31
Deri Syaeful Rohman, 2015 PEMODELAN SPASIAL UNTUK KAJIAN TINGKAT ANCAMAN TSUNAMI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
B. Metode Penelitian
Sugiyono 2012, hlm. 2 mengemukakan bahwa metode penelitian adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Menurut Arikunto 2002, hlm. 151, metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan penelitiannya. Sedangkan penelitian itu sendiri adalah suatu kegiatan ilmiah untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan masalah tersebut Tika, 2005, hlm. 1.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Singarimbun 1989, hlm. 4 menyebutkan bahwa
“metode eksploratif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pengukuran
variabel-variabel penelitian baik bersifat fisik maupun sosial yang diambil secara langsung dari lapangan yang mewakili populasi
”. Di dalam penelitian ini, metode eksploratif digunakan
dengan cara “
ground check
” lapangan dengan mengukur indikator-indikator di dalam ancaman tsunami di Kecamatan Cipatujah Kabupaten
Tasikmalaya.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono 2012, hlm. 80 mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Pengertian lain mengenai populasi juga dikemukakan oleh Tika 2005, hlm. 24 yang menyebutkan bahwa
Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Himpunan individu atau objek yang terbatas adalah
himpunan objek yang dapat diketahui atau diukur dengan jelas jumlah maupun batasnya. Sedangkan himpunan individu atau objek yang tidak
terbatas merupakan himpunan individu atau objek yang sulit diketahui jumlahnya walaupun batas wilayahnya sudah diketahui.
32
Deri Syaeful Rohman, 2015 PEMODELAN SPASIAL UNTUK KAJIAN TINGKAT ANCAMAN TSUNAMI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pengertian populasi dari beberapa para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah seluruh unsur-unsur yang dapat
dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah administratif Kecamatan
Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya yang terdiri dari 14 desa yang dapat dilihat dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan Cipatujah
No Desa
Luas Desa Jumlah
Penduduk Penduduk
Laki-Laki Perempuan
1. Ciheras
2.282 Ha 5.759
2.849 2.910
2. Ciandum
3.147 Ha 5.445
2.759 2.686
3. Cipatujah
1.487 Ha 5.340
2.698 2.642
4. Sindangkerta
2.073 Ha 6.504
3.208 3.296
5. Cikawunggading
2.785 Ha 6.787
3.411 3.376
6. Nagrog
3.259 Ha 3.748
1.850 1.898
7. Pameutingan
1.789 Ha 2.872
1.432 1.440
8. Cipanas
1.420 Ha 3.408
1.704 1.704
9. Tobongjaya
588,6 Ha 4.139
2.058 2.081
10. Nagelasari
786,4 Ha 3.076
1.534 1.542
11. Bantarkalong
1.034 Ha 5.641
2.655 2.986
12. Darawati
625,6 Ha 3.606
1.863 1.743
13. Padawaras
1.070 Ha 2.942
1.471 1.471
14. Kertasari
1.599 Ha 4.328
2.158 2.170
Jumlah 24.628,6 Ha
63.595 31.650
31.945 Sumber:
Peta Rupabumi lembar Ciandum, Sindangkerta, Cikalong, Cipatujah, Karangnunggal dan Kecamatan Cipatujah Dalam Angka, 2014
Berdasarkan data jumlah populasi yang terdapat dalam tabel 3.2 diperoleh kesimpulan bahwa desa dengan wilayah administratif terluas merupakan Desa
Nagrog dengan luas wilayah 3.259 Ha dan desa dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Desa Cikawunggading dengan jumlah penduduk 6.788 jiwa.
2. Sampel
Sugiyono 2011, hlm. 62 mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Tika 2005, hlm. 24 juga mendefinisikan tentang sampel yaitu “sebagian dari objek atau individu-
33
Deri Syaeful Rohman, 2015 PEMODELAN SPASIAL UNTUK KAJIAN TINGKAT ANCAMAN TSUNAMI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
individu yang mewakili suatu populasi”. Kemudian Sen 2009 hlm. 112 mengemukakan bahwa
“
The very significant of sampling is the distribution of measurement sites within the study area
”. Jadi, berdasarkan pengertian sampel dari beberapa para ahli, penulis mengambil kesimpulan bahwa sampel adalah
bagian dari populasi yang yang mewakili dari populasi dari sebuah area atau objek kajian yang ditelaah. Adapun terkait sampel yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari: a.
Sampel Penduduk Sampel Penduduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
penduduk di wilayah administratif tingkat Desa yang berbatasan langsung dengan laut Kecamatan Cipatujah, yaitu Desa Ciheras, Desa Ciandum, Desa Cipatujah,
Desa Singangkerta dan Desa Cikawunggading. Sampel penduduk digunakan untuk mengukur tingkat ancaman tsunami, karena menurut Pedoman Pengkajian
Resiko Bencana, BNPB, 2012, hlm. 27-28 parameter penduduk harus dimasukkan didalam pengukuran ancaman bencana sebagai objek terdampak dari
suatu bencana. b.
Sampel Wilayah Sampel wilayah yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik
wilayah di Kecamatan Cipatujah, yang berhubungan dengan tinggi rendahnya ancaman tsunami yang berkaitan pula dengan variabel penelitian diantaranya
yaitu: 1
Ketinggian tempat 2
Relief wilayah kajian 3
Tutupan lahan wilayah kajian 4
Zonasi intensitas kegempaan wilayah kajian 5
Jarak dengan sungai di wilayah kajian 6
Kepadatan penduduk wilayah kajian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling
, dimana sampling ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu,
dalam hal ini yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Dalam
34
Deri Syaeful Rohman, 2015 PEMODELAN SPASIAL UNTUK KAJIAN TINGKAT ANCAMAN TSUNAMI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
penelitian ini, peneliti menentukan 5 desa sebagai wilayah kajian ancaman tsunami, yaitu meliputi wilayah:
1 Desa Ciheras
2 Desa Ciandum
3 Desa Cipatujah
4 Desa Sindangkerta
5 Desa Cikawunggading
Data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar menggunakan data sekunder yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dan kajian literatur yang
berhubungan dengan penelitian ini dengan menentukan beberapa parameter tingkat ancaman kemudian setelah itu peneliti membuat uji validitas data. Jenis
data sekunder yang diuji validitasnya yaitu meliputi : a.
Ketinggian tempat b.
Kemiringan Lereng Pantai c.
Kekasaran Pantai d.
Jarak Dari Sungai e.
Intensitas Kegempaan f.
Kepadatan Penduduk Kemudian untuk pengujian validitas data parameter tingkat ancaman
meliputi landaan
run up
tsunami, Kemiringan Lereng pantai, kekasaran pantai, jarak dari sungai pengujian validitas data yang digunakan adalah dengan observasi
lapangan berupa
ground check
ke wilayah kajian. Untuk data kepadatan penduduk dan intensitas kegempaan menggunakan
parameter dari BNPB dan USGS dirasa sudah sesuai sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas data. Penjelasan mengenai bentuk observasi lapangan
untuk data indikator tingkat ancaman dapat dilihat pada sub bab teknik pengumpulan dan analisis data. Variabel penelitian yang telah ditetapkan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3.
35
Deri Syaeful Rohman, 2015 PEMODELAN SPASIAL UNTUK KAJIAN TINGKAT ANCAMAN TSUNAMI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Variabel Penelitian
Sumber:
Hasil Analisis, 2015
D. Definisi Operasional