Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014

(1)

STRATEGI PEMENANGAN PARTAI DEMOKRAT DALAM PEMILU LEGISLATIF KABUPATEN KARO TAHUN 2014

Disusun Oleh : Jeki Fernando Purba

100906041

Dosen Pembimbing : Drs. Tonny P Situmorang, M.Si

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Jeki Fernando Purba

NIM : 100906041

Departemen : Ilmu Politik

Judul : Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014

Menyetujui :

Ketua Departemen Ilmu Politik

NIP. 19680630 199403 2 001 (Dra. T. Irmayani, M.Si)

Dosen Pembimbing

(Drs. Tonny P. Situmorang, M.Si NIP. 29621013 198703 1 004

)

Mengetahui : Dekan FISIP USU

NIP. 19680525 1992031002 ( Prof . Dr. Badaruddin, M. Si )


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

Jeki Fernando Purba (100906041)

Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014 Rincian isi Skripsi xii, 116 halaman, 1 bagan, 11 tabel, 27 buku, 1 artikel dari situs internet 1, 1 Koran, serta 10 wawancara. (Kisaran buku dari tahun 1967-2012)

ABSTRAK

Strategi politik adalah seperangkat metode agara dapat memenangkan pertarungan antara berbagai kekuatan politik yang menghendaki kekuasaan, baik dalam kontestasi Pemilu maupun maupun dalam Pemilukada. Hal ini merupakan imbas dari proses Reformasi yang terjadi dimana proses politik menjadi lebih berdinamika, yang diwarnai oleh pertarungan antar partai yang sangat terbuka, hingga akhirnya dibutuhkan adanya strategi politik untuk memenangkan hati dan meraih simpati konstituen sebagai penentu dari suatu keputusan politik, dengan menggunakan pelbagai pendekatan termasuk di dalamnya memperhatikan isu politik yang akan dijual kepada kelompok pemilih, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik. Maka dalam penelitian ini akan di lihat bagaimana Partai Demokrat melakukan berbagai macam hal dalam upayanya memenangkan pertarungan politik pada Pemilu 2014 di Kabupaten Karo, sebagai lokasi penelitian penulis. Karena secara umum banyak hal yang menjadi fakta politik tersendiri yang mendasari penelitian ini. Yakni didapatinya bahwa dalam identitas masyarakat Karo sebagai suku yang mendiami kawasan ini, merupakan masyarakat yang begitu dekat kental dengan budaya tradisional. Di samping itu, di dalam masyarakat sendiri masih ada keterikan nilai dalam kelembagaan adat yang masih bertahan hingga hari ini , dan dijalankan secara konsisten atau bisa dikatakan sebagai satu bentuk identitas primordial. Dengan melihat fenomena kondisi masyarakat seperti yang dipaparkan penulis diatas, maka penulis ingin melihat seberapa kuatkah mesin politik partai Demokrat, sebagai partai yang berhaluan Religius Nasionalis dengan segala instrument yang ada di dalamnya, menjawab pertarungan politik yang terjadi di daearah ini, sehingga mampu memenangkan Pemilu, dan serta merta menjadi partai yang mengakar di dalam masyarakat.

Dalam kajian penulisan ini akan menggunakan Analisis SWOT, sebagai landasan teoritis untuk mengkurur sejauh mana Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman yang dimiliki Partai Demokrat. Termasuk bagaimana partai Demokrat mengatasi kendala yang dihadapinya selama proses penggalangan suara dalam usaha memenangkan Partai berlambang mercy ini dalam Pemilu 2014. Kata Kunci : Strategi, Partai Politik, Pemilu


(4)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Jeki Fernando Purba (100906041)

The strategy of the winner of the Democratic Party in the Legislative elections of Karo Regency 2014 Details the contents of the Thesis xii,116 pages, 1 charts, 11 tables, 27 books, 1 articles from internet sites 1, 1 newspaper, and 10 of the interview. (The range of books from 1967-2012)

ABSTRACT

Political strategy is a set of methods that can win a fight between various political forces who wants power, both in kontestasi and in 2005, as well as in general elections. This is swept up in the Reform process that occurs where the political process becomes more berdinamika, which was colored by a fight between a party that is very open, until finally it takes a political strategy to win the hearts and won sympathy as a determinant of a constituent of political decisions, by using various approaches including attention to political issues which will be sold to a group of voters, taking into account its own strength, and observe the ability of the competitors to be party political rivals. Then in this research will be to see how the Democratic Party doing a variety of things in an attempt to win political battles on Election 2014 in Karo Regency, as the location of the research authors. Because of the generally much of what became its own political fact underlying this research. Namely, he found that it is in the community's identity as a tribe inhabiting the agenda in this area, the community is so close with the traditional culture. In addition, in his own community there is still keterikan value in institutional customs still survive to this day, and is run on a consistent basis or can be said to be a form of primordial identities. By looking at the phenomenon of societal conditions such as described above, writer the author would like to see how the Democratic party political machine kuatkah, as the Religious-leaning Nationalist Party with all the instruments that exist in it, answer the political battles that occurred in this area, so it was able to win the election, and immediately became a party rooted in the community.

In writing this review will use the SWOT analysis, the theoretical basis for measuring the extent of the strengths, weaknesses, opportunities, and threats which belonged to the Democratic Party. Including how the Democratic Party overcome the obstacles encountered during the process of collecting votes in an attempt to win the Party Election symbol of mercy in 2014.


(5)

Karya ini dipersembahkan untuk Ibunda Tercinta dan Ayahanda Tercinta


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat, kasih sayang dan karuniaya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Usaha diiringi doa serta bantuan orang-orang sekitar merupakan hal-hal yang memampukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo 2014” ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Politik pada jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan yang sedikit banyak mempengaruhi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, namum kesulitan-kesulitan yang dihadapi juga bisa dijadikan motivasi.

Penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Badarudin M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan

2. Ibu Dra. T Irmayani, selaku Ketua Departemen S-1 Ilmu Politik, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan. 3. Bapak Drs. Zakaria, M.SP, Dosen pembimbing, yang sudah banyak


(7)

memberikan penghargaan dengan sabar dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai..

4. Bapak/Ibu Dosen departemen Ilmu Politik S-1 Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

5. Orang tua penulis yaitu, Bapak dan Ibu saya yang selalu mendoakan dan mendukung agar penulis selalu sehat dan semangat, dan telah banyak memberikan dukungan moral dan material yang tidak terhingga sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini, menyelesaikan perkuliahan dan mendapatkan gelar sarjana seperti yang telah di cita-citakan. Tanpa kedua orang tua penulis, penulis tidak akan mampu menjadi seperi saat ini.

6. Kepada abang-abang penulis, yang telah mendukung dan memotivasi penulis, serta perhatian dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Kepada teman-teman penulis di departemen Ilmu Politik stambuk 2010, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, semoga pertemanan kita dapat terus berlanjut dan tidak terbatas hanya dalam perkuliahan.

8. Kepada kakak-kakak senior dan adik-adik junior di departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

9. Kepada kawan-kawan Front Mahasiswa Nasional (FMN) Bung Yosev, Bung Rahmad, Bung Irfan, Bung Kosner, Bung Sholihin, Bung Halim, Bung Ludin, dan kawan-kawan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan


(8)

satu persatu yang telah menjadi tempat belajar penulis selama menjadi mahasiswa.

10.Kepada kawan-kawan Gabungan serikat buruh Independen (GSBI) Bung Eben dan Bung Thariq.

11.Kepada kawan-kawan Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) Bung , Bung Slamet, Bung Badrus, Bung Aan, Bung Sukardi dan Bung Aris. 12.Kepada kawan-kawan Seniman Rakyat (SENAR), Halim, Ludin, Teddy,

David dan Jono.

13.Kepada para narasumber, Bapak Mustra Perangin-angin sebagai Sekertaris I DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo, Bapak Jidin Ginting, SH sebagai anggota DPRD Kab. Karo Fraksi Partai Demokrat serta saudara Anto Tarigan slaku staff di Kantor KPU Kabupaten Karo. Banyak Kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, isi dari skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki kesalahan pada masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi para pambaca khususnya bagi peneliti yang memiliki keterkaitan dengan isi kripsi ini.

Medan, Desember 2014 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Teori ... 8

1.5.1 Teori Partai Politik ... 9

1.5.2 Teori Strategi Politik ... 13

1.6.1.1Perencanaan SWOT ... 13

1.6.1.2Perencanaan Konsepsional ... 14

1.6 Metodologi Penelitian... 20

1.6.1 Jenis Penelitian ... 20

1.6.2 Lokasi Penelitian ... 21

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21

1.6.4 Teknik Analisis Data ... 23

1.7 Sistematika Penulisan ... 23

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 25


(10)

2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Karo... 25

2.1.2 Batas Administrasi Kabupaten Karo ... 27

2.1.3 Keadaan Demografi ... 27

2.1.3.1Penduduk ... 28

2.1.3.2Data Kependudukan Kabupaten Karo ... 29

2.1.3.3Data tentang Agama/Kepercayaan Kabupaten Karo 30 2.1.4 Bentuk dan Susunan Pemerintah ... 32

2.1.5 Sosial Budaya ... 34

2.2Partai Demokrat ... 36

2.2.1 Sejarah Lahirnya partai Demokrat ... 36

2.2.1.1Pembentukan dan Berdirinya Partai Demokrat ... 36

2.2.1.2Pengesahan Partai Demokrat ... 39

2.2.2 Tentang Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 40

2.2.2.1Struktur Kepengurusan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 41

2.2.2.2Kebijakan Umum Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 42

2.2.2.3Bentuk Tim Pemenangan Pemilu 2014 Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 47

BAB III ANALISIS STRATEGI PEMENANGAN PARTAI DEMOKRAT DALAM PEMILU 2014 ... 56

3.1Pertarungan Partai Politik dalam pemilu 2014 di Kabupaten Karo ... 56

3.2Analisis SWOT Partai Demokrat di Kabupaten Karo ... 65

3.2.1 Kekuatan Partai Demokrat ... 66

3.2.2 Kelemahan Partai Demokrat ... 70

3.2.3 Peluang Partai Demokrat ... 71

3.2.4 Ancaman Partai Demokrat ... 73

3.3Prosedur Penetapan Calon Legislatif Partai Demokrat Kabupaten Karo dalam Pemilu 2014 ... 75


(11)

3.3.1 Penjaringan Bakal Calon Legislatif

Partai Demokrat ... 76

3.3.2 Penetapan dan Pembagian Daerah Pemilihan Calon Anggota Legislatif Partai Demokrat ... 77

3.3.3 Pendaftaran Caleg Partai Demokrat ke KPU Kabupaten Karo ... 81

3.4Analisis Strategi Pemenangan Calon Legislatif Partai Demokrat ... 82

3.4.1 Konsolidasi dan Pemantapan Pengurus dan Kader Partai Demokrat di Kabupaten Karo ... 84

3.4.2 Pembentukan Tim Sukses ... 85

3.4.3 Sosialisasi dengan Masyarakat Kabupaten Karo ... 87

3.4.4 Kampanye Politik Partai democrat ... 89

3.4.5 Keluarga sebagai Modal Dasar dalam Meraih Suara 91 3.4.6 Membangun Wacana Tentang Identitas Kesukuan ... 93

3.5Birokrasi dan Demokrat... 95

3.5.1 Elite Lokal dalam pertarungan Politik ... 96

3.6Politik Uang dalam Pemilu 2014 ... 100

3.7Hasil Perolehan Suara Pemilu 9 April 2014 di Kabupaten Karo ... 102

BAB IV PENUTUP ... 108

4.1Kesimpulan ... 108

4.2Saran ... 112


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten

Karo Tahun 2013 ... 26 Tabel 2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun

2013 ... 28 Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan di

Kabupaten Karo Tahun 2013 ... 29 Tabel 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama atau Kepercayaan yang

dianut Masyarakat Kabupaten Karo Tahun 2014 ... 31 Tabel 5 Nama Bupati Kabupaten Karo Periode 1945-2014 ... 32 Tabel 6 Nama-Nama Ketua DPRD Kab. Karo Periode 1950-2014 ... 33 Tabel 7 Sebaran Data Calon Anggota Legislatif Kabupaten karo

Berdasarkan Daerah Pemilihan ... 58 Tabel 8 Daftar Calon Aggota Legislatif Pemilu 2014 Kab. Karo ... 79 Tabel 9 Sebaran Jumlah Pemilih dan TPS Berdasarkan Daerah

Pemilihan ... 80 Tabel 10 Hasil Perolehan Suara Caleg Partai Demokrat ... 103 Tabel 11 Hasil perolehan suara keseluruhan Partai Politik kontestan


(13)

DAFTAR BAGAN


(14)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

Jeki Fernando Purba (100906041)

Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014 Rincian isi Skripsi xii, 116 halaman, 1 bagan, 11 tabel, 27 buku, 1 artikel dari situs internet 1, 1 Koran, serta 10 wawancara. (Kisaran buku dari tahun 1967-2012)

ABSTRAK

Strategi politik adalah seperangkat metode agara dapat memenangkan pertarungan antara berbagai kekuatan politik yang menghendaki kekuasaan, baik dalam kontestasi Pemilu maupun maupun dalam Pemilukada. Hal ini merupakan imbas dari proses Reformasi yang terjadi dimana proses politik menjadi lebih berdinamika, yang diwarnai oleh pertarungan antar partai yang sangat terbuka, hingga akhirnya dibutuhkan adanya strategi politik untuk memenangkan hati dan meraih simpati konstituen sebagai penentu dari suatu keputusan politik, dengan menggunakan pelbagai pendekatan termasuk di dalamnya memperhatikan isu politik yang akan dijual kepada kelompok pemilih, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik. Maka dalam penelitian ini akan di lihat bagaimana Partai Demokrat melakukan berbagai macam hal dalam upayanya memenangkan pertarungan politik pada Pemilu 2014 di Kabupaten Karo, sebagai lokasi penelitian penulis. Karena secara umum banyak hal yang menjadi fakta politik tersendiri yang mendasari penelitian ini. Yakni didapatinya bahwa dalam identitas masyarakat Karo sebagai suku yang mendiami kawasan ini, merupakan masyarakat yang begitu dekat kental dengan budaya tradisional. Di samping itu, di dalam masyarakat sendiri masih ada keterikan nilai dalam kelembagaan adat yang masih bertahan hingga hari ini , dan dijalankan secara konsisten atau bisa dikatakan sebagai satu bentuk identitas primordial. Dengan melihat fenomena kondisi masyarakat seperti yang dipaparkan penulis diatas, maka penulis ingin melihat seberapa kuatkah mesin politik partai Demokrat, sebagai partai yang berhaluan Religius Nasionalis dengan segala instrument yang ada di dalamnya, menjawab pertarungan politik yang terjadi di daearah ini, sehingga mampu memenangkan Pemilu, dan serta merta menjadi partai yang mengakar di dalam masyarakat.

Dalam kajian penulisan ini akan menggunakan Analisis SWOT, sebagai landasan teoritis untuk mengkurur sejauh mana Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman yang dimiliki Partai Demokrat. Termasuk bagaimana partai Demokrat mengatasi kendala yang dihadapinya selama proses penggalangan suara dalam usaha memenangkan Partai berlambang mercy ini dalam Pemilu 2014. Kata Kunci : Strategi, Partai Politik, Pemilu


(15)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Jeki Fernando Purba (100906041)

The strategy of the winner of the Democratic Party in the Legislative elections of Karo Regency 2014 Details the contents of the Thesis xii,116 pages, 1 charts, 11 tables, 27 books, 1 articles from internet sites 1, 1 newspaper, and 10 of the interview. (The range of books from 1967-2012)

ABSTRACT

Political strategy is a set of methods that can win a fight between various political forces who wants power, both in kontestasi and in 2005, as well as in general elections. This is swept up in the Reform process that occurs where the political process becomes more berdinamika, which was colored by a fight between a party that is very open, until finally it takes a political strategy to win the hearts and won sympathy as a determinant of a constituent of political decisions, by using various approaches including attention to political issues which will be sold to a group of voters, taking into account its own strength, and observe the ability of the competitors to be party political rivals. Then in this research will be to see how the Democratic Party doing a variety of things in an attempt to win political battles on Election 2014 in Karo Regency, as the location of the research authors. Because of the generally much of what became its own political fact underlying this research. Namely, he found that it is in the community's identity as a tribe inhabiting the agenda in this area, the community is so close with the traditional culture. In addition, in his own community there is still keterikan value in institutional customs still survive to this day, and is run on a consistent basis or can be said to be a form of primordial identities. By looking at the phenomenon of societal conditions such as described above, writer the author would like to see how the Democratic party political machine kuatkah, as the Religious-leaning Nationalist Party with all the instruments that exist in it, answer the political battles that occurred in this area, so it was able to win the election, and immediately became a party rooted in the community.

In writing this review will use the SWOT analysis, the theoretical basis for measuring the extent of the strengths, weaknesses, opportunities, and threats which belonged to the Democratic Party. Including how the Democratic Party overcome the obstacles encountered during the process of collecting votes in an attempt to win the Party Election symbol of mercy in 2014.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya tujuan utama partai politik adalah untuk memenangkan pertarungan politik dalam Pemilu dengan berusaha memperoleh suara terbanyak. Proses menuju pemenangan sebuah partai politik dalam pemilu membutuhkan susunan strategi oleh partai politik menuju kemenangan yang dicita citakan oleh partai partai politik. Kajian strategi politik, merupakan suatu analisis tentang bagaimana proses yang terjadi di dalam pemenangan dalam satu pertarungan politik oleh partai politik, calon Legislatif atau calon pimpinan daerah, yang menghendaki kekuasaan dan pengaruh sebesar-besarnya di tengah-tengah masyarakat sebagai konstituennya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses strategi pemenangan ini dapat dilihat dari kekuatan-kekuatan politik yang ada, mesin-mesin politik, proses pencitraan, sosialisasi politik, dan kampanye yang dilakukan. Pada dasarnya hal ini merupakan instrument dari serangakaian usaha pemenangan partai politik dalam Pemilu. Proses strategi pemenangan ini sedikit banyaknya telah mengalami perubahan di beberapa sisi terlebih pada saat bergulirnya Orde Reformasi yang membuka keran terhadap proses demokratisasi di Indonesia, dimana setiap partai politik berkompetisi dalam setiap pemilu, dan setiap partai politik memiliki peluang untuk memenangkan pertarungan politik tersebut.


(17)

Sejak periode 1998 hingga sekarang atau masa transisi demokrasi Indonesia, proses demokratisasi Indonesia telah mengalami perubahan menuju perbaikan konsep dan pelaksanaanya. Salah satu perubahan tersebut adalah dilaksanakannya Pemilu secara langsung dipilih oleh rakyat , lebih transparan, terbentuknya sebuah lembaga independent penyelenggara Pemilu atau yang disebut dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), sehingga diharapkan mampu meminimalisir intervensi ataupun tekanan dari kelompok kepentingan tertentu. Perubahan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu paremeter kemajuan demokratisasi di Indonesia serta menjadi satu kemajuan tersendiri dalam Sistem Politik Indonesia.

Pada masa orde baru, Pemilu hanya menjadi ajang seremonial untuk mempertegas Legitimasi pemerintahan. Artinya pada masa orde baru, kekuatan politik yang mendominasi saat itu hanya terpusat pada satu poros yaitu Golongan Karya (Golkar) yang menandai berjalannya konsep “one party authoritharyan” di setiap Pemilu dan menjadikannya sebagai partai yang paling berkuasa, dan sangat dominan selama periode pemerintahan Orba.1

Dinamika politik yang lebih berwarna menjadi cerminan dari proses politik yang terjadi pasca Reformasi yang ditandai dengan pertarungan politik antar partai yang lebih terbuka dalam Pemilu. Atas dasar perubahan tersebut partai

Substansi dari proses Pemilu sebagai refresentasi kekusaan rakyat telah di kebiri oleh pemerintah, dengan hegemoni kekuasaan yang dimilikinya di dalam seluruh aspek baik sosial, ekonomi dan politik Indonesia, dan telah memuluskan kondisi status quo.

1

Sahdan Gregorius. 2006. Jalan transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul: Pondok Edukasi, hal 56-57


(18)

politik dituntut untuk lebih bekerja keras untuk merumuskan strategi politik dalam menarik simpati konstituen sebagai salah satu pertimbangan untuk dapat memenangkan Pemilu. Dengan menggunakan berbagai pendekatan termasuk di dalamnya memanfaatkan isu politik yang dapat mempengaruhi pilihan politik masyarakat, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik. Pendekatan tersebut merupakan hal pokok yang harus dipenuhi partai politik dalam menghadapi Pemilu.

Setiap partai wajib memiliki strategi untuk dapat mendulang suara yang signifikan dari konstituen. Konsep pemenangan yang terfokus harus disusun sedemikian rupa guna memenangkan partainya, baik melalui pengorganisasian dan konsolidasi kader, penggunaan kekuatan politik yang ada, penguasaan terhadap kondisi yang berkembang dalam wilayah pertarungan politiknya, propaganda isu, ataupun cara cara lain yang bertujuan untuk mendulang perolehan suara partai dalam agenda Pemilu. Pada prinsipnya kemenangan dalam Pemilu adalah harga mati bagi setiap Partai politik, karena tanpa itu pegaruh dan kekuasaan mustahil diperoleh.

Pada penelitian ini, penulis akan mengangkat bagaimana Partai Demokrat, sebagai suatu identitas kepartaian berproses dalam melakukan upaya pemenangan Pemilu 2014 di Kabupaten Karo sebagai daerah yang menjadi studi kasus penulis. Adapun yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian di daerah ini, karena melihat fenomena yang menarik untuk diteliti di daerah ini. Pada Pemilihan legislatif april 2014 lalu, fenomena menarik terjadi dalam perolehan suara partai politik di beberapa daerah di Indonesia. Partai Demokrat yang saat ini tingkat


(19)

popularitasnya menurun akibat dari beberapa kader partainya tersandung kasus korupsi justru memperoleh suara terbanyak di beberapa kabupaten di Indonesia, antara lain Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, kabupaten simalungun dan Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Hal ini berbanding terbalik dengan faktor umum yang mempengaruhi simpatik dan pilihan politik masyarakat.

Partai Demokrat dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 di kabupaten karo telah berhasil menggeser dominasi Partai PDIP di daerah tersebut. Mengingat bahwa pasca reformasi 1998 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan adalah partai yang mendominasi kekuatan politik di daerah tersebut. Sehingga pada masa itu, PDIP disebut sebagai “partai masyarakat karo” karena hampir sebagian besar masyarakat karo adalah barisan simpatisan dari partai tersebut.

Pada tahun 2009 PDIP berhasil mendominasi lembaga perwakilan kabupaten karo dengan perolehan 7 kursi di DPRD Kabupaten Karo dengan perolehan suara sebanyak 22.012 suara atau sekitar 13,63% dari total suara. Partai Demokrat yang pada tahun 2009 hanya menduduki 2 kursi dengan perolehan suara 9.189 atau sekitar 5,69% dari jumlah suara sah. Pada pemilu legislative Kabupaten Karo 2014 Partai Demokrat mengalami peningkatan yang sangat siginifikan yakni 6 kursi DPRD yang berhasil dimenangkan dalam pileg tahun 2014 dan menjadi partai pemenang perolehan suara tertinggi di Kabupaten Karo. Partai Demokrat muncul sebagai pemenang Pemilu dengan total perolehan suara sebanyak 32.067 suara atau 16,43% dari jumlah total suara mengalahkan partai


(20)

partai lainnya.2

Perilaku pemilih masyarakat karo dalam pileg 2014 yang bertolakbelakang dengan isu kemerosotan popularitas partai serta pimpinan cabang partai demokrat di tanah karo, tentu ada strategi pemenangan yang disusun oleh partai untuk

Artinya ada peningkatan suara lebih dari 10 % yang dialami oleh Partai Demokrat Kabupaten karo pada pileg 2014 yang lalu seiring dengan kepemimpinan bupati Karo periode 2010 - 2015 yang menjabat sebagai ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo.

Penelitian ini secara khusus akan membahas tentang bagaimana Strategi Partai Demokrat Kabupaten Karo dalam pemenangan pemilihan umum legislatif tahun 2014 di kabupaten karo, di bawah ketua pimpinan cabang DR (HC) Kena Ukur Surbakti. Yang menjadi menarik dalam penelitian ini adalah kemenangan Partai Demokrat di kabupaten Karo yang sejalan dengan popularitas Partai yang menurun di tingkatan nasional bahkan di Kabupaten Karo sendiri. Mengingat bahwa isu yang beredar ditengah masyarakat karo tentang kinerja yang buruk dari bupati karo hingga pada proses pemakzulan bupati karo DR (HC) Kena Ukur Surbakti yang hangat diberitakan media beberapa waktu lalu. Melihat hasil dari perolehan suara dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 di kabupaten karo yang dimenangkan oleh Partai Demokrat, tentu strategi pemenangan partai dalam pemilihan umum merupakan hal pokok utama yang harus disusun oleh kader kader partai untuk dapat menarik simpatik masyarakat dengan tujuan untuk mendulang suara dari masyarakat kabupaten karo.

2

Keputusan KPU Kab. Karo Nomor : 170/SK/KPU-Kab.002.434738/V/2014, Tentang Hasil Pemilhan Umum Anggota Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Karo Dalam Pemilihan Umum Tahun 2014


(21)

mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap partai dan pilihan politik masyarakat. Karena ditengah hangatnya isu tentang pemakzulan bupati serta protes masyarakat karo terhadap kinerja bupati karo, justru partai Demokrat Kabupaten Karo yang dipimpin oleh DR (HC) Kena Ukur Surbakti dan sekaligus menjabat sebagai Bupati Karo mengalami peningkatan perolehan suara yang begitu signifikan dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Sehingga dalam pemamaparan selanjutnya penulis akan mencoba menggambarkan, bagaimana strategi pemenangan yang dilakukan oleh Partai Demokrat untuk mendulang suara yang signifikan dari konstituennya, hingga akhirnya orang-orang yang menjadi calon Legislatif dari partai Demokrat menang dalam Pemilihan Umum Legislatif di kabupaten Karo pada tahun 2014.

1.2Rumusan masalah

Dalam pembuatan sebuah penelitian, permasalahan yang diangkat seorang peneliti merupakan unsur yang sangat penting. Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting, dan perlu untuk diteliti. Perumusan masalah yang menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicari jalan pemecahannya.3

3

Husni Usman dan Pramono, 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Bumi Aksara. Hal.26 Masalah peneliitian harus tampak dan dirasakan sebagai suatu tantangan bagi peneliti untuk dipecahkan dengan mempergunakan keahlian atau kemapuan profesonalnya, yang tidak mungkin


(22)

diselesaikan oleh semua orang, khususnya orang-orang diluar disiplin ilmu yang berkenaan dengan masalah tersebut.4

1.3Tujuan penelitian

Oleh sebab itu, berangkat dari latar belakang sudah dipaparkan penulis maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana

strategi pemenangan partai Demokrat kabupaten karo pada pemilihan umum legislatif 2014?”

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memahami bagaimana proses pemenangan politik terjadi, dengan segala instrument yang ada di dalamnya oleh suatu institusi yang bernama partai politik

2. Untuk melihat bagaimana respon masyarakat, dalam memandang suatu fenomena politik seperti pemilihan Umum termasuk partisipasi politik

3. Untuk memahami bagaimana keterikan nilai yang ada di dalam masyarakat, dan korelasinya dengan pilihan politik masyarakat

1.4Manfaat penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi, terlebih untuk perkembangan ilmu pengetahuan, yang mana manfaat tersebut bisa bersifat teoritis, dan praktis. Adapaun manfaat penelitian yang bisa disimpulkan penulis, adalah:

4

Hadari Nawawi dan Martini Hadari. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal.24.


(23)

1. Secara akademis peneliian ini bermanfaat sebagai penambah referensi bagi para mahasiswa, khususnya Departemen Ilmu Politik – FISIP USU

2. Bagi penulis penelitian ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan berfikir dan menulis karya ilmiah di bidang politik dengan melihat fenomena politik yang terjadi.

3. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang gambaran mengenai strategi pemenangan partai ditengah kemunduran beberapa partai politik di mata masyarakat, serta menjadi sumbangan pemikiran bagi semua kalangan dalam membuat penelitian mengenai strategi politik partai dalam pemilihan umum legislatif.

1.5Kerangka teori

Sebagai penelitian yang baik dan benar, landasan teori merupakan suatu yang sangat penting dalam penulisan karya ilmiah. Fungsi dari teori ini sendiri digunakan sebagai suatu landasan berpikir dalam menganalisis sebuah fenomena yang sedang diteliti. Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan kontruksi defensi dan proposis untuk menerangkan sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. Dengan kata lain, teori adalah hubungan suatu konsep dengan konsep lainnya untuk menjelaskan fenomena tertentu.5

5

Masri Singarimbun & Sofian Ependi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES. Hal. 37 Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah sebagai berikut:


(24)

1.5.1 Partai Politik

Partai politik secara definisi dapat diartikan oleh Carl Frederich, adalah kelompok yang terorganisir dengan tujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan. Sementara Soltou menjelaskan bahwa partai politik merupakan kelompok yang terorganisir , yang bertindak sebagai kesatuan politik , serta memanfaatkan kekuasaan untuk kebijakan umum yang mereka buat.6

Maka dapat dipahami partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir secara rapi, stabil dan dipersatukan serta dimotivasi dengan ideologi tertentu, berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan kebikakan umum yang mereka susun. Alternatif kebijakan umum yang di susun ini merupakan hasil pemaduan berbagai kepentingan yang hidup dalam masyarakat, sedangkan cara mencari dan memanfaatkan kekuasaan guna melaksanakan kebijakan umum dapat melalui pemilihan umum.7

Roy Macridis, mengungkapkan sejarah dan fungsi-fungsi partai politik, dalam perkembangan sejarah ada 5 tahapan yaitu: (1). Awal abad ke-19, (2). pertengahan abad ke19,(3). Akhir abad -19, (4) kemunculan partai-partai komunis sebelum Perang Dunia ke II, (5). Perkembangan Partai Politik di Negara-negara berkembang setelah selesai Perang Dunia ke II. Dimana perkembangan ini berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat, peluang yang diberikan sistem

6

Carl J.Frederich .1967. Constitusional Government and Democracy: Theory and Pratice on Europe and America. Waltham: Blaisdell Publishing Company. Hal 419

7

Ramlan Surbakti. 2010. Memahami Ilmu Politik ,Jakarta , PT Gramedia Widiasarana Indonesia,. Hal 148-149


(25)

politik, kepentingan ideologis yang terpola dalam masyarakat, dan perkembangan spesialisasi-diferensiasi.

Macridis juga menguraikan fungsi partai politik yakni, Representatif (perwakilan), konvensi dan agregasi, Integritas (partisipasi,mobilisasi,sosialisasi), Persuasi, Rekrutmen, Pemilihan pemimpin, Pertimbangan-pertimbangan, Perumusan kebijakan, serta kontrol terhadap pemerintah. Dalam hal ini Macridis juga menjelaskan tipologi politik yakni, otoritas dan demokrasi, integratif dan representatif, ideologis dan Pragmatis, agamais dan sekuler, demokratis dan revolusioner, massa dan elite, demokrasi dan elite, demokrasi dan oligarki.8

a) Partai sebagai koalisi, yakni kekuatan yang membangun koalisi dengan berbagai kepentingan untuk membentuk kekuatan mayoritas.

Secara prinsip ada 3 dasar dari partai politik :

b) Partai sebagai organisasi, dimana partai untuk menjadi institusi yang eksis, dinamis, dan berkelanjutan, selanjutnya partai politik kemudian dibina dan dibesarkan, sehingga mampu menjadi wadah perjuangan, sekaligus representasi dari sejumlah orang atau kelompok.

c) Partai sebagai pembuat kebijakan (policy making), dimana partai politik memiliki perbedaan dengan kelompok sosial lainnya, dalam pengambilan kebijakan. Partai politik mendukung secara kongkret para calon yang mereka ajukan untuk menduduki jabatan publik. Dari posisi ini mereka memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi dan menempatkan kadernya dalam lingkup kekuasaan,danmemberikan pengaruh dalam pengambilan kebijakan di dalam kabinet pemerintah.9

Partai politik sendiri juga memiliki beberapa fungsi, yaitu :

a) Sosialisasi Politik, ialah proses proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggotanya, melalui proses inilah para anggota yang berinteraksi dalam masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik.

8

Al Chaidar. 2006. Pertarungan Ideologis Partai-partai Islam versus Partai-partai Sekuler, Jakarta : Penerbit Buku Islam Kaffah. Hal 29-31

9

Prof.Dr.Hafied Cangara,M.Sc. 2009. Komunikasi politik konsep Teori, dan Strategi. Jakarta: Rajawaliress.Hal 208-211


(26)

b) Rekrutmen Politik, ialah seleksi dan pemilihan yang berupa pengangkatan seseorang ataupun sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya ,dan pemerintah pada khususnya.

c) Partisipasi Politik, adalah, kegiatan warga Negara dalam mempegaruhi proses kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintah. Kegiatan yang dimaksud, antara lain mengajukan tuntutan, kebebasan berbicara dan berkumpul, memengajukan koreksi terhadap pelaksanaan kebijakan umum, menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin , dan memilih wakil rakyat dalam Pemilihan Umum.Maka dalam hal ini partai politik berfungsi membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak masyarakat untuk menggunakan saluran partai politik sebagai wadah partisipasi politik. d) Pemandu Kepentingan, fungsi partai politik dalam hal ini adalah

menampung berbagai kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan, yang kemudian menjadi alternatif kebijakan, kemudian diperjuangkan dalam proses pelaksanaan dan keputusan politik.

e) Komunikasi Politik, dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat , selain itu juga berperan sebagai penyampai aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah.

f) Kontrol Politik, ialah kegiatan partai politik untuk menunjukkan kesalahan, kelemahan, dalam suatu isi kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan pemerintah selanjutnya dalam melakukan hal ini harus ada tolak ukur yang jelas sehingga kegiatan itu bersifat lebih objektif.10 Sistem kepartaian dalam suatu negara juga memiliki varian seiring dengan sistem pemerintahan yang dibangun. Menurut Maurice Duverger

11

10

Ibid, hal 146-155 11

Maurice Duverger. 1981. Partai-Partai Politik Dan Kelompok-Kelompok Kepentingan. Terjemahan Laila Hasyim. Jakarta: Rajawali, hal 21

, sistem partai diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :

a.Sistem Partai Tunggal.

Partai tunggal merupakan satu-satunya partai dalam suatu negara, maupun partai yang mempunyai kedudukan yang dominan di antara partai lainnya. Suasana kepartaian sering bersifat non kompetitif, oleh karena partai-partai yang ada harus menerima pimpinan dari partai yang dominan yang tidak dibenarkan secara bebas melawan partai yang dominan tersebut. Dalam suatu partai tunggal, ideologi dan kepentingan partai dalam negara berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh struktur internal negara, orientasi politik, dan tingkat pengembangan ekonomi. Sistem partai tunggal dapat mengarahkan pada perkembangan sosial dan ekonomi yang cepat.


(27)

b.Sistem Dwi Partai.

Sistem dwi partai diartikan adanya dua partai atau lebih, sedangkan partai lainnya merupakan partai minoritas yang peranannya kecil. Dalam partai ini ada partai yang berkuasa, yaitu partai yang menang dalam pemilu dan partai yang kalah sebagai pengecam utama tetapi setia ( loyal opposition opposition) terhadap kebijaksanaan partai yang duduk dalam pemerintahan dengan pengertian bahwa sewaktu-waktu kedua partai itu dapat bertukar tangan.

c.Sistem Multi Partai.

Sistem ini sering disebut dengan sistem banyak partai. Negara yang menganut banyak partai biasanya terjadi pada masyarakat yang mempunyai keanekaragaman atau kemajemukan. Sifat kemajemukan yang terdapat pada suatu masyarakat terdiri dari ras, agama, lapisan sosial, dan sebagainya. Hal ini menimbulkan suatu ikatan primordial yang kuat. Primodialisme tersebut akan memunculkan organisasi-organisasi sosial politik yang berdasar pada primordial.

Sistem multi partai digunakan dalam sistem kepartaian di Indonesia. Sistem multi partai mendapatkan landasan formal berdasarkan maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 yang berisi anjuran pembentukan partai-partai politik, sehingga melalui partai-partai politik diharapkan segala aspirasi yang hidup dalam masyarakat dapat tersalur dengan baik.12

12

Rusadi Kantaprawira. 1997. Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru, hal 84

Pola multi partai umumnya diperkuat oleh sistem pemilihan perwakilan berimbang atau Proportional Representatif yang memberi kesempatan luas bagi pertumbuhan partai-partai dan golongan-golongan kecil. Melalui sistem perwakilan berimbang partai-partai kecil dapat menarik keuntungan dari ketentuan bahwa kelebihan suara yang diperolehnya di suatu daerah pemilihan dapat ditarik ke daerah pemilihan lain untuk menggenapkan jumlah suara yang diperlukan guna memenangkan satu kursi.


(28)

1.5.2 Strategi Politik

Politik dan strategi, adalah suatu mekanisme bagaimana seseorang ataupun kelompok dengan ide politik yang di pahaminya mampu memenangkan suatu pertarungan politik disaat banyak orang yang berkepentingan menghendaki hal yang sama. Ide politik tentu saja akan menciptakan perbedaan antar masyarakat yang menjadi pendukung ide tersebut, dan dalam setiap keadaan pasti ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan. Hasil dari satu keputusan politik akan melahirkan perubahan ataupun kondisi yang sama disaat status quo yang memenangkan pertarungan itu, oleh karena itu setiap ide/pemikiran pasti memiliki pendukung dan penentang.13

Dalam hal ini ide politik hanya akan dapat atau diwujudkan dalam satu pertarungan melawan penentang ide tersebut yang akan selalu bertumpu pada bagaimana kekuasaan dan pengaruh dapat diperoleh, tetapi yang menjadi permasalahannya tentu saja bagaimana kekuasaan dan pengaruh itu bisa diperoleh disaat yang sama, banyak kelompok yang menghendaki hal yang sama, maka untuk mampu meraih kemenangan tentunya dalam Pemilu, dibutuhkanlah suatu perencanaan yang hati-hati, maka disinilah letak substansi dari starategi politik itu.14

1.5.2.1 SWOT (Strenghts, Weaknesees, Opportunities, and Threats)

Berdasarkan analisis teori SWOT, perencanaan strategi yang baik dalam dua bidang. Dalam bidang yang pertama, perencanaan strategi membuat gambaran yang jelas mengenai arah yang hendak dituju (visi) dan apa yang menjadi tujuan, dan alasan eksistensi organisasi tersebut, dalam gambaran ini mengembangkan tujuan yang merupakan hasil akhir dapat diukur, serta sejauh mana organisasi itu mendekati visi dan tujuan utamanya atau malah menjauhinya. Dalam bidang yang kedua, perencanaan strategi berusaha memperilhatkan realitas yang ada, dalam lingkup kerja suatu organisasi. Ada 2 hal yang harus diperhatikan, yakni lingkup eksternal dimana wilayah yang pihak lain mempengaruhi atau dipengaruhi orgaisasi lain. Lingkup yang kedua adalah lingkup internal, yang terdiri dari atas

13

Peter Scholder. 2003. Strategi Politik. Jakarta : Friedrich-Naumann-Stiftung, PT Mita Alembana Grafika hal 6

14


(29)

sumber daya, kekuatan, berbagai kemungkinan serta tuntutan dari organisasi tersebut. 15

1. Strategi kekuatan-kemungkinan, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan dan berbagai kemunkinan. Perencanaan strategi harus mampu melihat dan menilai kemungkinan dan ancaman yang terjadi dalam lingkup esksternal dan internalnya sehubungan dengan visi yang dimiliki, tugas serta tujuan akhir mereka. Setelah memiliki visi, dengan memiliki satu komitmen menggapai tujuan dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap lingkup yang ada, suatu organisasi harus mengembangkan pilihan strategis atau jalan alternatif guna menggapai tujannya. Dengan memperbandingkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasinya serta peluang dan ancaman dari luar organisasinya.

Ada 4 kombinasi yang dapat dilakukan, yaitu :

2. Strategi kekuatan-ancaman, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan mengatasi ancaman, yang dapat menghalangi pencapaian tujuan

3. Strategi kekuatan-kemungkinan, artinya sejauh mana kelemahan dapat diatasi untuk memperoleh keuntungan dari berbagai kemungkinan pengembangannya.

4. Strategi Kelemahan-kemungkinan , artinya bagaimana kelemahan dapat diatasi, untuk

mengatasi ancaman,yang dapat menghalangi pencapaian tujuan.16

1.5.2.2 Perencanaan Konsepsional

Metode ini secara konsepsional dipandang sebagai hal yang mampu menunjukkan logika yang diperlukan, serta fleksibilitas yang dibutuhkan oleh perencanaan strategi untuk merespon suatu perubahan masyarakat. Di sisi lain, perencanaan kosepsional menerima faktor lingkungan sekitar sebagai besaran

15

Ibid Hal 20 16

Marbun, B.N. 2012.Bagaimana Memenangkan Pemilu. Jakarta : PT PustapaSinarHarapan, hal.182


(30)

yang dapat diubah, karena tujuan dari strategi politik justru mengubah lingkungan sekitar, masyarakat, dan kerangka hukum.17

1. Perumusan Tugas

Perencanaan kosepsional terdiri dari 10 langkah yang harus dilakukan, langkah yang dimaksud dalam perencanaan Konsepsioanal adalah:

Perumusan Tugas menjabarkan hal apa saja yang perlu direncanakan secara starategis, secara umum mencakup tiga elemen, yakni;

1. Tujuan utama. Yakni, menjelaskan keadaan yang ingin dicapai, melalui perencanaan strategis tersebut.

2. Alasan. Yakni menjelaskan mengapa tujuan utama itu penting untuk dicapai.

3. Kerangka waktu.Yakni kurun waktu yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan.

Hal ini menunjukkan, alasan yang mendasari kenapa kekuasaan dan pengaruh itu harus diperoleh, sehingga menjadi motivasi awal dalam melakukan pertarungan politik, dan hal yang akan mengejawantahkan hal-hal yang dilakukan dalam proses kedepannya.

2. Analisa Situasi dan Penilaian

Analisa Situasi dan Penilaian membahas, dan mengevaluasi fakta-fakta yang harus dikumpulkan, pemetaan kekuatan dan kelemahan, serta kemungkinan keberhasilan dalam mencapai tujuan, ada 3 hal yang dilihat dalam hal ini yakni:

17

Peter Scholder. 2003. Strategi Politik. Jakarta : Friedrich-Naumann-Stiftung, PT Mita Alembana Grafika hal 17


(31)

A. Pengumpulan Fakta

Mengumpulkan fakta, ada dua hal yakni fakta internal dan fakta-fakta eksternal. Fakta-fakta-fakta internal adalah yang menyangkut organisasi sendiri, sedangkan faktafakta eksternal menyangkut pesaing dan kondisi lingkungan dimana proses pemenangan itu terjadi. Kedua fakta ini harus dipisahkan, untuk menghilangkan kerancuan atas sikap ataupun yang harus diambil di dalam melakukan strategi.

B. Perumusan Kekuatan dan Kelemahan

Fakta yang diperoleh yang telah terkumpul akan diatur secara sistematis, dan akan dilihat dari kadar urgensinya, dengan strategi yang akan dilakukan. Apabila suatu fakta yang dijumpai mendukung, maka itu akan menjadi kekuatan, sebaliknya apabila fakta yang dijumpai merintangi, maka itu adalah suatu kelemahan, sehingga dari fakta-fakta yang dijumpai akan berperan dalam perencanaan tindakan yang akan diambil dalam kondisi tertentu. Disisi lain dapat dipahami juga bahwa kekuatan dari pihak lain akan menjadi kelemahan bagi pihak sendiri, dan juga sebaliknya, kelemahan pesaing dapat menjadi kekuatan bagi pihak sendiri. C. Analisa Kekuatan dan Kelemahan

Menganalisa kekuatan dan kelemahan partai menempatkan kekuatan dan kelemahan yang diatur menjadi kadar kepentingan , sehingga selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana suatu kelemahan yang dimiliki harus dapat diminimalkan, memperbaiki diri sendiri tentu lebih mudah daripada mempengaruhi kekuatan lawan yang menjadi rintangan bagi organisasi. Kemampuan menyerang pihak lawan tentu kembali kepada sarana yang dimiliki, termasuk sumber daya manusia, pengaruh, dsb.18

18

Ibid Hal 67

Dalam menganalisis kekuatan yang di miliki dengan pihak lawan, dapat dilakukan berbagai hal seperti konsep yang dimiliki, segi kepemimpinan, sumber daya manusia yang dimiliki, kedisiplinan anggota partai, serta motivasi yang dimiliki. Dalam melihat siapa yang lebih memiliki peluang dalam meraih simpati masyarakat antara institusi sendiri dan lawan, maka hal yang dapat dilakukan adalah membandingkan , partai mana yang lebih dikenal ataupun disenangi oleh masyarakat sebagai konstituen sesuai dengan trend politik yang ada, serta partai mana yang lebih memiliki pendekatan dengan identitas budaya masyarakat.


(32)

3. Perumusan Strategi

Hal ini menjelaskan bagaimana partai merumuskan tentang konsep pemenangan yang akan dilakukan, atau pun ide-ide dasar partai dalam meraih simpatik masyarakat, termasuk memetakan hal-hal yang dilakukan oleh lawan politiknya.19

4. Perumusan Tujuan.

Maka langkah awalnya Partai politik harus merumuskan argument yang populis, dengan melihat wacana yang superior di tengah-tengah masyarakat yang kemudian menjadi komuditas partai dan akan di lempar kepada konstituen. Fokus terhadap suatu wacana yang polulis amat diperlukan, sehingga menjadi pusat kekuatan.

Perumusan Strategi secara menyeluruh juga mencakup variasi-variasi strategi yang dilakukan partai politik, sehingga gambaran dari satu tindakan dapat diduga, bahkan bagaimana efektifitas suatau strategi dapat diukur agar mampu mengejutkan lawan.

Tujuan adalah penggambaran hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dimana suatu tujuan harus digapai sehingga tidak menjadi hal yang utopis.20

5. Target Image (Citra yang diingkan).

Maka makna dari perumusan tujuan adalah kuantitas, kualitas, jangka waktu dapat ditetapkan.

Hal ini memperlihatkan, bagaimana suatu partai politik mencitarakan dirinya, dengan megemas isu yang ada ditengah-tengah masyarakat konstituennya, kemudian partai mengimplementasikan dengan pembentukan 19

Marbun, B.N. 2012.Bagaimana Memenangkan Pemilu. Jakarta : Pustapa SinarHarapan, hal.102

20


(33)

bidang hubungan masyarakat dalam tim pemenangannya.21

6. Kelompok target.

Dimana target Image harus mampu mencitrakan sosok partainya sesuai dengan ide-ide populis yang dijualnya kepada konstituen, dan klimaksnya menjadi pembenaran terhadap pandangan pihak-pihak yang menjadi sasaran terhadap partainya.

Dalam hal ini, partai memetakan kelompok masyarakat, yang menjadi sasaran kampanye, dimana kelompok target ini adalah masyarakat pemilih yang berpotensi memberikan kemenanagan dalam Pemilu. Kelompok yang sudah dipetakan perlu diajak berkomunikasi, sehingga kelompok target meletakkan dasar bagaimana partai mengimplementasikan strategi yang komunikatif.

7. Pesan Kelompok Target

Dalam kasus ini partai politik harus memahami, informasi tentang apa yang yang dibutuhkan kelompok target dalam melihat kondisi kedepan, maka bagaimana stategi pencitraan harus sesuai dengan yang diingginkan oleh kelompok, dimana citra tersebut harus melekat dalam partai politik, disaat itu terwujud maka pemilih akan mudah dipropaganda untuk memilih partai tersebut Dengan kata lain partai harus mampu mengagregasi kepentingan kelompok target dalam setiap argumentasi yang dikeluarkannya dalam setiap kampanye politiknya, atau setiap pertemuannya dengan kelompok target.22

Dalam hal ini yang dikatakan oleh kelompok target adalah, kelompok-kelompok masyarakat tertentu, peyumbang dana yang potensial, ataupun individu-individu yang memiliki pengaruh dalam menentukan satu kemenangan.

21

Ibid, hal 96 22


(34)

informasi yang dikomunikasikan memiliki perbedaan sesuai dengan kebutuhannya, agar kelompok target ini dapat bereaksi sesuai dengan strategi, walaupun tidak boleh bertentangan, kelompok target juga bisa diklasifikasikan kepada kelompok masyarakat minoritas, yang terkadang menjadi penentu dalam pemenangan.

8. Instrumen-Instrumen pokok

Pemilihan instumen pokok menggambarkan, bagaimana partai menggunakan instrument komunikasi dan aksi yang diutamakan penggunannya. Dimana instumen dan aksi ini dikhususkan bagi satu kelompok target, misalnya bagaimana pendekatan yang terhadap pemilih pemula dan terhadap masyarakat yang lebih tua. Kedua kelompok target itu tentu menggunakan media yang berbeda, sehingga dapat didekati secara positif melalui berbagai jenis kegiatan.

9. Implementasi Stategi

Suatu strategi dapat diimplementasikan setelah, tujuan taktis, rumusan citra yang diinginkan, kelompok target, pesan kelompok target telah diperoleh maka implementasi strategi dapat dilaksanakan. Dalam pengimpletasian strategi ada beberapa hal yang penting mulai dari pimpinan partai politik yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan strategi, pengaruh yang dimilikinya, serta orang yang memiliki otoritas untuk menunjuk tim pemenangan.23

23

Ibid, hal 100

Selanjutnya seluruh elemen yang ada dala tim pemenangan, dan yang terakhir bagaiman keterpaduan tim dengan kerjasama dalam memenangkan partainya, tingkatan kualitas ,kuantitas, serta motivasi.


(35)

10.Pengawasan Strategi.

Ada dua hal yang harus dilakukan oleh partai politik;

1. Pertama, partai politik harus melakukan pengorganisiran informasi yang terpadu, baik dari lawan politik bersama aliansi simpatisannya dan bersama perkembangan yang ada dimasyarakat, dengan cara memberikan laporan dan dokumentasi. Hal ini tentu saja mecegah terjadinya suatu kejutan yang tak diinginkan, pengambilan keputusan yang salah, serta penilaian terhadap tim.

2. kedua, partai politik harus melakukan prisip pengamanan dan perlindungan terhadap skenario politik yang akan dilakukannya, dan praktek-praktek penyusupan dari lawan politik yang ada, karena disaat skenario dari politik diketahui pihak lain, maka akan membahayakan perencanaan yang akan dilakukan.24

Dari uraian Strategi Politik di atas, maka penulis akan menguraikan di bab selanjutnya bagaimana partai Demokrat melakukan skenario politik, sehingga mampu memenangkan Pemilihan Umum di Kabupaten Karo, sesuai dengan instrument pemenangan yang ada.

1.6. Metodologi Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menerapkan metode kualitatif deskriptif yang bersifat analisis terhadap suatu gejala atau fenomena yang kemudian disinkronkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian. Pendekatan Kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang didapat dari yang diamati.25

24

Peter Scholder. 2003. Strategi Politik. Jakarta : Friedrich-Naumann-Stiftung, PT Mita Alembana Grafika, Hal 6-9

25

Hadari Nawawi. 1994. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Hlm 203. Dengan demikian penelitian ini akan memberikan analisa dan gambaran yang lebih riil atau detail mengenai suatu gejala atau fenomena tersebut


(36)

yaitu, Strategi politik Partai Demokrat kabupaten Karo dalam dalam Pemilihan umum legislatif kabupaten Karo tahun 2014.

1.6.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karo, yang beralamat di Jln. Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Selain itu, untuk mengakuratkan analisis peneliti dilakukan juga penelitian ke kantor KPU Kabupaten Karo yang beralamat di Jln. Letjen Djamin Ginting No. 58 Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan instrumen penelitian yang harus dimiliki setiap penelitian ilmiah. Data ini menunjukkan kualitas atau mutu dari sesuatu yang ada, berupa keadaan, proses, kejadian/peristiwa dan lain-lain yang dinyatakan dalam bentuk perkataan.26 Dalam melakukan penelitian, data sangat dibutuhkan sebagai acuan dan untuk menjamin keakuratan analisis penelitian tersebut. Maka peneliti dalam hal ini melakukan teknik pengumpulan data dengan cara pengumpulan data primer dan data sekunder.27 Berikut akan diuraikan maksud dari pengumpulan data tersebut :

26

Hadari Nawawi dan Martini Hadari. Op.cit . hal. 49 27

Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga.. Hlm 105.


(37)

1. Data Primer

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah melalui wawancara (interview). Wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada informan ataupun narasumber yang dianggap sesuai dengan objek penelitian, serta melakukan tanya jawab secara mendalam terkait permasalahan yang ingin diteliti kepada informan atau narasumber dalam objek penelitian ini. Dalam hal ini, peneliti mengambil informan yaitu Kader dan pengurus Partai Demokrat kabupaten Karo yang terlibat langsung dalam perumusan strategi pemenangan Partai dalam pemilihan umum legislatif kabupaten Karo tahun 2014 dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten Karo selaku penyelengara Pemilu ditingkatan kabupaten Karo.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini adalah mencari data dan informasi melalui buku, internet, jurnal dan lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data-data tersebut hanya sebagai acuan untuk penulis memiliki gambaran terhadap konsep yang akan dituliskan dalam penelitian ilmiah ini. Selain itu, penulis juga mencari informasi dan referensi tambahan melalui buku-buku tentang Partai Politik khususnya tentang partai Demokrat, maupun artikel-artikel dari majalah atau koran, dan sebagainya yang bisa membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.


(38)

1.6.4 Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan guna mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Sesuai dengan jenis penelitian yang menggunakan metode kualitatif, maka penelitian ini menggunakan beberapa tahapan sebagai proses analisis untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Tahapan pertama adalah data-data dikumpulkan dari lembaga terkait baik itu yang masih mentah ataupun sudah disusun secara formal. Kemudian data-data tersebut dianalisis sesuai dengan permasalahan yang ingin dianalisis oleh peneliti. Selain itu, data yang didapat berdasarkan metode wawancara akan sangat membantu peneliti untuk menganalisis yang akan dilakukan perbandingan terhadap konsep yang ada pada data tertulis yang didapatkan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menguatkan argumen dari hasil analisisnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari penelitian ini, maka penulisan dilakukan secara terperinci dan sistematis sebagai salah satu syarat penelitian ilmiah. Penelitian ini terdiri atas 4 bab, yaitu :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan


(39)

BAB II : Deskripsi Lokasi Penelitian

Bab ini menguraikan kondisi masyarakat Kabupaten Karo sebagai suatu identitas masyarakat, dengan nilai-nilai primordial yang melekat di dalamnya, melihat sumber-sumber historis yang ada, keadaan geographis, keadaan demographi, potensi sarana prasarana yang ada, data monographi, dari masyarakat tersebut. Pada bab ini juga akan menguraikan tentang profil Partai Demokrat kabupaten karo dan sejarah berdirinya Partainya Demokrat di Indonesia

BAB III : Analisis Strategi Pemenangan Partai Demokrat dalam PEMILU Legislatif tahun 2014

Bab ini menguraikan, gambaran umum pertarungan politik yang terjadi dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Karo, konsep strategi pemenangan, kegiatan pemenangan yang dilakukan oleh tim pemenangan partai Demokrat dalam mensukseskan agenda partainya, dalam Pemilu Legislatif 2014, mulai dari proyeksi, eksekusi program pemenangan, hingga perolehan suara yang diperoleh partai Demokrat berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Kabupaten Karo.

BAB IV: Penutup Kesimpulan dan Saran


(40)

BAB II

Deskripsi Lokasi Penelitian

2.1 Kondisi Geopolitik Masyarakat Kabupaten Karo 2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Karo

Kabupaten Karo merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara, yang terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik. Secara Geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2º50’-3º19’ Lintang Utara dan 97º55’-98º38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97 persen dari luas Propinsi Sumatera Utara. Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 120-1420 M di atas permukaan laut.

Kabupaten Karo beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim kedua pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei, sedangkan musin kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni dan Juli. Curah hujan di Kabupaten Karo tahun 2009 tertinggi pada bulan Nopember sebesar 265 MM dan terendah pada bulan Pebruari sebesar 63 MM sedangkan jumlah hari hujan tertinggi pada bulan Nopember sebanyak 22 hari dan terendah pada bulan Juni sebanyak 6 hari. Suhu udara berkisar antara 15,8ºC sampai dengan 23,9ºC dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 87,38 persen.


(41)

Desa/kelurahan (252 Desa dan 10 Kelurahan). Pusat Pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe. Dari 262 Desa/Kelurahan di Kabupaten Karo, 10 desa diklasifikasikan Swadaya, 113 desa diklasifikasikan Swakarya dan 139 desa tergolong Swasembada.

Adapun data tentang luas wilayah kabupaten karo per kecamatan adalah sebagai berikut :

Tabel 1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2013

No. Kecamatan Banyaknya

Desa/Kelurahan Luas (Km²)

Rasio Terhadap Total Luas Kabupaten (%)

1 Mardingding 12 267,11 12,56

2 Laubaleng 15 252,60 11,87

3 Tigabinanga 19 160,38 7,54

4 Juhar 24 218,56 10,27

5 Munte 22 125,64 5,91

6 Kutabuluh 16 195,70 9,20

7 Payung 8 47,24 2,22

8 Tiganderket 17 86,76 4,08

9 Simpang Empat 17 93,48 4,39

10 Naman Teran 14 87,82 4,13

11 Merdeka 9 44,17 2,08

12 Kabanjahe 13 44,65 2,10


(42)

Sumber : Kabupaten Karo Dalam Angka Tahun 2014 (BPS Kabupaten Karo)

2.1.2 Batas Administrasi Kabupaten karo

Kabupaten Karo merupakan wilayah formal yang memiliki batas-batas secara administratif sebagai berikut:

• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang.

• Sebelah selatan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir.

• Sebelah timur dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun

• Sebelah barat dengan Propinsi Nangroe Aceh Darusalam.

2.1.3 Keadaan Demografi

Hasil Sensus tahun 2010 Penduduk Kabupaten Karo berjumlah 350.960 jiwa. Pada tahun 2013, menurut proyeksi penduduk sebesar 363.755 yang mendiami wilayah seluas 2.127,25 Km². Kepadatan penduduk diperkirakan sebesar 171 jiwa/ Km². Laju Pertumbuhan Penduduk Karo Tahun 2010 – 2013 adalah sebesar 1,17 persen per tahun. Tahun 2013 di Kabupaten Karo Penduduk

14 Tigapanah 22 186,84 8,78

15 Dolat Rayat 7 32,25 1,52

16 Merek 19 125,51 5,90

17 Barusjahe 19 128,04 6,02


(43)

laki-laki lebih sedikit dari Perempuan. Laki-laki berjumlah 180.535 jiwa dan Perempuan berjumlah 183.220 jiwa. Sex rasionya sebesar 98,53.

2.1.3.1 Penduduk

Jumlah Penduduk berdasarkan rasio kepadatan penduduk dalam setiap Kecamatan di Kabupaten Karo.

Tabel 2

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2013

No Kecamatan

Luas Wilayah

(Km2

Penduduk )

Kepadatan Penduduk Tiap

Km2

1 Mardingding 267,11 17 684 66,20

2 Laubaleng 252,60 18 359 72,68

3 Tigabinanga 160,38 20 626 128,61

4 Juhar 218,56 13 726 62,80

5 Munte 125,64 20 404 162,40

6 Kutabuluh 195,70 10 972 56,07

7 Payung 47,24 11 232 237,76

8 Tiganderket 86,76 13 659 157,43

9 Simpang Empat 93,48 19 707 210,82

10 Naman Teran 87,82 13 263 151,02

11 Merdeka 44,17 13 794 312,29

12 Kabanjahe 44,65 66 635 1 469,99

13 Berastagi 30,50 44 091 1 445,61

14 Tigapanah 186,84 30 388 162,64

15 Dolat Rayat 32,25 8 599 266,64


(44)

17 Barusjahe 128,04 22 904 178,88 Jumlah/Total 2013 2 127,25 363 755 171,00

2012 2 127,25 358 823 168,68

2011 2 127,25 354 242 166,53

Sumber : Proyeksi Penduduk Pertengahan tahun 2013 (Karo dalam angka 2014)

2.1.3.2 Data Kependudukan Kabupaten Karo

Data penduduk yang terdapat di 17 kecamatan yakni Mardinding, Laubaleng, Tigabinanga, Juhar, Munte, Kutabuluh, Payung, Tiganderket, Simpang Empat, Naman Teran, Merdeka, Kabanjahe, Berastagi, Tigapanah, Dolat Rayat, Merek, dan Barusjahe. Untuk lebih lengkapnya penulis membuat tabel sebagai berikut:

Tabel 3

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2013

No Kecamatan Laki-Laki

Perempuan Jumlah Sex rasio

1 Mardinding 8 825 8 859 17 684 99,62 2 Lau Baleng 9 218 9 141 18 359 100,84 3 Tigabinanga 10 262 10 364 20 626 99,02

4 Juhar 6 823 6 903 13 726 98,84

5 Munte 10 081 10 323 20 404 97,66

6 Kutabuluh 5 425 5 547 10 972 97,80

7 Payung 5 552 5 680 11 232 97,75

8 Tiganderket 6 660 6 999 13 659 95,16 9 Simpang Empat 9 848 9 859 19 707 99,89 10 Naman Teran 6 751 6 512 13 263 103,67


(45)

11 Merdeka 6 915 6 879 13 794 100,52 12 Kabanjahe 32 076 33 559 66 635 95,58 13 Berastagi 21 950 22 141 44 091 99,14 14 Tiga Panah 15 028 15 360 30 388 97,84 15 Dolat Rayat 4 252 4 347 8 599 97,81

16 Merek 9 584 9 128 18 712 105,00

17 Barusjahe 11 285 11 619 22 904 97,13 Jumlah Tahun 2013 180 535 183 220 363 755 98,53 Tahun 2012 178 073 180 750 358 823 98,52 Tahun 2011 176 077 178 165 354 242 98,83 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo 2014

Dilihat dari data kependudukan di atas, maka jumlah penduduk yang paling padat terdapat di kecamatan Kabanjahe dengan jumlah penduduk 66.635 jiwa. Sedangkan kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah kecamatan Dolat Rayat dengan jumlah penduduk 8.599 jiwa. Jumlah laki-laki dengan jumlah perempuan dapat dilihat bahwa jumlah perempuan lebih banyak dari pada jumlah laki-laki. Laki-laki berjumlah 180.535 jiwa dan perempuan berjumlah 183.220 jiwa serta sex rasionya 98,53. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah perempuan mendominasi di kabupaten Karo.

2.1.3.3 Data tentang Agama/ Kepercayaan Kabupaten Karo

Penduduk kabupaten Karo merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai agama yakni agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katholik Hindu dan Budha.Kehidupan keagamaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa semakin berkembang sehingga terbina hidup rukun diantara sesama umat beragama. Kerukunan antar umat beragama tersebut menjadikan penduduk merasa brsatu dan


(46)

tetap memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa. Adapun komposisi mengenai tempat ibadah umat beragama di Kabupaten Karo adalah Masjid, Gereja, Langgar dan kelenteng. Untuk lebih lengkapnya penulis membuat tabel sebagai berikut :

Tabel 4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama atau Kepercayaan yang dianut Masyarakat Kabupaten Karo Tahun 2014

No Agama/Kepercayaan Jumlah Persentase

1 Islam 87.371 jiwa 23,94%

2 Kristen Protestan 204.283 jiwa 56,14%

3 Kristen Khatolik 72.101 jiwa 19,56%

4 Hindu 7457 jiwa 2,06

5 Budha 881 jiwa 0,24

6 Lainnya 3845 jiwa 1,06%

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo 2014

Dilihat dari data agama atau kepercayaan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa agama atau kepercayaan mayoritas yang dianut adalah agama Islam dengan jumlah 188 539 jiwa atau dengan persentase 52,12%. Sedangkan agama atau kepercayaan minoritas yang dianut adalah agama Budha dengan jumlah 881 jiwa atau dengan persentase 0,24%.


(47)

2.1.4 Bentuk dan Susunan Pemerintahan Daerah

Setelah Kabupaten Karo merdeka maka susunan pemerintahan Kabupaten Karo diatur menurut UU No. 22 Tahun 1999, bahwa unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah dan DPRD, dimana Pemerintah Daerah sebagai Badan Eksekutif dan DPRD sebagai Badan Legislatif. Pemerintah Daerah Kabupaten dipimpin oleh seorang Bupati dan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya selaku Kepala Daerah dibantu oleh seorang Wakil Bupati. Penyelenggaraan Pemerintah Daerah menggunakan asas Otonomi dan Tugas Pembantuan hal ini dipertegas dalam UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang menjelaskan tentang susunan Pemerintahan Daerah dalam otonomi daerah.

Sejak terbentuknya Kabupaten Karo hingga saat ini tercatat yang memimpin Kabupaten Karo adalah sebagai berikut:

Tabel 5

Nama Bupati Kabupaten Karo Periode 1945-2014

No Nama Bupati Masa Bakti

1 Ngerajai Milala 1945-1946

2 Mhd. Kosim 1946-1947

3 Raja Kelelong Sinulingga 1947-1949

4 Rajin Peranginangin 1950

5 Rakutta Sembiring Milala 1950-1957

6 T. Raja Purba 1957

7 Abdullah eteng 1957-1960

8 Mayor Matang Sitepu 1960-1966


(48)

10 Kol. Tampak Sebayang, SH 1969-1980

11 Drs. Rukun Sembiring 1980-1985

12 Ir. Menet Ginting M.A.D.E 1985-1990 13 Drs. Rupai Perangin-angin 1990-1994 14 Kol. Drs. D.D Sinulingga 1995-2000

15 Drs. IS. Sihotang (Pjs) 2000

16 Sinar Perangin-angin 2000-2005

17 Kol. (Pur) Drs. D.D Sinulingga 2005-2010 18 DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti 2010-2014 19 Terkelin S Brahmana, SH (Plt. Bupati) Juli 2014- Sekarang Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo 2014

Pada lembaga Legislatif Kabupaten Karo mulai awal terbentuknya lembaga legislative hingga sekarang dipimpin oleh:

Tabel 6

Nama-Nama Ketua DPRD Kab. Karo Periode 1950-2014 No. Nama Ketua DPRD Masa Bakti

1. Selamat Ginting 1950-1955

2. Tokoh Purba 1955-1959

3. Matang Sitepu 1959-1962

4. Tampe Perangin-angin 1962-1965

5. Kolam Bukit 1969-1971

6. Panjang Barus 1971-1977

7. Muli Sembiring 1977-1982

8. Kursi Singarimbun 1982-1987 9. Kursi Singarimbun 1987-1992 10. Musim Firman Tarigan 1992-1997 11. Natangsa Suka Tendel 1997-1999


(49)

13. R. Romanus Purba 2004-2009 14. Siti Aminah BR Perangin-angin 2009-2011 15. Effendy Sinukaban, SE 2011-2014 16. Nora Else Surbakti 2014- Sekarang Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo 2014

2.1.5 Sosial Budaya

Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Karo disebut Suku Bangsa Karo. Suku Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat bagi Suku Bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri 5 (lima) Merga, Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu.

Merga Silima yakni:

• Karo-Karo

• Ginting

• Sembirin

• Tarigan

• Perangin-angin

Dari kelima Merga tersebut di atas, masih terdapat sub-sub Merga. Berdasarkan Merga ini maka tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh dan Perkade-kaden Sepuluh Dua Tambah Sada.


(50)

2. Tutur Siwaluh yaitu : Sipemeren, Siparibanen, Sipengalon, Anak Beru, Anak Beru Menteri, Anak Beru Singikuri, Kalimbubu, Puang Kalimbubu. 3. Perkade-kaden Sepuluh Dua : Nini, Bulang, Kempu, Bapa, Nande, Anak,

Bengkila, Bibi, Permen, Mama, Mami, Bere-bere.

Dalam perkembangannya, adat Suku Bangsa Karo terbuka, dalam arti bahwa Suku Bangsa Indonesia lainnya dapat diterima menjadi Suku Bangsa Karo dengan beberapa persyaratan adat. Masyarakat Karo terkenal dengan semangat keperkasaannya dalam pergerakan merebut Kemerdekaan Indonesia, misalnya pertempuran melawan Belanda, Jepang, politik bumi hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat sekarang dengan banyaknya makam para pahlawan di Taman Makam Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950. Penduduk Kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada Tuhan Yang Esa. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan.

Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan (sura-sura pusuh peraten) yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3 (tiga) hal pokok yang disebut Tuah, Sangap, dan Mejuah-juah.

 Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang.


(51)

 Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang.

 Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara manusia dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah -pisahkan satu sama lain.

2.2 Partai Demokrat

2.2.1 Sejarah Lahirnya Partai Demokrat 28

Partai Demokrat didirikan atas inisiatif Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang terilhami oleh kekalahan terhormat Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan Calon wakil Presiden dalam Sidang MPR tahun 2001. Dari perolehan suara dalam pemilihan cawapres dan hasil pooling public yang menunjukkan popularitas yang ada pada diri Susilo Bambang Yudhoyono (selanjutnya disebut SBY), beberapa orang terpanggil nuraninya untuk memikirkan bagaimana sosok SBY bisa dibawa menjadi Pemimpin Bangsa dan bukan direncanakan untuk menjadi Wakil Presiden RI tetapi menjadi Presiden RI untuk masa mendatang. Hasilnya adalah beberapa orang diantaranya Vence Rumangkang menyatakan dukungannya untuk mengusung SBY ke kursi Presiden,

2.2.1.1 Pembentukan dan Berdirinya Partai Demokrat

28

website resmi partai demokrat Indonesia http//:www.partaidemokrat.or.id/sejarah diunduh pada tanggal 15 Agustus 2014 pkl 16.35


(52)

dan bahwa agar cita-cita tersebut bisa terlaksana, jalan satu-satunya adalah mendirikan partai politik.

Perumusan konsep dasar dan platform partai sebagaimana yang diinginkan SBY dilakukan oleh Tim Krisna Bambu Apus dan selanjutnya tehnis administrasi dirampungkan oleh Tim yang dipimpin oleh Vence Rumangkang. Juga terdapat diskusi-diskusi tentang perlunya berdiri sebuah partai untuk mempromosikan SBY menjadi Presiden, antara lain : Pada tanggal 12 Agustus 2001 pukul 17.00 diadakan rapat yang dipimpin langsung oleh SBY di apartemen Hilton. Rapat tersebut membentuk tim pelaksana yang mengadakan pertemuan secara marathon setiap hari. Tim itu terdiri dari : (1). Vence Rumangkang, (2). Drs. A. Yani Wahid (Alm), (3). Achmad Kurnia, (4). Adhiyaksa Dault, SH, (5).Baharuddin Tonti, (6). Shirato Syafei. Di lingkungan kantor Menkopolkam pun diadakan diskusi-diskusi untuk pendirian sebuah partai bagi kendaraan politik SBY dipimpin oleh Drs. A. Yani Wachid (Almarhum). Pada tanggal 19 Agustus 2001, SBY memimpin langsung pertemuan yang merupakan cikal bakal pendirian dari Partai Demokrat. Dalam pertemuan tersebut, Vence Rumangkang menyatakan bahwa rencana pendirian partai akan tetap dilaksanakan dan hasilnya akan dilaporkan kepada SBY.

Selanjutnya pada tanggal 20 Agustus 2001, Vence Rumangkang yang dibantu oleh Drs. Sutan Bhatoegana berupaya mengumpulkan orang-orang untuk merealisasikan pembentukan sebuah partai politik. Pada akhimya, terbentuklah Tim 9 yang beranggotakan 10 (sepuluh) orang yang bertugas untuk mematangkan konsep-konsep pendirian sebuah partai politik yakni: (1) Vence Rumangkang; (2)


(53)

Dr. Ahmad Mubarok, MA.; (3) Drs. A. Yani Wachid (almarhum); (4) Prof. Dr. Subur Budhisantoso; (5) Prof. Dr. Irzan Tanjung; (6) RMH. Heroe Syswanto Ns.; (7) Prof. Dr. RF. Saragjh, SH., MH.; (8) Prof. Dardji Darmodihardjo; (9) Prof. Dr. Ir. Rizald Max Rompas; dan (10) Prof. Dr. T Rusli Ramli, MS. Disamping nama-nama tersebut, ada juga beberapa orang yang sekali atau dua kali ikut berdiskusi. Diskusi Finalisasi konsep partai dipimpin oleh Bapak SBY.

Untuk menjadi sebuah Partai yang disahkan oleh Undang- Undang Kepartaian dibutuhkan minimal 50 (limapuluh) orang sebagai pendirinya, tetapi muncul pemikiran agar jangan hanya 50 orang saja, tetapi dilengkapi saja menjadi 99 (sembilanpuluh sembilan) orang agar ada sambungan makna dengan SBY sebagai penggagas, yakni SBY lahir tanggal 9 bulan 9. Pada tanggal 9 September 2001, bertempat di Gedung Graha Pratama Lantai XI, Jakarta Selatan dihadapan Notaris Aswendi Kamuli, SH., 46 dari 99 orang menyatakan bersedia menjadi Pendiri Partai Demokrat dan hadir menandatangani Akte Pendirian Partai Demokrat. Sebanyak 53 (lima puluh tiga) orang selebihnya tidak hadir tetapi memberikan surat kuasa kepada Vence Rumangkang. Kepengurusanpun disusun dan disepakati bahwa Kriteria Calon Ketua Umum adalah Putra Indonesia asli, kelahiran Jawa dan beragama Islam, sedangkan Calon Sekretaris Jenderal adalah dari luar pulau jawa dan beragama Kristen. Setelah diadakan penelitian, maka Vence Rumangkang meminta Prof. Dr. Subur Budhisantoso sebagai Pejabat Ketua Umum dan Prof. Dr. Irsan Tandjung sebagai Pejabat Sekretaris Jenderal sementara Bendahara Umum dijabat oleh Vence Rumangkang.


(54)

Pada malam harinya pukul 20.30, Vence Rumangkang melaporkan segala sesuatu mengenai pembentukan Partai kepada SBY di kediaman beliau yang saat itu sedang merayakan hari ulang tahun ke 52 selaku koordinator penggagas, pencetus dan Pendiri Partai Demokrat. Dalam laporannya, Vence melaporkan bahwa Partai Demokrat akan didaftarkan kepada Departemen Kehakiman dan HAM pada esok hari yakni pada tanggal 10 September 2001.

2.2.1.2 Pengesahan Partai Demokrat

Pada tanggal 10 September 2001 jam 10.00 WIB Partai Demokrat didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI oleh Vence Rumangkang, Prof. Dr. Subur Budhisantoso, Prof. Dr. Irsan Tandjung, Drs. Sutan Bhatogana MBA, Prof. Dr. Rusli Ramli dan Prof. Dr. RF. Saragih, SH, MH dan diterima oleh Ka SUBDIT Pendaftaran Departemen Kehakiman dan HAM. Kemudian pada tanggal 25 September 2001 terbitlah Surat Keputusan Menkeh & HAM Nomor M.MU.06.08.-138 tentang pendaftaran dan pengesahan Partai Demokrat. Dengan Surat Keputusan tersebut Partai Demokrat telah resmi menjadi salah satu partai politik di Indonesia dan pada tanggal 9 Oktober 2001 Departemen Kehakiman dan HAM RI mengeluarkan Lembaran Berita Negara Nomor : 81 Tahun 2001 Tentang Pengesahan. Partai Demokrat dan Lambang Partai Demokrat. Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakemas) Pertama pada tanggal 18-19 Oktober 2002 di Hotel Indonesia yang dihadiri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) seluruh Indonesia.


(55)

Sejalan dengan deklarasi berdirinya Partai Demokrat, sebagai perangkat organisasi dibuatlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Sebagai langkah awal maka pada tahun 2001 diterbitkan AD/ART yang pertama sebagai peraturan sementara organisasi. Pada tahun. 2003 diadakan koreksi dan revisi sekaligus didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI sebagai Persyaratan berdirinya Partai Demokrat. Sejak pendaftaran tersebut, AD/ART Partai Demokrat sudah bersifat tetap dan mengikat hingga ada perubahan oleh forum Kongres ini.

2.2.2 Tentang Partai Demokrat Kabupaten Karo

Partai Demokrat kabupaten karo berdiri melalui MUSCAB I Partai Demokrat kabupaten karo pada tanggal 12-13 Maret 2005 di Berastagi. Artinya pada tahun itulah terbentuk kepengurusan pertama DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo untuk mengemban tugas sebagai organisasi politik. Tugas yang dimaksud disini adalah peraturan dan visi misi sebagaimana yang telah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PD maupun ketentuan ketentuan serta ketetapan organisasi yang menjadi kebijakan DPP Partai Demokrat. Awal berdirinya Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten Karo dipimpin oleh Drg. Bantuan Purba M.Si sebagai ketua umum dan Masa Sinulingga sebagai sekertaris umum untuk masa bakti 2005-2011. Struktur awal DPC ditetapkan melalu Surat keputusan Dewan Pimpinan Daerah Tk. I Sumatera Utara dengan No. 29/SK/SU/DPD.PD/VII/2006 tertanggal 01 Agustus 2006 dan menyusul kembali Surat Dewan Pimpinan Pusat No. 33/SK/DPP.PD/DPC/III/2009


(56)

tertanggal 23 Maret 2009 tentang susunan dan personalia DPC Partai Demkrat Kab. Karo masa bakti 2005-2011.29

Sejak dilaksanakannya Muscab I PD Kabupaten Karo pada bulan Maret 2005, kegiatan-kegiatan awal yang menjadi prioritas partai adalah pelaksanaan Musancab ( Musyawarah Anak Cabang) di Kabupaten Karo yang terdiri dari 17 kecamatan. Dari kerja keras kader Partai Demokrat Kabupaten Karo dalam mensukseskan agenda ini maka terbentuklah DPAC di setiap kecamatan dan Pengurus Ranting di 258 desa dan kelurahan.

Pada pertarungan politik pertama partai democrat dalam pemilihan umum legislative Kabupaten Karo di tahun 2009 partai democrat hanya mendapatkan 2 kursi parlemen dari dapil II dan dapil II. Tetapi meskipun demikian berdasarkan hasil perolehan suara pemilu pada tahun itu partai demokrat berhasil memperoleh suara peringkat kedua di Kabupaten Karo.

2.2.2.1 Struktur Kepengurusan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo Untuk menjalankan suatu organisasi tentu dibutuhkan suatu struktur yang mengatur tentang pembagian kerja anggota organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi tersebut. Sehingga pasca pendirian partai Demokraat Kabupaten karo dibentuklah susunan kepengurusan yang diputuskan oleh internal partai. Adapun bentuk susunan Kepengurusan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo masa bhakti 2011-2016 ditunjukkan dalam bagan dibawah ini:

29

Sumber data : Data Laporan Pertanggungjawaban DPC Partai Demokrat Kab. Karo masa bakti 2005-2011 pada Muscab II


(57)

Struktur kepengurusan ini ditetapkan oleh partai melalui hasil Musayawarah Cabang ke II Partai Demokrat Kabupaten Karo yang dilaksanakan di Berastagi pada tanggal 30 Juni 2014. Kepengurusan ini di tetapkan dengan keputusan MUSCAB II Partai Demokrat dengan nomor : 09/MUSCAB II/PD/Kabupaten Karo/I/2011.

2.2.2.2 Kebijakan Umum Partai Demokrat Kabupaten Karo

Kebijakan Umum Partai Demokrat terdiri dari Satuan Tugas pokok, Target realitis, Pokok Strategi dan sasaran, serta tahapan dan Pokok Kegiatan.

DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti Ketua Umum

Drg. Bantuan Purba, M.Si Wakil Ketua I

Irwan Sitepu Wakil Ketua II

Masa Sinulingga Sekertaris Umum

Jhon Heri Sembiring Bendahara Umum

Mustra Perangin-angin, SS Sekertaris I

Usaha Pelawi, SE Bendahara II Nataleo Kaban, SH

Sekertaris II

Akorta Ginting, S.Pd Sekertaris III

Lisada Ulina br Girsang, SE Bendahara I


(1)

bermanuver ditengah masyarakat, dan merubah cara pandangan masyarakat terhadap konteks politik itu sendiri, yang mana ada satu paradigma yang dibangun dalam melihat Pemilu . Dimana moment pemilu hanya menjadi acara bagi- bagi uang, sembako, kaos, dsb, dan sayangnya menjadi keyakinan kognitif yang dipahami masyarakat. Maka dengan melihat hal ini, dirasa sangat sulit untuk mengharapkan perubahan yang berarti kearah yang lebih baik, dan tentu saja mencinderai subtansi dasar Pemilu Umum sebagai instrument untuk mencari orang-orang yang memiliki integritas tinggi bagi kemajuan masyarakat, dan partai politik yang memiliki proyeksi kedepan guna mengangkat harkat dan martabat masyarakat.

Secara garis besar dalam penerapan strategi politik, walaupun memiliki konsep yang jelas sebagai pedoman untuk memenangkan Pemilu lewat dukungan masyarakat, tetapi terkadang banyak hal yang diluar koridor dan aturan yang berlaku pun dapat dilakukan seperti wacana yang dibangun yang menjurus kearah “black campaign”. Sehingga sama seperti pengertian kekuasaan yang dipandang oleh Harold Lasswell bahwa politik adalah Who gets what, when, and How, siapa yang mendapat apa, kapan, bagaimana.


(2)

4.2 Saran

Konsep strategi politik yang dilakukan dalam pandangan penulis harus mengalami perbaikan, dimana pendekatan terhadap masyarakat merupakan upaya yang secara kontiniuitas harus dilakukan, bukan hanya pada saat moment tertentu. Hubungan interaksi yang baik antara partai politik (baik Caleg partai, pengurus, dan organisasi sayap) dengan para konstituen (kader simpatisan, atau masyarakat secara umum) tidak hanya dijalin pada saat adanya satu kepentingan politik yang ingin di capai oleh partai. Sehingga hal tersebut tentunya menciptakan sikap apatisme bagi masyarakat dalam melihat setiap aktor politik yang bertarung baik dalam Pemilu ataupun Pemilukada.

Kemudian dalam regulasi pemilu sendiri harus ada perubahan yang dilakukan, dimana harus ada pengawasan anggaran yang dilakukan secara ketat untuk meminimalisir terjadi politik transaksional. Apabila hal ini terus terjadi maka dasar strategi politik yang mengedepankan pertarungan ide dan konsep dari setiap aktor politik, akan berubah menjadi ajang unjung kekuatan atas kepemilikan uang. Kemudian beban biaya politik yang begitu besar yang harus dikeluarkan setiap kontestan pemilu akan mempengaruhi efektifitasi kerja bagi seorang yang menang sebagai Anggota Legislatif. Karena sudah menjadi rahasia umum biaya politik yang telah di keluarkan diawal akan menjadi beban tersendiri bagi setiap anggota dewan, dan akan diupayakan untuk dikembalikan secepatnya walaupun terkadang harus melakukan pelanggaran hukum. Maka subtansi dasar dari seorang Anggota dewan yang memiliki otoritas dalam hal legislasi,


(3)

pemerintah akan menjadi hal yang secara teoritis berlaku dalam sistem politik Indonesia tetapi tidak sesuai dengan realitas yang ada yang lebih mengedepankan sikap pragmatisme bagi elite politik berkuasa.

Kemudian hal teramat penting yang harus dilakukan adalah memberikan pendidikan politik secara berkesinambungan kepada masyarakat baik oleh Partai politik, maupun Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara setiap hajatan politik. Agar subtansi dasar politik dalam konteks Pemilihan Umum yang merupakan metode atau mekanisme cara peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat dapat diwujudkan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

.A. Rahman.H.I. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu politik, Edisi Revisi, Jakarta: Gramedia,

________________. 1998. Partisipasi Dan Partai Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Carl J.Frederich .1967. Constitusional Government and Democracy: Theory and Pratice on Europe and America. Waltham: Blaisdell Publishing Company.

Chaidar, Al. 2006. Pertarungan Ideologis partai Islam versus Partai-partai Sekuler, Jakarta: Penerbit Buku Islam Kaffah

Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga.

Kantaprawira, Rusadi. 1997. Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru.

Karim, Muhammad Rusli. 1991. Pemilu Demokratis Kompetitif. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Marbun, B.N. 2012. Bagaimana Memenangkan Pemilu. Jakarta : PT. Pustapa Sinar Harapan.

Mas’oed, Mochtar. 2003. Negara, Kapital dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka


(5)

Mudrajad Kuncoro. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Maurice Duverger. 1981. Partai-Partai Politik Dan Kelompok-Kelompok Kepentingan. Terjemahan Laila Hasyim. Jakarta: Rajawali

Nawawi, Hadari. 1994. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press.

Nawawi, Hadari dan Martini Hadari. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Peter Scholder. 2003. Strategi Politik. Jakarta : Friedrich-Naumann-Stiftung, PT Mita Alembana Grafika.

Prof.Dr.Hafied Cangara,M.Sc. 2009. Komunikasi politik konsep Teori, dan Strategi. Jakarta: Rajawaliress

Rahman, Arifin. 1998. Sistem Politik Indonesia. Surabaya: LPM IKIP.

Rusadi Kantaprawira. 1997. Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru.

Sahdan Gregorius. 2006. Jalan transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul: Pondok Edukasi.

Sanit, Arbi. 1999. Partai, Pemilu dan Demokrasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Singarimbun, Masri dan Sofian Ependi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta :

LP3ES.

Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Widya Pustaka Utama.


(6)

Tambun P. 1952. Adat Istiadat Karo. Jakarta : Balai Pustaka.1

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. Usman, Husni dan Pramono. 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Bumi

Aksara.

Sumber journal :

Yahya Muhaimin, Beberapa Segi Birokrasi di Indonesia, Jurnal Prisma No.10 Tahun IX Oktober 1980,

Sumber Internet :

http//:www.partaidemokrat.or.id/sejarah (diakses pada tanggal 15 Agustus 2014 pukul 16.35)

Sumber lain :

Hasil rekapitulasi suara KPU Kabupaten Karo (surat keputusan KPU Kabupaten karo Nomor : 170/ SK/ KPU-Kab.002.434738/V/2014)

Majalah Sinabung Post edisi Februari – Mei 2014

Inventaris Partai Demokrat Kabupaten Karo tentang Kumpulan Makalah Pelatihan dan Kepemimpinan Kader Partai Demokrat di Cipanas Jawa Barat 2008. Keputusan KPU Kabupaten Karo Nomor : 154/KPU-KK/VI/2013 tentang

Penetapan Daftar Calon Sementara Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo Pemilihan Umum 2014