4. Mencatat semua hasil keputusan dan pertemuan dan melaporkan pada Direktur utama.
5. Menyebarkan semua hasil keputusan yang sudah disetujui oleh pimpinan kepada seluruh pihak yang terkait.
6. Melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati dalam pertemuan.
7. Menunjang pembuatan pedoman diagnose dan terapi pedoman penggunaan antibiotika dan pedoman penggunaan obat dalam kelas terapi
lain. 8. Membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan Panitia
Farmasi dan Terapi. 9. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan.
10. Melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat. 11. Melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan dan penggunaan
obat pada pihak terkait. Panitia Farmasi dan Terapi bertanggung jawab kepada Direktur Utama
melalui Direktur Umum dan Operasional RSUP H. Adam Malik.
3.3 Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik
Instalasi farmasi RSUP H. Adam Malik dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab langsung kepada direktur umum dan operasional.
3.3.1 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik
Instalasi farmasi RSUP H.Adam Malik mempunyai tugas membantu direktur umum dan operasional untuk menyelenggarakan, mengkoordinasikan,
Universitas Sumatera Utara
merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di RSUP H. Adam Malik.
Fungsi instalasi farmasi RSUP H. Adam Malik adalah: a. Melaksanakan kegiatan tata usaha untuk menunjang kegiatan instalasi
farmasi dan melaporkan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian. b. Melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP H.
Adam Malik serta melaksanakan evaluasi dan SIRS instalasi farmasi. c. Melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian
perbekalan farmasi di gudang instalasi farmasi dan memproduksi obat-obat sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
d. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke seluruh satuan kerjainstalasi di lingkungan RSUP H. Adam Malik untuk kebutuhan pasien rawat jalan,
rawat inap, gawat darurat dan instalasi-instalasi penunjang lainnya. e. Melaksanakan fungsi pelayanan farmasi klinis.
f. Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang
farmasi.
3.3.2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Struktur RSUP H. Adam Malik Nomor OT.01.01.IV.2.1.102812011. Struktur organisasi instalasi farmasi RSUP
H. Adam Malik ditunjukkan pada gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP. H. Adam Malik Medan
3.3.2.1 Kepala Instalasi Farmasi
Kepala instalasi farmasi RSUP H. Adam Malik mempunyai tugas memimpin, menyelenggarakan, mengkoordinasikan,merencanakan, mengawasi
dan mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian terhadap pasien, instalasi pelayanan dan instalasi penunjang lainnya di RSUP H. Adam Malik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ka. Instalasi Farmasi
Wa. Ka. Instalasi Farmasi
Ka. Pokja Farmasi
Klinis Ka. Pokja
Apotek II Ka. Pokja
Apotek I Ka. Pokja
Perbekalan Ka. Pokja
Perencanaan, Pelaporan
Evaluasi
Ka. Depo Farmasi
Rindu A Ka. Depo
Farmasi Rindu B
Ka. Depo Farmasi
Instalasi Anestesi
Terapi Intensif
Ka. Depo Farmasi
IGD Ka. Tata Usaha
Ka. Depo Farmasi
Instalasi Bedah
Pusat Direktur Utama
Direktur Umum dan Operasional
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.2 Wakil Kepala Instalasi Farmasi
Wakil kepala instalasi farmasi RSUP H. Adam Malik mempunyai tugas membantu kepala instalasi farmasi untuk menyelenggarakan,mengkoordinasikan,
merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di RSUP H. Adam Malik sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, menggantikan tugas kepala instalasi farmasi apabila kepala instalasi farmasi berhalangan hadir.
3.3.2.3 Tata Usaha Farmasi
Tata usaha farmasi bertanggung jawab langsung kepada kepala instalasi farmasi yang mempunyai tugas membantu kepala instalasi farmasi dalam hal
mengkoordinasikan kegiatan ketatausahaan, pelaporan, kerumahtanggaan, mengarsipkan surat masuk dan keluar, serta urusan kepegawaian instalasi farmasi.
3.3.2.4 Kelompok Kerja
a. Pokja Perencanaan, Pelaporan dan Evaluasi Pokja perencanaan dan evaluasi sebagai salah satu unsur pelaksana utama
Kepala Instalasi Farmasi untuk menyelenggarakan dan mengkoordinasikan serta melaksanakan perencanaan bertugas membantu Kepala Instalasi
Farmasi dan pengadaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan Rumah Sakit, melakukan evaluasi laporan kegiatan kefarmasian di Rumah Sakit Umum
Pusat H. Adam Malik dan melaksanakan SIMRS Instalasi Farmasi. b. Pokja Perbekalan
Pokja perbekalan sebagai salah satu unsur pelaksana utama Kepala Instalasi
Farmasi, bertugas
membantu Kepala
Instalasi untuk
menyelenggarakan dan
mengkoordinasikan terhadap
penerimaan,
Universitas Sumatera Utara
penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok perbekalan farmasi, peracikan, pembuatan, pengemasan kembali perbekalan farmasi, serta
administrasi perbekalan farmasi dan melaksanakan SIMRS Instalasi Farmasi.
c. Pokja Apotek I Pokja apotek I sebagai salah satu unsur pelaksana utama Kepala Instalasi
Farmasi, bertugas
membantu Kepala
Instalasi Farmasi
untuk menyelenggarakan
dan mengkoordinasikan
terhadap penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok perbekalan farmasi terhadap kebutuhan perbekalan farmasi pasien Askes dan pasien umum
rawat jalan serta melaksanakan SIMRS instalasi farmasi. d. Pokja Apotek II
Pokja apotek II sebagai salah satu unsur pelaksana utama Kepala Instalasi Farmasi, bertugas membantu Kepala Instalasi untuk menyelenggarakan
dan mengkoordinasikan
terhadap penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok perbekalan farmasi terhadap
kebutuhan perbekalan farmasi untuk pasien Jamkesmas rawat jalan, pasien Askes rawat inap dan pasien umum serta melaksanakan SIMRS Instalasi
Farmasi. e. Pokja Farmasi Klinis
Pokja farmasi klinis sebagai salah satu unsur pelaksana utama Kepala Instalasi Farmasi, bertugas membantu Kepala Instalasi Farmasi untuk
menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pelayanan Farmasi Klinis secara profesional..
Universitas Sumatera Utara
f. Depo IGD Depo farmasi IGD sebagai salah satu unsur pelaksana utama Kepala
Instalasi Farmasi,
bertugas membantu
Kepala Instalasi
untuk menyelenggarakan
dan mengkoordinasikan
terhadap penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok perbekalan farmasi serta melaksanakan SIMRS Instalasi Farmasi terhadap kebutuhan
perbekalan farmasi untuk pasien IGD. g. Depo Farmasi Rindu A
Depo farmasi Rindu A sebagai salah satu unsur pelaksana utama Kepala Instalasi
Farmasi, bertugas
membantu Kepala
Instalasi untuk
menyelenggarakan dan
mengkoordinasikan terhadap
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok perbekalan farmasi
serta melaksanakan SIMRS Instalasi Farmasi terhadap kebutuhan perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap terpadu A.
h. Depo Farmasi Rindu B Depo farmasi Rindu B sebagai salah satu unsur pelaksana utama Kepala
Instalasi Farmasi,
bertugas membantu
Kepala Instalasi
untuk menyelenggarakan
dan mengkoordinasikan
terhadap penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok perbekalan farmasi serta melaksanakan SIMRS Instalasi Farmasi terhadap kebutuhan
perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap terpadu B. i. Depo Farmasi Anestesi dan Terapi Intensif
Depo farmasi Anestesi dan Terapi Intensif sebagai salah satu unsur pelaksana utama Kepala Instalasi Farmasi, bertugas membantu Kepala
Universitas Sumatera Utara
Instalasi untuk menyelenggarakan dan mengkoordinasikan terhadap penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok
perbekalan farmasi serta melaksanakan SIMRS Instalasi Farmasi terhadap kebutuhan perbekalan farmasi untuk pasien Instalasi pelayanan Anestesi
dan Terapi Intensif. j. Depo Farmasi Instalasi Bedah Pusat
Depo farmasi Instalasi Bedah Pusat sebagai salah satu unsur pelaksana utama Kepala Instalasi Farmasi, bertugas membantu Kepala Instalasi
untuk menyelenggarakan dan mengkoordinasikan terhadap penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok perbekalan farmasi
serta melaksanakan SIMRS Instalasi Farmasi terhadap kebutuhan perbekalan farmasi untuk pasien Bedah Pusat.
3.3.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Pengelolaan Perbekalan Farmasi adalah suatu siklus kegiatan yang dimulai dari
pemilihan, perencanaan,
pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
3.3.3.1 Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis perbekalan farmasi
sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan perbekalan farmasi ini berdasarkan:
1. Formularium 2. Standar perbekalan farmasi yang telah ditetapkan
3. Pola penyakit 4. Mutu, Harga dan Ketersediaan di pasaran
Universitas Sumatera Utara
Penentuan pemilihan obat merupakan peran aktif apoteker dalam Komite Farmasi dan Terapi untuk menetapkan kualitas dan efektifitas.
3.3.3.2 Perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga
perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk menghindari kekosongan obat. Perencanaan ini menggunakan metode kombinasi
konsumsi dan
epidemiologi serta
menetapkan prioritas
dengan mempertimbangkan sisa persediaan, data pemakaian periode sebelumnya serta
siklus penyakit dan rencana pengembangan.
3.3.3.3 Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi di RSUP H. Adam Malik merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui
serta dilaksanakan pada jam kerja. RSUP H. Adam Malik melaksanakan pembelian secara langsung untuk perbekalan farmasi sampai dengan nilai 200 juta
dari distributorPBFrekanan yang bersifat distributor utama serta melakukan negosiasi atas dasar kualitas, jaminan ketersediaan, harga yang wajarmurah dan
sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
3.3.3.4 Produksi
Produksi perbekalan farmasi dilaksanakan oleh kelompok kerja perbekalan. Produksi obat-obatan yang dilaksanakan adalah:
1. Sediaan farmasi yang mempunyai konsentrasi khusus dan tidak tersedia di pasaran.
2. Sediaan farmasi yang tidak stabil dalam penyimpanan.
Universitas Sumatera Utara
3. Sediaan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil. Sarana dan fasilitas produksi harus menjamin mutu produksi yang
dihasilkan. Fasilitas pengemas yang menjamin mutu dan keamanan pengguna antara lain: wadah, pembungkus, etiket dan label.
3.3.3.5 Penerimaan
Penerimaan perbekalan farmasi dilaksanakan oleh panitia penerima, bendaharawan barang, kepala instalasi farmasi, kepala pokjadepo farmasi dan
kepala instalasi user SMF. Didalam panitia penerima harus terlibat tenaga apoteker.
Penerimaan perbekalan farmasi harus sesuai dengan SPKkontrak, surat pesanan barang dan faktur barangsurat pengantar barang. Penerimaan perbekalan
farmasi reagensia harus melampirkan sertifikat analisis. Expire date dari setiap perbekalan farmasi yang diterima minimal 2 tahun. Penerimaan perbekalan
farmasi yang berbahaya bagi kesehatan harus melampirkan lembar data pengamanan LDP atau MSDS material safety data sheet.
Setelah penerimaan barang kontrakSPK selesai dibuat berita acara penerimaan oleh panitia penerima. Penerimaan oleh Pokja atau depo farmasi di
instalasi farmasi dan Instalasi User SMF harus sesuai dengan bukti permintaan dan bukti penyerahan perbekalan farmasi. Setiap penerimaan perbekalan farmasi
harus di entry ke computer SIRS.
3.3.3.6 Penyimpanan
Pokja perbekalan bertanggung jawab atas penyimpanan perbekalan farmasi di gudang dan melaksanakan pengendalian serta menentukan buffer stock
perbekalan farmasi. Pokja instalasi farmasi, Depo Farmasi dan instalasi user
Universitas Sumatera Utara
SMF bertanggung jawab atas penyimpanan perbekalan farmasi di unit kerja masing-masing dan melaksanakan pengendalian serta menentukan buffer stock
perbekalan farmasi. Penyimpanan perbekalan farmasi dipisahkan berdasarkan penyedia: Askes,
Jamkesmas, Umum dan Floor Stock. Ruang penyimpanan di gudang farmasi harus memenuhi syarat penyimpanan perbekalan farmasi. Penyimpanan
perbekalan farmasi disusun sesuai dengan suhu dan kestabilannya. Penyimpanan untuk obat atau bahan berbahaya termasuk high alert diberi label atau penandaan
khusus bahan berbahaya, terpisah dari obat atau perbekalan farmasi lainnya. Penyimpanan berdasarkan Alfabetis, FIFO, FEFO.
Penyimpanan larutan nutrisi dilakukan pada suhu 25˚C dan terpisah dari obat yang lain. Untuk penyimpanan obat Look Alike Sound Alike LASA diberi
jarak antara satu dengan yang lainnya dan diberi tanda atau label LASA.
3.3.3.7
Pendistribusian
Pendistribusian perbekalan farmasi dilaksanakan instalasi farmasi dengan menggunakan sistem:
a. Floor Stock b. Resep perseoranganKartu Obat Pasien
c. One Day Dose Dispensing ODDDOne Unit Dose Dispensing OUDD
Distribusi perbekalan farmasi yang masuk kedalam paket pelayanan atau tindakan yang dilaksanakan di instalasi-instalasi dilakukan dengansistem floor
stok. Distribusi perbekalan farmasi untuk kebutuhan pasien rawat inap dilakukan dengan sistem one day dose dispensing. Distribusi perbekalan farmasi untuk
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan pasien rawat jalan dilakukan dengan sistem resep perseorangan.
Distribusi perbekalan farmasi untuk pasien di IGD dilakukan dengan sistem floor
stok, resep perseorangan dan one unit dose dispensing. Distribusi perbekalan
farmasi pada hari libur panjang lebih dari tiga hari dari pokja perbekalan ke
pokjadepo farmasi dilaksanakan dengan sistem on call. Pemberian obat dan penulisan resep:
a. Pemberian obat kepada pasien berpedoman kepada formularium rumah sakit, DPHO untuk pasien ASKES, formularium program jaminan
kesehatan masyarakat untuk pasien JAMKESMAS b. Penulisan resepkartu obat dengan nama generik
c. Penulisan resep ditulis pada blanko resep RSUP H. Adam Malik sesuai dengan ketentuan penulisan resep yang lengkap
d. Penulisanpermintaan obat bermerek untuk pasien askes dan jamkesmas dapat diganti dengan obat yang termasuk daftar obat askes dengan generik
yang sama dan kadar yang sama kalau obat tidak tersedia di instalasi farmasi tanpa persetujuan dokter.
Pelayanan obat pasien rawat jalan: a. Resep yang dapat dilayani adalah resep yang sudah memenuhi
persyaratan yang sudah ditentukan b. Pemberian obat maksimal untuk tiga hari kecuali antibiotik, obat
antifungi dapat diberikan sesuai dengan yang ditentukan lima hari dan kasus-kasus tertentupenyakit kronis dapat diberikan maksimal untuk
pemakaian satu bulan. c. Jumlahjenis obat setiap lembar resep maksimal tiga macam.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan obat pasien obat rawat inap a. ODDD One day dose dispensing
b. Pemberian obat pasien pulang maksimum tiga hari Pelayanan obat emergensi
a. Obat-obat emergensi disediakan oleh instalasi farmasi di setiap nurse station, instalasi gawat darurat dan kamar operasi.
b. Petugas farmasi memeriksamelengkapi stok obat dalam trolley emergensi setiap pemakaianbulan bersama dengan perawat penanggung jawab
trolley emergensi di masing-masing unit pelayanan.
3.3.3.8
Administrasi dan Pelaporan
Administrasi Perbekalan Farmasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan manajemen perbekalan farmasi serta penyusunan laporan yang
berkaitan dengan perbekalan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan.
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatanadministrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada
pihak yang berkepentingan. Tujuan administrasi dan pelaporan:
a. Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi b. Tersedianya informasi yang akurat
c. Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan d. Mendapat datalaporan yang lengkap untuk membuat perencanaan
e. Agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekalan farmasi dapat dikelola secara efisien dan efektif.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3.9 Evaluasi
Fungsi Evaluasi: 1. Menghilangkan kinerja pelayanan yang substandar
2. Terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin efektifitas obat dan keamanan pasien
3. Meningkatkan efisiensi pelayanan 4. Meningkatkan mutu obat yang diproduksi di rumah sakit sesuai CPOB
Cara Pembuatan Obat yang Baik 5. Meningkatkan kepuasan pelanggan
6. Menurunkan keluhan pelanggan atau unit kerja terkait
3.3.4 Pelayanan Kefarmasian 3.3.4.1 Pengkajian Resep
Pengkajian dan pelayanan resep untuk pasien rawat inap dilakukan oleh kepala depo farmasi dan kepala apotik. Sedangkan untuk pasien rawat jalan
dilayani oleh apotik I dan II. Apoteker melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi nama, umur, jenis kelamin, berat badan pasien, nama
dokter, nomor ijin dan paraf dokter, tanggal resep dan ruanganunit asal resep, persyaratan farmasetik bentuk dan kekuatan sediaan, dosis dan jumlah obat,
stabilitas dan ketersediaan, aturan dan cara pemakaian, dan persyaratan klinis ketepatan obat, dosis, rute, waktu pemberian, duplikasi pengobatan, alergi,
interaksi dan ESO, dan kontra indikasi obat baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Universitas Sumatera Utara
3.3.4.2 Dispensing
Merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap validasi, interpretasi, menyiapkanmeracik obat, pengemasan, memberikan labeletiket,
penyerahan obat dengan pemberian informasi obat yang memadai disertai sistem
dokumentasi.
Dispensing sediaan khusus di RSUP H. Adam Malik meliputi pencampuran obat kemoterapi dan pencampuran obat suntik KCl injeksi.
Pencampuran obat suntik KCl injeksi di RSUP H. Adam Malik dilakukan sepenuhnya oleh petugas farmasi, kecuali diruang ICU, OK, dilakukan oleh
perawat. Hal ini dikarenakan oleh kebutuhan KCl injeksi diruang ICU ,OK dibutuhkan segera sehingga akan memakan waktu lebih lama jika harus ditangani
oleh petugas farmasi, yang akan berpengaruh kepada keselamatan pasien. Selain itu, perawat yang berada diruang ICU dan OK sudah terlatih dan mendapatkan
pelatihan mengenai prosedur pencampuran obat suntik yang baik dan benar. Pencampuran obat kemoterapi di RSUP HAM telah dilakukan sepenuhnya
oleh farmasi klinis. Sterilitas di ruangan pencampuran kemoterapi sudah terjaga dengan baik, karena telah memiliki ruang pencampuran, ruang antara, dan ruang
administrasi yang berbeda.Ruang pencampuran dan ruang administrasi telah dilengkapi dengan alat pemeriksa suhu dan kelembaban ruangan. Kulkas
penyimpanan obat kemoterapi juga telah dilengkapi dengan termometer untuk menjaga suhu tempat penyimpanan sesuai dengan persyarataan sehingga
kestabilan obat terjamin. Pencampuran kemoterapi juga sudah menyediakan alat pelindung diri. Pelaporan pencampuran obat kemoterapi juga sudah dilakukan
dengan baik setiap bulan. Tetapi terkait sarana prasana di ruang pencampuran
Universitas Sumatera Utara
kemoterapi, kondisi ruangan belum sepenuhnya memenuhi syarat seperti plafon yang masih berpori, dan dinding yang masih memiliki sudut.
3.3.4.3 Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat
Pemantauan dan pelaporan efek samping obat atau MESO telah dilakukan oleh apoteker yang berada di instalasi farmasi. Setiap kejadian atau respon yang
merugikan atau yang tidak diharapkan terjadi pada pasien akan dicatat pada lembaran MESO dan kemudian dikirimkan ke pusat MESO nasional.
3.3.4.4 Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan informasi obat PIO adalah pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat tentang obat kepada profesi
kesehatan lainnya dan pasien. Seluruh kegiatan PIO telah dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik. Untuk pasien rawat inap, PIO dilakukan oleh depo farmasi,
sedangkan untuk pasien rawat jalan, dilakukan oleh apotek I dan apotek II, dan juga dilaksanakan oleh seluruh pokja yang ada di IFRS. Salah satu kegiatan PIO
yang telah dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik yaitu melalui penyuluhan. Penyuluhan dilaksanakan oleh farmasi klinis yang bekerja sama dengan PKMRS
sebanyak empat kali dalam satu bulan, yaitu dua kali untuk pasien rawat inap dan dua kali untuk pasien rawat jalan. Kemudian setiap bulan laporan PIO direkap
oleh koordianator PIO yang ada di pokja farmasi klinis.
3.3.4.5 Konseling
Konseling merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat pasien
rawat jalan maupun rawat inap. Konseling untuk pasien rawat jalan dilakukan di ruang konseling yang berada di Apotek II.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pasien yang memerlukan pelayanan konseling diantaranya penderita penyakit kronis seperti asma, diabetes, kardiovaskular, penderita yang
menerima obat dengan indeks terapi sempit, pasien lanjut usia, anak-anak, penderita yang sering mengalami reaksi alergi pada penggunaan obat, penderita
yang tidak patuh dalam meminum obat, pasien dengan resep polifarmasi 5 atau lebih obat dlm waktu yg sama, pasien dengan jenis obat dengan indeks terapi
yang kecil mis: digoxin, carbamazepin, obat dengan perhatian khusus mis: warfarin, anti kanker, steroid, dan obat dengan tehnik khusus.
3.3.4.6 Visite
Visite dilakukan oleh apoteker dengan melihat terapi pengobatan pasien dari Catatan Perkembangan Terintegrasi RM 14 dan mengisi Formulir Edukasi
Multidisiplin RM 23 RSUP H. Adam Malik pada kolom farmasi. Apoteker mampu menjelaskan kepada pasien nama obat dan kegunaannya, aturan
pemakaian dan dosis obat yang diberikan, efek samping dan kontraindikasi obat.
3.3.4.7 Pengkajian Penggunaan Obat
Pengkajian penggunaan obat merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau. Program ini telah dilakukan di RSUP H. Adam Malik bersamaan pada saat visite.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi 4.1.1 Penyimpanan
Perbekalan farmasi di RSUP H. Adam Malik disimpan sesuai dengan sifatnya obat termolabil di lemari pendingin dengan suhu 2-8 °C, dan obat pada
suhu ruangan 15-25 °C; bentuk sediaan oral, injeksi, infus, salep; bahan baku obat mudah menguapterbakar terpisah dari produk farmasi lainnya; obat
narkotika dalam lemari terkunci double lock dan psikotropika dalam lemari khusus ; dan obat high alert pada lemari khusus yang ditandai dengan garis merah
diberi tanda label peringatan berbentuk bulat dan berwarna merah dengan tulisan high alert, dan disusun secara alfabetis dengan sistem first in first out FIFO
dan first expired first out FEFO. Gudang penyimpanan di RSUP H. Adam Malik terdiri dari gudang
perbekalan farmasi Askes, gudang perbekalan farmasi Jamkesmas, gudang perbekalan farmasi umum dan gudang perbekalan farmasi floor stock. gudang
perbekalan farmasi Cathlab jantungbedah jantung, gudang perbekalan farmasi bahan berbahayamudah terbakar. Ruang penyimpanan masih belum sesuai
dengan standar penyimpanan karena masih ada obat yang bersentuhan langsung dengan lantai.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pelayanan Kefarmasian 4.2.1 Konseling
Kegiatan konseling telah dilakukan di RSUP H. Adam Malik untuk pasien rawat jalan dan untuk menunjang terlaksananya konseling yang bermutu
dibutuhkan beberapa literatur up to date yang dapat dengan cepat dan mudah diakses, di ruang konseling RSUP H. Adam Malik sudah didukung oleh fasilitas
internet modem untuk mencari informasi tersebut secara cepat. Sistem dokumentasi sudah dilakukan dengan pencatatan data pasien serta
kegiatan konseling yang dilakukan pada lembar konseling. Pengarsipan file-file sudah dilakukan dan disimpan pada lemari arsip. Pencatatan semua kegiatan dan
pengelompokan arsip yang baik akan mempermudah dalam pencarian data jika suatu saat dibutuhkan.
4.2.2 Visite
Kegiatan visite di RSUP H. Adam Malik telah dilakukan oleh apoteker baik secara mandiri maupun bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati
kondisi klinis pasien secara langsung, mengkaji masalah terkait obat, memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki, meningkatkan terapi obat
rasional dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien serta professional kesehatannya lainnya. Penelusuran riwayat penggunaan obat yang termasuk dalam
kegiatan visite telah dilakukan oleh farmasi klinis.
4.2.3 Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat
Pemantauan terapi obat dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan resiko reaksi obat yang tidak dikehendaki
ROTD. Kegiatan ini meliputi pengumpulan data pasien, identifikasi masalah
Universitas Sumatera Utara
terkait obat, rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat, pemantauan dan tindak lanjut. Seluruh kegiatan ini telah dilakukan bersamaan dengan visite.
4.2.4 Pelayanan lnformasi Obat