OBJEKTIVITAS BERITA DALAM INFOTAINMENT DI STASIUN TELEVISI SWASTA (Analisis Isi Program Tayangan Entertainment News Pada Stasiun Televisi NET Tv)

(1)

i

OBJEKTIVITAS BERITA DALAM INFOTAINMENT DI STASIUN TELEVISI SWASTA

(Analisis Isi Program Tayangan Entertainment News Pada Stasiun Televisi NET Tv)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh : IMELDA INDRIARTI

201210040311071

Dosen Pembimbing : 1. Nasrullah, M.Si

2. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : IMELDA INDRIARTI NIM : 201210040311071

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi

Konsentrasi : Jurnalistik

Judul Skripsi : OBJEKTIVITAS BERITA DALAM INFOTAINMENT

DI STASIUN TELEVISI SWASTA (Analisis Isi Program Tayangan Entertainment News Pada Stasiun Televisi NET Tv)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nasrullah, M.Si Drs. Abdullah Masmuh, M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Imelda Indriarti

NIM : 201210040311071

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Objektivitas Berita Dalam Infotainment Di Stasiun Televisi Swasta (Analisis Isi Program Tayangan Entertainment News Pada Stasiun Televisi Net Tv)

Telah Dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Prodi Ilmu Komunikasi

Fakuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan dinyatakan LULUS Hari, Tanggal : Sabtu, 30 Juli 2016 Waktu : 08.00-09.00 WIB Tempat : Ruang 607

Dosen Penguji :


(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Imelda Indriarti

Tempat, Tanggal Lahir : Pasuruan, 26 Maret 1994

NIM : 201210040311071

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

OBJEKTIVITAS BERITA DALAM INFOTAINMENT DI STASIUN TELEVISI SWASTA (Analisis Isi Program Tayangan Entertainment News Pada Stasiun Televisi

Net Tv).

Adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Dengan demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnnya dan apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Malang, 30 Juli 2016 Yang Menyatakan


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan)

tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.

(Al-Insyirah: 5-8)

“Allah blessed whatever will be your destiny” (Penulis)

Rasa syukur kepada Allah SWT. yang memberikan rahmat-Nya, nikmat-Nya dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

a. Ayah Hari Wibowo,SH dan Ibu Susi Hariyati (alm.) serta Ibu Isroul Mufidah, juga nenek Hj. Misijah, terima kasih atas semua yang telah diberikan dengan tulus ikhlas, membesarkan, menyayangi, membimbing, mendoakan, mendukung serta berkorban untuk masa depan penulis. Kalian selalu hadir dalam doa-doa penulis.

b. Adek Azzah Fikriyyah dan Ghufron Fajar Islami terima kasih atas kasih sayang, dukungan, karena kalian penulis terus bisa tetap semangat.

c. Saudara-saudaraku Shabrina Ajrina Anggraini, Dhea Maurita Wijaksono, dan sahabat-sahabatku Ana Fadrianah, Nita Wulan, Riefnida Irma Yanti, Galuh Ikhwanus Shofi Arief, Nisa Noorlela, semuanya terima kasih atas motivasi dan dukungannya. Tidak lupa juga semua teman-teman kos, Sita, Riska, Dina, Rulia, Amel dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.


(6)

vi

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI Nama : Imelda Indriarti

NIM : 201210040311071

Fakultas : FISIP

Jurusan : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Jurnalistik

Judul Skripsi : Objektivitas Berita Dalam Infotainment Di Stasiun Televisi Swasta (Analisis Isi Program Tayangan Entertainment News Pada Stasiun Televisi NET Tv)

Kronologi Bimbingan :

Tanggal Paraf Pembimbing Keterangan

Pembimbing I Pembimbing II

5 Februari 2016 Acc Judul

30 Maret 2016 Seminar Proposal

24 Juni 2016 Acc Bab I, II, III

23 Juli 2016 Acc Bab IV, V, IV,

Abstrak

23 Juli 2016 Acc keseluruhan

naskah

Malang, 25 Juli 2016 Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nasrullah, M.si Drs. Abdullah Masmuh, M.si

Ketua Jurusan


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmushshalihat segala puji bagi Allah tidak ada sembahan yang haq melainkan Dia, karena atas berkat rahmatNya sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan penelitian serta penulisannya dalam bentuk skripsi. Salam dan shalawat semoga selalu terucap kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom) pada Program Studi Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang, dengan judul Objektivitas Berita Dalam Infotainment Di Stasiun Televisi Swasta (Analisis Isi Program Tayangan Entertainment News Pada Stasiun Televisi Net Tv).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Hari Wibowo, SH. dan Ibu Susi Hariyati (alm) serta ibu Isroul Mufidah, S.Pd, dan juga nenekku tercinta Hj. Misijah dengan ketulusan hatinya telah membesarkan, mendidik, mendoakan, memberikan motivasi serta menyekolahkan penulis sampai pada tingkat S1 di Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu


(8)

viii

4. Bapak Sugeng Winarno, S.sos M.A selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi serta seluruh bapak dan ibu dosen pengajar jurusan Ilmu Komunikasi atas segala jerih payahnya membimbing dan memberikan bekal ilmu kepada penulis

5. Bapak Nasrullah, M.Si selaku pembimbing I dan Drs. Abdullah Masmuh, M.si

selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

6. Seluruh jajaran tenaga pengajar Prodi Ilmu Komunikasi yang telah mengajarkan banyak ilmu kepada peneliti selama delapan semester ini.

7. Seluruh part timer Kajur Ilmu Komunikasi, khususnya mbak Nisa Noorlela yang sudah membantu dan mendengarkan keluh kesah penulis selama mengerjakan penyusunan skripsi.

8. Teman-teman part timer Humas Universitas Muhammadiyah Malang terimakasih selama ini atas bantuannya.

9. Rekan-rekan teman Ilmu Komunikasi 2012 terimakasih atas kebersamaannya selama menempuh studi, teman-teman praktikum JR yang sudah menempuh studi bersama-sama.

10. Para koder penelitian yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi, Jalil dan Maharina terimakasih sudah meluangkan waktunya.


(9)

ix

11. Untuk orang terkasih yang sudah mencurahkan kasih sayang dan memberikan motivasinya, semangatnya untuk penulis, Ghufron Fajar Islami. Semoga bisa segera mendapatkan gelar S.T, dan kedepannya bisa selalu lebih baik.

12. Seluruh keluargaku dan semua pihak yang telah memberikan dorongan, doa serta bantuannya terutama buat adekku Azzah Fikriyyah, sepupu-sepupu cantikku Shabrina Ajrina dan Dhea Maurita.

13. Untuk teman-teman kos tercinta, adek-adek kos tersayang yang sudah mendengarkan segala curahan hati penulis, menemani dan tak hentinya mendoakan dan memotivasi agar cepat selesai dan mendapatkan gelar S.Ikom, Yuk Na, Mak Nita, Ambo, Situl, Riscul, Dina, Rulia, Amel. Terimakasih banyak, Love you guys.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna, hal ini semata-mata karena keterbatasan yang ada pada penulis, untuk itu kritik dan saran penulis harapkan demi tercapainya hasil yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua, baik bagi penulis maupun para pembaca umumnya. Semoga Allah senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu mengingatkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.

Malang, 26 Juli 2016 Yang Menyatakan, Penulis


(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

BERITA ACARA BIMBINGAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

BAB 1: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi Massa ... 10

B. Fungsi Komunikasi Massa ... 11

C. Media Massa ... 12

D. Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa ... 14

E. Perkembangan Televisi Swasta Di Indonesia ... 20

F. Jurnalistik televisi ... 21


(11)

xi

H. Jurnalisme Infotainment ... 27

I. Objektivitas Berita Televisi ... 31

BAB: III METODE PENELITIAN ... 35

A. Pendekatan Penelitian ... 35

B. Tipe dan Dasar Penelitian ... 35

C. Populasi dan Sampel ... 36

D. Ruang Lingkup Penelitian ... 36

E. Unit Analisis dan Satuan Ukur ... 37

F. Definisi Konseptual ... 37

G. Struktur Kategori ... 39

H. Teknik Pengumpulan Data ... 42

I. Teknik Pengolahan Data ... 42

J. Uji Reliabilitas ... 46

BAB IV: GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ... 48

A. Tentang NET (News and Entertainment Televison) ... 48

B. Logo NET ... 50

C. Tentang Entertainment News ... 50

D. Logo Entertainment News ... 50

E. Struktur organisasi Entertainment News ... 51

BAB V: PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 53

A. Penyajian dan Analisa Data ... 54

A.1 Analisis Kemunculan Objektivitas Berita ... 57

B. Uji Reliabilitas ... 82

B.1 Nilai Reliatbilitas Peneliti dengan koder 1 ... 83

B.2 Nilai Reliabilitas Peneliti dengan koder 2 ... 84

BAB: VI PENUTUP ... 88

A. Kesimpulan ... 88


(12)

xii

B.1 Akademis ... 88

B.2 Praktis ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(13)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Lembar Coding Analisis ... 42

3.2 Lembar Distribusi Frekuensi ... 44

5.1 Frekuensi Kemunculan Objektivitas Berita Pada Entertainment News Edisi 13 April 2016 ... 54

5.2 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 1 ... 56

5.3 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 2 ... 58

5.4 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 3 ... 60

5.5 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 4 ... 61

5.6 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 5 ... 63

5.7 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 6 ... 64

5.8 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 7 ... 66

5.9 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 8 ... 67

5.10 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 9 ... 69

5.11 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 10 ... 70

5.12 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 11 ... 71

5.13 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 12 ... 73

5.14 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 13 ... 74

5.15 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 14 ... 75

5.16 Frekuensi Kemunculan Kategori Objektivitas Berita ke 15 ... 76


(14)

xiv DAFTAR BAGAN

Bagan


(15)

xv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Koding Peneliti ... 88

Lampiran 2 Lembar Pernyataan Koder 1 ... 124

Lampiran 3 Lembar Pernyataan Koder 2 ... 125

Lampiran 4 Lembar Koding Koder 1 dan Koder 2 ... 126

Lampiran 5 Tabel Expected Agreement Unit Analisis Koder 1 ... 150


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Djuraid, 2009. N Husnun. Panduan Menulis Berita. Malang. UMM Press

Eriyanto. 2011. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press

Krippendorf, Klaus. 1993. Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

McQuail, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika Morissan. 2005. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Prenada Media Group

Muda, Iskandar Deddy. 2005. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya

Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Karya

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers _______. 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Severin, J Werner James dan W. Tankard Jr. 2009. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Sumadiria, Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita Dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Syahputra, Iswandi. 2006. Jurnalistik Infotainment: Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi. Yogyakarta: Pilar Media

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Predana Media Group


(17)

xvii Non Buku:

Covhy.2009 http://covhy.blogdetik.com/2009/01/03/%E2%80%9Cperkembangan-tv-di-indonesia%E2%80%9D/, Diakses pada tanggal 11 maret 2016

KPI. 2015.

http://kpi.go.id/download/Pengumuman/Hasil%20Survei%20Indeks%20Kuali tas%20Program%20Televisi%20Periode%20Maret-April%202015.pdf, Diakses pada 10 Februari 2016

NN. 2011. http://www.beritasatu.com/budaya/19641-orang-indonesia-4-5-jam-menonton-tv-tiap-hari.html, Diakses pada tanggal 07 Maret 2016 NN. 2011.

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2011200507mc2/pag e24.html, Diakses pada tanggal 07 Maret 2016

NN. 2015. http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-media-massa-definisi-fungsi.html, Diakses pada tanggal 07 Maret 2016

NN. 2015. http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-televisi-fungsi-sebagai.html, Diakses pada tanggal 07 Maret 2016

NN. 2016. http://www.jadwaltelevisi.com/, Diakses pada 19 Februari 2016 RG. 2013.

http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/24-dunia-penyiaran/31805-mengedukasi-tayangan-infotainment, Diakses pada 10 Februari 2016 Tea, Romel. 2014.

http://www.romelteamedia.com/2014/08/survei-nielsen-televisi-media-terpopuler-indonesia.html, Diakses pada tanggal 07 Maret 2016 Wiki.2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi, Diakses pada tanggal 07 Maret

2016

NN. http://www.netmedia.co.id/about, Diakses pada tanggal 1 Maret 2016

NN.http://www.netmedia.co.id/program/101/Entertainment-News, Diakses pada tanggal 1 Maret 2016

Wiki. 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/NET. Skripsi:

Arininda, Renita. 2009. Struktur Berita dalam Infotainment – Analisis Isi Tayangan Infotainment Cek&Ricek pada Stasiun Televisi RCTI. Malang: Skripsi – Ilmu Komunikasi – FISIP - UMM


(18)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnalistik merupakan pekerjaan mengumpulkan, menulis, menyunting, dan menyebarkan berita dan karangan untuk surat kabar, majalah dan media massa lainnya seperti radio dan televisi menurut Kridalaksana dalam Sumadiria (2005:2). Dalam perkembangannya jurnalistik dipengaruhi oleh teknologi yang semakin canggih. Semakin canggihnya teknologi mampu menjadi media baru bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama dalam bidang komunikasi meliputi informasi. Tidak diragukan lagi bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk berbagai kepentingan yang sifatnya sangat mendasar. Dalam pemenuhannya dibutuhkan media sebagai sarana mendapatkan informasi. Media tersebut mulai dari media berbentuk cetak maupun berbentuk elektronik. Salah satu media elektronik yang sedang digandrungi yaitu televisi. Televisi, merupakan perkembangan media berikutnya setelah radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audiovisual. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa televisi merupakan salah satu produk jurnalistik.

Pada umumnya isi program siaran di televisi meliputi acara sesuai dengan keinginan stasiun televisi masing-masing. Isi program tersebut meliputi News Reporting, Talk Show, Call-in Show, Documenter, Magazine/Tabloid, Rural Program, Advertising, Education (Insructional), Art & Culture, Music, Drama, TV Movies, Game Show, Comedy, dll (Muda, 2005: 9). Tetapi tidak semua televisi


(19)

2

mempunyai isi program tayangan yang sama, karena bergantung pada keinginan televisi tersebut. Program siaran televisi di Indonesia sendiri pada umumnya diproduksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan sehingga memunculkan nama televisi swasta. Di Indonesia televisi swasta meliputi channel RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia), SCTV (Surya Citra Televisi), ANTV (Andalas Televisi), Indosiar, MetroTv, TransTv, GlobalTv, Trans7, TvOne, MNCTV (Media Nusantara Citra Televisi), RTV (Rajawali Televisi), NET (News and Entertainment Televison), KompasTV.

Intisari Jurnalistik adalah loyalitas pada publik dan disiplin terhadap verifikasi. Pada akhirnya, disiplin verifikasi ihwal yang memisahkan jurnalistik dari hiburan, propaganda, fiksi, dan seni. Entertainment dan Infotainment berfokus kepada hal-hal yang menggembirakan hati. (Iswandi, 2006:15-16). Namun pada kenyataannya banyak orang mendefinisikan media berdasarkan isinya, apakah hiburan (entertainment) atau informasi. Penggabungan informasi dan hiburan ini bahkan sudah mempunyai nama yaitu Infotainment (Vivian, 2008:18).

Infotainment menawarkan berita-berita sensasional, lebih personal, dengan selebriti sebagai perhatian publik. Industri televisi menciptakan selera pasar sambil menyatakan inilah “selera pasar” dan memaksa stasiun televisi mengakui serta mengakumulasi program sejenis, disaat bersamaan menyeimbangkan program lain. Sinetron, reality show, kontes sangat membutuhkan infotainment, demikian juga sebaliknya (Iswandi, 2006: 68-69). Sehingga lingkup Infotainment merupakan tayangan televisi yang menampilkan peristiwa maupun kehidupan seputar selebriti.


(20)

3

Selebriti dan seputar kehidupannya telah menjadi bahan kajian jurnalistik setelah jarak antara berita (informasi) dan hiburan makin dieratkan.

Kemunculan Infotainment tersebut membuat publik semakin tertarik untuk menggali informasi mengenai kehidupan selebriti dan tak jarang membahas tentang masalah pribadi selebriti. Informasi yang disajikan cenderung berbau gosip. Terlebih lagi hanya mengandung sensasi dan mengejar rating tertinggi. Salah satu unsur berita memang dibutuhkan objek pemberitaan yang terbilang menarik. Sama halnya dengan infotainment, namun menarik sering disalahkaprahkan oleh infotainment sebagai ajang memperuncing permasalahan sehingga mampu menyedot perhatian publik.

Dalam disiplin ilmu jurnalisme, terjadi perdebatan panjang tanpa titik temu mengenai apakah infotainment merupakan produk jurnalistik, ataukah bukan. Namun di satu pihak dinyatakan bahwa infotainment adalah produk jurnalistik, mengingat pemberitaan seputar entertainment atau dunia keartisan masih berbasis pada metode dan teknik jurnalistik seperti reportase, pengusungan 5W+1H dan kaidah cover both sides. Namun dilain pihak terdapat hasil survei indeks kualitas program siaran tv periode Maret-April 2015 yang dibuat oleh KPI menjelaskan bahwa untuk program acara infotainment, survei menunjukkan indeks kualitas program acara Infotainment adalah 2,34. Jauh di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI.

Meski terhitung sukses dalam merebut perhatian audiens, program acara infotainment juga sukses menuai kontroversi terutama di bidang jurnalistik. Memang hingga kini istilah jurnalistik infotainment masih menyisahkan berbagai persoalan dilematis. Selain persatuan wartawan Indonesia (PWI), sejumlah organisasi jurnalis


(21)

4

menolak memasukkan kerja infotainment ke dalam ranah jurnalistik (Iswandi, 2006: 105). PWI telah mengakui bahwa pekerja infotainment adalah juga seorang wartawan, pada peringatan Hari Pers Nasional, 9 Februari 2005. Kalangan akademisi dan beberapa aktifis jurnalis sebenarnya berkeberatan jika infotainment dimasukkan dalam ranah kerja jurnalistik. Aliansi Jurnais Indonesia (AJI) adalah organisasi wartawan yang paling keras menolak infotainment diakui sebagai bagian dari jurnalistik. AJI dan PWI merupakan dua organisasi besar yang mempunyai pengaruh cukup kuat dibanding organisasi wartawan lainnya. Pada masa Orde Baru, PWI menjadi satu-satunya organisasi wartawan. Namun setelah Reformasi PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi wartawan, melainkan dijadikan sebagai payung besar bagi oraganisasi-organisasi kewartawanan lainnya. Dengan kata lain, organisasi-organisasi wartawan tersebut telah menjadi anggota PWI. Termasuk pula AJI. Namun meskipun AJI sudah masuk menjadi anggota PWI, ia tetap menjadi organisasi kewartawanan yang cukup kuat Ditengah tengah dua kekuatan organisasi besar itu kemudian muncul asosiasi jurnalis infotainment yang dimotori oleh Ilham Bintang selaku pemilik salah satu program acara infotainment di stasiun televisi swasta Indonesia. Asosiasi ini berniat memasukkan seluruh kerja infotainment ke dalam ranah jurnalistik. AJI dan kelompok lain yang kritis menolak niat tersebut dengan alasan bahwa informasi yang dibuat oleh infotainment tersebut bukan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Infotainment hanya memberikan informasi sampah. Dengan alasan tersebut infotainment nyaris tidak bisa diakui dalam ranah kerja jurnalistik oleh PWI. Namun yang menjadi masalah pada saat itu, PWI diketuai oleh Tarman Azam yang ingin mencalonkan diri kembali sebagai ketua PWI selanjutnya. Parni


(22)

5

Hadi (mantan pimpinan redaksi Republika) yang berasal dari kelompok idealis seperti AJI, menjadi saingan Tarman Azam sebagai calon ketua PWI. Karena membutuhkan eksistensi, Ilham Bintang mendukung Tarman dengan komitmen jika terpilih lagi sebagai ketua PWI, infotainment akan diakui ke dalam ranah kerja jurnalistik. Ia mambiayai kampanye Tarman Azam dan membeli suara pada kelompok-kelompok lain. Hal ini mempengaruhi bawahannya, sehingga pada saat kongres Tarman Azam terpilih sebagai ketua PWI. Maka niat Ilham Bintang untuk menjadikan Infotainmment sebagai bagian dari kerja jurnalistik pun menjadi real atau nyata (Arininda, 2009:5-6)

Kelompok-kelompok yang awalnya tidak mendukung keputusan PWI pun akhirnya terpecah menjadi dua. Yang pertama, masih tetap tidak mengakui infotainment adalah anggota PWI yang secara otomatis infotainment bukan bagian dari jurnalistik. Organisasi yang masih tetap menolak adalah AJI. Sementara kelompok-kelompok lain yang terdiri dari pengamat dan praktisi, mengambil jalan tengah. Mereka berpendapat, setelah terjadi luapana informasi dan ledakan media, akhirnya membuka peluang untuk munculnya spesies baru dalam jurnalistik yang disebut soft journalism. Soft jurnlism adalah berita-berita yang ringan yang tidak menimbulkan dampak yang luas terhadap masyarakat.

Program infotainment menampilkan hiburan yang dirancang untuk menarik penonton kelas atas seperti yang diinginkan pengiklan. Perbedaan antara kenyataan yang berat dan isi dari berita “pertunjukan” infotainment adalah kadang-kadang sangat mencolok (Severin, 2009:391). Televisi swasta membutuhkan banyak program


(23)

6

acara baru untuk tetap menguatkan eksistensi dalam industri media televisi yang semakin ketat, sehingga terpikirlah untuk mencari suatu program acara yang pembuatannya cepat, biaya murah namun banyak mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut tentunya didapat dari pemasangan iklan. Dan hal tersebut sangat pas dengan karakteristik infotainment. Dan alhasil semakin menjamurnya acara-acara infotainment yang mengiasi layar kaca televisi swasta disetiap harinya.

Dilema yang terjadi hingga sekarang ini juga tak menghentikan tayangan infotainment di stasiun televisi swasta. Pada kenyataannya semakin menjamurnya tayangan infotainment di kancah industri pertelevisian swasta Indonesia. Dari 13 stasiun televisi swasta di Indonesia terdapat 17 tayangan infotainment. Dari sekian banyak kemunculan tayangan infotainment sekali lagi disebabkan karena selera publik. Faktanya menunjukkan pemirsa televisi khususnya masyarakat Indonesia sangat menyukai tayangan infotainment.

Munculnya Infotainment merupakan eksternalisasi atas liberalisasi dalam industri media. Sedangkan berbagai penolakan terhadap adanya jurnalistik infotainment merupakan bagian dari proses objektivikasi (Iswandi, 2006:108). Infotainment menjual informasi yang mengikuti keinginan publik sehingga kerap kali meninggalkan kaidah jurnalisme. Maka dari itu untuk menjadikan infotainment sebagai tayangan yang segar dan tetap dalam kaidah jurnalisme harus ditempatkan pada kerangka proses objektivikasi. Objektivikasi yang bersifat internal terlebih dahulu sehingga dapat memberikan tayangan yang disukai namun tidak mananggalkan unsur objektivitas.


(24)

7

Untuk mempermudah penelitian terhadap program acara infotainment yang sudah sangat banyak di Televisi swasta Indonesia, peneliti memilih salah satu program acara infotainment sebagai objek penelitian, yaitu Entertainment News. Tayangan Infotainment Entertainment News pada stasiun televisi swasta NET Tv merupakan salah satu tayangan infotainment di televisi swasta yang mempunyai slogan andalan yaitu “No Gossip” untuk meyakinkan publik bahwa berita yang disajikan hanya berdasarkan fakta. Program ini hadir setiap harinya pada pukul 11.00 dan 15.30. Yang membedakan program tayangan infotainment ini dengan Infotainment pada umumnya yakni terlihat dari nama programnya sendiri yang menekankan bahwa basis penyajian informasinya merupakan news atau berita dari dunia entertainment. Program ini juga mempunyai slogan “no gossip” sebagai penguat bahwa selalu mengulas berita berdasarkan fakta, dengan kata lain keobjektivitasan berita sangat diperhatikan.

Berdasarkan uraian diatas, dipandang perlu untuk melakukan penelitian karena infotainment sudah sangat diragukan lagi atas keobjektivitasannya. Keobjektivitasan pemberitaan infotainment sering ditanggalkan dan lebih memunculkan pemberitaan berbau gosip serta sensasi. Kriteria objektivitas menurut Westerstahl dalam McQuail (2011: 223) yaitu terdiri dari komponen pertama faktualitas yang merujuk pada kebenaran dan relevansi serta komponen kedua ketidakberpihakan meliputi keseimbangan dan netralitas. Dengan demikian alasan pemilihan Infotainment pada NET Tv karena program ini mempunyai slogan “No Gossip” dan mengakui bahwa berita yang mereka sajikan hanya fakta. Sehingga


(25)

8

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap program Infotainment tersebut apakah sudah menerapkan objektivitas pada semua pemberitaannya ditengah permasalahan pemberitaan infotainment yang sudah sangat diragukan keobjektivitasannya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

Seberapa tinggi tingkat objektivitas berita dalam program tayangan Entertainment News NET Tv?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat objektivitas berita dalam program infotainment “Entertainment News”. Komponen objektivitas meliputi kebenaran, relevansi, keseimbangan, dan netralitas.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


(26)

9

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi terhadap studi ilmu komunikasi khususnya mengenai media massa yang terfokus pada penelitian analisis isi pemberitaan dalam tayangan infotainment.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan bermanfaat bagi masyarakat untuk lebih kritis dan cermat dalam menyaring informasi dalam sebuah media audio visual televisi.

Para pekerja televisi dan semua orang yang terlibat dalam produksi sebuah program acara agar menyadari bahwa hasil karya mereka dapat memberikan pengaruh dan menggerakkan massa karena itu diharapkan hasil penelitian ini dijadikan wacana supaya lebih bijak dalam mengemas sebuah berita maupun program yang dilakukan.


(1)

menolak memasukkan kerja infotainment ke dalam ranah jurnalistik (Iswandi, 2006: 105). PWI telah mengakui bahwa pekerja infotainment adalah juga seorang wartawan, pada peringatan Hari Pers Nasional, 9 Februari 2005. Kalangan akademisi dan beberapa aktifis jurnalis sebenarnya berkeberatan jika infotainment dimasukkan dalam ranah kerja jurnalistik. Aliansi Jurnais Indonesia (AJI) adalah organisasi wartawan yang paling keras menolak infotainment diakui sebagai bagian dari jurnalistik. AJI dan PWI merupakan dua organisasi besar yang mempunyai pengaruh cukup kuat dibanding organisasi wartawan lainnya. Pada masa Orde Baru, PWI menjadi satu-satunya organisasi wartawan. Namun setelah Reformasi PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi wartawan, melainkan dijadikan sebagai payung besar bagi oraganisasi-organisasi kewartawanan lainnya. Dengan kata lain, organisasi-organisasi wartawan tersebut telah menjadi anggota PWI. Termasuk pula AJI. Namun meskipun AJI sudah masuk menjadi anggota PWI, ia tetap menjadi organisasi kewartawanan yang cukup kuat Ditengah tengah dua kekuatan organisasi besar itu kemudian muncul asosiasi jurnalis infotainment yang dimotori oleh Ilham Bintang selaku pemilik salah satu program acara infotainment di stasiun televisi swasta Indonesia. Asosiasi ini berniat memasukkan seluruh kerja infotainment ke dalam ranah jurnalistik. AJI dan kelompok lain yang kritis menolak niat tersebut dengan alasan bahwa informasi yang dibuat oleh infotainment tersebut bukan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Infotainment hanya memberikan informasi sampah. Dengan alasan tersebut infotainment nyaris tidak bisa diakui dalam ranah kerja jurnalistik oleh PWI. Namun yang menjadi masalah pada saat itu, PWI diketuai oleh Tarman Azam yang ingin mencalonkan diri kembali sebagai ketua PWI selanjutnya. Parni


(2)

Hadi (mantan pimpinan redaksi Republika) yang berasal dari kelompok idealis seperti AJI, menjadi saingan Tarman Azam sebagai calon ketua PWI. Karena membutuhkan eksistensi, Ilham Bintang mendukung Tarman dengan komitmen jika terpilih lagi sebagai ketua PWI, infotainment akan diakui ke dalam ranah kerja jurnalistik. Ia mambiayai kampanye Tarman Azam dan membeli suara pada kelompok-kelompok lain. Hal ini mempengaruhi bawahannya, sehingga pada saat kongres Tarman Azam terpilih sebagai ketua PWI. Maka niat Ilham Bintang untuk menjadikan Infotainmment sebagai bagian dari kerja jurnalistik pun menjadi real atau nyata (Arininda, 2009:5-6)

Kelompok-kelompok yang awalnya tidak mendukung keputusan PWI pun akhirnya terpecah menjadi dua. Yang pertama, masih tetap tidak mengakui infotainment adalah anggota PWI yang secara otomatis infotainment bukan bagian dari jurnalistik. Organisasi yang masih tetap menolak adalah AJI. Sementara kelompok-kelompok lain yang terdiri dari pengamat dan praktisi, mengambil jalan tengah. Mereka berpendapat, setelah terjadi luapana informasi dan ledakan media, akhirnya membuka peluang untuk munculnya spesies baru dalam jurnalistik yang disebut soft journalism. Soft jurnlism adalah berita-berita yang ringan yang tidak menimbulkan dampak yang luas terhadap masyarakat.

Program infotainment menampilkan hiburan yang dirancang untuk menarik penonton kelas atas seperti yang diinginkan pengiklan. Perbedaan antara kenyataan yang berat dan isi dari berita “pertunjukan” infotainment adalah kadang-kadang sangat mencolok (Severin, 2009:391). Televisi swasta membutuhkan banyak program


(3)

acara baru untuk tetap menguatkan eksistensi dalam industri media televisi yang semakin ketat, sehingga terpikirlah untuk mencari suatu program acara yang pembuatannya cepat, biaya murah namun banyak mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut tentunya didapat dari pemasangan iklan. Dan hal tersebut sangat pas dengan karakteristik infotainment. Dan alhasil semakin menjamurnya acara-acara infotainment yang mengiasi layar kaca televisi swasta disetiap harinya.

Dilema yang terjadi hingga sekarang ini juga tak menghentikan tayangan infotainment di stasiun televisi swasta. Pada kenyataannya semakin menjamurnya tayangan infotainment di kancah industri pertelevisian swasta Indonesia. Dari 13 stasiun televisi swasta di Indonesia terdapat 17 tayangan infotainment. Dari sekian banyak kemunculan tayangan infotainment sekali lagi disebabkan karena selera publik. Faktanya menunjukkan pemirsa televisi khususnya masyarakat Indonesia sangat menyukai tayangan infotainment.

Munculnya Infotainment merupakan eksternalisasi atas liberalisasi dalam industri media. Sedangkan berbagai penolakan terhadap adanya jurnalistik infotainment merupakan bagian dari proses objektivikasi (Iswandi, 2006:108). Infotainment menjual informasi yang mengikuti keinginan publik sehingga kerap kali meninggalkan kaidah jurnalisme. Maka dari itu untuk menjadikan infotainment sebagai tayangan yang segar dan tetap dalam kaidah jurnalisme harus ditempatkan pada kerangka proses objektivikasi. Objektivikasi yang bersifat internal terlebih dahulu sehingga dapat memberikan tayangan yang disukai namun tidak mananggalkan unsur objektivitas.


(4)

Untuk mempermudah penelitian terhadap program acara infotainment yang sudah sangat banyak di Televisi swasta Indonesia, peneliti memilih salah satu program acara infotainment sebagai objek penelitian, yaitu Entertainment News. Tayangan Infotainment Entertainment News pada stasiun televisi swasta NET Tv merupakan salah satu tayangan infotainment di televisi swasta yang mempunyai slogan andalan yaitu “No Gossip” untuk meyakinkan publik bahwa berita yang disajikan hanya berdasarkan fakta. Program ini hadir setiap harinya pada pukul 11.00 dan 15.30. Yang membedakan program tayangan infotainment ini dengan Infotainment pada umumnya yakni terlihat dari nama programnya sendiri yang menekankan bahwa basis penyajian informasinya merupakan news atau berita dari dunia entertainment. Program ini juga mempunyai slogan “no gossip” sebagai penguat bahwa selalu mengulas berita berdasarkan fakta, dengan kata lain keobjektivitasan berita sangat diperhatikan.

Berdasarkan uraian diatas, dipandang perlu untuk melakukan penelitian karena infotainment sudah sangat diragukan lagi atas keobjektivitasannya. Keobjektivitasan pemberitaan infotainment sering ditanggalkan dan lebih memunculkan pemberitaan berbau gosip serta sensasi. Kriteria objektivitas menurut Westerstahl dalam McQuail (2011: 223) yaitu terdiri dari komponen pertama faktualitas yang merujuk pada kebenaran dan relevansi serta komponen kedua ketidakberpihakan meliputi keseimbangan dan netralitas. Dengan demikian alasan pemilihan Infotainment pada NET Tv karena program ini mempunyai slogan “No Gossip” dan mengakui bahwa berita yang mereka sajikan hanya fakta. Sehingga


(5)

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap program Infotainment tersebut apakah sudah menerapkan objektivitas pada semua pemberitaannya ditengah permasalahan pemberitaan infotainment yang sudah sangat diragukan keobjektivitasannya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

Seberapa tinggi tingkat objektivitas berita dalam program tayangan Entertainment News NET Tv?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat objektivitas berita dalam program infotainment “Entertainment News”. Komponen objektivitas meliputi kebenaran, relevansi, keseimbangan, dan netralitas.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


(6)

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi terhadap studi ilmu komunikasi khususnya mengenai media massa yang terfokus pada penelitian analisis isi pemberitaan dalam tayangan infotainment.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan bermanfaat bagi masyarakat untuk lebih kritis dan cermat dalam menyaring informasi dalam sebuah media audio visual televisi.

Para pekerja televisi dan semua orang yang terlibat dalam produksi sebuah program acara agar menyadari bahwa hasil karya mereka dapat memberikan pengaruh dan menggerakkan massa karena itu diharapkan hasil penelitian ini dijadikan wacana supaya lebih bijak dalam mengemas sebuah berita maupun program yang dilakukan.