5. Kerangka Konseptual dan Teoritik
5.1. State of the Art
Republika selama ini telah banyak dijadikan subyek penelitian oleh para akademisi. Kebanyakan penelitian yang dilakukan melihat keterkaitan agama
dengan praktik jurnalistik yang dilakukan oleh Republika melalui analisis bahasa. Penelitian Agus Sudibyo misalnya mencoba untuk memahami prasangka antar
umat beragama dalam pemberitaan Republika melalui analisis bahasa
3
. Dalam penelitian tersebut Agus Sudibyo menyimpulkan media Islam seperti Republika
lebih berani dalam memberikan evaluasi-evaluasi yang mensiratkan prasangka negatif tentang kelompok-kelompok Kristen. Prasangka tersebut terlihat dari
penggunaan istilah-istilah kunci yang bersifat konotatif, metaphor, dan hiperbolis, serta symbol-simbol visual foto yang digunakan untuk merekonstruksi fakta
kerusuhan Sudibyo dkk, 2001:173. Sudibyo mengatakan bahwa Republika masih terlihat santun, teduh, simpatik terhadap umat Islam namun tidak
berprasangka terhadap umat Kristen serta netral saat memberitakan isu kerusuhan di Ketapang, Kupang, dan pemboman masjid Istiqlal. Sifat ini berubah drastis saat
Republika memberitakan isu kerusuhan di Maluku. Sudibyo mengatakan bahwa Republika mengalami “radikalisasi” pemberitaan dengan menjadi sangat
tendensius terhadap umat Kristen, vulgar, emosional, dan sering menggambarkan umat Kristen dengan sangat buruk. Sudibyo bahkan mengatakan bahwa Republika
terkesan memprovokasi umat Islam untuk berjihad membela Muslim Maluku Sudibyo dkk, 2001:175.
3
Dalam penelitiannya Agus Sudibyo mengambil sampel dari empat isu pemberitaan, yaitu kasus Kerusuhan di Kupang, Ketapang, dan Maluku serta Kasus Pengeboman Masjid Istiqlal di
Jakarta.
13
Sementara itu pendapat yang agak berbeda dapat ditemukan dalam penelitian H.M. Achjar. Dalam penelitiannya ia berusaha memahami latar
belakang pemuatan berita seputar diskursus keagamaan di Harian Republika serta dampak sosialnya bagi masyarakat. Ia kemudian menilai bahwa pada dimensi
agama, Republika menyokong sikap beragama yang inklusif, toleran, tulus, sekaligus kritis. Republika juga bersedia mengembangkan pemahaman keagamaan
dan keberagamaan yang tajam, segar, dan cerdas guna mendorong terciptanya titik temu dan upaya dialogis antar agama H.M. Achjar. Survivalitas Agama di
Tengah Arus Media. Surabaya: Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya. Hal. 14. H.M. Achjar menariknya juga menyinggung peran Republika
dalam membentuk solidaritas umat Muslim yang akhirnya turut mendorong pngiriman laskar jihad ke Ambon dan Poso oleh salah satu ormas Islam Achjar,
Hal. 18
4
. Terakhir ada juga penelitian Mansyur Semma 1998 yang melakukan studi
gatekeeping dan analisis isi terhadap pemberitaan Republika terkait isu peristiwa Timor Timur dan Situbundo. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa
Republika, terutama terkait peristiwa Timor Timur, cenderung meneguhkan sikap gatekeeper Republika yang lebih memihak pada kepentingan umat Islam.
Republika dinilai intensif dan variatif saat memberitakan isu Timor Timur karena ada kepentingan umat Islam disana. Sebaliknya pada peristiwa Situbundo
Republika dinilai cenderung membatasi dan menyembunyikan informasi Semma, 1998: 233 dan 244.
4
Penelitian H.M. Achjar sendiri sebenarnya tidak hanya meneliti Republika, namun juga Harian Kompas, akan tetapi untuk relevansi penelitian ini maka hanya muatan penelitian Republika lah
yang diambil sebagai contoh
14
Konsep Toleransi Politik sementara itu telah banyak di teliti oleh para ilmuwan. Penelitian ini sendiri banyak merujuk pada penelitian kuantitatif Saiful
Mujani mengenai hubungan antara Islam dan Demokrasi di Indonesia, di mana salah satu dimensi yang di ukur dalam penelitian tersebut adalah toleransi politik
yang akan dijadikan dasar dalam penelitian ini. Pada penelitian itu sendiri Mujani menemukan bahwa toleransi politik Muslim Indonesia tergolong cukup walaupun
tidak dapat dikatakan tinggi Mujani, Saiful, 2007: 316-317. Penelitian Mujani ini tidak banyak berbicara mengenai media massa dan hanya mengamati toleransi
politik yang ada dalam masyarakat, bukan dalam media massa. Penelitiannya juga merupakan penelitian kuantitatif yang sungguh berbeda dari penelitian ini yang
menggunakan pendekatan kualitatif.
5.2. Paradigma Penelitian