Jenis Kedalaman Luka Fase Penyembuhan Luka

kosolven, yaitu untuk melarutkan ekstrak kental sehingga dapat diformulasikan dalam sediaan Lachman et al., 1994. 3 Propilen Glikol Propilen glikol berupa larutan bening, tidak berwarna, kental, tidak berbau dan berasa manis, sedikit tajam seperti gliserin Kibbe, 2004. Kegunaan propilen glikol dalam sediaan gel yakni sebagai humektan, penahan lembab, meningkatkan kelembutan dan daya sebar sediaan, dan melindungi gel dari pengeringan Weller, 2009. Selain itu juga penambahan propilen glikol pada sediaan topikal juga dapat meningkatkan laju difusi Agoes, G., and Darijanto, S.T., 1993, dan memiliki stabilitas yang baik pada pH 3-6 Allen, 2002.

3. Luka

Luka adalah suatu cedera dimana kulit robek, terpotong atau tertusuk. Faktor yang disebabkan luka seperti trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Luka dikategorikan dua jenis yaitu luka terbuka dan luka tertutup. Luka terbuka diklasifikasikan berdasarkan obyek penyebab luka antara lain yaitu luka insisi, luka laserasi, luka abrasi, luka tusuk, luka penetrasi, dan luka tembak, sedangkan luka tertutup dibagi menjadi tiga yaitu kontusi, hematoma, dan luka tekan Pusponegoro et al., 2005.

a. Jenis Kedalaman Luka

Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka dapat dibagi menjadi 4 jenis Baroroh, 2011: 1 Stadium 1 Luka superfisial Non-Blanching Erithema: yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit. 2 Stadium 2 Luka partial thickness: yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal. 3 Stadium 3 Luka full thickness: yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya. 4 Stadium 4 Luka full thickness: yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksikerusakan yang luas.

b. Fase Penyembuhan Luka

Menurut Suryadi et al. 2012 Menyatakan bahwa fase penyembuhan luka terdiri dari tiga fase yaitu: hemostasis inflamasi, proliferasi, dan remodeling. 1 Fase Awal Hemostasis dan Inflamasi Pada luka yang menembus epidermis, akan merusak pembuluh darah menyebabkan pendarahan. Untuk mengatasinya terjadilah proses hemostasis. Proses ini memerlukan peranan platelet dan fibrin. Pada pembuluh darah normal, terdapat produk endotel seperti prostasiklin untuk menghambat pembentukan bekuan darah. Ketika pembuluh darah pecah, proses pembekuan dimulai dari rangsangan kolagen terhadap platelet. Platelet menempel dengan platelet lainnya dimediasi oleh protein fibrinogen dan faktor Von Willebrand. Agregasi platelet bersama dengan eritrosit akan menutup kapiler untuk menghentikan pendarahan Lawrence, 2002. 2 Fase Intermediate Proliferasi Pada fase ini terjadi penurunan jumlah sel-sel inflamasi, tanda-tanda radang berkurang, munculnya sel fibroblast yang berproliferasi, pembentukan pembuluh darah baru, epitelialisasi, dan kontraksi luka Lawrence, 2002. 3 Fase Akhir Remodelling Fase remodelling jaringan parut adalah fase terlama dari proses penyembuhan, remodelling akan meningkatkan kekuatan tahanan luka secara drastis. Pada fase ini mengadakan proses penggantian jaringan yang baru hingga 90 dari normal Lawrence, 2002.

4. Evaluasi Sediaan Gel

Dokumen yang terkait

Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) Sebagai Penyembuh Luka Bakar Pada Kelinci

0 2 7

FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Euphatorium odoratum L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA TERBUKA Formulation Ointment Preparation Leaf Extract Ethanol Kirinyuh ( Euphatorium Odoratum L. ) As Healer Open Wound In Rabbit.

2 12 15

PENDAHULUAN Formulasi Sediaan Gel Basis Na-Cmc Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe Pinnata (Lmk.) Pers.) Sebagai Penyembuh Luka Bakar Pada Kelinci.

0 5 8

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Eupatorium odoratum L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA TERBUKA Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Eupatorium Odoratum L.) Sebagai Penyembuh Luka Terbuka Pada Kelinci.

1 3 13

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Eupatorium odoratum L.) SEBAGAI PENYEMBUH Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Eupatorium Odoratum L.) Sebagai Penyembuh Luka Terbuka Pada Kelinci.

0 1 13

DAFTAR PUSTAKA Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Eupatorium Odoratum L.) Sebagai Penyembuh Luka Terbuka Pada Kelinci.

0 8 4

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata L.) SEBAGAI Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) Sebagai Penyembuh Luka Bakar Pada Kelinci.

0 2 10

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata L.) SEBAGAI Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) Sebagai Penyembuh Luka Bakar Pada Kelinci.

0 4 12

PENDAHULUAN Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) Sebagai Penyembuh Luka Bakar Pada Kelinci.

1 16 6

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Eupatorium odoratum L.) SEBAGAI ANTIINFLAMASI

1 1 5