KINERJA PANITIA PENGAWAS PEMILU KABUPATEN MALANG DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2009

KINERJA PANITIA PENGAWAS PEMILU KABUPATEN MALANG DALAM
PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2009
Oleh: Bagus Riski Kritianto ( 04230022 )
Goverment Science
Dibuat: 2010-03-31 , dengan 3 file(s).

Keywords: Kinerja Panitia Pengawas Pemilu
ABSTRAKSI
Kinerja Panwaslu Kabupaten yaitu menjamin terselenggaranya Pemilu Anggota DPR, DPD, dan
DPRD secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan berkualitas. Kesuksesan dan
kredibilitas pemilu bukan hanya tanggung jawab Komisi Pemilihan Umum (KPU), melainkan
juga Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), termasuk Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu)
Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan yang ada dilapangan serta masyarakat. Pada pemilu
legislatif tanggal 9 April lalu, anggota panwaslu ditempatkan di lapangan sebagai pengawas
tingkat bawah dengan tujuan mempermudah pengawasan dan mendeteksi pelanggaran Pemilu di
desa/kelurahan. Dalam penemuan beberapa kasus pelanggaran pemilu ditindaklanjuti temuan,
sengketa, dan perselisihan yang tidak dapat diselesaikan, untuk dilaporkan kepada instansi
penegak hukum. Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) di rekruit dari warga yang berdomisili
didaerah tersebut oleh Panitia pengawas pemilu kecamatan (panwascam) karena mereka sangat
berdekatan dengan caleg yang ikut pertarungan dikursi dewan, namun masih kurang
efektifitasnya panwaslu terlihat dari kinerjanya dilapangan, masih banyak kejadian-kejadian para

calon legislatif yang tidak bisa terdeteksi oleh Panitia Pengawas Lapangan disebabkan karena
keterbatasan anggota, suatu misal daerah yang lebih luas hanya diawasi oleh satu anggota PPL
apakah ini bisa efektif mendeteksi kejadian atau pelanggaran yang dilakukan oleh oknum-oknum
tertentu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi.
Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data
sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil data yang diperoleh (1). Bahwa kinerja Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Malang
dalam pelaksanaan pemilu legislatif tahun 2009, diantaranya adalah model perekruitmen
panwascam yang kurang profesional. Hal ini terlihat pada tindakan fit and proper test yang
dilakukan oleh Panwaskab hanya sebatas formalitas, seperti banyaknya orang-orang titipan baik
dari bupati, tokoh masyarakat. Selain itu upaya sosialisasi pengawasan pemilu Kabupaten
Malang yang masih membutuhkan partisipasi masyarakat. Oleh karen itu strategi yang
digunakan panswaslu adalah Pengawasan Pemilu yang dilakukan dengan memilih sasaran
pengawasan di setiap tahapan Pemilu yang dianggap mempunyai potensi besar terjadinya
pelanggaran, Mengawasi pada sasaran pengawasan dan wilayah pengawasan, Meminta informasi
yang dibutuhkan dalam rangka pengawasan Pemilu kepada penyelenggara Pemilu dan pihakpihak terkait lainnya dan Kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan. Selain itu melakukan pengintaian jika ada laporan yang masuk kepanwaskab oleh
panwascamatan. Atau mendatangi langsung tempat yang dilaporkan baik oleh warga atau parpol,
atau caleg tertentu. Disamping itu mengenai mekanisme pengawasan yang berpedoman kepada

asas pemilu dan kepentingan umum, oleh karenanya upaya komunikasi panwaskab dengan partai
politik diupayakan terjalin baik. (2) Faktor-faktor yang menjadikan kendala-kendala yang

dihadapi Panwaslu adalah keberadaan Undang-Undang yang belum tersosialisasi, anarkisme peserta pemilu, lemahnya kapasitas penye¬leng¬ga¬ra pemilu, KPU mau¬¬¬¬pun Panwaslu,
rendah¬nya pemilih cerdas pada Pe¬milu 2009, lemah¬nya kapasitas aparat penegak hukum
berkaitan dengan upaya penyelesaian pidana pemilu di tingkat Polres. (3) Kesuksesan panwaslu
dalam melakukan pengawasan Pemilihan Umum Legislatif 2009 adalah terlihat pada kelancaran
proses pemilu, seperti selama pileg panwas tidak ada yang dibeli dengan uang. Kinerja yang
bagus terlihat pada panwaskab yang turun ke setiap kecamatan pada pileg hampir setiap hari,
seperti sosialisasi meneliti kinerja. Hal ini terlihat pada kejelihan Panswaslu dalam menemukan
berbagai pelanggaran pemilu. Disamping itu dapat mengontrol kinerja panswaslu dan
meminimalisir banyaknya pelanggaran pemilu. Namun demikian kinerja Panwaslu Kabupaten
Malang masih terus ditingkatkan
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kinerja Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Malang
dalam pelaksanaan pemilu legislatif tahun 2009, dianggap masih kurang profesional, karena fit
and proper test yang dilakukan oleh Panwaskab hanya sebatas formalitas. Faktor-faktor kendala
yang dihadapi Panwaslu cukup komplek mulai dari keberadaan Undang-Undang yang belum
tersosialisasi, sampai pada kapasitas aparat penegak hukum berkaitan dengan upaya penyelesaian
pidana pemilu di tingkat Polres. Kesuksesan panwaslu adalah terlihat pada kelancaran proses
pemilu, selain itu panwaskab turun ke setiap kecamatan pada pileg hampir setiap hari untuk

meneliti kinerja.

ABSTRACT
Performance Panwaslu of Sub-Province that is guarantying well-held General Election of
Member DPR, DPD, and DPRD directly, public, free, secret, downright, fair, and with quality.
Successfulness and general election credibility not merely Commission General Election
responsibility (KPU), but also Body Supervisor of General election (BAWASLU), including
Committee Supervisor Of General Election ( Panwaslu) Provinsi, Sub-Province, District and
existing is field and also society. At legislative general election is last 9 April, member of
panwaslu placed in field as supervisor of ground floor with a purpose to water down observation
and detect collision of General election in countryside / sub-district. In invention some case
collision of general election of finding is continued, dispute, and dispute which cannot be
finished, to be reported to institution enforcer of law. Supervisor General election of Field (PPL)
in rekruit of citizen which living the the area by Committee supervisor of general election of
district (panwascam) because them very nearby caleg which follow contention of council chair,
but still less its it panwaslu seen from its performance of field, still many events all legislative
candidate which cannot detect by Committee Supervisor of Field caused by limitation of
member, and for example broader area only observed by one member of PPL do this can be
effective detect collision or occurence conducted by certain people.
This research is conducted by using approach qualitative with descriptive method. Technique of

data collecting conducted by through: Observation and interview and also documentation. After
done by inspection validity, data analysed by presentation of data at one blow analysed and the
conclusion withdrawal.
From result of obtained data: (1). That Committee performance Supervisor Of General election
Malang Sub-Province in execution of legislative general election year 2009, among others is
model rekruitmen of less professional panwascam. This matter seen at action of fit test proper

and conducted by Panwaskab only limited to formality, like to the number people of order either
from regent, elite figure. Besides socialization effort observation of general election Malang SubProvince which still require society participation. (2) Factors making constraints faced by
Panwaslu is existence of Law which not yet socialization, anarchism member of general election,
weak of capacities him organizer general election, KPU and also Panwaslu, low smart elector
him at General election 2009, weakening of government officer capacities enforcer of law relate
to effort is solving of general election crime in storey; high level law. (3) Successfulness of
panwaslu in doing observation of Legislative General Election 2009 is seen at general election
process fluency, like during panwas pileg is nothing that bought with money good performance
seen at panwaskab which go down to each;every district at pileg almost every day, like accurate
socialization of performance. This matter seen at correctness of Panswaslu in finding various
collision of general election. Beside that can control performance panswaslu and of
meminimalisir to the number of collision of general election. But that way performance of
Panwaslu Malang Sub-Province still be improved.

From result of this research is concluded that Committee performance Supervisor Of General
election of Malang Sub-Province in execution of legislative general election year 2009, assumed
still less professional, because test proper and fit conducted by Panwaskab only limited to
formality. Constraint factors faced by Panwaslu enough complect start from existence of Law
which not yet socialization, come up with government officer capacities enforcer of law relate to
effort of solving general election crime in storey; high level of law. Successfulness of panwaslu
is seen at general election process fluency, besides panwaskab go down to each;every district at
pileg almost every day to check performance.