8 dengan 2 tahun, sedangkan umur 3 tahun sudah pada tahap aplikasi kata untuk
berinteraksi. Artinya anak sudah mulai berani untuk berbicara secara bebas dengan orang lain melalui pemerolehan dan penguasaan kosakata yang dimilikinya.
3 Tahap Penguasaan Kata dalam Kalimat Arti penguasaan kata di sini sudah merujuk pada pemahaman dan aplikasi
yang nyata. Artinya seorang anak dikatakan benar-benar menguasai kosakata jika dapat memaknai, memilih, dan menggunakan kata secara tepat dalam
berkomunikasi. Selain itu, anak juga dapat menerapkan kata tersebut dalam kalimat- kalimat ataupun percakapan dengan orang lain secara komunikatif. Penguasaan kata
dalam kalimat pada tahap ketiga ini juga dapat dikatakan bahwa pembalajar sudah mulai menguasai kompetensi pragmatik. Kompetensi pragmatis ini akan terus
berkembang seiring dengan tingkat kedewasaan pembelajar bahasa.
D. STRATEGI MEMPEROLEH KOMPETENSI BERBAHASA
Penggunaan strategi belajar anak prasekolah dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu strategi kognitif dan strategi sosial. Yang termasuk dalam strategi
kognitif adalah pada peniruan tuturan dan perbaikan tuturan. Adapun yang tergolong dalam strategi sosial secara umum yang muncul, yaitu pertanyaan respon timbal-balik
dan permintaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak dalam menerapkan strategi belajar
adalah faktor lingkungan informal, praktik komunikasi keluarga dan masyarakat, dan komunikasi alami. Dalam setiap tuturan faktor-faktor tersebut akan mempunyai
keunikan dan kekhasan masing-masing dalam penguasaan kompetensi berbahasa. 1
Peniruan tuturan Peniruan tuturan dilakukan seorang anak disebabkan kesalahan, dan kesulitan
bertutur. Hal tersebut terjadi karena anak belum mampu bertutur dengan benar sehingga perlu diulang atau meniru tuturan dari oarang lain. Peniruan tuturan ini
biasanya dilakukan anak atas permintaan orang tua karena tidak tahu jawaban atas pertanyaan.
9 2
Perbaikan tuturan Perbaikan tuturan dilakukan seoran anak atas kesalahan dirinya sendiri dan atas
masukan dari mitra tutur. Artinya anak akan memperbaiki tuturannya atas dasar pemahaman dirinya sendiri dan masukan dari mitra tutur atas kesalahannya.
3 Pertanyaan respon timbal-balik
Pertanyaan respon timbal balik dilakukan karena anak ingin mendapatkan reaspon balik sebagaai upaya pendekatan pada mitra tutur. Pertanyaan-pertanyaan yang
muncul biasanya sangat sederhana hanya sekedar untuk menjalin kedekatan sosial dengan orang lain. Akan tetapi, pertanyaan respon timbal balik akan berbeda
tujuannya jika itu terjadi di lingkungan formal. Pertanyaan anak ditujukan kepada mitra tutur guru bertujuan untuk memperoleh jawaban yang benar terhadap
ketidaktahuan tentang sesuatu pada dirinya. 4
Permintaan klarifikasi Permintaan klarifikasi akan dilakukan anak pada mitra tutur agar bersedia
menjelaskan kembali terhadap sesuatu yang tidak berterimatidak diketahui dirinya. Anak akan menerima penjelasan mitra tutur jika klarifikasi itu baik dan tidak
menyalahkanmenghakimi diri anak tersebut. Sebaliknya anak akan meminta klarifikasi terus menerus jika jawaban mitra tutur masih menyalahkan dan merugikan
anak tersebut tanpa alasan yang jelas. Menurut Werdiningsih 2008: 68 penggunaan strategi belajar dalam proses
pemerolehan kompetensi pragmatik anak disebabkan oleh berbagai faktor penyebab, yaitu usia, tingkat penguasaan bahasa, kedwibahasaan, kepribadian, masukan dan
interaksi. Pengaruh perkembangan usia anak terhadap penggunaan strategi belajar dalam kompetensi pragmatik ditunjukkan dengan perbedaan strategi belajar setiap
jenjang usia. Semakin bertambah usia, maka penggunaan strategi belajar untuk kompetensi pragmatik akan semakin variatif sampai dengan dewasa. Oleh karena itu,
perkembangan bahasa seseorang dipengaruhi oleh perkembangan usia pembelajar bahasa tersebut.
10
E. PENDIDIKAN AUD