Percobaan ini akan melihat fungsi jaringan pengangkut dan proses pengangkutan air pada jaringan tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem jaringan pembuluh pada tumbuhan terdiri dari dua jaringan yaitu xilem dan floem yang berfungsi transport air dan materi organik ke seluruh bagian
tumbuhan dan melakukan transport jarak jauh antara akar dan taruk Iriawati 2009.
Fungsi utama xylem adalah mengangkut air serta zat-zat yang terlarut didalamnya. Floem berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis. Pada
batang berkas xylem umumnya berasosiasi dengan floem pada satu ikatan pembuluh. Kombinasi xylem dan floem membentuk sistem jaringan pembuluh di
seluruh tubuh tumbuhan, termasuk semua cabang batang dan akar. Xilem, terdiri dari trakeid, trakea pembuluh kayu, parenkim xylem, dan
serabut serat xylem. Berdasarkan asal terbentuknya terbagi menjadi xylem primer dan xylem sekunder. Xilem primer berasal dari prokambium sedangkan
xilem sekunder berasal dari kambium. Berdasarkan proses terbentuknya xilem primer dapat dibedakan menjadi protoxylem dan metaxylem. Protoxilem adalah
xylem primer yang pertama kali terbentuk sedangkan metaxilem yang terbentuk kemudian.
Floem terdiri dari unsur tapis sel tapis dan komponen pembuluh tapis, sel pengiring sel pengantar, parenkim dan serabut serat floem. Berdasarkan asal
terbentuknya terbagi menjadi floem primer dan floem sekunder. Floem primer berasal dari prokambium sedangkan floem sekunder berasal dari kambium.
Berdasarkan proses terbentuknya floem primer terdiri dari protofloem dan metafloem. Protofloem adalah floem primer yang pertama kali terbentuk
sedangkan metafloem terbentuk kemudian winxp 2010. Air diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara yang
terlarut di dalamnya, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman, terutama daun, melalui pembuluh xilem. Pembuluh xilem pada akar, batang, dan daun
merupakan suatu sistem yang kontinu, berhubungan satu sama lain. Untuk dapat diserap oleh tanaman, molekul-molekul air harus berada pada permukaan
akar. Dari permukaan akar ini air bersama-sama bahan-bahan yang terlarut diangkut menuju pembuluh xilem. Lintasan pergerakan air dari permukaan akar
menuju pembuluh xilem ini disebut lintasan radial pergerakan air Lakitan 2012. Masih menurut Lakitan 2012, ada 4 teori yang menjelaskan tentang
pengangkutan air di dalam pembuluh xilem yaitu: Teori tekananan akar. Pada awalnya diperkirakan air naik ke bagian atas
tanaman karena adanya tekanan dari akar. Hal ini didasarkan atas fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selan
manometer air raksa, maka air di dalam selang akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar. Tetapi dari hasil pengukuran yang intensif pada
berbagai jenis tanaman, maka besarnya tekanan tersebut umumnya tidak lebih dari 0,1 Mpa mega pascal. Selain itu tekanan akar hanya teramati pada kondisi
tanah yang berkecukupan air dan kelembaban udara relatif tinggi, atau dengan kata lain pada saat laju transpirasi sengat rendah.
Teori kapilaritas. Kapilaritas merupakan gejala yang timbul akibat interaksi antara permukaan benda padat dengan benda cair yang menyebabkan
gangguan terhadap bentuk permukaan cairan yang semula data. Didalam pipa yang kecil, hal ini menyebabkan naiknya permukaan cairan. Hal ini disebabkan
karena cairan ditarik oleh dinding bagian dalam pipa oleh gaya adhesi. Secara visual hal ini terlihat dari bentuk permukaan cairan meniscus di dalam pipa.
Tinggi permukaan ciran yang di dalam pipa kapiler sangat tergantung pada diameter pipa kapiler tersebut.
Teori sel pemompa. Pada abad ke-19 diyakkini bahwa pergerakan vertikal air dari akar ke daun adalah karena adanya peranan sel-sel khusus yang berfungsi
memompakan air ke atas. Sel-sel ini diperkirakan berada pada setiap interval jarak tertentu dan pada possi yang berurutang secara suksesif. Setiap sel
pemompa bertugas memompkan air sampai pada posisi sel pemompa yang berada diatasnya. Hal ini berlangsung secara kontinu dari akar sampa ke daun.
Tetapi hasil kajian natomis yang teliti gagal menemukan keberadaan sel-sel pemompa ini.
Teori kohesi. Ada 3 elemen dasar dari teori kohesi untuk menjelaskan pergerakan vertikal air dalam tubuh tumbuhan, yaitu tenaga pendorong driving force,
hidrasi pada lintasan yang dilalui, dan gaya kohesi antara molekul air. Dari keseluruhan teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teori yang
mampu untuk menjelaskan pergerakan vertikal air di dalam pembuluh xilem adalah teori kohesi yang didasarkan atas 3 konsep yakni adanya perbedaan
potensi air antara tanah dan atmosfir sebagai tenaga pendorong, adanya tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang mampu mempertahankan molekul air
terhadap gaya gravitasi, dan adanya gaya kohesi antara molekul air yang menjaga keutuhan kolom air di dalam pembuluh xilem.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan Tempat