HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK
DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL

SKRIPSI

Oleh :
Denise Permatasari
08810055

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK
DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi


Oleh :
Denise Permatasari
08810055

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi

: Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua dan Anak
dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja Awal

2. Nama Peneliti

: Denise Permatasari


3. NIM

: 08810055

4. Fakultas

: Psikologi

5. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian

: 17 Januari – 20 April 2012

7. Tanggal Ujian

: 7 Mei 2012


Malang, 11 Mei 2012

Pembimbing I

Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si

Pembimbing II

Ari Firmanto, S.Psi

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji
Pada tanggal 7 Mei 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji

: Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si


Anggota Penguji : 1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si

2. Adhyatman Prabowo, S.Psi, M.Psi

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Denise Permatasari

NIM


: 08810055

Fakultas / Jurusan

: Psikologi

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :
Hubungan antara Komunikasi Orang Tua dan Anak dengan Kecerdasan
Emosional pada Remaja Awal
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali
dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah
disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan
merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai
sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui
Ketua Program Studi

M. Salis Yuniardi S.Psi M.Si

Malang, 11 Mei 2012
Yang menyatakan

Denise Permatasari

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “Hubungan antara Komunikasi Orang Tua dan Anak dengan
Kecerdasan Emosional pada Remaja Awal”, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
2. Ibu Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si selaku Dosen Pembimbing I atas
bimbingan, pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama
penyusunan skripsi.
3. Bapak Ari Firmanto, S.Psi selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan,
pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama
penyusunan skripsi.
4. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si dan Ibu Dr. Dra. Diah Karmiyati, M.Si.
selaku Dosen Wali kelas F 2008 yang telah mendukung dan memberi pengarahan
sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
5. Ibu Lindayani Pusfiyaningsih S.Psi., M.Si atas referensi buku, referensi jurnal,
curhatan dan bimbingannya selama ini.
6. Bapak Drs. H.M. Bambang Sugeng, S.H., M.Pd selaku kepala sekolah SMP
Negeri 11 Malang atas izinnya memperbolehkan penulis melakukan penelitian.
7. Ibu Titik Widiastuti, S. Pd selaku koordinator Bimbingan Penyuluhan/Bimbingan

Konseling SMP Negeri 11 Malang yang banyak membantu penulis dalam
mendapatkan data-data yang diperlukan.

8. Siswa-siswi SMP Negeri 11 Malang khususnya kelas VIII yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menjadi subjek penelitian.
9. Penuntun hidupku Papa Ir. Agus Indrakso, matur nuwun papa telah menuntun
setiap langkahku sehingga aku seperti sekarang ini.
10. Surga duniaku Mama Dra. Lilik Budi Sri Hindaryani matur nuwun yang tak
terhingga buat mama untuk doa, kasih sayang dan kesabaran yang tanpa ujung.
11. Mas Donny Indrasworo B.Ec B.Ba dan Mas Dodiet Probo Kusumo S.E tersayang
atas semua kasih sayang dan dengan sabar banyak memberikan waktu, perhatian,
serta dukungan yang sangat besar kepada penulis.
12. Mbak Richa Vidya Yustikaningrum S.IP, M.Si dan Mbak Sari Sukmawati S.E,
M.M tercinta telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis.
13. Achmad Nizar, Larasati Marendra, Baiq Anggun, Eingrit Permaitiyas, Putri Ayu
atas segala doa, dukungan, perhatian serta canda tawa selama menggali ilmu di
fakultas psikologi ini.
14. Priska, Ratri, Emma, Juju, Uun, Mbak Indah dan juga banyak lagi teman-teman
angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
doa dan dukungannya.

15. Kunti Wulandari partner skripsiku tersayang, susah senang selalu bersama.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah
dari Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi
ini sangat penulis harapkan. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak khususnya peneliti selanjutnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 11 Mei 2012
Penulis

Denise Permatasari

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
INTISARI ................................................................................................................. vii

ABSTRACT.............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Orang Tua dan Anak ........................................................................ 7
B. Kecerdasan Emosional........................................................................................ 15
C. Remaja ................................................................................................................ 21
D. Hubungan antara Komunikasi Orang Tua dan Anak dengan Kecerdasan

Emosional pada Remaja Awal ................................................................................... 27

E. Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................................... 29
F. Hipotesis ............................................................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian.......................................................................................... 31
B. Variabel Penelitian.............................................................................................. 31
C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................................... 33
D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ........................................................ 34
E. Uji Coba Instrumen Penelitian............................................................................ 40
F. Prosedur Penelitian ............................................................................................. 44
G. Analisis Data ....................................................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .................................................................................................... 47
B. Hasil Analisis Data ............................................................................................. 55
C. Pembahasan ........................................................................................................ 56

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 59
B. Saran-saran ......................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 61
LAMPIRAN............................................................................................................... 63

DAFTAR TABEL
Nomor Tabel

Halaman

Tabel 3.1 : Kategori pemberian skor ......................................................................... 36
Tabel 3.2 : Blue print uji coba komunikasi orang tua dan anak ................................ 38
Tabel 3.3 : Blue print uji coba kecerdasan emosional ............................................... 38
Tabel 3.4 : Distribusi penyebaran item valid dan gugur skala komunikasi
orang tua dan anak .................................................................................. 42
Tabel 3.5 : Distribusi penyebaran item valid dan gugur skala kecerdasan
emosional ................................................................................................ 43
Tabel 3.6 : Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ................... 46
Tabel 4.1 : Data subjek penelitian ............................................................................. 47
Tabel 4.2 : Kategori skala komunikasi orang tua dan anak ...................................... 48
Tabel 4.3 : Kategori skala komunikasi orang

tua dan anak berdasarkan jenis

kelamin .................................................................................................... 49
Tabel 4.4 : Kategori skala komunikasi orang

tua dan anak berdasarkan

urutan posisi anak ................................................................................... 49
Tabel 4.5 : Kategori skala komunikasi orang

tua dan anak berdasarkan

pendidikan orang tua ............................................................................... 50
Tabel 4.6 : Kategori skala komunikasi orang

tua dan anak berdasarkan

pekerjaan orang tua ................................................................................. 51
Tabel 4.7 : Kategori skala kecerdasan emosional ...................................................... 51
Tabel 4.8 : Kategori skala kecerdasan emosional berdasarkan jenis kelamin ........... 52
Tabel 4.9 : Kategori skala kecerdasan emosional berdasarkan urutan posisi
anak ......................................................................................................... 52

Tabel 4.10 : Kategori skala kecerdasan emosional berdasarkan pendidikan
orang tua.................................................................................................. 53
Tabel 4.11 : Kategori skala kecerdasan emosional berdasarkan pekerjaan
orang tua.................................................................................................. 54
Tabel

4.12

:

Tabulasi

data

komunikasi

orang

tua

dan

anak

dengan

kecerdasan emosional ............................................................................. 55
Tabel 4.13 : Rangkuman analisa korelasi product moment ....................................... 56

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar
Gambar 3.1

Halaman
Hubungan variabel X dengan variabel Y ……………………..32

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Halaman

Lampiran 1 Uji coba skala komunikasi orang tua dan anak ..................................... 65
Uji coba skala kecerdasan emosional .................................................... 68
Skala penelitian ..................................................................................... 70
Lampiran 2 Data kasar uji coba skala komunikasi orang tua dan anak .................... 75
Data kasar uji coba skala kecerdasan emosional .................................. 81
Lampiran 3 Data korelasi uji coba skala komunikasi orang tua dan anak ................ 84
Data korelasi uji coba skala kecerdasan emosional ............................... 86
Lampiran 4 Reliabilitas komunikasi orang tua dan anak .......................................... 87
Reliabilitas kecerdasan emosional ......................................................... 88
Lampiran 5 Daftar identitas subjek penelitian .......................................................... 89
Lampiran 6 Data kasar skala komunikasi orang tua dan anak .................................. 91
Data kasar skala kecerdasan emosional ................................................. 94
Lampiran 7 Data pengkategorian T-score ................................................................ 96
Lampiran 8 Crosstab komunikasi orang tua dan anak dengan kecerdasan emosional
97
Lampiran 9 Korelasi komunikasi orang tua dan anak dengan kecerdasan emosional98
Lampiran 10 Surat Keterangan .................................................................................. 99
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian...................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA

Afrilia, F., & Kurniati, N., (2008). Hubungan antara komunikasi efektif orang tua –
anak dengan kenakalan remaja pada remaja di rumah tahanan pondok
bambu Jakarta timur. Jurnal Penelitian Psikologi Vol 13 No 2. Jakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Azwar, Saifuddin. (1997). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaplin. (2011). Kamus lengkap psikologi (Cetakan keempatbelas). Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Darta, Hanny Muchtar. (2011). Six pillars of positive parenting. Jakarta: Cicero
Publishing.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2004). Pola komunikasi orang tua dan anak dalam
keluarga. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Goleman, Daniel. (2002).Kecerdasan emosional: mengapa EI lebih penting daripada
IQ. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Hamidi. (2007). Metode penelitian dan teori komunikasi. Malang: UMM Press.
Handayani, M., Suminar, D., Hendriani, W., Alfian, I., & Hartini, N. (2008).
Psikologi keluarga. Surabaya: Unit Penelitian dan Publikasi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Hurlock, Elizabeth B. (1990). Perkembangan anak (Ed. keenam). Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. (1996). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan (Ed. kelima). Jakarta: Erlangga.
Indriyati. (2007). Hubungan komunikasi orang tua dan anak dengan rasa percaya
diri remaja putri awal (Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang, Jawa tengah).
Kartono, K. (1985). Peran keluarga memandu anak. Jakarta: CV. Rajawali.
Marini, L., & Andriani E. (2005). Perbedaan asertivitas remaja ditinjau dari pola
asuh orang tua. Psikologia Vol 1 No 2. Sumatera Utara: P.S. Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Melianawati, F.X., Prihanti S., & Tjahjoanggoro, A.J. (2001). Hubungan antara
kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan. Anima: Indonesian
Psychological Journal.17(1). 57-62.
Ramadhani, Savitri. (2008). The art of positive communicating. Yogyakarta:
Bookmarks.
Sarwono, Sarlito W. (2002). Psikologi remaja

(Ed. revisi). Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.
Setiadi, Aryaguna., (2001). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan
keberhasilan bermain games. Anima: Indonesian Psychological Journal.
17(1). 42-56.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk penelitian (Cetakan kesembilanbelas). Bandung:
Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. (1996). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UGM Pers.
Winarsunu, Tulus. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan
(Cetakan keempat). Malang: UMM Press.
Yuliawati, Livia. (2008). Karakteristik kedekatan emosional orang tua sebagai model
dan mentor kecerdasan emosional remaja. Sosiohumaniora Vol 10, No 2.
Surabaya: Program Studi Psikologi Universitas Ciputra.
Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi perkembangan anak dan remaja (Cetakan
keduabelas). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan
sosial-emosional (Hurlock, 1996). Pada masa remaja menggambarkan dampak
perubahan fisik dan pengalaman emosi yang mendalam.
Remaja pada saat ini banyak yang mengalami masalah perkembangan
emosional yang bermacam-macam. Pada dasarnya emosi yang dirasakan oleh para
remaja merupakan emosi yang tidak jauh berbeda dengan emosi pada saat mereka
masih anak-anak. Perbedaan tersebut terletak pada saat remaja, remaja mulai
mengenal lingkungan luar seperti lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
sehingga orang tua atau keluarga bukanlah satu-satunya pembentuk karakter pada
remaja. Masalah perkembangan emosional yang terjadi pada remaja saat ini adalah
mudah sekali terpancing amarahnya, tidak dapat mengendalikan emosi dan
menempatkan emosi yang baik, apabila di beri suatu pekerjaan atau tanggung jawab
dan ia tidak mampu menyelesaikannya maka ia akan mudah sekali untuk berputus
asa.
Survei yang dilakukan oleh Goleman (2002) terhadap orang tua dan guruguru memperlihatkan adanya kecenderungan yang sama di seluruh dunia, yaitu
generasi sekarang lebih banyak mengalami kesulitan emosional dari pada generasi
sebelumnya, seperti lebih kesepian, pemurung, kurang menghargai sopan santun,
lebih gugup, mudah cemas, lebih impulsif dan agresif. Kemerosotan emosi tampak
pada semakin parahnya masalah spesifik seperti nakal atau agresif, bergaul dengan
anak-anak bermasalah, bohong dan menipu, sering bertengkar, bersikap kasar
terhadap orang lain, membandel di sekolah maupun di rumah, keras kepala, dan
suasana hatinya sering berubah-ubah, terlalu banyak bicara, sering mengolok-olok,
serta bertemperamen tinggi. Remaja yang kurang mampu dalam memahami,
mengelola, dan mengendalikan emosi dalam dirinya menunjukkan bahwa individu
tersebut kurang memiliki kecerdasan emosional.
1

2

Kecerdasan emosional sangatlah penting bagi perkembangan remaja, namun
pada era globalisasi saat ini remaja lebih diwajibkan untuk menjadi seseorang yang
cerdas dan pintar. Semua orang tua beranggapan bahwa dengan menjadi cerdas
dalam hal intelektual anak akan tumbuh menjadi orang yang sukses nantinya,
sehingga para orang tua saat ini berlomba-lomba untuk dapat menyekolahkan
anaknya di sekolah yang bermutu tinggi meskipun dengan biaya yang sangat tinggi.
Selama ini kecerdasan intelektual seringkali dijadikan patokan untuk memprediksi
kesuksesan seseorang di masa depan, sehingga orang tua lebih menekankan kepada
anak mereka bahwa belajar adalah hal yang sangat penting dibanding dengan yang
lain seperti bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya. ”Biasanya malah orang
tua melarang anaknya bergaul dan menyuruhnya belajar terus di rumah. Tindakan ini
malah salah. Anak bisa menjadi tertekan,” ujar psikolog Tika Bisono dalam seminar
plus Jurus Jitu Mengembangkan Potensi Anak yang diselenggarakan Penerbit
Erlangga

di

News

Cafe’-

Kemang,

Jakarta

Selatan.

(http://dianutami-

tamariwi.blogspot.com/2009_03_01_archive.html)
Memang benar bahwa kecerdasan intelektual akan membuat seseorang
menjadi sosok yang berhasil. Namun dalam menentukan keberhasilan seseorang
tidak hanya membutuhkan kecerdasan intelektual yang tinggi saja, melainkan masih
ada faktor penentu keberhasilan lain yang memiliki pengaruh lebih besar daripada
kecerdasan intelegensi salah satunya adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan
intelektual tidaklah cukup bisa menjamin karier masa depan anak jika tak diimbangi
dengan kecerdasan emosi, selain tidak dapat bersosialisasi seseorang juga kurang
mampu untuk mengendalikan emosinya bila menghadapi masalah.
Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dari seorang ahli pencetus
kecerdasan emosional yaitu (Goleman, 2002), kecerdasan intelektual hanya
menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor
kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional yakni kemampuan
memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur
suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.
Kecerdasan emosional merupakan hal yang dapat dipelajari dan bukan
bersifat bawaan. Kecerdasan emosional tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak
lahir hingga meninggal dunia. Kecerdasan emosi juga dipengaruhi oleh berbagai

3

faktor mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan
masyarakat. Pembelajaran emosi dimulai pada saat-saat paling awal kehidupan, dan
terus berlanjut sepanjang masa.
Berkomunikasi sangatlah penting bagi kita karena melalui komunikasi
beberapa kebutuhan kita terpenuhi. Sebagai contoh, melalui komunikasi kita
mendapatkan informasi penting untuk menyelesaikan tugas tertentu. Melalui
komunikasi, kita memperoleh kepuasan psikologis seperti terpenuhinya perasaan
cinta, perhatian dan kasih sayang. Begitu juga dengan anak, mereka sangat
membutuhkan sentuhan komunikasi yang hangat dan penuh empati.
Khususnya pada lingkungan keluarga, hubungan orang tua dan anak sangat
berpengaruh. Guna mendapatkan kecerdasan emosi yang berguna untuk keberhasilan
hidup dimasa mendatang sangatlah perlu orang tua berperan aktif dalam proses
pembentukan.

Keluarga

merupakan

lembaga

pertama

dan

utama

dalam

melaksanakan proses sosialisasi pada anak. Di tengah keluarga remaja belajar
mengenal makna cinta kasih, loyalitas, simpati, bimbingan, pendidikan dan
bermasyarakat. Oleh karena itu untuk menciptakan hubungan yang lebih mendalam
antara orangtua dan anak perlu adanya komunikasi sebagai cara efektif dalam
menentukan kesejahteraan dan keharmonisan. Semua pergaulan kecil antara orang
tua dan anak mempunyai makna emosional tersembunyi dan pesan-pesan dalam
pergaulan tersebut yang berlangsung selama bertahun-tahun akan membentuk inti
pandangan serta kemampuan emosional anak-anak, hal tersebut diperkuat dengan
hasil penelitian yang menegaskan bahwa kemampuan anak mengelola emosinya bisa
ditingkatkan dengan cara berkomunikasi antara orang tua dengan anak Elias dkk,
(dalam Ramadhani, 2008).
Orang tua adalah sosok yang pertama kali dan memiliki peran penting
dalam perkembangan kecerdasan emosional seorang anak. Karena itu, orang tua
harus membimbing anak untuk membina hubungan persahabatan yang hangat dan
harmonis, bekerja dalam kelompok secara harmonis, berbicara dan mendengarkan
secara efektif, mencapai prestasi yang lebih tinggi sesuai aturan. Selain itu, orang tua
juga harus memberi arahan kepada anaknya dalam hal mengatasi masalah dengan
temannya yang nakal, berempati pada sesama, memecahkan masalah, mengatasi

4

konflik, membangkitkan rasa humor, memotivasi diri bila menghadapi saat-saat yang
sulit, menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri, dan menjalin keakraban.
Namun banyak orang tua saat ini yang menganggap bahwa dengan
tercukupinya kebutuhan-kebutuhan materiil menjadi jaminan seorang anak akan
bahagia sehingga mereka tidak mau tahu kepentingan dan kebutuhan anak secara
emosional. Komunikasi yang kurang karena kesibukan orang tua dalam bekerja akan
mengakibatkan anak tidak memiliki kesempatan untuk menceritakan dan
mengungkapkan perasaannya sehingga menyebabkan anak-anak menjadi nakal dan
menjadi pribadi yang kurang toleransi, kurang dapat berkomunikasi dan cenderung
minta diperhatikan. Menurut Idrus (dalam Kartono, 1985) terlebih lagi kesulitan
komunikasi antara remaja dengan orangtua dalam keluarga karena adanya jurang
komunikasi antar generasi, di satu pihak generasi tua mengeluh bahwa remaja
sekarang tidak bisa dimengerti, di lain pihak generasi remaja juga mengeluh, bahwa
orang tua tidak bisa mengerti dirinya dan remaja akan melakukan suatu hal yang
menurut mereka adalah benar.
Salah satu cara yang paling sederhana untuk mengembangkan emosional
anak adalah dengan berkomunikasi dengan anak. Dengan berkomunikasi orang tua
harus mempersiapkan diri, selalu bersikap terbuka, menaruh kepercayaan dan tidak
membohongi anak, apabila hal ini dilakukan sejak awal anak akan menaruh
kepercayaan pada orang tuanya. Pada saatnya nanti kepercayaan pada orang tua ini
akan mempermudah mereka berkomunikasi dengan orang tuanya. Sehingga secara
tidak langsung pada saat orang tua dan anak berkomunikasi, orang tua akan
mengenali bagaimana emosi anak mereka dan mengajarkan bagaimana cara
mengelola emosi mereka tersebut sehingga anak akan tumbuh menjadi individu
dengan kecerdasan emosional yang baik. Namun di dalam berkomunikasi dengan
anak, orang tua harus memiliki karakteristik seperti yang di teliti oleh Yuliawati
(2008) terdapat dua karakteristik yang terkait dengan kedekatan emosional yang
diperlukan orang tua untuk berperan efektif sebagai model dan mentor kecerdasan
emosional remaja. Pertama, memiliki waktu kebersamaan yang cukup dengan subjek
sehingga perilaku dan perkataan orang tua sering diperhatikan oleh remaja. Kedua,
model harus memiliki karakter yang dinilai signifikan oleh remaja yaitu bisa
dipercaya dan memberikan kenyamanan emosional.

5

Dengan memiliki kecerdasan emosional yang baik diharapkan remaja akan
mampu mengembangkan aspek-aspek kecerdasan yang lain ditengah lingkungannya,
sebab aspek kecerdasan emosi memegang peranan penting dalam membangun
hubungan interpersonal (Suryabrata, 1996).
Oleh karena itu, dalam kaitan pentingnya komunikasi orang tua dan anak
sebagai salah satu faktor untuk meningkatkan kecerdasan emosional pada remaja,
maka dalam penyusunan skripsi ini penulis berminat untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Hubungan antara komunikasi orang tua dan anak dengan kecerdasan
emosional pada remaja awal”.
Pada penelitian ini peneliti mengungkap aspek komunikasi orang tua dan
anak dengan cara melihat perspektif anak atau sikap anak terhadap perlakuan orang
tua mereka khususnya dalam hal berkomunikasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara
komunikasi orang tua dan anak dengan kecerdasan emosional pada remaja awal.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara komunikasi orang tua dan anak dengan kecerdasan
emosional pada remaja awal.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat diadakannya penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi
wahana perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan tentang
hubungan antara komunikasi antara orang tua dan anak dengan kecerdasan
emosional pada remaja awal.

6

2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa
terbentuknya kecerdasan emosional pada remaja awal sangat di dukung oleh
komunikasi yang positif antara orang tua dan anak.

Dokumen yang terkait

Hubungan Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak dengan Agresivitas Pada Anak Usia Remaja di SMK X Magelang

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja.

0 5 12

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA AWAL Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja Awal.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA AWAL Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja Awal.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL Hubungan Antara Kualitas Komunikasi Orang Tua Anak dengan Pengendalian Dorongan Seksual Sebelum Menikah Pada Remaja.

0 2 14

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN EMOSI PADA REMAJA Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecerdasan Emosi Pada Remaja.

0 0 18

Hubungan antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dengan persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal.

12 38 137

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Orang Tua Dengan Perilaku Temper Tantrum Anak Usia Toddler COVER

2 6 15

Kecerdasan Emosional dan Persepsi Anak Mengenai Hubungan Orang Tua-Anak pada Remaja Delinkuen dan Tidak Delinkuen - Ubaya Repository

0 0 1