14 Project Management Institut Body of Knowledge PMBOK, 1992, manajemen
resiko didefinisikan sebuah proses yang berkaitan dengan identifikasi, analisis, tanggapan terhadap ketidakpastian termasuk memaksimalkan hasil dari peristiwa
positif dan meminimalkan dampak dari peristiwa sebaliknya Burke, 2000. Pendekatan yang dilakukan terhadap resiko yaitu mengidentifikasi serta
mengevaluasi resiko proyek dapat mempertimbangkan apa yang akan dilakukan terhadap dampak yang ditimbulkan, kemungkinan pengalihan resiko kepada
pihak lain, atau bagaimana mengurangi resiko yang terjadi. Manajemen resiko memiliki tujuan pokok untuk membatasi kemungkinan terjadinya dan dampak
resiko dari kegiatan proyek yang bersifat negatif. Proses manajemen resiko proyek terdiri dari identifikasi, penilaian, tanggapan, serta pemantauan dan
pengendalian terhadap resiko seperti ditunjukkan Gambar 2.2 Gray dan Larson, 2003.
Gambar 2.2. Proses Manajemen Resiko Proyek
Sumber Gray dan Larson, Project Management: The Managerial Process, 2003
2.2.4.1. Risk Identification Identifikasi Resiko
Identifikasi resiko adalah suatu proses pengkajian resiko dan ketidakpastian yang dilakukan secara sistematis dan terus-menerus. Agar resiko dapat dikelola
secara efektif maka langkah pertama adalah mengidentifikasi jenis resiko.
15 Identifikasi resiko dikategorikan berdasarkan potensi sumber resiko atau dapat
pula berdasarkan dampak terhadap sasaran proyek Soeharto, 2001. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan identifikasi resiko ini adalah
cause and effect, yaitu dengan menganalisis apa yang akan terjadi dan potensi akibat yang akan ditimbulkan. Sumber resiko dapat diartikan sebagai faktor yang
dapat menimbulkan kejadian kejadian yang bersifat negatif atau positif. Sebagai contoh, sumber resiko dari suatu proyek dapat berupa:
a. Resiko yang berkaitan dengan Bidang Manajemen Kurang tepatnya perencanaan lingkup, biaya, jadwal, dan mutu.
Kurang tepatnya pengendalian lingkup, biaya, jadwal, dan mutu. Ketepatan penentuan struktur organisasi.
Ketelitian pemilihan personil. Kekaburan kebijakan dan prosedur.
Koordinasi pelaksanaan.
b. Resiko yang berkaitan dengan Bidang Teknis dan Implementasi Ketepatan pekerjaan dan produk desain-engineering.
Ketepatan pengadaan material dan peralatan volume, jadwal, harga, dan
kualitas. Ketepatan pekerjaan konstruksi jadwal dan kualitas
Tersedianya tenaga ahli dan penyedia. Tersedianya tenaga kerja lapangan.
Variasi dalam produktivitas kerja. Kondisi lokasi dan site.
Ditemukannya teknologi baru peralatan atau metode dalam proses
konstruksi dan produksi. c. Resiko yang berkaitan dengan Bidang Kontrak dan Hukum
Pasal-pasal kurang lengkap, kurang jelas, dan interprestasi yang berbeda.
Pengaturan pembayaran, change order, dan klaim. Masalah jaminan, guaranty, dan waranty.
Lisensi dan hak paten. Force majeure.
d. Resiko yang berkaitan dengan Situasi Ekonomi, Sosial, dan Politik Situasi pasar persediaan dan penawaran material dan peralatan.
16 Ketidakstabilan moneter devaluasi.
Realisasi pinjaman. Aliran kas.
Beberapa jenis resiko di atas bersifat uncontrollable dan dapat mempengaruhi sekaligus keempat sasaran proyek. Jenis resiko yang bersifat uncontrollable
tersebut adalah: Peraturan pemerintah, seperti kenaikan bahan bakar, ekspor-impor barang,
masalah lingkungan, peraturan baru, dan lain-lain. Bencana alam, seperti gempa bumi, badai, dan banjir.
Pergolakan sosial politik, seperti pemogokan, keributan, dan perang. Perubahan moneter yang cukup besar, misalnya devaluasi.
2.2.4.2. Risk Assessment Penilaian Resiko