Evaluasi Keterkaitan Pengembangan Industri terhadap Masalah Kependudukan dan Pencemaran Lingkungan

EVALUASI KETERKAITAN PENGEMBANGAN
INDUSTRI TERHADAP MASALAH
KEPENDUDUKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
(Studi Kasus Kawasan Berikat Nusantara Cakung dan Marunda, Jakarta)

Oleh

BUD1 HASMANTO

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001

ABSTRAK
Bud1 Hasmanto.
Evaluasi Keterkaitan Pengembangan Industri Terhadap
MasaIah Kependudukan dan Pencemaran Lingkungan (Studi Kasus Kawasan
Di bawah bimbingan
Berikat Nusantara Cakung dan Marunda, Jakarta).
Prof.Dr.Ir. Kooswardhono Mudikdjo, MSc, Prof.Dr.Ir. F. G u n m a n Suratmo, MF,
Dr.Ir. H. Rokhmin Dahuri, MS, Dr. Ir. Asep Saefuddin, MSc, dan Dr.Ir. Joyo Winoto,

MSG,sebagai Anggota).

Keberadaan Kawasan Berikat Nusantara Cakung dan Marunda di Jakarta Utara,
mempunyai masalah kependudukan dan pencemaran lingkungan, yaitu dengan adanya
laju migrasi penduduk (tenaga kerja) dan laju penyediaan kesempatan bekerja, serta
laju pencemaran Iingkungan yang berasal dari limbah industri maupun limbah
domestik.

Untuk

mengantisipasi

kedua

pennasalahan

(kependudukan

dan


pencemaran) diperlukan kebijakan publik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis sistem dengan simulasi model.
Nilai parameter dan variabel diperoleh dari data primer dan sekunder. Analisis sistem
dibagi 4 (empat) Sub sistem yaitu sub sistem Industri, sub sistem Kependudukan, sub
sistem Perurnahan, dan sub sistem pencemaran.
Dari simulasi model dapat diketahui, jumlah atau kegiatan industri di Kawasan
Berikat Nusantara Marunda lebih besar apabila dibandingkan dengan jumlah atau
kegiatan di Kawasan Berikat Nusantara Cakung.

Kesempatan bekerja sebagai buruh

indushi lebih besar di Kawasan Berikat Nusantara Cakung daripada di Kawasan
Berikat Nusantara Marunda, tetapi dari ketersediaan tenaga kerja atau angkatan
kerjanya lebih kecil/sedikit apabila dibandingkan dengan ketersediaan tenaga kerja
atau angkatan kerja di sekitar Kawasan Berikat Nusantara Marunda.
Fasilitas perumahan di sekitar Kawasan Berikat Nusantara Cakung, yang
diindikasikan dengan rasio antara jumlah rumah yang tersedia dengan jumlah
penduduk lebih baik dari pada di sekitar Kawasan Berikat Nusantara Marunda.
Tingkat pencemaran di sekitar Kawasan Berikat Nusantara Cakung lebih baik
apabila dibandingkan dengan tingkat pencemaran di sekitar Kawasan Berikat

Nusantara Marunda, yang dibuktikan dengan peningkatan laju pencemaran industri
dan domestik serta terjadinya penurunan usia harapan hidup masyarakat.

ABSTRACT

BilrCi Hasmnnto. AN EVALUATZON FOR THE EFFECT OF INDUSTRIAL
A CTZVITY TO POPULA TZON AND ENVIRONMENTAL POLLUTION PROBLEMS
(A Cnsr of Study nf Nusaniara Bounded Zone Cakung and Mavunda, in Jakarta).
Supervi.sed by Kooswardhono Mudikdjo us Chairman; F. G u ~ u r w u nSuratmo, Rokhinin
Duhuri. Asep LSucficddin,undJoyo Winoto as Co- supervisor.^.

The existence ~ f f i s u n t u r uBonded Zone in the Northern part q f . l u k ~ i r f u
~ L

I S five

incrin impacts to its surrounding area which are high,flow of worker migration and hixh
environmental pollution. Both impacts were studied to help overcome environmenlul
degrudution pmblems,for that Bonded Zone, so public policy cozild he proposed.
To manage all the dutu observed (primary and secondar?/ dutu), .sin?ulcrlzon mo~lel

was used This model consists

of 4

(fiur) sub-systems which are type q'indzd,s/r~i,
ru/c, o f

migration und.joh opportunity, housingfacilily, and environmenlul quality.
Sirnulcrtion model shows that land availability , f i r industrial uctivity ut I W ~ I I , I I M ~ L I
M/US

higher than Cukung. Cukung has potentially more job opportunify compared ro

Murundu but was limited by the number o f Iabour force available. At .surrounding
industrial ureu, rutio .fbr housing ,facility and population was hetter a/ CJakzrng Ihur?
Marunda. Generully. ,jbr both study areas and their surrounding.^, the environr?~e~/ul
I~J'
pollution due to indusfrial activity us well as housing activity will reuch ~rhovc!.sI~/ndirr.fl

/he year 2008.

The result qf this study shows that, the key variable is the environmental pollution
level, which are reuching above standard in 241 industrial activities, 23 772 housing
fircilities, and 163.941 peoples by the year 2008.
C'akung sub-bonded zone has a hetter environmenl compared to Murun~ZuM

J ~ I C ~

ure ~ h o w by
n the yeur reachingpollulion level and the average of people'.r life expccltmcy

EVALUASI KETERKAITAN PENGEMBANGAN
INDUSTRI TERHADAP MASALAH
KEPENDUDUKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
(Studi Kasus Kawasan Berikat Nusantara Cakung dan Marunda, Jakarta)

Oleh

BUD1 HASMANTO
NRP. 94 544


Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001

Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa Disertasi yang berjudul :

"Evaluasi Keterkaitan P e n g e n l b a n g a ~Industri
~
Terhadap Masalah
Kependudukan Dan Pencemaran Lingkungan"
(Studi Kasus Kawasan Berikat Nusantara Cakung dan Marunda, Jakarta).

Adalah benar nlen~pakanhasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan,
selnua sunlber data dan informasi yang digunakan telah dinyataka~isecara jelas dan
dapai diperiksa kebenarannya.


Bogor, Oktober 2001.

(Budi Hasmanto)

Nip. 94 544.

Judul

: Evaluasi Keterkaitan Pengembangan Industri Terhadau

Masalah Kependudukan Dan Pencemaran L i n g k u n ~ a n
(Studi Kasus Kawasan Berikat Nusantara Cakung dan
Marunda, Jakarta).
Nama Mahasiswa

Budi Hasmanto

Nornor Pokok


-: -94544

Program Studi

:

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Menyetujui :

I . Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdio,MSc
Ketua

Prof. Dr. Ir. F. Gunanran Suratmo, MF.

Dr. Tr. Aser, Saefuddin, MSc

Anggota


Anggota

Dr. 1r.8oyo Winoto, MSc

Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS

Anggota

Anggota

2. Ketua Program Studi Pengelolaail
Sumberday a Alam dan Lingkungan

Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni, MS

2002
Lulus Tanggal : 23 Oktober 2001

Penulis dilahirkan pada tanggal 18 Januari 1959, di Kabupaten Jombang, Propinsi

Jawa Timur.

Penulis adalah anak ke tujuh dari sembilan bersaudara, dari ayah RS.

Adiwinoto (almarhum) dan Ibu Sri Soesinah (almarhurnah).
Pada tahun 1979, penulis lulus Sekolah Menengall Atas Negeri I l l , Jakarta d a n
kemudian

melanjutkan

ke Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Pertaman, I n s t i i ~ ~ t

Pertanian Bogor, mendapat gelar Sarjana Mekanisasi Pertaniar~pada tahun 1983.
Tahun 1988 meildapat tugas belajar untuk Program Strata 2 (S2) di Fakultas
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, pada Program Studi Keteknikan Pertanian, dan
lulus tahun 1991 dengan memperoleh gelar Magister Sains (MS).

Sejak tahun 1994

mengikuti Program Strata 3 (S3) pada program studi Pengembangan dan Perencanaan

Pembangunan Wilayah dan Pedesaan, dan pada tahun 1996 pindah pada program studi
Pengelolaan Sumberdaya alarn dan Lingkungan Hidup, di Institut Pertanian Bogor.
Mulai tahun 1984 sampai dengan tahun 1991 bekerje sebagai staf pada Bagian
Penyusunan Rencana Umum, Biro Perencanaan, Departemen Trailsmigrasi. Tahun 1992
menjabat Kepala Seksi Penyusunan Program pada Direktorat Penyuluhan dan Motivasi,
Direktorat

Jenderal

Pengerahan

dan

Penempatan,

Pemukilnan Perambah Hutan, dan sejak tallun

Departemen

1999 menjabat

Transmigrasi

dan

Analis Kebijakan

Pengembangan Usaha Ekonomi pada Deputi Pengembangan Peranserta Masyarakat,
Kantor Menteri Negara Transmigrasi dan Kependudukan, dan sekarang (tal~un2001)
menjabat Kepala Sub Direktorat Data Kejadian Vital Penduduk, pada Deputi Sistenl
Tnformasi dan Administrasi Kependudukan, Badan Kependudukan Nasional (BAKNAS),
Departemen Dalam Negeri.

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Malia
Esa, yang telah memberikan rakhmat dan perkenanNya dengan telah selesainya penulisan
disertasi ini.
Kawasan Berikat ~nempunyaipeluang besar dalam mendorong perkelnbangan
sektor industri. Dalam Kawasan Berikat terdapat fasilitas Kawasan Pengolahan Ekspor
atau Export Processing Zone (EPZ) dan Pergudangan Berikat atau Boncicd Wtrvc/rousc
(BW).

Ditinjau dari jumlah dan jenis serta proses kegiatannya, maka Kawasan Berilcal

n~empunyai kecenderungan

dala~n meningkatkan

limbah,

penduduk

dan

fasilitas

permukiman, kesempatan bekerja dan peluang berusaha. Kecenderungai-kecenderuilgan
yang akan terjadi

dengan adanya Kawasan Berikat Nusantara dapat diprediksi dan

hasilliya dituangkan dalam disertasi ini.
Disertasi ini ditulis dalam rangka menyelesaikan Program Studi Strata 3 (S3)
~~ntu
meinperoleh
k
gelar Doktor pada Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan mi penulis ingin nlei~yampaikanucapan teriina kasih yang lulus
kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, MSc; Bapak
Gunanvan Suratmo, MF; Bapak

Dr. Ir.

Prof. Dr. Ir. F.

Asep Saefuddin, MSc; Bapak

Dr. Ir. Joyo

Winoto, MSc; Bapak Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS yang telah dengan sabar dan penuh
perhatian me~nberikanpengarahan dan bimbingan selama penulis nlengikuti Progra~i~
Doktor, pada Program Pascasarjana, Institut Pertania~lBogor.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Wibowo SE, Mphil,
Sekretaris Utalna Menteri Negara Transmigrasi dan Kependudukan, Bapak Ir. Edison
Situmorang, MSc, Deputi Pengembangan Peranserta Masyarakat, dan

Ibu Ir. Lisna

Yoeliani Poelungan, MS,MM, Asdep. Pengembangan Usaha Ekonomi,

serta sahabat-

sahabat saya sdr. Ir. Kustiyo, sdr. Tr. Yayan Suryana, sdr. Ir. Rokhis Kl~omarudinyang
telah membantu dalam proses penyelesaian penulisan disertasi ini.
Akhimya kepada lsteri tercinta

Ir. Umi Roosilawati, dan anak Ayu Metar~ni,

Magistra Dheni Setyadi. Prilli Natasha Yunianti, yang ayah kasihi, dengaii penuh haru
dan bangga bersama ini penulis persembahkan karya ini sebagai tanda terima kasih sel-ta

bahagia atas pengertian, kesabaran, pengorbanan, dorongan moral dan doa selanla pcnulis
mengikuti pendidikan hingga selesai.
Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempurna, walaupun
telali diusahakan seinaksimal mungkin. Namun demikian, diharapkan hasil-hasil yang
dituangkan dalam tulisan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas lingkungan
hangsa Indonesia.

Bogor,

Oktober 2001
Penulis.

DAFTAR IS1

Halaman

ABSTRACT .............................................................................................................
RIWAYAT HIDUP ...............................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR IS1 .........................................................................................................
DAFTAR TABEL .................................... ..............................................................
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................
1.

PENDAHULUAN ........................................................................................
1.1. Latar Belakang ......................................................................................
1 .2. Perumusan Masalah .............................................................................
1.3. Kerangka Pemikiran ................................................................................
..
1.4. Tujuan Penelltian ...................................................................................
1.5. Kegunaan Penelitian ...........................................................................
1.6. Si~nbolyang Digunaka~lDalarn Penelitian ..........................................

I1.

TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
2.1 . Kawasan Berikat ....................................................................................
2.2. Illdustrialisasi dan Kependudukan .........................................................
2.3. Tenaga Kerja Industri ............................................................................
2.4. Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi .............
2.5. Pertumbuhan Ekonomi dan Kualitas Hidup ..........................................
2.6. Pencemaran Lingkungan .......................................................................
2.7. Analisis Sistem .....................................................................................

TIT.

METODE PENELITIAN .................................... .......................................
3.1 . Tempat dan Waktu Penelitian .................................... ............................
3.2. Pe~nilihanSubyek Penelitian ...............................................................
3.3. Pendekatan Sistem .................................................................................
3.4. Analisis Kebutuhan ................................................................................
. .
3.5. Tdentifikasi Sistem ................................................................................
3.6. Pengurnpulan dan Pengolahan Data .......................................................
. .
3.7. Tahapan Anallsls ...................................................................................
3.8. Asumsi dan Batasan Penelitian ..............................................................
3.9. Diagram Model Dinamis Kawasan Berikat Nusantara ..........................

I

iv
v
vii

ix
x
xi
I

1
3
4
9
9

'1

IV.

VI .

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN .........................................
. . .
4.1. Lingkungai~F ~ s l kK ~ m i a.........................................................................
4.2. Lingkungan Hayati ...................................................................................
4.3. Icondisi Sosial Ekonolni Penduduk ........................................................
4.4. Kondisi Sosial Budaya Penduduk ...........................................................
4.5. Persepsi dan Sikap Masyarakat ...............................................................
4.6. Sejarah dan Perkembangan Kawasan Berikat Nusantara .......................

59

59
66
OY
78

81
84

5.1.
5.2.

Keadaan Awal Kawasan Berikat Nusantara ..........................................
Hubungan Faktor-faktor Terkait Pada Sistem Kawasan Berikat
Nusantara ...............................................................................................

105

5.3.

Prediksi Kecenderungan Faktor-faktor Terkait Pada Sistern
Kawasan Beriltat Nusantara ..................................................................

126

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................... ...................
6.1. Kesimpulan ............................................................................................
6.2. Saran .....................................................................................................

.

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

94

.

147
147
149
15 1

DAFTAR TABEL

Halal~~an

Teks

Juinlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Cilincing .................................
Rata-rata Kelahiran/Kematian serta KedatangadKeluar Penduduk ...............
Rata-rata Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Kelompok
Umur Tahun 1988 s/d 1998 .............................................................................
Jumlah Penduduk dan Tenaga Kerja di Kecamatan Cilincing ........................
Komposisi Penduduk Meilurut Jenis Mata Pencaharian di Kecamatan
. .
Cilinclng .........................................................................................................
Kenaikan Jumlal~Buruh Industri di Kecamatan Cilincing ..............................
Pengganda Keseinpatan Bekerja Sektor Industri di Kecamatan Cilincing .....
Pengaruh Ganda Kegiatan Basis Tahun 1988 dan 1998 .................................
Perkembangan Sarana Perekonomian di Kecainatan Cilincing .....................
Jumlah Kendaraan Bermotor di Kecainatan Cilincing ...................................
Tingkat Pendidikarl Perlducluk di Kecamatan Cilincing ..................................
Pola Penyakit dan Angka Kesakitan di Kecalnatan Cilincing .......................
Jurnlah dan Jenis Industri di Kawasan Berikat Nusantara

............................

Lirnbah Padat yang dihasilkan dari Proses Industri .......................................
Kondisi Awal Kawasan Berikat Nusantara ....................................................

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Kerangka P e i n ~ k ~ r aPenelitian
n
.......................................................................
8
. .

Teks

Peta Lokasi Penelitian .....................................................................................
Blok Diagram Sistem Kawasan Berikat Nusantara ........................................

46

..........................................................

51

Diagram Sebab Akibat Faktor Kependudukan ..............................................

53

Diagram Sebab Akibat Faktor Perurnahan .....................................................

56

Diagram Sebab Akibat Faktor Pencemaran ...............................................

57

Diagram Sebab Akibat Kawasan Berikat Nusantara .......................................

58

Diagram Sebab Akibat Faktor Industri

Diagram Alir Faktor Industri ..........................................................................

106

........................................
Diagram Alir Faktor Kependudukan .................... .

109

Grafik Multiplier terhadap Migrasi Masuk ...............................................

111

Grafik Multiplier terhadap Migrasi Keluar ....................................................

114

Grafik Multiplier Angka Kematian .................................................................

116

Diagram Alir Faktor Perurnahan ......................................................................

118

Grafik Multiplier Pembangunan Perurnahan ....................................................

110

Diagram Alir Faktor Penceinaran ....................................................................

122

Diagram Alir Kawasan Iildustri .......................................................................

125

Perkembangan Industri di Kawasan Berikat Nusantara ..................................

128

Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja di Kawasan Berikat Nusantara ............

131

Rasio Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan dengam yang tersedia
di Kawasan Berikat Nusantara ........................................................................

133

Laju Pertamballan Penduduk di Sekitar Kawasan Berikat Nusantara .............

1-76

Laju Pengurangan Penduduk di Sekitar Kawasan Berikat Nusantara ............

130

Laju Perkelnbangan Penduduk di Sekitar Kawasan Berikat Nusantara ..........

I37

Perkembangan Perulnahan di Sekitar Kawasan Berikat Nusantara ................

140

Perkembangan Rasio Jumlah Penduduk dengan Ketersediaai~Perurnahan
di Sekitar Kawasail Berikat Nusantara .............................................................

140

Laju Pencemaran Industri di di Kawasan Berikat Nusantara ..........................

145

Laju Pencemaran Domestik di Kawasan Berikat Nusantara ...........................

I45

Laju Pencemaran di Kawasan Berikat Nusantara ..........................................

14(>

DAFTAR LAMPIRAN
Teks
H alanla17
Kualitas Air Tanah Kawasan Berikat Nusantara Cakung dan Marunda ......... 155
Kualitas Air Limbah di Kawasan Berikat Nusantara Cakung dan Marunda

.

150

Kualitas Air Sungai di Kawasan Berikat Nusantara Cakung dan Marunda ....

157

Kualitas Udara di Kawasan Berikat Nusantara Cakung dan Marunda ............

158

.

.

.

Data Kecamatan Cillncing ..............................................................................

159

Perhitungan Faktor Pengganda Tenaga Kerja ............................................................

166

Karakteristik Responden dan Persepsi serta Sikap Masyarakat Kawasan
Berikat Nusantara ............................................................................................

168

Struktur Organisasi PT (Persero) Kawasan Berikat Nusantara .......................

170

Macam dan Voluille Limbah yang dihasilkan Kawasan Berikat Nusantara ...

171

Program Komputer (C-Baszc) Kawasan Berikat Nusantara Cakung ...............

174

Program Komputer (C-Basic) Kawasan Berikat Nusantara Marunda .............

177

Program Komputer (C-Basic) Kawasan Berikat Nusantara Cakung
dan Marunda ....................................................................................................

180

Program Kornputer (C-Basic) Kawasan Berikat Nusantara Cakung
Berdasarkan Jenis Pencemaran ......................................................................

183

Program Komputer (C-Basic) Kawasan Berikat Nusantara Marunda
Berdasarkan Jenis Pencemaran .......................................................................

187

Uji Keabsahan Model ....................................................................................

191

Perkembangan Industri di Kawasan Berikat Nusantara Cakung ......................

20'1

Perkembangan lndustri di Kawasan Berikat Nusantara Marunda ....................

210

Perkembangan lndustri di Kawasan Berikat Nusantara ..................................

211

Perkembangan Penduduk di Kawasan Berikat Nusantara Cakung .................

212

Perkembangan Penduduk di Kawasan Berikat Nusantara Marunda ...............

213

Perkembangan Penduduk Kawasan Berikat Nusantara Cakung
dan Marunda .....................................................................................................

214

Perkembangan Perumahan di Kawasan Berikat Nusantara Cakung ................

215

Perkembangan Perumahan di Kawasan Berikat Nusantara Marunda .............

216

Perkembangan Perumahan di Kawasan Berikat Nusantara Cakung
dan Marunda ...................................................................................................

217

25.

Perkembangan Penceinaran di Kawasan Berikat Nusantara Cakung ..... . ....... . .

2 18

26.

Perkernbangan Pencemaran di Kawasan Berikat Nusantara Marunda ............

2 19

27.

Perkernbangan Pencemaran di Kawasan Berikat Nusantara Cakung
dan Marunda ...................................................................................................

220

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar BeIakang
Perkembangan sektor industri menunjukkan angka kenaikan yang sangat
pesat pada awal REPELlTA VI, yang ditandai dengan tingkat pertumbuhan rata-rata
lebih dari 10 persen. Perkembangan ini sejalan &ngan kebijakan pemerintah untuk
terus mendorong sektor industri yang dapat menyerap tenaga k e j a dalam jumlah
yang besar.
Peningkatan peradaban manusia yang semakin maju menuntut ketersediaan
fasilitas-fasiIitas yang semakin banyak dan semakin mudah untuk dikendalikan.
Untuk lebih mendorong perkembangan sektor industri, dan memenulu hsilitasfasilitas serta kemudahan-kemudahan yang diinginkan, maka pemerintah Indonesia
melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 tahun 1986, mengeluarkan kebijakan
yang mengatur mengenai Kawasan Berikat atau Bonded Zone (BZ).

PT. (persero)

Kawasan Berikat Nusantara didirikan pada tahun 1986 melalui PP Nomor 23 tahun

1986 yang merupakan penggabungan antara PT. (persero) Bonded Warehouse
Indonesia dengan PT. (persero) Sasana Banda.

Dengan adanya

fasilitas dan kemudahan yang diberikan oleh Kawasan

Berikat, maka perkembangan Kawasan Berikat di Indonesia yang di dalamnya
terdapat fasilitas Export Processing Zone (&fZ) dan Bonded Warehouse (BW)
semakin pesat, yang ditunjukan dengan adanya Kawasan Berikat milik pemerintah
dan milik swasta.
Perkembangan industri dengan segala kegiatan dan peningkatan teknologi,
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Pada sisi lain kegiatan
i ndustri dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi kelangsungan hidup

2

manusia. Soerjani et al. (1987) menyatakan bahwa perkembangan industri dengan
menempatkan industri dalam suatu lokasi, pada kenyataannya dapat menimbulkan
Iimbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri maupun dari proses konsumsi dari
produk-produk industri itu.
Selain itu,
urbanisasi.

keberadaan industri mempunyai hubungan yang erat dengan

Hubungan ini dapat saja tejadi secara tidak langsung, misalnya dalam

bentuk migrasi dari pedesaan ke perkotaan yang tidak dterima pada sektor formal
(sebagai tenaga kej a industri), tetapi diterima dalam kegiatan informal di perkotaan.
Hirch (1975) menyatakan bahwa kaitan antam industrialisasi dan urbanisasi
merupakan suatu proses yang saling bersambungan terus menerus. Pada keseluruhan
proses indusm selalu memerlukan tenaga kerja sehingga proses penyerapan tenaga
kej a sangat penting dan komplek.
Selain menghasilkan limbah industri dan meningkatkam arus migrasi,
keberadaan

Kawasan

Berikat

Nusantara

juga

mempunyai

dampak

dalam

menciptakan perurnahan yang h u h . Hal itu bisa terjadi apabila penyedaan
pemukiman penduduk akibat laju kedatangan penduduk di sekitar a w a s a n Berikat
Nusantara tidak dantisipasi. Menurut Soekardi (1991) limbah domestik dari daerah
pemukiman pada saat ini merupakan sumber pencemaran air terbesar di Indonesia.
Kepadatan penduduk yang tingg &an menghasilkan berbagai macam limbah yang
mengandung bahan-bahan pencemar baik itu bahan pencemar organik, anorganik,
maupun bakteri yang melebihi daya tampung sumber-sumber air.
Pencemaran akibat limbah domestik dan pencemaran yang diakibatkan oleh
industri-industri yang berada di Kawasan Berikat Nusantara secara keseluruhan akan
menurunkan kesehatan lingkungan.

Semakin besar pencemaran yang terjadi, maka

3

semakin sulit usaha-usaha untuk mengantisipasinya. Contoh kejadian ini tidak saja
teqadi di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara majy misalnya
Amarika Serikat, menwut Soekardi ( 1991) negara Ameri ka Serikat merupakan
negara penghasil limbah berbahaya beracun yang terbesar, dengan jumlah sekitar 264
juta ton per tahun. Pengelolaan limbah yang kurang baik, menyebabkan Amerika
Serikat hams membersihkan 2.000
memerlukan biaya 20

-

I00

-

10.000 tempat pembuangan limbah, yang

milyard dollar.

Sejalan dengan situasi ini, maka

keberadaan Kawasan Berikat Nusantara harus dilihat dan &analisis secara
komprehensif
Perkembangan industri yang diikuti dengan kecenderungan peningkatan
limbah industri dan limbah domestik, peningkatan fasilitas perumahadpemukiman,
peningkatan kesempatan bekeja, perlu dipertimbangkan dengan analisis dampak
lingkungan berdasarkan konsepkonsep sistem, kecenderungan-kecenderungan yang
akan terjadi dengan adanya Kawasan Berikat Nusantara dapat diprediksi dengan
mensimulasikan pennasalahan yang timbul, sehingga kecenderungan-kecenderungan
yang bersifat negatif yang akan tejadi &pat ditanggulans secara dini.

1.2.

Perumusan MasaIah

Sistem Kawasan Berikat Nusantara memiliki daya tank terhadap peningkatan
investasi luar negeri (PMA) maupun investasi dalam negeri (PMDN) dan migrasi
penduduk. Peningkatan investasi berarti peningkatan jumlah berbagai industri, yang
berarti pula peningkatq berbagai limbah industri,

sedangkan migrasi berupa

peningkatan penduduk berarti peningkatan d a l m penyediaan kesempatan bekej a
dan peluang berusaha serta fasilitas sosial ekonomi berikut permukimannya.

4

Dengan

demikian

pembanynan

suatu

Kawasan

Berikat

mempunyai

keterkaitan terhadap sektor-sektor lain, sehingga mempunyai dampak yang cukup
besar baik yang bersifat positif maupun negatif

Pembangunan industri akan diikuti

dengan pertumbuhan penduduk dengan meningkatnya laju kedatangan penduduk ke
sekitar Kawasan Berikat yang cukup besar, sebagai akibat meningkatnya kcsempatan
bekeja dan peluang berusaha di sektor industri dan ikutannya.

Meningkatnya laju

perturnbuhan penduduk secara dramatis menuntut tersedianya sarana perumahan.
Demikian pula laju pencemaran akan semakin cepat, baik akibat dari sampah-sampah
penduduk, maupun limbah dari proses produksi berbagai industri.
Pengaruh dari perkembangan industri di dalam Kawasan Berikat Nusantara,
apabila ditinjau dari keterkaitannya terhadap sektor-sektor lain, memberikan dampak
yang cukup besar baik yang bersifat positif maupun negatif, teatstma pada rnasalah
kependudukan dan

pencemaran

Iingkungan.

Maksudnya apabila perubahan-

perubahan pada suatu faktor yang terkait dalam sistem Kawasan Berikat tidak
diantisipasi dengan cermat, maka akan terjadi lonjakan-lonjakan tak terkendali yang
bisa berakibat fatal terhadap peningkatan pencemaran lingkungan dan masalah
kependudukan, seperti tidak tersedianya kesempatan bekej a dan peluang berusaha,
dan tidak seimbangannya fasititas perumahan.
Perkembangan industri di Kawasan Berikat Nusantara saat ini telah
menunjukan adanya penurunan kualitas udara dengan beberapa parameter yang telah
melebihi nilai amhang batas, begitu pula dengan adanya penurunan kualitas air.
Pesatnya perkembangan industri juga akan meningkatkan perturnbuhan penduduk dj
sekitar Kawasan Berikat Nusantara seperti di kelurahan Marunda, Rorotan, dan
Cilincing yang lebih didominasi oleh tingkat kedatangan dari pada tingkat kelahiran.

5

Peningkatan penduduk dan peningkatan pencemaran lingkungan yang tejadi, apabila
tidak

diantisipasi

dengan

baik,

akan

semakin

meningkat

seiring

dengan

meningkatnya perkembangan berbagai industri di &lam Kawasan Berikat Nusantara.

1.3. Kerangka Pemikiran
Konsep Kawasan Berikat di Indonesia mmih menunjukan perkembangan
yang cukup baik, walaupun masih memiliki kelemahan-kelemafian bila dibandngkan
dengan negara maju.

Perkembangan yang baik ini menyebabkan tingginya daya

tarik bagi tenaga kerja lokal dan migran walaupun biaydupah tenaga kerja yang
rendah dan persyaratan dan pengawasan terhadap pencemaran lingkungan yang
kurang ketat.

Perencanaan pembangunan industri di Indonesia belum mengaitkan

terhadap aspek sosial dan budaya serta pencemaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan
masih banyaknya pembangunan industri yang tidak diterima oleh masyarakat
sekitamya, baik dengan alasan tidak d a p t meningkatkan kesejahteraan maupun
meningkatkan pencemaran dm menunmkan tingkat kesehatan. Fenomena ini
menunjukan, semakin berkembangnya Kawasan Berikat semakin besar masalah
kependudukan dan pencemaran yang dapat ditimbulkan, sehingga membutuhkan
biaya penanggulangan yang besar. Mengingat perkembangan sistem Kawasan
Berikat selalu dipengaruhi oleh beberapa sub sistem atau yang disebut juga faktor
seperti faktor kependudukan, perumahan, clan pencemaran, maka diperlukan suatu
analisis hubungan keterkaitan faktor-faktor pada perkembangan indushi di dalam
Kawasan Berikat dan memprediksi lonjakan-lonjakan yang akan teqadi selama
beroperasinya Kawasan Berikat Nusantara.
Pada faktor industri, peubah-peubah yang berpengaruh adalah lahan untuk
industri ,tingkat pembangunan industri, jumlah industri, dm tingkat pembongkaran

6

industri, peubah-peubah ini dapat memprediksi perkembangan industri.
dari jumlah dan jenis industri

Ditinjau

yang semakin berkembang serta kegiatan yang

dilakukan semakin beragam, maka semakin banyak pula jumlah dan jenis limbah
industri yang dihasilkan. Selain itu faktor industri sangat mempengaruhl faktor
kependudukan dengan terciptanya lapangan pekerjaan pada sektor industri dan
ikutannya.

Peubah-peubah

yang berpengaruh pada faktor kependudukan adalah

kesempatan bekerja, kedatangan penduduk, laju kepergian penduduk, tingkat
kelahiwn, tingkat kematian, serka jumlah penduduk itu sendiri.
Faktor
pencemaran.

kependudukan

akan

mempengaruhi

faktor

perumahan

dan

Perkembangan Tndustri di dalam Kawasan Berikat secara tidak

langsung juga menuntut didirikannya perumahan yang Iebih memadai, karena
penduduk yang datang ke sekitar kawasan ini sudah tentu membutuhkan perurnahan
begitu pula dengan penduduk asli yang baru menikah. Selain itu tingkat pencemaran
yang terjadi semakin meningkat. Pencemaran ini ditimbulkan oleh limbah-limbah
dari hasil industri dan sampah-sampah dari penduduk. Semakin banyak penduduk,
pencemaran akan semakin tinggi dan ditentukan berdasarkan rata-rata banyaknya
produksi sampah per orang setiap periode tertentu. Disamping pencemaran akibat
limbah domestik, secara keseluruhan pencemaran sangat ditentukan oleh laju
pencemaran yang diakibatkan oleh industri-industri yang berada di kawasan tersebut.
Semakin tinggi kadar pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah
produksi industri, perumahan yang kumuh, penduduk yang padat, mengakibatkan
semakin rendah kualitas lingkungan dan kesehatan lingkungan di kawasan itu,
sehingga usaha-usaha untuk mengantisipasinya juga hams ditingkatkan dan diketahui
secara dini.

Perkembangan industri di dalaln Kawasan Berikat Nusai~tarabertujuan untuk
rneningkatkan kesejahteraan masyarakat lnelalui penyediaan kese~npatanbelcerja dan
peluang berusaha tanpa menghasilkan limbah industri dan linlbah donlestilc serta
permasalahan kependudukan.

Untuk mencapai tujuan ini, banyak diperlgaruhi oleh

herhagai faktnr terkait. Berdasarkan uraian keterkaitan perkembangan industri dan
perkembangan

penduduk,

perumahan,

dan

pencemaran,

maka

Icetel-lcaitan

perkembangan industri terhadap masalah kependudukan dan pencemaran lingk~lngan
cukup komplek sehingga, perlu dipecahkan melalui analisis sistem dinamik dengan
menggunakan beberapa model.

Sub sistem industri, kependudukan, perumaha~l,maupun pencemaran masih
memiliki sub-sub sistenl yang sangat pentiilg pengaruhnya terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada masing-masing sub sisten~maupun pada keelupat sub
sistem (sub sistem industri, sub sistem kependudukan, sub sistem perurnahan, dan
sub sistem pencemaran) secara keseluruhan. Dengan suatu pendekatan sistem dan
lnensimulasikan model yang dibuat dapat diketahui hubungan antar faktor yang
terkait dan kecenderungan-kecenderungan yang bersifat negatif dan positif yang akzun
terjadi,

sehiugga hasilnya dapat digunakan

sebagai dasar dalam ~ilenent~~lcan

kebijakan-kebijakan yang tepat, terutama dalam menanggulangi kecenderungankecenderungan yang bersifat negatif.
dilihat pada Gambar 1 .

Kerangka pikir penelitian secara jelas dapat

Merniliki Daya Tarik :
Bagi Investor
Bagi Penduduk

Merniliki Kelernahan :
- Vpah bumh rnurah
PengawasanCingkungan
kurana ketat

I

Jumlah & Jenis lndustri Meningkat
(Lonjakan lndustri)

I I
Masalah
Kependudukan
dan Pencemaran
Semakin
meningkat

Kegiatan sernakin beragarn

n
Pencemaran yang ditimbulkan
Meningkat
(lonjakan limbah industri)

Menazik migrasi rnasuk
meningkatkan perturnbuhan
penduduk (lonjakan penduduk)

n

L.L
Perturnbuhan pernukirnan
(lonjakan pernukirnan)

-

I

Pencemaran domestik
(lonjakan lirnbah penduduk)

yang terkait dengan
perkembangan ~ndustri

dari faktor-faktar
y ang terkait

Masukan bagi penetapan
kebijakan-kebaakan publik

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

1.4.

Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Utama
Tujuan utama adalah untuk mengetahui variabel kunci dari keterkaitan
perkembangan industri terhadap masalah kependudukan dan pencemaran,
guna melestarikan keseimbangan lingkungan di Kawasan Berikat Nusantara.
1.4.2. Tujuan Operasional
Tujuan operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1)

Mengevaluasi

hubungan

faktor-faktor

(variabel-variabel

lnaupun

parameter-parameter) yang terkait dalam sistem industri suatu Kawasan
Berikat terutama pada aspek kependudukan dan pencemaran li~lgkungan.
2)

Memprediksi kecenderungan-kecenderungan dari faktor-faktol- terkait
yang mungkin terjadi pada aspek kependudukan

dan pencemaran

lingkungan selailla beroperasinya Kawasan Berikat Nusantara.
1.5.

Kegunaan Penelitian
Dengan

mengetahui

hubungan

faktor-faktor

(variabel-variabel

maupun

parameter-paranieter) yang terkait dan kecenderungan-kecendei-ungan yang nlnngltin
terjadi, diliarapkan dapat menjadi masukan untuk inenetapkan kebijakan-ItebiJakan
yang dianggap rnampu menlberikan penyelesaian dalaim nlencegah terjad~nya
masalah kependudukan dan pencemaran lingkungan di Kawasan Berikat Nusantara.

1.6.

Simbol-simbol yang Digunakan

0
p\

1

Variabel Level.

: Variabel Rate.
:

Source dan Sink

: Variabel Bantu.

-8- : Parameter.

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Kawasan Berikat
industri adalah kegiatan ekonorni yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang

bangun

dan

perekayasaan

industri,

yang

bertujuan

untuk

meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata
dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan atau hasil budidava serta
memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup (Undangundang No. 5 tahun 1984). Untuk itu di dalam mengembangkan industri yang
baik, perlu ditetapkan suatu daerah tertentu di wilayah Indonesia sebagai
kawasan atau daerah khusus untuk kegiatan industri.
Kawasan Berikat memiliki fasilitas kawasan pengolahan ekspor atau

i-,xporf P~.oce.s.sir7gZone (EPZ) dan pergudangan berikat atau H o r l d e d
Wnrehorcse (BW). Dengan demikian perlakuan bahan baku atau barang di
Kawasan Berikat berbeda dengan di Kawasan industri lainnya, terutama di
bidang kepabeanan. Menurut Peraturan Pemerintah RI. Nomor 22 tahun
1986, Kawasan Berikat merupakan suatu kawasan dengan batas-batas tertentu
di wilayah pabean Indonesia, yang di dalamnya diberlakukan ketentuan
khusus. sehingga setiap bahan baku atau barang yang masuk dan diolah sel-ta
disimpan mengalami perlakuan sebagai berikut :
1 ) Bahan baku

atau barang yang

berasal

dari

Iuar

wilayah

pabean

Indonesia :
( 1 ) Tanpa terlebih dahulu dikenakan pungutan bea, cukai dan atau

pungutan negara lainnya sampai barang-barang tersebut dikeluarkan
untuk tujuan in7port ke daerah pabean Indonesia lainnya.

(2) Tanpa dikenakan pungutan bea, cukai dan atau pungutan negara

lainnya, jika barang-barang tersebut dikeluarkan dengan tujuan reexport tanpa diolah.
(3) Tanpa dikenakan pungutan bea, cukai dan atau pungutan negara

lainnya, jika barang-barang tersebut

dikeluarkan denyan tujuan

expo7.t setelah diolah di dalam Kawasan Berikat.

2) Bahan baku atau barang yang berasal dari dalam wilayah pabean

Indonesia lainnya tanpa terlebih dahulu dikenakan pungutan bea, cukai
dan atau

pungutan

negara lainnya

sampai barang-barang

tersebut

dikeluarkan dari Kawasan Berikat.
3 ) Bahan baku atau barang yang dimasukan ke dalam kawasan Berikat tidak

terkena pengaturan tata niaga inzpn~f.
Suatu wilayah dapat ditetapkan sebagai Kawasan Berikat, apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1)

Mempunyai

atau

melakukan

fungsi

menyediakan
Kawasan

sarana

Berikat

dan

dalam

prasarnna

agar

pengolahan

dan

dapat
atau

penyirnpanan barang.
2)

Merupakan wilayah yang rnemiliki batas tertentu dan jelas (bebas dari
hak-hak pihak lain), berdasarkan peraturan perundang-undangan vang
berlaku.

3)

Ditetapkan sebagai Kawasan Berikat oleh Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 3 tahun

Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1997, Kawasan Berikat

I996 dan

atau I5xport

/'rocessi~?gZone (EPz) merupakan suatu kawasan yang menyediakan iahan

dan gudang untuk usaha yang bergerak dibidang ekspor.
dilakukan kegiatan-kegiatan :

Di dalam kawasan

1)

Usaha industri pengolahan barang dan bahan;

2)

Kegiatan rancang bangun dan perekayasaan;

3)

Penyortiran, pemeriksaan awaI, pemeriksaan akhir;

4)

Pengepakan atas barang dan bahan asal impor atau barang dan bahan dari
dalam daerah Pabean Indonesia lainnya, yang hasilnya terutama untuk
tujuan

ekspor,

dengan

mendapatkan

perlakuan

khusus

dibidang

kepabeanan, cukai dan perpajakan.
Kawasan Berikat ini juga merupakan usaha dalam mengarahkan
industrialisasi yang berorientasi pada

Trnde" yaitu seluruh industri

yang beroperasi dibebaskan dari seluruh peraturan pabean di dalam nezeri
dan seluruh atau sebagian besar hasil industri untuk di ekspor.
Dengan demikian tujuan didirikannya Kawasan Berikat Nusantara

(KBN) adalah :
1)

Memudahkan dan mempercepat proses impor dan ekspor;

2) Meningkatkan ekspor non migas khususnya ekspor industri manufaiitur;
3)

Meningkatkan penanaman modal baik PMA maupun PMDN khususnya
bidang industri manufaktur;

4)

Meningkatkan kesempatan kerja di sektor industri;

5)

Memberikan peluang bagi proses alih teknologi dan bagi berbagai
keahlian lainnya, terutama untuk pemasaran di pasar internasional.
Tujuan ini sesuai dengan program industri yang saat ini diiuncurltan

oleh pemerintah yaitu :
1)

Program penataan dan penguatan basis produksi dan distribusi:

2)

Program penguatan kerangka peraturan pendukung iklim kompetitif;

3)

Program penguatan wahana pengembangan usaha;

4)

Program penguatan industri pendukung pasar barang dan jasa:

5)

Pengembangan informasi pasar barang dan jasa;

6)

Program peningkatan kelembagaan ekspor barang dan jasa.
Dengan lebih rnenyadari keunggulan Kawasan Berikat dalam menarik

investor luar negeri maupun dalam negeri, maka pemerintah masih cenderung
menambah kawasan-kawasan berikat baru, baik milik pemerintah seperti
Kawasan Berikat Nusantara, maupun milik swasta seperti yang ada di Bekasi,
Cikampek,

Semarang,

Mojokerto,

Pasuruan

dan

Medan,

tanpa

mempertimbangkan dampak Kawasan Berikat dalam menurunkan kualitas
lingkungan.
Kawasan Berikat seperti Kawasan Berikat Nusantara (KBN), di Asia
berkembang

dengan baik, banyak

tumbuh di

Negara

Laos,

Vietnam.

Kamboja, Thailand dan Cina. Selain itu saat ini sedang berkernbang konsep
"

Klaster Industri

".

Konsep ini menghilangkan pengaruh batas negara dalam

pengembangan hubungan ekonomi internasional dan mendudukan wilayah
sebagai unit-unit

satuan ekonomi yang mempengaruhi keputusan akhir

pen~alokasian sumberdaya,

sehingga

saat

ini

industri

yang

t~anva

mengandalkan keunggulan komparatif tanpa memiliki keunggulan knmpetitif
sulit untuk bersaing

Dengan perspektif ini, titik berat upaya peninpkatan

daya saing kegiatan industri adalah dalam satuan kelompok kegiatan industri
yang

saling menunjang dan memiliki keterkaitan yang integral dengan

jaringan usaha sektor produktif lain dan distribusi.
Namun demikian konsep Kawasan Berikat (KB) di Indonesia masih
menunjukan perkembangan cukup baik dengan tersebarnya Kawasan Berikat
di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Lokasi Kawasan Berikat (KB) Swasta di

lndonesia seluas 5 5 6 ha yang terdiri dari : KB. Lamhotma di Medan seluas
200 ha, K E . Bintan seluas 5 6 ha, KB. M M I D di Cibitung Bekasi seluas 76 ha,

KB. Cibinong Centre Industrial Estate di Cibinong seluas 24 ha, KB. Besland
di Cikampek seluas 6 5 ha,

KB. Indo Taisei Indah Development di Cikampek

seluas 50 ha. KB. Ngoro Industrial estate di Mojokerto seluas 35 ha dan K B .
P I E R di Pasuruan seluas 50 ha. Sedangkan Kawasan Berikat Nusantara yang
berada di D K l Jakarta terdiri di tiga lokasi yaitu Cakung seluas 173 ha.
Tanjung Priok seluas 10 ha dan Marunda seluas 410 ha (dalam masa
konstruksi Kawasan Berikat 150 ha).
Dengan demikian konsep Kawasan Berikat masih memiliki daya tarik
b a ~ iinvestor, karena adanya fasilitas pengolahan dan pergudangan serta
kemudahan di dalam pengurusan perijinan dengan sistem one stop .se~.vice.

Sistem

L)IP~

stop service masih dimonopoli oleh PT Kawasan

Bet-ikat

Nusantara, ha1 ini karena menyangkut pelimpahan wewenang pemerintah.
sehingga hanya PT Kawasan Berikat Nusantara sebagai B U M N yang
mendapatkan pelimpahan wewenang tersebut.
Selain itu Kawasan Berikat di negara berkembang khususnya negaranegara Asia,

masih

memiliki

kelemahan-kelemahan

bila

dibandingkan

dengan negara-negara maju karena memiliki daya tarik bagi tenasp kcrja
lokal maupun migran walaupun biaya tenaga kerja yang diberikan relatif
rendah, serta persyaratan dan pengawasan terhadap kualitas lingkungan yang
kurang ketat .

2.2.

Illdustrialisasi dan Kependudukan
Pembangunan

sektor lndustri tidaklah berdiri

berkaitan dengan sektor-sektor lain di luar sektor industri

sendiri meIa~nlian
Peranan sektor

industri dalam pembangunan ekonomi adalah memperluas lapangan kerla.
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa

yang diperlukan masyarakat.

menghasilkan devisa melalui ekspor dan menghemat devisa melalui subtitusi
produk impor (Ravie, 1979)

Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu
sumberdaya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal
sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya. Hal ini berarti pula sebagai suatu
usaha meningkatkan produktifitas tenaga kerja manusia disertai usaha ~ t n t u k
memperluas ruang

lingkup kegiatan

manusia. Dengan

dernikian dapat

diusahakan secara vertikal semakin besarnya nilai tambah pada keg'
rlatan
ekonomi dan sekaligus secara horizontal semakin luasnya Iapangan lterja
produktif bagi penduduk yang semakin bertambah.
Kita sering mendengar pendapat bahwa industri mempunvai peranan
sebagai "sektor unggulan", maksudnya adalah dengan adanya pembanpunan
industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor
lainnya, seperti sektor pertanian dan sektor jasa,

misainya pertumbuhan

industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk
menyediakan bahan baku bagi industri. Sektor jasa juga berkembang dengan
adanya

industrialisasi

tersebut,

misalnya

berdirinya

lembaga-lembaya

keuangan, lembaga-lembaga pemasaran dan perdagangan, periklanan. dan
transportasi, yang

kesemuanya

akan

mendukung

lajunya

pertumbuhan

industri, berarti keadaannya menyebabkan meluasnya kesempatan

bekerja

yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat
(daya

belinya).

Kenaikan

pendapatan

dan

meningkatnya

daya

beli.

menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh dan sehat (Arsyad. I9S8).
Ada beberapa ha1 yang harus diperhatikan dalam melaksa~xakan
pembangunan industri, yang antara lain
1)

adalah :

Lokasi industri diarahkan pada tempat-tempat

yang

serasi dengan

perkembangan wilayah dilihat dari segi pemahaman penduduk, serta
tersedianya sumberdaya dan sarana lainnya. Di samping itu hendaknva

diingat pula beberapa jenis baik besar maupun kecil menghendaki svaratsyarat letak tertentu.

2)

Pemanfaatan sumberdaya alam dalam jenis-jenis industri yang sesuai
yaitu dengan mengarahkan pada pertumbuhan industri yang sesuai dan
yang memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang sebesar-besarnya
(Ravie, 1979).

3)

Kegiatan produksi yang semakin meningkat disamping menghasilkan alat
pemenuhan kebutuhan yang lebih banyak berupa barang dan jasa juya
menghasilkan adanya pencemaran lingkungan, yang mempunyai dalnpak
negatif terhadap kesehatan manusia

4)

Pencemaran kegiatan industri maupun ikutannya akan menurunkan
kualitas tanah, udara dan air, dan semakin memburuknya kualitas. akan
semakin tinggi biaya penanggulangannya serta semakin berat pencapaian
tujuan pembangunan yang diinginkan.
Secara harfiah makna industrialisasi lebih mengarah kepada suatu

prosedkeyiatan industri yang tengah berlangsung, sedangkan urbanisasi lebih
diartikan sebagai suatu proses yang membawa bayian yang semakin besar
dari

penduduk

suatu negara untuk

berdiam di

pusat-pusat

perkotaan

(Short, 1984).
Perkembangan industrialisasi
meningkatnya

jumlah

dapat dilihat

pembangunan

industri

secara langsuny
dan

investasi

dari
vang

menyertainya, sedangkan perkembangan urbanisasi dapat dilihat dari tingkat
urbanisasinya (Hammoond,

dengan : Pu
U
P

:
.
:

dalam Prasetyo,

1994) yaitu melalui rumus :

Persentase penduduk Iokal yang berada di kota
Penduduk lokal yang berada di kota
Penduduk total yang berada di suatu kota

Makna urbanisasi

dapat diperluas misalnya

menyangkut

adanya

pergerakan penduduk dari desa yang asalnya bermatapencaharian sektor
pertanian ke kota dengan maksud mencari pekerjaan di sektor industri.
Dengan pemahaman ini, maka sebenarnya terjadi kaitan yang cukup penting
antara proses industrialisasi dan urbanisasi

Kegiatan industrialisasi dan

urbanisasi lebih merupakan proses sosial yang berlangsung secara simultan.
Lebih jauh, Hirsch (1975) menyatakan bahwa, kaitan antara industrialisasi
dan urbanisasi merupakan suatu proses yang saling bersambungan terus
menerus, dan bukan hanya memberikan pengaruh kumulatif, melainkan juga
mengumpulkan kecepatan dalam peningkatan pertumbuhan.
Fuchs (1 987) rnenyatakan bahwa, pada beberapa nepat-a

McGee

yang sedang berkembang khususnya di Indonesia, pengaruh industrialisasi
bukan semata-mata berkaitan

erat

dengan urbanisasi,

kalaupun terjadi

urbanisasi maka jenis urbanisasinya adalah urbanisasi tersamar (pselldo
~/rbmzizntion).Ilrbanisasi yang terjadi bukan semata-mata karena adany a

industrialisasi di kota, seperti yang pernah terjadi di Amerika, melainkan
karena terserapnya para migran ke dalam sektor informal. Kondisi ini
disebabkan
dibandingkan

karena

kebutuhan

dengan

tenaga

penawaran

yang

kerja

industri

lebih

ada,

sehingga

sebagian

sedikit
besar

penduduk justru akan tertampung pada sektor informal.
Pengaruh industrialisasi terhadap urbanisasi berlangsung terutama
melalui pemilihan lokasi, komposisi industri dan kinerja ekonomi. Peuyaruh
lain seperti teknologi dan strategi perdagangan merupakan penurunan dari
faktor-faktor primer di atas. Karakteristik urbanisasi yang menarik dikaji
adalah kecenderungan urbanisasi, primasi perkotaan sel-ta ketenagakerjaan
(Prabatmodjo dan Micklin, 1991).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditandai dengan perkembangan
akan mernpengaruhi peningkatan urbanisasi.
sektor industri (man74fact~tri~g)
Hubungan antara industrialisasi dengan urbanisasi dapat saja terjadi secara
tidak langsung, yaitu migrasi yang pindah dari pedesaan ke perkotaan bisa
saja tidak langsung diterima p