ANDREAS SIMAMORA 050301031

BDP – AGRONOMI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Diperiksa oleh :

Ir. Asil Barus, MS

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing Ir.Jasmani Ginting, MS

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Skripsi :Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hipogea L) Terhadap Pemberian Pupuk Posfat dan

Paklobutrazol Nama : Andreas Simamora

NIM : 050301031

Departemen : Agroekoteknologi Program Studi : Agronomi

Disetujui oleh

Ir. Asil Barus, MS

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing Ir. Jasmani Ginting, MS

Mengetahui

Ketua Program Studi Agroekoteknologi Ir. T. Sabrina, M. Agr,Sc. Phd


(4)

ABSTRAK

ANDREAS SIMAMORA: Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Terhadap Pemberian Pupuk Posfat dan Paklobutrazol Dibimbing

oleh ASIL BARUS dan JASMANI GINTING.

Percobaan di laksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pemberian pupuk posfat dan paklobutrazol terhadap kacang tanah dilakukan dengan empat taraf pupuk posfat dan empat taraf paklobutrazol dan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Hasil percobaan menunjukan bahwa perlakuan pupuk posfat berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 4,5 dan 6 MST, dan jumlah polong per sampel. Dimana pada masing-masing parameter perlakuan memberikan hasil tinggi tanaman tertingi pada perlakuan P1(15,46 cm) dan yang terendah pada perlakuan P0(13,12 cm),sedangkan pada jumlah polong per sampel memberikan hasil tertinggi pada perlakuan P3(27,87) dan yang terendah pada perlakuan P0(20,21). Sedangkan perlakuan paklobutrazol belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter.


(5)

RIWAYAT HIDUP

Andreas Simamora,lahir di Pekan Baru pada tanggal 12 Juni 1986. Anak pertama dari empat bersaudara yang merupakan putra dari pasangan bapak M.Simamora dan ibu O. Manurung

Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis hingga saat ini adalah:

SD : SDN 033 Pekan Baru Lulus Tahun 1999

SLTP : SLTP N 2 Pahae Julu Lulus Tahun 2002

SMU : SMU St Thomas 3 Medan Lulus Tahun 2005

Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan pada tahun 2005 melalui jalur SPMB dengan jurusan Budidaya Pertanian Program Studi Agronomi

Selama diperkuliahan penulis aktif menjadi asisten Laboratorium Dasar Agronomi 2008-2009,dan pada tahun 2009 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat,Pematang Siantar


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul dari laporan ini adalah “Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Terhadap Pemberian Pupuk Posfat dan Paklobutrazol” yang merupakan syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Asil Barus, MS, dan bapak Ir. Jasmani Ginting, MP selaku dosen pembimbing skripsi. Ayahanda M. Simamora, ibunda O. Manurung, serta kepada teman – teman BDP angkatan 2005 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada teman dekat ku Harnum Aritonang, Denti br. Simare-mare dan kepada abang-abang senior yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya yang telah memberikan masukan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan ini di masa yang akan datang.

Medan, Desember 2011


(7)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 2

Tujuan Penelitian ... 2

Hipotesa Penelitian ... 2

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Botani Tanaman ... 5

Iklim ... 6

Tanah ... 7

Pupuk Phosfat ... 7

Paklobutrazol ... 8

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN ... 13

Tempat dan waktu Penelitian ... 13

Bahan dan Alat ... 13

Metode Penelitian ... 13

PELAKSANAAN PENELITIAN ... 16

Persiapan Lahan ... 16

Penanaman ... `16

Aplikasi Pupuk Phosfat ... 16

Aplikasi Pupuk Dasar ... 16

Aplikasi Paklobutrazol ... 17

Pemeliharaan Tanaman ... 17

Penyiraman ... 17

Penyisipan dan Penjarangan ... 17

Penyiangan dan Pembumbunan ... 18

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 18

Panen ... 18

Pengamatan Parameter ... 18


(8)

Jumlah Cabang (cabang) ... 18

Umur berbunga (hari) ... 18

Jumlah polong persampel (polong) ... 18

Bobot biji persampel (g) ... 19

Bobot kering 100 biji (g) ... 19

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

Hasil ... 20

Pembahasan ... 33

KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

Kesimpulan ... 37

Saran... 37 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

No Hal 1. Tinggi tanaman kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk

posfat dan paklobutrazol 2,3,4,5 dan 6 MST (cm) ... 21 2. Jumlah cabang pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan

paklobutrazol 2,3,4,5 dan 6 MST (cabang) ... 24 3. Umur berbunga pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat

dan paklobutrazol (hari) ... 26 4. Jumlah ginofor terbentuk per sampel pada berbagai dosis perlakuan

pupuk posfat dan paklobutrazol (ginofor) ... 27 5. Jumlah polong per sampel pada berbagai dosis perlakuan

pupuk posfat dan paklobutrazol (polong) ... 28 6. Jumlah polong per plot pada berbagai dosis perlakuan

pupuk posfat dan paklobutrazol (polong) ... 30 7. Bobot biji per sampel pada berbagai dosis perlakuan

pupuk posfat dan paklobutrazol (g) ... 31 8. Bobot 100 biji pada berbagai dosis perlakuan


(10)

DAFTAR GAMBAR

No

Hal 1. Hubungan tinggi tanaman kacang tanah dengan berbagai

dosis pupuk posfat umur 6 MST ... 22

2. Hubungan jumlah cabang 2-6 MST pada berbagai dosis pupuk posfat ... 25

3. Hubungan jumlah cabang 2-6 MST pada berbagai dosis paklobutrazol ... 25

4. Hubungan jumlah polong per sampel kacang tanah dengan berbagai pupuk posfat ... 29

5. Foto lahan penelitian ... 60

6. Foto tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L) di lahan penelitian ... 60

7. Foto jumlah polong per plot ... 62

8. Foto jumlah polong per sample ... 63


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. Deskripsi tanaman kacang tanah varietas gajah ... 40

2. Bagan lahan penelitian ... 41

3. Bagan plot penelitian ... 42

4. Jadwal kegiatan penelitian ... 43

5. Data pengamatan tinggi tanaman 2 MST (cm) ... 44

6. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 2 MST ... 44

7. Data pengamatan tinggi tanaman 3 MST (cm) ... 45

8. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 3 MST ... 45

9. Daftar pengamatan tinggi tanaman 4 MST (cm) ... 46

10.Daftar sidik ragam tinggi tanaman 4 MST(cm) ... 46

11.Data pengamatan tinggi tanaman 5 MST (cm) ... 47

12.Daftar sidik ragam tinggi tanaman 5 MST(cm)... 47

13.Data pengamatan tinggi tanaman 6 MST (cm) ... 48

14.Daftar sidik ragam tinggi tanaman 6 MST(cm)... 48

15.Data pengamatan jumlah cabang 2 MST (cabang) ... 49

16.Daftar sidik ragam jumlah cabang 2 MST(cabang)... 49

17.Data pengamatan jumlah cabang 3 MST (cabang) ... 50

18.Daftar sidik ragam jumlah cabang 3 MST... 50

19.Data pengamatan jumlah cabang 4 MST (cabang) ... 51


(12)

21.Data pengamatan jumlah cabang 5 MST (cabang) ... 52

22.Daftar sidik ragam jumlah cabang 5 MST (cabang)... 52

23.Data pengamatan jumlah cabang 6 MST (cabang) ... 53

24.Daftar sidik ragam jumlah cabang 6 MST (cabang)... 53

25.Data pengamatan umur berbunga (hari) ... 54

26.Daftar sidik ragam umur berbunga (hari) ... 54

27.Data pengamatan jumlah ginofor terbentuk per sampel (ginofor) ... 55

28.Daftar sidik ragam jumlah ginofor terbentuk per sampel (ginofor) ... 55

29.Data pengamatan jumlah polong per sampel (polong) ... 56

30.Daftar sidik ragam jumlah polong per sampel (polong) ... 56

31.Data pengamatan jumlah polong per plot (polong) ... 57

32.Daftar sidik ragam jumlah polong per plot (polong) ... 57

33.Data pengamatan bobot biji per sampel (g) ... 58

34.Daftar sidik ragam bobot biji per sampel (g) ... 58

35.Data pengamatan bobot 100 biji per sampel (g) ... 59

36.Daftar sidik ragam bobot 100 biji per sampel (g) ... 59


(13)

ABSTRAK

ANDREAS SIMAMORA: Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Terhadap Pemberian Pupuk Posfat dan Paklobutrazol Dibimbing

oleh ASIL BARUS dan JASMANI GINTING.

Percobaan di laksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pemberian pupuk posfat dan paklobutrazol terhadap kacang tanah dilakukan dengan empat taraf pupuk posfat dan empat taraf paklobutrazol dan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Hasil percobaan menunjukan bahwa perlakuan pupuk posfat berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 4,5 dan 6 MST, dan jumlah polong per sampel. Dimana pada masing-masing parameter perlakuan memberikan hasil tinggi tanaman tertingi pada perlakuan P1(15,46 cm) dan yang terendah pada perlakuan P0(13,12 cm),sedangkan pada jumlah polong per sampel memberikan hasil tertinggi pada perlakuan P3(27,87) dan yang terendah pada perlakuan P0(20,21). Sedangkan perlakuan paklobutrazol belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter.


(14)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini bukanlah tanaman asli Indonesia, melainkan tanaman yangberasal dari daerah Brazilia. Namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis.

Tanaman kacang tanah memegang peranan penting sebagai pemenuh kebutuhan kacang-kacangan untuk bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan biji masyarakat dan makanan di Indonesia.

Tanaman kacang tanah biasanya di tanam di sawah atau di tegalan secara monokultur atau polikultur. Biji kacang tanah mengandung zat-zat yang berguna dan berisikan senyawa-senyawa tertentu yang sangat di butuhkan organ tubuh manusia untuk kelangsungan hidup terutama kandungan protein, karbohidrat dan lemak. Kandungan masing-masing unsur tersebut sangat tinggi seperti kandungan protein sekitar 25-30 %, karbohidrat 12 % dan minyak 40-50 %.

Di Indonesia untuk memproduksi tanaman kacang tanah ini memiliki kendala yang sangat besar berupa pengolahan dan pemeliharaan tanah yang belum optimal, serangan hama dan penyakit, penanaman varietas berproduksi rendah, penggunaan benih yang rendah, dan kekeringan. Kendala tersebut dapat diatasi dengan melakukan berbagai usaha seperti : perbaikan cara bertanam, penggunaan varietas unggul, pengaturan populasi tanaman, pemakaian pupuk dan penggunaan zat pengatur tumbuh dengan jenis dosis tepat dan pengendalian hama penyakit.


(15)

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti mengatasi kendala tersebut dalam hal penggunaan pupuk dan pengaplikasian zat pengatur tumbuh yaitu dengan menggunakan pupuk fosfat dan paklobutrazol.

Pemupukan fosfat dapat merangsang pertumbuhan bibit tanaman. Fosfat juga merangsang pembentukan bunga, buah dan biji. Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih berisi. Pemupukan fosfat sangat diperlukan oleh tanaman yang tumbuh di daerah dingin karena fosfor juga berfungsi mendorong pertumbuhan akar agar daya serap tanaman meningkat.

Paklobutrazol berfungsi antara lain : mengontrol apikal dominan, memacu pembungaan, menekan pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi. Pemberian paklobutrazol efektif diberikan melalui penyiraman di tanah, zat tersebut ditranslokasikan melalui jaringan xylem dan mencapai tunas pucuk.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang respon pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogeal L.) dengan pemberian pupuk posfat dan paklobutrazol.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogeal L.) dengan pemberian pupuk posfat dan paklobutrazol.

Hipotesa Penelitian

Adanya pengaruh dari pemberian pupuk posfat dan paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogeal L.).


(16)

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan dapat pula berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan.


(17)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah dalam taksonomi adalah:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rosales

Famili : Leguminosea Genus : Arachis

Spesies : Arachishypogaea L.

Sebagian besar tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman tetraploid. Ada dua bentuk tanaman utama, yaitu tipe menjalar dengan pertumbuhan merayap atau menyebar dan tipe semak dengan pertumbuhan agak lebih tegak dan kurang menyebar (Tindal, 1983).

Kacang tanah mempunyai susunan perakaran sebagai berikut: akar tunggang dan serabut. Akar tunggang mempunyai akar-akar cabang yang lurus. Akar cabang mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penghisap. Akar serabut tumbuh ke bawah sepanjang + 20 cm. Selain itu, tanaman ini memiliki akar-akar lateral (cabang) yang tumbuh ke samping sepanjang 5-25 cm. Pada akar lateral terdapat akar serabut, fungsinya untuk menghisap air dan unsur hara. Pada akar lateral terdapat bintil akar (nodule) yang mengandung bakteri rhizobium, kegunaannya pengikat zat nitrogen (Deptan, 2006).


(18)

Batangnya berbentuk bulat dan terdapat bulu. Batang utama pada tipe tegak tingginya 30 cm dengan sejumlah cabang lateral dan pada tipe menjalar tinggi batangnya mencapai 20 cm (Weiss, 1983).

Kacang tanah mempunyai daun majemuk bersirip genap. Setiap helai daun terdiri dari empat helai anak daun. Permukaan daun kacang tanah sedikit berbulu. Daun mulai gugur pada akhir masa pertumbuhan dan dimulai dari bawah (Asiamaya, 2000).

Bunga kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah yang berumur antara 4-5 minggu setelah tanam. Bunga berbentuk kupu-kupu (papilionaceus), berukuran kecil dan terdiri atas lima daun tajuk. Disebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling lebar yang dinamakan bendera (vexillum), sementara di kanan dan kiri terdapat dua tajuk daun yang disebut sayap (ala). Mahkota bunga berwarna kuning atau kuning kemerah-merahan. Bendera dari mahkota bunga bergaris-garis merah pada pangkalnya (Pitojo, 2005).

Polong pada kacang tanah terbentuk setelah terjadi pembuahan. Buah kacang tanah berada di dalam tanah setelah terjadi pembuahan bakal buah tumbuh memanjang dan nantinya akan menjadi polong. Pada saat ujung ginofor yang runcing mengarah ke atas, kemudian tumbuh mengarah ke bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah sedalam 1-5 cm. Pada waktu menembus tanah, pertumbuhan memanjang ginofor terhenti. Panjang ginofor ada yang mencapai 18 cm. Tempat berhentinya ginofor masuk ke dalam tanah tersebut menjadi tempat buah kacang tanah. Ginofor yang terbentuk di cabang bagian atas dan tidak masuk ke dalam tanah akan gagal membentuk polong (Deptan, 2006).

Biji matang memiliki dormansi singkat atau tidak dorman sama sekali dan penundaan panen dapat berakibat biji berkecambah di dalam polong. Biji yang ditanam tidak menunjukan perkecambahan epigeal atau hipogeal, tetapi kotiledon terdorong ke permukaan tanah oleh hipokotil dan tetap pada permukaan tanah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).


(19)

Syarat Tumbuh Iklim

Di Indonesia kacang tanah cocok di tanam didataran rendah yang ketinggian di bawah 500 meter di atas permukaan laut. Iklim yang dibutuhkan tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi antara 250-320C. Sedikit lembab (RH 65%-75%). Curah hujan 800-1300 mm per tahun dan tempat terbuka

Suhu optimum untuk pertumbuhan kacang tanah berkisar 250-300C di bawah suhu 250C perkembangan akan terhambat dan suhu diatas 35oC berpengaruh terhadap produksi bunga (Weiss, 1983).

Fotoperiode mempengaruhi jumlah relatif pertumbuhan vegetatif dan reproduktif, tetapi keseimbangan juga tergantung pada suhu. Menguji interaksi suhu / fotoperiode dalam suhu siang / suhu malam 26/220C dan 22/180C disamping 30/260C. Mereka menguji bahwa tanaman pada suhu 30/260C berbunga lebih awal, mereka juga lebih tinggi dan lebih berat dengan lebih banyak bunga dan ginofora daripada tanaman yang ditanam dikedua lingkungan suhu lainnya, tanpa memperhatikan fotoperiode jumlah polong sangat dipengaruhi oleh fotoperiode (Wynne dan Emery, 1973).

Tanah

Kacang tanah lebih menghendaki jenis tanah lempung berpasir. Kemasaman (pH) tanah optimal adalah 6,5-7,0. apabila pH tanah lebih besar dari 7,0 maka daun berwarna kuning akibat kekurangan suatu unsur hara (N, S, Fe, Mn) dan sering kali timbul bercak hitam pada polong. Kacang tanah mjemberikan hasil terbaik jika ditanam pada tanah yang remah dan berdrainase baik, terutama tanah berpasir. Tanah bertekstur ringan memudahkan penembusan dan perkembangan polong, yang biasanya terjadi di bawah permukaan tanah.


(20)

Ketersediaan kalsium tanah sangat diperlukan agar biji dapat tumbuh dengan baik (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Tanah dan lingkungan yang ideal untuk pertanaman kacang tanah adalah tanah yang cukup mengandung unsur hara makro dan mikro. Unsur hara mikro antara lain karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrigen (N), Fosfor (F), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S); sedangkan unsur hara mikro antara lain besi (Fe), mangan (Mn), molibdenum (Mo), seng (Zn), cuprum (Cu), boron (B) dan klor (Cl) (Pitojo, 2005).

Pupuk Posfat (P)

Fospor (P) diserap oleh tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4=. Secara umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan persentase bunga menjadi buah/biji. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu (Wordpress, 2008).

Unsur P mempunyai peranan dalam pengisian dan pengembangan hasil tanaman. Fosfor ditemukan relatif dalam jumlah lebih banyak dalam buah dan biji tanaman. Tetapi P anorganik relatif dalam jumlah kecil dan kebanyakan dalam bentuk fitat (phytate). Kekurangan unsur P umumnya menyebabkan volume jaringan tanaman menjadi lebih kecil dan warna daun menjadi gelap (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Fosfor dapat pula dikatakan menstimulir pertumbuhan dan perkembangan perakaran tanaman. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi dari P dalam metabolisme sel. Unsur hara yang akan diserap oleh akar ditentukan oleh semua faktor yang mempengaruhi ketersediaan


(21)

unsur hara sampai unsur hara tersebut berada di permukaan akar sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta hasil tanaman (Agustina, 1990).

Unsur hara fosfor (P) adalah salah satu hara makro yang mutlak diperlukan oleh tanaman. Fosfor diperlukan untuk pembelahan sel, pembentukan akar, memperkuat batang, berperan dalam metabolisme karbohidrat, transfer energi, serta pembentukan bunga, buah dan biji. Kekurangan hara P pada tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Eden, 1976 dalam Anjarsari, 2007).

Anion P begitu terlarut menjadi target fiksasi sehingga tidak mudah terbawa aliran massa atau berdifusi konsekuensinya anion ini sedikit mengalami pelindian yang berakibat rendahnya efektivitas pemupukan jika hanya ditebar dipermukaan tanah. Tingginya fiksasi pada tanah-tanah tua menyebabkan hanya 10%-20% sisa pupuk P yang diberikan ke dalam tanah yang dapat dimanfaatkan tanaman musim berikutnya. Unsur P menyusun 0,2 % dari bagian tanaman antara lain sebagai komponen beberapa enzim dan protein ATP berperan pital dalam menyediakan energi kimia terlibat dalam produksi cahaya, panas dan gerak, sebagai aktivator enzim berperan dalam fase primodia dan pembentukan bagian reproduktif tanaman untuk menentukan fase awal pematangan, berperan penting dalam pembentukan biji dan buah suplai P yang cukup akan merangsang perkembangan sistem perakaran (Hanafiah, 2005).

Pupuk fosfat sangat dianjurkan sebagai pupuk yaitu digunakan pada saat tanam atau sebelum tanam. Hal ini disebabkan karena pupuk ini merupakan pupuk yang dibutuhkan pada stadia permulaan tumbuh. Pemberiannya sangat lebih baik bila ditempatkan pada daerah rangkuman air. Keuntungan pemberian pupuk seawal mungkin dalam pertumbuhan tanaman akan mendorong pertumbuhan akar permulaan yang akan memberikan tanaman berdaya ambil/serap hara lebih baik (Hakim, dkk, 1986).


(22)

Paklobutrazol

Zat pengatur tumbuh tanaman (plant regulator) adalah senyawa organik yang bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Yang dimaksud dengan inhibitor adalah zat penghambat pertumbuhan pada tanaman, sering didapat pada proses perkecambahan, pertumbuhhan pucuk atau dalam dormansi. Sejak tahun 1949, inhibitor ini oleh para ahli fisiologi telah dikelompokkan kedalam zat pengatur tumbuh. Didalam tanaman, onhibitor menyebar disetiap organ tumbuh tanaman tergantung dari jenis inhibitor itu sendiri (Abidin, 1993).

Paklobutrazol merupakan salah satu jenis ZPT yang memiliki rumus empiric C15H20CIN3O. Menurut Wattimena (1988), paklobutrazol termasuk zat pengatur tumbuh dari golongan retardan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan metabolisme tanaman pada meristem sub apikal yang dapat menghalangi pemanjangan sel, sehingga perpanjangan buku terhambat. Mekanisme kerja paklobutrazol yaitu menghambat produksi giberelin dengan cara menghambat oksidasi kaurene menjadi asam kaurenat, yang selanjutnya dapat menyebabkan pengurangan kecepatan dalam pembelahan sel, pengurangan pertumbuhan vegetatif dan secara tidak langsung akan mengalihkan asimilat ke pertumbuhan reproduktif untuk pembentukan bunga dan perkembangan buah (Andini dan Nanda, 2010).

Paklobutrazol, secara struktur berhubungan dengan turunan triazol yang digunakan secara luas di bidang pertanian dan hortikultura sebagai zat penghambat pertumbuhan tanaman dan fungisida. Paklobutrazol adalah senyawa triazol yang diteliti secara intensif sebagai pengatur pertumbuhan tanaman yang sangat efektif dalam bidang agronomi dan tanaman hias (Frederick and Jessica, 2003).

Paklobutrazol adalah zat pengatur tumbuh berbahan aktif paklobutrazol, tersedia dalam bentuk suspesi berwarna kuning kecoklat-coklatan mengandung bahan aktif


(23)

paklobutrazol 250 g/l, juga tersedia dalam bentuk tepung dengan kandungan 500 g/kg. Paklobutrazol dalam bentuk suspensi dan tercampur dengan air, sehingga aktifitas kandugan dapat diserap tanaman melalui akar dan daun, aplikasikan dapat dengan mudah melalui penyiraman disekeliling batang tanaman maupun penyemprotan permukaan daun, dan dapat juga diberikan melalui infus pada batang (ICI, 1986).

Konsentrasi paklobutrazol yang diberikan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, klorofil daun, jumlah umbi per plot. Dari seluruh data terlihat bahwa pengaruh nyata dari konsentrasi paklobutrazol yang semakin tinggi umumnya berpengaruh negatif kecuali pada jumlah klorofil daun. Pengaruh nyata dari peningkatan konsentasi paklobutrazol mengakibatkan penurunan tinggi tanaman, ukuran daun semakin mengecil sehingga luas daun lebih kecil tetapi klorofil bertambah karena adanya pengurangan luas daun sehingga klorofil lebih rapat menyebabkan jumlah klorofil lebih banyak dan paklobutrazol dapat memacu fotosintesis klorofil (Ani, 2004).

Paklobutrazol berfungsi antara lain : mengontrol apikal dominan, memacu pembungaan, menekan pertumbuhan tanaman/vigor tanaman dan meningkatkan produksi. Pemberian paklobutrazol efektif diberikan melalui penyiraman ditanah. Zat tersebut ditranslokasikan melalu jaringan xylem dan mencapai tunas pucuk. Sistem vaskular sebelah titik tumbuh berfungsi sebagai penyimpan zat pengatur tumbuh dan penghambat biosintesa asam giberelat sehingga pemanjangan tunas terhenti. Hal ini akan meningkatkan : kandungan hormon sitokinin, kandungan klorofil dan kandungan karbohidrat dalam jaringan tanaman dan meningkatkan penyerapan mineral (Ringkas, 2007).

Penekanan pertumbuhan vegetatif ini teradi karena paklobutrazol menghambat produksi giberelin endogen, sehingga akan mengurangi laju perpanjangan tetapi pembentukan sel tetap, karena fungsi giberelin yang dihambat paklobutrazol pada waktu pertumbuhan


(24)

vegetatif hanya untuk perpanjangan sel, jadi perlakuan paklobutrazol ini mengurangi pemanjangan batang dan akibatnya tinggi tanaman berukurang.

Pergerakan paklobutrazol dalam tanaman adalah secara akropetal melalui xylem kedaun-daun dan pucuk-pucuk tidak mobil dalam floem. Adanya sela kecil paklobutrazol dalam floem dianggap berasal dari transport lateral dari xylem dan traslokasi paklobutrazol secara basipetal ke akar tidak terjadi (Devis, et al., 1988).

Untuk meningkatkan efisiensi pengaruh zat penghambat tumbuh pemberian/aplikasi melalui daun, paklobutrazol 250mg/l, perlu ditambah dengan spreader (campuran) Tween20,Triton cs-7 atau Triton B-1956 0,1%. Hal ini akan memberikan hasil yang efektif daripada hanya paklobutrazol tanpa spreader (Harjadi,2009).

Efektivitas pemberian zat penghambat tumbuh melalui akar dipengaruhi tekstur media tanam, media dengan porositas besar tidak akan menghambat zat tumbuh yang diberikan, biasanya media yang digunakan untuk meningkatkan efektivitasnya adalah cacahan kulit pinus yang telah dikomposkan dan akan memberikan dampak 50% zat penghambat tumbuh (Harjadi,2009).

Pada tanaman semusim, Ringkas (20007) menyatakan bahwa pada tanaman kentang, penyemprotan paklobutrazol melalui daun dengan konsentrasi 0.5 ml/l air mendapatkan hasil produksi yang optimum.


(25)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m di atas permukaan laut. Penelitian akan dilaksanakan dalam waktu 3 bulan yakni mulai bulan Februari sampai Mei 2011.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah varietas Landak sebagai objek pengamatan, pupuk TSP sebagai perlakuan yang dicobakan, paklobutrazol sebagai zat pengatur tumbuh, pupuk Urea dan KCl sebagi pupuk dasar bagi tanaman, Fungisida Sevin 85 S, Insektisida Dupont Lannate 25 WP dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk membersihkan lahan dari gulma dan sampah, gembor untuk menyiram tanaman, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, handsprayer sebagai alat aplikasi fungisida dan insektisida dan alat-alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Perlakuan pada masing-masing faktor adalah sebagai berikut:

Faktor I: Pemberian Pupuk Posfat (P), dengan 4 taraf: P0 = Tanpa Unsur Hara P

P1 = 15 gr/tanaman P2 = 30 gr/tanaman P3 = 45 gr/tanaman


(26)

Faktor II: Pemberian Paklobutrazol (Z), dengan 4 taraf yaitu : Z0 = 0 ml/l air

Z1 = 0,25 ml/l air Z2 = 0,50 ml/l air Z3 = 0,75 ml/l air

Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan yaitu:

P0Z0 P1Z0 P2Z0 P3Z0 P0Z1 P1Z1 P2Z1 P3Z1 P0Z2 P1Z2 P2Z2 P3Z2 P0Z3 P1Z3 P2Z3 P3Z3 Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah kombinasi : 16 Jumlah plot : 48 plot Jumlah tanaman per plot : 36 tanaman Jumlah sampel per plot : 10 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 1728 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 480 tanaman Jarak antar blok : 80 cm Jarak antar plot : 50 cm

Ukuran plot : 120 cm x 180 cm Jarak tanam : 20 cm x 30 cm


(27)

Model Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier sebagai berikut:

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk +

ɛ

ijk

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i yang diberi perlakuan pupuk posfat pada taraf ke-j dan paklobutrazol pada taraf ke-k

µ = Nilai tengah perlakuan

ρi = Pengaruh blok pada taraf ke-i αj = Pengaruh pemberian pupuk posfat pada taraf ke-j βk = Pengaruh paklobutrazol pada taraf ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi kedua perlakuan

ɛ

ijk = Pengaruh galat pada blok ke-I yang mendapat perlakuan pupuk posfat pada taraf ke-j dan paklobutrazol pada taraf ke-k

Jika analisis data nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda rataan yaitu uji Duncan dengan taraf 5 % (Gomez dan Gomez, 1995).


(28)

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Lahan

Sebelum lahan diolah, terlebih dahulu lahan dibersihkan dari gulma, sisa-sisa tanaman, dan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu dalam pelaksanaan penelitian.

Pembuatan plot penelitian

Setelah tanah diolah dibuat plot – plot penelitian dengan ukuran 1,2 m x 1,8 m dengan jarak antar ulangan 80 cm dan jarak antar plot dalam satu ulangan 50 cm. setelah itu dibuat saluran parit disekeliling areal penelitian. Lebar saluran 25 cm dengan kedalaman 15 cm.

Penanaman

Benih yang akan ditanam terlebih dahulu diseleksi. Kemudian direndam dengan air selama 10 menit. Lubang tanam dibuat dengan cara menugal sedalaman 3 cm sebanyak 2 benih/lubang tanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm.

Pemberian Pupuk Posfat

Pupuk posfat diberikan sekaligus pada saat tanam dengan cara menabur ke lubang yang telah disiapkan dengan jarak 5 cm dari lubang tanam. Setelah pupuk ditabur, lubang ditutup kembali dengan tanah. Pupuk P yang diberikan sebanyak (0 g, 15 g, 30 g, 45 g (P2O5/tananaman)) sesuai dengan perlakuan.

Pemberian Pupuk Dasar

Pupuk dasar diberikan sekaligus pada saat tanam dengan cara menabur ke satu lubang yang telah disiapkan dengan jarak 5 cm dari lubang tanam. Setelah pupuk ditabur, lubang ditutup kembali dengan tanah. Pupuk dasar yang diberikan yaitu pupuk urea dan pupuk kalium dengan dosis pupuk Urea 0,3 g/tanaman dan KCl 0,3 g/tanaman.


(29)

Paklobutrazol diaplikasikan pada saat tanaman mulai berbunga yaitu sekitar umur 2 - 3 MST yaitu 0 ml/l air, 0,25 ml/l air, 0,50 ml/l air, 0,75 ml/l air dengan cara disemprot pada seluruh bagian daun tanaman secara merata sesuai perlakuan masing-masing sampai tanaman basah. Dengan mengadakan kalibrasi terlebih dahulu.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada saat perkecambahan dan pembentukan polong dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Penyisipan

Penyisipan dilakukan apabila ada tanaman yang tidak tumbuh. Dan penyisipan ini dilakukan 1 minggu setelah tanam (MST). Bahan sisipan diambil dari bibit tanaman cadangan yang sama pertumbuhannya dengan tanaman utama.

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lahan, dan biasanya penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST. Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut seluruh gulma yang tumbuh di areal pertanaman dengan tangan dan membersihkan gulma-gulma di sekitar parit drainase dengan cangkul. Bersamaan dengan hal tersebut dilakukan pembumbunan yang dimaksudkan untuk memudahkan ginofora menembus tanah agar polong dapat terbentuk dengan sempurna.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Dalam pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida Sevin 85 S dengan konsentrasi 2 g/liter dan insektisida Dupont Lannate 25 WP dengan konsentrasi 2 g/liter air di sesuaikan dengan kondisi lahan.


(30)

Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut, dimana terlebih dahulu areal pertanaman disiram agar mempermud ah pemanenan tanaman. Umur panen kacang tanah yaitu + 100 hari dan pemanenan dilakukan tepat pada saat tanaman berumur 12 MST.

Pengamatan Parameter 1. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tanaman. Tinggi tanaman diukur setiap minggunya dimulai pada saat tanaman telah berumur 2 - 6 MST.

2. Jumlah Cabang (cabang)

Jumlah cabang yang diukur adalah jumlah cabang primer. Jumlah cabang dihitung setiap minggunya dimulai pada saat tanaman telah berumur 2 - 6 MST dan berakhir sampai masa vegetataif (awal berbunga) berakhir

3. Umur Berbunga (hari)

Umur berbunga ditentukan dengan menghitung jumlah hari yang dibutuhkan tanaman sampai 75 % tanaman berbunga.

4. Jumlah Ginofor Terbentuk Per Sampel (Ginofor)

Jumlah ginofor terbentuk per sampel dihitung pada saat akhir penelitian yaitu pada saat 12 MST.

5. Jumlah Polong Per Tanaman Sampel (polong)

Jumlah polong per sampel dihitung untuk semua polong pada seluruh sampel tanaman baik polong berisi maupun polong yang kosong. Pengamatan dilakukan pada saat akhir penelitian yaitu pada saat 12 MST


(31)

Jumlah polong per plot dihitung untuk semua polong pada seluruh tanaman sampel disetiap plot baik berisi maupun yang kosong dan dihitung pada saat panen.

7. Bobot Biji Per Sampel (g)

Ditimbang bobot semua biji pada tanaman sampel pada saat panen, yang sebelumnya dikeringkan selama 3 hari sampai mencapai kadar air 14 % dengan menggunakan moisture tester.

8. Bobot Kering 100 biji (g)

Penimbangan dilakukan dengan menimbang 100 biji kacang tanah yang telah dijemur dibawah sinar matahari selama 2 hari dari masing-masing perlakuan. Untuk memperoleh 100 biji kacang tanah dilakukan pengambilan biji secara acak


(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi tanaman (cm)

Hasil pengamatan tinggi tanaman 2-6 MST dapat dilihat pada lampiran 5,7,9,11,dan 13, sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran 6, 8, 10, 12, dan 14. Dari lampiran dapat dilihat bahwa tinggi tanaman untuk semua perlakuan mulai dari umur 2-6 MST menunjukkan peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman.

Pada lampiran 6, 8, 10, 12, dan 14, dapat dilihat bahwa sidik ragam tinggi tanaman 2-6 MST menunjukkan bahwa perlakuan pembarian paklobutrazol dan interaksinya dengan pupuk posfat berpengaruh tidak nyata. Sedangkan pemberian pupuk posfat berpengaruh nyata pada umur 4, 5, dan 6 MST.

Rataan tinggi tanaman 2-6 MST pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol dapat dilihat pada Tabel 1.


(33)

Tabel 1. Tabel rataan tinggi tanaman kacang tanah 2-6 MST pada berbagai dosis pupuk posfat dan paklobutrazol

Perlakuan Tinggi Tanaman

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

Pupuk posfat . . . cm . . . . . . .

P0 5,00 9,17 13,12a 19,51a 26,47a

P1 5,28 10,33 15,46b 24,19 c 31,31b

P2 5,40 9,90 15,17b 23,36 b 31,22bc

P3 4,97 9,95 14,57ab 23,73bc 32,00c

Paklobutrazol

Z0 4,98 9,54 14,56 23,23 30,39

Z1 5,24 9,72 14,19 22,56 30,08

Z2 5,26 10,13 14,91 22,73 30,70

Z3 5,16 9,98 14,66 22,26 29,83

Interaksi P x Z

P0Z0 4,13 7,95 12,14 17,27 23,37

P0Z1 5,44 9,05 12,91 19,08 25,24

P0Z2 5,32 9,43 13,29 20,12 27,58

P0Z3 5,09 10,26 14,12 21,57 29,70

P1Z0 4,42 9,96 14,49 24,22 30,92

P1Z1 5,04 10,00 14,65 23,70 31,69

P1Z2 5,73 10,83 16,84 23,86 32,30

P1Z3 5,93 10,53 15,85 24,97 30,34

P2Z0 5,67 9,94 16,68 25,85 33,13

P2Z1 5,28 10,06 14,79 22,34 30,18

P2Z2 5,34 10,09 14,74 24,58 32,49

P2Z3 5,30 9,52 14,48 20,69 29,05

P3Z0 5,71 10,29 14,91 25,59 34,14

P3Z1 5,22 9,77 14,39 25,13 33,19

P3Z2 4,63 10,16 14,78 22,38 30,44

P3Z3 4,33 9,58 14,20 21,83 30,22

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5%

Pada Tabel 1. Berdasarkan hasil Uji Beda Rataan di peroleh bahwa tinggi tanaman kacang tanah berpengaruh nyata pada umur 4, 5, dan 6 MST. Pada umur 4 MST perlakuan P0 berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P2, dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3. Dimana rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu 15,46 cm dan terendah pada perlakuan P0 yaitu 13,12 cm. Pada umur 5 MST perlakuan perlakuan P0 berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, dan P3, dan perlakuan P1 berbeda nyata dengan perlakuan P2, dan perlakuan P1 dan P2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3, dimana


(34)

Ŷ = -0,004P2 + 0,312P + 26,76

R = 0,913

Yoptimum = 32,844 cm pada P = 39 g

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00

0 15 30 45

T in ggi T a n a ma n ( c m)

Dosis Pupuk Posfat (gr)

rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu 24,19 cm dan terendah pada perlakuan P0 yaitu 19,51 cm. Pada umur 6 MST perlakuan P0 berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, dan P3, dan perlakuan P1 berbeda nyata dengan perlakuan P3, dan perlakuan P1 dan P3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2. Dimana rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yaitu 32,00 cm dan terendah pada perlakuan P0 yaitu 26,47 cm.

Hubungan tinggi tanaman kacang tanah dengan berbagai dosis pupuk posfat pada umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan tinggi tanaman dengan berbagai dosis pupuk posfat (g) pada umur 6 MST.

Dari Gambar 1. Dapat dilihat bahwa tinggi tanaman tertinggi kacang tanah pada umur 6 MST perlakuan pupuk posfat P3 (45 gr/tanaman) memberikan tinggi tanaman yang tertinggi yaitu 32,00 cm. dan yang terendah pada perlakuan P0 ( 0 gr/ tanaman ) yaitu 26,47, pada gambar 1 memperlihatkan ada hubungan kuadratik positif antara tinggi tanaman dengan perlakuan pemberian pupuk posfat dimana tinggi tanaman akan meningkat sampai pada pemberian dosis optimum pupuk posfat dan akan menurun jika melebihi dosis optimum pupuk posfat. Nilai optimum pemberian pupuk posfat adalah 39 g/tanaman dengan tinggi tanaman adalah 32,844 cm.


(35)

Hasil pengamatan jumlah cabang 2-6 MST dapat dilihat pada lampiran 15, 17, 19, 21, dan 23, sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 16, 18, 20, 22, dan 24. Dari tabel lampiran dapat dilihat bahwa jumlah cabang untuk semua perlakuan mulai dari umur 2-6 MST menunjukkan peningkatan pertumbuhan jumlah cabang.

Pada lampiran 16, 18, 20, 22, dan 24, dapat dilihat bahwa sidik ragam jumlah cabang 2-6 MST menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk posfat, paklobutrazol dan interaksinya dengan pupuk posfat berpengaruh tidak nyata.

Rataan jumlah cabang 2-6 MST pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol dapat dilihat pada Tabel 2.


(36)

Tabel 2. Tabel rataan jumlah cabang kacang tanah 2-6 MST pada berbagai dosis pupuk posfat dan paklobutrazol

Perlakuan Jumlah cabang

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

Pupuk posfat . . . ... . . . . .cabang. . . . . . .

P0 1,92 2,86 3,81 4,88 6,69

P1 2,00 2,98 3,93 5,01 6,81

P2 1,92 3,01 3,93 4,97 6,79

P3 1,92 3,03 3,93 4,99 6,79

Paklobutrazol

Z0 1,75 2,97 3,85 4,90 6,73

Z1 1,92 3,00 3,97 4,98 6,80

Z2 2,17 2,92 3,91 4,97 6,77

Z3 1,92 2,98 3,87 4,99 6,79

Interaksi P x Z

P0Z0 1,33 2,83 3,67 4,60 6,40

P0Z1 2,00 2,83 3,90 4,97 6,83

P0Z2 2,33 2,87 3,73 5,07 6,87

P0Z3 2,00 2,90 3,93 4,87 6,67

P1Z0 1,67 3,07 3,90 4,97 6,77

P1Z1 2,00 2,93 3,93 5,17 6,97

P1Z2 2,33 2,90 4,03 4,93 6,73

P1Z3 2,00 3,00 3,83 4,97 6,77

P2Z0 2,00 2,93 3,87 4,97 6,87

P2Z1 2,00 3,13 4,03 4,90 6,70

P2Z2 2,00 3,03 3,97 4,93 6,73

P2Z3 1,67 2,93 3,83 5,07 6,87

P3Z0 2,00 3,03 3,97 5,07 6,87

P3Z1 1,67 3,10 4,00 4,90 6,70

P3Z2 2,00 2,87 3,90 4,93 6,73

P3Z3 2,00 3,10 3,87 5,07 6,87

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5%

Pada Tabel 2. Dapat dilihat bahwa pada umur 6 MST perlakuan paklobutrazol Z1 memberikan jumlah cabang tertinggi yaitu 6,80 cabang. Sedangkan untuk interaksi perlakuan P3Z0 memberikan jumlah cabang tertinggi yaitu 6,87 cabang dan yang terendah terdapat pada


(37)

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00

2MST 3MST 4MST 5MST 6MST

Jum la h c a ba ng Umur Tanaman P0 p1 p2 p3 perlakuan P1Z1 yaitu 6,97 cabang, dan perlakuan pemberian pupuk posfat tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu sebesar 6,81 cabang.

Hubungan jumlah cabang kacang tanah 2- 6 MST pada berbagai dosis pupuk posfat dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan jumlah cabang dengan berbagai dosis pupuk posfat pada umur 2-6 MST.

Hubungan jumlah cabang kacang tanah 2- 6 MST pada berbagai dosis paklobutrazol dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan jumlah cabang dengan berbagai dosis paklobutrazol pada umur 2-6 MST.

Pada Gambar 2 dan 3, dapat dilihat bahwa pola pertambahan jumlah cabang meningkat sesuai dengan bertambahnya umur tanaman.

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00

2MST 3MST 4MST 5MST 6MST

Jum la h c a ba ng Umur Tanaman z0 z1 z2 z3


(38)

Umur Berbunga (hari)

Hasil pengamatan umur berbunga dapat dilihat pada lampiran 25, sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 26.

Pada lampiran 26, dapat dilihat bahwa sidik ragam umur berbunga menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk posfat, paklobutrazol dan interaksinya dengan pupuk posfat berpengaruh tidak nyata.

Rataan umur berbunga pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan Paklobutrazol dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Umur berbunga pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol

Paklobutrazol Pupuk Posfat Rataan

0(g)/tan 15(g)/tan 30(g)/tan 45(g)/tan

0ml/l air 29,67 33,00 31,00 29,33 30,75

0,25ml/l air 29,67 31,33 32,00 30,33 30,83

0,50ml/l air 31,67 32,00 30,33 31,00 31,25

0,75ml/l air 30,33 32,67 31,00 30,67 31,17

rataan 30,33 32,25 31,08 30,33 31,00

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5%

Dari Tabel 3. Dapat dilihat bahwa pada umur berbunga kacang tanah memperlihatkan bahwa pemberian pupuk posfat P0 dan P3 merupakan umur berbunga yang tercepat, dan yang terlama adalah dengan perlakuan P1. Pada perlakuan paklobutrazol perlakuan Z0 memiliki umur berbunga yang tercepat dan yang terlama adalah perlakuan Z2.


(39)

Jumlah ginofor terbentuk per sampel (ginofor)

Hasil pengamatan jumlah ginofor terbentuk per sampel (ginofor) dapat dilihat pada lampiran 27, sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 28.

Pada lampiran 28, dapat dilihat bahwa sidik ragam jumlah ginofor terbentuk per sampel (ginofor) menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk posfat, paklobutrazol dan interaksinya dengan pupuk posfat berpengaruh tidak nyata.

Rataan jumlah ginofor terbentuk per sampel (ginofor) pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah ginofor terbentuk per sampel pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol

Paklobutrazol Pupuk Posfat

rataan 0(g)/tan 15(g)/tan 30(g)/tan 45(g)/tan

0ml/l air 13,54 16,81 17,77 22,96 17,77

0,25ml/l air 15,00 18,21 15,66 19,28 17,04

0.50ml/l air 17,94 17,76 17,12 16,95 17,44

0,75ml/l air 19,52 18,84 15,67 18,66 18,17

rataan 16,50 17,90 16,56 19,46 17,61

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5%

Pada Tabel 4. Jumlah ginofor terbentuk per sampel (ginofor) kacang tanah memperlihatkan bahwa pemberian pupuk posfat pada perlakuan P0 memiliki jumlah ginofor yang terbentuk sebanyak 16,50 dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan P3 dengan jumlah ginofor 19,46. Pada perlakuan dengan pemberian paklobutrazol pada perlakuan Z1 memiliki jumlah ginofor yang terkecil 17,04 dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan P3 dengan jumlah ginofor 18,17.


(40)

Jumlah polong per sampel kacang tanah (polong)

Hasil pengamatan jumlah polong per sampel dapat dilihat pada lampiran 29, sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 30.

Pada lampiran 30, dapat dilihat bahwa sidik ragam jumlah polong per sampel kacang tanah menunjukkan bahwa perlakuan pembarian paklobutrazol dan interaksinya dengan pupuk posfat berpengaruh tidak nyata. Namun berpengaruh nyata pada perlakuan pupuk posfat.

Rataan jumlah polong per sampel kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah polong per sampel kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol

Paklobutrazol Pupuk Posfat

rataan 0(g)/tan 15(g)tan 30(g)/tan 45(g)/tan

0ml/l air 14,46 21,99 23,30 31,41 22,79

0,25ml/l air 18,92 23,51 19,81 29,61 22,96

0,50ml/ air 22,74 23,15 19,10 23,60 22,15

0,75ml/l air 24,71 24,88 21,00 26,86 24,36

rataan 20,21a 23,38b 20,80a 27,87c 23,07

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5%

Pada Tabel 5. Jumlah polong kacang tanah memperlihatkan bahwa pemberian pupuk posfat pada perlakuan P0 memiliki jumlah polong yang terkecil sebanyak 20,21 dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan P3 dengan jumlah polong 27,87. pada perlakuan dengan pemberian paklobutrazol pada perlakuan Z2 memiliki jumlah polong yang terkecil sebanyak 22,15 dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan Z3 dengan jumlah polong 24,36.

Pada perlakuan pupuk posfat, perlakuan P0 berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P3, dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2.


(41)

Ŷ = 0.000P3 - 0.047P2+ 0.745P + 20.20

R = 1, Ymaks = 27.87 g pada P= 45 gr;

Ymin= 20.21 g Pada P= 0 gr

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

0 15 30 45

Ju m la h p o lo n g P er ta n a m a n Sa m p el ( g )

Dosis Pupuk Posfat (gr)

Hubungan jumlah polong per sampel kacang tanah dengan berbagai dosis pupuk posfat dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan jumlah polong per sampel kacang tanah dengan berbagai dosis pupuk posfat.

Dari Gambar 4. Dapat dilihat bahwa hubungan jumlah polong per sampel kacang tanah dengan pupuk posfat bersifat kubik. Dimana terdapat dosis maksimun dan minimum. Dari gambar dapat dilihat bahwa jumlah polong per sampel kacang tanah maksimum pada pemberian dosis 45 g/tanaman dengan jumlah 27.87 polong, dan jumlah polong minimum yang terbentuk adalah 20,21 pada dosis 0 g/tanaman.

Jumlah polong per plot

Hasil pengamatan jumlah polong per plot kacang tanah dapat dilihat pada lampiran 31, sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 32.

Pada lampiran 32, dapat dilihat bahwa sidik ragam jumlah polong per plot menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk posfat, paklobutrazol dan interaksinya dengan pupuk posfat berpengaruh tidak nyata.


(42)

Rataan jumlah polong per plot kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah polong per plot kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol

Paklobutrazol Pupuk Posfat

rataan 0(g)/tan 15(g)/tan 30(g)/tan 40(g)/tan

0ml/l air 422,43 560,49 575,05 682,66 560,16

0,25ml/l air 499,50 505,10 530,00 677,86 553,11

0,50ml/l air 576,53 570,75 479,98 531,35 539,65

0,75ml/l air 606,95 600,88 557,26 555,04 580,03

rataan 526,35 559,30 535,57 611,73 558,24

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5%

Pada Tabel 6. Jumlah polong per plot kacang tanah memperlihatkan bahwa pemberian pupuk posfat pada perlakuan P0 memiliki jumlah polong yang terkecil sebanyak 526,35, dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan P3 dengan jumlah polong 611,73. Pada perlakuan dengan pemberian paklobutrazol pada perlakuan Z2 memiliki jumlah polong terkecil yang terbentuk sebanyak 539,65 dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan Z3 dengan jumlah polong yang terbentuk sebanyak 580,03.

Bobot biji per sampel

Hasil pengamatan bobot biji per sampel kacang tanah dapat dilihat pada lampiran 33, sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 34.

Pada lampiran 34, dapat dilihat bahwa sidik ragam. Bobot biji per sampel menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk posfat, paklobutrazol dan interaksinya dengan pupuk posfat berpengaruh tidak nyata.


(43)

Rataan bobot biji per sampel kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Bobot biji per sampel kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol

Paklobutrazol Pupuk Posfat

rataan 0(g)/tan 15(g)/tan 30(g)/tan 45(g)/tan

0ml/l air 14,26 19,34 19,81 17,49 17,73

0,25ml/l air 16,36 18,88 17,19 20,00 18,11

0,50ml/l air 20,42 19,14 19,43 20,62 19,90

0,75ml/l air 18,19 17,61 16,51 20,92 18,31

rataan 17,31 18,74 18,24 19,76 18,51

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5%

Pada Tabel 7. Bobot biji per sampel kacang tanah memperlihatkan bahwa pemberian pupuk posfat pada perlakuan P0 memiliki bobot biji per sampel yang terkecil sebesar 17,31 (g) dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan P3 dengan bobot biji per sampel 19,76 (g). Pada perlakuan dengan pemberian paklobutrazol pada perlakuan Z1 memiliki bobot biji per sampel yang terkecil sebesar 17,73 (g), dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan Z2 dengan bobot biji per sampel sebesar 19,90 (g)

Bobot 100 biji ( g )

Hasil pengamatan bobot 100 biji kacang tanah dapat dilihat pada lampiran 35, sedangkan sidik ragam dapat dilihat padal lampiran 36.

Pada lampiran 36, dapat dilihat bahwa sidik ragam bobot 100 biji menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk posfat, paklobutrazol dan interaksinya dengan pupuk posfat berpengaruh tidak nyata.


(44)

Rataan bobot 100 biji kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Bobot 100 biji kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol

Paklobutrazol Pupuk Posfat

Rataan 0(g)/tan 15(g)/tan 30(g)/tan 45(g)/tan

0ml/l air 40.68 50.64 48.75 52.65 48.18

0,25ml/l air 50.18 52.78 48.15 55.27 51.60

0,50ml/l air 52.72 50.45 47.28 51.34 50.45

0,75ml/l air 48.85 48.02 48.45 54.84 50.04

Rataan 48.11 50.47 48.16 53.52 50.07

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5%

Pada Tabel 8. Bobot 100 biji kacang tanah memperlihatkan bahwa pemberian pupuk posfat pada perlakuan P0 memiliki bobot yang terkecil sebanyak 48,11 (g), dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan P3 dengan bobot 100 biji sebesar 53,52 (g). Pada perlakuan dengan pemberian paklobutrazol pada perlakuan Z1 memiliki bobot 100 biji sebesar 48,18 (g), dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan Z2 dengan bobot 100 biji sebesar 51,60 (g).


(45)

Pembahasan

Pengaruh Pupuk Posfat Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah

Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan pupuk posfat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 4-6 MST, dan jumlah polong per sampel. Berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang, tinggi tanaman umur 2 dan 3 MST, jumlah polong per plot, umur berbunga, jumlah ginofor yang terbentuk, berat polong per sampel, dan berat 100 biji.

Perlakuan pupuk posfat meningkatkan tinggi tanaman, hal ini diduga karena peranannya dalam merangsang akar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agustina ( 1990) Fosfor dapat pula dikatakan menstimulir pertumbuhan dan perkembangan perakaran tanaman. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi dari P dalam metabolisme sel. Unsur hara yang akan diserap oleh akar ditentukan oleh semua faktor yang mempengaruhi ket ersediaan unsur hara sampai unsur hara tersebut berada di permukaan akar sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta hasil tanaman.

Menurut Eden ( 1976 dalam Anjarsari, 2007) menyatakan Unsur hara fosfor (P) adalah salah satu hara makro yang mutlak diperlukan oleh tanaman. Fosfor diperlukan untuk pembelahan sel, pembentukan akar, memperkuat batang, berperan dalam metabolisme karbohidrat, transfer energi, serta pembentukan bunga, buah dan biji. Kekurangan hara P pada tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman .

Umur berbunga merupakan parameter yang dapat digunakan unutuk menunjukkan adanya peralihan fase pertumbuhan tanaman dari fase vegetative ke fase generatif. Peralihan fase vegetatif ke generatif dipengaruhi oleh factor genetik tanaman dan lingkungan. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pembungaan antara lain panjang hari (fotoperiode), cahaya dan temperatur udara, sesuai dengan Goldsworthy dan Fisher (1992) yang menyatakan


(46)

bahwa kacang tanah merupakan suatu contoh tanaman diantara tanaman legum yang tidak hanya peka terhadap panjang hari, tetapi juga peka terhadap suhu. Suhu yang tinggi dapat merangsang pembungaan awal dan juga mempercepat penuaan daun. Penuaan sebelum waktunya disebabkan oleh kekeringan, penerimaan penyinaran rendah dan unsur hara tidak memenuhi kebutuhan tanaman.

Perlakuan pupuk posfat meningkat jumlah polong sampel hal ini juga berhubungan dengan peranan pupuk dalam mempercepat pembungaan, menurut Rosmarkam dan Yuwono ( 2002), menyatakan Unsur P mempunyai peranan dalam pengisian dan pengembangan hasil tanaman. Fosfor ditemukan relatif dalam jumlah lebih banyak dalam buah dan biji tanaman. Tetapi P anorganik relatif dalam jumlah kecil dan kebanyakan dalam bentuk asam fitat (phytate). Kekurangan unsur P umumnya menyebabkan volume jaringan tanaman menjadi lebih kecil dan warna daun menjadi gelap.

Menurut Gardner et al., (1991) jumlah polong per tanaman merupakan komponen hasil yang pokok bagi tanaman kacang tanah. Jumlah polong yang terbentuk ditentukan oleh jumlah ginofora yang mampu menembus tanah dan mampu membentuk polong. Jumlah polong isi yang terbentuk menunjukkan kemampuan varietas kacang tanah menyerap unsur hara yang tersedia dalam tanah. Hal ini dikarenakan polong merupakan salah satu tempat untuk menyimpan/menimbun cadangan makanan tanaman.


(47)

Pengaruh Paklobutrazol Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah

Dari hasil statistik menunjukkan bahwa pengaruh paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, jumlah ginofor, jumlah polong per sampel ju

mlah polong per plot, berat polong per sampel, berat 100 biji.

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa pengaruh paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi belum memberikan pengaruh yang nyata, hal ini disebabkan perlu diberikan nya zat tambahan kedalam paklobutrazol. Hal ini sesuai dengan literatur Harjadi(2009) yang menyatakan bahwa untuk menambah efektivitas dari paklobutrazol melalui daun perlu di tambahkan spreader(campuran) dengan Tween 20,Triton cs-7 dan Triton B-1969 0,1%.

Menurut Ani (2004) menyatakan Konsentrasi paklobutrazol yang diberikan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, klorofil daun, jumlah umbi per plot. Dari seluruh data terlihat bahwa pengaruh nyata dari konsentrasi paklobutrazol yang semakin tinggi umumnya berpengaruh negatif kecuali pada jumlah klorofil daun. Pengaruh nyata dari peningkatan konsentasi paklobutrazol mengakibatkan penurunan tinggi tanaman, ukuran daun semakin mengecil sehingga luas daun lebih kecil tetapi klorofil bertambah karena adanya pengurangan luas daun sehingga klorofil lebih meningkat.

Penekanan pertumbuhan vegetatif ini terjadi karena paklobutrazol menghambat produksi giberelin endogen, sehingga akan mengurangi laju perpanjangan tetapi pembentukan sel tetap, karena fungsi giberelin yang dihambat paklobutrazol pada waktu pertumbuhan vegetatif hanya untuk perpanjangan sel, jadi perlakuan paklobutrazol ini mengurangi pemanjangan batang dan akibatnya tinggi tanaman berukurang.


(48)

Interaksi Pupuk Posfat dan Paklobutrazol Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah

Dari hasil statistik menunjukkan bahwa pengaruh paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, jumlah ginofor, jumlah polong per sampel jumlah polong per plot, berat polong per sampel, berat 100 biji.


(49)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pemberian pupuk Posfat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah pada umur 6 MST dimana perlakuan pupuk posfat P3 (45 gr/tanaman) memberikan

tinggi tanaman yang tertinggi yaitu 32,00 cm dan yang terendah pada perlakuan P0 (0 gr/ tanaman ) yaitu 26,47.

2. Nilai optimum pemberian pupuk posfat adalah 39 g/tanaman dengan tinggi tanaman adalah 32,844 cm.

3. Pemberian Paklobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah.

4. Pemberian pupuk Posfat berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel dimana pupuk posfat P3 (45 gr/tanaman) memberikan jumlah polong terbanyak yaitu 27,87 polong dan yang terendah pada perlakuan P0 ( 0 gr/ tanaman ) yaitu 20,21 polong.

5. Interaksi pupuk posfat dan paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah berpengaruh tidak nyata.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pupuk posfat untuk tanah-tanah yang berstruktur kurang baik.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1989. Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Agustina, L., 1990. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.

Abidin, Z., 1993. Dasar-Dasar Pengertahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung.

Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan kering. Penebar Swadaya, Jakarta.

Asiamaya., 2000. available at: http://www,asiamaya.com/nutrients/kcng tsnsh.htm.[1 September , 2009].

Ani, N. 2004. Pengaruh konsentrasi Paklobutrazol dan Urea Pada Stek kentang terhadap produksi Berlet Varietas Granola. Bidang Ilmu pertanian Vol 2, Nomor 1.

Astanto, K. 2005. Produksi Tidak Optimal, Import Kacang Tanah Tinggi. http://www.Situs Hijau .co.id/

Andini. S dan Nanda.D. A., 2010. Peningkatan Produksi dan Kualitas Rimpang Jahe (Zingiber officinale Roxb.) melalui Aplikasi Ethepon dan Paclobutrazol. Institut Pertanian Bgor, Bogor.

Devis, T.D., G.L Seffens and Saala, 1988. Triazol Plant Growth Regulator In Horticultural Reviews vol. 10. Tumber Press Portland, Oregeon

Deptan,2006.BudidayaKacangTanahTanpaOlahTanah,availableat;http://www.deptan.go.id/te knologi/tp/tkcgtanah1.htm [21 agustus 2009]

Frederick and M. Jessica, 2003. Physiologycal Effects of Paclobutrazol During Plant Stress.

Domonican Unyversity of California

http://warintek.bantul.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&file=35. [24 agustus 2009] page 1

Hanafiah. K. A., 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta; Hal: 290,294,295.

Hakim, N. M.Y., Nyakpa, A.M., Lubis, S.G., Nugroho, M.A., Diha, G.B., Hag, H.H., Bailey, 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.


(51)

ICI, 1986. Paclobutrazol Plant Growth Regulator For Fruit. Techical Data Plant Protection Devision Surrey, England.

Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta; Hal: 23-24 Pitojo S, 2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius, Jakarta.

Rubatzky, V.E dan M. Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia, Prinsip, Produksi, dan Gizi. Edisi kedua. Penerjemah Catur Herison. ITB Press, Bandung. Hal: 262.

Rukmana, R. H. 1999. Budidaya Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Rosmarkam, A dan N. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Ringkas. S., 2007. Respon Pertumbuhan dan Produksi tanaman Kentang (Solanum Tuberesum . L0. Terhadap Pupuk Kalium dan Paklobutrazol. Program Studi Agronomi. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Salisbury, F. B. and Ross, C. W. 2002. Plant Physiology. Wadsword Publishing Company, Belmont. California.

Sadjadi, M dan Supriyati. 2008. Perbaikan Teknologi Kacang Tanah Di Indonesia. http://www.Anekaplanta.wordpress.com.id/

Sidabalok, A. 2008. Produksi Beras dan Jagung Meningkat di Sumut. http://www.Bahanpang.Sumutprov.go.id/

Tindal, H.D.1983. Vegetables in The Tropics. Macmillan Press, London. Weiss, E.A. 1983. Oil Seed Crops. Logman Inc. New Cork. USA.

Wynne, J.D., D.A. Emery. 1973. Photoperiodic Respons of Peanuts Crops Sci.,13:page 511 of 514.a


(52)

Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Gajah Nama Variates : gajah

Tahun : 1950

Tetua : Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21 Spanish 18-38 Potensi hasil : 1,8 t.ha-1

Nomor iduk : 61

Mulai berbunga : 30 hari Umur polong tua : 100 hari Bentuk tanaman : Tegak Warna batang : Hijau

Warna daun : Hijau

Warna bunga : Kuning Warna ginofora : Ungu

Warna kulit biji : Merah muda Berat 100 biji : 53 gram

Kadar lemak : 48%

Kadar protein : 29% Rendemen biji dari polong :

Ketahanan terhadap : - tahan terhadap pernyakit layu 60-70%

- peka terhadap penyakit karat dan becak daun Sifat-sifat lain : rendeman biji dari polong 60-70%


(53)

Lampiran 2. Bagan Lahan Percobaan

Blok I Blok III Blok II

U

S

P2Z2 P0Z1 P3Z2

P3Z1 P2Z1 P3Z1

P1Z3 P3Z2 P2Z3

P0Z1 P2Z3 P1Z1

P1Z1 P0Z2 P2Z2

P3Z1 P2Z1

P1Z2 P1Z1 P2Z1

P0Z1

P3Z2 P2Z2 P0Z2

P3Z3

P0Z2

P2Z3 P0Z3

P0Z3

P3Z3

P3Z0 P1Z2

P2Z0

P1Z2

P0Z3 P3Z3 a.80 cm

b.50 cm

Keterangan : a. Jarak antar blok b. Jarak antar plot

P2Z0 P0Z0 P3Z0

P0Z0 P1Z0 P1Z3

P1Z0 P1Z3 P1Z0


(54)

b.120cm

Lampiran 3. Bagan Plot Penelitian

a.180cm

Keterangan :

a.Panjang Plot Penelitian b.Lebar Plot Penelitian 10cm

15cm 30cm 15cm

X X X X X X

20cm

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X


(55)

Lampiran 4. Jadwal Kegiatan Penelitian

Pelaksanaan Percobaan Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan Lahan X

2. Penanaman X

3. Pemberian Pupuk Fosfat X

4. Pemupukan Dasar X

5. Pemberian Paklobutrazol X X 6. Pemeliharaan

Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi lapangan

Penjarangan X

Penyisipan X

Penyiangan dan Pembumbunan

X X Pengendalian Hama

dan Penyakit

Disesuaikan dengan kondisi lapangan Pemanenan

7 Pengamatan Parameter

Tinggi Tanaman (cm) X X X X X Jumlah Cabang

(cabang)

X X X X X

Umur Berbunga (hari) X X

Jumlah Ginofor

terbentuk per sampel (ginofor)

X Jumlah polong Per

Sampel (polong)

X Jumlah polong Per plot

(polong)

X Bobot Kering 100 biji

(g)

X Bobot biji per sampel

(g)


(56)

Lampiran 5. Tinggi tanaman kacang tanah (cm) umur 2 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P0Z0 3.05 4.45 4.90 12.40 4.13 P0Z1 5.43 6.83 4.05 16.31 5.44 P0Z2 5.85 6.55 3.56 15.96 5.32 P0Z3 4.60 5.17 5.50 15.27 5.09 P1Z0 5.00 3.35 4.90 13.25 4.42 P1Z1 4.18 5.60 5.34 15.12 5.04 P1Z2 4.86 5.92 6.42 17.20 5.73 P1Z3 5.77 5.90 6.11 17.78 5.93 P2Z0 5.40 5.75 5.86 17.01 5.67 P2Z1 5.41 5.73 4.71 15.85 5.28 P2Z2 4.35 5.89 5.79 16.03 5.34 P2Z3 4.55 5.70 5.64 15.89 5.30 P3Z0 5.54 5.95 5.65 17.14 5.71 P3Z1 5.22 5.84 4.59 15.65 5.22 P3Z2 4.85 4.26 4.79 13.90 4.63 P3Z3 4.61 4.01 4.36 12.98 4.33 Total 78.67 86.9 82.17 247.74

rataan 4.92 5.43 5.14 5.16

Lampiran 6. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kacang tanah umur 2 MST

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 2.13 1.07 1.85 tn 3.32

Perlakuan 15 12.76 0.85 1.47 tn 2.01

P 3 1.60 0.53 0.92 tn 2.92

Linier 1 0.00 0.00 0.00 tn 4.17

Kuadratik 1 1.51 1.51 2.62 tn 4.17

Kubik 1 0.09 0.09 0.15 tn 4.17

Z 3 0.57 0.19 0.33 tn 2.92

Linier 1 0.18 0.18 0.31 tn 4.17

Kuadratik 1 0.39 0.39 0.67 tn 4.17

Kubik 1 0.01 0.01 0.02 tn 4.17

PxZ 9 10.59 1.18 2.04 tn 2.21

galat 30 17.33 0.58

total 47 32.22

FK 1278.648


(57)

Lampiran 7. Tinggi tanaman kacang tanah (cm) umur 3 MST

Perlakuan Ulangan total rata-rata

I II III

P0Z0 7.41 7.99 8.44 23.84 7.95 P0Z1 9.80 10.77 6.59 27.16 9.05 P0Z2 10.22 10.95 7.11 28.28 9.43 P0Z3 10.28 9.84 10.67 30.79 10.26 P1Z0 10.50 9.82 9.57 29.89 9.96 P1Z1 9.13 10.87 10.01 30.01 10.00 P1Z2 10.20 10.59 11.69 32.48 10.83 P1Z3 10.17 10.65 10.78 31.60 10.53 P2Z0 10.07 9.22 10.53 29.82 9.94 P2Z1 9.91 10.40 9.87 30.18 10.06 P2Z2 8.85 10.56 10.86 30.27 10.09 P2Z3 9.93 8.84 9.80 28.57 9.52 P3Z0 10.67 9.78 10.43 30.88 10.29 P3Z1 10.81 9.33 9.18 29.32 9.77 P3Z2 10.74 9.35 10.38 30.47 10.16 P3Z3 9.20 9.60 9.95 28.75 9.58 Total 157.89 158.56 155.86 472.31

Rata-rata 9.868125 9.91 9.74125 9.839792

Lampiran 8.Daftar sidik ragam tinggi tanaman kacang tanah umur 3 MST

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 0.25 0.12 0.13 tn 3.32

Perlakuan 15 19.94 1.33 1.36 tn 2.01

P 3 8.45 2.82 2.87 tn 2.92

Linier 1 2.19 2.19 2.23 tn 4.17

Kuadratik 1 3.70 3.70 3.78 tn 4.17

Kubik 1 2.56 2.56 2.61 tn 4.17

Z 3 2.47 0.82 0.84 tn 2.92

Linier 1 1.78 1.78 1.82 tn 4.17

Kuadratik 1 0.34 0.34 0.35 tn 4.17

Kubik 1 0.35 0.35 0.36 tn 4.17

PxZ 9 9.02 1.00 1.02 tn 2.21

galat 30 29.39 0.98

total 47 49.57

FK 4647.432


(58)

Lampiran 9. Tinggi tanaman kacang tanah (cm) umur 4 MST

Perlakuan Ulangan total rata-rata

I II III

P0Z0 11.27 12.85 12.30 36.42 12.14 P0Z1 13.66 14.63 10.45 38.74 12.91 P0Z2 14.08 14.81 10.97 39.86 13.29 P0Z3 14.14 13.70 14.53 42.37 14.12 P1Z0 14.36 15.68 13.43 43.47 14.49 P1Z1 13.78 15.52 14.66 43.96 14.65 P1Z2 15.89 16.26 18.36 50.51 16.84 P1Z3 16.82 15.30 15.43 47.55 15.85 P2Z0 15.74 15.09 19.20 50.03 16.68 P2Z1 14.56 15.29 14.52 44.37 14.79 P2Z2 13.50 15.21 15.51 44.22 14.74 P2Z3 14.55 14.46 14.42 43.43 14.48 P3Z0 15.29 14.40 15.05 44.74 14.91 P3Z1 15.43 13.95 13.80 43.18 14.39 P3Z2 15.36 13.97 15.00 44.33 14.78 P3Z3 13.82 14.22 14.57 42.61 14.20 Total 232.25 235.34 232.2 699.79

Rata-rata 14.51563 14.70875 14.5125 14.57896

Lampiran 10. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kacang tanah umur 4 MST

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 0.40 0.20 0.14 tn 3.32

Perlakuan 15 66.40 4.43 3.02 * 2.01

P 3 39.16 13.05 8.89 * 2.92

Linier 1 9.99 9.99 6.81 * 4.17

Kuadratik 1 25.95 25.95 17.68 * 4.17

Kubik 1 3.22 3.22 2.19 tn 4.17

Z 3 3.25 1.08 0.74 tn 2.92

Linier 1 0.66 0.66 0.45 tn 4.17

Kuadratik 1 0.04 0.04 0.03 tn 4.17

Kubik 1 2.54 2.54 1.73 tn 4.17

PxZ 9 24.00 2.67 1.82 tn 2.21

galat 30 44.02 1.47

total 47 110.83

FK 10202.21


(59)

Lampiran 11. Tinggi tanaman kacang tanah (cm) umur 5 MST

Perlakuan Ulangan total

rata-rata

I II III

P0Z0 16.07 18.65 17.10 51.82 17.27 P0Z1 18.46 20.43 18.34 57.23 19.08 P0Z2 19.88 20.61 19.86 60.35 20.12 P0Z3 21.78 22.59 20.33 64.70 21.57 P1Z0 19.32 26.32 27.02 72.66 24.22 P1Z1 24.42 21.37 25.30 71.09 23.70 P1Z2 23.44 22.11 26.03 71.58 23.86 P1Z3 24.49 24.24 26.19 74.92 24.97 P2Z0 23.55 24.03 29.96 77.54 25.85 P2Z1 22.45 19.06 25.50 67.01 22.34 P2Z2 24.48 25.85 23.40 73.73 24.58 P2Z3 18.44 25.10 18.53 62.07 20.69 P3Z0 26.05 25.04 25.69 76.78 25.59 P3Z1 26.16 24.68 24.56 75.40 25.13 P3Z2 19.74 21.64 25.76 67.14 22.38 P3Z3 24.80 22.11 18.57 65.48 21.83 Total 353.53 363.83 372.14 1089.5

Rata-rata 22.10 22.74 23.26 22.70

Lampiran 12. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kacang tanah umur 5 MST

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 10.86 5.43 0.95 tn 3.32

Perlakuan 15 279.32 18.62 3.24 * 2.01

P 3 166.87 55.62 9.69 * 2.92

Linier 1 84.25 84.25 14.67 * 4.17

Kuadratik 1 55.69 55.69 9.70 * 4.17

Kubik 1 26.93 26.93 4.69 * 4.17

Z 3 5.94 1.98 0.34 tn 2.92

Linier 1 4.49 4.49 0.78 tn 4.17

Kuadratik 1 0.12 0.12 0.02 tn 4.17

Kubik 1 1.33 1.33 0.23 tn 4.17

PxZ 9 106.51 11.83 2.06 tn 2.21

galat 30 172.24 5.74

total 47 462.42

FK 24729.38


(60)

Lampiran 13. Tinggi tanaman kacang tanah (cm) umur 6 MST

Perlakuan Ulangan total

rata-rata

I II III

P0Z0 22.39 24.63 23.08 70.10 23.37 P0Z1 24.44 26.41 24.88 75.73 25.24 P0Z2 27.31 28.48 26.96 82.75 27.58 P0Z3 30.43 30.68 27.99 89.10 29.70 P1Z0 27.19 30.32 35.24 92.75 30.92 P1Z1 32.51 28.47 34.08 95.06 31.69 P1Z2 31.75 29.77 35.37 96.89 32.30 P1Z3 32.36 32.46 26.19 91.01 30.34 P2Z0 30.65 32.81 35.94 99.40 33.13 P2Z1 30.11 28.40 32.04 90.55 30.18 P2Z2 32.70 34.28 30.50 97.48 32.49 P2Z3 27.22 33.75 26.19 87.16 29.05 P3Z0 35.39 33.91 33.12 102.42 34.14 P3Z1 34.59 31.78 33.21 99.58 33.19 P3Z2 28.39 29.30 33.63 91.32 30.44 P3Z3 33.67 30.33 26.66 90.66 30.22 Total 481.1 485.78 485.08 1451.96

Rata-rata 30.07 30.36 30.32 30.25

Lampiran 14. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kacang tanah umur 6 MST

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 0.80 0.40 0.06 tn 3.32

Perlakuan 15 375.54 25.04 3.58 * 2.01

P 3 232.49 77.50 11.08 * 2.92

Linier 1 162.99 162.99 23.31 * 4.17

Kuadratik 1 49.29 49.29 7.05 * 4.17

Kubik 1 20.22 20.22 2.89 tn 4.17

Z 3 5.20 1.73 0.25 tn 2.92

Linier 1 0.67 0.67 0.10 tn 4.17

Kuadratik 1 0.95 0.95 0.14 tn 4.17

Kubik 1 3.58 3.58 0.51 tn 4.17

PxZ 9 137.85 15.32 2.19 tn 2.21

galat 30 209.75 6.99

total 47 586.09

FK 43920.58


(61)

Lampiran 15. Jumlah cabang kacang tanah umur 2 MST

Perlakuan Ulangan total

rata-rata

I II III

P0Z0 1.00 2.00 1.00 4.00 1.33 P0Z1 1.00 3.00 2.00 6.00 2.00 P0Z2 2.00 2.00 3.00 7.00 2.33 P0Z3 2.00 2.00 2.00 6.00 2.00 P1Z0 2.00 2.00 1.00 5.00 1.67 P1Z1 2.00 2.00 2.00 6.00 2.00 P1Z2 2.00 2.00 3.00 7.00 2.33 P1Z3 2.00 2.00 2.00 6.00 2.00 P2Z0 2.00 2.00 2.00 6.00 2.00 P2Z1 2.00 2.00 2.00 6.00 2.00 P2Z2 2.00 2.00 2.00 6.00 2.00 P2Z3 1.00 2.00 2.00 5.00 1.67 P3Z0 2.00 2.00 2.00 6.00 2.00 P3Z1 1.00 2.00 2.00 5.00 1.67 P3Z2 2.00 2.00 2.00 6.00 2.00 P3Z3 2.00 2.00 2.00 6.00 2.00

Total 28 33 32 93

Rata-rata 1.75 2.06 2.00 1.94

Lampiran 16. Daftar sidik ragam jumlah cabang kacang tanah umur 2 MST

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 0.88 0.44 2.56 tn 3.32

Perlakuan 15 2.81 0.19 1.10 tn 2.01

P 3 0.06 0.02 0.12 tn 2.92

Linier 1 0.00 0.00 0.02 tn 4.17

Kuadratik 1 0.02 0.02 0.12 tn 4.17

Kubik 1 0.04 0.04 0.22 tn 4.17

Z 3 1.06 0.35 2.07 tn 2.92

Linier 1 0.34 0.34 1.98 tn 4.17

Kuadratik 1 0.52 0.52 3.05 tn 4.17

Kubik 1 0.20 0.20 1.20 tn 4.17

PxZ 9 1.69 0.19 1.10 tn 2.21

galat 30 5.13 0.17

total 47 8.81

FK 180.1875


(62)

Lampiran 17. Jumlah cabang kacang tanah umur 3 MST

Perlakuan Ulangan total

rata-rata

I II III

P0Z0 2.90 2.80 2.80 8.50 2.83 P0Z1 2.90 2.80 2.80 8.50 2.83 P0Z2 2.80 2.80 3.00 8.60 2.87 P0Z3 2.80 2.90 3.00 8.70 2.90 P1Z0 3.10 3.10 3.00 9.20 3.07 P1Z1 2.90 3.10 2.80 8.80 2.93 P1Z2 3.10 2.80 2.80 8.70 2.90 P1Z3 2.60 3.40 3.00 9.00 3.00 P2Z0 2.80 2.90 3.10 8.80 2.93 P2Z1 3.40 3.00 3.00 9.40 3.13 P2Z2 2.80 2.90 3.40 9.10 3.03 P2Z3 2.90 2.80 3.10 8.80 2.93 P3Z0 2.80 3.30 3.00 9.10 3.03 P3Z1 2.80 3.40 3.10 9.30 3.10 P3Z2 2.80 2.90 2.90 8.60 2.87 P3Z3 3.40 2.90 3.00 9.30 3.10 Total 46.8 47.8 47.8 142.4

Rata-rata 2.93 2.99 2.99 2.97

Lampiran 18. Daftar sidik ragam jumlah cabang kacang tanah umur 3 MST

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 0.04 0.02 0.48 tn 3.32

Perlakuan 15 0.45 0.03 0.69 tn 2.01

P 3 0.20 0.07 1.55 tn 2.92

Linier 1 0.17 0.17 3.90 tn 4.17

Kuadratik 1 0.03 0.03 0.69 tn 4.17

Kubik 1 0.00 0.00 0.06 tn 4.17

Z 3 0.05 0.02 0.36 tn 2.92

Linier 1 0.00 0.00 0.02 tn 4.17

Kuadratik 1 0.00 0.00 0.08 tn 4.17

Kubik 1 0.04 0.04 0.98 tn 4.17

PxZ 9 0.20 0.02 0.52 tn 2.21

galat 30 1.31 0.04

total 47 1.81

FK 422.4533


(63)

Lampiran 19. Jumlah cabang kacang tanah umur 4 MST

Perlakuan Ulangan total

rata-rata

I II III

P0Z0 3.60 3.80 3.60 11.00 3.67 P0Z1 4.10 3.80 3.80 11.70 3.90 P0Z2 3.80 3.60 3.80 11.20 3.73 P0Z3 4.10 3.80 3.90 11.80 3.93 P1Z0 3.90 4.00 3.80 11.70 3.90 P1Z1 3.80 3.90 4.10 11.80 3.93 P1Z2 4.10 3.90 4.10 12.10 4.03 P1Z3 3.90 3.80 3.80 11.50 3.83 P2Z0 3.90 3.90 3.80 11.60 3.87 P2Z1 4.10 4.00 4.00 12.10 4.03 P2Z2 3.90 3.90 4.10 11.90 3.97 P2Z3 3.80 3.90 3.80 11.50 3.83 P3Z0 3.80 3.80 4.30 11.90 3.97 P3Z1 4.10 4.10 3.80 12.00 4.00 P3Z2 3.90 3.80 4.00 11.70 3.90 P3Z3 3.60 3.90 4.10 11.60 3.87 Total 62.4 61.9 62.8 187.1

Rata-rata 3.90 3.87 3.93 3.90

Lampiran 20. Daftar sidik ragam jumlah cabang kacang tanah umur 4 MST

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 0.03 0.01 0.58 tn 3.32

Perlakuan 15 0.45 0.03 1.37 tn 2.01

P 3 0.13 0.04 1.97 tn 2.92

Linier 1 0.08 0.08 3.87 tn 4.17

Kuadratik 1 0.04 0.04 1.61 tn 4.17

Kubik 1 0.01 0.01 0.43 tn 4.17

Z 3 0.10 0.03 1.49 tn 2.92

Linier 1 0.00 0.00 0.00 tn 4.17

Kuadratik 1 0.08 0.08 3.45 tn 4.17

Kubik 1 0.02 0.02 1.01 tn 4.17

PxZ 9 0.22 0.02 1.14 tn 2.21

galat 30 0.65 0.02

total 47 1.13

FK 729.3002


(64)

Lampiran 21. Jumlah cabang kacang tanah umur 5 MST

Perlakuan Ulangan total

rata-rata

I II III

P0Z0 4.60 4.60 4.60 13.80 4.60 P0Z1 5.10 4.90 4.90 14.90 4.97 P0Z2 5.10 5.10 5.00 15.20 5.07 P0Z3 4.80 4.80 5.00 14.60 4.87 P1Z0 5.10 4.80 5.00 14.90 4.97 P1Z1 4.90 5.30 5.30 15.50 5.17 P1Z2 5.10 4.90 4.80 14.80 4.93 P1Z3 4.80 5.10 5.00 14.90 4.97 P2Z0 4.90 4.90 5.10 14.90 4.97 P2Z1 4.80 5.00 4.90 14.70 4.90 P2Z2 4.90 4.90 5.00 14.80 4.93 P2Z3 4.90 4.90 5.40 15.20 5.07 P3Z0 5.10 5.30 4.80 15.20 5.07 P3Z1 5.10 4.80 4.80 14.70 4.90 P3Z2 4.90 4.90 5.00 14.80 4.93 P3Z3 4.90 4.90 5.40 15.20 5.07

Total 79 79.1 80 238.1

Rata-rata 4.94 4.94 5.00 4.96

Lampiran 22. Daftar sidik ragam jumlah cabang kacang tanah umur 5 MST

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 0.04 0.02 0.67 tn 3.32

Perlakuan 15 0.71 0.05 1.67 tn 2.01

P 3 0.13 0.04 1.50 tn 2.92

Linier 1 0.06 0.06 2.02 tn 4.17

Kuadratik 1 0.04 0.04 1.24 tn 4.17

Kubik 1 0.04 0.04 1.24 tn 4.17

Z 3 0.06 0.02 0.73 tn 2.92

Linier 1 0.04 0.04 1.42 tn 4.17

Kuadratik 1 0.01 0.01 0.36 tn 4.17

Kubik 1 0.01 0.01 0.43 tn 4.17

PxZ 9 0.52 0.06 2.04 tn 2.21

galat 30 0.85 0.03

total 47 1.59

FK 1181.075


(65)

Lampiran 23. Jumlah cabang kacang tanah umur 6 MST

Perlakuan Ulangan total

rata-rata

I II III

P0Z0 6.40 6.40 6.40 19.20 6.40 P0Z1 7.10 6.70 6.70 20.50 6.83 P0Z2 6.90 6.90 6.80 20.60 6.87 P0Z3 6.60 6.60 6.80 20.00 6.67 P1Z0 6.90 6.60 6.80 20.30 6.77 P1Z1 6.70 7.10 7.10 20.90 6.97 P1Z2 6.90 6.70 6.60 20.20 6.73 P1Z3 6.60 6.90 6.80 20.30 6.77 P2Z0 6.70 7.00 6.90 20.60 6.87 P2Z1 6.60 6.80 6.70 20.10 6.70 P2Z2 6.70 6.70 6.80 20.20 6.73 P2Z3 6.70 6.70 7.20 20.60 6.87 P3Z0 6.90 7.10 6.60 20.60 6.87 P3Z1 6.90 6.60 6.60 20.10 6.70 P3Z2 6.70 6.70 6.80 20.20 6.73 P3Z3 6.70 6.70 7.20 20.60 6.87 Total 108 108.2 108.8 325

Rata-rata 6.75 6.76 6.80 6.77

Lampiran 24. Daftar sidik ragam jumlah cabang kacang tanah umur 6 MST

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 0.02 0.01 0.34 tn 3.32

Perlakuan 15 0.75 0.05 1.56 tn 2.01

P 3 0.10 0.03 1.06 tn 2.92

Linier 1 0.05 0.05 1.50 tn 4.17

Kuadratik 1 0.04 0.04 1.27 tn 4.17

Kubik 1 0.01 0.01 0.42 tn 4.17

Z 3 0.04 0.01 0.42 tn 2.92

Linier 1 0.02 0.02 0.52 tn 4.17

Kuadratik 1 0.01 0.01 0.23 tn 4.17

Kubik 1 0.02 0.02 0.52 tn 4.17

PxZ 9 0.61 0.07 2.10 tn 2.21

galat 30 0.97 0.03

total 47 1.74

FK 2200.521 KK 2,65%


(66)

Lampiran 25. Umur berbunga kacang tanah (hari)

Perlakuan Ulangan total

rata-rata

I II III

P0Z0 27 33 29 89.00 29.67

P0Z1 27 31 31 89.00 29.67

P0Z2 30 31 34 95.00 31.67

P0Z3 28 31 32 91.00 30.33

P1Z0 31 34 34 99.00 33.00

P1Z1 32 33 29 94.00 31.33

P1Z2 31 34 31 96.00 32.00

P1Z3 31 33 34 98.00 32.67

P2Z0 33 27 33 93.00 31.00

P2Z1 33 29 34 96.00 32.00

P2Z2 34 29 28 91.00 30.33

P2Z3 33 29 31 93.00 31.00

P3Z0 28 28 32 88.00 29.33

P3Z1 28 32 31 91.00 30.33

P3Z2 30 32 31 93.00 31.00

P3Z3 28 31 33 92.00 30.67

Total 484 497 507 1488

Rata-rata 30.25 31.06 31.69 31.00

Lampiran 26. Daftar sidik ragam umur berbunga kacang tanah umur 6 MST

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 16.63 8.31 1.60 tn 3.32

Perlakuan 15 51.33 3.42 0.66 tn 2.01

P 3 29.50 9.83 1.89 tn 2.92

Linier 1 0.82 0.82 0.16 tn 4.17

Kuadratik 1 21.33 21.33 4.10 tn 4.17

Kubik 1 7.35 7.35 1.41 tn 4.17

Z 3 2.17 0.72 0.14 tn 2.92

Linier 1 1.67 1.67 0.32 tn 4.17

Kuadratik 1 0.08 0.08 0.02 tn 4.17

Kubik 1 0.42 0.42 0.08 tn 4.17

PxZ 9 19.67 2.19 0.42 tn 2.21

galat 30 156.04 5.20

total 47 224.00

FK 46128


(67)

Lampiran 27. Jumlah ginofor terbentuk per sampel (ginofor)

Perlakuan Ulangan total

rata-rata

I II III

P0Z0 12.21 15.82 12.61 40.63 13.54 P0Z1 13.31 16.09 15.60 44.99 15.00 P0Z2 18.14 20.85 14.81 53.81 17.94 P0Z3 20.25 15.83 22.48 58.56 19.52 P1Z0 11.85 19.35 19.24 50.43 16.81 P1Z1 18.01 19.89 16.73 54.63 18.21 P1Z2 22.51 12.94 17.81 53.27 17.76 P1Z3 16.68 16.67 23.16 56.51 18.84 P2Z0 15.53 21.27 16.52 53.32 17.77 P2Z1 14.56 17.07 15.36 46.99 15.66 P2Z2 17.02 17.23 17.11 51.35 17.12 P2Z3 12.85 17.45 16.72 47.01 15.67 P3Z0 23.40 20.89 24.60 68.89 22.96 P3Z1 17.68 18.42 21.75 57.85 19.28 P3Z2 12.32 20.70 17.82 50.84 16.95 P3Z3 21.01 16.73 18.25 55.98 18.66 Total 267.312 287.21 290.5338 845.0558

Rata-rata 16.71 17.95 18.16 17.61

Lampiran 28. Daftar sidik ragam jumlah ginofor terbentuk per sampel (ginofor)

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 19.71 9.86 1.20 tn 3.32

Perlakuan 15 211.35 14.09 1.72 tn 2.01

P 3 70.39 23.46 2.86 tn 2.92

Linier 1 34.15 34.15 4.16 tn 4.17

Kuadratik 1 6.78 6.78 0.83 tn 4.17

Kubik 1 29.46 29.46 3.59 tn 4.17

Z 3 8.38 2.79 0.34 tn 2.92

Linier 1 1.53 1.53 0.19 tn 4.17

Kuadratik 1 6.46 6.46 0.79 tn 4.17

Kubik 1 0.38 0.38 0.05 tn 4.17

PxZ 9 132.58 14.73 1.80 tn 2.21

galat 30 246.15 8.20

total 47 477.21

FK 14877.49


(1)

Lampiran 35. Bobot 100 biji kacang tanah (g)

Perlakuan Ulangan total

rata-rata

I II III

P0Z0 35.03 49.38 37.63 122.04 40.68

P0Z1 39.8 55.05 55.7 150.55 50.18

P0Z2 50.9 49.85 57.4 158.15 52.72

P0Z3 48.87 49.38 48.3 146.55 48.85

P1Z0 51.17 45.85 54.9 151.92 50.64

P1Z1 51.7 56.15 50.5 158.35 52.78

P1Z2 52.6 45.85 52.9 151.35 50.45

P1Z3 49.2 40.95 53.9 144.05 48.02

P2Z0 50.8 41.85 53.6 146.25 48.75

P2Z1 49.5 45.15 49.8 144.45 48.15

P2Z2 59.7 38.75 43.4 141.85 47.28

P2Z3 53.33 45.45 46.57 145.35 48.45

P3Z0 52.6 52.85 52.5 157.95 52.65

P3Z1 58.2 51.05 56.55 165.80 55.27

P3Z2 46.8 50.35 56.87 154.02 51.34

P3Z3 50 57.12 57.4 164.52 54.84

Total 800.2 775.03 827.92 2403.15

Rata-rata 50.01 48.44 51.75 50.07

Lampiran 36. Daftar sidik ragam bobot 100 biji kacang tanah

sk dB JK KT Fhit Ftabel

Ulangan 2 87.48 43.74 1.48 tn 3.32

Perlakuan 15 547.72 36.51 1.24 tn 2.01

P 3 235.19 78.40 2.66 tn 2.92

Linier 1 116.52 116.52 3.95 tn 4.17

Kuadratik 1 27.02 27.02 0.92 tn 4.17

Kubik 1 91.65 91.65 3.11 tn 4.17

Z 3 72.52 24.17 0.82 tn 2.92

Linier 1 11.77 11.77 0.40 tn 4.17

Kuadratik 1 43.87 43.87 1.49 tn 4.17

Kubik 1 16.88 16.88 0.57 tn 4.17

PxZ 9 240.00 26.67 0.90 tn 2.21

galat 30 884.98 29.50


(2)

Lampiran 37. Dokumentasi Penelitian

Gambar . Lahan Penelitian

Gambar . Tanaman Kacang Tanah di Lahan Percobaan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(3)

(4)

Gambar . Foto Jumlah Polong Per Plot

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(5)

(6)

Gambar . Foto Jumlah Polong Per Sampel

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara